Category: Gelora.co Nasional

  • Israel Aktif Pecah Belah Sunni dan Syiah

    Israel Aktif Pecah Belah Sunni dan Syiah

    GELORA.CO –  Seorang dai yang juga aktivis kemanusiaan, Ustaz Muhammad Husein, merespons situasi Timur Tengah, khususnya sesudah Israel menyerang Iran sejak Jumat (13/6/2025). Menurut pendakwah yang akrab disapa Husein Gaza itu, Israel aktif memainkan narasi untuk memecah belah kelompok Sunni dan Syiah. Tujuan entitas zionis itu adalah melemahkan umat Islam agar tidak bersatu melawan kepentingan Israel.

    Ustaz Husein mengatakan, ada peribahasa dalam bahasa Arab yang bermakna, barang siapa tidak tersentuh oleh hukuman, maka ia akan agkuh dan tidak beradab.

    “Maka hari ini, kita senang sekali melihat akhirnya ada negara besar (Iran) yang berani menghukum kebiadaban Israel yang selama ini didiamkan dunia internasional. Maka dari itu, kita patut bergembira (Iran membalas serangan Israel -Red),” ujar Ustaz Muhammad Husein kepada Republika di sela-sela acara Islamic Book Fair (IBF) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (22/6/2025).

    Ustaz Husein menyampaikan, warga Palestina khususnya di Jalur Gaza juga bergembira dengan serangan Iran ke Israel. Jadi, jangan salahkan umat Islam ketika mengapresiasi serangan Iran ke Israel.

    Terlebih lagi, banyak warga Gaza yang memandang umat Islam yang jumlahnya milyaran ini cenderung “bisu” menghadapi kebiadaban Israel. Maka sepantasnya Muslimin mendukung satu kekuatan yang bisa memberikan pukulan kepada zionis.

    Pendiri International Networking for Humanitarian (INH) ini menegaskan, Israel sangat aktif menggunakan isu sektarian untuk memecah belah antara Sunni dan Syiah. Tujuannya adalah memantik perpecahan di tengah umat Islam.

    Saat ini, bukanlah waktunya memperuncing perbedaan antara Sunni dan Syiah. Sebab, ada “lawan bersama” yakni agresi Israel, baik yang dilakukan entitas zionis itu terhadap Palestina maupun negeri Islam lainnya.

    “Kalaupun ada perbedaan (Sunni dan Syiah), bukan sekarang waktunya kita mempermasalahkannya. Kita fokus pada persatuan umat untuk melawan penjajahan dan genosida yang dilakukan Israel,” ujar Ustaz Husein.

    Ia berharap, Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia lebih semangat dan serius dalam mendukung kemerdekaan Palestina. RI seyogianya dapat mengerahkan kekuatan politik, militer, dan ekonomi untuk membebaskan Baitul Makdis dari penjajahan zionis.

    Kini, Amerika Serikat (AS) terjun langsung membantu Israel dalam menyerang Iran. Menurut Ustaz Husein, AS dan zionis berada dalam satu agenda dan satu tujuan.

    “Amerika dan Israel satu tujuan, maka dunia Islam yakni negara-negara Islam harus bersatu melawan kebiadaban Israel,” tukasnya.

  • Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    GELORA.CO –  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeklaim beberapa negara siap memasok senjata nuklir ke Iran setelah tiga situs nuklir milik negara Islam itu diserang Amerika Serikat (AS). Ajudan utama Presiden Vladimir Putin itu menanggap Presiden AS Donald Trump telah menjerumuskan Amerika ke dalam perang baru di Timur Tengah.

    Medvedev menerbitkan reaksinya di Telegram, dengan menyatakan secara blak-blakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru untuk AS.”

    Mantan presiden Rusia tersebut juga mempertanyakan efektivitas pengeboman AS terhadap tiga situs nuklir Iran, yakni situs Natanz, Isfahan, dan Fordow dengan mengatakan bahwa operasi tersebut gagal mencapai tujuan militer yang substansial.

    “Infrastruktur penting dari siklus bahan bakar nuklir tampaknya tidak terpengaruh atau hanya mengalami kerusakan kecil,” tulisnya.

    “Pengayaan bahan nuklir-dan sekarang kita dapat mengatakannya secara langsung, produksi senjata nuklir di masa mendatang-akan terus berlanjut,” paparnya.

    “Sejumlah negara siap memasok hulu ledak nuklir mereka sendiri kepada Iran secara langsung,” imbuh Medvedev tanpa menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.

    Medvedev lebih lanjut menyatakan bahwa penduduk Israel kini hidup dalam ancaman terus-menerus, dengan ledakan yang mengguncang beberapa bagian negara Zionis tersebut. “AS kini terjerat dalam konflik baru, dengan prospek operasi darat yang membayangi,” imbuhnya.

    Dia juga menyatakan bahwa serangan AS justru memperkuat Iran secara politis. “Rezim politik Iran telah bertahan-dan kemungkinan besar, telah menjadi lebih kuat. Rakyat bersatu di sekitar kepemimpinan spiritual negara tersebut, termasuk mereka yang sebelumnya acuh tak acuh atau menentangnya,” paparnya.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan pada hari Minggu bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah serangan udara AS semalam terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

    Berbicara pada konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Araghchi mengatakan konsultasi dengan Putin akan dilakukan pada Senin (23/6/2025) pagi.

    “Rusia adalah sahabat Iran, kami selalu berkonsultasi satu sama lain,” kata Araghchi kepada wartawan. “Saya akan ke Moskow sore ini untuk konsultasi serius dengan presiden Rusia besok pagi.”

    Serangan udara AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump tersebut dilakukan pada Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, sembilan hari setelah Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. Para pejabat AS mengeklaim serangan tersebut difokuskan untuk menetralkan program senjata nuklir potensial Iran.

    Araghchi mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah melewati batas yang sangat besar dengan menyerang fasilitas nuklir.

    Dia memperingatkan bahwa Teheran akan menggunakan haknya untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. “Kita harus menanggapi,” katanya.

    Araghchi menepis anggapan bahwa Teheran akan bergabung kembali dalam perundingan diplomatik dalam kondisi saat ini. “Kami sedang dalam proses diplomasi. Kami sedang dalam proses perundingan dengan Amerika Serikat ketika Israel meledakkannya,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa negosiasi dengan para mitra bicara Eropa sedang berlangsung di Jenewa hanya dua hari sebelum serangan AS.

    “Dan sekali lagi, kali ini, Amerika memutuskan untuk meledakkannya,” katanya. “Jadi bukan Iran, tetapi AS yang mengkhianati diplomasi. Mereka mengkhianati negosiasi,” paparnya.

    Diplomat tertinggi Iran menegaskan bahwa pemerintahan Trump secara efektif telah mendiskualifikasi dirinya sendiri dari inisiatif perdamaian di masa mendatang.

    “Mereka telah membuktikan bahwa mereka bukanlah orang yang pandai berdiplomasi, dan mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan. Dan ini sangat disayangkan,” kata Araghchi, seperti dikutip AFP.

  • Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    GELORA.CO –  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeklaim beberapa negara siap memasok senjata nuklir ke Iran setelah tiga situs nuklir milik negara Islam itu diserang Amerika Serikat (AS). Ajudan utama Presiden Vladimir Putin itu menanggap Presiden AS Donald Trump telah menjerumuskan Amerika ke dalam perang baru di Timur Tengah.

    Medvedev menerbitkan reaksinya di Telegram, dengan menyatakan secara blak-blakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru untuk AS.”

    Mantan presiden Rusia tersebut juga mempertanyakan efektivitas pengeboman AS terhadap tiga situs nuklir Iran, yakni situs Natanz, Isfahan, dan Fordow dengan mengatakan bahwa operasi tersebut gagal mencapai tujuan militer yang substansial.

    “Infrastruktur penting dari siklus bahan bakar nuklir tampaknya tidak terpengaruh atau hanya mengalami kerusakan kecil,” tulisnya.

    “Pengayaan bahan nuklir-dan sekarang kita dapat mengatakannya secara langsung, produksi senjata nuklir di masa mendatang-akan terus berlanjut,” paparnya.

    “Sejumlah negara siap memasok hulu ledak nuklir mereka sendiri kepada Iran secara langsung,” imbuh Medvedev tanpa menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.

    Medvedev lebih lanjut menyatakan bahwa penduduk Israel kini hidup dalam ancaman terus-menerus, dengan ledakan yang mengguncang beberapa bagian negara Zionis tersebut. “AS kini terjerat dalam konflik baru, dengan prospek operasi darat yang membayangi,” imbuhnya.

    Dia juga menyatakan bahwa serangan AS justru memperkuat Iran secara politis. “Rezim politik Iran telah bertahan-dan kemungkinan besar, telah menjadi lebih kuat. Rakyat bersatu di sekitar kepemimpinan spiritual negara tersebut, termasuk mereka yang sebelumnya acuh tak acuh atau menentangnya,” paparnya.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan pada hari Minggu bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah serangan udara AS semalam terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

    Berbicara pada konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Araghchi mengatakan konsultasi dengan Putin akan dilakukan pada Senin (23/6/2025) pagi.

    “Rusia adalah sahabat Iran, kami selalu berkonsultasi satu sama lain,” kata Araghchi kepada wartawan. “Saya akan ke Moskow sore ini untuk konsultasi serius dengan presiden Rusia besok pagi.”

    Serangan udara AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump tersebut dilakukan pada Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, sembilan hari setelah Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. Para pejabat AS mengeklaim serangan tersebut difokuskan untuk menetralkan program senjata nuklir potensial Iran.

    Araghchi mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah melewati batas yang sangat besar dengan menyerang fasilitas nuklir.

    Dia memperingatkan bahwa Teheran akan menggunakan haknya untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. “Kita harus menanggapi,” katanya.

    Araghchi menepis anggapan bahwa Teheran akan bergabung kembali dalam perundingan diplomatik dalam kondisi saat ini. “Kami sedang dalam proses diplomasi. Kami sedang dalam proses perundingan dengan Amerika Serikat ketika Israel meledakkannya,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa negosiasi dengan para mitra bicara Eropa sedang berlangsung di Jenewa hanya dua hari sebelum serangan AS.

    “Dan sekali lagi, kali ini, Amerika memutuskan untuk meledakkannya,” katanya. “Jadi bukan Iran, tetapi AS yang mengkhianati diplomasi. Mereka mengkhianati negosiasi,” paparnya.

    Diplomat tertinggi Iran menegaskan bahwa pemerintahan Trump secara efektif telah mendiskualifikasi dirinya sendiri dari inisiatif perdamaian di masa mendatang.

    “Mereka telah membuktikan bahwa mereka bukanlah orang yang pandai berdiplomasi, dan mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan. Dan ini sangat disayangkan,” kata Araghchi, seperti dikutip AFP.

  • Eks Relawan Minta Tim Dokter Kepresidenan Jelaskan ke Publik soal Sakitnya Jokowi: Ada Apa Sebenarnya?

    Eks Relawan Minta Tim Dokter Kepresidenan Jelaskan ke Publik soal Sakitnya Jokowi: Ada Apa Sebenarnya?

    GELORA.CO – Digital creator Yusuf Dumdum mengaku prihatin melihat penampilan Jokowi yang tampak sangat berubah.

    Mantan relawan Jokowi sejak Pilpres 2014 dan 2019 ini mengaku, tak pernah melihat Jokowi sakit dan terlihat parah seperti saat ini.

    Dikutip dari akun X Dumdum, pada Minggu (22/6), mantan pendukung Jokowi yang mengaku sudah “insaf” ini menyebut, netizen dihebohkan dengan penampilan fisik Jokowi tepat dihari ulang tahunnya pada 21 Juni kemaren.

    Kulit wajah Jokowi tampak berubah tidak seperti dulu lagi.

    “Dua kali saya menjadi relawan Jokowi sejak pilpres 2014 dan pilpres 2019. Tapi jujur saya belum pernah melihat kondisi Jokowi sakit dan terlihat parah seperti saat ini. Ada apa sebenarnya dengan Jokowi?”

    “Saya kaget dan kasihan melihat keadaan Jokowi. Ada yang bilang beliau sakit karena karma.”

    “Ada juga yang meyebut karena adzab, tekanan batin, dll. Padahal menurut keterangan ajudan, Jokowi cuma alergi kulit setelah diutus Presiden Prabowo dari Vatikan pada bulan April lalu.”

    Dari sini muncul pertanyaan dan persepsi yang berkembang ditengah masyarakat. “Ah masa sih aleregi kulit sampai separah itu?”

    Begitulah persepsi yang terus berkembang di tengah masyarakat.

    Disaat seperti ini, seharusnya ada tim dokter kepresidenan yang menjelaskan secara resmi terkait kondisi Jokowi.

    Ini penting agar tidak ada simpangsiur di tengah masyarakat.

    Apapun itu Jokowi adalah mantan Presiden.

    Bahkan sebagian pendukung juga ada yang mengklaim.

    “Ah foto pak Jokowi sakit itu hoax dan editan.”

    Begitu klaim sebagian pendukung Jokowi.

    “Tapi melalui tulisan ini saya ingin tegaskan. Foto Jokowi sakit itu asli dan real. Jadi bukan hasil editan atau rekayasa AI.”

    “Banyak media kredibel dan telivisi yang menampilkan kondisi Jokowi sekarang memang berbeda, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.”

    “Saya juga ingin mengajak kepada teman-teman semua, khususnya yang sudah tidak sejalan lagi dengan Jokowi. Mari bedakan antara urusan politik dan kemanusiaan.”

    Soal pandangan politik boleh berbeda, tapi kemanusiaan tetap harus diutamakan.

    “Saya juga ingin mengajak pendukung pak Jokowi agar lebih terbuka dan bisa menerima fakta.”

    Foto kondisi Jokowi yang terbaru itu memang asli.

    Kalau masih ragu bisa dicek sendiri lewat berita yang dirilis oleh media kredibel.

    Zaman sudah canggih, manfaatkan smartphone kalian dengan baik.

    “Terlepas dari apapun anggapan publik terhadaap Jokowi, saya cuma ingin berdoa semoga pak Jokowi diberikan kesembuhan.”

    “Siapapun bisa sakit, termasuk kita semua. Semua sudah atas kehendak-Nya. Tidak ada yang sulit bagi-Nya.” ***

  • Diduga Sakit Kulit Serius, Amien Rais Serukan Jokowi Bertobat: Jangan ke Dukun!

    Diduga Sakit Kulit Serius, Amien Rais Serukan Jokowi Bertobat: Jangan ke Dukun!

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi diduga mengidap penyakit kulit serius.

    Hal ini terpantau dari penampilan teranyarnya saat merayakan ulang tahun ke-64 di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah pada Sabtu 21 Juni 2025.

    Menanggapi sakit kulit Jokowi, Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais berharap ayah dari Wapres Gibran Rakabuming  Raka itu segera bertobat.

    “Allah mempunyai sifat ghofur dan ghofar, maha pemaaf dan maha pengampun yang tidak pernah menutup pintu tobat bagi seluruh hambanya,” kata Amien Rais dalam sebuah video singkat yang dikutip Senin 23 Juni 2025.

    Amien Rais mengingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertobat kepada Allah SWT atas kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat.

    “Perbanyak istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan seterusnya, dan bertawakalah kepada Allah semata-mata,” saran Amien Rais. 

    “Jangan bertawakal kepada dukun yang kadang-kadang untuk menyelamatan diri sendiri saja tidak bisa,” sambungnya.

    Dari foto yang beredar di media sosial, kulit wajah Jokowi terlihat lebih gelap dari biasanya. Selain itu, terlihat bercak-bercak putih di mukanya.

    Beberapa waktu lalu Jokowi mengaku menderita sakit alergi atau sakit kulit. 

    Jokowi menjelaskan, alergi tersebut didapatnya setelah melakukan kunjungan ke Vatikan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    “Alergi biasa. Alergi biasa waktu ke Vatikan kemarin. (Kondisi dan penyembuhannya) ya seperti ini,” kata Jokowi kepada Jumat 6 Juni 2025.

    Jokowi memastikan masih bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak mengalami masalah pada tubuhnya. 

    “Ya biasa saja. Beraktivitas bisa, biasa saja. Ke mana-mana. Badan masih fit, nggak ada masalah. Alergi biasa,” kata Jokowi.

  • Geng Solo Musuh Reformasi yang Nyata

    Geng Solo Musuh Reformasi yang Nyata

    GELORA.CO – Geng Solo dianggap sebagai musuh reformasi dan pelanggar UU yang harus ditertibkan di pemerintahan Prabowo Subianto.

    Geng Solo dikenal sebagai kumpulan orang-orang yang dekat dengan lingkaran Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

    “Geng Solo ini dikenal sering kangkangi UU. Contohnya pelanggaran UU yang disengaja untuk loloskan Gibran, itu adalah pelanggaran UU yang fatal,” kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 22 Juni 2025.

    Indikasi manuver Geng Solo ini bahkan menurut Muslim telah berdampak luas terhadap iklim politik dalam negeri. Akibat ulah mereka, kini muncul desakan untuk memakzulkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

    “Jadi pelanggaran UU ini sudah sangat beralasan kuat untuk makzulkan Gibran. Geng ini juga diduga kuat menyuburkan KKN, mereka adalah musuh reformasi dan pelanggar UU yang nyata,” pungkas Muslim.

    Istilah Geng Solo sudah cukup lama terdengar di perpolitikan Tanah Air. Kelompok ini kerap diasosiasikan sebagai pihak-pihak pendukung setia Jokowi di pemerintahan.

    Geng Solo ini belakangan kembali ramai dibahas, termasuk oleh para aktivis setelah Jokowi lengser. Beberapa di antaranya dituding masih berada di pemerintahan, seperti Budi Arie Setiadi, Budi Gunadi Sadikin, hingga Sakti Wahyu Trenggono yang lantang menyebut Jokowi sebagai bos mereka pasca Idulfitri tahun ini.

  • Hercules Gandeng Tokoh Politik Laode Ida sebagai Dewan Pembina GRIB Jaya

    Hercules Gandeng Tokoh Politik Laode Ida sebagai Dewan Pembina GRIB Jaya

    GELORA.CO, Jakarta – Rosario de Marshall alias Hercules resmi menggandeng tokoh politik dan akademisi, Laode Ida, masuk jajaran petinggi ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Laode Ida didapuk sebagai Dewan Pembina di ormas tersebut. 

    Hal tersebut disampaikan langsung sekjen DPP GRIB Jaya, LP Zulfikar. Menurut Zulfikar, Laode adalah salah satu tokoh politik dan akademisi yang berpengaruh di Indonesia. Zulfikar menegaskan bahwa kapasitas, kapabilitas dan intergititas mantan Wakil Ketua DPD RI ini tak bisa diragukan. 

    “Kita sudah lama komunikasi dengan beliau. Beliau punya pengaruh dan punya pengalaman. Beliau akan mendidik dan membina kami di sini (GRIB). Dan beliau layak menjadi pembina kami,” ujar Zulfikar saat dihubungi, Minggu (22/6/2025).

    Menurut Zulfikar, dalam waktu dekat ini Hercules akan bertemu langsung dengan Laode Ida. Dalam pertemuan itu nantinya akan diberikan langsung SK resmi kepada tokoh dari Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut. 

    “SK akan diberikan langsung oleh pak ketum kepada beliau,” katanya.

    Lebih lanjut, Zulfikar menyampaikan bahwa masuknya Laode Ida pada jajaran petinggi GRIB Jaya akan menambah semangat dan energi potisif bagi kader GRIB di seluruh Indonesia. 

    “Kehadiran beliau menambah energi, semangat dan kepercayaan diri kami. Beliau orang berkompeten, kredibilitas, dan berintegritas. Pasti kami akan dibimbing sama beliau,” tegasnya.

    Sementara itu, Laode Ida membenarkan dirinya bergabung dengan ormas besutan Hercules tersebut. Bagi dia, ormas GRIB merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang bisa dijadikan ladang pengabdian sosial dirinya. 

    “Saya diminta gabung GRIB sebagai pembina. Saya ini kan aktivis sehingga jiwa pengabdian sosial saya merasa terus terpanggil. Dan saya akan membantu melakukan perbaikan citra yang baik melalui pembinaan yang baik kepada GRIB,” tandasnya. 

    Menurut Laode, setelah dirinya bergabung dengan GRIB dirinya banyak bertemu dengan pengurus GRIB lainnya. Dijajaran pengurus GRIB banyak diisi kaum aktivis, pergerakan, akademisi, dan kaum profesional lainnya. 

    “Makanya saya bergabung dengan GRIB, saya sambut baik karena banyak banyak teman-teman di sana. Aktivis, profesional dan akademisi. GRIB tak bisa diragukan. Akhir-akhir ini orang memojokkan pak Hercules, biarlah nanti kedepannya sejarah yang berbicara. Yang terpenting kita melakukan yang terbaik untuk bangsa,” pungkas Laode Ida.

  • AS Serang Iran, Perang Dunia III di Depan Mata?

    AS Serang Iran, Perang Dunia III di Depan Mata?

    GELORA.CO – Intervensi Amerika Serikat (AS) dengan menyerang Iran sangat berbahaya bagi kedamaian dunia.

    Hal tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Hukum Internasional UI, Prof Hikmahanto Juwana merespons serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran yang berada di Fordo, Isfahan, dan Natanz, Minggu, 22 Juni 2025 waktu setempat. 

    “Serangan AS terhadap Iran ini sangat membahayakan. Presiden AS telah memberikan pilihan Iran untuk menyerah dan berdamai atau mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar,” tegas Prof Hikmahanto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 22 Juni 2025.

    Indonesia tidak bisa tinggal diam. Hikmahanto meminta agar pemerintah bergabung bersama negara-negara dunia yang menyuarakan perdamaian.

    “Sikap pemerintah Indonesia harus berpihak pada perdamaian dan kita harus berkoalisi dengan negara yang menghendaki perdamaian sehingga mende-eskalasi perang yang ada,” katanya.

    Ada beberapa hal yang harus dicermati Indonesia dalam serangan ini. Pertama adalah menanti sikap resmi Iran setelah dihantam AS.

    Indonesia juga harus mencermati reaksi dunia apakah akan mendukung AS atau sebaliknya, mendukung Iran.

    “Nah kalau misalkan mereka mendukung Iran, maka ini bukannya tidak mungkin perang dunia ketiga akan semakin dekat,” ucapnya.

    Yang tak kalah penting adalah melihat reaksi lanjutan dari AS setelah mengintervensi dengan menghancurkan tiga pangkalan nuklir milik Iran.

    “Apakah mereka akan mundur atau tidak dalam melakukan serangan kembali. Ini yang harus kita lihat dari sikap AS,” tutupnya.

  • Erick Thohir Ikuti Arah FIFA, Kluivert Santai Soal Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia

    Erick Thohir Ikuti Arah FIFA, Kluivert Santai Soal Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia

    Menunggu Kejelasan, Erick dan Kluivert Tetap Tenang Soal Tuan Rumah

    Isu siapa yang bakal jadi tuan rumah putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia zona Asia terus jadi pembahasan. Banyak yang penasaran apakah Indonesia akan kembali menggelar laga kandang atau harus bermain di tempat netral. Di tengah ketidakpastian itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memilih bersikap realistis dan mengikuti arahan dari FIFA serta AFC. Sementara pelatih timnas, Patrick Kluivert, terlihat lebih santai dalam menanggapi situasi ini.

    Dari pantauan donghan.co.id Keduanya menunjukkan bahwa soliditas antara manajemen dan pelatih tetap terjaga, meski urusan non-teknis seperti venue pertandingan masih mengambang. Fokus utama mereka tetap pada persiapan tim dan membangun performa terbaik jelang laga-laga krusial mendatang.

    Erick Thohir Realistis, Tunggu Arahan FIFA

    Dalam beberapa pernyataan, Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak bisa bertindak sepihak dalam menentukan venue pertandingan putaran keempat nanti. Semua keputusan berada di tangan AFC dan FIFA sebagai otoritas tertinggi. Sebagai federasi, PSSI hanya bisa menyiapkan skenario terbaik sesuai dengan kebijakan yang ada.

    Erick juga menyebutkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pengelola stadion. Tapi, semua upaya itu tetap bergantung pada lampu hijau dari pihak internasional.

    Bagi Erick, yang terpenting saat ini adalah memastikan tim nasional tetap dalam jalur persiapan yang optimal, baik secara fisik, mental, maupun teknis. Soal tempat bertanding, ia percaya keputusan terbaik akan datang di waktu yang tepat.

    Patrick Kluivert Fokus pada Tim, Tidak Mau Terlalu Pusing

    Sikap berbeda justru ditunjukkan oleh Patrick Kluivert. Pelatih asal Belanda itu tampak cuek soal urusan venue. Baginya, yang lebih penting adalah bagaimana tim bisa tetap fokus dan tampil konsisten di lapangan, di mana pun mereka bertanding nanti.

    Menurut Kluivert, tim harus siap bermain di kondisi apa pun. Ia menekankan pentingnya mentalitas dan adaptasi pemain, terutama saat harus bertanding di luar negeri atau stadion netral. Kluivert yakin anak asuhnya punya kemampuan untuk menghadapi tantangan tersebut.

    Dengan gaya khasnya yang tenang tapi tegas, Kluivert mengajak publik dan media untuk lebih memperhatikan progres tim ketimbang meributkan hal yang belum pasti. Ia ingin fokus tim tidak terganggu oleh hal-hal di luar kendali mereka.

    Dukungan dari Publik Tetap Dibutuhkan

    Meski tempat bertanding belum jelas, baik Erick maupun Kluivert sepakat bahwa dukungan dari suporter tetap dibutuhkan. Apalagi jika ternyata timnas harus bermain di luar negeri, kehadiran suporter Indonesia di tribun bisa jadi penambah semangat.

    Erick Thohir sendiri mengisyaratkan bahwa PSSI siap memfasilitasi kebutuhan tim, termasuk akomodasi dan logistik, jika harus bermain di negara lain. Ia juga berharap masyarakat tetap memberikan dukungan moril, baik dari dalam negeri maupun diaspora di luar negeri.

    Bagi Kluivert, kehadiran suporter di stadion memberi dampak langsung pada motivasi pemain. Ia berharap publik Indonesia bisa terus memberi energi positif, terutama di masa-masa penting seperti saat ini.

    Persiapan Timnas Tetap Jalan Terus

    Meski belum ada kejelasan soal venue, skuad Garuda tetap menjalani program latihan dan evaluasi. Tim pelatih bersama PSSI tengah menyusun program uji coba dan pemusatan latihan agar pemain tetap dalam kondisi prima.

    Kluivert juga terus memantau performa pemain di liga domestik. Ia menyadari bahwa kekuatan timnas tidak hanya ditentukan oleh nama besar, tapi juga konsistensi dan kerja keras di lapangan. Dengan banyaknya pemain muda yang mulai menunjukkan performa apik, harapan untuk tampil baik di putaran keempat kualifikasi semakin besar.

    PSSI sendiri sudah menyiapkan beberapa stadion sebagai opsi kandang, andai izin dari FIFA turun. Namun jika harus ke luar negeri, semua sudah disiapkan agar tim tidak kesulitan beradaptasi.

    Menanti Kepastian, Sambil Menjaga Fokus

    Situasi yang belum pasti memang tidak ideal. Namun baik Erick Thohir maupun Patrick Kluivert sudah membuktikan bahwa profesionalisme tetap jadi pegangan. Mereka memilih untuk tidak terjebak dalam spekulasi, dan lebih fokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan.

    Keputusan soal tuan rumah memang penting, tapi tidak boleh mengganggu arah dan semangat tim. Dalam sepak bola, adaptasi dan kesiapan mental justru jadi kunci utama dalam menghadapi situasi sulit.

    Apapun keputusan FIFA nanti, satu hal yang pasti: Timnas Indonesia akan bertanding demi merah putih. Baik di rumah sendiri, atau di tempat netral, semangat perjuangan tak akan surut. Erick Thohir sebagai ketua federasi dan Patrick Kluivert sebagai pelatih punya satu visi yang sama — membawa Garuda terbang lebih tinggi.

    Bagi masyarakat Indonesia, saatnya menunjukkan bahwa dukungan tidak terbatas oleh jarak. Entah di stadion GBK, atau di stadion asing, Garuda tetap butuh sorak-sorai kita. Karena ketika tim dan suporter bersatu, kemenangan akan selalu terasa lebih dekat.

  • Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    GELORA.CO – Momen kemunculan mantan Presiden RI, Joko Widodo, saat merayakan ulang tahunnya yang ke-64 di kediamannya di Solo pada Sabtu (21/6/2025) ramai menjadi sorotan publik.

    Warganet menyoroti sikap Jokowi yang enggan tampil ke depan, menolak berfoto bersama, serta terlihat dalam kondisi lemah dengan wajah tampak bengkak.

    Selain itu, bagian perut Jokowi juga menjadi perhatian. 

    Warganet menduga adanya alat khusus yang terpasang di area tersebut, karena terlihat ada tonjolan mencolok pada bagian perutnya.

    “Doktif, yang di perut pak JW itu alkes apa?” tulis salah satu warganet.

    Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dijawab oleh dokter Tifauzia Tyassuma, atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, yang selama ini aktif menyuarakan kritik soal dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Melalui unggahan yang dipublikasikan pada Minggu, 22 Juni 2025, dan telah dibagikan lebih dari 400 kali serta ditonton lebih dari 466 ribu kali, Dokter Tifa memberikan penjelasan.

    Ia menyampaikan analisis medis berdasarkan tanda-tanda yang tampak sejak April 2025 hingga saat ini.

    Menurutnya, berdasarkan pengamatan tersebut, Jokowi diduga menderita penyakit Autoimun Agresif. 

    Alat yang terlihat menonjol di bagian perut mantan presiden itu, menurut penilaian Dokter Tifa, kemungkinan besar adalah CAPD.

    “Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen,” jelasnya.

    Ia pun menegaskan bahwa kekhawatirannya terhadap kondisi kesehatan Jokowi tidak terkait dengan perbedaan pandangan politik.

    “Karena berulangkali saya sampaikan, saya mengkhawatirkan kesehatan Pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan. Padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa. Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah. Kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya, ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri,” ujarnya.

    Kembali membahas soal kondisi medis, Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit Autoimun Agresif dapat berkembang sangat cepat menuju kondisi terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. 

    Gejalanya antara lain: perubahan kulit yang ekstrem, gatal luar biasa, sarkopenia atau penyusutan massa otot yang cepat, kelemahan tubuh, hingga penurunan berat badan drastis.

    Ia juga menyebut kemungkinan kerusakan organ, terutama ginjal dan sistem imun, yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), hingga Scleroderma Renal Crisis—semuanya berpotensi merusak ginjal hanya dalam hitungan minggu.

    “Sebagai dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau,” ucapnya.

    Menurut Dokter Tifa, dalam kondisi seperti ini, CAPD justru tidak cukup memadai. 

    Ia pun membantah klaim bahwa kondisi Jokowi hanya akibat alergi kulit ringan pasca kunjungan ke Vatikan.

    “Justru yang hoaks adalah, orang yang mengatakan ini hanya alergi kulit biasa,” tegasnya. “Sekali lagi, ini sakit berat. Berat sekali.”

    Ia pun menyarankan agar Jokowi segera dirawat secara intensif di rumah sakit terbaik dunia, dan menyebut China sebagai opsi yang mungkin relevan karena faktor hubungan darah.

    “Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” tanyanya menutup pernyataan.

    Lantas apa itu CAPD?

    Melansir laman Alodokter, CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. 

    Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.

    Cuci darah bermanfaat untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme, elektrolit, mineral, dan cairan berlebihan akibat penurunan fungsi ginjal. 

    Prosedur cuci darah, baik dengan metode CAPD atau hemodialisis, juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

    Faktor Risiko CAPD yang Mungkin Terjadi

    Meski semua metode cuci darah memiliki risiko atau efek samping, ada beberapa risiko yang lebih rentan terjadi akibat prosedur CAPD, seperti:

    1. Hernia

    Adanya lubang di otot perut sebagai tempat masuknya kateter, serta tekanan dari dalam rongga perut akibat cairan dialisis, dapat mengakibatkan munculnya hernia di dekat pusar, selangkangan, atau dekat tempat masuknya kateter.

    2. Kenaikan berat badan dan kadar gula darah

    Cairan dialisis mengandung gula yang bisa terserap oleh tubuh, sehingga pasien berisiko mengalami kenaikan berat badan dan diabetes.

    3. Perut membesar

    Selama cairan dialisis ada di dalam perut, perut mungkin membesar dan terasa seperti kembung atau penuh. Namun, kondisi ini umumnya tidak sampai menyebabkan nyeri.

    4. Masalah pencernaan

    Pasien yang menjalani CAPD lebih sering mengalami masalah pencernaan, seperti penyakit asam lambung (GERD), sakit maag (dispepsia), obstruksi usus (penyumbatan usus), atau perlengketan usus, daripada pasien yang menjalani hemodialisis.

    5. Infeksi

    Komplikasi yang paling serius dari prosedur CAPD adalah infeksi. Infeksi bisa terjadi pada kulit di sekitar tempat masuknya kateter atau di dalam rongga perut (peritonitis) akibat masuknya kuman melalui kateter.

    Gejala dari infeksi kulit akibat CAPD meliputi kulit kemerahan, bernanah, bengkak, dan nyeri tekan pada tempat keluarnya kateter.

    Cuci darah memang bisa membantu mengurangi keluhan gagal ginjal dan memperpanjang harapan hidup. 

    Namun, prosedur ini tidak dapat mengobati penyakit gagal ginjal.

    Kondisi Jokowi saat Ultah

    Mantan Presiden Joko Widodo genap berusia 64 tahun pada Sabtu (21/6/2025). 

    Meski mendapat sambutan meriah dari warga di Solo, penampilannya tetap jadi sorotan. 

    Jokowi hanya tampil singkat dengan baju lengan panjang tertutup, di tengah kabar soal penyakit langka Stevens-Johnson Syndrome (SJS) yang sempat dikaitkan dengannya.

    Sejumlah warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumahnya di Solo untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

    Mereka datang membawa tumpeng dan kue tart, yang kemudian disusun rapi di meja depan rumah Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.

    Warga pun menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk menarik perhatian sang mantan presiden agar keluar rumah. 

    Tak lama kemudian, Jokowi keluar mengenakan baju putih lengan panjang, didampingi istrinya Iriana dan ketiga adik perempuannya, Lit Sriyantini, Idayati, dan Titik Relawati.

    Salah satu warga, Darsini, asal Boyolali, mengaku sengaja datang untuk memberi ucapan ulang tahun.

    “Selamat Ulang Tahun ke-64 Pak Jokowi, sehat selalu panjang umur,” ujarnya.

    Sebelum tumpeng dibagikan, Jokowi dan keluarganya bersama warga sempat memanjatkan doa bersama. 

    Namun berbeda dari biasanya, kali ini Jokowi tidak melayani permintaan foto bersama. 

    Ia hanya beberapa saat menemui warga sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

    “Ya terima kasih ucapan ulang tahunnya,” ucap Jokowi sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

    Penampilan Jokowi yang selalu mengenakan baju tertutup dan hanya tampil singkat di luar rumah memperkuat dugaan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan alergi kulit. 

    Namun hingga kini, aktivitasnya tetap berjalan, dan kehadirannya di berbagai momen publik menunjukkan kondisinya yang perlahan membaik.

    Disebut Idap Autoimun hingga Penyakit Langka Sindrom Stevens-Johnson

    Sebelumnya, kondisi Mantan Presiden Joko Widodo sempat menjadi sorotan publik usai pulang dari kunjungannya ke Vatikan. 

    Perubahan pada wajahnya yang tampak terdapat bercak-bercak hitam, sembab dan pucat memunculkan spekulasi soal kondisi kesehatannya.

    Sorotan ini berawal dari unggahan seorang dokter, Tifa, di media sosial X (dulu Twitter), yang menyoroti adanya flek atau bintik hitam di Joko. 

    Namun, kabar soal kondisi Jokowi tersebut segera diklarifikasi oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah.

    Syarif menjelaskan bahwa Jokowi dalam kondisi fisik yang bugar dan tidak mengalami masalah kesehatan serius.

    “Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” ujar Kompol Syarif di Solo, Kamis (5/6/2025).

    Ia menyebut, alergi itu muncul karena faktor penyesuaian cuaca di Vatikan dan baru menampakkan gejala beberapa hari setelah Jokowi kembali ke Indonesia.

    “Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” lanjutnya.

    Alergi kulit tersebut, menurut Syarif, telah ditangani oleh tim dokter pribadi di kediaman Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

    Syarif juga membantah keras rumor yang menyebut Jokowi terkena penyakit serius seperti Stevens Johnson Syndrome (SJS) atau autoimun.

    “Wah, hoaks itu, enggak benar itu. Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga enggak,” tegasnya.

    Kondisi tersebut sempat membuat publik bertanya-tanya karena Jokowi tidak hadir dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Istana Negara pada Senin (2/6/2025).

    Namun, aktivitas Jokowi disebut tetap berjalan seperti biasa. Ia masih rutin berolahraga, bermain dengan cucu, hingga sarapan bersama keluarga.

    “Kemarin sempat sepedaan, lalu beliau sempat main sama cucu, lalu sempat kita sarapan bareng sama beliau. Jadi sama sekali tidak mengganggu aktivitas beliau,” ujar Syarif.