Category: Gelora.co Nasional

  • Ini Bukan Fitnah, Tapi Kajian Ilmiah

    Ini Bukan Fitnah, Tapi Kajian Ilmiah

    GELORA.CO – Empat tokoh dilaporkan ke polisi atas dugaan penghasutan soal ijazah Presiden Jokowi.

    Roy Suryo, salah satu nama yang disebut, membalas dengan penjelasan bernada akademik.

    Kasus dugaan ijazah palsu milik Presiden Joko Widodo kembali menyeret nama mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo.

    Ia menjadi satu dari empat orang yang dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat oleh Pemuda Patriot Nusantara atas tuduhan penghasutan yang dianggap menimbulkan kegaduhan publik.

    Laporan itu terdaftar dengan nomor LP/B/978/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA, dilayangkan pada Selasa (23/4) oleh Andi Kurniawan, Ketua Pemuda Patriot Nusantara.

    Empat nama yang dilaporkan selain Roy Suryo adalah ahli digital forensik Rismon Sianipar, Wakil Ketua TPUA Rizal Fadillah, serta dokter Tifauzia Tyassuma.

    “Yang dilaporkan itu ada mantan pejabat negara, seorang dokter, aktivis, dan seseorang yang mengaku ahli,” kata Rusdiansyah, kuasa hukum pelapor.

    Ia menyebut para terlapor dijerat Pasal 160 KUHP tentang penghasutan karena diduga menyebarkan narasi soal ijazah palsu Jokowi yang dinilai memicu kegaduhan.

    Namun saat dikonfirmasi PorosJakarta.com, Roy Suryo tak tinggal diam.

    Ia menegaskan bahwa yang ia sampaikan bukan tudingan liar, melainkan hasil riset ilmiah berbasis data.

    “Yang saya kemukakan adalah hasil kajian ilmiah dari ilmu pengetahuan, bukan fitnah. Saya bahkan melakukan penelitian primer terhadap naskah skripsi yang disebut-sebut milik Jokowi, langsung dari dokumen yang diberikan UGM pada 15 April lalu,” ujar Roy.

    Menurut Roy, meskipun dokumen skripsi sudah diperoleh, namun sampai hari ini, tidak pernah ada pihak independen yang benar-benar meneliti keaslian ijazah Jokowi secara langsung.

    “Ijazah itu hanya pernah ditunjukkan ke wartawan—tanpa boleh difoto—atau diposting oleh kader PSI. De facto, ijazahnya belum bisa diverifikasi publik secara menyeluruh sampai sekarang,” imbuhnya.

    Terkait namanya disebut dalam laporan, Roy memilih menunggu proses hukum berjalan.

    Ia berharap tidak ada pasal-pasal karet, terutama dalam UU ITE No. 1/2024, yang digunakan untuk membungkam kritik ilmiah dan demokratis.

    “Mari kita kawal proses ini bersama. Jangan ada kriminalisasi terhadap upaya pencarian kebenaran, apalagi dengan menggunakan pasal-pasal yang selama ini kerap dipakai untuk mempersekusi aktivis demokrasi,” pungkasnya.

    Sementara itu, pihak pelapor menegaskan laporan tersebut murni inisiatif warga negara dan tidak ada kaitan langsung dengan tim hukum Jokowi.

    “Ini delik umum, kami hanya menjalankan kewajiban sebagai warga negara,” kata Rusdiansyah. (*)

  • Dilaporkan soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa: Apakah JKW Siap Di-Duterte-kan?

    Dilaporkan soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa: Apakah JKW Siap Di-Duterte-kan?

    GELORA.CO – Pegiat media sosial yang juga seorang dokter, dr Tifauzia Tyassumah atau Dokter Tifa, menjadi salah satu pihak yang dilaporkan Relawan Pemuda Patriot Nusantara ke Polres Metro Jakarta Pusat terkait tudingan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.

    Selain Dokter Tifa, tiga nama lain yang dilaporkan adalah mantan Menpora Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, dan Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah,

    Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/978/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA, Rabu, 23 April 2025.

    Melalui akun X miliknya, Dokter Tifa merespons laporan yang dibuat oleh Relawan Pemuda Patriot Nusantara tersebut.

    Dokter Tifa mengatakan, apakah Jokowi siap apabila kasus ijazah Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut dibawa ke Digital Forensic Internasional dan berlanjut ke Amnesty International?

    “Karena para akademisi yang mempertanyakan secara ilmiah malah dikriminalisasi,” kata Dokter Tifa dikutip Kamis 24 April 2025.

    Dokter Tifa juga mengingatkan bahwa laporan kasus ijazah Jokowi sudah masuk ke Organized Crime and Corruption Reporting Project atau OCCRP dan berlanjut ke International Criminal Court (ICC) atau Mahkamah Pidana Internasional. 

    OCCRP merupakan konsorsium jurnalis investigasi yang berdedikasi mengungkap kejahatan terorganisir dan korupsi di seluruh dunia. 

    “Apakah JKW siap di-Duterte-kan?” tanya Dokter Tifa.

  • Antara Fakta dan Mitos Akhir Zaman​

    Antara Fakta dan Mitos Akhir Zaman​

    GELORA.CO – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal karena sikap rendah hati dan reformisnya, wafat pada Senin, 21 April 2025, dalam usia 88 tahun akibat komplikasi stroke.

    Jenazahnya telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan publik selama tiga hari, sebelum misa pemakaman yang dijadwalkan pada Sabtu, 26 April 2025.

    Dengan wafatnya Paus Fransiskus, perhatian dunia tertuju pada konklaf yang akan memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

    Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul, dan hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang diperbolehkan memilih.

    Calon terpilih harus meraih dukungan dua pertiga dari total suara.​

    Menariknya, dari sembilan kandidat kuat yang digadang-gadang bakal menggantikan Paus Fransiskus, tiga di antaranya memiliki nama depan Peter.

    Hal ini memicu spekulasi dan perbincangan mengenai ramalan kuno tentang “Petrus Romanus” atau “Peter dari Roma” yang disebut-sebut akan menjadi paus terakhir sebelum Hari Penghakiman.​

    Ramalan tentang Petrus Romanus berasal dari manuskrip kuno yang dikenal sebagai “Prophecy of the Popes” atau “Nubuat Para Paus”, yang konon ditulis oleh Santo Malachy pada abad ke-12.

    Naskah ini terdiri dari 112 frasa pendek berbahasa Latin, masing-masing diyakini menggambarkan karakter setiap paus sejak tahun 1143.​

    Frasa terakhir dalam naskah menyebutkan bahwa paus terakhir, Petrus Romanus, akan memimpin Gereja di masa penuh penderitaan, sebelum Roma hancur dan dunia menghadapi penghakiman terakhir.​

    Namun, keaslian naskah ini masih diperdebatkan.

    Beberapa sejarawan meyakini bahwa ramalan ini adalah karya dari abad ke-16, bukan abad ke-12, dan mungkin dibuat untuk mendukung kandidat tertentu dalam konklaf saat itu.

    Wafatnya Paus Fransiskus telah mengguncang dunia, dengan banyak pemimpin global menyampaikan belasungkawa dan mengenang jasanya.

    Presiden AS Donald Trump, Pangeran William, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky termasuk di antara tokoh-tokoh yang dijadwalkan menghadiri pemakaman di Vatikan.

    Sementara itu, spekulasi mengenai ramalan Petrus Romanus terus berkembang, terutama dengan adanya kandidat paus baru yang bernama Peter.

    Meskipun banyak yang meragukan keaslian ramalan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa nubuat ini telah menjadi bagian dari narasi spiritual dan budaya yang menggugah rasa ingin tahu manusia tentang masa depan dan takdir.​

    Kini, dengan Vatikan yang tengah bersiap menggelar konklaf pasca masa berkabung sembilan hari, umat Katolik dan pengamat dunia mulai bertanya-tanya: jika benar paus berikutnya adalah Peter dari Roma, apakah ini menandai awal dari akhir zaman seperti yang disebut dalam naskah?

    Mau percaya atau tidak, satu hal yang pasti ramalan ini sudah menjadi bagian dari narasi spiritual dan budaya yang menggugah rasa ingin tahu manusia tentang masa depan, takdir, dan iman.

    Apakah paus berikutnya benar-benar akan bernama Peter dan memenuhi ramalan tersebut? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

  • Daftar Kasus Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis, Warganet: Masih Mau Dilanjut?

    Daftar Kasus Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis, Warganet: Masih Mau Dilanjut?

    GELORA.CO – Keracunan massal yang diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi yang terbaru di Cianjur, Jawa Barat.

    Kasus keracunan ini bukan yang pertama kali terjadi, sejumlah daerah di Indonesia mengalami hal yang sama dan diduga puluhan siswa keracunan diduga setelah mengonsumsi menu MBG.

    Tentu saja, hal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena kasus keracunan diduga dari MBG ini terjadi secara berulang.

    Bahkan warganet mencatat dan memberikan kritik keras terkait kasus keracunan puluhan siswa diduga setelah mengonsumsi menu makanan dari program pemerintah.

    Daftar Kasus Keracunan MBG dan Respon Warganet

    Banyak warganet yang menyebutkan secara lengkap daftar kasus keracunan yang diduga akibat MBG, bahkan menyebut program Makan Beracun Gratis.

    Pembahasan soal kasus keracunan ini juga menjadi perbincangan platform media sosial X.

    Adapun daftar kasus keracunan diduga akibat MBG ini dibagikan oleh warganet, sebagai berikut:

    4 Oktober 2024 – Nganjuk17 Januari 2025 – Sukoharjo19 Januari 2025 – Nunukan21 Februari 2025 – Pandeglang24 Februari 2025 – Waingapu14 April 2025 – Batang22 April 2025 – Cianjur

    Setelah membagikan daftar kasus keracunan yang terjadi di berbagai wilayah, banyak warganet yang merespon bahwa program ini tidak perlu dilanjutkan.

    “Masih mau dilanjut?,” tulis warganet.

    “Kayaknya baru bakal berhenti kalo ada yang meninggal, kayak kasus tabung gas kemaren,” ucap warganet.

    Selain itu, banyak warganet yang menyebutkan program ini sebagai makanan beracun.

    “Makan Beracun Gratis,” ungkap warganet.

    “Apakah keracunan siswa karena makan bergizi gratis yang terus berulang akan dimaklumi lagi? Ini sebenernya makan bergizi gratis atau makan beracun gratis,” kata seorang warganet.

    “Pemerintah harusnya stop makan beracun gratis dan ganti jadi pendidikan gratis,” ucap seorang warganet.

    Hingga saat ini, lontaran kritik terkait program pemerintah ini masih terjadi dan menyebutkan untuk mengganti dengan program pendidikan gratis.

  • Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bukan Gibran?

    Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bukan Gibran?

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto akan mengutus Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri pemakaman Sri Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, Sabtu (26/4).

    Alih-alih mengutus Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Prabowo mengirim Jokowi dan tokoh lain, seperti Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan.

    Juru Bicara Presiden Prasetyo Hadi berharap para utusan itu bisa mewakili Indonesia untuk menyampaikan dukacita.

    “Atas nama Pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto memutuskan mengutus beberapa tokoh untuk menghadiri acara pemakaman di Vatikan,” kata Prasetyo Hadi, Rabu (23/4).

    Prasetyo mengatakan para utusan pemerintah akan berangkat Kamis (24/4) atau selambat-lambatnya pada Jumat (25/4).

    “Keberangkatan sedang diatur,” kata Prasetyo.

    Para tokoh yang diutus Presiden Prabowo pernah bertemu dengan Sri Paus Fransiskus. Momen itu terjadi saat Sri Paus Fransiskus berkunjung ke Jakarta pad September 2024.

    Saat itu, Sri Paus Fransiskus memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan mengunjungi Masjid Istiqlal.

    Sri Paus Fransiskus juga bertemu Jokowi yang saat itu masih menjabat presiden di Istana Merdeka.

    Sementara itu, Ignasius Jonan menjabat sebagai Ketua Panitia Penyambutan Paus ke Indonesia. (*)

  • Stok Melimpah, Prabowo Berencana Kirim Beras ke Negara Lain dengan Harga Terjangkau

    Stok Melimpah, Prabowo Berencana Kirim Beras ke Negara Lain dengan Harga Terjangkau

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi progres sektor pertanian Indonesia. Stok beras, kini tak hanya cukup untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga mulai diminati oleh negara lain.

    Menurut Presiden, hasil produksi pertanian dalam empat bulan terakhir menunjukkan lonjakan signifikan. Sehingga membuat beberapa negara meminta bantuan pangan dari Indonesia.

    “Beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka, saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka dan kalau perlu atas dasar kemanusiaan,” katanya pada Peluncuran Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu, (23/4).

    Presiden menekankan bahwa bantuan tersebut akan tetap memperhitungkan biaya produksi, distribusi, dan administrasi. Namun, tetap dilandasi oleh semangat solidaritas dan tanggung jawab global.

    “Kita jangan terlalu cari untung besar, yang penting ongkos produksi plus angkutan plus administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa bukan bangsa yang minta-minta, tapi bangsa yang bisa membantu dan memberi bangsa lain,” tambahnya.

    Sebagai bagian dari program besar ini, pemerintah juga mendorong pembangunan gudang dan pendingin hasil panen di setiap desa, serta memberikan truk pengangkut agar hasil pertanian tidak terbuang sia-sia. Presiden mengungkapkan keprihatinannya atas banyak hasil panen petani yang rusak karena tidak sempat dipasarkan.

    “Sekarang tiap desa akan punya gudang. Tiap desa akan punya kamar pendingin. Hasil apapun akan aman sampai dia mampu menjual. Dan tiap kooperasi akan kita beri truk,” katanya.

    Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan tunduk atau meminta-minta kepada negara lain. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja, bukan mengeluh, dan membangun dari kekuatan sendiri.

    “Kita buktikan hari ini bahwa Indonesia mampu. Bangsa yang mampu bukan bangsa yang menyerah, bukan bangsa yang kalah bukan bangsa yang minta-minta,” ucap Presiden.  (*)

  • Bukan agama resmi di Indonesia, inilah agama Gading Marten yang ternyata berbeda dengan Gisella Anastasia

    Bukan agama resmi di Indonesia, inilah agama Gading Marten yang ternyata berbeda dengan Gisella Anastasia

    GELORA.CO – Apa agama Gading Marten? Mungkin banyak orang yang akan menjawab Kristen.

    Namun, faktanya agama Gading Marten bukanlah Kristen. Ia pernah mengungkapnya dalam suatu podcast.

    Terungkap pula bahwa ternyata agama Gading Marten berbeda dengan mantan istrinya, Gisella Anastasia.

    Saat Gading hadir di podcast Agak Laen, Gading mengungkap bahwa dirinya berasal dari keluarga multikultural yang punya latar belakang berbeda, mulai dari budaya, ras, dan agama.

    “Gue besar di keluarga yang campur juga gitu,” tuturnya, dilansir Hops.ID dari YouTube Agak Laen Official pada Rabu, 23 April 2025.

    Ibunya, Farida Sabtijastuti atau akrab disapa Mama Tuti dulunya beragama Islam. Namun, ia memutuskan pindah ketika menikah dengan ayah Gading, Roy Marten.

    Diketahui, aktor senior tersebut berasal dari Salatiga dengan menganut agama Kristen, “Bokap Kristen. Salatiga kan banyak Kristennya.”

    Setelah itu, ayahnya menikah lagi dengan ibu sambung Gading setelah bercerai dari istri pertamanya. Lagi-lagi, istri kedua Roy mulanya seorang Muslim.

    “Mama (Farida Sabtijastuti) pada akhirnya pindah Kristen. Sama, Mama Ana juga keluarganya Muslim semua, orang Cianjur. Karena sama papa, jadi pindah Kristen,” katanya.

    Berkat latar belakang keluarganya itulah membuat Gading mempunyai keluarga yang multikultural.

    Meski begitu, Gading terlahir sebagai Kristen karena kedua orang tuanya menganut agama tersebut.

    Namun, siapa sangka bahwa ia memutuskan pindah agama saat SMA. Bukan pindah ke Islam seperti mayoritas keluarga besarnya, ia memilih Kristen Ortodoks sebagai keyakinan barunya.

    Hal itu terungkap lewat jawaban dari pertanyaan Bene Dion, host di podcast tersebut.

    “Oh berarti baru pindah ke ortodoks itu SMA? Gimana ceritanya?” tanya Bene. “(Karena) baru masuk ke Indonesia,” jawab Gading.

    Meski baru masuk ke Indonesia, menurut Gading, justru keyakinan inilah yang menjadi awal bagi agama Kristen di dunia.

    “Justru awalnya itu. Awal awal Kekristenan kan Ortodoks,” pungkas Gading.

    Kepercayaan Gading tersebut juga dikonfirmasi oleh Gisel yang menyebut bahwa dirinya mempunyai agama yang berbeda dengan mantan suaminya itu meski di KTP sama-sama Kristen.

    “Aku sama Mas Gading itu kan emang sama-sama agamanya tuh kalau di KTP itu sama-sama Kristen ya. Mas Gading kan Ortodoks, aku Kristen biasa,” ujar Gisel dalam podcast yang diunggah di YouTube Ussy Andhika Official pada tahun 2019.

    “Itu beda banget caranya. Kita gak pergi ke ritual yang sama, gak mendapat siraman yang sama gitu. Jadi kehidupannya tuh kita cari sendiri-sendiri gitu,” tambah mantan istri Gading Marten itu.

    Seperti diketahui, agama resmi di Indonesia adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

    Meskipun Kristen Ortodoks tidak termasuk agama resmi, agama ini tetap diakui di Indonesia sejak tahun 1991.***

  • Video lawas narasumber HIV/AIDS jadi sorotan

    Video lawas narasumber HIV/AIDS jadi sorotan

    GELORA.CO – Isu mengenai status kesehatan Paula Verhoeven baru-baru ini berbuntut pada ramainya kembali jejak digital sang model. 

    Sebuah video lawas yang menampilkan Paula Verhoeven menjadi narasumber dalam acara pencegahan HIV/AIDS kembali muncul dan menuai beragam komentar, tak sedikit diantaranya bernada sinis.

    Video yang pernah diunggah oleh akun TikTok @thespiritians_ pada November 2023 tersebut menampilkan Paula Verhoeven yang menyampaikan pesan-pesan terkait pencegahan infeksi HIV. 

    Sayangnya, kemunculan video ini justru memantik reaksi negatif dari sejumlah netizen.

    Beberapa warganet mempertanyakan kredibilitas Paula sebagai narasumber, mengingat ia tidak memiliki riwayat atau keterkaitan langsung dengan isu HIV/AIDS yang diketahui publik. 

    “Kalo orang yang gak ada hubungan dengan Aids /HIV kok bisa-bisanya dia jadi narasumber …#jejakdigital,” tulis netizen dalam kolom komentar pada akun tersebut.

    “Nah ini jejak digital, astaghfirullah seorang narasumber berarti termasuk penyintas penyakit tersebut,” imbuh lainnya.

    Komentar-komentar ini jelas menunjukkan adanya kesalahpahaman mengenai peran seorang narasumber dalam acara edukasi atau pencegahan penyakit. 

    Kehadiran tokoh publik seperti Paula dalam acara semacam itu umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas dan menjangkau audiens yang lebih besar. 

    Popularitas dan citra positif seorang figur publik diharapkan dapat membantu menyampaikan pesan-pesan penting secara lebih efektif.

    Sayangnya, di tengah isu miring yang sedang menimpa Paula, video lawas ini justru diinterpretasikan secara negatif oleh sebagian netizen. 

    Mereka menghubungkan peran Paula sebagai narasumber dengan spekulasi mengenai status kesehatannya, sebuah asumsi yang tentu saja tidak berdasar hanya karena keterlibatannya dalam acara pencegahan HIV/AIDS.

    Kasus ini menjadi pengingat betapa jejak digital seseorang dapat dengan mudah muncul kembali dan menjadi sorotan, terutama di tengah isu atau kontroversi. 

    Informasi lama dapat diinterpretasikan ulang dalam konteks yang berbeda, dan tak jarang menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan spekulasi yang tidak benar.

    Penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menanggapi informasi yang beredar di media sosial dan tidak terburu-buru membuat kesimpulan tanpa adanya informasi yang valid dan terpercaya. 

    Menjadi narasumber dalam sebuah acara edukasi tidak serta merta mengindikasikan kondisi pribadi seseorang terkait isu yang dibahas, ada banyak faktor yang membuat sebuah acara menunjuk seseorang untuk dijadikan narasumber.***

  • Gaji Petugas PPSU menggiurkan meski lulusan SD, ini syarat, kewajiban, dan daftar pekerjaan Pasukan Oranye

    Gaji Petugas PPSU menggiurkan meski lulusan SD, ini syarat, kewajiban, dan daftar pekerjaan Pasukan Oranye

    GELORA.CO – Ratusan warga ibu kota mengajukan lamaran untuk posisi Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum atau PPSU DKI Jakarta.

    Pada Selasa, 22 April 2025 kemarin sampai hari ini Rabu 23 April 2025, antrean pelamar PPSU di Balai Kota Jakarta membludak.

    Warga rebutan ingin jadi anggota Pasukan Oranye atau Pekerja PPSU karena bakal mendapat gaji yang menggiurkan.

    Merujuk Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2016, Pekerja PPSU adalah pekerja yang melakukan penanganan prasarana dan sarana umum tingkat Kelurahan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan Surat Perintah Kerja.

    Petugas PPSU sering juga disebut sebagai Pasukan Oranye karena mereka menggunakan pakaian kerja berwarna oranye saat bertugas di lapangan.

    Syarat pendidikan untuk melamar jadi petugas PPSU yakni berpendidikan paling rendah Sekolah Dasar (SD) atau kejar paket A.

    Selain harus ber-KTP Jakarta, pelamar petugas PPSU juga minimal berusia 18 tahun dan maksimal 55 tahun.

    Gaji Petugas PPSU

    Sementara itu, besaran gaji yang diterima petugas PPSU juga diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2016.

    Selain gaji pokok, pekerja PPSU juga berhak menerima BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Tunjangan Hari Raya.

    Adapun besaran gaji atau upah yang diterima petugas PPSU setiap bulannya adalah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta.

    “Upah kerja harian setara dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dibayarkan secara bulanan melalui rekening Bank DKI,” bunyi Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2016.

    Adapun berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 829 Tahun 2024 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2025, besaran UMP di Jakarta ditetapkan sebesar Rp5.396.791 atau Rp5,3 juta rupiah.

    Daftar Kerja Petugas PPSU

    Pekerja PPSU memiliki tugas utama untuk menangani berbagai sarana dan prasarana umum di tingkat kelurahan.

    Tugas-tugas pekerja PPSU meliputi perbaikan jalan dan trotoar yang rusak, serta pembersihan dan perbaikan saluran air, got, dan tali-tali air.

    Anggota PPSU juga bertanggung jawab atas penanganan taman dan pepohonan, termasuk kegiatan pemotongan dan pemangkasan.

    Selain itu, petugas PPSU melakukan pembersihan lingkungan dari coretan liar dan sampah liar, serta menangani permasalahan penerangan jalan umum (lampu PJU), termasuk pelaporan kerusakan.

    Tak hanya tugas fisik, Petugas PPSU juga dapat menjalankan tugas non-fisik sesuai perintah lurah, seperti membantu pekerjaan administratif di kantor kelurahan.

    Fasilitas Kerja Petugas PPSU

    Setiap pekerja PPSU dibekali dengan fasilitas dan perlengkapan kerja yang memadai untuk menunjang tugasnya di lapangan.

    Mereka menerima perlengkapan kerja tahunan yang meliputi kaos, rompi, wearpack, helm, sepatu boot, jas hujan, dan perlengkapan lainnya sesuai kebutuhan.

    Selain itu, para pekerja juga diberikan peralatan kerja dan bahan material seperti semen, pasir, kuas, sapu, dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas harian.

    Untuk mendukung mobilitas dan efektivitas kerja, disediakan pula kendaraan atau alat angkut seperti mobil pick-up di wilayah perkotaan dan perahu motor di wilayah kepulauan, sesuai karakteristik dan kebutuhan wilayah masing-masing.***

  • Bocor Dokumen Salinan Putusan Perceraian Baim Wong, Paula Verhoeven Disebut Kena HIV

    Bocor Dokumen Salinan Putusan Perceraian Baim Wong, Paula Verhoeven Disebut Kena HIV

    GELORA.CO – Dokumen salinan putusan perceraian Paula Verhoeven dan Baim Wong di Pengadilan Agama Jakarta Selatan bocor.

    Buntut bocornya dokumen tersebut Paula Verhoeven terkena imbasnya. Paula Verhoeven disebut-sebut mengidap HIV.

    Isu tersebut langsung viral di media sosial, hingga menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan netizen.

    Seperti yang diunggah oleh akun Instagram @Nikmine17, sebuah akun fansbase yang dikenal sebagai pendukung Nikita Mirzani.

    Dalam unggahan tersebut, diungkap salah satu alas an Utama Baim Wong menggugat cerai Paula adalah kekhawatiran atas kondisi kesehatan Paula Verhoeven, seperti yang disebut dalam dokumen resmi sebagai “penyakit yang tidak dapat disembuhkan”.

    Pada halaman ke-95 dari salinan putusan, tertulis bahwa Baim Wong merasa khawatir jika anak-anak mereka diasuh oleh Paula, karena riwayat kesehatan yang bersangkutan. 

    Dugaan bahwa Paula positif HIV juga dikaitkan dengan tudingan perselingkuhan yang disampaikan dalam dokumen.

    “Menimbang, bahwa pemohon (Baim Wong) mengkhawatirkan anak-anak diasuh termohon (Paula Verhoeven) karena terkait dengan masalah kesehatan termohon,” demikian kutipan dari dokumen pengadilan yang beredar pada Senin (21/4/2025).

    Masih dalam dokumen tersebut, Baim Wong disebut melampirkan surat dari Rumah Sakit Kramat 128. 

    Surat itu menjelaskan bahwa Zubairi Djoerban, dokter spesialis penyakit dalam, tidak dapat dihadirkan sebagai saksi karena keterikatan dengan kerahasiaan medis pasien.

    Dua orang saksi dari pihak Baim Wong, yakni aktor Teuku Zacky Azwar dan Putri Nur Rizki Mayang, turut memberikan kesaksian. 

    Dalam keterangannya, disebutkan bahwa sebelum menikah, Paula Verhoeven pernah dinyatakan positif HIV berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang dilakukan.

    Pengakuan Paula Verhoeven

    Tak terima dengan isu yang beredar, Paula Verhoeven buka suara.

    Beredar informasi itu di media sosial, pihak Paula pun tak tinggal diam.

    Ia beberapa kali muncul di podcast, salah satunya YouTube Denny Sumargo. Di kesempatan itu, Paula mengungkapkan perasaannya.

    Matanya berkaca-kaca setiap kali menjawab pertanyaan, mantan istri Baim Wong itu pertama menjawab soal masalah perselingkuhan.

    “Saya dituduhkan seperti itu, buktinya apa? Terbukti enggak? Nah, kita menjelaskan begini lho duduk masalahnya, tapi enggak didengar sama sekali,” kata perempuan yang juga berprofesi sebagai model tersebut, dikutip Rabu (23/4/2025).

    Tiba-tiba, lanjut dia, putusan perceraian itu disebarkan. Ia pun menyayangkan hal tersebut karena anak-anaknya yang menjadi korban.

    Kepada Denny Sumargo, ia mengaku sudah lelah dengan kisruh rumah tangganya ini.

    Ia juga sudah lelah selama satu tahun terakhir terus-terusan harus menghadapi pemberitaan tentang dirinya.

    “Aku sebenarnya udah capek sih, Mas. Satu tahun. Capek. Sampai aku di titik ke sini aja, aku berdoa sama Allah. Ya Allah, aku udah enggak tahu lagi mau ngebela diri kayak gimana,” ujar dia.

    Denny Sumargo pun menanyakan, apakah Paula akan terus diam saat banyak kabar negatif tentang dirinya.

    “Kamu mau bertahan dengan semua polemik yang sudah terlempar, narasi di media yang barusan aku dengar lagi, ada berita terbaru, kamu memilih untuk diam, yang masalah kamu ada sakit, dan lain-lain, kamu udah tahu pasti, kan?,” kata pria yang akrab disapa Densu itu.

    Menurut Densu, diamnya Paula bisa saja membuat orang bersimpati. Namun, semua informasi yang beredar menjadi jejak digital.

    Mendengar pertanyaan Densu, perempuan berjilbab itu tak bisa berkata-kata. Ia hanya berusaha menahan tangis sambil matanya yang berkata-kata.

    Pertanyaan pun dialihkan ke sang pengacara, Alvon Kurnia Palma. 

    Menurut Alvon, saat ini kliennya ingin merespons secara terukur. Ia tak ingin sembarangan mengeluarkan pernyataan demi menjaga perasaan anak-anaknya.

    Kliennya akan langsung melaporkan ke pihak yang berwenang jika memang ada masalah.

    “Ini kan udah jadi isu publik. Nah, bagaimana publik ini merespons. Karena kita menduga ada pelanggaran kode etik di situ, kita pergi ke KY (Komisi Yudisial). Karena di situ wilayahnya,” ujar Alvon.

    Sebelumnya Paula memang sudah melaporkan hakim persidangan perceraiannya di PA Jaksel ke KY karena merasa ada pelanggaran etik. (*)