Category: Gelora.co Nasional

  • Arahan Jokowi ke Sespimmen Polri Merusak Tatanan Hukum

    Arahan Jokowi ke Sespimmen Polri Merusak Tatanan Hukum

    GELORA.CO – Sikap Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan peserta didik Sespimmen Polri di rumah pribadinya menimbulkan perdebatan soal etika seorang mantan kepala negara.

    Langkah Jokowi yang masih memberi arahan kepada peserta didik Sespimmen bisa menjadi preseden buruk.

    Sespimmen Polri merupakan program pendidikan bagi perwira menengah dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol) dan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

    Tujuannya adalah untuk mencetak calon pemimpin kepolisian dengan kemampuan manajerial tingkat menengah, integritas moral, wawasan kebangsaan, serta kepemimpinan strategis.

    “Belum apa-apa mereka sudah tidak bisa membedakan bagaimana bernegara yang betul,” tegas Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun dikutip dari kanal YouTube-nya, Minggu, 20 April 2025.

    Menurutnya, para peserta Sespimmen adalah calon-calon jenderal yang berpotensi menjadi pemimpin bangsa. Oleh karena itu, pendidikan yang mereka terima harus mencerminkan nilai-nilai ketatanegaraan kuat dan etis.

    “Mereka enggak bisa datang ke rumah orang, apalagi orang tersebut sekarang sangat potensial bermasalah secara hukum, kan kacau jadinya,” tegasnya.

    Tak hanya itu, dia juga menyinggung bagaimana para menteri dan pejabat negara masih menunjukkan loyalitas kepada Jokowi meskipun masa jabatannya telah usai.

    “Dari sisi ketatanegaraan atau etika kenegaraan, kita bisa persoalkan itu. Menteri ke Jokowi itu tidak sopan karena mereka bukan pembantu Jokowi lagi, tetapi pembantu Prabowo. Ini menunjukkan tidak adanya mono loyalitas kepada Prabowo,” jelasnya.

    Berkaitan dengan lawatan menteri ke rumah Jokowi, Prabowo diminta tidak melakukan pembiaran. Fenomena ini menurut Refly bisa merusak sistem ketatanegaraan, termasuk soal lawatan para Sespimmen Polri baru-baru ini.

    “Kalau ini terus dibiarkan, maka tatanan etika dan hukum kita bisa hancur,” pungkasnya.

  • Bersaing dengan YouTube, Tubidy Tawarkan Fitur Simpel dan Efisien

    Bersaing dengan YouTube, Tubidy Tawarkan Fitur Simpel dan Efisien

    Di tengah dominasi YouTube sebagai platform video terbesar di dunia, muncul satu nama yang mungkin sudah nggak asing lagi bagi sebagian orang: Tubidy. Situs yang satu ini memang bukan pemain baru di dunia digital. Sejak awal kemunculannya, Tubidy sudah dikenal sebagai tempat untuk mengunduh musik dan video secara cepat dan mudah. Tapi apa yang bikin Tubidy tetap bertahan bahkan terus digunakan di tengah persaingan platform besar seperti YouTube? Jawabannya terletak pada kesederhanaan dan efisiensinya.

    Pilihan Tepat Buat Pengguna yang Nggak Mau Ribet

    Salah satu hal paling menonjol dari Tubidy adalah tampilannya yang sangat sederhana. Nggak perlu login, nggak perlu daftar, dan kamu bisa langsung mencari lagu atau video yang kamu mau. Ini jelas berbeda dengan YouTube yang sekarang makin kompleks—dari login, iklan, hingga algoritma yang kadang bikin konten favoritmu tenggelam.

    Buat kamu yang cuma ingin unduh lagu untuk diputar offline, Tubidy memberikan solusi instan. Cukup ketik judul lagu, klik hasil pencarian, pilih formatnya (MP3 atau MP4), dan selesai. Nggak heran kalau situs ini tetap disukai oleh banyak pengguna lintas usia, dari pelajar sampai orang tua.

    Bebas Iklan Berlebihan yang Mengganggu

    YouTube saat ini dikenal dengan jumlah iklan yang cukup banyak. Bahkan untuk menikmati konten tanpa gangguan, kamu harus berlangganan YouTube Premium. Di sisi lain, Tubidy menawarkan pengalaman yang jauh lebih tenang. Iklannya minim dan tidak menutupi seluruh layar.

    Dengan pengalaman pengguna yang lebih bersih dan efisien, banyak orang beralih ke Tubidy untuk kebutuhan unduh musik atau video pendek. Apalagi untuk mereka yang hanya punya koneksi internet terbatas atau menggunakan perangkat dengan kapasitas memori kecil.

    Cocok Buat Perangkat Lama

    Satu keunggulan lain yang sering terlupakan adalah kompatibilitas Tubidy dengan perangkat jadul. Sementara YouTube dan platform lain makin berat dijalankan karena fitur-fitur canggihnya, Tubidy tetap ringan. Hal ini bikin Tubidy tetap relevan bagi pengguna ponsel lama atau wilayah dengan sinyal terbatas.

    Nggak sedikit pengguna dari daerah terpencil di Indonesia yang lebih nyaman menggunakan Tubidy. Karena situs ini bisa diakses lewat browser apapun, baik dari HP kelas menengah ke bawah maupun feature phone sekalipun.

    Tubidy untuk Pelajar dan Pekerja

    Buat pelajar yang ingin mengakses lagu-lagu edukatif atau mencari video motivasi untuk tugas sekolah, Tubidy bisa jadi pilihan. Kontennya beragam, mulai dari lagu nasional, pidato tokoh dunia, hingga audiobook dalam berbagai bahasa.

    Sementara itu, para pekerja kantoran atau freelancer juga sering mengandalkan Tubidy untuk mengunduh konten inspiratif atau musik santai yang bisa diputar offline saat bekerja. Ini membantu menjaga fokus tanpa harus streaming terus-menerus yang bisa boros kuota.

    Mudah Digunakan di Semua Browser

    Tubidy juga unggul dari sisi fleksibilitas. Situs ini bisa diakses lewat browser manapun, baik itu Chrome, Firefox, Opera, atau bahkan browser bawaan ponsel. Nggak perlu unduh aplikasi tambahan yang bisa makan memori. Bahkan, kamu bisa simpan langsung tautan unduhan dan memutarnya kapan saja tanpa koneksi internet.

    Kemudahan ini menjadi poin plus tersendiri. Apalagi buat pengguna yang hanya ingin mendengarkan lagu tanpa harus nonton video, Tubidy langsung menyediakan opsi MP3 dengan kualitas beragam.

    Pilihan Format yang Lengkap

    Nggak semua orang punya preferensi yang sama. Ada yang suka MP3 karena hemat memori, ada juga yang lebih suka MP4 supaya bisa lihat videonya sekalian. Tubidy memahami itu dan memberikan opsi format yang lengkap. Bahkan kamu bisa pilih resolusi yang paling sesuai dengan kapasitas perangkatmu.

    Untuk para kreator konten atau editor video pemula, fitur ini cukup membantu karena memungkinkan mereka mengunduh video yang kemudian bisa dipotong atau digunakan ulang secara offline.

    Ringan dan Cepat Tanpa Loading Lama

    Salah satu keluhan pengguna internet di Indonesia adalah koneksi lambat. Dan di sinilah Tubidy punya keunggulan. Situs ini bisa diakses dengan kecepatan minimal, bahkan di jaringan 3G sekalipun. Halaman pencariannya ringan, loading-nya cepat, dan proses unduhnya nggak ribet.

    Berbeda dengan YouTube yang kadang perlu buffering panjang, apalagi kalau sinyal kurang stabil. Tubidy justru lebih unggul di jaringan terbatas, yang membuatnya jadi solusi praktis buat banyak orang.

    Legalitas dan Etika Penggunaan

    Memang, banyak pertanyaan muncul soal apakah penggunaan Tubidy ini legal atau tidak. Untuk itu, penting buat kamu menggunakan situs ini secara bijak. Hindari mengunduh konten yang melanggar hak cipta. Pilih konten yang memang disediakan secara bebas atau berada di domain publik.

    Menjaga etika digital juga jadi bagian dari penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga menghargai karya para kreator di seluruh dunia.

    Tetap Bertahan di Tengah Persaingan

    Menariknya, meskipun popularitas YouTube makin kuat dengan jutaan kreator aktif dan video baru setiap detik, Tubidy tetap punya tempat di hati penggunanya. Alasannya simpel: Tubidy fokus pada efisiensi dan kemudahan.

    Bagi pengguna yang hanya ingin mendengarkan lagu tanpa harus login, tanpa iklan, dan tanpa buffering, Tubidy adalah pilihan terbaik. Bagi sebagian orang, pengalaman yang cepat dan praktis itu lebih berharga dibanding fitur-fitur canggih yang belum tentu dibutuhkan.

  • Aipda Hendra Gunawan, Polisi yang Viral Hina Seniman Langsung Diamankan dan Ditempatkan di Balik Jeruji Besi

    Aipda Hendra Gunawan, Polisi yang Viral Hina Seniman Langsung Diamankan dan Ditempatkan di Balik Jeruji Besi

    GELORA.CO –  Seorang anggota kepolisian dari Polsek Kalijati dinyatakan tidak layak menjabat setelah muncul video viral yang menampilkan ucapannya yang menghina seniman.

    “Orang seni itu murahan. Murahan. Bener, gak? Orang seni itu gak bakal ada yang kaya. Sengsara semua orang seni itu,” ucapnya dalam kanal YouTube Rusdy Oyag, dikutip dari akun Instagram @subang.info, Minggu 20 April 2025.

    Dalam insiden yang mengejutkan tersebut, Kapolsek Kalijati, AKP Teguh Sujito, langsung mengambil tindakan tegas.

    Petugas yang tidak disebut namanya dan disinyalir dikenal dengan inisial H segera dicopot dari jabatannya sebagai Babinkamtibmas Desa Jambelaer Dawuan.

    Meskipun H telah meminta maaf atas pernyataan tersebut, pihak Polsek Kalijati menindaklanjuti kasus ini dengan membawanya ke Provost dan Unit Intel guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Melansir unggahan @subang.info, tersangka telah diperiksa oleh Provost dan Unit Intel dari Polsek Kalijati dan saat video direkam, ia sudah ditempatkan di balik jeruji besi.

    Sejauh ini, pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi lebih lanjut terkait motif atau langkah hukum yang akan diambil terhadap tersangka.

    Kasus ini menjadi viral di media sosial dan mendapatkan banyak kecaman dari warganet.

    Kronologi Kasus

    Melansir dari akun Instagram @jabodetabek 24info mengunggah video detik-detik seorang pria yang mengenakan kaos cokelat yang naik ke atas panggung dan merebut mic musisi tersebut.

    “Oknum polisi Polsek Kalijati Subang, diduga menyampaikan hinaan pada seniman, dengan menyebut seniman murahan, pada Sabtu 19 April 2025,” tulis keterangan unggahan yang dikutip Poskota pada Minggu, 20 April 2025.

    Ia dengan lantang menyebut bahwa seorang musisi murahan dan tidak ada yang sejahtera. Sehingga, hidupnya selalu sengsara.

    “Orang seni itu murahan, tidak ada yang kaya. Selalu sengsara, iya enggak?,” kata pria tersebut.

  • Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

    Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

    GELORA.CO – Paulus Tannos alias Tjhin Thian Po, buron kasus korupsi pengadaan e-KTP periode 2011-2013, menulis sepucuk surat untuk Presiden Prabowo Subianto.

    Surat itu ia kirimkan kepada Tempo dan tiga media lainnya berwarkat 17 April 2025. Direktur PT Sandipala Arthaputra itu menulis sendiri suratnya dalam bahasa Inggris.

    “Saya telah menulis surat kepada Presiden Indonesia yang terhormat Prabowo Subianto bahwa saya akan dengan sukarela kembali ke Indonesia untuk menghadapi semua tuntutan,” kata Paulus dalam surat tersebut.

    Namun, ia meminta proses hukumnya di Indonesia dilakukan secara adil. Selain itu, Paulus meminta hakim yang mengadili perkaranya harus berintegritas tinggi dan bebas dari korupsi. 

    “Di masa lalu, ada banyak kasus pengadilan yang telah menyebabkan prasangka serius terhadap saya dan keluarga saya,” ujar Paulus. 

    Wacana memulangkan Paulus Tannos dari Singapura lewat ekstradisi mengemuka sejak akhir Januari 2025. Hingga kini, proses pembicaraan ihwal ekstradisi tersebut masih berlangsung.

    Terbaru, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan ada permintaan dokumen tambahan oleh Otoritas Singapura untuk proses ekstradisi Paulus Tannos. Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto, saat dikonfirmasi pada 15 April 2025, menyebut dokumen yang dimaksud adalah affidavit tambahan.

    Sementara itu Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum Widodo mengatakan, sidang mengenai ekstradisi Paulus Tannos di Singapura diprediksi pada Juni 2025. Ia menjelaskan, sidang pendahuluan (committal hearing) mengenai kelayakan ekstradisi Paulus akan berlangsung pada 23 hingga 25 Juni 2025. 

    “Kami berharap, kalau dari pihak mereka tidak ada perlawanan dan bisa menerima, segera. Langsung penetapan (ekstradisi) cepat,” tutur Widodo, dinukil dari Antara, Rabu, 16 April 2025.

    Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak bisa campur tangan karena kelayakan ekstradisi sudah menyangkut yurisdiksi hukum nasional Singapura. Sehingga, pemerintah Indonesia hanya menunggu hasil putusan persidangan di Singapura. 

    Ia pun tidak mengetahui jarak waktu antara putusan dan eksekusi ekstradisi. Kendati demikian, Widodo yakin Pemerintah Singapura akan membantu proses ekstradisi tersebut. Ini lantaran ada perjanjian bantuan hukum timbal balik (MLA) yang dijalin dengan Indonesia. 

    Di sisi lain, dia menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia sedang melengkapi dokumen tambahan yang dimintakan Kamar Jaksa Agung Singapura (AGC). Dokumen tersebut terkait dengan bukti-bukti yang berhubungan dengan perkara Paulus Tannos di Indonesia.

    “Semua dokumen sudah masuk, sudah lengkap, tapi kan ada beberapa hal yang perlu mungkin penekanan dari beberapa alat bukti, ya, terkait dengan affidavit-nya dan lain sebagainya,” kata Widodo.

  • Pesan Jokowi saat Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Kediaman Pribadinya

    Pesan Jokowi saat Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Kediaman Pribadinya

    GELORA.CO – Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi kedatangan tamu dari peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Kepolisian RI (Polri) Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65. Sespimmen Polri merupakan sekolah staf dan pimpinan menengah Polri dengan peserta didik perwira menengah dengan pangkat ajun komisaris besar dan komisaris.

    Momen kunjungan Serdik Sespimmen Polri di kediaman Jokowi di Gang Kutai 1 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo itu berlangsung pada Kamis, 17 April 2025. Ajudan Jokowi Komisaris Syarif Muhammad Fitriansyah juga sedang menempuh pendidikan di Sespimmen Polri Dikreg ke-65 tersebut. 

    Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 Komisaris Besar Denny mengatakan kedatangan mereka hari itu untuk silaturahmi dengan Jokowi. “Bersilaturahmi dengan Bapak Jokowi sekalian meminta masukan untuk perkembangan ke depannya,” kata Denny seusai pertemuan dengan Jokowi di dalam rumah. 

    Menurut Denny, perkembangan ke depan yang dimaksud berkaitan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotic.  

    Dalam kesempatan itu, mereka juga mendapatkan masukan dari Jokowi agar terus meningkatkan sinergitas antara Polri dan TNI sehingga lebih baik ke depannya dan bisa dicintai oleh masyarakat serta dapat menjadi panutan. “Ya intinya beliau (berpesan) untuk menjadi anggota Polri dan TNI yang lebih baik ke depan dan bisa dicintai oleh masyarakat dan menjadi panutan untuk masyarakat,” kata dia.

  • Tampang Aiptu Lilik Cahyadi, Oknum Polisi Polres Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Wanita di Dalam Sel

    Tampang Aiptu Lilik Cahyadi, Oknum Polisi Polres Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Wanita di Dalam Sel

    GELORA.CO –  Inilah tampang Aiptu Lilik Cahyadi, oknum polisi Polres Pacitan, Jawa Timur.

    Seperti diketahui, nama Aiptu Lilik Cahyadi belakangan ini tengah ramai jadi perbincangan publik.

    Bagaimana tidak, hal ini terjadi usai dirinya tersandung dalam skandal tindak asusila berupa rudapaksa.

    Yang mana, Aiptu Lilik Cahyadi diduga telah rudapaksa seorang tahanan wanita berinisial PW (21) di dalam sel.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform X milik @txtdrimedia pada Minggu (20/4/2025).

    Dalam unggahannya, publik ramai menyoroti kasus tersebut lantaran menyeret sosok oknum polisi.

    Beberapa di antaranya juga turut mencecar sikap Lilik usai diduga telah melakukan tindak asusila terhadap tahanan wanita.

    “Aiptu Lilik Cahyadi itu polisi kan? Ooh pantesan kelakuannya begitu,” cuitan akun @apelrebusajaib.

    “Hukuman ke pelaku sebaiknya lebih berat. Penegak hukum, harusnya lebih taat dan patuh hukum,” ketik @acsivd.

    “Agama hanya kedok belaka betul kata Almarhum dalang Ki Enthus Buat uji iman seseorang coba sekamar sama yang bukan pasangan resminya,” cuit @xxxaryadi.

    Akibat tuduhan tersebut, pihak kepolisian bergegas mengamankan pelaku terkait perkara yang disampaikan korban.

    Sebagaimana halnya yang dikonfirmasi langsung oleh Kepala Polres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar.

    Ayub menuturkan bahwa terduga pelaku berpotensi dikenakan sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

    Namun, sanksi tersebut akan diberlakukan apabila Lilik selaku anggota polisi Polres Pacitan terbukti melakukan tindak rudapaksa.

    “Anggota bersangkutan sudah kami tarik dari tugas dan sedang dalam pemeriksaan. Jika terbukti, sanksi bisa sampai PTDH,” jelasnya yang dikutip dari portal Pojoksatu.id.

    Hingga saat ini, korban diketahui tengah diinterogasi lebih lanjut dan menjalani pemeriksaan medis.

    Tidak lain, hal ini untuk memperkuat tuduhan terhadap Lilik yang diduga telah melakukan rudapaksa kepada korban. ***

  • Viral Oknum Anggota Polisi di Subang Sebut Seniman Itu ‘Murahan’, Kini Minta Maaf Ngaku Khilaf

    Viral Oknum Anggota Polisi di Subang Sebut Seniman Itu ‘Murahan’, Kini Minta Maaf Ngaku Khilaf

    GELORA.CO – Tengah viral di media sosial, seorang oknum anggota polisi di Subang diduga hina profesi seniman.

    Dalam video diunggah di kanal YouTube Rusdy Oyag Percussion tersebut,  oknum polisi di Subang merendahkan profesi seniman saat naik panggung dalam acara hajatan di Kampung Melong, Desa Jambelaer, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Sabtu (19/04/2025).

    Dalam video tersebut, oknum polisi menyebutkan “orang seni itu murahan, orang seni itu nggak bakal ada yang kaya, sengsara semua orang seni itu,”.

    Oknum polisi tersebut diduga dalam keadaan mabuk.

    Kendati begitu, pernyataan ini pun sontak memicu kekecewaan para seniman di Subang.

    Setelah viral aksinya tersebut, oknum polisi berhasil diamankan.

    Ia juga menyampaikan permintaan maafnya kepada para seniman.

    Lewat Instagram @polres_subang, anggota Polsek Kalijati, Aiptu Hendra Gunawan 

    “Saya Aiptu Hendra Gunawan selaku Bhabinkamtibnas desa Jambelaer, Dawuan, Polsek Kalijati, Polres Subang meminta maaf kepada seluruh warga masyarakat berikut selaku seni khususnya Kabupaten Subang yang telah tersakiti sama saya atas tutur kata yang kurang menyenangkan, sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati. Mohon dibukakan untuk pintu maaf bagi saya, demikian dari saya,” kata Aiptu Hendra Gunawan.

    Sementara, Tokoh Seniman Subang, Joni Januar mendampingi Aiptu Hendra mengatakan bahwa oknum polisi sudah meminta maaf atas kesalahannya.

    “Salam seni budaya, saya mendampingi Aiptu Hendra Gunawan atas ucapannya yang tadi siang daerah  Jambelaer, beliau ada kekhilafan mengucapkan sehingga kita pelaku seni merasa tersakiti, tapi alhamdulilllah disaksikan Kapolsek, Prompam dan Kasat Intelkam sudah clear bahwa yang bersangkutan sudah tulus meminta maaf atas kekhilafan ucapannya yang viral, sekali lagi mohon dibukakan pintu maaf yang bersangkutan tidak mengulanginya lagi,” tandasnya.

  • Oknum Militer Diduga Sudah Keluar Barak dan Mulai Masuk ke Kampus, Benarkah UU TNI Jadi Alat Intervensi?

    Oknum Militer Diduga Sudah Keluar Barak dan Mulai Masuk ke Kampus, Benarkah UU TNI Jadi Alat Intervensi?

    GELORA.CO –  Pasca disahkannya RUU TNI oleh DPR serta Presiden Prabowo, narasi akan munculnya kembali Dwi Fungsi mulai dirasa menghantui.   

    Dimulai dari aksi penolakan terhadap rapat diam-diam menjelang pengesahan, Rancangan Undang-Undang TNI juga disebut-sebut telah mengkhianati amanat Reformasi.

    Kekhawatiran akan lahirnya kembali Dwi Fungsi pasca Undang-Undang TNI, kian menjadi usai sejumlah kampus didatangi Orang tak dikenal yang ditengarai sebagai Intelijen.

    Dari sebuah unggahan video yang kini viral, jagat maya dibuat heboh dengan kemunculan sosok pria misterius diduga Intel TNI di tengah-tengah diskusi sekelompok mahasiswa.

    Selain di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah; kabar militer masuk kampus juga sempat menggemparkan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

    Terkait dengan berkembangnya narasi telah terjadi intimidasi oleh sejumlah oknum TNI, Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi memberi tanggapan.

    Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, narasi adanya intimidasi ataupun intervensi yang kini menyoroti institusi TNI merupakan sebuah kekeliruan.

    Sosok Misterius yang berusaha menyusup dalam acara diskusi mahasiswa di UIN Walisongo, menurut Kapuspen bukan merupakan seorang anggota TNI.

    Sementara kedatangan anggota TNI ke dalam kampus UI, menurut Kapuspen karena ingin menghadiri undangan diskusi yang sebelumnya dilayangkan mahasiswa.

    Untuk itu, Kapuspen meminta agar pihak-pihak tak bertanggung jawab yang gencar membuat narasi adanya intimidasi dan intervensi tidak memperkeruh situasi.

    Memiliki tupoksi perangkat pertanahan negara, TNI menurut Kapuspen telah banyak menjadikan kampus sebagai mitra.

    “TNI AD telah bekerja sama dengan Universitas tertentu untuk mengembangkan drone, ada simbiosis mutualisme disitu,” jelas Kapuspen.

    Selain disampaikan oleh Kapuspen TNI, pendapat senada juga sempat disampaikan oleh Brian Yuliarto selaku Mendikti Saintek.

    Menurut Mendikti, perguruan tinggi di Indonesia merupakan tempat yang terbuka untuk bekerjasama dengan seluruh pihak termasuk TNI.

    “Kita sangat terbuka untuk pengembangan pengetahuan, riset dan juga teknologi, jadi saya pikir di  kampus kita terbuka,” jelasnya.

    Terkait dengan kedatangan dugaan adanya intimidasi oleh oknum anggota TNI di sejumlah kampus, Pengajar Hukum Tata Negara Jentera Institut memberi tanggapan.

    Menurut Bivitri Susanti, institusi TNI perlu memahami bagaimana kondisi psikologis dari para mahasiswa sebagai Agen Perubahan.

    Mengacu pada aksi unjuk rasa pengesahan RUU TNI yang berakhir kisruh dan histori Dwi Fungsi di era Orde Baru, militer perlu lebih cermat dalam menjaga jarak dengan kampus.

    “Ketakutan terhadap RUU TNI dan trauma di masa Orba itu tinggi sekali, jadi harus dipahami relasi antara TNI dengan warga biasa,” ujar Bivitri.***

  • Purnawirawan TNI Harusnya Menghormati Pilihan Rakyat

    Purnawirawan TNI Harusnya Menghormati Pilihan Rakyat

    GELORA.CO – Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) menolak tuntutan pergantian Wakil Presiden hasil Pemilu 2024, yang disuarakan oleh sejumlah purnawirawan TNI. PSI menilai tuntutan tersebut dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi di Indonesia.

    Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, menyampaikan bahwa mandat rakyat yang diberikan melalui pemilihan umum harus dihormati hingga masa jabatan berakhir.

    “Lebih dari 96 juta rakyat telah memilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Tuntutan untuk mengganti Wakil Presiden jelas mengabaikan kedaulatan rakyat,” ujar Andy dalam pernyataannya, Minggu (20/4).

    Menurutnya, desakan kepada MPR untuk mencopot Presiden atau Wakil Presiden tanpa dasar hukum yang kuat akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi ke depan.

    “Siapa pun tidak boleh menekan MPR hanya karena alasan suka atau tidak suka. MPR tidak boleh kembali menjadi lembaga tertinggi negara yang bisa mencopot Presiden atau Wakil Presiden seperti pada masa Orde Baru,” tegasnya.

    PSI juga menilai bahwa tuntutan tersebut hanya menciptakan kegaduhan politik yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat. Andy mengajak semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan politik melalui mekanisme demokrasi yang telah disepakati.

    “Purnawirawan TNI seharusnya menjadi teladan dengan menghormati hasil pilihan rakyat, bukan melakukan manuver politik jangka pendek,” tutupnya.

  • Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    GELORA.CO – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman jangan hanya berani kepada pengamat, melainkan juga harus bernyali kepada koleganya yang disebut-sebut terseret kasus tindak pidana korupsi.

    Demikian disampaikan pengamat politik Refly Harun dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun berjudul “Sempat Viral Prabowo Sebut RH-RG! Kini Mentan Omong Pengamat Musuh Negara Negara! Lengkap Klarifikasi!!” yang diunggah pada Sabtu, 19 April 2025.

    Dalam video itu, Refly Harun menyoroti adanya pemberitaan yang menyebutkan akan ada pengamat terkenal dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) ternama yang akan masuk penjara karena melakukan korupsi, dan bahkan pengamat itu disebut sering melontarkan kritikan.

    “Saya orang yang selalu mendorong siapa pun yang tahu kejahatan seperti itu, terbuka saja, laporkan kepada polisi. Tapi jangan kejahatan yang dianggap kejahatan, seperti berbeda pendapat, dulu melanggar prokes itu sih ecek-ecek namanya, tapi kalau korupsi, kongkalikong laporkan, jadi saya pun juga mendukung, asal memang benar,” kata Refly seperti dikutip RMOL, Minggu 20 April 2025.

    Bukan hanya melaporkan pengamat ke aparat penegak hukum, kata Refly, Mentan Amran juga harus berani melaporkan koleganya sesama menteri yang diduga banyak melakukan korupsi, seperti kasus BTS, kasus hutan, minyak goreng, tambang, dan lainnya.

    “Itu bukan hanya Rp5 miliar sebagaimana disinyalir oleh Mentan ini, tapi triliunan sudah. Berani nggak mengungkapkan atau mengucapkannya? Ya mungkin tidak berani, karena tidak langsung terkait dengan Kementerian Pertanian,” kata Refly.

    Refly juga turut membacakan berita yang berisi pengakuan Mentan Amran terkait adanya upaya lobi-lobi dari pejabat yang meminta agar memaafkan kasus pengamat terlibat proyek fiktif yang merugikan keuangan negara mencapai Rp5 miliar di Kementerian Pertanian.

    “Bro Amran Sulaiman, anda paham nggak, kalau anda menyebutkan ada pejabat yang melobi agar dibebaskan, maka pejabat itu kena, pejabat itu anda laporkan juga karena dia sudah melakukan yang namanya obstruction of justice ya,” tegas Refly.

    Meski begitu, Refly juga mengingatkan kepada para pengamat untuk berfokus menjadi pengamat  yang lurus dan tidak bermain proyek sana-sini.

    “Menjadi pengamat itu di Indonesia ini jauh lebih berat dibandingkan menjadi pejabat,” kata Refly.

    “Kenapa? Karena tuntutan untuk lurus, untuk menjaga integritas, lebih tinggi daripada penjabat. Lebih tinggi daripada penegak hukum, lebih tinggi daripada hakim, lebih tinggi daripada jaksa,” sambungnya.

    Selain itu, Refly meminta agar perbuatan seseorang tidak dikait-kaitkan dengan kritikan yang disampaikan. Mengingat, kritik harus dibalas dengan kritik atau adu data.

    “Jadi kalau misalnya ada orang yang mengkritik, jangan kita kait-kaitkan wah dia ada proyek dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Kalau misalnya ada korupsi di Rp5 miliar, ya sebutkan, tapi jangan kaitkan dengan kritiknya selama ini,” kata Refly.

    “Kalau begitu nanti kita makin distrust society ya kan. Tapi saya tetap dukung orang-orang yang berani mengungkapkan kebenaran, terutama ada kasus korupsi. Bahkan bila perlu, tidak hanya berani kepada seorang pengamat, ke koleganya juga, nah itu baru keren,” pungkas Refly.