Category: Gelora.co Nasional

  • Kata Kata Terakhir Paus Fransiskus, Ucapkan Terima Kasih kepada Perawat

    Kata Kata Terakhir Paus Fransiskus, Ucapkan Terima Kasih kepada Perawat

    GELORA.CO – DI antara kata-kata terakhir Paus Fransiskus, ada ucapan terima kasih kepada perawatnya. Orang yang mengawasi kesehatan Paus Fransiskus itu telah membantunya memberikan kejutan kepada umat di Lapangan Santo Petrus pada Hari Paskah dengan tur singkat menggunakan popemobile. Penampilan di atas popemobile itu menjadi yang pertama sejak ia selamat dari pneumonia ganda selama lima minggu.

    “Terima kasih telah membawaku ke lapangan,” kata Fransiskus kepada Massimiliano Strappetti, perawat yang memberikan perawatan 24 jam untuk paus, seperti dilaporkan media resmi Vatikan, Selasa (22/4).

    Sekitar 35 ribu umat Katolik memadati lorong-lorong di dalam Lapangan Santo Petrus pada Minggu (20/4), saat paus melakukan tur, duduk di kursi khusus di bagian belakang popemobile. Terdengar sorakan ‘viva il papa’ (hidup Paus) dan kendaraan itu sesekali berhenti agar Paus Fransiskus bisa memberkati bayi-bayi yang dibawa para ajudan.

    Sisa hari Minggu terakhirnya dijalani dengan normal. Ia makan malam dengan tenang. Tanda-tanda pertama dari ‘penyakit mendadak’ muncul pada pukul 05.30 waktu setempat pada Senin (21/4).

    “Sedikit lebih daripada satu jam kemudian, sambil melambaikan tangan sebagai isyarat perpisahan kepada Strappetti, Paus jatuh koma. Ia tidak menderita, dan semuanya terjadi sangat cepat,” kata pihak Vatikan dalam laporan itu.

    Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, wafat pada Senin setelah mengalami stroke dan henti jantung. Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama 38 hari karena pneumonia. Namun, ia telah kembali ke Vatikan hampir sebulan lalu dan tampak membaik.

    Paus Fransiskus, yang dikenal sering memaksakan diri hingga kelelahan, menghabiskan hari terakhirnya dengan bekerja. Ia bahkan mengabaikan nasihat dokter yang menyarankan dua bulan istirahat agar tubuh tuanya bisa pulih.

    Media Vatikan menyebut Paus Fransiskus wafat selepas kembali memeluk umat setelah sekian lama. (*)

  • Jerry Massie Yakin Jokowi Jadi Matahari Kembar, Ini Tesisnya

    Jerry Massie Yakin Jokowi Jadi Matahari Kembar, Ini Tesisnya

    GELORA.CO – Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Political Public and Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai bahwa tudingan bahwa ada matahari kembar di Republik Indonesia benar adanya.

    “Saya kira tudingan ada marahari kembar ada benarnya,” kata Jerry kepada Holopis.com, Rabu (23/4/2025).

    Hal ini disampaikan setelah dirinya melakukan pengamanan yang cukup mendalam terhadap bagaimana sepak terjang Jokowi pasca dinyatakan lengser dari jabatannya sebagai Presiden ke 7 Indonesia yang kemudian digantikan oleh Presiden ke 8 Prabowo Subianto.

    Bahkan ruang gerak Jokowi termasuk yang umum di dalam pemberitaan pun tetap dipantau oleh Jerry Massie, sehingga muncul kesimpulan dirinya bahwa Jokowi masih ingin menjadi matahari.

    “Kalau kita belajar filsafat atau philo sophia yang berarti cinta akan kebenaran gerak-gerik Jokowi, orang awam pun bisa baca,” ujarnya.

    Sejumlah tesis yang ia dapat gunakan sebagai argumentasi mengapa Jokowi dianggapnya sebagai matahari yang ingin tetap bersinar sekalipun sudah ada Prabowo sebagai Presiden, salah satunya adalah kunjugan sejumlah menteri bekas kepemimpinannya dahulu. Beberapa di antaranya adalah Bahlil Lahadalia hingga Sakti Wahyu Trenggono. Mereka dianggap publik sebagai orang titipan Jokowi di Kabinet Merah Putih kepemimpinan Prabowo Subianto.

    “Contoh premis pertama, sejumlah menteri berkunjung ke Jokowi di antaranya Menteri KKP Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Sadikin, Menteri ESDM Bahlil Lahaladia dan sejumlah menterinya Jokowi di kabinet Prabowo,” terang Jerry.

    Bahkan yang paling kentara adalah ketika ada menteri titipan Jokowi menyebut bahwa mereka telah menghadap bos saat berada di kediaman pribadi Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah pada hari Jumat, 11 April 2025. Sebut saja mereka antara lain ; Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, Wihaji, Budi Arie Setiadi, Sri Mulyani Indrawati, Pratikno, Sakti Wahyu Trenggono, dan Budi Gunadi Sadikin yang diklaim dalam rangka silaturrahmi Hari Raya Idulfitri 1446 H / 2025.

    Terlebih kunjungan mereka dilakukan saat Presiden Prabowo Subianto sedang bekerja untuk melakukan lawatan ke luar negeri antara tanggal 9 – 15 April 2025 lalu.

    “Premis kedua, Wahyu Trenggono dan Budi Sadikin memanggil Jokowi ‘Bos’. Itu berarti mereka dalam kendali Jokowi,” sambungnya.

    Menurut Jerry, bukti bahwa sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju tersebut menunjukkan bahwa mereka memang jelas masih tunduk pada Jokowi. Sementara mereka pun cukup banyak berada di kabinet Merah Putih.

    “Tak ada yang bisa mengabdi pada dua tuannya. Saya kira mereka bermain dua kaki. Orang-orang pilhan Jokowi di kabinet Prabowo paling sekitar 60-70 persen lebih condong ke Jokowi ketimbang Prabowo,” tukasnya.

    Selanjutnya adalah premis ketiga yang disampaikan Jerry, bahwa Jokowi yang sudah pensiun sebagai pejabat negara seharusnya tak banyak melibatkan diri dengan rapat-rapat khusus dan melakukan pencitraan yang sangat masif sehingga menempatkan khusus wartawan untuk meliput setiap ruang gerak ayah kandung Gibran Rakabuming Raka itu.

    “Jokowi sudah retired alias pensiun harusnya tak banyak melibatkan diri dengan rapat segala dan gencar melakukan pencitraan di kediamannya dia,” lanjut Jerry.

    Di sisi lain, kunjungan sejumlah peserta didik Sespimmen Polri pada hari Kamis, 17 April 2025 juga ikut menjadi sorotan Jerry Massie. Menurutnya, kedatangan mereka ke rumah Jokowi justru tidak inline dengan pendidikan yang mereka tempuh. Terlebih kunjungan sejumlah perwira Polri tersebut jelas tampak mengenakan seragam kedinasan.

    “Contoh pertemua sejumlah Perwira menengah Sespim Mabes Polri ke kediamannya dia. Ini aneh. Lebih baik para calon Sespim ini sowan ke sejumlah mantan Kapolri seperti Tito Karnavian, Da’i Bachtiar, Sutarman, Idam Aziz, Badrodin Haiti dan lainya. Mereka lebih kompeten menjawab soal seluk-beluk Polri,” tuturnya.

    Jokowi Narsistik

    Oleh sebab itu, Jerry Massie pun menyebut bahwa Jokowi adalah sosok bekas pejabat yang terlalu narsistik. Ia merasa bahwa Jokowi masih ingin selalu tampak terlihat ke publik pasca menjabat sebagai Presiden selama 2 (dua) periode.

    “Jokowi manusia narsis setiap saat setiap waktu wawancara bersama wartawan dan membuka rumahnya bagi warga. Pertanyaan saya apa tujuannya? Selain itu Jokowi kerap menggangu dan memecah konsentrasi Prabowo dalam mengurus bangsa,” kata Jerry.

    Memahami konteks jiwa narsistik Jokowi yang dinilainya cukup mengganggu instabilitas nasional, Jerry pun menyarankan agar bekas Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu belajar kepada seniornya, sebut saja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih pandai menempatkan diri pasca purna tugas sebagai Presiden.

    “Jokowi harus belajar pada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono nanti kalau diminta Presiden Prabowo tukar pikiran atau dialog baru beliau muncul ke publik. Seperti beberapa waktu lalu. Jadi SBY banyak memberikan saran dan sumbangsih pemikiran pada Prabowo soal tarif dagang Trump yang tembus 47 persen,” tuturnya.

    Jika pun Jokowi tidak ingin disebut sebagai Matahari Kembar, Jerry pun menyarankan agar ayah kandung Kaesang Pangarep tersebut benar-benar memahami posisi diri dan tidak terlalu narsistik.

    “Kalau Jokowi tak mau disebut matahari kembar, maka dia harus menghentikan kegiatan setiap hari di sosmed dan juga pencitraannya dan wawancara di media-media, bahkan mengundang para menteri Prabowo ke kediamannya,” pungkasnya.

    Jokowi Bantah Jadi Matahari Kembar

    Terkait dengan tudingan bahwa Jokowi menjadi matahari kembar, suami Iriana tersebut menegaskan, bahwa tidak ada istilah matahari kembar dalam kepemimpinan nasional. Menurutnya, hanya ada satu pemimpin, yakni presiden terpilih Prabowo Subianto yang saat ini tengah menjabat.

    “Mengenai matahari kembar, enggak ada yang namanya matahari kembar. Matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto. Sudah itu jelas,” kata Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya, Jalan Kutai Utara No.1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (21/4/2025).

    Jokowi menegaskan bahwa kedatangan para menteri ke kediamannya hanyalah bentuk silaturahmi semata dalam rangka Halal Bihalal hari Raya Idulfitri 1446 H. Bahkan ia juga menegaskan bahwa pertemuan tersebut sama sekali tidak mengandung muatan politik.

    “Silaturahmi di hari Lebaran itu hal yang baik. Apa yang salah dengan bersilaturahmi? Kepada siapa pun boleh,” tuturnya.

    Saat ditanya apakah dalam pertemuan tersebut para pejabat meminta saran atau masukan, Jokowi menjawab bahwa kunjungan mereka murni untuk menjalin silaturahmi. Termasuk juga sebutan mantan bos dan bos yang sempat diucapkan oleh Sakti Wahyu Trenggono usai kunjungan ke Solo.

    “Mereka hanya menyebut saya mantan bos, karena dahulunya memang saya presiden mereka. Jadi ini silaturahmi biasa, dan itu sangat baik,” tambahnya.

    Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

  • Polres Pacitan Didemo Gegara Kasus Polisi Perkosa Tahanan

    Polres Pacitan Didemo Gegara Kasus Polisi Perkosa Tahanan

    GELORA.CO – Polres Pacitan, Jawa Timur didemo sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkait kasus dugaan oknum polisi perkosa tahanan perempuan.

    Dalam aksi tersebut, mahasiswa membentangkan poster dan banner bertuliskan kecaman, serta menaburkan bunga di depan Mapolres Pacitan sebagai bentuk kritik atas dugaan kekerasan seksual yang mencoreng institusi kepolisian.

    Koordinator aksi mahasiswa, Yusuf Mukib menuntut evaluasi total terhadap sistem perlindungan tahanan di lingkungan Polres Pacitan, serta permintaan maaf secara terbuka dari pihak kepolisian kepada masyarakat.

    “Menyikapi kelakuan bejat oknum polisi yang diduga melakukan rudapaksa, kami menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan perlindungan tahanan,” kata Yusuf, Selasa (22/4/2025).

    Dia juga menekankan pentingnya transparansi dan penegakan hukum yang adil terhadap pelaku pemerkosaan, termasuk jika berasal dari internal institusi kepolisian.

    Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tersebut.

    “Atas nama pribadi dan institusi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat,” kata AKBP Ayub.

    Dia menyebut anggota yang diduga terlibat telah diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Timur, dan proses hukum tengah berjalan.

    Sebelumnya, pihak Polda Jatim menyatakan akan menindak tegas anggota Polres Pacitan yang diduga melakukan kekerasan seksual terhadap seorang tahanan wanita.

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast mengatakan bahwa personel berinisial LC saat ini sedang menjalani proses hukum secara internal di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim.

    “Memang benar, saat ini Propam Polda Jatim sedang memproses dugaan pelanggaran kode etik oleh oknum anggota Polres Pacitan berinisial LC. Yang bersangkutan diduga melakukan tindak kekerasan seksual terhadap seorang tahanan wanita,” ujar Kombes Jules di Surabaya, Senin (21/4/2025).

    Dia menerangkan bahwa LC telah dinonaktifkan dari jabatannya sejak lebih dari sepekan lalu, dan kini sedang menjalani penahanan di tempat khusus milik Bidang Propam Polda Jatim.

    “Saat ini, LC berada di ruang tahanan khusus Propam. Proses pemeriksaan masih terus berlangsung,” ungkapnya.

    Jules menjelaskan pelanggaran yang dilakukan LC tergolong berat dan berpotensi dikenai sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias dipecat dari Polri.

    “Tindakan ini mencoreng nama baik institusi. Polda Jatim tidak akan menoleransi pelanggaran hukum apa pun, termasuk yang dilakukan oleh anggota kepolisian sendiri. Sanksi tegas menanti, termasuk kemungkinan pemberhentian tidak hormat,” tuturnya.

    Polda Jatim menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas insiden yang mencoreng citra kepolisian tersebut.

    Kapolda Jatim, Irjen Nanang Avianto juga telah memberikan atensi khusus terhadap penanganan kasus kekerasan seksual tersebut.

    “Peristiwa ini menjadi bahan evaluasi serius bagi kami. Kapolda menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan menegaskan kembali komitmen untuk menindak tegas setiap pelanggaran hukum di lingkungan kepolisian,” kata Jules.

  • Perempuan Itu Lebih Dulu Merayu

    Perempuan Itu Lebih Dulu Merayu

    GELORA.CO – Pengacara oknum polisi berinisial Aipda AD meluruskan informasi beredar terkait tuduhan pemerkosaan kepada mertuanya AS (37) di Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pihaknya menegaskan kliennya tidak pernah melakukan pemerkosaan.

    “Informasi klien kami yang melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap mertuanya sendiri adalah hoaks dan sudah mengarah pada dugaan fitnah dan pencemaran nama baik terhadap klien kami,” kata kuasa hukum Aipda AD, Mawan dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

    Mawan mengungkapkan AS merupakan mertua tiri yang dinikahi oleh mertua laki-lakinya. Sehingga ia menyebut jika AS bukanlah mertua kandung atau ibu dari istrinya.

    “Hubungan klien kami dengan perempuan inisial AS tersebut adalah mertua tiri dan bukan mertua kandung,” ujarnya.

    Dia turut membeberkan beberapa potongan pesan singkat AS terhadap Aipda AD. Menurutnya AS lebih dulu memancing Aipda AD dengan nada merayu.

    “Malahan dalam chatingan oknum perempuan inisial AS yang memancing dengan kalimat rindu atau kangen pada klien kami,” bebernya.

    Sehingga Mawan meminta kepada masyarakat Buton Utara untuk tidak berspekulasi jauh dan menyuruh Aipda AD telah memperkosa AS. Ia juga meminta agar tidak menelan mentah-mentah informasi yang menyudutkan kliennya.

    “Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak salah penafsiran dengan pemberitaan sepihak yang beredar, bahwa klien kami melakukan pemerkosaan terhadap mertuanya sendiri, ini adalah berita bohong,” ungkapnya.

  • Kesadaran Etik Jokowi Lemah!

    Kesadaran Etik Jokowi Lemah!

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi sangat berbeda dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam menjaga etika kepemimpinan. 

    Jokowi yang sudah tidak menjabat Presiden justru masih intensif bertemu dengan perangkat negara. 

    Setelah mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto, Jokowi mengumpulkan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke- 65 di kediamannya, Solo, pada 17 April 2025.

    “Lemahnya kesadaran etik dalam kultur politik Pak Jokowi. Cara pandangnya demokrasi sebatas seperangkat aturan membuat tak terlihat batas patut dan tak patut dalam langkah politiknya,” kata Pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, kepada RMOL, Rabu 23 April 2025. 

    Menurut Ray, jika Jokowi menjaga jarak etik, maka pertemuan-pertemuan dengan perangkat kekuasaan itu dapat diminimalisir. 

    “Nampaknya ada hubungan istimewa antara Pak Jokowi dengan institusi kepolisian RI. Hubungan ini membuat kedekatan Pak Jokowi dengan kepolisian RI seperti tak terpisahkan. Kunjungan ini adalah salah satunya,” kata pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 

    “Pertanyaannya, mengapa hanya Pak Jokowi yang dikunjungi oleh peserta Sespimmen Polri?” sambungnya.

    Atas dasar itu, Ray berpandangan bahwa Jokowi seperti tak mencontoh para presiden terdahulu, ketika sudah tak lagi berkuasa justru menjaga jarak dengan kekuasaan. Termasuk untuk bertemu dengan perangkat kekuasaan, seperti Sespimmen Polri. 

    “Bukankah mantan presiden bukan hanya Pak Jokowi. Tetapi juga Ibu Mega dan Pak SBY. Dan, hingga hari ini, belum terlihat ada kunjungan mereka kepada dua mantan presiden ini,” pungkas Ray. (*)

  • Minta Pulang, Enggak Tahan, Dubes AS Akhiri Tugas di RI

    Minta Pulang, Enggak Tahan, Dubes AS Akhiri Tugas di RI

    GELORA.CO – Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengonfirmasi bahwa Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, akan segera mengakhiri masa tugasnya di Jakarta.

    Namun, menurutnya kepulangan Kamala bukan karena penarikan resmi dari Washington.

    “Enggak ditarik itu, dia minta pulang karena sudah enggak tahan,” ujar Havas saat ditemui di kantor Kemlu RI, Jakarta Pusat, Selasa (22/4).

    Saat ditanya lebih lanjut soal alasan di balik kepergian Kamala, Havas menjawab singkat, “Ya itu urusan internal mereka lah.”

    Dubes Kamala dijadwalkan meninggalkan Indonesia pada akhir April 2025, kurang dari satu tahun sejak ia tiba di Jakarta pada 8 Agustus 2024.

    Ia ditunjuk pada 2 Mei 2024 oleh Presiden AS saat itu, Joe Biden, dan menggantikan Dubes sebelumnya, Sung Y. Kim.

    Dalam pernyataan resminya, Dubes Kamala menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas sambutan selama masa tugasnya.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Republik Indonesia,” katanya.

    Ia juga menyoroti kerja sama kedua negara di bidang pendidikan, perdagangan, pertahanan, dan keamanan.

    Selama bertugas, Kamala aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, baik dari pemerintahan maupun masyarakat sipil.

    Sebelum kembali ke AS, ia dijadwalkan mengadakan sejumlah pertemuan dengan mitra dan pejabat Indonesia untuk menegaskan komitmen kerja sama bilateral.

    Kekosongan posisinya akan diisi sementara oleh Wakil Duta Besar Heather C. Merritt, yang menjabat sebagai Kuasa Usaha Ad Interim di Kedutaan Besar AS Jakarta.

  • Sudah Beranak-Istri, Tukang Servis Mesin Cuci Ngaku PNS Lulusan UGM demi Nikah Lagi

    Sudah Beranak-Istri, Tukang Servis Mesin Cuci Ngaku PNS Lulusan UGM demi Nikah Lagi

    GELORA.CO – Ikhsan Nur Rasyidi, pria berusia 32 tahun, menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo, Jawa Tengah karena berbohong demi bisa menikah lagi.

    Ia bahkan, sampai memalsukan sejumlah dokumen, di antaranya KTP, Kartu Keluarga, surat pengantar nikah, surat persetujuan mempelai, hingga ijazah perguruan tinggi.

    Dalam melancarkan aksinya, Ikhsan mengaku sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Ikhsan merupakan warga Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

    Ia telah memiliki istri dan satu orang anak.

    Dia juga bukan seorang PNS. Pekerjaan sehari-harinya adalah tukang servis mesin cuci.

    Namun, Ikhsan merekayasa cerita sebagai seorang PNS lulusan UGM demi bisa menikah lagi dengan wanita muda, EAP (23).

    Ia juga melakukan pemalsuan data untuk menikahi wanita asal Kelurahan Jetis, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo itu.

    Ikhsan bahkan mengubah nama kandung ayahnya dari Donokuncoro menjadi Kuncoro.

    Perangai Ikhsan terbongkar setelah dirinya berhasil menikahi EAP, 2021.

    Kala itu, EAP ingin melakukan pecah Kartu Keluarga (KK) untuk membuat akte sang anak.

    Ternyata, KK yang dimiliki sang suami tidak terdaftar di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Solo.

    Setelah itu, EAP diarahkan ke Disdukcapil Sukoharjo.

    Di Sukoharjo pun nomor KK dan NIK suaminya yang mengaku warga Solo juga tidak terdaftar.

    Namun, terungkap, nama suaminya sudah terdaftar dengan nomor KK dan NIK yang berbeda, dengan status menikah dan memiliki satu anak.

    Setelah fakta tersebut terungkap, EAP mulai mencari tahu asal-usul suaminya.

    Ia akhirnya berhasil menemukan keberadaan istri pertama terdakwa.

    “Jadi, setelah semua terungkap, saya mencoba mencari istri pertamanya dan saat itu bertemu.”

    “Setelah bertemu memang betul terdakwa sudah beristri dan mempunyai satu anak,” kata EAP di depan majelis hakim, Senin (21/4/2025).

    Selain itu, pekerjaan terdakwa juga terungkap. Ia bukan seorang PNS, melainkan tukang servis mesin cuci.

    “Keterangan dari istri pertama, terdakwa bukan PNS, melainkan hanya tukang servis mesin cuci laundry di daerah Kecamatan Laweyan,” ungkapnya.

    Dari pernikahannya dengan terdakwa, EAP dikaruniai satu orang anak yang saat ini sudah berusia 2 tahun.

    Sementara itu, EAP resmi batal nikah dengan Ikhsan di Pengadilan Agama Sukoharjo pada September 2022.

    Setelah putusan tersebut, EAP melaporkan Ikhsn ke Polres Sukoharjo pada Oktober 2022.

    Adapun hubungan Ikhsan dan EAP mulai terjalin pada 2020.

    Saat itu, Ikhsan rutin membeli es di tempat EAP bekerja.

    “Terdakwa hampir setiap hari beli dua sampai tiga kali. Dari situ kami mulai saling mengenal,” ungkapnya.

    Dari situ, benih-benih cintai mulai tumbuh, keduanya kemudian memutuskan untuk menikah pada 17 September 2021.

    Selama mengenal terdakwa, EAP tak pernah diperkenalkan dengan keluarga Ikhsan.

    “Terdakwa mengaku sudah tidak tahu keberadaan keluarganya setelah ibunya meninggal dunia di Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban,” terangnya.

    Bahkan menjelang rapat keluarga untuk menikah, terdakwa membatalkannya dengan alasan ada saudara yang meninggal.

    “Sudah dimasakin, sudah siap. Terdakwa tiba-tiba membatalkan pertemuan keluarga dengan alasan Bude-nya meninggal dunia,” paparnya.

    Saat menikah pun, semua biaya ditanggung oleh pihak EAP, karena Ikhsan beralasan ATM-nya rusak.

    “Dulu terdakwa berbicara lantang depan orang tua saya, maharnya apa saja ia turuti.”

    “Tetapi akhirnya pinjam uang ibu saya Rp11 juta untuk acara nikahnya dan maharnya,” bebernya.

  • Sosok Anggrek Anggarayani, Guru SMP di Sragen yang Viral Gunting Seragam Siswa

    Sosok Anggrek Anggarayani, Guru SMP di Sragen yang Viral Gunting Seragam Siswa

    GELORA.CO – Belum lama ini, sebuah video yang menggambarkan seorang guru sedang menggunting seragam siswanya viral di media sosial.

    Usut punya usut, guru yang melakukan tindakan itu diketahui bernama Anggrek Anggarayani.

    Ia merupakan seorang tenaga pendidik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 5 Sukodono, Sragen, Jawa Tengah.

    Anggrek merupakan guru pengampu mata pelajaran seni budaya dan PPKN, serta guru bagian kesiswaan SMP PGRI 5 Sukodono, Sragen.

    Di balik viralnya video itu, ternyata ada fakta lain. 

    Anggrek melakukan itu atas permintaan orang tua siswa. 

    Mengetahui videonya viral, Anggrek lantas menyampaikan permintaan maaf.

    “Sebelumnya saya minta maaf atas kecerobohan, keteledoran, dan kelalaian saya, seharusnya itu tidak saya unggah, tapi itu saya dokumentasi atas permintaan orang tua anak,” katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/4/2025).

    Anggrek menjelaskan, pemotongan seragam serta pengambilan video dilakukan pada Senin (17/4/2025).

    Dimana, sebenarnya seragam yang dikenakan oleh siswa bernama Iksan tersebut adalah seragam dari sekolah lamanya.

    Iksan sendiri adalah siswa pindahan di SMP PGRI 5 Sukodono, yang kini duduk di bangku kelas 9.

    Anggrek mengatakan, sejak dua bulan sebelum pengguntingan itu, Iksan sudah dibelikan seragam baru oleh ibunya.

    Namun, Iksan tidak mau memakai seragam baru tersebut, karena Iksan merasa dirinya lebih keren memakai seragam yang lama.

    “Sudah dibelikan seragam baru 2 bulan sebelumnya, tapi Nak Iksan tidak mau, katanya dia memakai seragam itu terlihat keren, alhasil ibunya meminta saya untuk dipotong saja,” jelasnya.

    “Saya menelpon ibunya, Bu bagaimana ini kok Iksan masih memakai seragam tersebut, akhirnya ibunya chat saya, bilang agar dipotong saja bu, digunting saja, dan chat itu masih ada, juga sudah saya print,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Anggrek menuturkan video tersebut ia unggah pada Sabtu (19/4/2025) pagi di media sosial TikTok.

    Kemudian, dia diminta untuk menghapus video tersebut oleh Komite Sekolah.

    Video itu sudah ia hapus dari akun TikToknya pada malam hari di hari yang sama saat ia mengunggah video tersebut.

    Sebelum mengunggah video tersebut, Anggrek juga telah meminta izin kepada orang tua Iksan.

  • Potret Bocah Palestina yang Diamputasi Dinobatkan sebagai Foto Pers Tahun Ini

    Potret Bocah Palestina yang Diamputasi Dinobatkan sebagai Foto Pers Tahun Ini

    GELORA.CO – Potret bocah Palestina yang kehilangan kedua lengannya dalam serangan Israel dinobatkan sebagai Foto Pers Dunia Tahun Ini. Pemenang kontes foto jurnalisme bergengsi edisi ke-68 ini dipilih dari 59.320 entri yang dikirimkan 3.778 fotografer dari 141 negara.

    Foto yang diambil fotografer Palestina yang tinggal di Qatar, Samar Abu Elouf untuk The New York Times itu memperlihatkan Mahmoud Ajjour, 9 tahun kehilangan kedua lengannya tepat di bawah kedua bahunya.

    Di Gaza, krisis perawatan kesehatan mengerikan telah menyebabkan ribuan anak diamputasi, banyak di antaranya menjalani operasi tanpa anestesi, yang mengakibatkan penderitaan tak terbayangkan. Ini karena sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut telah rusak parah akibat serangan militer awal dan terbaru Israel.

    Mahmoud “belajar hidup tanpa lengannya,” menurut pernyataan dari World Press Photo. Ia kini membutuhkan bantuan untuk melakukan tugas-tugas dasar seperti makan dan berpakaian. 

    “Salah satu hal tersulit yang dijelaskan ibunya kepada saya adalah bagaimana ketika Mahmoud pertama kali menyadari bahwa lengannya diamputasi. Kalimat pertama yang dia katakan kepadanya adalah, ‘Bagaimana aku bisa memelukmu?’” kata Abu Elouf dalam sebuah pernyataan yang dirilis organisasi World Press Photo.

    Ia juga belajar menggunakan kakinya untuk melakukan berbagai hal seperti membuka pintu, menulis, dan bermain gim di telepon genggamnya. Mahmoud bermimpi untuk menerima anggota tubuh palsu, sebuah harapan yang kini juga dianut banyak anak-anak terluka lainnya di Gaza.

    “Ini adalah foto yang tenang namun berbicara lantang. Foto ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki, tetapi juga tentang perang lebih luas yang akan berdampak selama beberapa generasi,” kata Direktur Eksekutif World Press Photo Joumana El Zein Khoury.

    Bekas Luka yang tak Terlihat bagi Anak-anak Gaza

    Sejak dimulainya genosida di Gaza, pendudukan Israel telah melarang obat bius, kruk, dan kurma memasuki Jalur Gaza. Bahkan peralatan medis, seperti tabung oksigen, ventilator, dan sistem penyaringan air, juga telah dilarang. Israel telah memberlakukan blokade pasokan penting, seperti makanan, air, dan bantuan medis, selama lebih dari sebulan. 

    UNICEF melaporkan awal tahun ini bahwa lebih dari satu juta anak di Gaza bergulat dengan masalah kesehatan mental parah, termasuk mimpi buruk, kecemasan, dan ketakutan. Kondisi ini diperburuk oleh genosida yang masih terus berlangsung dan hilangnya anggota keluarga.

    Sebuah studi tentang anak-anak Gaza yang dirilis pada Desember tahun lalu, mengutip The Guardian, menemukan bahwa 96% merasa kematian mereka sudah dekat, dan hampir setengahnya ingin mati karena trauma. 

    Survei dilakukan Juni tahun lalu oleh sebuah LSM yang berbasis di Gaza dengan dukungan War Child Alliance mencakup 504 anak dari keluarga rentan. Terungkap bahwa 92% tidak menerima kenyataan, 79% mengalami mimpi buruk, dan 73% menunjukkan agresi.

    Helen Pattinson dari War Child UK menyebut Gaza sebagai salah satu tempat paling mengerikan di dunia bagi seorang anak merujuk pada dampak psikologis yang parah akibat perang, pengungsian, dan kehilangan.

    “Selain penghancuran rumah sakit, sekolah, dan rumah, serangkaian kerusakan psikologis telah menyebabkan luka tak terlihat namun tidak kalah merusaknya bagi anak-anak yang tidak bertanggung jawab atas perang ini,” tambahnya.

    Serangan militer Israel kembali terjadi bulan lalu setelah jeda singkat gencatan senjata. Tahap pertama perjanjian gencatan senjata, di mana Hamas membebaskan 25 tawanan hidup dan delapan jenazah sebagai ganti sekitar 1.800 tahanan Palestina, berakhir pada 1 Maret. Namun perjanjian itu tidak membuka jalan bagi negosiasi lebih luas menuju gencatan senjata yang langgeng.

  • Link Video Warung Madura Durasi 2 Menit 47 Detik Viral di Tiktok

    Link Video Warung Madura Durasi 2 Menit 47 Detik Viral di Tiktok

    GELORA.CO –  Warung Madura viral gegara perempuan baju kuning kini menjadi perbincangan hangat di TikTok, sontak perhatian warganet teralihkan dengan kisah yang viral dalam waktu singkat.

    Sosok perempuan terekam dalam sebuah video singkat di sebuah warung Madura, memicu berbagai spekulasi hingga teori yang meramaikan lini masa.

    Benarkah Isi Video Warung Madura Viral Gegara Perempuan Baju Kuning Vulgar?

    Video berdurasi singkat ini memperlihatkan aktivitas sehari-hari di sebuah warung Madura.

    Namun, yang membuatnya istimewa adalah kehadiran sosok perempuan dengan baju kuning yang tampil santai sambil melakukan video call.

    Meskipun tidak ada percakapan yang jelas terdengar, ekspresi wajah dan gaya bicara wanita tersebut menciptakan kesan seolah-olah ia tengah berbicara dengan seseorang yang istimewa, namun dengan cara yang tidak lazim dan dianggap “menggoda” oleh sebagian netizen.

    Tak sedikit yang menyebut gaya video call-nya sebagai sesuatu yang “berbeda dan menyegarkan”.

    Beberapa bahkan menyebutnya sebagai “video call dengan sentuhan baru”, karena caranya menyampaikan pesan secara nonverbal dan ekspresif.

    Bahasa Lokal yagn Digunakan

    Salah satu unsur lain yang membuat video ini begitu menarik adalah penggunaan bahasa Madura dalam caption maupun percakapan singkat di dalam video. Kata-kata seperti “pici” dan “cereng-cereng” memicu rasa penasaran warganet, karena tidak semua memahami artinya.

    Nuansa lokal yang kuat ini turut memperkaya keunikan konten dan menjadi salah satu faktor viralitasnya.

    Respons Netizen dan Spekulasi yang Bermunculan

    Respons publik terhadap video ini sangat beragam. Ada yang sekadar terhibur, ada pula yang mengangkatnya menjadi bahan diskusi serius di berbagai platform media sosial.

    Spekulasi tentang siapa sebenarnya perempuan tersebut, apa isi video call-nya, hingga permintaan warganet terhadap versi lengkap video, menunjukkan betapa besar daya tarik dari konten sederhana ini.

    Salah satu komentar netizen menyebut, “Gaya dia itu beda, kayak ngajak ngobrol tapi bikin penasaran. Kocak sih tapi juga bikin mikir.”

    Ini menunjukkan bahwa video tersebut tidak hanya menghibur, tapi juga berhasil membangun interaksi emosional dengan penontonnya.