Category: Gelora.co Nasional

  • Wajah Jokowi Disorot Netizen, Terlihat Kusam dan Penuh Flek, Tanda Stres atau Efek Obat-obatan?

    Wajah Jokowi Disorot Netizen, Terlihat Kusam dan Penuh Flek, Tanda Stres atau Efek Obat-obatan?

    GELORA.CO – Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, karena kondisi fisiknya yang dinilai mengalami perubahan signifikan.

    Dalam sebuah unggahan video di platform media sosial X, warganet menyoroti kondisi kulit wajah Jokowi yang terlihat kusam dan penuh flek hitam.

    “Ada apa dengan kulit wajah Jokowi?” tulis akun @cobeh2022 dalam unggahannya.

    Video tersebut memicu beragam komentar dari warganet yang menilai bahwa penampilan fisik Jokowi kali ini tidak seperti biasanya.

    Beberapa menyebutkan bahwa sang mantan presiden terlihat seperti orang yang tengah mengalami tekanan berat.

    “Bang, gue sempat foto mukanya di TV. Kayak orang stres parah,” komentar salah satu pengguna.

    Banyak pengguna lain menduga bahwa kondisi kulit Jokowi yang terlihat menua dan penuh flek hitam merupakan akibat dari stres berkepanjangan.

    Beberapa menyebutkan bahwa hal ini kemungkinan besar berkaitan dengan isu dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Jokowi sejak dia menjabat sebagai presiden.

    “Yang jelas, stres berat sangat memengaruhi kondisi fisik Jokowi. Walaupun tampil dengan berusaha tersenyum seperti saat menjabat, kegundahan hati tetap tidak bisa disembunyikan,” bunyi salah satu komentar.

    Beberapa waragnet yang mengaku mengerti soal perawatan kulit menduga bahwa Jokowi mungkin telah menjalani sejumlah prosedur medis seperti CO2 Laser, Cautery, atau Chemical Peels.

    Dugaan ini mencuat karena tampak adanya perbedaan warna antara wajah dan leher, serta titik-titik burn atau luka kecil akibat prosedur perawatan tersebut.

    “Aku suka perawatan, dan video-video sebelumnya beliau di komen netizen bahwa beliau menua maka dugaanku beliau buru-buru perawatan. Ada titik-titik burn di bagian tertentu terutama aging spot. Ada batas perbedaan warna wajah dan leher depan dan belakang. Mungkin: perawatan CO2 laser atau cautery + chemical peels,” imbuh warganet lainnya.

    Ada juga komentar yang menyebutkan kemungkinan efek obat-obatan, seperti obat penenang, yang bisa menyebabkan perubahan pada kondisi kulit bila dikonsumsi dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi.

    Sebagian warganet lainnya menyoroti kebiasaan mantan presiden yang kerap bepergian dan terpapar sinar matahari tanpa perlindungan maksimal, yang bisa menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang.

    Di balik spekulasi kondisi fisik Jokowi, publik kembali mengaitkannya dengan isu sensitif yang tak kunjung usai yakni dugaan ijazah palsu.

    Tuduhan ini kembali mencuat meskipun telah beberapa kali dibantah oleh berbagai pihak, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kepolisian.

    Isu ini pertama kali mencuat pada 2022 saat Bambang Tri Mulyono menggugat Jokowi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    Meski sempat dicabut, gugatan kembali dilayangkan pada 2023. Kasus ini bahkan menyeret nama-nama lain seperti Gus Nur yang turut membahas isu tersebut dalam podcast.

    Pada 2024 dan 2025, sejumlah gugatan hukum dan pelaporan balik terus berlanjut.

    Pengacara asal Solo, Muhammad Taufiq menggugat Jokowi dan beberapa lembaga terkait, termasuk UGM dan KPU Solo.

    Di sisi lain, Jokowi pun melaporkan sejumlah tokoh publik seperti Roy Suryo, Dokter Tifa, dan Eggi Sudjana atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik.

    Penyelidikan kepolisian menunjukkan bahwa ijazah Jokowi dari UGM adalah asli.

    Dokumen bernomor 1120 atas nama Joko Widodo dengan NIM 1681/KT dari Fakultas Kehutanan UGM diterbitkan pada 5 November 1985.

    Penelusuran forensik menyatakan dokumen tersebut identik dengan arsip asli dan bukan hasil pemalsuan.

    UGM sendiri telah menegaskan berkali-kali bahwa mereka memiliki dokumen otentik dan tidak ada yang mencurigakan dari ijazah milik Jokowi.

    Meski demikian, sebagian pihak masih belum puas dan terus mencoba menggulirkan kasus ini ke pengadilan.

    Dalam sebuah pernyataan, Jokowi menyatakan bahwa tuduhan tersebut sangat melukai harga dirinya dan menyebut ijazahnya bukan objek penelitian yang bisa dipermainkan.

    Ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming ini meyakini bahwa jalur hukum akan menjadi tempat terbaik untuk mengungkap kebenaran secara gamblang.

  • Israel Tembak Kerumunan Warga Gaza yang Mengantre Bantuan Makanan: 10 Tewas, Puluhan Luka

    Israel Tembak Kerumunan Warga Gaza yang Mengantre Bantuan Makanan: 10 Tewas, Puluhan Luka

    GELORA.CO – Setidaknya 10 warga Gaza tewas dan puluhan lainnya terluka dalam 48 jam terakhir saat berupaya mengakses bantuan makanan di tengah krisis kemanusiaan kota tersebut.

    Mereka ditembaki pasukan Israel di titik distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi yang didukung Amerika Serikat namun ditolak oleh banyak kelompok kemanusiaan dan PBB.

    Menurut laporan Kantor Media Pemerintah Gaza, pasukan Israel menembak langsung ke arah kerumunan warga sipil yang tengah mengantre bantuan makanan di Rafah, Gaza selatan.

    “Lokasi-lokasi ini berubah menjadi perangkap kematian di bawah tembakan pendudukan,” tulis mereka dalam pernyataan resmi, mengutip Al Jazeera, Rabu (28/5).

    Video dari lokasi menunjukkan ribuan warga mendekat ke titik distribusi dengan pengamanan ketat.

    Sebagian besar digiring ke dalam antrean sempit. Sedikitnya 62 orang terluka. Pihak berwenang belum menjelaskan secara pasti kapan dan di mana seluruh penembakan terjadi.

    Kabar pilu lain datang dari Gaza tengah. Dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden terpisah saat ribuan warga menyerbu gudang bantuan pangan milik Program Pangan Dunia (WFP) di Deir el-Balah, Rabu (8/5).

    Menurut WFP, warga yang kelaparan mendatangi gudang al-Ghafari untuk mencari makanan.

    “Gaza membutuhkan peningkatan bantuan pangan segera. Ini satu-satunya cara untuk memberi kepastian bahwa mereka tidak akan kelaparan,” kata WFP.

    Insiden terjadi di tengah kritik internasional terhadap model pengiriman bantuan oleh GHF.

    Organisasi itu kini telah membuka dua dari empat pusat distribusi yang direncanakan.

    Namun, menurut badan pengungsi PBB (UNRWA), model ini justru mengalihkan perhatian dari pembatasan Israel terhadap sistem bantuan yang dikelola lembaga-lembaga berpengalaman.

    “Biarkan sistem kemanusiaan yang ada bekerja menyelamatkan nyawa. Jangan buat mekanisme baru yang menyimpang dari prinsip,” kata kepala UNRWA dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.

    Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Sigrid Kaag, menyebut volume bantuan yang masuk ke Gaza “sebanding dengan sekoci penyelamat setelah kapal tenggelam”.

    Ia memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza kini menghadapi risiko kelaparan.

    Pernyataan ini juga didukung duta besar dari Aljazair, Prancis, dan Inggris, yang meminta Israel mengizinkan bantuan masuk tanpa hambatan.

    Meski demikian, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon justru menuduh PBB menghambat bantuan dan menuntut pencabutan pernyataan yang menuding Israel melakukan genosida.

    Di sisi lain, Perwakilan Alternatif AS untuk PBB, John Kelley, membela GHF sebagai organisasi independen dan menyerukan kerja sama antara Israel, GHF, dan PBB.

    Blokade selama 11 minggu baru dibuka sebagian pekan lalu. Sejumlah kelompok bantuan menilai pasokan yang diizinkan Israel masih belum memadai.

    Situasi ini mendorong warga Gaza mengambil risiko di titik distribusi yang sering kali tidak aman.

  • Viral Diduga Malpraktik, Alat Kelamin Bocah SD di Jambi Terpotong Habis Saat Disunat Laser

    Viral Diduga Malpraktik, Alat Kelamin Bocah SD di Jambi Terpotong Habis Saat Disunat Laser

    GELORA.CO –  Seorang bocah 10 tahun dari Kerinci, Provinsi Jambi diduga menjadi korban malpraktik saat dikhitan menggunakan metode laser. Burung alias alat kelamin bocah tersebut terpotong habis oleh oknum perawat di Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, Jambi. Akibatnya, bocah berinisial BAI itu trauma berat dan kesulitan buang air kecil.

    Dugaan malpraktik yang menimpa bocah yang merupkaan warga Desa Sangir, Kecamatan Kayu Aro ini terjadi 19 Oktober 2024. Tujuh bulan setelahnya, bocah kelas 4 SD ini pun kesulitan buang air kecil. Dua pun disebut trauma berat dan selalu menangis kesakitan.

    “Pendarahannya tidak mau berhenti, setelah diulang lagi (jahitnya) tapi tetap pendarahannya ada lagi. Sampai perawat tersebut menyuruh kami pulang,” kata Dian Tiara, ibu korban dalam sebuah video yang viral di media sosial.

    Kisah dugaan malpraktik tersebut pun viral setelah sang ibu menceritakannya via video. Tiara menyebut, saat melakukan khitan, perawat itu mengakui ada kesalahan. “Kata dia saluran pipisnya masih ada. Setelah itu perawat itu menyuruh kami kembali lagi, lalu mereka bilang ada kesalahan, kepala (kelaminnya) tersayat sedikit. Lalu mereka memberi yang transportasi Rp 500 ribu untuk ke rumah sakit.”

    Pihak keluarga disebut sudah membawa korban ke rumah sakit di Sumatra Barat dan telah dilakukan lima kali tindakan operasi. Namun dokter menyatakan alat kelamin korban yang terpotong tidak bisa disambung lagi dan hanya bisa pembuatan saluran kencingnya.

    “Hanya bisa buat saluran kencing, sampai sekarang masalahnya masih saluran kencing masih tersumbat,” kata Dian Tiara ibu korban di Kerinci, Senin, 26 Mei 2025 dalam video yang beredar.

    Tiara menjelaskan, hingga operasi kedua, oknum perawat tersebut bertanggung jawab sepenuhnya untuk biaya pengobatan. Kemudian pada operasi ketiga hingga kelima menggunakan BPJS dan pelaku hanya membantu uang transportasi. Namun biaya pengobatan selanjutnya pelaku lari dari kesepakatan awal perdamaian.

    Bahkan pelaku mulai tidak peduli dengan kondisi korban sebagaimana kesepakatan awal. Tiara pun menyebarkan kondisi putranya ke media sosial dan menjadi viral serta mendapatkan banyak simpati dari netizen. Dia berharap oknum perawat bertanggunghjawab terhadap anaknya sehingga anaknya bisa sembuh seperti sedia kala.

  • Rismon Sianipar Tuding Tito Karnavian dan Krishna Murti Penipu, di Tengah Kasus Ijazah Jokowi

    Rismon Sianipar Tuding Tito Karnavian dan Krishna Murti Penipu, di Tengah Kasus Ijazah Jokowi

    GELORA.CO – Di tengah kasus laporan dugaan penyebaran informasi bohong terkait ijazah Jokowi yang ditudingnya palsu, Ahli Forensik Digital Rismon Hasiholan Sianipar kini menuding bahwa eks Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri yakni Tito Karnavian adalah penipu.

    Selain itu, Rismon Sianipar juga menyebut Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti juga penipu.

    Menurut Rismon, keduanya menjadi penipu saat masih menangani kasus pembunuhan kopi sianida dengan tersangka Jessica Wongso.

    Tudingan Rismon ini kepada keduanya ditanyakan pula oleh host channel YouTube Forum Keadilan TV, Reza Indragiri kepada Rismon, karena tudingan itu bukan akademis lagi.

    “Bukan akademis? Malah benar-benar akademis itu Bang. Akademis ilmiah karena saya punya basis yang kuat metadata bahwa di kasus Jessica Wongso di video CCTV 1, 3, 7 dan 9. DI 7 dan 9 ini kamera mahkota yang mengkriminalkan Jessica Wongso, itu di dalam metadatanya digunakan software gratisan i red soft,” jawab Rismon di tayangan Forum Keadilan TV yang dilihat WartaKota, Kamis (29/5/2025).

    “Pemirsa bisa men-download itu, i red soft itu adalah sebuah software gratisan berbasis Windows. Dan pada saat PK Jessica Wongso tahun 2004 24 yang lalu itu Muhammad Nur Azhar sebagai laboratorium komputer forensik Bareskrim Polri mengatakan bahwa i red soft adalah software yang sudah template tertanam di DVR Teleview FD1S, bohong,” kata Rismon.

    Atas dasar itulah Rismon mengatakan Tito Karnavian yang kala itu menjabat Kapolri dan Khrisna Murti yang menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya sebagai pembohong.

    Karenanya Rismon mengaku tidak khawatir suatu saat dilaporkan oleh keduanya.

    Bahkan Rismon akan melaporkan mereka atas apa yang mereka lakukan di kasus pembunuhan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Wongso.

    “Tidak khawatir suatu saat Tito Karnavian atau Krishna Murti juga akan melaporkan Bang Rismon?’ tanya Reza.

    “Silakan Pak Tito Karnavian dan Krishna Murti. Jelas bahwa i red soft itu berbasis OS Windows operating system Windows, sementara DVR Teleview FD161S yang dipakai di Kafe Olivier Linux,” ujarnya.

    Hal ini kata Rismon mengibaratkan sudah beda alam.

    “Ini seperti ikan hidup di darat. Bahwa i red soft Windows operating system seperti laut atau air, ini Linux operating system kayak di udara. Bagaimana mungkin ikan bisa hidup,” ujarnya.

    “Jadi tidak akan mencabut pernyataan? (Bahwa Tito dan Khrisna Murti penipu)” tanya Reza.

    “Tidak, silakan. Bahkan saya akan melaporkan. Tetapi dibilang para pengacara tunggu dulu, kita hemat energi,” kata Rismon.

    Tantang Hercules

    Rismon juga menantang Ketua Grib Jaya, Hercules karena pernah menyatakan ijazah Jokowi asli setelah mengunjungi rumah Jokowi di Solo.

    “Bahwa dia mengatakan memastikan bahwa ijazah Jokowi asli, pada saat dia berkunjung ke rumahnya. Bagaimana dia seseorang yang tidak punya kapabilitas menilai ijazah Jokowi asli, sementara saya punya kapasitas untuk dalam menilai itu bahkan dilaporkan,” katanya.

    “Intinya itu saya murni kajian ilmiah, tanpa bia, independen, tanpa personal, apalagi membenci, apalagi sakit hati, tidak. Saintifik itu harus repeatable, harus bisa diulangi, harus bisa dichallenge. Saintifik tidak hidup di ruang gelap, saintifik tidak bisa diklaim secara sepihak,” kata Rismo,

    Karenanya menurut Rismon apa yang diumunkan Dirtipidum Mabes Polri bahwa ijazah Jokowi asli harus siap di uji.

    “Itulah tempatnya di pengadilan. Bahwa hasil dari Bareskrim bukan hasil akhir. Bukan hasil yang diklaim sepiak langsung selesai,” ujarnya.

    Karenanya Rismon mengaku siap ditersangkakan dalam kasus tudingan ijazah Jokowi palsu dan akan melawannya di persidangan.

    “Saya siap ditersangkakan, dikriminalkan seumur hidup juga saya siap,” kata Rismon.

    “Saya tidak akan menyerah. Di pengadilan saya akan keras-kerasan membuktikan keilmiahan saya dan Pak Jokowi membawa bukti-buktinya secara langsung ke pengadilan dan menjelaskan proses akademik yang dilaluinya. Siap enggak Pak Jokowi?” kata Rismon.

    Sebelumnya Rismon Hasiholan Sianipar memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus tudingan ijazah mantan presiden Joko Widodo palsu, Senin (26/5/2025?.

    Rismon mengaku mendapat 97 pertanyaan dari penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi.

    “Saya tadi ditanyakan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan metode-metode ilmiah yang saya kaji,” katanya saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin.

    Rismon menyatakan tidak semua pertanyaan dapat ia jawab karena menyangkut persoalan teknis yang menurutnya tidak bisa disampaikan secara terbuka.

    Ia juga menjelaskan bahwa kehadirannya di Polda Metro Jaya merupakan bentuk pemenuhan atas undangan klarifikasi sebagai saksi, bukan karena statusnya sebagai terlapor.

    “Saya diundang ke sini untuk klarifikasi berkaitan dengan pelaporan oleh Pak Jokowi pada tanggal 30 April 2025,” ujar Rismon.

    Rismon mengungkapkan bahwa penyidik menggali informasi mengenai aktivitasnya di media sosial dan diskusinya bersama Roy Suryo. 

    Ia juga dimintai keterangan terkait video yang ia unggah di kanal YouTube Balige Academy, ketika ia membahas dan menganalisis lembar pengesahan serta skripsi Joko Widodo.

    “Terkait dengan algoritma yang saya gunakan, metode-metode. Jadi saya terangkan sedikit yang dibutuhkan,” ucap dia.

    Dalam pemeriksaan, Rismon juga ditanya dalam kapasitas apa ia melakukan kajian terhadap skripsi Jokowi.

    Menurutnya sebagai seorang peneliti dan penulis buku, ia merasa memiliki kebebasan akademik untuk menelaah berbagai isu yang berkembang di masyarakat.

    “Sebagai seorang peneliti, penulis buku, maka karena ini berkaitan dengan bidang keilmuan saya, saya sebagai peneliti bebas independen, tidak subjektif,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa otoritas formal tidak selalu diperlukan bagi seorang peneliti untuk mengkaji permasalahan publik secara ilmiah.

    Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan penyelidik telah memeriksa 29 saksi dalam kasus ijazah Jokowi ini. 

    Eksaminasi Silang

    Pakar psikologi forensik Reza Indragiri yang menjadi host saat mewawancari Rismon Sianipar mengatakan setidaknya dari empat kasus yang Ahli Forensik Digital ini sebut, hasil uji saintifik oleh Puslabfor Polri memang patut dieksaminasi silang.

    “Bahkan semua yang disebut sebagai hasil pemeriksaan saintifik oleh Polri, apa pun bentuknya, di instalasi Polri manapun, semestinya bisa dikenakan cross examination,” katanya.

    Menurut Reza, persidangan perlu ekstra hati-hati terhadap kemungkinan bukti telah compromised, contaminated, dan corrupted.

    “Termasuk perusakan barang bukti yang dilakukan oleh penyidik kepolisian dan kalangan yang berafiliasi dengannya,” katanya.

    Sehingga, kata Reza, membuka akses bagi terdakwa untuk juga melakukan uji saintifiknya sendiri merupakan cara untuk menangkal 3C tersebut sekaligus memenuhi azas fairness di ruang penegakan hukum. 

    “Ujung-ujungnya, terguncang kita berhadapan dengan kemungkinan yang tidak bisa dinihilkan. Bahwa, obstruction of justice ironisnya dapat dilakukan lembaga penegakan hukum itu sendiri,” kata Reza.

  • Rakyat Emosi Gegara Kebohongan Ijazah Ditutupi dengan Kebohongan Baru

    Rakyat Emosi Gegara Kebohongan Ijazah Ditutupi dengan Kebohongan Baru

    GELORA.CO – Jumpa pers Bareskrim Polri yang menyatakan ijazah SMA 6 Surakarta dan ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta milik Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi adalah asli tanpa memperlihatkan barang bukti asli justru membuat publik makin curiga dan tak yakin. 

    Demikian dikatakan Presidium Forum Alumni Kampus Seluruh Indonesia (Aksi) Nurmadi H. Sumarta melalui keterangan tertulisnya, Jumat 30 Mei 2025.

    Apalagi, lanjut Nurmadi, ijazah dinyatakan identik, bukan autentik meskipun arahnya menuju kesimpulan tersebut. 

    “Bilang asli tanpa menunjukkan fisik aslinya adalah kebodohan terbesar dalam pembuktian  hukum. Publik yang bodoh pun tak akan percaya, apalagi publik yang kritis,” kata Nurmadi.

    Lazimnya, menurut Nurmadi, ketika Bareskrim merilis jumpa pers dengan awak media selalu disertai dengan menunjukkan barang bukti asli bukan tayangan video. Hal inilah yang  membuat publik curiga dan tak percaya dengan pernyataan Bareskrim. 

    “Kebohongan yang ditutupi dengan kebohongan baru justru membuat rakyat emosi. Bangkai yang ditutup rapat akan kecium juga,” kata Nurmadi. 

    Kata Nurmadi, publik kecewa jika kasus dugaan ijazah Jokowi  ditutup hanya dengan pernyataan keaslian dari Bareskrim tanpa transparansi bukti.

    “Ini terindikasi ingin melindungi sepihak dan di sisi lain terindikasi ingin menghentikan langkah para pejuang kebenaran yang terus menuntut pengusutan tuntas dugaan ijazah Jokowi dengan berbagai cara, termasuk dengan kriminalisasi,” kata Nurmadi.

    Rakyat menuntut Bareskrim transparan dan profesional dalam mengusut dugaan ijazah tersebut. Jangan sampai hanya membela kepentingan sepihak karena tidak jujur dan adil lalu merusak  semua sistem hukum. 

    “Kebenaran harus tegak walaupun langit runtuh. Usut tuntas dan tegakkan keadilan jangan pandang bulu,” kata Nurmadi.

    Apabila Jokowi terbukti ketika menjadi Presiden RI dengan memalsukan ijazah, harusnya dihukum lebih berat daripada lurah yang memalsukan ijazah, karena dampak kejahatannya lebih dahsyat. 

    “Hancurnya negara dimulai dari sistem hukum yang dihancurkan oleh penegak hukum.  Negara bisa hancur babak belur kalau hukum sudah  dikendalikan kebohongan yang punya kuasa,” pungkas Nurmadi.

  • Hentikan Penyelidikan Ijazah Jokowi, Mantan Wakapolri Nilai Bareskrim Langgar Aturan

    Hentikan Penyelidikan Ijazah Jokowi, Mantan Wakapolri Nilai Bareskrim Langgar Aturan

    GELORA.CO – Hentikan penyelidikan ijazah Jokowi, Bareskrim Polri dinilai langgar aturan karena tidak ada di KUHAP.

    Penghentian penyelidikan ijazah Jokowi yang dilakukan Bareskri Polri menuai polemik baru.

    Bareskrim Polri pun dinilai melakukan penyimpangan dari KUHAP.

    Hal ini diungkapkan mantan Wakapolri, Komjen (Purn) Oegroseno.

    Oegroseno menganggap Bareskrim Polri telah melanggar prosedur terkait penghentian penyelidikan kasus dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

    Mulanya, Oegroseno mengaku kaget soal adanya surat edaran dari Kapolri pada tahun 2018 terkait polisi bisa melakukan penghentian penyelidikan.

    Padahal, dia mengatakan hal semacam itu tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

    Ditambah, kata Oegroseno, surat perintah Kapolri tersebut secara hierarkis tidak bisa lebih tinggi dari KUHAP.

    “Saya melihat ada penyimpangan dari KUHAP yang sudah berlaku sejak tahun 1981. Kemudian pada tahun 2018, tiba-tiba saya juga kaget membaca surat edaran Kapolri Nomor 7 Tahun 2018 yang menyebutkan tentang penghentian penyelidikan.”

    “Padahal, surat edaran itu dasarnya saya juga baca, ada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, ada KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), dan sebagainya. Tapi, penghentian penyelidikan ini tidak diatur dalam KUHAP, hierarkinya sulit masuk di mana dan tidak masuk dalam putusan hukum,” katanya dikutip dari YouTube Abraham Samad, Kamis (29/5/2025).

    Oegroseno lantas mengaitkan terkait adanya surat edaran dari Kapolri yang berisi bahwa polisi bisa menghentikan penyelidikan dengan kasus dugaan ijazah Jokowi.

    Dia mempertanyakan kepastian hukum soal penghentian penyelidikan kasus dugaan ijazah Jokowi ke Bareskrim Polri.

    Pasalnya, langkah yang diambil oleh Bareskrim Polri tersebut tidak diatur di KUHAP meski tertuang dalam surat edaran Kapolri.

    “Dalam kasus yang terjadi pada ijazah Pak Jokowi ini, kepastian hukumnya di mana? Tidak diatur di KUHAP, berarti tidak ada (kepastian hukum),” katanya.

    Oegroseno pun menyarankan bagi pelapor yaitu Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) untuk membuat laporan baru setelah adanya penghentian penyelidikan oleh Bareskrim Polri terkait laporan dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Sekali lagi, dia mengungkapkan lantaran penghentian penyelidikan belum memiliki kepastian hukum.

    “Jadi, bisa juga TPUA tadi membuat laporan baru karena penghentian penyelidikan belum ada kepastian hukum. Bikin laporan baru baik di Solo atau di Jakarta tentang dugaan ijazah palsu tadi,” tuturnya.

  • Dibuka Bareskrim, IPK di Transkrip Nilai Jokowi 3.05, Padahal Jokowi Pernah Ngaku IPK-nya Kurang dari 2.0

    Dibuka Bareskrim, IPK di Transkrip Nilai Jokowi 3.05, Padahal Jokowi Pernah Ngaku IPK-nya Kurang dari 2.0

    GELORA.CO – Akhirnya nilai kuliah Jokowi selama kuliah 5 tahun di Fakultas Kehutanan UGM, resmi ditampilkan oleh Bareskrim Polri.

    Dikutip dari youtube tribunnews, pada Kamis (29/5), transkip nilai itu dibuka setelah publik terus mendesak keaslian ijazah Jokowi.

    Jokowi diketahui kuliah di Fakultas Kehutanan UGM dari tahun 1980 dan lulus tahun 1985.

    Di transkrip nilai ada nila A, B.

    Bahkan nilai D ada 6.

    Nilai A didapat Jokowi dari KKN dan Filsafat Pancasila dan Fisiologi Pohon selama kuliah berlangsung.

    B muncul di Matematika 2, Fisika, Genetika Statistik Penyakit Tanaman Hutan.

    Total IPK Jokowi cukup tinggi 3,05, dengan nilai itu Jokowi dinyatakan lulus dari UGM tahun 1985.

    Sementara itu Rismon Hasiholan Sianipar mentwet, “jumlah kredit wajib: 88 SKS, jumlah kredit pilihan 34 SKS.

    Total kredit 122 SKS.

    Kok bisa jadi sarjana kehutanan?

    Saat ini saja, total kredit sarjana UGM saja 144 SKS.

    Apakah Jokowi hanya SARJANA MUDA sesuai dengan form yang diisinya?”

    Akun X @ProfYL_Henuk (ROTEMAN LAW FREE) malah menyebut 3 fakta otentik IPK @jokowi 3,05 yang disebutnya palsu versus IPK @ProfylHenuk 2,54 (ASLI).

    Akun ini membeberkan fakta bahwa pertama, tidak ada mata pelajaran vs mata kuliah.

    Kedua, tak ada tahun ikut kuliah agama (I) vs agama (II/1981).

    Ketiga, nilai tulis tangan vs ketik.

    “Transkrip S1 Jokowi dari UGM PALSU jadi Bareskrim Polri sebar HOAKS”, tulisnya

    3 FAKTA OTENTIK IPK @jokowi 3,05 (PALSU) Vs IPK @ProfylHenuk 2 54 (ASLI)=(1)TAK ADA MATA PELAJARAN Vs MATA KULIAH,(2)TAK ADA TAHUN IKUT KULIAH:e. g.(a) AGAMA (I) Vs AGAMA (II/1981),(3) NILAI TULIS TANGAN Vs KETIK. TRANSKRIP S1 JW DARI UGM PALSU JADI @PolriBareskrim SEBAR HOAKS. https://t.co/pka8XMeP1s pic.twitter.com/a3UVzCCF6j

    — @ProfYL_Henuk(ROTEMAN LAW FREE) (@ProfylHenuk) May 29, 2025

    Twet akun X Dunia Punya Cerita juga mempertanyakan IPK Jokowi yang kurang dari 2.

    “Penuh nilai C dan D di Transkip Nilai, terkuak IPK Terakhir Jokowi di UGM, benarkah kurang dari 2?.”

    “10 Tahun menjabat sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya membuka transkrip nilai, setelah adanya tuduhan mendapatkan ijazah palsu dari Universitas Gadjah Mada (UGM).”

    Soal IPK dari 2, Jokowi sendiri pernah mengatakan sendiri.

    Dimuat di Tempo, pada 29 Juni 2013, dengan judul “Jadi Capres Tak Perlu IPK 4, Jokowi: IPK SAYA

    Jadi benarkah yang dibuka Bareskrim Polri PALSU, karena Jokowi sendiri yang mengatakan IPK nya kurang dari 2.***

  • Cerita Anies soal Kamar Horor di Rumah Masa Kecilnya, Macam-macam Pengalaman Orang

    Cerita Anies soal Kamar Horor di Rumah Masa Kecilnya, Macam-macam Pengalaman Orang

    GELORA.CO –  Ini cerita masa kecil tokoh nasional Anies Baswedan. Salah satunya cerita horor tersebut di rumah masa kecil Anies di Taman Yuwono Nomor 19 Jalan Dagen, Yogyakarta. Rumah di Taman Yuwono ini adalah kediaman milik kakek Anies, yakni : Pahlawan Nasional AR Baswedan.

    ‘’Di rumah ini, dulu, bagian belakangnya disiapkan tempat untuk perlindungan dan persembunyian. Karena pada masa itu ada ancaman penculikan dari PKI,’’ kata Anies dikutip dalam YouTube pribadinya, Kamis, 8 Mei 2025.

    Sang kakek AR Baswedan menjadi salah seorang yang terancam nyawanya oleh PKI. Sehingga, di rumahnya disiapkan tempat persembunyian di atas atap. ‘’Masih enak di sini, rapi betul,’’ ujar Anies.

    Menurut dia, rumah masa kecilnya di Taman Yuwono harusya bisa dimanfaatkan. Karena itulah, mumpung Anies sedang di Yogyakarta,dirinya mampir di rumah sang kakek yang banyak menyimpan kenangan di masa kecilnya.

    “Rumah ini sebenarnya bisa untuk aktivitas kita,’’ terang Anies yang meraih Ph.D bidang ilmu politik dan pemerintahan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Anies juga menceritakan bahwa ada satu ruang di rumah kakeknya yang banyak horornya. Gubernur Jakarta periode 2017-2022 ini bercerita tentang kamar keluarganya di rumah sang kakek. “Ini kamar saya. Saya di sini sampai usia delapan tahun.”

    “Ini kamar yang penuh banyak ceritanya (horor) di situ. Macam-macam pengalaman orang-orang. Saya sih nggak pernah ngalamin. (Hantu atau gimana?) Yang ceritanya agak unik-unik gitu,” ujarnya.

    Tidak jauh dari kamar tersebut terdapat kamar mandi yang ternyata dahulu digunakan oleh kakeknya sebagai tempat persembunyian dari kejaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

    “Ini dia, di belakang ini. Dulu masuknya dari sini terus ada tangga, naik ke atas. Begitu naik itu ada rongga,” kata Anies.

    Tempat persembunyian tersebut berbentuk lubang di bagian plafon. Untuk masuk ke sana harus menggunakan tangga bambu. Di dalamnya cukup luas karena dahulu bagian plafon digunakan untuk tempat penyimpanan, bahkan terdapat dipan yang bisa dipakai untuk tidur atau istirahat.

    “Jadi di rumah ini tuh, dulu, bagian belakang itu, disiapkan tempat untuk perlindungan, persembunyian karena pada masa itu, ancaman penculikan dari PKI itu ada. Nah, kakek itu salah satu yang terancam. Sehingga di rumah ini disiapkan tempat untuk persembunyian di atap, atas eternit. Dan atap-atap pada waktu itu memang tempat penyimpanan,” ungkapnya.

    Anies mengatakan rumah tersebut sudah 2 tahun dibiarkan kosong tanpa perabotan dan penunggu. Namun, kondisinya terawat dan bersih. Ada penjaga dan tukang bersih-bersih yang ditugaskan untuk merawat rumah tersebut. Anies rencananya ingin memanfaatkan rumah tersebut untuk berbagai aktivitas ke depannya.

  • Viral! Transgender Shuniyya Ruhama Ceramah Agama, Ternyata Simpatisan NU

    Viral! Transgender Shuniyya Ruhama Ceramah Agama, Ternyata Simpatisan NU

    GELORA.CO –  Sebuah video yang memperlihatkan seorang Transgender Shuniyya Ruhama memberikan ceramah keagamaan mendadak viral dan menimbulkan polemik di media sosial.

    Transgender Shuniyya Ruhama merupakan warga asal Kendal yang dikenal sebagai pembatik sekaligus alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, jurusan Ilmu Sosial dan Politik.

    Video ceramah Shuniyya yang dihadiri jamaah, termasuk perempuan, menuai kritik dari sejumlah warganet. Banyak yang mempertanyakan kelayakan dan kapasitasnya sebagai penceramah agama.

    “Terbukti, asalkan pintar bicara bisa jadi pendakwah. Hati-hati memilih guru, penting membekali anak-anak kita sejak dini dengan ilmu agama,” tulis akun @dew*** di kolom komentar.

    Komentar lainnya bahkan menyentil identitas gender Shuniyya. “Astagfirullah, seharusnya dia perbaiki penyakitnya dulu,” tulis akun @bar***. Sementara akun lain menyoroti sikap jamaah, “Jamaah-nya aja yang aneh, kok dijadikan ustadz.”

    Nama Shuniyya Ruhama bukan kali pertama menjadi sorotan publik. Pada tahun 2020, ia pernah dikaitkan dengan kabar bahwa dirinya dipromosikan oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi pendakwah.

    Namun belakangan, informasi tersebut dibantah dan dinyatakan keliru. Meski demikian, Shuniyya diketahui merupakan simpatisan NU dan kerap tampil sebagai pembicara dalam sejumlah acara keagamaan dan seminar yang digelar oleh organisasi tersebut.

    Melalui akun Instagram pribadinya, Shuniyya beberapa kali membagikan dokumentasi kegiatan syiar maupun edukasi seputar budaya batik, keagamaan, dan sosial.

    Fenomena transgender ceramah viral ini memunculkan perdebatan publik mengenai batasan dakwah dan siapa saja yang pantas menyampaikan ajaran agama.

    Sejumlah kalangan menyerukan agar masyarakat lebih selektif dalam memilih panutan keagamaan, terutama di era digital yang memungkinkan siapa pun menjadi figur publik.

  • Viral Siswa SMP di Cirebon Dibully Teman-temannya, Pasrah Dihantam Bertubi-tubi, Teman yang Lain Ketawa

    Viral Siswa SMP di Cirebon Dibully Teman-temannya, Pasrah Dihantam Bertubi-tubi, Teman yang Lain Ketawa

    GELORA.CO –  Dunia pendidikan Kota Cirebon kembali tercoreng. Sebuah video berdurasi pendek yang menampilkan kekerasan brutal terhadap seorang pelajar SMP beredar luas, memicu kemarahan publik.

    Aksi keji itu diduga kuat terjadi di dalam ruang kelas SMPN 17 Kota Cirebon. Dalam rekaman yang kini viral di berbagai platform media sosial, tampak seorang siswa berinisial N duduk pasrah. Ia berusaha menutupi wajahnya dari hantaman bertubi-tubi yang dilancarkan oleh pelaku, rekan sekelasnya.

    Lebih mirisnya, alih-alih membantu, sejumlah siswa lain justru menonton sambil tertawa dan merekam insiden kekerasan itu. Belum diketahui kapan tepatnya peristiwa tersebut terjadi. Namun, masyarakat menuntut tindakan cepat dari pihak sekolah dan aparat penegak hukum.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini, belum dapat dimintai keterangan. Informasi sementara menyebutkan seluruh pejabat Pemkot, termasuk Kadisdik, sedang mengikuti kegiatan retreat di Kabupaten Kuningan.

    Kapolsek Selatan Timur AKP Joni mengungkapkan, hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk terkait kasus perundungan tersebut. “Belum ada laporan masuk ke Polsek Seltim,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp pada Kamis (29/5/2025).

    Kasus video bullying pelajar ini menambah catatan kelam praktik perundungan di lingkungan pendidikan Indonesia. Para pemerhati anak mendesak agar pelaku segera ditindak dan sekolah bertanggung jawab atas kelalaian yang terjadi.

    Aksi tidak berperikemanusiaan ini kembali menjadi pengingat keras. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga harus menjadi zona aman bagi seluruh peserta didik.