Category: Kompas.com Nasional

  • Mendiktisaintek: Tukin Dosen ASN Ditargetkan Cair Paling Lambat Juli

    Mendiktisaintek: Tukin Dosen ASN Ditargetkan Cair Paling Lambat Juli

    Mendiktisaintek: Tukin Dosen ASN Ditargetkan Cair Paling Lambat Juli
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (
    Mendiktisaintek
    )
    Brian Yuliarto
    mengatakan, tunjangan kinerja (tukin) untuk dosen berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) ditargerkan cair paling lambat pada bulan Juli ini.
    Hal itu disampaikan Brian dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    “Kami targetkan paling lambat bulan Juli itu sudah bisa dibayarkan untuk tukin dari Januari sampai Juni,” kata Brian, dikutip dari
    Antaranews
    .
    Dia pun menyebut, aturan detail terkait tukin sudah dibuat, serta disosialisasikan kepada seluruh pihak terkait.
    Selain itu, Brian mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan para dosen maupun pimpinan Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker).
    “Datanya hari ini seluruhnya sudah masuk,” ujarnya.
    Kemudian, Brian menjelaskan bahwa ada dua jenis tukin yang akan diperoleh sebagaimana perintah Presiden Prabowo Subianto.
    Kedua jenis tukin tersebut adalah tukin dasar, serta tukin prestasi yang diberikan berdasarkan kinerja.
    “Jadi teman-teman dosen, (perbandingannya) 60 persen dasar, 40 persen prestasi. Itu data sudah masuk, sekarang sedang diverifikasi oleh kampus masing-masing,” kata Mendiktisaintek.
    Lebih lanjut, Brian mengungkapkan, tukin bulan Juli hingga Desember, bakal ditransfer langsung setiap bulannya.
    Oleh karena itu, dia berharap semoga pemberian tukin tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan dosen di Indonesia, sehingga nantinya dapat berimplikasi terhadap peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
    Sebelumnya, pemberian tukin tersebut telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2025 tentang tunjangan kinerja (tukin) dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto.
    Dalam Perpres tersebut ada 17 kelas jabatan, dengan besaran paling rendah Rp 2,5 juta untuk tukin kelas jabatan 1.
    Berikut besaran tukin dosen berdasarkan Perpres 19 Tahun 2025:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PPIH Minta Bantuan Arab Saudi Cari 3 Jemaah Haji Demensia yang Hilang di Mekkah

    PPIH Minta Bantuan Arab Saudi Cari 3 Jemaah Haji Demensia yang Hilang di Mekkah

    PPIH Minta Bantuan Arab Saudi Cari 3 Jemaah Haji Demensia yang Hilang di Mekkah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Bidang Pelindungan Jemaah
    Kolonel Harun Al Rasyid
    menyampaikan, pihaknya telah meminta bantuan otoritas Arab Saudi untuk mencari tiga jemaah haji yang hilang di Mekkah.
    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah berkoordinasi dengan KKHI Mekkah, pihak KJRI, dan beberapa kantor polisi di wilayah Mekkah.
    “Kami menyampaikan hal ini sekaligus minta bantuan kepada Wakil Menteri Haji dan Umrah saat kunjungan ke kantor misi haji Indonesia di Daker Mekkah,” ujar Harun, dalam keterangannya, Rabu (2/7/2025).
    Upaya lain yang dilakukan, lanjut Harun, PPIH bersurat ke masing-masing syarikah penyedia layanan jemaah.
    “Tujuannya untuk meminta mereka ikut serta proaktif dalam membantu pencarian,” imbuh dia.
    Harun mengatakan, tim PPIH setiap hari melakukan penyisiran di berbagai tempat, termasuk wilayah Masjidil Haram dan di sekitaran hotel.
    “Kami juga melakukan kunjungan ke Imigrasi Syumaisy guna mengecek keberadaan tiga jemaah tersebut,” ucap dia.
    Harun menuturkan, PPIH telah membentuk dua tim untuk melakukan proses pencarian ketiga jemaah yang memiliki riwayat demensia itu.
    “Ketiga jemaah ini memiliki riwayat demensia. Hingga saat ini kita terus melakukan pencarian terhadap ketiga jemaah,” ujar dia.
    Selama proses pencarian, PPIH telah memeriksa Jabal Khandamah, Jabal Tsur, Kamar Mayat RS An-Noor Makkah, sejumlah tempat di sekeliling hotel tempat tinggal jemaah, kawasan Arafah dan Muzdalifah, perbatasan Makkah dan al-Lith, serta pengecekan CCTV.
    “Mohon doa semoga ketiganya bisa segera kita temukan,” kata Harun.
    Sebagai informasi, ketiga jemaah haji yang hilang, yakni Nurimah (80 tahun) dari Kelompok Terbang 19 Embarkasi Palembang, Sukardi (67) dari Kelompok Terbang 79 Embarkasi Surabaya, dan Hasbullah (75) dari Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin.
    Nurimah dilaporkan pergi dari hotel 614 dan tak kembali lagi sejak 28 Mei 2025 atau dua hari setelah tiba di Mekkah.
    Sementara Sukardi dilaporkan pergi dari hotel 813 dan tak kembali lagi sejak 29 Mei 2025 atau dua hari setelah tiba di Mekkah.
    Sedangkan Hasbullah dilaporkan meninggalkan hotel 709 pada 17 Juni 2025 dini hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rapat Tertutup soal Kondisi Dunia, Menhan-TNI Waspada Tinggi, DPR Minta Maaf

    Rapat Tertutup soal Kondisi Dunia, Menhan-TNI Waspada Tinggi, DPR Minta Maaf

    Rapat Tertutup soal Kondisi Dunia, Menhan-TNI Waspada Tinggi, DPR Minta Maaf
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi I DPR menggelar rapat tertutup bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin,
    Panglima TNI
    Jenderal Agus Subiyanto, dan para kepala staf TNI mengenai situasi geopolitik terkini.
    Ketua Komisi I DPR Utut Adianto meminta maaf karena rapat harus digelar tertutup.
    Menurut dia, kepentingan nasional berada di atas segalanya.
    “Saya minta maaf karena harus tertutup. Kepentingan nasional kita adalah yang terutama dan segala-galanya. Dari pengantar saya itu, yang jelas bagaimana Menhan dan Panglima TNI serta para kepala staf sudah bersikap dan sigap dalam menghadapi situasi geopolitik terkini,” ujar Utut, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    Dalam kesempatan yang sama,
    Menhan Sjafrie
    juga enggan menjelaskan secara detail perihal rapat tertutup hari ini.
    Yang pasti, kata Sjafrie, kondisi geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi saat ini menuntut sektor pertahanan untuk merumuskan kebijakan strategi dan administrasi anggaran.
    “Dan Panglima TNI yang merumuskan kebijakan operasional dari Tentara Nasional Indonesia yang juga akan dilaksanakan oleh para kepala staf angkatan,” ujar Sjafrie.
    Sjafrie mengatakan, pada intinya, Kemenhan dan TNI meningkatkan kewaspadaan yang tinggi.
    Dia menyebut, mereka akan terus melakukan pembangunan kekuatan TNI dengan menggunakan filosofi Trisula Nusantara.
    “Kemudian tentunya, kebutuhan-kebutuhan alutsista yang dibutuhkan oleh TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, serta TNI Angkatan Udara ini, dipasok tanpa pembatasan,” papar dia.
    “Kita sebagai negara yang menganut politik bebas aktif dan berada pada garis non-blok tidak mempunyai restriksi apa-apa terhadap pengadaan alutsista. Jadi, kebutuhan pengguna dan pembina kekuatan ini kita fasilitasi untuk memperkuat kekuatan matra darat, laut, dan udara,” imbuh Sjafrie.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polemik Lahan TN Tesso Nilo, BAM DPR Minta Pemerintah Tak Abaikan Warga

    Polemik Lahan TN Tesso Nilo, BAM DPR Minta Pemerintah Tak Abaikan Warga

    Polemik Lahan TN Tesso Nilo, BAM DPR Minta Pemerintah Tak Abaikan Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI meminta pemerintah tidak mengabaikan hak-
    hak warga
    yang telah lama tinggal dan mengelola lahan di kawasan yang kini ditunjuk sebagai bagian dari
    Taman Nasional Tesso Nilo
    (TNTN) di Riau.
    Ketua
    BAM DPR RI
    , Ahmad Heryawan, mengatakan pelaksanaan program
    konservasi hutan
    oleh pemerintah memang harus didukung.
    Namun, prosesnya tidak boleh bertentangan dengan prinsip keadilan dan perlindungan hak warga negara.
    “Sehingga program negara jalan, di saat yang sama masyarakat yang selama ini mengelola secara legal, dengan SHM, juga tentu harus mendapatkan hak-haknya secara baik,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (2/7/2025).
    Aher menerangkan bahwa BAM DPR RI telah menerima permohonan audiensi dari warga yang tergabung dalam Masyarakat Korban Tata Kelola Pertanahan dan Kehutanan Riau.
    Dari situ, BAM DPR RI mendapatkan informasi bahwa banyak warga yang telah menempati kawasan tersebut sejak lebih dari dua dekade lalu secara legal, bahkan memiliki bukti kepemilikan yang sah.
    Para warga yang tanah tempat tinggalnya kini masuk kawasan TNTN menyampaikan keberatan dengan rencana pemerintah melalui pengosongan lahan.
    “Mereka sudah mengelola itu sejak lama, ya, sejak tahun 1998. Mereka sudah punya SHM (sertifikat hak milik), dan di kawasan tersebut ada koperasi, ada rumah warga, ada fasilitas negara juga, seperti jalan dan sekolah,” kata Aher.
    Berdasarkan data yang diterima BAM DPR RI, kata Aher, ada lebih dari 1.700 sertifikat hak milik atas lahan yang kini masuk dalam calon kawasan TNTN.
    Namun, persoalan tanah muncul setelah terbitnya SK Menteri Kehutanan Nomor 255 Tahun 2004 yang menunjuk sebagian kawasan itu sebagai calon TNTN.
    Oleh karena itu, Aher berharap pemerintah mempertimbangkan berbagai opsi agar tidak merugikan masyarakat, salah satunya dengan membuat pengecualian atau enclave terhadap wilayah yang sudah dihuni secara sah.
    “Atau kalau harus ada relokasi, tentu harus ditanggung negara, termasuk memikirkan ulang soal mata pencaharian. Yang dipindahkan bukan barang, tapi manusia, warga negara Indonesia,” tegasnya.
    Sebelumnya diberitakan, pemerintah tengah menertibkan kawasan TNTN yang dikuasai secara ilegal.
    Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat, 40.000 hektar kawasan hutan TNTN telah dibuka lalu ditanami sawit secara ilegal.
    Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho, menyatakan pemerintah akan memulihkan kawasan hutan tersebut melalui skema rehabilitasi berbasis padat karya, restorasi ekosistem, serta penegakan hukum secara menyeluruh.
    “TNTN menjadi target strategis Presiden dalam program pemulihan kawasan hutan, yang hasil awalnya akan diumumkan pada 17 Agustus 2025. Kami didukung oleh seluruh elemen, termasuk eselon I Kemenhut, untuk merehabilitasi kawasan hutan dengan pendekatan komprehensif dan humanis,” ucap Dwi dalam keterangannya, Jumat (20/6/2025).
    Penguasaan lahan ini juga viral di media sosial ketika Kepala Balai TNTN mendapatkan ancaman pembunuhan.
    Sementara itu, Komandan Satgas Garuda menyebut kondisi TNTN saat ini sangat memprihatinkan.
    Pihaknya melaporkan, populasi gajah makin menurun ditambah degradasi kawasan karena aktivitas ilegal para pendatang dalam 20 tahun terakhir.
    Dari sekitar 15.000 jiwa yang tinggal di kawasan TNTN, hanya 10 persen yang merupakan penduduk asli.
    Sejauh ini, pihaknya telah menempatkan 380 personel di 13 titik, memasang portal, membangun pos penjagaan, dan memulai proses pengosongan wilayah secara persuasif.
    Beberapa penduduk juga mulai meninggalkan kawasan TNTN secara sukarela.
    Satgas mencatat 1.805 sertifikat hak milik (SHM) yang tengah diverifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Sita Uang Rp 2,8 M dan 2 Senjata Api Usai Geledah Rumah Topan Ginting

    KPK Sita Uang Rp 2,8 M dan 2 Senjata Api Usai Geledah Rumah Topan Ginting

    KPK Sita Uang Rp 2,8 M dan 2 Senjata Api Usai Geledah Rumah Topan Ginting
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan
    Korupsi
    (
    KPK
    ) menyita uang sebesar Rp 2,8 miliar dan dua
    senjata api
    dari kegiatan penggeledahan di rumah Kepala Dinas PUPR Provinsi
    Sumatera Utara
    (Sumut) non-aktif, Topan Obaja Putra Ginting (TOP) di Medan, Sumut, pada Rabu (2/7/2025).
    Penggeledahan dilakukan KPK terkait dengan kasus dugaan
    korupsi
    proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara.
    “Tim melakukan penggeledahan di rumah tersangka TOP (Topan Obaja Putra Ginting). Dalam penggeledahan tersebut, tim mengamankan sejumlah uang senilai sekitar Rp 2,8 miliar dan juga mengamankan dua senjata api,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu.
    Budi mengatakan, dua senjata api tersebut di antaranya jenis Beretta dengan amunisi 7 butir, dan senapan angin dengan jumlah amunisi airgun pellets sejumlah 2 kemasan.
    “Yang tentu nanti akan dikoordinasikan oleh KPK dengan pihak kepolisian,” ujar dia.
    Budi mengatakan, KPK juga menggeledah sebuah kantor di Sumatera Utara terkait perkara yang sama.
    Dari penggeledahan tersebut, penyidik mengamankan sejumlah dokumen sebagai bukti untuk mendukung penanganan perkara.
    “Sebelumnya, KPK telah melakukan penggeledahan di kantor dan juga diamankan sejumlah dokumen terkait yang tentu juga dibutuhkan sebagai bukti-bukti yang mendukung penanganan perkara ini,” ucap dia.
    Sebelumnya, KPK menggeledah rumah Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara (Sumut) non-aktif, Topan Obaja Putra Ginting (TOP) di Medan, Sumut, pada Rabu (2/7/2025).
    Penggeledahan dilakukan KPK terkait dengan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara.
    “Benar (rumah
    Topan Ginting
    digeledah KPK),” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto saat dikonfirmasi, Rabu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fraksi PKB DPR Minta Fadli Zon Tunda Penulisan Ulang Sejarah Nasional

    Fraksi PKB DPR Minta Fadli Zon Tunda Penulisan Ulang Sejarah Nasional

    Fraksi PKB DPR Minta Fadli Zon Tunda Penulisan Ulang Sejarah Nasional
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi X
    DPR RI

    Habib Syarief Muhammad
    meminta
    penulisan sejarah
    ulang yang dimotori oleh
    Kementerian Kebudayaan
    (Kemenbud) ditunda karena dia menilai proyek historiografi nasional ini bersifat tertutup.
    “Daripada kontroversial terus berkelanjutan, kami dari fraksi PKB mohon penulisan sejarah ini untuk ditunda. Ya, jelas untuk ditunda. Karena yang pertama terkesan sangat tertutup,” kata Habib Syarief, Rabu (2/7/2025).
    Hal ini dikatakannya dalam rapat kerja dengan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat.
    Ia mengungkapkan, hal itu tecermin dari tidak adanya penjelasan perinci mengenai siapa saja yang terlibat dalam tim penulisan sejarah.
    Ia mengaku sudah mencoba mencarinya, namun tidak pernah mendapatkan data lengkap.
    Belum lagi, masalah sosialisasi awal penulisan sejarah ulang yang menurutnya tidak kunjung terlaksana.
    “Pak Menteri ketika itu menyampaikan bahwa dalam waktu yang singkat akan dilakukan sosialisasi awal. Sampai hari ini, kita tidak mendengar (ada sosialisasi),” beber dia.
    Di sisi lain, kata Habib, penulisan sejarah yang ditargetkan rampung hanya dalam 7 bulan sangat singkat.
    Padahal, penyusunan sejarah kerap memakan waktu puluhan tahun.
    “Setelah saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang, 7 bulan itu waktu yang sangat singkat, terlalu singkat untuk penulisan sebuah sejarah yang utuh, apalagi mungkin ada kata-kata resmi,” tandasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kebudayaan bakal melakukan penulisan sejarah ulang.
    Tujuannya untuk menghapus bias kolonial, menguatkan identitas nasional, hingga menjawab tantangan globalisasi yang relevan bagi generasi muda.
    Penulisan sejarah
    ini akan terdiri dari 10 jilid utama, mulai dari awal peradaban Nusantara, interaksi dengan dunia luar (India, Tiongkok, Timur Tengah, Barat), masa kolonialisme dan perlawanan, hingga Orde Baru dan Era Reformasi.
    Buku ini dirancang dengan pendekatan Indonesia-sentris, berbeda dari narasi lama yang masih dipengaruhi sudut pandang kolonial.
    Pemerintah sendiri menunjuk sekitar 113 sejarawan dari seluruh Nusantara yang terlibat dalam Tim Penulisan Ulang Sejarah Nasional.
    Namun, ada pula yang akhirnya mundur dari tim karena menemukan kejanggalan.
    Kritikan demi kritikan pun mewarnai rencana ini, termasuk soal penggunaan istilah sejarah awal alih-alih prasejarah.
    Padahal, istilah prasejarah sudah digunakan secara global selama ini.
    Editor umum penulisan ulang sejarah Indonesia, Profesor Singgih Tri Sulistiyono, mengungkapkan, tim memilih menggunakan konsep “sejarah awal” alih-alih “prasejarah” karena menilai ada bias kolonialisme dalam penggunaan istilah “prasejarah”.
    Istilah “prasejarah” yang mengandaikan era sebelum masyarakat mengenal tulisan telah menjadi justifikasi penilaian bahwa masyarakat Indonesia di masa lalu adalah masyarakat inferior sebelum berinteraksi dengan kebudayaan India yang memperkenalkan tulisan.
    “Padahal teknologi kita sudah maju di zaman itu,” kata Singgih.
    Paradigma “sejarah awal” yang diadopsi timnya bukanlah hal yang baru ada sekarang, melainkan sudah dirintis oleh sejarawan Jacob Cornelis van Leur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Curhat ke Prabowo: Saya Menteri Bapak yang Belajar Pakai Petromak, Kelihatan Hitam kalau Tidak Mandi

    Bahlil Curhat ke Prabowo: Saya Menteri Bapak yang Belajar Pakai Petromak, Kelihatan Hitam kalau Tidak Mandi

    Bahlil Curhat ke Prabowo: Saya Menteri Bapak yang Belajar Pakai Petromak, Kelihatan Hitam kalau Tidak Mandi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri ESDM
    Bahlil Lahadalia
    mengaku pernah menyampaikan kepada Presiden
    Prabowo Subianto
    bahwa dirinya adalah salah satu menteri yang pernah merasakan hidup tanpa listrik
    Hal itu dirasakan Bahlil ketika masih tinggal di desa. Menurutnya, ia masih memakai
    lampu pelita
    ketika tinggal di sana.
    “Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2025 itu tepat sasaran, diberikan hanya kepada golongan yang berhak. Seperti rumah tangga miskin dan rentan, mendorong transisi energi yang lebih efisien,” ujar Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    “Mengakhiri laporan kami, kami sampaikan bahwa kemarin kami sudah rapat dengan Bapak Presiden, kami sedang memetakan prioritas sambung listrik ke masyarakat yang belum mendapatkan sambung listrik,” sambungnya.
    Bahlil pun membeberkan isi dari laporannya kepada Presiden Prabowo Subianto.
    Bahlil curhat kepada Prabowo bahwa dirinya adalah menteri yang berasal dari desa, yang bahkan hidup tanpa listrik.
    Berhubung dia hanya pakai lampu pelita, wajahnya jadi menghitam. Dia mengeklaim, jika tidak mandi sebelum berangkat sekolah, maka wajahnya akan tetap kotor akibat lampu pelita.
    “Saya sudah lapor kepada Bapak Presiden, ‘Pak Presiden, mungkin dari sekian menteri di anggota kabinet Bapak ini, mungkin salah satu menteri yang lahir di desa, dan cuma pakai lampu pelita, itu saya’,” ujarnya.
    “Saya sampai SD enggak ada listrik. Oh enggak ada petromaks sudah orang kaya itu di kampung. Itu kita pakai kaleng susu, pakai sumbu, pakai minyak tanah. Kalau belajar, bangun pagi, di sini hitam. Syukur kalau ke sekolah kita mandi, kalau enggak mandi pasti kelihatan hitamnya,” kenang Bahlil.
    Maka dari itu, Bahlil menyampaikan kepada Prabowo mengenai visi
    swasembada energi
    di desa-desa. Sejauh ini, sudah ada ribuan desa yang menjadi target swasembada energi.
    “Nah saya sampaikan kepada Bapak Presiden, atas arahan dan visi besar Presiden tentang swasembada energi, jadi energi ini harus juga diletakkan di desa-desa,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo ODOL di Jakarta Ricuh, Massa Lempar Botol

    Demo ODOL di Jakarta Ricuh, Massa Lempar Botol

    Demo ODOL di Jakarta Ricuh, Massa Lempar Botol
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aksi unjuk rasa dari sejumlah sopir truk yang memprotes kebijakan
    Zero Over Dimension Over Loading
    (ODOL), di Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/7/2025), ricuh.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, massa aksi
    demo ODOL
    di Jakarta sempat melemparkan botol plastik ke arah polisi. 
    Mereka juga sempat mendorong petugas keamanan yang berjaga di sekitar lokasi.
    Kericuhan ini bermula ketika polisi meminta massa aksi membubarkan diri dari Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebab, ruas jalan ini lumpuh akibat diduduki massa aksi
    demo ODOL di Jakarta
    .
    Tak terima diminta membubarkan diri, massa memberikan perlawanan dengan melempar botol plastik bekas minuman ke arah polisi.
    Akibatnya, aksi saling dorong tak terhindarkan. 
    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro meminta agar para massa demo ODOL di Jakarta membubarkan diri.
    “Para korlap tanggung jawab, bubarkan area ini,” ujar Susatyo.
    Sekitar pukul 14.30 WIB, massa aksi akhirnya mulai membubarkan diri. Mereka meninggalkan kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Sebelumnya, aksi ratusan sopir truk sejak pagi hari telah menyebabkan kemacetan parah di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Aksi ini digelar untuk menolak kelanjutan kebijakan Zero ODOL yang ditegaskan oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Para sopir menilai kebijakan ini memberatkan dan mengancam mata pencaharian mereka.
    Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rostianti, mendesak agar Kemenhub memberikan penjelasan secara terbuka kepada publik.
    “Kami minta penjelasan live dari Kemenhub. Dan kami menolak segala bentuk kriminalisasi terhadap pemilik dan armada truk,” ujar Ika dalam orasinya.
    Jika tuntutan tak direspons, Ika menegaskan pihaknya akan menggelar aksi lanjutan dalam waktu dekat.
    Demo ini diikuti sekitar 500 sopir truk dari berbagai wilayah, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    Mereka tergabung dalam berbagai organisasi pengemudi seperti RBPI, Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), dan Aliansi Perjuangan Pengemudi Nusantara (APPN). Selain itu, hadir pula perwakilan dari Konfederasi Sopir Logistik Indonesia (KSLI), Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI), dan Aliansi Pengemudi Angkutan Barang Indonesia (APABI).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Sita Uang Rp 2,8 M dan 2 Senjata Api Usai Geledah Rumah Topan Ginting

    KPK Panggil 2 Pihak Swasta Jadi Saksi Kasus Korupsi di PT ASDP

    KPK Panggil 2 Pihak Swasta Jadi Saksi Kasus Korupsi di PT ASDP
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan
    Korupsi
    (
    KPK
    ) memanggil dua
    pihak swasta
    sebagai
    saksi
    dalam kasus dugaan
    korupsi
    kerja sama usaha (KSU) dan akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh
    PT ASDP
    Indonesia Ferry (Persero) pada tahun 2019-2022.
    Keduanya adalah Frenky Halim dan Stenley Yonata Suharto.
    “Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih
    KPK
    ,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, dalam keterangannya, Rabu (2/7/2025).
    Namun, KPK belum menyampaikan materi yang akan digali dari pemeriksaan saksi tersebut.
    KPK sebelumnya mengungkapkan bahwa kerugian keuangan negara akibat kasus korupsi PT ASDP ini mencapai Rp 893 miliar.
    “Transaksi akuisisi PT JN oleh PT ASDP terindikasi menimbulkan kerugian keuangan negara hampir Rp 900 miliar atau sekurang-kurangnya Rp 893.160.000.000,” kata Plh Direktur Penyidikan KPK Budi Sokmo, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
    KPK menetapkan empat orang tersangka, yaitu Ira Puspadewi selaku Direktur Utama PT ASDP tahun 2017–2024, Harry Muhammad Adhi Caksono selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT ASDP tahun 2020–2024, Muhammad Yusuf Hadi selaku Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP tahun 2019–2024, serta Adjie selaku Pemilik PT Jembatan Nusantara Group.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DPR Terima Daftar Calon Dubes, Ada untuk AS hingga Korut

    DPR Terima Daftar Calon Dubes, Ada untuk AS hingga Korut

    DPR Terima Daftar Calon Dubes, Ada untuk AS hingga Korut
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota
    Komisi I

    DPR RI

    TB Hasanuddin
    , mengungkapkan bahwa daftar nama calon
    duta besar
    (dubes) untuk sejumlah negara sudah diterima oleh DPR.
    Hasanuddin menyebutkan bahwa nama-nama calon dubes itu disiapkan untuk bertugas di sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.
    “Tapi saya dapat informasi bukan hanya dubes AS, tetapi misalnya ada dubes-dubes lain. Kalau tidak salah, Korea Utara, kemudian yang belum ada itu mungkin Jepang dan beberapa negara,” kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    Kendati demikian, daftar nama calon dubes itu masih berada di meja pimpinan DPR sehingga Komisi I belum menerima secara resmi daftar tersebut untuk dibahas lebih lanjut.
    “Nama-nama masih di pimpinan. Nama-nama yang di pimpinan belum tahu kami,” kata Hasanuddin.
    Politikus PDI-P itu menjelaskan, setelah nama-nama calon dubes diserahkan ke Komisi I, DPR akan melakukan pendalaman terhadap para calon melalui mekanisme semacam fit and proper test.
    Proses itu tidak bersifat menentukan kelulusan, melainkan sebagai forum untuk mengevaluasi kesiapan para calon dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah.
    Hasanuddin menekankan pentingnya menempatkan duta besar yang kompeten di negara-negara strategis, baik secara geopolitik seperti Timur Tengah maupun secara ekonomi seperti Amerika Serikat.
    “Tentu harus ditempatkan dubes yang tepat,” ucap dia.
    Sebagai informasi, 12 pos kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) saat ini tidak memiliki duta besar definitif, beberapa di antaranya adalah KBRI Amerika Serikat, KBRI Jerman, KBRI Jepang, KBRI PBB di New York, dan KBRI di Jenewa.
    Menteri Luar Negeri Sugiono mengakui bahwa kekosongan posisi dubes tersebut merupakan kesalahan Kemenlu.
    “Terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Concern-nya memang benar, saya kira ini juga kesalahan kami sehingga proses ini tidak berlangsung dengan cepat dan
    smooth
    ,” ujar Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (30/6/2025).
    Sugiono menerangkan bahwa kekosongan yang terjadi pada saat ini tidak terlepas dari sulitnya mencari sosok calon dubes RI.
    Penunjukannya pun harus diperhitungkan secara matang, karena setiap dubes akan menjalankan tugas strategis.
    “Dalam rangka mencari duta besar ini tidak mudah, semuanya harus kita hitung dan kita perhatikan, ada kompetensi. Memang tidak mudah mencari duta-duta besar sekelas Pak Arif Havas Oegroseno atau siapa. Jadi perlu waktu dan Alhamdulillah semua prosesnya sudah bisa kami selesaikan di Kemlu,” ungkap Sugiono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.