Category: Gelora.co Nasional

  • Ronald Tannur Peroleh Remisi Empat Bulan di Momen Kemerdekaan

    Ronald Tannur Peroleh Remisi Empat Bulan di Momen Kemerdekaan

    GELORA.CO -Pemerintah melalui Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) memberikan remisi terhadap terpidana kasus kematian Dini Sera Afrianti, Gregorius Ronald Tannur berupa pengurangan masa hukuman selama 4 bulan. Remisi diberikan dalam momen HUT ke-80 RI.

    Terkait itu, Kabag Humas Ditjen PAS Kemenimipas, Rika Aprianti menjabarkan jenis-jenis remisi yang diberikan bagi warga binaan. Di antaranya remisi umum dan remisi dasawarsa.

    “Iya betul yang bersangkutan mendapatkan remisi umum 1 bulan dan remisi dasawarsa 3 bulan,” kata Rika kepada wartawan di Jakarta, Senin, 18 Agustus 2025.

    Lanjut dia, remisi umum diberikan kepada narapidana setiap hari kemerdekaan Indonesia. Sedangkan, remisi dasawarsa diberikan kepada narapidana setiap 10 tahun Kemerdekaan Indonesia.

    Ronald Tannur merupakan terpidana kasus tewasnya Dini Sera, yang merupakan kekasihnya. Dini Sera tewas di sebuah tempat parkir karaoke di Surabaya.

    Ia divonis bebas pada Juli 2024 di Pengadilan Negeri Surabaya. Majelis Hakim menilai Tannur tidak terlibat dalam kematian Dini Sera.

    Namun, fakta terungkap adanya praktik suap di balik vonis bebas itu. Jaksa Penuntut Umum (JPU) kemudian mengajukan kasasi atas vonis bebas. Akhirnya ia divonis 5 tahun penjara. 

  • BUMI Siap Terbitkan Surat Utang Rp721,61 Miliar

    BUMI Siap Terbitkan Surat Utang Rp721,61 Miliar

    GELORA.CO -Perusahaan pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana menerbitkan dan menawarkan surat utang sebesar Rp721,61 miliar. 

    Dalam prospektusnya, manajemen BUMI menyampaikan, obligasi ini terbagi dalam dua seri. Seri A sebesar Rp149,33 miliar dengan kupon tetap 8 persen dan tenor 3 tahun, sedangkan Seri B senilai Rp572,28 miliar dengan kupon tetap 9,25 persen dan tenor 5 tahun. 

    “Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi, di mana bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 9 Desember 2025,” jelas manjemen BUMI dalam keterbukan informasi di laman Bursa Efek Indonesia yang dikutip Selasa 19 Agustus 2025. 

    Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I BUMI dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp5 triliun.

    Manajemen BUMI telah menunjuk enam penjamin pelaksana emisi obligasi, yaitu PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), PT BCA Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia. Surat utang BUMI ini memiliki peringkat idA+ (Single A Plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

    Masa penawaran umum obligasi akan dilakukan pada 2-3 September 2025, penjatahan pada 4 September 2025, pendistribusian obligasi secara elektronik (Tanggal Emisi) pada 9 September 2025 dan pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) diagendakan pada 10 September 2025.

    Rencananya, sebesar 45,34 persen dari dana hasil penawaran obligasi ini akan digunakan BUMI dalam rangka pengembangan bisnis, dan untuk kewajiban pembayaran tahap kedua dari total nilai akuisisi Wolfram Limited (WFL) yang merupakan perusahaan asal Australia.

    Wolfram adalah perusahaan tambang yang diakuisisi oleh BUMI pada 8 Juli 2022. Perusahaan ini memiliki izin tambang tembaga dan emas hingga 31 Desember 2036.

  • Viral Ucapan Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

    Viral Ucapan Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

    GELORA.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendadak jadi sorotan publik setelah cuplikan videonya viral di media sosial. Dalam forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri ITB pada Kamis, 7 Agustus 2025, ia menyampaikan pernyataan yang menyinggung soal gaji guru dan dosen.

    “Guru itu beban negara, dosen juga harus diukur kinerjanya. Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, oh menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya nggak besar.” kata Sri Mulyani.

    Kemudian dari tantangan negara untuk mensejahterakan Guru ini, Sri Mulyani kemudian membuka ruang partisipasi masyarakat. “Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi?” imbuhnya.

    Ucapan tersebut segera menjadi bola liar di ruang publik, memunculkan pertanyaan tentang maksud sebenarnya dan arah kebijakan pemerintah terhadap dunia pendidikan.

    Sri Lestari, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), menilai pernyataan itu mencerminkan bahwa kesejahteraan guru dan dosen belum dipandang sebagai prioritas. Ia juga menyoroti guyonan soal “jenis-jenis dosen” yang berpotensi melahirkan kelas sosial baru, dengan produktivitas penelitian sebagai pembeda utama.

    “Dosen di Indonesia tidak hanya menjalankan penelitian, tetapi juga pengajaran dan pengabdian masyarakat, ditambah beban administratif yang besar. Pertanyaannya, apakah indikator kinerja yang selama ini digunakan sudah adil, transparan, dan tidak memberatkan?” ujar Tari, Jumat (15/8/25), dikutip dari Laman UM.

    Lebih jauh, ia menilai pernyataan Sri Mulyani seolah membuka peluang privatisasi pendidikan. Meski di sejumlah negara swasta turut mendanai penelitian, di Indonesia hal ini berpotensi menimbulkan ketimpangan. Universitas besar akan lebih mudah mendapatkan dukungan, sementara kampus di daerah berisiko semakin tertinggal.

    Privatisasi, lanjutnya, juga berpotensi meningkatkan biaya pendidikan dan mempersempit akses masyarakat. Ia mencontohkan kebijakan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) yang mendorong universitas menerima mahasiswa lebih banyak dari kapasitas.

    Hal itu membuat dosen lebih banyak tersita pada pengajaran, sehingga waktu untuk penelitian dan pengabdian masyarakat semakin berkurang.

    Tari menegaskan, gaji dosen dan guru di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara lain meski beban kerjanya berat.

    Menurutnya, persoalan ini bukan hanya soal siapa yang membayar gaji, melainkan soal bagaimana menempatkan pendidikan sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia.

    “Perlu ada reformasi menyeluruh terhadap indikator kinerja dosen agar lebih berkualitas, berdampak, kompetitif, dan manusiawi. Penilaian tidak hanya berbasis kuantitas publikasi, tetapi pada kualitas, manfaat, dan dampaknya terhadap kesejahteraan dosen serta kemajuan Indonesia,” pungkasnya.***

  • UGM Tak Izinkan Roy Suryo dkk Rilis Buku ‘Jokowi’s White Paper’ di UC Hotel

    UGM Tak Izinkan Roy Suryo dkk Rilis Buku ‘Jokowi’s White Paper’ di UC Hotel

    GELORA.CO – Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan pihak kampus tak memberikan izin penggunaan University Club (UC) Hotel untuk penyelenggaraan acara yang digagas oleh Roy Suryo cs.

    Acara itu sendiri bertajuk ‘Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka’, dengan agenda Soft Launching Buku ‘Jokowi’s White Paper’ karya Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tiffauzia Tiyassuma.

    Dalam undangan yang dibagikan Roy Suryo pada Minggu (17/8) malam, dituliskan acara diselenggarakan di Ruang Nusantara, UC Hotel hari Senin (18/8) pukul 14.00-16.00 WIB.

    Akan tetapi, pada pukul 10.24 WIB hari ini Roy Suryo kembali mengirimkan pemberitahuan bahwa acara dibatalkan sepihak oleh pengelola UC UGM. Pakar Telematika dan eks Menpora RI itu menuding acara tersebut ‘diganggu’ sesuai prediksinya.

    “Sesuai prediksi, ternyata diganggu oleh Termul,” kata Roy melalui pesan broadcast via WA.

    Termul atau Ternak Mulyono sendiri adalah istilah yang sering dipakai untuk mengistilahkan buzzer alias pendengung kelompok pendukung Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Roy namun memastikan acaranya tetap berjalan dan ia meminta media untuk menunggu informasi selanjutnya.

    UGM melalui juru bicara kampus, I Made Andi Arsana tak menyangkal soal tidak adanya pemberian izin untuk acara Roy cs. Keputusan diambil berdasarkan dua alasan, yakni prosedural dan politis.

    “UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo. UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait dengan UGM secara langsung,” kata Made dalam keterangan yang dibagikan humas UGM, Senin (18/8).

    Dijelaskan Made, secara prosedural proses perencanaan acara ‘Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80’ yang akan dilakukan di UC Hotel UGM tidak sesuai dengan kaidah berlaku di unit usaha kampus sebagai lembaga pendidikan.

    Made menguraikan, kronologi pemesanan kepada UC Hotel adalah pada 17 Agustus 2025 pukul 13.25 WIB. Katanya, seseorang mengaku bernama Aida menghubungi bagian pemasaran UC Hotel dan melakukan pemesanan ruang pertemuan untuk sebuah kegiatan. Sosok ini menyampaikan bahwa kegiatan yang dimaksud Adalah ‘Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80’.

    “Pihak UC Hotel merespons secara profesional dengan melakukan tanya jawab terkait kebutuhan ruangan dan rincian kegiatan,” terang Made.

    Lanjut Made, mengacu data Aida, pihak UC UGM juga menyampaikan harga dan prosedur pembayaran. Di dalam perencanaan itu, pihak UC UGM menanyakan rincian kegiatan guna memastikan dan untuk mengambil keputusan profesional.

    Made menambahkan, Aida kala itu menjawab bahwa acaranya adalah “pertemuan kecil untuk membahas acara besar yang mau diadakan di Jogja”, selain itu juga jawaban tambahan berupa “Panitia Temu Kangen Silaturahmi Tokoh Jogja mau rapat kecil persiapan acara HUT Kemerdekaan”.

    Menurut Made, Aida juga menambahkan bahwa sebelum acara, ketua panitia, Bangun Sutoto akan datang ke UC Hotel bersama pihak UGM. Pihak UGM yang dimaksud dikatakan adalah “Keamanan Internal UGM”.

    Made bilang, sampai siaran pers ini dibuat, Bangun Sutoto dan Keamanan Internal UGM tidak pernah datang ke UC Hotel UGM untuk melakukan komunikasi atau konfirmasi lebih lanjut.

    Lalu, 17 Agustus 2025 pagi, UC Hotel UGM menerima bukti transfer dana yang dikirimkan oleh Aida dan dinyatakan sebagai pembayaran awal atau down payment (DP). Dana itu pun sudah dikembalikan karena acara yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan yang disampaikan di awal.

    “UGM menghormati aspirasi setiap warga negara untuk mempertanyakan dan mempersoalkan isu apa pun namun menolak untuk dilibatkan dengan cara dan prosedur yang tidak semestinya,” tegas Made.

    “UGM menerima berbagai informasi yang bisa dipercaya, termasuk undangan yang beredar di media sosial, bahwa acara yang akan berlangsung di UC Hotel pada pukul 14.00-17.00 WIB Adalah peluncuran buku dengan judul “”JOKOWI’s WHITE PAPER” yang merupakan karya RRT / Roy-Rismon-Tifa, ++500 halaman). UGM memandang bahwa acara ini bernuansa politis seperti yang sudah disebutkan di atas dan UGM tidak bersedia terlibat dan memfasilitasi acara tersebut,” sambungnya.

    Made menambahkan, selain itu acara ini jelas berbeda dengan yang disampaikan di awal saat melakukan pemesanan. Secara prosedur ini adalah kesalahan dan menjadi alasan administratif bagi UC UGM untuk melakukan penolakan atau pembatalan.

    Made pun memastikan, UGM sejatinya mendukung keterbukaan dalam pertukaran gagasan dan berkomitmen untuk berkontribusi positif untuk mewujudkannya. UGM juga bertanggung jawab untuk melakukan serta mendukung pertukaran gagasan yang sehat guna menjaga kondisi yang kohesif atau tenang di masyarakat.

    “Bagi UGM, acara yang dimaksud di atas tidak menunjukkan keterbukaan dari awal dan berpotensi menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu sehingga dengan ini UGM melakukan penolakan,” tutup Made.

    Sementara, berdasarkan pantauan acara Roy cs tidak dilaksanakan di Ruang Nusantara UC Hotel melainkan, coffee shop masih di kompleks UC.

  • Bukan Naik Gaji, Cuma Uang Rumah!

    Bukan Naik Gaji, Cuma Uang Rumah!

    GELORA.CO –  Isu kenaikan gaji anggota DPR kembali jadi sorotan publik.

    Media sosial sempat heboh dengan klaim bahwa para wakil rakyat bisa mengantongi hingga Rp3 juta per hari, atau sekitar Rp90 juta per bulan.

    Ketua DPR RI, Puan Maharani akhirnya buka suara untuk meluruskan kabar tersebut.

    Ia menegaskan tidak ada kenaikan gaji yang diberikan kepada anggota DPR. Yang terjadi hanyalah penggantian fasilitas rumah dinas dengan kompensasi uang tunai.

    “Tidak ada kenaikan gaji. Sekarang DPR sudah tidak mendapatkan rumah jabatan lagi, sehingga diberikan kompensasi berupa uang rumah,” ujar Puan usai menghadiri Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Minggu 17 Agustus 2025.

    Menurut Puan, fasilitas rumah jabatan yang sebelumnya melekat pada anggota DPR telah dikembalikan kepada pemerintah.

    Sebagai gantinya, diberikanlah uang tunjangan rumah agar para anggota dewan bisa mengatur sendiri kebutuhan tempat tinggalnya selama menjabat di Jakarta.

    Pernyataan ini muncul setelah ramainya perdebatan publik di jagat maya.

    Sebagian warganet mempertanyakan kelayakan jumlah gaji yang diterima wakil rakyat, terutama ketika isu tentang biaya hidup masyarakat semakin tinggi.

    Seorang pengguna X menuliskan, “Kalau benar gaji DPR sampai Rp100 juta, pantas saja rakyat merasa jauh dari wakilnya. Harusnya transparan, biar nggak jadi fitnah.”

    Komentar-komentar serupa berseliweran, mencerminkan keresahan publik soal transparansi pengelolaan keuangan negara.

    Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, ikut memberi klarifikasi. Ia menyebut bahwa total penghasilan anggota DPR memang bisa mencapai angka Rp100 juta per bulan.

    Namun, angka tersebut bukan berarti gaji pokok murni, melainkan sudah termasuk berbagai tunjangan, termasuk kompensasi rumah.

    “Take home pay anggota DPR berbeda dengan periode sebelumnya. Ada penyesuaian karena fasilitas rumah dinas tidak lagi diberikan,” jelas Hasanuddin.

    Secara historis, anggota DPR memang mendapat fasilitas rumah dinas di Kalibata, Jakarta Selatan.

    Namun, belakangan pemerintah memutuskan untuk menarik kembali aset tersebut. Keputusan ini menimbulkan perubahan dalam skema penghasilan anggota dewan.

    Di sisi lain, isu soal gaji DPR selalu jadi bahan sensitif di mata publik. Banyak yang menilai besarnya penghasilan wakil rakyat tidak sebanding dengan kinerja dan representasi mereka di lapangan.

    Apalagi, masih ada kritik bahwa sebagian legislator jarang hadir dalam rapat atau terkesan jauh dari persoalan rakyat.

    Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Wibowo, menyebut bahwa isu ini tidak bisa sekadar dilihat dari nominal.

    “Yang lebih penting adalah bagaimana DPR menunjukkan kinerja nyata. Transparansi soal gaji dan tunjangan wajib disampaikan agar publik tidak salah persepsi,” katanya.

    Dengan klarifikasi dari Puan, setidaknya publik mendapat penjelasan bahwa tambahan yang dimaksud bukanlah kenaikan gaji murni.

    Namun, isu ini kemungkinan besar masih akan terus menjadi perdebatan, mengingat tingginya sensitivitas masyarakat terhadap isu kesejahteraan pejabat negara.

    Ke depan, DPR mungkin perlu lebih terbuka soal detail komponen gaji dan tunjangan. Tanpa transparansi, isu seperti ini akan mudah memantik sentimen negatif di ruang publik.***

  • Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    GELORA.CO – Belakangan ini publik tengah diricuhkan dengan kasus pencabulan di kawasan Tuban, Jawa Timur.

    Yang mana, seorang oknum guru SMP berinisial FM diduga kuat melakukan tindak asusila tersebut.

    Berdasarkan informasi dihimpun, FM disebut-sebut telah cabuli siswinya, yang tidak lain muridnya sendiri.

    Bukan main, modus yang digunakan oknum guru SMP tersebut dalam melancarkan aksinya ialah dengan cara ajak korban jalan-jalan keliling permukiman warga.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform Facebook milik Kerek News pada Senin (18/8/2025).

    “Pelaku diduga mengajak korban sebut saja Anggrek (14) untuk berjalan-jalan,” jelas dikutip dalam laporan.

    “Saat tiba di tempat sepi, pelaku justru melakukan perbuatan cabul. Peristiwa serupa kembali terulang di kesempatan berikutnya,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robbin Alexander turut menanggapi kasus tersebut.

    Alexander menuturkan bahwa pihaknya membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban pasca kejadian.

    “Setelah menerima laporan, kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, menganalisis barang bukti, dan menggelar perkara,” jelasnya.

    “Dari hasil penyelidikan, terlapor ditetapkan sebagai tersangka dan kami lakukan penangkapan,” lanjutnya.

    Perlu diketahui, aksi pencabulan yang dilakukan tenaga pengajar ini ternyata sudah terjadi sejak pertengahan tahun kemarin, yakni 2024.

    Tidak hanya sekali, aksi pencabulan itu dilakukan pelaku berulang kali hingga memicu rasa khawatir pada keluarga korban.

    Sebab, korban kerap kali pulang ke rumah dengan waktu yang cukup jauh dari jadwal selesainya pelajaran di sekolah.

    Hingga pada akhirnya, orang tua korban berhasil pergoki anaknya diantar pulang oleh pelaku, yang tidak lain gurunya sendiri.

    Setelah kejadian itu, pihak keluarga sontak mencecar sang anak dengan beragam pertanyaan hingga berujung pada suatu kebenaran.

    Yang mana, pihak keluarga korban mengetahui bahwa putri kesayangan mereka telah menjadi korban pencabulan gurunya sendiri.

    Tidak tinggal diam, mereka langsung melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian guna menindaklanjuti sikap amoral pelaku.

    Kini, pelaku telah ditangkap dan diamankan pihak kepolisian guna mendalami keterlibatannya dalam aksi bejat tersebut. ***

  • Ini Bukan lagi Pentas Seni tapi Obsesi

    Ini Bukan lagi Pentas Seni tapi Obsesi

    GELORA.CO – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali viral di laman X akibat munculnya sosok ‘Nyi Roro Kidul’ dalam kirab bendera Merah Putih di Pemprov Jabar, Minggu (17/8) lalu.

    Dalam tayangan video yang diunggah King Purwa atau akun@BosPurwa, Senin (18/8), terlihat ada prosesi seorang perempuan yang mengenakan pakaian mirip Nyi Roro Kidul (NRK).

    Diiringi suara gamelan, terlihat sosok ‘Nyi Roro Kidul’ ini berjalan menghampiri meja di depan Dedi Mulyadi yang berisi bendera Merah Putih.

    Lalu, perempuan berpakaian ala NRK seperti menuduk memberi hormat yang dibalas Dedi Mulyadi dengan juga menunduk sebelum memberikan bendera.

    Lalu, sosok NRK ini berjalan di depan Dedi Mulyadi membawa bendera diiringi dengan dayang-dayang yang mendampingi sosok Nyi Roro Kidul ini.

    Bendera Merah Putih ini lalu dibawa ke tangga yang disambut oleh anggota Paskibraka Provinsi Jawa Barat.

    King Purwa atau akun@BosPurwa lalu memberikan komentar soal video prosesi Kirab Merah Putih Provinsi Jawa Barat ini.

    “Ini bukan lagi pentas seni dan budaya, tapi OBSESI. Info dari temen yang pernah deket sama doi, obsesi ke Nyi Roro Kidul mulai sejak jada bupati bahkan 3 tahun tidak menggauli istrinya pun krn perintah, wangsit dari Nyi Roro Kidul,” kata akun King Purwa.

    Ini bkn lg pentas seni dan budaya, tapi OBSESI. Info dari temen yang pernah deket sama doi, obsesi ke Nyi Roro Kidul mulai sejak jd bupati bahkan 3 tahun tdk menggauli istrinya pun krn perintah, wangit dari Nyi Roro Kidul pic.twitter.com/HYxEdxPaL4

    — King Purwa (@BosPurwa) August 18, 2025

    Sontak unggahan ini viral di laman X dengan nama cuitan ‘Nyi Roro Kidul’. Unggahan King Purwa ini sudah dilihat atau diputar lebih 77,4 ribu tayangan. Diposting ulang 443 kali dan dikomentari lebih 160 orang dalam waktu 4 jam.

    Akun lain @MariaAlkaff_ juga membahas mengenai Dedi Mulyadi dan Nyi Roro Kidul.

    “Tah iye ceunah KDM soal Nyi Roro Kidul. Gustiii ampuun. Da batur mah tos bicara soal AI, soal robotic dan serba electric. Kunaon KDM masih basak bisik wae jeung Nyi Roro. Sampe ceurik segala… wkwkwk. Sc: komunitaswargawaras,” kata akun ini membahas KDM dalam bahasa Sunda.

    Dari foto yang beredar, ada juga kirab Kereta Kencana dalam prosesi Kirab Bendera Merah Putih di Jawa Barat ini.

    Sementara itu Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya mengatakan bahwa kirab juga simbol penghormatan kepada budaya, sejarah dan kemerdekaan bangsa.

    “Kirab ini bukan sekadar prosesi, tapi juga simbol penghormatan kita terhadap sejarah, budaya, dan kemerdekaan bangsa,” ujar Dedi Mulyadi dalam sambutannya, Minggu (17/8).***

  • SNEYDMining takes you to a new era of passive income

    SNEYDMining takes you to a new era of passive income

    No mining machines, no electricity costs, no technical requirements—just download the Sneyd Mining app and you can mine major cryptocurrencies like BTC, XRP, and DOGE with one click, achieving truly “zero-cost, stable returns.”

    As cryptocurrency becomes increasingly mainstream, more and more ordinary users are looking to participate without requiring specialized knowledge or significant investment. Sneyd Mining addresses this need with its new, free cloud mining platform, completely breaking the barriers to entry for traditional mining in terms of equipment, power consumption, and technical skills.

    1. Zero-barrier experience

    No hardware, electricity, or technical requirements required.

    New users receive up to $12 in free computing power upon registration, allowing you to get started risk-free.

    One-click mining across multiple platforms (supports both the app and the website).

    2. Flexible income mechanism

    Supports major cryptocurrencies such as BTC, DOGE, LTC, and XRP.

    Automatic profit calculation and daily settlement.

    Freely switch between mining currencies.

    3. Efficient and sustainable technical architecture

    AI scheduling engine dynamically optimizes computing power allocation.

    Cloud computing power is deployed in environmentally friendly data centers.

    The mining process is efficient, energy-efficient, and sustainable.

    4. Global compliance and fund security

    Supports KYC real-name verification and asset custody.

    Data encryption ensures security and reliability.

    Users reach over 190 countries/regions worldwide.

    SNEYD Mining user Jim recently shared his real-life experience with the community. Just a few weeks ago, he knew nothing about cryptocurrency. He stumbled upon a SNEYD Mining ad, and his life has quietly changed since then—now, the first thing he does every morning is open the app to check his latest DOGE and XRP earnings.

    Jim recounted his transformation from a complete beginner to someone earning every day:

    “I had no idea what mining was before, and I thought it was only for technically advanced users.”

    “From signing up to starting mining, it took less than a minute. I didn’t have to do anything, and the system automatically started running.”

    “It feels like I’m making money even in my sleep!”

    “From knowing nothing about mining to now receiving a steady stream of cryptocurrency returns every day, it’s truly a great sense of accomplishment.”

    SNEYD Mining’s one-click start, automatic daily settlement, and free computing power allow ordinary users like Jim to easily participate in mining and embark on their own passive crypto income journey—without hardware, electricity costs, or technical knowledge.

    How to start your free mining journey?
    Join SNEYD Mining in just 3 easy steps and start earning daily passive crypto income!

    Step 1: Download the SNEYD Mining app (iOS & Android)

    Start mining anytime, anywhere with one click – no device required, no location restrictions.

    Step 2: Register an account to claim free computing power

    New users will receive a $12 computing power gift package, allowing you to earn zero-cost profits without investing any capital.

    Step 3: Select a contract and start mining automatically.

    Supports multiple major cryptocurrencies, including BTC, DOGE, and XRP. Our system automatically mines and automatically settles profits daily, allowing you to earn effortlessly!

    🎁 Limited-time offer now!

    Join SNEYD’s free cloud mining now and unlock up to:

    $110,000 + $89,000 in total net profit

    Click here to enter the platform, activate your exclusive contract, and start building your digital asset empire!

    Summary
    In the rapidly evolving digital economy, the way to make money is also quietly changing. With SNEYD Mining’s free cloud mining platform, you can easily start earning passive crypto income with just your phone, no capital investment, and no technical skills required.

    Whether you’re a crypto novice or an investor looking to expand your income channels, SNEYD Mining provides a simple, secure, and sustainable path to value growth—allowing your digital assets to automatically grow daily, truly enabling you to “earn money while you’re asleep.”

    Official Website: https://growingauto.com/

    Official Email: info@sneydmining.com

    App Download: (Click to download)

  • Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    GELORA.CO – Media internasional kembali menyoroti langkah keamanan tidak lazim Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut laporan The Express US, para pengawal Putin diduga membawa “koper kotoran” setiap kali ia melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk saat pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska.

    Tujuan dari prosedur ini bukanlah hal biasa. Disebut-sebut pihak intelijen Rusia melakukannya untuk mencegah pihak asing memperoleh informasi medis tentang Putin melalui sampel biologisnya.

    Bagaimana Prosedurnya?

    Mengutip investigasi Regis Gente dan Mikhail Rubin yang pernah diterbitkan di majalah Prancis Paris Match, disebutkan bahwa anggota Badan Perlindungan Federal Rusia (FPS) memiliki tugas khusus: mengumpulkan limbah tubuh Putin, menyimpannya dalam kantong steril, lalu membawanya kembali ke Moskow menggunakan tas khusus.

    Langkah ini dilaporkan sudah berlangsung bertahun-tahun. Misalnya, ketika Putin berkunjung ke Prancis pada Mei 2017 maupun saat kunjungan ke Wina. Bahkan, menurut jurnalis Farida Rustamova, Putin pernah menggunakan toilet portabel khusus untuk memastikan tidak ada jejak yang tertinggal.

    Mengapa Hal Ini Dilakukan?

    Menurut sejumlah analis, sampel biologis seperti kotoran manusia dapat mengungkap kondisi kesehatan seseorang. Dengan mengontrol jejak biologisnya, Rusia diyakini berusaha mencegah kemungkinan negara lain mengumpulkan informasi medis rahasia tentang sang presiden.

    Spekulasi ini semakin menarik perhatian karena usia Putin kini sudah 72 tahun, dan rumor soal kesehatannya terus beredar.

    Spekulasi Kesehatan Putin

    Selama beberapa tahun terakhir, kesehatan Putin menjadi bahan perbincangan global. Pada November 2024, ia terekam kamera tampak menghentakkan kaki saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan — sebuah gerakan yang oleh sebagian dokter dianggap bisa mengindikasikan masalah neurologis seperti Parkinson.

    Pada 2023, Putin juga terlihat gelisah di kursinya saat bertemu Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Bahkan pada 2022, Kremlin sampai harus membantah rumor yang tersebar di Telegram, yang menyebut Putin sempat terjatuh dan mengalami insiden memalukan.

    Meski Kremlin berulang kali membantah kabar soal kesehatan presiden, isu ini tidak pernah benar-benar surut. Prosedur keamanan yang unik seperti “koper kotoran Putin” justru menambah bahan spekulasi baru di mata publik internasional.

    Dengan latar ketegangan geopolitik Rusia di berbagai kawasan, setiap detail tentang kesehatan Vladimir Putin kini dianggap punya dampak besar terhadap masa depan politik global.

  • 7 Cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya walaupun tampil sederhana

    7 Cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya walaupun tampil sederhana

    GELORA.CO – Pernahkah kamu punya teman yang hidupnya sederhana banget pakaiannya biasa, gaya hidupnya sederhana, bahkan kalau nongkrong di kafe selalu milih menu paling murah?

    Tapi beberapa tahun kemudian kamu kaget saat tahu dia sudah punya rumah dua lantai, bisnis yang jalan, atau bahkan keliling dunia.

    Fenomena ini sering kita lihat di komunitas Tionghoa, begini cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya.

    Awalnya mungkin kamu mengira dia dapat warisan. Tapi setelah lebih dekat, ternyata dia mulai dari nol.

    Bedanya, dia punya cara mengatur uang yang sangat berbeda dari kebanyakan orang.

    Mereka jarang pamer, jarang heboh, tapi diam-diam membangun kekayaan yang stabil, bahkan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk anak cucu mereka.

    Yang menarik, strategi mereka ini jarang diajarkan di sekolah.

    Kita tumbuh dengan pepatah “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”, tapi praktiknya banyak yang begitu gajian langsung habis buat kebutuhan sehari-hari plus kebutuhan pamer.

    Sementara banyak orang Tionghoa menganggap tabungan bukan sekadar simpanan, melainkan senjata.

    “Tabungan adalah senjata, bukan sekadar simpanan. Mereka enggak cuma mikirin bagaimana biar aman, tapi bagaimana biar maju,”ujar narator.

    Lalu, apa saja rahasia mereka? Berikut tujuh prinsip utama yang bisa kita pelajari.

    1. Menabung Bukan untuk Aman, Tapi untuk Maju

    Banyak orang menabung hanya sebagai dana darurat. Orang Tionghoa melihatnya lebih jauh: tabungan adalah amunisi untuk menyerang ketika peluang datang.

    “Kalau habis buat hal yang enggak penting, lu bakal datang ke medan perang tanpa senjata. Tapi kalau lu kumpulin dan siapin peluru, begitu ada kesempatan emas, lu langsung bisa nembak tanpa ragu,”ungkap narator.

    Contoh sederhananya, saat ada ruko dijual murah karena pemilik butuh uang cepat. Mereka yang punya tabungan siap bisa langsung ambil kesempatan itu, dan aset tersebut bisa jadi sumber pemasukan pasif selama puluhan tahun.

    2. Mengutamakan Arus Kas, Bukan Sekadar Simpanan

    Mereka tahu bahwa uang yang hanya diam di rekening akan kalah oleh inflasi. Karena itu, begitu tabungan terkumpul, uang diarahkan ke aset atau usaha yang bisa menghasilkan aliran kas rutin.

    “Simpan untuk mengalirkan uang. Bukan cuman menumpuk uang,”jelas narator.

    Misalnya, keuntungan dari toko kecil dipakai bukan untuk belanja konsumtif, tapi menambah stok, membeli kulkas, hingga membuka cabang baru.

    Hasilnya, arus kas terus mengalir tanpa harus kerja mati-matian.

    3. Utang sebagai Alat, Bukan Beban

    Banyak orang takut utang, tapi orang Tionghoa melihat utang sebagai kendaraan percepatan—asal digunakan dengan benar.

    “Kalau utang itu bisa membayar dirinya sendiri, maka itu alat. Kalau utang itu bikin lu harus kerja lebih keras untuk bayar, maka itu jebakan,”ujar narator.

    Utang konsumtif seperti cicilan gadget hanya jadi beban. Tapi utang produktif, misalnya beli ruko strategis yang cicilannya tertutup oleh uang sewa, bisa berubah menjadi aset bernilai miliaran dalam beberapa tahun.

    4. Hidup Sederhana Meski Penghasilan Naik

    Kesalahan banyak orang adalah menaikkan gaya hidup seiring naiknya gaji. Orang Tionghoa justru menahan diri: penghasilan ekstra dipakai mempercepat pertumbuhan aset.

    “Bukan berarti enggak mampu pindah rumah, tapi dia tahu kalau uang ekstra itu bisa dipakai buat beli ruko sendiri sehingga dia enggak perlu bayar sewa lagi di masa depan,”jelas narator.

    Mereka lebih memilih menunda kesenangan sekarang demi kebebasan finansial di masa depan.

    5. Literasi Keuangan Sejak Kecil

    Perbedaan besar lainnya ada di pendidikan. Literasi finansial diajarkan sejak anak-anak, bukan menunggu dewasa.

    “Buat mereka ngajarin anak, cara menghitung kembalian aja belum cukup. Yang penting adalah membentuk mindset tentang uang sejak anak belum dewasa,”jelas narator.

    Anak-anak diajari menyisihkan uang jajan, bahkan diberi kesempatan mengelola etalase kecil di toko keluarga agar mereka paham konsep untung-rugi sejak dini.

    6. Jaringan dan Kerja Sama

    Banyak usaha Tionghoa tumbuh cepat karena mengandalkan ekosistem bisnis yang saling menguatkan.

    “Dengan cara ini, peluang yang sebelumnya kelihatan terlalu besar untuk satu orang jadi terbuka lebar karena kekuatan kolektif,”ungkap narator.

    Mereka sering patungan modal untuk ambil peluang besar, atau membuka usaha yang saling melengkapi. Hasilnya, pertumbuhan jadi lebih cepat dibanding bergerak sendirian.

    7. Menabung dengan Tujuan Jelas

    Bagi mereka, tabungan bukan sekadar angka di rekening, tapi setiap rupiah punya “alamat”.

    “Kalau lu nabung buat sesuatu yang jelas, lu justru jadi lebih semangat ngumpulin. Karena setiap kali masukin uang, lu ngerasa satu langkah lebih dekat sama tujuan lu,”ungkap narator.

    Ada yang khusus menabung untuk buka toko, ada yang untuk beli properti, atau untuk biaya pendidikan anak. Tujuan inilah yang membuat mereka lebih disiplin.***