Category: Kompas.com Nasional

  • Lebaran ke Rumah Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Bahas Politik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Lebaran ke Rumah Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Bahas Politik Nasional 31 Maret 2025

    Lebaran ke Rumah Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Bahas Politik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai
    Gerindra
    , Ahmad Muzani, mengaku tak membahas masalah politi saat Lebaran di rumah Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri

    “Enggak ada hal berat apalagi politik, enggak ada sama sekali,” ujar Muzani saat ditemui awak media di depan rumah Megawati, Senin (31/3/2025).
    Muzani mengatakan, pertemuan hari ini murni untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dalam rangka Lebaran.
    Hal yang sama juga berlaku dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla.
    “Pertemuan dengan Bu Mega, Pak JK tidak ada pembicaraan politik sama sekali, pembicaraan tentang Lebaran, tentang suasana Lebaran dan ya Lebaran semuanya, makan-makan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir batin,” kata Muzani lagi.
    Setelah mengunjungi Megawati, Muzani berencana untuk mengunjungi Wapres ke-6 RI Try Sutrisno dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
    Terkait putra Presiden Prabowo Subianto,
    Didit Hadiprasetyo
    , yang juga bersilaturahmi ke Megawati, Muzani menyebut kedua keluarga memang akrab. 
    “Didit sangat akrab dengan Ibu Puan dan keluarga Bu Puan di sini,” kata Muzani.
    Bahkan, Didit disebutkan sangat menikmati suasana Lebaran di rumah Megawati.
    “Jadi, beliau menikmati suasana Lebaran ini,” lanjut Muzani.
    Muzani mengatakan, dirinya dan Didit sangat akrab dengan keluarga Megawati.
    “Ya kita semua akrab karena Lebaran,” kata dia.
    Hari ini, sejumlah pejabat negara dan kader Perjuangan terlihat bersilaturahmi ke Megawati Soekarnoputri.
    Mereka yang tiba antara lain, Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Bang Doel.
    Kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin, dan Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono.
    Sejumlah kader PDI Perjuangan yang lain juga sudah terlihat hadir di lokasi.
    Beberapa di antaranya adalah Juru Bicara PDI Perjuangan, Ronny Talapessy, dan Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto.
    Kemudian, terlihat juga Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail. Kedua pengacara ini diketahui sering menjadi kuasa hukum PDI Perjuangan dalam beberapa kesempatan.
    Lalu, terlihat juga mantan anggota DPR RI Trimedya Panjaitan dan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono dan Rano Diskusi soal Banjir Saat Halalbihalal dengan Megawati
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Pramono dan Rano Diskusi soal Banjir Saat Halalbihalal dengan Megawati Nasional 31 Maret 2025

    Pramono dan Rano Diskusi soal Banjir Saat Halalbihalal dengan Megawati
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    mengaku banyak berdiskusi soal Jakarta dengan Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri
    saat bersilaturahmi ke kediaman Megawati, pada hari Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin (31/3/2025).
    “Wah banyak sekali, walaupun halalbihalal. Saya sama Bang Doel,” ujar Pramono kepada awak media yang menunggu di depan rumah Megawati, Senin.
    Masalah yang dibahas antara lain banjir, macet, sampah, dan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
    “Pasti (bahas) urusannya banjir, macet, sampah. KJP sudah dibagi benar atau belum? (Kartu) difabel sudah dapat atau belum? Lansia sudah dapat atau belum?” ujar Pramono.
    Kepada Megawati, Pramono juga melaporkan soal persiapan dan prediksi untuk menghadapi banjir rob.
    “Alhamdulillah hampir sebagian besar kita bisa jawab, termasuk prediksi rob yang terjadi pada tanggal 28, 29, dan 30,” kata Pramono.
    Meski hari ini banjir rob tidak terjadi, pemerintah tetap menyiapkan 500 pompa air.
    Kemudian, Pramono juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jakarta akan meninggikan sejumlah tanggul.
    “Kita akan tinggikan, terutama nanti di Muara Angke, tanggul utamanya kita buat 2,5 meter,” kata dia.
    Pramono mengatakan, dirinya dan Rano sudah lebih berpengalaman menghadapi banjir.
    Jika dibandingkan dengan daerah lain, Jakarta dirasakan lebih siap.
    “Saya dan Bang Doel sudah alami, banjir kiriman sudah pernah, banjir rob, ya. Alhamdulillah, bisa kita tangani, banjir lokal sudah pernah, banjir kiriman juga dibandingkan daerah lain tanpa menyebut nama,” kata dia.
    Pramono mengatakan, setelah Lebaran, dia dan Rano akan memperbaiki infrastruktur Jakarta untuk menghadapi banjir.
    Salah satunya dengan menormalisasi
    Kali Ciliwung
    .
    “Memang infrastruktur Jakarta harus dilakukan perbaikan, sehingga dengan demikian setelah Lebaran ini saya dan Bang Doel normalisasi Ciliwung itu akan kita lanjutkan karena normalisasi Ciliwung itu 40 persen dari kontribusi banjir di Jakarta,” kata Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo "Open House" di Istana, Komunitas Sahabat Disabilitas Ungkap Harapan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Prabowo "Open House" di Istana, Komunitas Sahabat Disabilitas Ungkap Harapan Nasional 31 Maret 2025

    Prabowo “Open House” di Istana, Komunitas Sahabat Disabilitas Ungkap Harapan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Acara
    Gelar Griya
    atau
    open house
    yang diadakan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Senin (31/3/2025) disambut dengan antusiasme tinggi dari masyarakat.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, antrean di depan Kementerian Sekretariat Negara sudah mulai mengular sejak pukul 07.00 WIB.
    Masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk penyandang
    disabilitas
    , turut serta dalam antrean tersebut.
    Salah satunya adalah Rosida (50) yang tergabung dalam Komunitas Sahabat
    Disabilitas
    .
    Ia mengungkapkan, komunitasnya mendapat kesempatan untuk bersilaturahmi dengan
    Presiden Prabowo
    .
    “Kami diberi kesempatan untuk bisa ikut menghadiri open house di Istana Presiden ini bersama teman-teman disabilitas lainnya,” ujarnya.
    Rosida mengaku sudah tiba di lokasi sejak pukul 06.30 WIB untuk mengantre masuk ke Istana.
    Pada jam tersebut, lanjut dia, sudah banyak masyarakat yang menunggu untuk masuk.
    Ia juga berharap agar Prabowo sebagai Presiden RI dapat lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas.
    “Harapan saya untuk lebih memfasilitasi kami sebagai disabilitas. Karena kan disabilitas itu tidak semuanya akses ya. Kami kan beragam. Ada yang tunadaksa, seperti saya yang menggunakan kursi roda. Ada yang pakai tongkat. Ada tunarungu, ada low vision, itu macam-macam,” ucapnya.
    Di tempat terpisah, Begawan Musafa (46) juga menyampaikan antusiasmenya untuk menghadiri
    open house
    tersebut.
    Ia mengaku telah berangkat dari rumahnya di Bogor sejak pukul 04.00 WIB pagi dan mulai antre di gerbang Kementerian Sekretariat Negara sejak pukul 06.30 WIB.
    “Ya (mau) salaman. Selamat hari Lebaran, terus yang namanya warga pengen (ketemu) sama presidennya,” ujarnya.
    Acara ini menunjukkan keterlibatan masyarakat yang beragam dalam menyambut momen penting tersebut, menciptakan suasana hangat dan penuh harapan bagi semua kalangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendagri Imbau Warga Hati-hati Saat Lebaran, Beberapa Daerah Akan Hujan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Mendagri Imbau Warga Hati-hati Saat Lebaran, Beberapa Daerah Akan Hujan Nasional 31 Maret 2025

    Mendagri Imbau Warga Hati-hati Saat Lebaran, Beberapa Daerah Akan Hujan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau masyarakat yang merayakan
    Lebaran
    , pada Senin (31/3/2025), tetap berhati-hati ketika berkumpul bersama keluarga.
    Sebab, menurut dia, berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), terdapat beberapa daerah yang akan hujan.
    “Ada beberapa daerah yang menurut BMKG mungkin akan ada hujan hari ini. Dan ada yang
    gelombang besar
    seperti Maluku Utara. Jadi, kita minta masyarakat terus berhati-hati,” kata Tito, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, usai Shalat Id, Senin.
    Tito mengimbau semua petugas
    siaga bencana
    di daerah, termasuk pemerintah daerah, untuk bersiapsiaga.
    Selain itu, pemerintah daerah diminta mengantisipasi lonjakan pengunjung di tempat wisata.
    “Terutama hari ini nanti, Lebaran, tempat-tempat pariwisata akan ramai. Ini semua sudah diantisipasi,” ujar mantan Kapolri ini.
    Terkait arus mudik, Tito memastikan semuanya berjalan lancar dan terkendali.
    Hal itu dipastikan setelah pemerintah menggelar rapat untuk memantau situasi mudik pada Minggu (30/3/2025) malam.
    “Alhamdulillah semua arus mudik lancar. Kemudian, pangan semua terkendali baik. Harga-harga ini terkendali, sangat terkendali. Kemudian, tidak ada hal-hal yang menonjol,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri Nasional 31 Maret 2025

    Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kediaman Presiden ke-5
    Megawati Soekarnoputri
    mulai didatangi kader
    Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
    (PDI-P) pada
    hari Idul Fitri
    1446 Hijriah, pada Senin (31/3/2025).
    Berdasarkan pantauan di lokasi, Ketua DPP PDI-P
    Bambang Wuryanto
    alias Bambang Pacul terlihat tiba di rumah Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.59 WIB.
    Bambang yang memakai kemeja batik lengan panjang berwarna merah dan putih ini hanya melambaikan tangan dan mengacungkan jempol kepada awak media yang menunggu di depan rumah Mega.
    Namun, mantan anggota DPR RI ini tidak mengucapkan sepatah kata sebelum masuk ke dalam gerbang.
    Sebelum Bambang tiba di rumah Mega, sempat terlihat anggota DPR RI Komisi I, TB Hasanuddin, masuk ke rumah Mega.
    Tetapi, tidak berselang lama, Hasanuddin kembali keluar dan meninggalkan Jalan Teuku Umar.
    Lalu, sekitar pukul 10.17 WIB, Juru Bicara PDI-P Ronny Talapessy tiba di kediaman Megawati juga dengan kemeja batik hitam.
    Kemudian, pada pukul 10.21 WIB, Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara Rapidin Simbolon juga terlihat tiba di lokasi.
    Sejak pukul 09.00 WIB, kediaman Mega sudah terlihat dijaga oleh sejumlah petugas keamanan berbatik hitam.
    Beberapa mobil terlihat lalu-lalang mengantar barang-barang masuk ke dalam.
    Sejumlah staf juga terlihat keluar masuk rumah Mega untuk menyiapkan acara di dalam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tahanan KPK Dapat Kiriman Makanan di Hari Raya Idul Fitri 2025, Ada Rendang, Buah, hingga Kue Kering
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Tahanan KPK Dapat Kiriman Makanan di Hari Raya Idul Fitri 2025, Ada Rendang, Buah, hingga Kue Kering Nasional 31 Maret 2025

    Tahanan KPK Dapat Kiriman Makanan di Hari Raya Idul Fitri 2025, Ada Rendang, Buah, hingga Kue Kering
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberatasan Korupsi (
    KPK
    ) memfasilitasi para tahanan dan terdakwa kasus korupsi untuk mendapatkan kiriman makanan dari keluarga pada Hari Raya Lebaran 2025.
    Makanan yang dititipkan beraneka ragam mulai dari rendang, opor ayam, buah-buahan, hingga makanan kering.
    Salah satu anggota keluarga tahahan KPK yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dirinya mengirimkan makanan untuk ayahnya rendang daging sapi yang merupakan makanan favorit ayahnya.
    “Ayah suka rendang sapi jadi bawa itu. Bawa buah-buahan juga,” ujar dia saat ditemui
    Kompas.com
    di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih, Senin (31/3/2025).
    Sementara itu, berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    tak sedikit para anggota keluarga yang membawa kontainer makanan yang berisikan kue kering dan makanan kaleng.
    Ada juga yang membawa pakaian ganti hingga Al Quran.
    Keluarga tahanan yang menitipkan makanan sudah mengantre sejak pukul 08.00 WIB.
    KPK membuka layanan pengiriman makanan bagi tahanan pada 31 Maret dan 1 April 2025 mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan 10.00 WIB.
    Kemudian, untuk layanan kunjungan keluarga dijadwalkan pada 31 Maret dan 1 April 2025 mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
    Selain itu, KPK juga memfasilitasi para tahanan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid KPK Gedung Merah Putih, Senin (31/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Shalat Id Selesai, Para Menteri Kabinet Merah Putih Bergegas ke Istana Ikut "Open House" Prabowo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Shalat Id Selesai, Para Menteri Kabinet Merah Putih Bergegas ke Istana Ikut "Open House" Prabowo Nasional 31 Maret 2025

    Shalat Id Selesai, Para Menteri Kabinet Merah Putih Bergegas ke Istana Ikut “Open House” Prabowo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih bergegas pergi ke
    Istana Negara
    , Jakarta, selepas menunaikan ibadah Shalat Id Idul Fitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025) pagi.
    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menjadi salah satu menteri yang akan menuju Istana Negara selepas Shalat Id.
    Di Istana Negara, para menteri disebut akan menghadiri acara halal bihalal presiden.
    “Insya Allah habis dari
    shalat Idul Fitri
    , kita ke istana presiden untuk halal bihalal bersama. Insya Allah,” kata Yandri, yang ditemui di Masjid Istiqlal.
    Senada dengan Yandri, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mengaku bakal bergegas ke Istana Negara selepas shalat Id.
    “Insya Allah juga nanti setelah shalat di sini kita juga akan silaturahmi di Istana,
    open house
    ,” kata AHY.
    Untuk diketahui,
    Presiden Prabowo Subianto
    menggelar
    open house
    hari pertama Idul Fitri 2025 di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/3/2025).
    Prabowo disebut juga akan mengundang para mantan presiden dan wakil presiden.
    Open house
    di Istana Negara bakal dimulai pukul 09.00 WIB usai Prabowo melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal.
    “Insya Allah 1 Syawal 1446 Hijriah, Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto akan menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal. Setelah shalat Idul Fitri selesai, beliau akan menuju Istana Merdeka untuk melaksanakan acara gelar griya,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (30/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Prabowo Shalat Id di Istiqlal Diapit Seskab Letkol Teddy
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Momen Prabowo Shalat Id di Istiqlal Diapit Seskab Letkol Teddy Nasional 31 Maret 2025

    Momen Prabowo Shalat Id di Istiqlal Diapit Seskab Letkol Teddy
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    melaksanakan Shalat Id Idul Fitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025) pagi.
    Pengamatan Kompas.com, Prabowo diapit oleh Menteri Agama Nasarudin Umar dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya saat Shalat Id.
    Ketiganya menempati saf atau jajaran shalat paling depan.
    Sejumlah pejabat negara juga hadir untuk melaksanakan shalat Id di Masjid Istiqlal, di antaranya Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Mendes PDT Yandri Susanto, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menko Polkam Budi Gunawan, Mendagri Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, Wamendagri Bima Arya, hingga Gubernur Jakarta Pramono Anung.
    Untuk diketahui, Kemenko Polkam menyampaikan bahwa
    Masjid Istiqlal
    siap menampung jemaah Shalat Id sebanyak 50.000 orang.
    “Dengan melibatkan aparat keamanan dari TNI-Polri, Masjid Istiqlal telah siap untuk melaksanakan shalat Id dengan total jemaah kurang lebih sebanyak 50.000 orang,” terang Deputi Bidang Koordinasi (Bidkoor) Politik Luar Negeri (Pollugri) Kemenko Polkam, Mohammad K Koba, dalam keterangannya, Minggu (30/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan Nasional 31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
    Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), Penulis Buku Politik Untuk Kemanusiaan
    LAKSANA
    musafir yang meniti gurun dengan kesabaran, kita baru saja melewati bulan penuh ujian, menahan diri dari hawa nafsu, dan membersihkan jiwa.
    Dalam suasana hari kemenangan, kita tidak sekadar merayakan pencapaian, tetapi juga menata rencana kemana akan melangkah setelah menjalani festival spiritual sepanjang bulan puasa.
    Idul Fitri
    adalah momen kembali suci. Kita telah melalui etape purifikasi. Pemurnian yang ditempuh sebulan penuh.
    Asabiyyah
    atau
    solidaritas
    sosial, adalah energi kolektif yang menjadi khazanah nilai Ramadhan.
    Kita menahan diri dari lapar dan dahaga bukan sekadar sebagai ritual fisik, tetapi untuk melatih kesabaran, mengekang ego, dan mengasah kepekaan. Kita berpuasa bukan semata untuk memetik benefit kesehatan, tetapi juga agar bisa merasakan keterbatasan orang lain.
    Kita menahan diri bukan hanya untuk mengendalikan hawa nafsu, tetapi agar memahami bahwa kita bukan pusat semesta. Dunia ini tidak selalu harus ditaklukkan dengan kekuatan, tetapi sering kali dengan kesabaran dan ketulusan.
    Sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan dan kehancuran suatu peradaban selalu memiliki pola yang sama.
    Menyitir Ibnu Khaldun, kejayaan bangsa lahir dari
    asabiyyah
    atau solidaritas kolektif yang mengikat dan menggerakkan. Dengan semangat ini, peradaban besar lahir, membangun fondasi sosial yang kokoh, dan menorehkan namanya di panggung sejarah.
    Namun sejarah juga mencatat, kejayaan seringkali menjadi awal dari benih kejatuhan. Ibnu Khaldun memperingatkan bahwa kemakmuran, jika tidak dikelola dengan kebijaksanaan dan kesadaran kolektif, justru bisa menjadi awal kehancuran.
    Ketika suatu generasi terlena dengan kenyamanan, asabiyyah pun melemah. Rasa kebersamaan yang dahulu menjadi fondasi peradaban perlahan luntur, digantikan oleh individualisme, ketamakan, dan kemalasan.
    Tanpa disadari, peradaban mulai keropos sebelum akhirnya runtuh dari dalam.
    Ramadhan mengajarkan kita untuk kembali menguatkan solidaritas ini, agar kita tidak mengulang kesalahan sejarah.
    Kita diajak untuk menata kembali diri, memperbarui kebersamaan, dan menanamkan kembali semangat perjuangan. Sebab kejayaan sejati bukanlah sekadar soal kemakmuran, tetapi bagaimana kemakmuran itu dikelola dengan nilai-nilai yang menjaga peradaban tetap hidup.
    Lihatlah bagaimana negeri Saba’, yang digambarkan Al-Qur’an sebagai negeri yang makmur, kaya raya dan berlimpah sumber daya, akhirnya hancur karena kesombongan dan kehilangan solidaritas.
    Saba’ diberkahi dengan tanah subur, kebun-kebun anggur dengan hasil panen melimpah, dan kehidupan aman dan tenteram. Namun, penduduk negeri Saba’ kehilangan dimensi spiritual.
    Situasi kehidupan yang bergelimang kemewahan sumber daya alam membuat mereka lupa diri. Penduduk Saba’ mengabaikan nubuat. Mereka terlena. Lalu mulai berbuat melampaui batas.
    Perilaku itu diilustrasikan dalam Al-Qur’an pada Surah Saba’ ayat 15-17. Mereka dikaruniai dua kebun yang subur di kanan dan kiri, tetapi ketika mereka enggan bersyukur dan menjaga harmoni sosial, Allah menimpakan banjir besar (
    sail al-arim
    ), yang menghancurkan infrastruktur pertanian mereka dan mengubah tanah yang dahulu subur menjadi wilayah gersang.
    Kita teringat dengan apa yang disebut oleh Richard Auty sebagai kutukan sumber daya alam (
    resource curse
    ). Yaitu situasi keberlimpahan yang menjelma menjadi bencana.
    Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah mengidentifikasi ini sebagai fase kemunduran. Ketika kemewahan melahirkan sikap malas, rakus, dan kehilangan daya juang.
    Inilah yang terjadi pada Saba’. Kesejahteraan tak lagi dipandang sebagai tanggung jawab, tetapi sebagai hak yang
    taken for granted
    , penduduknya mulai berfoya-foya, korupsi merajalela, penyimpangan moral dinormalisasi, dan semangat gotong royong terkikis oleh individualisme.
    Sejarawan Arnold J. Toynbee yang telah meneliti 26 peradaban sepanjang sejarah umat manusia, dalam karyanya
    A Study of History
    juga menyoroti pola serupa.
    Menurutnya, deklinasi suatu peradaban tidak semata disebabkan ancaman eksternal, tetapi lebih sering berakar pada dekadensi internal. Etos kerja yang hilang, penyimpangan moral, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan tantangan zaman.
    Saba’ adalah contoh nyata dari apa yang Toynbee sebut sebagai
    suicidal state
    . Yaitu situasi di mana peradaban secara perlahan menghancurkan dirinya sendiri.
    Self destruction
    , karena kehilangan daya rekat solidaritas sosial serta nilai-nilai kebersamaan.
    Maka, sejarah Saba’ bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan peringatan bagi kita semua. Sebuah negeri yang makmur bisa saja jatuh dalam kehancuran yang perih jika rakyat dan pemimpinnya gagal menjaga keseimbangan antara kesejahteraan dan moralitas.
    Jika asabiyyah melemah, jika rasa syukur tergantikan oleh kesombongan, dan jika kemewahan melahirkan ketamakan, maka kehancuran hanyalah soal waktu.
    Lihatlah pula bagaimana kekaisaran besar seperti Romawi, Abbasiyah, dan Utsmaniyah meredup. Mereka tidak runtuh dalam semalam, tetapi melemah perlahan.
    Bukan karena serangan musuh, tapi lagi-lagi terjadi dari dalam. Dipicu oleh demoralisasi yang meruntuhkan spirit solidaritas.
    Bangsa yang dulu tangguh karena persatuan, akhirnya tercerai-berai oleh pertikaian. Mereka yang dulu memimpin dunia dengan ilmu dan kekuatan, pada akhirnya menjadi catatan kaki dalam sejarah. Tertinggal sebagai kenangan.
    Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa kejayaan tanpa penguatan solidaritas hanya akan menjadi ilusi.
    Hari ini, kita harus bertanya, di manakah asabiyyah kita sebagai bangsa? Apakah kita akan menjaga persatuan agar kekayaan anugerah sumber daya alam tetap lestari?
    Kita adalah bangsa yang dihadiahi anugerah melimpah. Jika Al Qur’an mengisahkan Saba’ dengan begitu indah sebagai negeri kaya raya, maka bangsa kita tidak perlu berimajinasi untuk membayangkan bagaimana wujud negeri Saba’. Karena Indonesia, lebih dari Saba’.
    Indonesia bukan hanya sekadar wilayah geografis, tetapi ekosistem raksasa yang menyimpan kekayaan alam tiada tara.
    Salah satu karunia terbesar yang dimiliki negeri ini adalah hutan tropisnya, hutan dengan biodiversitas terbesar di dunia, yang menjadi paru-paru planet biru ini. Menjadi rumah bagi kehidupan yang tak terhitung jumlahnya.
    Bayangkanlah, di jantung negeri ini, terbentang lebih dari 126 juta hektare hutan tropis yang menyimpan sekitar 15 persen seluruh spesies yang ada di dunia. Luas hutan tropis itu, setara dengan 59 persen luas daratan Indonesia.
    Setiap helai daun di hutan tropis itu, laboratorium alami yang menyimpan perbendaharaan misteri kehidupan. Setiap pohonnya adalah penjaga keseimbangan ekosistem global yang menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. Dihirup manusia di seluruh dunia.
    Zamrud khatulistiwa ini adalah rumah yang ramah bagi lebih dari 300.000 spesies fauna dan flora. Dari orangutan yang lembut di Kalimantan, harimau Sumatera yang gagah, hingga burung cendrawasih yang anggun di Papua.
    Namun, lebih dari sekadar keanekaragaman hayati, hutan kita juga menjadi sumber kehidupan bagi jutaan penduduk yang bergantung pada hasil hutan. Mulai dari rotan, kayu, rempah-rempah, hingga obat-obatan herbal yang belum terungkap seluruh potensinya.
    Gunung-gunungnya tegak perkasa, menjulang laksana pilar raksasa yang menopang langit, menyimpan kekayaan yang tak terhitung nilainya. Emas, nikel, gas bumi, dan aneka mineral berharga terpendam di perut bumi Indonesia, menunggu untuk dikelola dengan kearifan.
    Namun, sebagaimana peradaban besar yang pernah ada, kekayaan ini juga membawa tantangan tersendiri.
    Seperti negeri Saba’ yang runtuh karena ketamakan dan hilangnya solidaritas, hutan tropis kita pun berada di bawah bayang-bayang ancaman.
    Pembalakan liar, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali mengancam kelangsungan ekosistem ini. Sinyal tentang kerusakan ekosistem semakin intens berdenting. Banjir, longsor dan gejala perubahan iklim makin sering terjadi.
    Indonesia saat ini berada di puncak kemakmuran ekologis. Kita tidak boleh melewatkan momentum tersebut. Namun, jika kita tidak bijak mengelolanya, maka berkah ekologis bisa berubah menjadi kutukan.
    Ibnu Khaldun mengingatkan, peradaban yang tidak mampu menjaga keseimbangan antara kemakmuran dan keberlanjutan akan menghadapi kehancuran.
    Di sinilah peran kepemimpinan menjadi kunci. Visi besar diperlukan untuk memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia benar-benar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945.
    Visi ini harus diwujudkan melalui strategi nyata, bukan sekadar retorika. Sejarah mengajarkan bahwa pemimpin bijak bukan hanya yang mampu mengelola kekayaan, tetapi juga yang mampu menjaga harmoni sosial dan solidaritas rakyatnya.
    Nabi Sulaiman, misalnya, tidak hanya dikenal karena kekuasaannya, tetapi juga karena kemampuannya mengintegrasikan teknologi, kesejahteraan, dan kebijaksanaan dalam satu kesatuan.
    Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dalam semangat menjaga keberlanjutan peradaban, telah menginisiasi jihad konstitusional melalui Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Perubahan Iklim dan RUU Masyarakat Hukum Adat.
    Dua regulasi yang akan menjadi benteng bagi sumber daya alam Indonesia agar benar-benar dikelola untuk kepentingan bersama.
    Presiden menyadari bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa, bahkan melebihi negeri Saba’. Jika dikelola dengan baik dan berlandaskan prinsip keadilan, kesejahteraan rakyat bukan sekadar impian, melainkan keniscayaan.
    Dengan kekayaan alam melimpah, Indonesia seharusnya menjadi negeri yang mampu menjamin kebutuhan dasar seluruh warganya. Tidak ada lagi kelaparan, tidak ada lagi rakyat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
    Gagasan itu merefleksikan visi besar Presiden Prabowo, menjadikan Indonesia sebagai negeri yang
    Baldatun Thayyibatun Warobbun Ghofur
    . Sebuah negara yang makmur dan diberkahi.
    Visi itu lantang dikumandangkan saat Presiden menyampaikan pidato perdana dalam momen pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2024.
    Visi ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi diterjemahkan dalam kebijakan konkret yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, mempersempit jurang ketimpangan ekonomi, dan memastikan bahwa kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh segelintir kelompok elite, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia.
    Kita harus jujur mengakui, realitas yang terjadi selama bertahun-tahun menunjukkan jika kekayaan alam Indonesia justru seringkali menjadi sumber ketimpangan.
    Sebagian kecil kelompok menikmati keuntungan luar biasa dari eksploitasi sumber daya alam, sementara sebagian besar rakyat masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
    Pemerintahan Prabowo telah menabuh strategi kemakmuran yang berkeadilan, yaitu membangun Indonesia berdaulat secara ekonomi, sejahtera secara sosial, dan kokoh dalam solidaritas kebangsaan.
    Kesadaran akan pentingnya distribusi kekayaan yang lebih adil mendorong lahirnya kebijakan strategis yang menitikberatkan pada reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya.
    Kedua langkah ini tidak hanya merupakan solusi teknokratis dalam pengelolaan ekonomi, tetapi juga merupakan manifestasi dari gagasan besar tentang keadilan sosial yang menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat dan mandiri.
    Reformasi kebijakan fiskal yang dijalankan oleh Presiden Prabowo bertumpu pada efisiensi anggaran sebagai pilar utama pembangunan inklusif.
    Selama ini, belanja negara kerap tersedot ke dalam birokrasi yang gemuk, program-program tumpang tindih, serta pengeluaran yang tidak selalu berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
    Oleh karena itu, setiap rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini diarahkan dengan strategi lebih tepat guna agar menghasilkan manfaat maksimal bagi masyarakat luas.
    Salah satu wujud konkret dari kebijakan ini adalah program makan bergizi gratis, langkah revolusioner yang bertujuan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan akses gizi memadai.
    MBG bukan sekadar bentuk intervensi sosial jangka pendek, tetapi investasi besar bagi masa depan bangsa, karena kualitas gizi pada anak-anak terbukti berpengaruh langsung terhadap kecerdasan, produktivitas, dan daya saing mereka di masa depan.
    Efisiensi anggaran untuk menopang program ini dilakukan dengan memotong belanja yang tidak produktif, mengoptimalkan penerimaan negara melalui perbaikan sistem perpajakan, serta meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana publik.
    Dengan pendekatan ini, setiap pengeluaran diarahkan untuk bermanfaat bagi rakyat, bukan sekadar menggerakkan roda birokrasi.
    Prinsip pembangunan berbasis keadilan ditekankan, di mana negara hadir sebagai pihak yang menjamin bahwa setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dengan sehat dan cerdas.
    Namun efisiensi anggaran saja tidak cukup jika struktur ekonomi masih tetap dikuasai oleh segelintir elite yang menikmati keuntungan besar dari kekayaan alam bangsa.
    Maka Presiden Prabowo mendorong kebijakan redistribusi sumber daya dengan cara yang lebih progresif.
    Salah satunya melalui pendistribusian izin usaha pertambangan kepada organisasi kemasyarakatan dan entitas sosial yang berkontribusi bagi pembangunan nasional.
    Demikian juga program terbaru Koperasi Merah Putih, diarahkan untuk menopang pilar distribusi ekonomi.
    Langkah ini merupakan koreksi terhadap ketimpangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, di mana sektor pertambangan dan ekonomi lebih banyak dikuasai oleh korporasi besar, sementara masyarakat sekitar hanya menjadi penonton di tanah mereka sendiri.
    Dengan mengalihkan izin pengelolaan sumber daya alam kepada koperasi dan organisasi berbasis komunitas, pemerintah memastikan bahwa hasil kekayaan negara benar-benar kembali kepada rakyat.
    Kebijakan redistribusi ini tidak hanya sebatas mengeser kepemilikan, tetapi juga mencerminkan tekad untuk memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kendali yang lebih besar terhadap sumber daya di wilayah mereka.
    Dengan demikian, sumber daya alam tidak lagi menjadi alat eksploitasi segelintir kelompok, melainkan menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan.
    Kombinasi antara reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya menopang arsitektur kebijakan strategis yang saling melengkapi dalam agenda pembangunan Prabowo Subianto.
    Ketika anggaran negara dikelola dengan lebih efisien dan kekayaan alam didistribusikan secara lebih merata, hasilnya adalah perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan meningkat.
    Pada akhirnya, kebijakan ini bukan hanya soal angka dan statistik, tetapi juga tentang membangun kembali solidaritas kebangsaan.
    Ketika rakyat merasakan bahwa negara benar-benar berpihak kepada mereka, rasa cinta terhadap bangsa ini akan semakin kuat, dan asabiyyah yang menjadi pilar utama dalam teori peradaban Ibnu Khaldun, akan semakin kokoh.
    Dengan fondasi ekonomi yang lebih adil dan sistem sosial lebih solid, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan sebagai negeri yang benar-benar makmur dan berkeadaban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran Nasional 31 Maret 2025

    Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membuka peluang adanya
    pembebasan tarif tol
    (gratis) di sejumlah daerah saat puncak arus balik nanti.
    Pembebasan tarif tol
    ini mungkin diberlakukan jika kondisi tol terpantau sangat padat.
    “Pada saat arus balik, apabila memang jalur sangat padat, mungkin juga akan dilakukan pembebasan tarif di wilayah-wilayah tol tertentu, seperti misalnya Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan).”
    Demikian ujar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers di Lobi Gedung Promotor Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (30/3/2025).
    Namun, kata dia, skema pembebasan tarif ini masih akan didiskusikan lebih lanjut dengan sejumlah lembaga dan pihak terkait.
    Kapolri memprediksi, puncak
    arus balik Lebaran 2025
    akan berlangsung pada 5-7 April 2025.
    Dia menyampaikan, Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi arus balik, mulai dari diskon tarif tol hingga sejumlah rekayasa lalu lintas.
    “Pemerintah tentunya melakukan berbagai macam strategi, mulai dari diskon tarif tol, diskon tiket pesawat, termasuk juga mempersiapkan pengaturan rekayasa, mulai dari
    one way
    kemudian
    contra flow
    ,” lanjut Sigit.
    Untuk saat ini, Kapolri meminta jajarannya untuk bersiap-siap menghadapi lonjakan pemudik usai halal bihalal Idul Fitri 1446 H atau H+1 Lebaran.
    “Kemudian, biasanya ini juga akan ada lonjakan, pas kegiatan halal-bihalal akan terjadi lonjakan, baik di hari H maupun H+1 ini biasanya masih ada,” ujar Kapolri.
    Sigit mengatakan, berdasarkan prediksi dari Pemerintah, masih ada sekitar 20 persen pemudik yang belum melakukan perjalanan.
    Tahun ini, Pemerintah memprediksi ada 2,1 juta pemudik yang akan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka.
    “Dari prediksi 2,1 juta masyarakat yang akan mudik, saat ini masih tersisa 20 persen,” lanjut Sigit.
    Dalam rapat koordinasi malam ini, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi.
    Lalu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, serta jajaran Polda Metro Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.