Sore Ini, Gelombang Pertama WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia
Tim Redaksi
JATINANGOR, KOMPAS.com
– Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
Lodewijk Freidrich Paulus
mengatakan, evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Iran akan tiba di Indonesia, pada Selasa (24/6/2025) sore.
Evakuasi ini sebagai buntut eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
“Warga negara kita yang di Iran, alhamdulillah sudah berhasil kita evakuasi, dan sore ini gelombang pertama mulai masuk ke Jakarta,” kata Lodewijk, saat ditemui di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).
Meski proses evakuasi sedang berjalan, Lodewijk menegaskan tidak semua WNI yang berada di Iran mau dievakuasi.
Selain bentuk sukarela, evakuasi tersebut juga membutuhkan perjalanan darat yang panjang menuju Azerbaijan.
“Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” tutur dia.
Pemerintah juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat di Timur Tengah untuk selalu waspada.
Bukan saja yang terkait konflik Israel dengan Iran, kata Lodewijk, tetapi juga negara-negara tetangga.
Kemenlu RI
sendiri menyebut sebanyak 97 WNI yang sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
Untuk tahap pertama, 29 WNI akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025) sore.
”
Evacuees
lainnya akan tiba bertahap selama Rabu-Kamis,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Nasional
-
/data/photo/2025/06/24/685a1977d3aff.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Puan Imbau Negara Lain Tak Perkeruh Konflik Iran-Israel Nasional 24 Juni 2025
Puan Imbau Negara Lain Tak Perkeruh Konflik Iran-Israel
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua DPR RI
Puan Maharani
mengimbau negara-negara lain untuk tidak memperkeruh situasi di tengah memanasnya konflik antara Iran dan Israel, yang kini turut melibatkan Amerika Serikat (AS).
Ketegangan meningkat setelah Amerika Serikat menyerang
fasilitas nuklir Iran
.
Setelahnya, Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar.
“Sebaiknya kedua belah pihak menahan diri dan begitu juga negara-negara lain untuk mengimbau agar permasalahan yang terjadi di antara kedua negara bisa diselesaikan dengan baik dan jangan kemudian lebih memperkeruh suasana,” kata Puan, dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Selasa (24/6/2025).
Puan mengingatkan bahwa prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif tidak dijalankan secara serampangan.
Dia bilang, pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan sikap resmi.
Namun, sikap yang diambil harus tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap posisi Indonesia.
“Bahwa kita politiknya bebas aktif, nanti biar pemerintah yang menyampaikan apa sikap politik bebas aktif dari pemerintah, namun jangan sampai merugikan politik dan situasi geografis Indonesia,” kata Puan.
Puan meminta pemerintah untuk menyiapkan mitigasi terhadap dampak langsung dari memanasnya situasi
geopolitik global
, termasuk potensi lonjakan harga minyak dunia akibat diblokadenya Selat Hormuz, jalur utama perdagangan minyak dan gas internasional.
“Apa yang akan kita lakukan terkait dengan hal tersebut tentu saja ke depan ini dalam waktu dekat pemerintah bersama DPR akan segera membahas terkait dengan rancangan APBN 2026,” kata Puan.
“Pemerintah harus segera memitigasi perkembangan ini, tentu saja terkait dengan kurs rupiah, subsidi BBM, dan hal-hal lain yang terkait dengan perkembangan situasi global,” tambah dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/09/681debf09754b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Sita Aset Tanah dan Bangunan Milik Anggota DPR Anwar Sadad Terkait Kasus Dana Hibah Jatim Nasional 24 Juni 2025
KPK Sita Aset Tanah dan Bangunan Milik Anggota DPR Anwar Sadad Terkait Kasus Dana Hibah Jatim
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK
) menyita aset berupa dua bidang tanah dan bangunan milik anggota DPR RI sekaligus tersangka kasus
dana hibah
untuk Pokmas dari APBD Jawa Timur,
Anwar Sadad
, pada Senin (23/6/2025).
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan KPK telah melakukan pemasangan tanda penyitaan terhadap dua aset yang berlokasi di Banyuwangi dan Kabupaten Probolinggo.
“Penyidik juga melakukan pemasangan tanda penyitaan terhadap aset yang diduga milik Tersangka AS (Anwar Sadad) yang berlokasi di Banyuwangi dan Kabupaten Probolinggo yang diduga diperoleh dari hasil tindak pidana perkara dimaksud,” kata Budi dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).
Budi juga mengatakan Anwar Sadad mangkir dari panggilan KPK pada Senin lalu dengan alasan adanya kegiatan selaku anggota DPR.
“Saksi (Anwar Sadad) tidak hadir dengan alasan adanya kegiatan kedewanan. Ini sudah panggilan kedua, di mana pada panggilan pertama yang bersangkutan beralasan ada keperluan terkait partai,” ujarnya.
Budi mengatakan penyidik mencatat semua alasan yang disampaikan Anwar Sadad dan akan mengambil langkah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adapun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan 21 orang tersangka dalam kasus dugaan suap alokasi dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).
Perkara ini merupakan pengembangan dari kasus suap alokasi dana hibah yang diusulkan melalui pokok pikiran (Pokir) dari kelompok masyarakat (Pokmas).
“Dalam Sprindik tersebut, KPK telah menetapkan 21 tersangka, yaitu 4 tersangka penerima dan 17 lainnya sebagai tersangka pemberi,” kata Tessa saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Tessa mengatakan tiga dari empat tersangka penerima itu merupakan penyelenggara negara, sementara satu orang lainnya merupakan staf penyelenggara negara tersebut.
Adapun dari 17 tersangka pemberi suap, sebanyak 15 di antaranya merupakan pihak swasta, sementara 2 orang lainnya adalah penyelenggara negara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/24/685a05fc51280.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Cek Pasar Rogojampi, Pedagang Keluhkan Pasar Sepi dan Harga Tinggi Nasional 24 Juni 2025
Gibran Cek Pasar Rogojampi, Pedagang Keluhkan Pasar Sepi dan Harga Tinggi
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Wakil Presiden (Wapres) RI
Gibran Rakabuming Raka
meninjau
Pasar Rogojampi
di sela-sela kunjungan kerjanya di
Banyuwangi
, Jawa Timur, Selasa (24/6/2025).
Pantauan Kompas.com di lokasi sekitar pukul 07.05 WIB, Gibran tiba dengan memakai kemeja krem dan celana hitam.
Ia meninjau lokasi pasar bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Setibanya di pasar, Gibran disambut antusias warga dan pedagang.
Tampak, warga sudah berjejer sambil memegang ponsel menunggu kedatangan Gibran.
Tak sedikit warga yang memegang ponsel untuk mengajaknya berfoto.
Sesekali, Gibran pun turut menyapa dan berfoto bersama warga setempat.
Selama berada di pasar, Gibran juga berkeliling untuk berbincang dan berbelanja di pasar tersebut.
Tampak, Gibran sempat membeli ikan, sayuran, hingga buah sembari berbincang bersama para pedagangnya.
Salah satunya, Gibran sempat membeli ikan tuna di pasar itu.
Penjual ikan, Sadik (43), mengungkapkan Gibran di situ membeli 5 kilo ikan tuna.
Sadik menyebut ikan tuna dijualnya dengan harga 50.000 per kilogram.
“Beli ikan tuna 5 kilogram,” ujar Sadik di lokasi.
Menurut Sadik, Gibran sempat menanyakan harga tuna yang tinggi kepadanya.
Dia pun menjelaskan, harga ikan tuna memang sedang mahal.
“Bilang gini, ‘kok mahal’. Iya efeknya kan barang-barang itu mahal jadinya jualan lebih gitu,” ujar Sadik.
Sadik pun berharap pemerintah lebih memerhatikan para pedagang kecil, khususnya di Banyuwangi.
Sebab, menurutnya, sudah cukup lama Pasar Rogojampi cukup sepi.
“Sudah lama ya sepi ini, ya mulai hari raya dulu ya (naik) sampai sekarang ini,” tambahnya.
Terpisah, salah satu pedagang sayuran mengungkap, Gibran sempat membeli bawang merah dan terong di tokonya.
“(Bawang) 5 kilo. Sama terong,” ucap dia.
Pedagang itu mengungkap harga bawang merah sedang naik.
Biasanya harga per kilo sekitar Rp 26.000 sampai Rp 28.000. Namun, saat ini mencapai Rp 40.000 per kilo.
“Itu naik. Harga awalnya kan 26.000 28.000. Sekarang 40.000,” ujarnya.
Bapak paruh baya itu pun menyampaikan harapan agar pemerintah dapat menurunkan
harga bahan pokok
.
“Mungkin ada program lain, mungkin bisa minta turun harga mungkin. Barang kali barang kali ya semoga saja iya,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/23/685961045b80f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Momen Nadiem Makarim Abaikan Pertanyaan Wartawan Usai Diperiksa Kejagung Nasional 23 Juni 2025
Momen Nadiem Makarim Abaikan Pertanyaan Wartawan Usai Diperiksa Kejagung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nadiem Makarim
tidak meladeni pertanyaan awak media seusai diperiksa penyidik
Kejaksaan Agung
dalam kasus korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook, Senin (23/6/2025) malam.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com
, setelah tiba di Gedung Bundar Jampidsus pada pukul 09.09 WIB Senin pagi tadi untuk diperiksa, Nadiem baru terlihat batang hidungnya pada pukul 21.01 WIB, atau hampir 12 jam setelahnya.
Nadiem pun tidak langsung keluar dari Gedung Bundar, ia sempat menunggu di area ruang tunggu, sedangkan awak media telah memenuhi area depan lobi untuk melakukan wawancara.
Ketika awak media menunggu Nadiem, sebuah mobil hitam diarahkan untuk maju hingga pintu Gedung Bundar.
Awak media yang memantau situasi pun bergerak mendekati mobil.
Salah seorang kuasa hukum Nadiem mengatakan bahwa kliennya akan memberikan keterangan seusai meninggalkan Gedung Bundar.
Tak lama kemudian, Nadiem muncul di depan kamera didampingi oleh si kuasa hukum.
“Saya baru saja menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya sebagai warga negara Indonesia yang patuh terhadap proses hukum,” kata Nadiem.
“Saya hadir hari ini di Kejaksaan Agung sebagai warga negara yang percaya bahwa penegakan hukum yang adil dan transparan adalah pilar penting bagi demokrasi dan pemerintahan yang bersih,” ujar dia melanjutkan.
Kemudian, Nadiem menegaskan statusnya kini masih saksi dan ia akan bersikap kooperatif dalam kasus korupsi tersebut.
Setelah itu, Nadiem langsung menyudahi sesi keterangan pers meski ia baru berbicara tak sampai dua menit.
“Terima kasih dan izinkan saya pulang karena keluarga saya telah menunggu. Terima kasih,” kata Nadiem.
Nadiem pun langsung meninggalkan awak media yang berebut mengajukan pertanyaan.
Dengan dirangkul kuasa hukumnya, Nadiem terus berjalan mengabaikan pertanyaan wartawan menuju mobil yang akan membawanya pulang.
Selain itu, ada tiga sampai empat orang yang membuat barikade untuk memberikan jalan kepada Nadiem menuju mobil.
Seiring langkahnya pergi, Nadiem terus diteriaki sejumlah pertanyaan oleh awak media, baik itu soal proses pengadaan maupun dugaan adanya fee dari vendor kepadanya.
Semua pertanyaan itu tidak dijawab dan Nadiem hanya menunduk hingga duduk di belakang kursi pengemudi mobil.
Pengacara yang sedari tadi mengikuti Nadiem terus berusaha menghalau sorotan kamera ke dalam mobil, tempat Nadiem terdiam.
Hingga pintu ditutup dan mobil pergi, tim pengacara juga langsung menghilang, tanpa memberikan pernyataan tambahan kepada awak media.
Dalam pemeriksaan hari ini, Nadiem tidak terlihat ditemani oleh Hotman Paris, kuasa hukumnya yang mendampingi dalam konferensi pers di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan pada 10 Juni 2025.
Sebelumnya, penyidik juga telah memeriksa beberapa staf yang disebutkan berkaitan dengan Nadiem.
Mereka adalah Fiona Handayani selaku eks Stafsus Mendikbudristek dan Ibrahim Arief selaku Konsultan dari Stafsus Mendikbudristek, Jurist Tan.
Baik Fiona maupun Ibrahim telah diperiksa terkait dengan pengetahuan mereka terhadap proses pengadaan laptop berbasis Chromebook, begitu juga terkait dengan kajian yang dijadikan landasan pengadaan dilakukan.
Sejauh ini, eks Stafsus Nadiem lainnya, Jurist Tan, masih belum memenuhi panggilan penyidik alias mangkir.
Penyidik masih mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya mengingat Jurist tengah berada di luar negeri.
Kasus korupsi di lingkungan Kemendikbudristek ini baru dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan per tanggal Selasa (20/5/2025).
Saat ini, penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus ini dan masih mendalami kasus yang ada, sementara angka kerugian keuangan negara masih dalam penghitungan.
Namun, anggaran untuk pengadaan laptop berbasis Chromebook ini mencapai Rp 9,9 triliun.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/23/685961045b80f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kata Nadiem Makarim Usai 12 Jam Diperiksa Kejagung dalam Kasus Korupsi Laptop Nasional 23 Juni 2025
Kata Nadiem Makarim Usai 12 Jam Diperiksa Kejagung dalam Kasus Korupsi Laptop
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nadiem Makarim
tidak banyak berbicara seusai sekitar 12 jam diperiksa
Kejaksaan Agung
sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis chromebook, Senin (23/6/2025) malam.
Dalam pernyataan persnya, Nadiem mengatakan bahwa ia telah menyelesaikan tanggung jawabnya untuk mematuhi proses hukum dengan menghadiri pemeriksaan Kejagung.
“Saya baru saja menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya sebagai warga negara Indonesia yang patuh kepada proses hukum,” ujar Nadiem kepada awak media, Senin malam.
Saat memberikan pernyataan ini, Nadiem terlihat membawa sebuah kertas yang ditaruhnya di depan dada, di luar sorotan kamera.
“Saya hadir hari ini di Kejaksaan Agung sebagai warga negara yang percaya bahwa penegakan hukum yang adil dan transparan adalah pilar penting bagi demokrasi dan pemerintahan yang bersih,” ujar dia melanjutkan.
Nadiem memberikan keterangan selama kurang lebih dua menit.
Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, Nadiem segera berjalan menuju mobil hitam yang menunggu.
Ia tidak memberikan kesempatan sama sekali kepada media untuk mengajukan pertanyaan.
Tim pengacara juga berusaha menghalau media yang masih mengejar Nadiem.
Hingga masuk ke dalam mobil, Nadiem enggan menjawab terkait dengan proses pengadaan Chromebook yang kini dipermasalahkan.
Diberitakan sebelumnya, Nadiem tiba di Gedung Bundar Kejagung untuk menghadiri pemeriksaan pada Senin pagi pukul 09.09 WIB, sedangkan ia keluar dari Gedung Bundar Kejagung pada pukul 21.01 WIB.
Dengan demikian, Nadiem diperiksa oleh Kejagung selama sekitar 12 jam.
Sebelumnya, penyidik juga telah memeriksa beberapa staf yang disebutkan berkaitan dengan Nadiem.
Mereka adalah Fiona Handayani selaku eks Stafsus Mendikbudristek dan Ibrahim Arief selaku Konsultan dari Stafsus Mendikbudristek, Jurist Tan.
Baik Fiona maupun Ibrahim telah diperiksa terkait dengan pengetahuan mereka terhadap proses pengadaan laptop berbasis Chromebook, begitu juga terkait dengan kajian yang dijadikan landasan pengadaan dilakukan.
Sejauh ini, eks Stafsus Nadiem lainnya, Jurist Tan, masih belum memenuhi panggilan penyidik alias mangkir.
Penyidik masih mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya mengingat Jurist tengah berada di luar negeri.
Kasus korupsi di lingkungan Kemendikbudristek ini baru dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan per tanggal Selasa (20/5/2025).
Saat ini, penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus ini dan masih mendalami kasus yang ada, dan angka kerugian keuangan negara masih dalam penghitungan.
Namun, anggaran untuk pengadaan laptop berbasis Chromebook ini mencapai Rp 9,9 triliun.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/10/21/6716553855c4f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/06/684262f9109c6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/23/6858a890443fa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/24/6859e66f98c25.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/18/6852ab7ceffb9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)