Besok, Prabowo Luncurkan Tema dan Logo HUT Ke-80 RI di Istana
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden RI
Prabowo Subianto
akan meluncurkan tema dan logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di
Istana Merdeka
, Jakarta, Jumat (18/7/2025) besok.
“Iya, insya Allah, besok tanggal 18 Juli hari Jumat, Bapak Presiden berkenan untuk me-
launching
tema dan logo
HUT ke-80 RI
,” kata Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg)
Juri Ardiantoro
di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (17/7/2025) malam.
Namun, Juri enggan membocorkan tema dan logo HUT ke-80 RI karena ini akan diumumkan langsung oleh Kepala Negara besok.
Menurutnya, setelah resmi diluncurkan oleh Prabowo, logo tersebut juga akan langsung dipasang baik oleh pemerintah pusat maupun daerah secara serentak.
“Setelah di-
launching
oleh Bapak Presiden, maka masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat itu semua akan sama-sama memeriahkan atau memasang logo-logo itu dalam berbagai bentuk alat peraga di media luar ruang dan tempat-tempat strategis,” ucapnya.
“Supaya masyarakat ikut meramaikan kemeriahan kemerdekaan dengan memasang logo dan tema,” sambung Juri.
Sebelumnya diberitakan, upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia atau HUT ke-80 Republik Indonesia akan kembali digelar di Jakarta tahun ini.
Bahkan, panitia untuk pelaksanaan HUT ke-80 RI sudah dibentuk oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pun sudah melakukan seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
“Kalau informasi terakhir yang kita dapatkan, pelaksanaan perayaan 17 Agustus akan dilaksanakan di Jakarta,” kata Kepala Komunikasi Presiden/PCO Hasan Nasbi di Gedung Kwartir Nasional (Kwartir), Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).
Lokasi upacara kenegaraan itu berbeda dengan yang dipilih tahun lalu, yakni di IKN.
Upacara HUT ke-79 RI pada 2024 lalu menjadi yang pertama diadakan di IKN, sekaligus menjadi upacara terakhir Presiden ke-7 Joko Widodo sebelum menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Presiden Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Nasional
-
/data/photo/2025/07/16/68777872af35d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Besok, Prabowo Luncurkan Tema dan Logo HUT Ke-80 RI di Istana
-
/data/photo/2025/07/17/687889920624f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Mau Temui Trump terkait Tarif Impor AS, Istana: Namanya Dagang, Pasti Ada Dinamika
Prabowo Mau Temui Trump terkait Tarif Impor AS, Istana: Namanya Dagang, Pasti Ada Dinamika
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro mengatakan, yang namanya dagang, sudah pasti ada dinamika yang akan terjadi.
Hal tersebut Juri sampaikan saat merespons perihal Presiden RI Prabowo Subianto yang mau menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait
tarif impor
AS.
“Namanya dagang pasti ada dinamika, seperti apa nanti implementasinya,” ujar Juri saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Juri meminta publik untuk menanti perkembangan dari implementasi tarif impor AS kepada Indonesia.
“Ya kita lihat saja nanti perkembangan dari implementasi dari tarif yang sudah diputuskan, yang sudah disepakati,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut
kesepakatan tarif
resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tidak sekadar menuntut akses pasar, tetapi juga akan ada investasi baru dari negeri Paman Sam itu.
“Sebenarnya Amerika itu tidak semata-mata akses pasar kita yang dituntut. Karena ternyata juga akan melakukan investasi,” ujar Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Menurut dia, dengan kesepakatan tersebut, Indonesia akan mendapat investasi dari AS untuk beberapa komoditas, salah satunya melalui sektor energi.
“Jadi kalau tadi ada kekhawatiran, misalnya minyak. Karena memang nanti juga akan investasi di Indonesia. Artinya ada beberapa komoditas yang akan dilakukan investasi di Indonesia,” katanya.
Budi mengatakan, kesepakatan tarif resiprokal sebesar 19 persen bertujuan untuk mendukung industri dalam negeri.
Sebab, banyak barang baku dan barang modal yang akan diimpor dari Amerika.
Beberapa produk asal Amerika Serikat seperti gandum dan kedelai saat ini tidak ada pengenaan tarif masuk atau 0 persen.
Indonesia pun dinilai belum bisa memproduksi kedua komoditas tersebut.
“Jadi kalau kita impor gandum, kemudian kedelai itu juga sudah 0 persen dan kita tidak memproduksi. Artinya memang kita membutuhkan produk itu. Jadi ini sebenarnya kesempatan buat kita untuk mendukung industri dalam negeri,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/04/67efba8f6c952.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tarif Trump 19 Persen, Pemerintah Dinilai Sudah Hitung Untung Ruginya
Tarif Trump 19 Persen, Pemerintah Dinilai Sudah Hitung Untung Ruginya
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta menilai, pemerintah sudah menghitung untung dan ruginya dari negosiasi dengan
Amerika Serikat
(
AS
) yang akhirnya menyepakati
tarif impor
sebesar 19 persen.
Turunnya angka tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen, kata Sukamta, akan menjadi keuntungan dan tantangan tersendiri bagi Indonesia.
“Pemerintah pastinya sudah berhitung untung rugi untuk Indonesia, sebelum adanya kesepakatan dengan
Trump
,” ujar Sukamta dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025).
Salah satu tantangan yang akan dihadapi adalah semakin membajirnya produk luar negeri di Indonesia, terutama dari AS.
Pasalnya salah satu kesepakatannya, produk dari AS dapat masuk tanpa tarif. Hal itu membuat harganya akan menjadi lebih ekonomis dan menciptakan standar harga baru.
Di sisi lain, hal tersebut akan menguntungkan konsumen di Indonesia. Namun, berpotensi mengancam produk-produk lokal.
“Yang berpotensi terancam adalah produk-produk lokal. Bagaimana produk-produk lokal bisa bersaing dengan produk-produk luar tersebut,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Kendati demikian, Sukamta melihat hal lain dari keberhasilan Indonesia melakukan negosiasi dengan AS, yaitu posisi Indonesia yang semakin diperhitungkan secara geoekonomi.
“Indonesia sedikit demi sedikit naik kelas dalam geliat ekonomi global. PDB per kapita Indonesia menunjukkan tren positif satu dekade terakhir. Meski Indonesia belum bisa dikategorikan ke dalam negara maju, tapi kita optimis dengan tren yang positif, kita on the track ke arah sana,” ujar Sukamta.
Presiden Prabowo Subianto mengungkap alotnya negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor.
Meski sempat disebutnya alot, akhirnya tercipta kesepakatan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen antara Indonesia dengan AS.
“Saya bicara dengan Presiden Donald Trump, ya alhamdulillah juga perundingan alot akhirnya ada kesepakatan. Kita juga akan istilahnya kita memahami kepentingan-kepentingan mereka, mereka memahami kepentingan kita, dan kita sepakati,” ujar Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Trump, kata Prabowo, merupakan negosiator yang keras dan membuatnya harus terus melakukan negosiasi.
“Sekarang kalau enggak salah tarifnya dari 32 persen diturunkan jadi 19 persen. Ya, saya tetap nego, saya katakan beliau ini seorang negosiator yang cukup keras juga,” ujar Prabowo.
Prabowo menjelaskan, kesepakatan antara Indonesia dengan AS sudah diperhitungkan hingga memunculkan angka tarif impor sebesar 19 persen.
“Semua sudah kita hitung, semua kita berunding, kita juga memikirkan yang penting bagi saya adalah rakyat saya,” ungkap Prabowo.
Diketahui, Donald Trump resmi menetapkan tarif impor terhadap produk asal Indonesia sebesar 19 persen. Sebaliknya, barang-barang dari AS diklaim akan bebas bea masuk ketika memasuki pasar Indonesia.
Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Trump melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Selasa (15/7/2025) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut kesepakatan dagang terbaru ini sebagai pencapaian besar antara kedua negara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/17/6878cb2e95cdd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit
Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Setiap anak berhak memiliki cita-cita meski terlahir dari keluarga sederhana. Bagi Ikhsan Fajar Susandi (16), siswa
Sekolah Rakyat
Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta, mimpi itu bukan sekadar angan.
Di hadapan Menteri Sosial (
Mensos
) Saifullah Yusuf, ia berani menyampaikan keinginannya menjadi bupati.
Bukan untuk kebanggaan pribadi, melainkan demi satu tujuan, yaitu membangun fasilitas kesehatan di daerahnya.
Kesempatan Ikhsan untuk menyampaikan cita-citanya itu terjadi saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRMA 20 Sleman, Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).
“Cita-citamu ingin jadi apa?” tanya
Gus Ipul
, sapaan akrab Mensos, dalam siaran persnya, Kamis (17/7/2025).
“Ingin jadi bupati,” jawab Ikhsan yang disambut tepuk tangan meriah dari teman-teman sekelasnya.
Menjabat sebagai ketua kelas, jiwa kepemimpinan Ikhsan sudah terlihat sejak dini. Ia bercita-cita menjadi
bupati
agar dapat membangun rumah sakit di kampung halamannya.
“Dua tahun lalu, menjelang Lebaran, tetangga saya yang menderita kanker di lutut meninggal dunia karena sulit mendapat perawatan. Sejak itu saya ingin bangun rumah sakit agar warga tidak lagi kesulitan,” katanya.
Ikhsan tinggal di Clapar III, Kelurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo. Di daerah itu, banyak lansia kesulitan mengakses layanan kesehatan karena jarak yang jauh.
“Jadi saya harap kalau berkesempatan jadi bupati, bisa bangun fasilitas kesehatan yang memadai,” katanya.
Ikhsan berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya membuat dan menjual tempe benguk, makanan khas Kulon Progo berbahan dasar koro benguk yang difermentasi.
“Kalau penghasilan ibu dari berjualan, biasanya bersih per dua hari Rp 50.000 kalau ramai,” ujar Ikhsan.
Ikhsan berharap pendidikan di Sekolah Rakyat dapat membuka jalan untuk mengubah nasib keluarganya.
Sejak mengikuti MPLS pada Senin (14/7/2025), ia semakin percaya diri karena merasa didukung oleh lingkungan sekolah yang ramah dan penuh semangat.
“Yang saya rasakan, pertama itu saya deg-degan karena belum tahu tempatnya seperti apa. Seiring berjalannya waktu, jadi tahu orang-orangnya ramah, guru-gurunya juga ramah,” ujar Ikhsan.
Cita-cita untuk membantu sesama juga datang dari Mutiara Hanifah (16), siswi lainnya yang ingin menjadi dokter demi membantu orang-orang di sekitarnya.
“Karena di sekitar itu banyak yang sakit, kebetulan ibu saya juga lagi sakit,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Muti itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan tidak menentu.
Muti tinggal bersama kedua orangtua dan dua saudaranya di rumah kontrakan di daerah Sleman, Yogyakarta.
Dengan adanya Sekolah Rakyat, ia berharap dapat membantu meringankan beban kedua orangtuanya.
“Mereka (orangtua) masih ada tanggungan adik saya yang masih kecil. Saya ingin membanggakan orangtua, ingin membuat mereka tersenyum kembali,” ucap Muti sembari meneteskan air mata.
Selain ingin membantu orangtua, Muti merasa lingkungan Sekolah Rakyat sangat mendukung.
Ia mengaku nyaman karena mendapatkan teman-teman yang baik dan guru-guru yang perhatian.
“Teman-temannya baik, bisa diajak solid. Kami sudah menganggap jadi satu saudara. Untuk gurunya juga baik dan perhatian, terus fasilitasnya sudah cukup baik juga,” tuturnya.
Sebagai informasi, SRMA 20 Sleman memiliki 75 siswa dengan jenjang pendidikan SMA.
Untuk mendukung pendampingan siswa, terdapat 14 wali asuh yang bertugas selama 24 jam, dibantu oleh dua wali asrama.
Sementara itu, proses pembelajaran dijalankan oleh 17 guru dengan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pendidikan yang layak kepada para siswa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/02/13/67adb21cae6c7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BRIN Ungkap Rencana Siapkan Teknologi Carbon Netting Berbasis Nuklir
BRIN Ungkap Rencana Siapkan Teknologi Carbon Netting Berbasis Nuklir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Riset dan Inovasi Nasional (
BRIN
) berencana mengembangkan teknologi
carbon netting
berbasis akselerator nuklir.
Carbon netting
merupakan upaya untuk menyeimbangkan emisi karbon dengan menyerapnya kembali ke alam, sehingga mencapai kondisi netral karbon.
Kepala BRIN
Laksana Tri Handoko
mengatakan, karena kompleksitas proses pengadaan, instalasi alat tersebut ditunda dua tahun mendatang.
Namun, saat ini Indonesia telah memiliki perangkat carbon netting, meskipun hanya terbatas untuk pengujian karbon hingga usia 50.000 tahun.
“Tahun ini sebenarnya direncanakan pemasangan alat carbon netting yang berbasis akselerator atau
teknologi nuklir
, yang mampu mengukur karbon hingga jutaan tahun. Lokasinya direncanakan di Kawasan Nuklir Pasar Jumat,” ujar Handoko, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, Kamis (17/7/2025).
Namun, karena alat tersebut bersifat
customized
dan memerlukan waktu produksi selama dua tahun, BRIN memutuskan untuk menunda instalasinya hingga tahun depan.
“Kami sepakat dengan Kementerian Keuangan untuk menunda. Pembiayaannya juga bukan dari Rupiah Murni, melainkan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” ujar dia.
Menurut Handoko, alat carbon netting berbasis nuklir ini memiliki nilai investasi yang sangat tinggi, mencapai hampir Rp 70 miliar.
Selain itu, biaya operasionalnya juga tergolong besar, sehingga tidak dapat dipasang sembarangan.
“Alat seperti ini harus berada di kawasan nuklir. Dan kami di BRIN sudah memiliki semua infrastruktur dan SDM-nya, karena memang kami mengelola teknologi nuklir,” ujar dia.
Handoko juga menyampaikan bahwa sekitar 60 persen dari total anggaran riset di BRIN saat ini dimanfaatkan oleh kalangan perguruan tinggi yang melakukan penelitian di berbagai fasilitas BRIN.
“Khusus untuk riset berbasis infrastruktur besar seperti nuklir, itu sudah pasti harus melalui BRIN. Karena pengelolaan dan keamanannya tidak bisa dilakukan sembarangan,” tegas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/10/686f8c8e3715f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Tetapkan 4 Tersangka Gratifikasi Pengadaan Katalis di Pertamina
KPK Tetapkan 4 Tersangka Gratifikasi Pengadaan Katalis di Pertamina
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK
) menetapkan empat tersangka dalam dugaan gratifikasi pengadaan katalis di lingkungan
PT Pertamina
Persero.
Keempat tersangka adalah Gunardi Wantjik (GW) selaku Direktur PT Melanton Pratama; Frederick Aldo Gunardi (FAG) selaku pegawai pada PT Melanton Pratama; Chrisna Damayanto (CD) selaku Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero); dan Alvin Pradipta Adiyota (APA) selaku pihak swasta.
“Dalam perkara ini, KPK juga telah menetapkan empat orang,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025).
Budi mengatakan, penyidik melakukan penggeledahan di rumah tersangka Gunardi Wantjik (GW) dan Frederick Aldo Gunardi (FAG) yang berada di wilayah Jakarta Utara pada Selasa (15/7/2025).
Dari penggeledahan itu, KPK menyita sejumlah dokumen dan barang bukti elektronik (BBE) terkait dugaan suap dalam pengadaan katalis di PT Pertamina Persero.
“Penyidik telah menyita sejumlah dokumen dan barang bukti elektronik (BBE) yang memperkuat konstruksi perkara suap terkait pengadaan katalis di PT Pertamina (Persero) tahun 2012-2014 serta terkait penerimaan gratifikasi tersangka CD (Mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina),” ujarnya.
Dalam penyidikan perkara ini, KPK juga telah menyita uang senilai Rp1,3 miliar dari mantan suami selebritas Olla Ramlan sekaligus pengusaha, yaitu Muhammad Aufar Hutapea (MAH).
Budi mengatakan, sumber uang tersebut berasal dari Gunardi Wantjik (GW) yang melakukan pembelian apartemen kepada MAH.
“Penyidik juga telah menyita uang senilai Rp1,3 miliar dari MAH (Muhammad Aufar Hutapea), selaku pihak swasta – developer pembangunan apartemen,” tuturnya.
Budi mengatakan, KPK akan terus memberikan informasi terkait perkembangan penyidikan perkara ini sebagai bentuk transparansi publik dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi.
Sebelumnya, pada 6 November 2023, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan tersangka dugaan gratifikasi pengadaan katalis di lingkungan PT Pertamina Persero.
Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya telah membuka penyidikan baru perkara dugaan gratifikasi di PT Pertamina tersebut.
“Adapun nilai gratifikasi yang diduga diterima oleh pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini sebagai bukti permulaan awal senilai belasan miliar rupiah,” kata Ali dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (6/11/2023).
Menurut Ali, pihaknya telah mengantongi cukup bukti untuk meminta pertanggungjawaban secara hukum dalam perkara ini.
Meski demikian, pihaknya belum bisa mengumumkan identitas para tersangka.
Dalam perkara ini, KPK juga telah meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) atas nama empat orang.
Mereka dilarang bepergian ke luar negeri agar proses penyidikan perkara ini bisa berjalan lancar.
“Pihak dimaksud salah satunya yaitu pejabat di PT Pertamina (Persero),” kata Ali.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/17/68789ed5b29be.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Laporkan Potensi Korupsi di Perusahaan BUMN, Komut Dicopot Erick Thohir
Laporkan Potensi Korupsi di Perusahaan BUMN, Komut Dicopot Erick Thohir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisaris Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ferry Indonesia 2015-2020,
Lalu Sudarmadi
, dicopot dari jabatannya satu bulan setelah melaporkan potensi korupsi di perusahaan pelat merah itu kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Erick Thohir
.
Keterangan ini terungkap saat Lalu dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan korupsi kerja sama usaha (KSU) dan akuisisi PT Jembatan Nusantara (JN) oleh PT ASDP Ferry yang merugikan negara Rp 1,25 triliun.
Pada persidangan itu, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengonfirmasi bahwa Lalu pernah melaporkan proses KSU dan akuisisi PT JN yang bisa merugikan perusahaan dan memperkaya orang lain pada Maret 2020, jauh sebelum kasus ini diusut lembaga antirasuah.
“Yang paling penting sebenarnya kami melaporkan bahwa akuisisi, ini proses KSU menjadi akuisisi, ini akan berisiko. Itu saja intinya, karena kami pernah menolak 2016, itu saja,” kata Lalu, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025).
Lalu mengatakan, sedianya ia hendak menyampaikan laporan itu secara informal.
Namun, deputi di BUMN menyarankan agar mengirim surat resmi kepada Erick.
Jaksa lalu menunjukkan surat yang dikirim Lalu kepada Erick selaku Menteri BUMN.
“Ini yang dikirimkan itu? Perihal laporan kepada menteri BUMN saat itu Pak Erick Thohir?” tanya jaksa KPK.
“Iya,” jawab Lalu.
Jaksa kemudian membacakan materi surat tersebut yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris PT ASDP tidak diberikan informasi yang maksimal terkait kerja sama dengan PT JN, perusahaan yang bergerak di penyeberangan seperti halnya PT ASDP Ferry.
Komisaris tiba-tiba diundang untuk menghadiri acara penandatanganan
memorandum of understanding
(MoU) KSU antara PT ASDP Ferry dengan PT JN.
Padahal, komisaris meminta agar kerja sama itu dikaji terlebih dahulu agar Dewan Komisaris bisa memberikan saran.
Selanjutnya, kepada Erick, Lalu memperingatkan bahwa rencana yang disampaikan Direktur Utama PT ASDP Ferry saat itu, Ira Puspadewi, tidak akan menguntungkan
perusahaan BUMN
tersebut.
“Apa yang dikemukakan Dirut akan menguntungkan ASDP hanya sebagai rencana yang tidak akan tercapai, dan berpotensi menimbulkan kerugian serta tindakan memperkaya badan atau orang lain,” kata jaksa KPK membaca surat Lalu.
Lalu menyebut, KSU itu diduga menjadi modus agar PT ASDP mengakuisisi atau membeli kapal bekas PT JN.
“Kami laporan kepada Bapak Menteri bahwa kami pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) 2019 menolak
akuisisi kapal
PT JN yang dijadikan agenda RUPS pada waktu itu,” kata dia.
Jaksa KPK lalu mengonfirmasi, setelah surat itu dikirimkan kepada Erick Thohir pada Maret 2020, dirinya justru dicopot dari kursi Komisaris Utama PT ASDP Ferry pada April.
Menurut Lalu, ia berharap dipanggil Erick untuk memberikan penjelasan.
Namun, dirinya justru dicopot tanpa alasan yang jelas.
Penjelasan dari Deputi di BUMN pun mengambang.
“Dibilang ‘oh, kesalahannya Pak Menteri, Pak Lalu berprestasi, ini penataan. Nanti Pak Lalu ditempatkan, dicarikan tempat yang lain’. ‘Betul itu?’ ‘Betul’,” ungkap Lalu.
Tidak hanya dirinya, jajaran komisaris maupun direksi yang menolak menghalangi keinginan Ira mengakuisisi PT JN juga dicopot.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Lalu yang dibacakan jaksa KPK.
“Susunan direksi ataupun komisaris PT ASDP yang menjadi penghalang rencana saudari Ira Puspadewi akan dilakukan pemberhentian, dipecat,” kata jaksa, membacakan BAP Lalu.
Mereka yang dipecat adalah Wing Antariksa dan Lamane selaku Direktur PT ASDP Ferry.
Kemudian, Lalu di jajaran komisaris utama dan VP bidang Hukum ASDP Dewi Andriyani yang mengundurkan diri.
Dalam perkara ini, jaksa KPK mendakwa tiga mantan direksi PT ASDP Ferry melakukan korupsi yang merugikan negara Rp 1,25 triliun.
Mereka adalah eks Direktur Utama PT ASDP Ferry, Ira Puspadewi, mantan Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Ferry, Yusuf Hadi, dan mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT ASDP Ferry, Harry Muhammad Adhi Caksono.
Korupsi dilakukan dengan mengakuisisi PT JN, termasuk kapal-kapal perusahaan itu yang sudah rusak dan karam.
“Berdasarkan laporan uji tuntas
engineering
(due diligence) PT BKI menyebut, terdapat 2 unit kapal yang belum siap beroperasi, yaitu KMP Marisa Nusantara karena dari status, kelas, dan sertifikat perhubungan lainnya telah tidak berlaku, dan KMP Jembatan Musi II karena kapal saat inspeksi dalam kondisi karam,” ujar jaksa.
Akibat perbuatan mereka, negara mengalami kerugian Rp 1,25 triliun dan memperkaya pemilik PT JN, Adjie, Rp 1,25 triliun.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/23/6791e32fa6cdf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
DPR Jawab Kritik Lambatnya Bahas RUU Perlindungan PRT: Sedang Kumpul Aspirasi
DPR Jawab Kritik Lambatnya Bahas RUU Perlindungan PRT: Sedang Kumpul Aspirasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Badan Legislasi (Baleg)
DPR RIBob Hasan
menanggapi kritik terkait lambatnya pembahasan Rancangan Undang-Undang
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
(
RUU PPRT
).
Dia menegaskan bahwa proses yang berjalan saat ini bertujuan untuk menyerap semua aspirasi secara menyeluruh, sehingga materi muatan RUU tersebut benar-benar komprehensif.
“Ini persoalannya kita berada di tengah. Ketika kita ingin benar-benar mengambil rasa, untuk dituangkan dan diakomodasikan dalam materi muatan, kita perlu penyerapan satu per satu. Perlu kerangka,” ujar Bob dalam rapat pembahasan RUU PPRT, Kamis (17/7/2025).
Dia menyampaikan, DPR selama ini kerap dikritik karena dianggap tergesa-gesa dan tertutup dalam menjalankan proses legislasi.
Namun, saat DPR sedang berupaya menyerap seluruh pandangan dan masukan, muncul tudingan bahwa pembahasan RUU berlangsung terlalu lambat.
“Nah, ketika kita sekarang sedang mengumpulkan aspirasi atau mengakomodasi semua pendapat dan pikiran, kita dibilangnya terlalu lambat,” ucapnya.
“Nah ini Pak, dilematis setengah kami ini sekarang ya kan,” sambungnya.
Meski begitu, Politikus Gerindra itu menegaskan bahwa Baleg tidak akan mundur dalam menyelesaikan pembahasan RUU PPRT, walaupun mendapatkan tekanan kritik dari berbagai pihak.
“Kami tidak akan kendur, tidak akan mundur. Karena kekuasaan kita masing-masing ada. DPR itu legislatif. Mahkamah, baik konstitusi maupun agung, itu yudikatif. Tidak bisa masuk ke dalam ranah kekuasaan legislatif. Begitu juga eksekutif,” tegasnya.
Bob menambahkan, Baleg DPR berencana menyerap masukan dari kalangan akademisi di berbagai kampus di Indonesia.
Dia berharap langkah ini dapat memperkaya pembahasan RUU PPRT.
“Kita memang akan keliling ke akademisi, civitas akademik di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Supaya betul-betul tertampung,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bob juga menginformasikan bahwa Naskah Akademik (NA) RUU PPRT yang digunakan saat ini adalah versi terbaru.
Dia pun mengeklaim bahwa berbagai masukan, termasuk dari kelompok masyarakat sipil pendukung RUU PPRT, telah menjadi catatan penting dalam proses penyusunan.
“Contoh kayak tadi koalisi menyatakan yang penting persamaan hak. Sehingga harus ada perjanjian tertulis. Maka ini menjadi catatan buat kita,” pungkasnya.
Sebagai informasi, RUU PPRT telah diajukan sejak 2004 dan dianggap mendesak sebagai payung hukum untuk melindungi pekerja di bidang rumah tangga.
RUU PPRT juga selalu masuk dalam program legislasi nasional (prolegnas) setiap periode DPR, tetapi tidak juga berhasil disahkan hingga DPR periode 2019-2024 berakhir.
Pada periode 2024-2029, DPR RI kembali membahas RUU PPRT dan menyatakan akan berupaya menyelesaikannya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/18/6852410c2b61b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketua Komisi III: Draf RUU KUHAP Sudah Diunggah di Situs DPR Sejak Februari
Ketua Komisi III: Draf RUU KUHAP Sudah Diunggah di Situs DPR Sejak Februari
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua
Komisi III DPRHabiburokhman
menegaskan draf dan dokumen terkait
RUU KUHAP
sudah diunggah di situs web resmi
DPR
sejak Februari lalu.
“Saya perlu tegaskan bahwa semua dokumen terkait RUU KUHAP sudah diunggah di
website
DPR begitu dokumen tersebut kami peroleh,” kata Habiburokhmn dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/7/2025).
Soal gangguan yang sempat dialami situs web resmi DPR pada Rabu (16/7/2025) kemarin, politikus Partai Gerindra ini mengatakan masalah itu hanya berlangsung tidak lama.
“Kemarin website DPR memamg sempat tidak bisa diakses tetapi dalam beberapa puluh menit sudah selesai diperbaiki dan bisa diakses,” kata Habiburokhman.
Dia menjelaskan,
draf RUU KUHAP
sudah diunggah sejak 18 Februari 2025. Dokumen itu tidak pernah hilang, termasuk setelah situs DPR mengalami gangguan kemarin.
“Tanggal 18 Februari 2025, dokumen Draft RUU sudah di-upload setelah paripurna dan di-upload lagi setelah perbaikan pasal presiden (restorative justice soal penghinaan presiden-wapres -red) selepas konferensi pers Komisi III,” kata Habiburokhman.
Tanggal 10 Juli 2025, Komisi III DPR mengunggah dokumen hasil rapat Panitia Kerja (Panja).
Tanggal 11 Juli 2025, Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang sudah dirapikan diunggah oleh tim teknis.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/17/687880d606a12.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)