Category: Gelora.co Nasional

  • Mantan Komandan Marinir Klaim Muhammadiyah & MUI Dukung Pemakzulan Gibran, Ada Pertemuan di Jakarta

    Mantan Komandan Marinir Klaim Muhammadiyah & MUI Dukung Pemakzulan Gibran, Ada Pertemuan di Jakarta

    GELORA.CO – Mantan Komandan Korps Marinir (Dankormar), Letjen TNI Mar (Purn) Suharto, mengklaim telah memperoleh dukungan dari Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait delapan poin sikap dari Forum Purnawirawan TNI, termasuk pemakzulan terhadap Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI.

    Dia mengungkapkan dukungan tersebut dilakukan setelah adanya pertemuan di salah satu tempat di Jakarta.

    Bahkan, Suharto juga mengklaim pertemuan tersebut terjadi setelah pihaknya diundang secara khusus oleh Muhammadiyah dan MUI.

    “Bahkan, saya diundang MUI dan Muhammadiyah. Bertemu dan mendukung Pak Harto (terkait delapan poin sikap Forum Purnawirawan TNI). (Dukungan perorangan atau organisasi?) Organisasi,” katanya dikutip dari YouTube iNews, Rabu (7/5/2025).

    “Jadi pada waktu itu kita bersurat kepada mereka. (Perwakilan Muhammadiyah dan MUI -red) ‘oh pak nanti kita undang bertemu di sana, tapi kami mendukung delapan (sikap Forum Purnawirawan TNI),” sambung Suharto.

    Suharto mengklaim, dalam pertemuan tersebut, dirinya sempat bertemu dengan Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan.

    “Tadi dengan sekjen-nya (MUI), nama belakangnya Tambunan bertemu,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Suharto juga mengatakan adanya pertemuan di Yogyakarta pada Senin (12/5/2025) dengan purnawirawan TNI lainnya terkait penggalangan dukungan untuk usulan pemakzulan Gibran.

    Bahkan, Suharto menyebut nantinya pertemuan di Yogyakarta itu akan turut dihadiri oleh mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal (Purn) TNI Hanafie Asnan.

    “Nanti, tanggal 12, kami ke Yogya atau sesudahnya dengan tim saya (Forum Purnawirawan TNI) karena itu mereka mendukung (pemakzulan Gibran).”

    “Di sana, kami bertemu dengan unsur-unsur purnawirawan ABRI, termasuk di sana minta mundur karena adanya dukungan lebih besar lagi. Kami tadi berhubungan dengan Marsekal Hanafie Asnan,” jelasnya.

    Suharto juga mengklaim adanya dukungan di luar purnawirawan TNI terkait pemakzulan Gibran seperti pengajar dan masyarakat sipil.

    “Ada dukungan juga dari dosen atau pengajar dan non-dosen,” tegasnya.

  • Tuhan kamu di Indonesia, Bukan di sini!

    Tuhan kamu di Indonesia, Bukan di sini!

    GELORA.CO – Punya keinginan untuk merubah kehidupan lewat bekerja menjadi TKW, Maizidah Salas justru menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Kejadian yang menimpa Maizidah sudah lewat lebih dari 20 tahun lalu. Ia mengingat pengalaman buruk tersebut saat masih menjadi TKW di Taiwan.

    Dilansir dari laman Suara.com, Salas menjelaskan kronologi dirinya bisa sampai ke Taiwan melalui agensi penyalur kerja di Indonesia.

    Awalnya, ia ditawari untuk bekerja menjadi ART dan juga buruh pabrik.

    Tetapi di saat prosesnya, ia bersama banyak TKW lainnya harus menjalani pelatihan di tempat yang tidak layak selama tiga bulan.

    “Di sana tidur tanpa alas, tanpa selimut, tanpa bantal selama 3 bulan. Alasannya untuk pendidikan. Tapi tidak pernah sekalipun diajarkan cara memasak makanan Taiwan,” jelasnya seperti dikutip Hops.ID pada 5 Mei 2025.

    Tak banyak berpikir, Salas sudah merasa jika dirinya menjadi seorang korban TPPO.

    Setelah selesai menjalani pelatihan, ia diminta untuk menandatangi kontrak kerja di Taiwan.

    Pihak agensi mengatakan jika ia dijanjikan bekerja merawat lansia, tetapi ketika sesampainya di tujuan, Salas dipekerjakan di sebuah restoran.

    Ia disuruh untuk mencuci usus babi, menyemai sayuran dengan waktu kerja hingga 20 jam lamanya.

    Bukan cuma itu, dirinya harus membantu memasak hingga membantu pekerjaan rumah tangga.

    “Saat makan siang itu saya hanya boleh makan yang sisa makan kemarin,” ungkapnya.

    Salas 

    Dirinya makin tak nyaman ketika majikannya melarang untuk beribadah, majikannya menilai Salas malas bekerja jika ia masuk ke kamar.

    Namun sebenarnya ia pergi untuk melakukan salat.

    “Akhirnya ketahuan kalau saya salat di kamar. Mereka bilang, ‘Tuhan kamu di Indonesia, bukan di sini. Saya membayar kamu mahal itu untuk kerja, bukan untuk salat’, gitu,” bebernya.

    Saat bekerja di tempat tersebut, majikannya sering mencari-cari kesalahan Salas.

    Belum lama bekerja, Salas dipecat dengan alasan yang dibuat-buat oleh majikannya.

    Pernah mendapatkan majikan yang baik, tetapi baru tiga bulan pihak agensi menyuruh Salas pulang ke Indonesia.

    “Alasannya majikan lama tidak bisa mengambil pekerja migran asing kalau saya belum dipulangkan, karena saya terikat kontrak 3 tahun,” ungkapnya.***

  • Gelar Siraman Adat Jawa Jelang Nikah, Asal-Usul Ayah Luna Maya Disorot

    Gelar Siraman Adat Jawa Jelang Nikah, Asal-Usul Ayah Luna Maya Disorot

    GELORA.CO –  Luna Maya dan Maxime Bouttier menjalani prosesi siraman sebagai bagian dari rangkaian pernikahan mereka yang dilaksanakan pada Selasa, 6 Mei 2025. Meski dikenal sebagai pasangan berdarah campuran dan tumbuh besar di Bali, keduanya memutuskan menggunakan adat Jawa dalam pernikahan mereka. Pilihan ini pun langsung memicu rasa penasaran warganet.

    “Kenapa adat Jawa Yogyakarta, padahal keturunan Bali semua?” celetuk seorang netizen, mempertanyakan latar belakang budaya yang melatari keputusan pasangan ini.

    Sebagian besar publik memang lebih mengenal latar belakang Luna Maya dari sisi sang ibu, namun tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya ayah dari artis kelahiran Denpasar itu. Ayah Luna, Uut Bambang Sugeng, ternyata bukan berasal dari Bali. Lelaki yang telah wafat sejak tahun 1996 saat Luna masih kecil itu diketahui merupakan keturunan Jawa tulen.

    Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sugeng berasal dari Bojonegoro dan Cirebon. Versi lain juga menyebut ia memiliki akar keturunan dari Yogyakarta. Kendati begitu, Sugeng memutuskan menetap di Bali, tempat ia kemudian bertemu dan menikah dengan ibu Luna, Desa Maya Waltraud Maiyer, seorang perempuan berdarah Austria.

    Meski lahir dari orangtua beda negara dan beda agama, Luna Maya sedari kecil memeluk agama Islam mengikuti keyakinan sang ayah. Selain itu, warisan seni dari sang ayah juga tampak begitu kuat dalam dirinya. Dikenal sebagai seniman, karya-karya Uut Bambang Sugeng pernah dipamerkan oleh Luna dalam sebuah pameran seni bertajuk Double Flame di Galeri Zen1, Tuban, Kuta, Badung, Bali pada Desember 2024.

    Pameran tersebut menampilkan 40 lukisan peninggalan sang ayah yang masih terawat dengan baik dan menjadi saksi bisu akan darah seni yang mengalir dalam diri Luna. Tak hanya memperkenalkan karya, Luna juga kerap membagikan kenangan manis bersama ayahnya melalui unggahan foto masa lalu di media sosial. Dalam salah satu foto, Luna tampak masih kecil berdiri bersama sang ayah yang berpenampilan khas seniman: rambut panjang, berpakaian santai, dan bertato di dada.

    Luna juga pernah memperlihatkan potret ayah dan ibunya semasa muda. Warganet menilai bahwa penampilan fisik Luna mewarisi kecantikan ibunya, namun memiliki kemiripan wajah dengan sang ayah. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Luna memang memiliki garis keturunan Jawa, tak hanya dari nama belakang ayahnya, tetapi juga dari budaya yang diwariskan.

    Menariknya, meski sang ibu adalah orang Austria, Luna tetap memanggil ibunya dengan sebutan “ibu”, sedangkan sang ayah dipanggil “bapak”—menunjukkan penghormatan terhadap budaya Jawa yang mereka anut di rumah.

    Saat ini, sang ibu, Desa Maya Waltraud Maiyer, masih tinggal di Bali dan menjalani hidup sederhana. Diketahui, sebelum pensiun, ibunda Luna pernah menjadi guru taman kanak-kanak di sebuah sekolah di Bali. Meski anak semata wayangnya kini menjadi artis papan atas dan tinggal di Jakarta, Desa tetap memilih menetap di Bali dengan gaya hidup yang bersahaja.

  • Sejarah Indonesia Dijajah Belanda Bakal Diubah, Nggak Ada Itu 350 Tahun Dijajah

    Sejarah Indonesia Dijajah Belanda Bakal Diubah, Nggak Ada Itu 350 Tahun Dijajah

    GELORA.CO – Menteri Kebudayan Fadli Zon mengatakan penulisan ulang sejarah yang sedang digodok akan turut mengubah terkait sejarah penjajahan Indonesia oleh Belanda yang kerap disebut selama 350 tahun.

    Fadli mengatakan Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun. Sebab, kata dia, selama 350 tahun itu banyak daerah di Indonesia yang melakukan perlawanan kepada Belanda.

    “Termasuk saya katakan soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu. Nggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu,” kata Fadli di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/5) malam WIB.

    “Di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang Jawa Diponegoro itu. Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan, Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan,” sambungnya.

    Di sisi lain, Fadli mengklaim penulisan ulang sejarah ini dilakukan lantaran banyak orang yang disebut tidak mengerti sejarah Indonesia.

    Terlebih, kata dia, Presiden pertama RI Soekarno telah menyampaikan untuk jangan melupakan sejarah atau kerap disingkat Jas Merah.

    “Jadi kita harus gencarkan sejarah. Dari mulai era prasejarah, proto sejarah sampai sejarah modern itu harus kita ini,” tutur politisi Partai Gerindra ini.

    “Kenapa sih, Justru yang perlu ditanya kenapa takut dengan sejarah? Sejarah itu adalah bagian dari masa lalu kita. Kalau kita ingin tahu hari ini kita harus melihat masa lalu,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Fadli menyebut orang-orang yang tidak tahu dan lupa sejarah akan lupa dengan jati diri mereka dan identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.

    Adapun Fadli mengatakan penulisan ulang sejarah ini ditargetkan rampung sebelum 17 Agustus 2025 ketika usia kemerdekaan Indonesia menginjak 80 tahun.

  • Guru Ngaji Cabuli Komika Eky, Korban Bukannya Diminta Membuka Alquran melainkan Disuruh Buka Celana

    Guru Ngaji Cabuli Komika Eky, Korban Bukannya Diminta Membuka Alquran melainkan Disuruh Buka Celana

    GELORA.CO – Guru mengaji berinisial SA (49) yang mencabuli komika Eky Priyagung sejak masih berusia di bawah umur di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengancam korban agar tutup mulut. Pelaku disebut meminta korban bersumpah di bawah Al-Qur’an agar tidak menceritakan perbuatannya.

    “Iya, dia (korban) disumpah dikasih Al-Qur’an, didoktrin agar tidak membocorkan,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Selasa (6/5/2025).

    Pelaku menjalankan aksi asusilanya sejak 2004 silam. Pelaku memanfaatkan posisinya sebagai guru mengaji yang membimbing santrinya yang kala itu masih di bawah umur.

    “Setiap kali dia melakukan untuk kepada anak-anak ini, dia sampaikan juga, kamu sudah baligh, harus keluar ke sperma, (jadi pelaku bilang) sini saya keluarkan. Jadi tangannya melakukan masturbasi untuk anak-anak ini,” tuturnya.

    “Dia (pelaku) sampaikan jangan sampai dikasi tahu ke siapa-siapa, dengan bahasa-bahasa ini, bahasa daerah yang bahasa Makassar. Dan anak-anak juga berjanji untuk tidak memberitahukan itu,” tambah Arya.

    Arya mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku sudah mencabuli 16 anak sejak 21 tahun terakhir.

    “Ini sejak tahun 2000-an tepatnya 2004 dan pelaku ini merupakan guru SD juga. Jadi guru SD, ajar mengaji, PNS juga, yang (dugaan pencabulannya) dilakukan di sekretariat masjid,” ucapnya.

    Diketahui, kasus ini diusut polisi usai video komika Eky mengaju menjadi korban pelecehan di Makassar sejak masih berusia 13 tahun, viral di media sosial. Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian menangkap pelaku pada Rabu (30/4).

    Sebelumnya diberitakan, komika Eky mengaku sudah berulang kali dilecehkan guru mengajinya. Salah satu kejadiannya berlangsung di rumah pelaku saat Eky hendak tes mengaji untuk kenaikan tingkat.

    “Saya diajak untuk naik tingkat, saya dulu juga pembina di masjid di situ diajak naik tingkat untuk mengajar di situ. Nah, si pelaku ini undang saya ke rumahnya malam-malam ketika istrinya lagi ke mal,” ujar Eky kepada detikSulsel, Sabtu (26/4).

    Saat di lokasi, terduga pelaku mengunci pintu rumahnya. Eky tidak diminta membuka Al-Qur’an melainkan disuruh membuka celana guru mengajinya hingga terjadilah pelecehan seksual tersebut.

    “Terus setelah dibegitukan (dilecehkan), disuruh sumpah Al-Qur’an. Jika mengaku, menceritakan ke orang lain atau ada yang tahu saya akan celaka. Ini gunakan Al-Qur’an untuk membungkam anak belasan tahun,” tuturnya.

  • PLN Wajib Ganti Kerugian Masyarakat!

    PLN Wajib Ganti Kerugian Masyarakat!

    GELORA.CO –  Insiden Bali Blackout pada Jumat, 2 Mei 2025 disebut telah menimbulkan banyak kerugian materil di tengah masyarakat.

    Tak sedikit dari mayarakat yang merasa dirugikan memilih untuk melakukan pengaduan ke Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Provinsi Bali. 

    Hal ini diungkap oleh Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali, I  Putu Armaya.

    Dia menjelaskan, pihaknya juga sempat dihubungi oleh Nyoman Parta, Anggota DPR RI, terkait masalah padamnya listrik dalam upaya memperjuangkan hak konsumen tersebut.

    ”Dari pengaduan konsumen yang kami terima, sebenarnya banyak, namun diminta menyertakan data kerugian yang bisa kami tindaklanjuti,” bebernya Selasa (6/5/2025).

    Kerugian masyarakat akibat mati listrik itu cukup beragam. Ada masyarakat yang mengaku mengalami kerugian kurang lebih Rp80 juta akibat sejumlah ikan koi hias miliknya mati akibat pompa air yang tetiba padam.

    Selain itu sebutnya, ada pula peternak ayam di Tabanan yang mengaku rugi karena ayam peliharaannya mati karena padamnya listrik pada sekitar jam 12 malam saat peristiwa blackout itu.

    Hingga Senin (5/5/2025), totatl kerugian maysrakaat dari pengaduan yang diterima oleh Yayayasna Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali menyentuh angka di bawah Rp200 juta.

    Armaya pun menegaskan, agar Dirut PT PLN memberi kan penjelasan sejujur-jujurnya terkait penyebab black out tersebut kepada masyarakat Bali.

    Karena menurut dia, hingga saat ini belum ada penjelasan yang terperinci terkait penyebab pasti matinya listrik seluruh pulau Bali tersebut. 

    Lanjut dia, kekhawatiran masyarakat saat ini masih berlanjut. Apalagi pada Senin (5/5) PLN UID Bali melakukan pemadaman berkala di beberapa titik di Pulau Bali.

    Dimana dalam keterangan pers kepada awak media, PLN mengatakan pemadaman itu dilakukan dalam rangka perawatan berkala.

    ”Jika sampai saat ini tidak mampu mengungkap akibat terjadinya Pemadaman listrik tersebut, PLN dianggap gagal melayani konsumen untuk kehandalan dalam menyediakan pasokan listrik,” ujarnya.

    Dengan adanya kerugian materil di tengah masyarakat, YLPK akan mengambil langkah tegas, membela konsumen yang dirugikan.

    Dimana Armaya mengatakan bahwa sesuai dengan Undang-undang No.8 Tahun 1999, konsumen berhak mendapatkan ganti kerugian, jika pelaku usaha tidak mampu memberikan pelayanan barang dan atau jasa dengan baik, termasuk  tidak mampu memberikan pelayanan Listrik kepada konsumen dengan baik.

    ”Maka konsumen berhak mendapatkan ganti kerugian berupa, ganti rugi barang uang atau santunan yanag setara nilainya. Bahkan konsumen berhak mengajukan gugatan class action akibat pemadaman ini,” tegasnya.

    Dalam waktu dekat YLPK Bali akan bersurat kepada Direktur Utama PLN dan jajaran, untuk meminta pertanggungjawaban hukum akibat pemadaman ini.

    Maka jika tak ada solusi, akan dilakukan gugatan hukum untuk memperjuangkan hak hak konsumen listrik di Bali.***

  • Goenawan Mohamad Sebut Polemik Ijazah Jokowi Tak Berdampak, Baiknya Usut Riwayat Pendidikan Gibran

    Goenawan Mohamad Sebut Polemik Ijazah Jokowi Tak Berdampak, Baiknya Usut Riwayat Pendidikan Gibran

    GELORA.CO – Aktivis senior dan pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad, menanggapi maraknya kembali isu seputar dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi. 

    Menurut Goenawan, polemik itu tak lagi relevan untuk diperpanjang karena Jokowi sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

    “Saya mendukung ide agar heboh soal ijazah mantan Presiden Jokowi tak diterus-teruskan,” tulis Goenawan melalui akun X-nya yang dikutip, Selasa (06/05/2025).

    Jurnalis senior ini menambahkan, jika terbukti ijazah Jokowi palsu atau asli tidak begitu berpengaruh pada bangsa ini. 

    “Palsu atau asli, tak ada dampaknya lagi, beliau tak punya kekuasaan,” ucapnya.

    Ditegaskan Goenawan Mohamad, perhatian publik seharusnya kini tertuju pada sosok yang sedang menjabat, yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

    Ia menilai penting bagi publik untuk mengetahui secara rinci latar belakang pendidikan dan kemampuan Gibran, mengingat perannya kini sebagai orang nomor dua di negeri ini.

    “Saya lebih sepakat, yang perlu diusut adalah pendidikan Wakil Presiden, Gibran,” tegas Goenawan.

    Ia pun melontarkan serangkaian pertanyaan yang menurutnya layak dijawab secara terbuka kepada publik terkait dengan tempat sekolahnya Gibran. 

    “Apa sekolahnya? Di mana? Apa ijazahnya, latar belakang keahliannya? Bagaimana prestasinya?,” jelasnya.

    Goenawan menekankan bahwa transparansi terhadap rekam jejak pendidikan seorang pejabat negara merupakan bagian dari akuntabilitas publik. 

    Apalagi, jabatan wakil presiden bukan sekadar simbolis, melainkan memiliki implikasi besar terhadap kebijakan dan masa depan bangsa.

  • Selayaknya Dia juga Minta Maaf ke Jenderal Gatot

    Selayaknya Dia juga Minta Maaf ke Jenderal Gatot

    GELORA.CO – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengatakan menerima permintaan maaf dari Ketua Umum DPP GRIB Jaya Rosario de Marshall alias Hercules. Dalam wawancara di kanal Seleb On Cam yang potongan videonya beredar luas di media sosial, Sutiyoso juga mengingatkan Hercules agar meminta maaf kepada mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo.

    “Saya menghormati lah ya kesadaran dia untuk minta maaf. Saya ini orang tua, saya mengabdi negara lama, loh saya di pemerintahan sipil, di pemerintahan TNI, dan kalau minta maaf sama saya, saya terima. Tetapi, juga selayaknya juga dia minta maaf ke jenderal purnawirawan Gatot,” ujar Sutiyoso, Senin (5/5/2025).

    Sebelumnya, Hercules menyatakan permohonan maafnya ke mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso. Ia mengaku salah ucap dengan pernyataannya terkait ‘mulut bau tanah’.

    “Saya minta maaf ke pak Sutiyoso, saya minta maaf sebesar-besarnya karena pak Sutiyoso dari Komandan Khusus Baret Merah, saya sangat hormat saya sangat kagum, atas salah ucap itu saya minta maaf,” ujar Hercules dalam keterangannya dari video yang beredar, Jumat (2/5/2025).

    Kendati begitu, ia sangat menyayangkan pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Hercules bertanya-tanya apa salahnya sehingga ‘diserang’ habis oleh pernyataan Gatot. “Saya tidak menghargai Anda, bengis banget itu,’ aku salah apa,” ujarnya.

    Hercules menyindir pernyataan Gatot yang menyebutnya terlibat premanisme dan ‘kurang ajar’. Padahal, kata Hercules, ia selama ini sudah memperbaiki diri menjadi orang baik.

    Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman menyambut baik permintaan maaf yang disampaikan oleh Hercules kepada Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso. “Menurut saya, yang penting bagaimana kita ke depan tidak saling bermusuhan,” kata mantan KSAD tersebut, Senin malam.

    Dudung juga menyebut setiap orang punya porsinya masing-masing untuk ikut membangun bangsa. “Mereka punya porsi masing-masing ya. Kalau masalah membangun bangsa, pernah berjasa atau tidak, semuanya, rakyat Indonesia berjasa untuk bangsa ini,” ucap mantan Pangkostrad tersebut.

    Dudung menyebut, masalah organisasi masyarakat (ormas) turut menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Keberadaan ormas belakangan ini disorot dan dianggap meresahkan masyarakat, karena kerap melakukan pengutan liar (pungli).

    Dudung menyebut, semua ormas sebaiknya mendukung agenda-agenda pembangunan pemerintah, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah. Dengan begitu, keberadaan mereka bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.

    “Tadi Bapak Presiden juga menyampaikan masalah ormas. (Presiden menekankan) ormas yang tertib, yang kemudian tidak mengganggu, apalagi memalak dan sebagainya. Presiden sudah menekankan seperti itu,” kata Dudung.

  • Analisa Dibalik Batal Mundurnya Hasan Nasbi, Dibarter dengan Kembalinya Posisi Letjen Kunto Arief

    Analisa Dibalik Batal Mundurnya Hasan Nasbi, Dibarter dengan Kembalinya Posisi Letjen Kunto Arief

    GELORA.CO – Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, memberikan analisa dibalik batal mundurnya Hasan Nasbi dari Kepala Komunikasi Kepresidenan.

    Menurut Syahganda, kembalinya Hasan Nasbi sebagai PCO di Kabinet Prabowo-Gibran erat kaitannya dengan tukar posisi kepada Pangkogabwilhan I Letjen TNI Kunto Arief Wibowo.

    Analisa Syahganda, Hasan Nasbi dikenal sebagai orang dekat Jokowi, sehingga tidak mudah bagi Prabowo untuk mencopotnya.

    Ia menyebut keputusan ini sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan politik di sekitar kekuasaan Prabowo.

    “Kalau dibandingkan mempertahankan Kunto (Letjen TNI Kunto Arief) dibanding dengan Hasan Nasbi ya tentu lebih valuable buat Pak Prabowo bagaimana Kunto bisa dia pertahankan, karena dia kan dari awal sudah menunjukkan bahwa dia punya kedekatan personal dengan Pak Try Sutrisno,” jelas Syahganda di kanal YouTube Refly Harun, Selasa (6/5/2025).

    Letjen Kunto Arief sempat kena mutasi sehari dan kemudian dikembalikan lagi kepada posisinya semula oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

    Menurut Syahganda, caturnya Prabowo ini memang agak rumit. Sehingga pada saat dia melakukan satu isyarat pemihakan kepada Letjen TNI Kunto Arief Wibowo, mungkin pertukarannya sedikit, Prabowo mengasih juga posisi Hasan Nasbi untuk tetap ada di dalam lingkungan istana.

    “Jadi memang politiknya begitu,” katanya.

    Syahganda menyebut, secara politik, posisi Hasan Nasbi tak lagi sekuat sebelumnya.

    Hasan telah dilegitimasi setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Juru Bicara Baru yaitu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.

    Diketahui, Hasan Nasbi batal mengundurkan diri dari Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office/PCO.

    Penyebab Hasan Nasbi batal mundur karena perintah Presiden Prabowo Subianto yang masih menginginkannya di posisi tersebut.

    “Sejauh ini saya diperintahkan untuk tetap lanjut memimpin PCO,” kata Hasan Nasbi kepada wartawan di Jakarta, Selasa 6 Mei 2025.***

  • Habib Rizieq Duga Pemerintah Tak Berani Bubarkan Ormas Preman karena Pembinanya Para Pejabat

    Habib Rizieq Duga Pemerintah Tak Berani Bubarkan Ormas Preman karena Pembinanya Para Pejabat

    GELORA.CO –  Habib Rizieq Shihab turut menanggapi polemik organisasi masyarakat yang berbuat aksi premanisme belakangan ini. 

    Ia menyoroti upaya pemerintah yang terkesan melunak dalam menyikapi adanya ormas-ormas preman. 

    Menurut Rizieq, sulitnya pemerintah menumpas ormas preman karena para pejabat masuk di dalam struktur organisasi. 

    “Sebenarnya jawabannya sudah jelas, karena banyak dari ormas-ormas preman tadi pembinanya para pejabat. Nah, kalau pembinanya pejabat, bagaimana ceritanya?” ujar Habib Rizieq seperti dikutip dari YouTube Cerita Untungs yang tayang pada Selasa (6/5/2025). 

    Hal itu bisa terlihat ketika pemerintah berani membubarkan ormas yang dipimpinnya, Front Pembela Islam (FPI) yang diklaim sebagai organisasi sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan. 

    Sementara, pemerintah terkesan tak berani ambil sikap tegas terhadap organisasi preman. 

    Pemerintah semestinya tidak pandang bulu terhadap ormas-ormas preman meskipun tercantum nama para pejabat di dalam struktur ormas.

    Ia pun meminta agar ormas preman yang sudah secara sistematis dan struktural terbukti melakukan keresahan di masyarakat untuk dibubarkan. 

    “Kalau sudah struktural, masif, memang organisasi ini, sok jago di berbagai daerah jadi tukang peres, meresahkan masyarakat, bubarkan enggak peduli pembinanya siapa,” katanya.