Category: Fajar.co.id Nasional

  • Apa Itu Black Mamba? Benda Viral yang Jadi Sorotan Usai Penjarahan di Rumah Ahmad Sahroni

    Apa Itu Black Mamba? Benda Viral yang Jadi Sorotan Usai Penjarahan di Rumah Ahmad Sahroni

    FAJAR.CO.ID — Istilah “Black Mamba” ramai menjadi perbincangan di media sosial setelah beredarnya foto sebuah benda berwarna hitam pasca penjarahan di rumah politikus Partai Nasdem, Ahmad Sahroni.

    Istilah “Black Mamba” dan potongan gambar tersebar luas melalui unggahan media sosial. Benda itu disebut-sebut ditemukan di kediaman Ahmad Sahroni setelah aksi penjarahan di rumah anggota DPR RI itu pada Sabtu (30/8/2025) lalu.

    Spekulasi liar pun beredar di kalangan warganet terkait penemuan benda yang disebut dengan istilah “Black Mamba” itu.

    Ada yang menanggapinya dengan satire, namun tak sedikit pula yang mempercayainya seolah-olah kabar itu benar.

    Situasi inilah yang membuat nama Ahmad Sahroni, mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, kembali jadi bahan perbincangan hangat.

    Klarifikasi: Hoaks Benda Black Mamba di Rumah Sahroni

    Di tengah ramainya isu tersebut, muncul klarifikasi dari akun X (Twitter) bernama @KPHYudi.

    Dalam unggahannya, ia menegaskan bahwa kabar soal penemuan benda berbentuk dildo di rumah Sahroni adalah hoaks.

    “Tidak ada fakta yang mendukung kabar itu. Isu ini jelas sengaja digoreng untuk memperkeruh opini publik,” tulisnya.

    Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang sumbernya tidak jelas.

    Apa Itu Black Mamba?

    Secara umum, Black Mamba dikenal sebagai nama salah satu spesies ular paling berbahaya di Afrika.

    Ular ini terkenal dengan bisa yang sangat mematikan.

    Karena sifatnya yang mematikan, istilah Black Mamba kerap digunakan secara kiasan untuk menggambarkan sesuatu yang menakutkan, misterius, atau berisiko tinggi.

  • Penonaktifan Anggota DPR Hanya Bersifat Kosmetik, Fisipol UGM Ungkap Biang Kerok Reformasi Parlemen Sulit Dilakukan

    Penonaktifan Anggota DPR Hanya Bersifat Kosmetik, Fisipol UGM Ungkap Biang Kerok Reformasi Parlemen Sulit Dilakukan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Reformasi parlemen tidak cukup bersifat kosmetik, melainkan harus sistemik. Meski telah dilakukan penonaktifan anggota, pemotongan tunjangan, hingga penghentian perjalanan dinas, itu merupakan langkah pendek.

    Hal yang mendesak justru perubahan yang lebih mendasar, seperti penyelesaian RUU, pengawasan yang tegas, serta penjagaan integritas.

    Argumen ini disampaikan Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia

    “Kita butuh sesuatu yang beyond dari itu, sesuatu yang sifatnya lebih jangka panjang dan menyasar kepada sesuatu yang sistemik,” kata Alfath, Senin (1/9/2025).

    Alfath menyebut pemotongan tunjangan atau penonaktifan anggota memang diperlukan, tetapi tidak boleh berhenti di sana. DPR dan pemerintah harus segera menuntaskan rancangan Undang-Undang yang menjadi kebutuhan publik, salah satunya RUU Perampasan Aset.

    Instrumen hukum ini, lanjutnya, akan menjadi senjata untuk menutup ruang gerak koruptor yang selama ini leluasa menyalahgunakan kekuasaan. Ia menekankan, tanpa perangkat hukum yang tegas, korupsi akan tetap berulang karena tidak ada efek jera yang nyata.

    “Koruptor itu tidak takut mati, koruptor itu hanya takut miskin,” tegasnya.

    Lebih jauh, ia menggarisbawahi bahwa perubahan sistemik parlemen harus dimulai dari partai politik. Selama ini, ketergantungan anggota legislatif pada ketua umum partai membuat reformasi menjadi sulit.

    Alfath menyebut praktik politik di Indonesia masih kental dengan pola oligarki yang menyerupai perusahaan keluarga. Menurutnya, pola pewarisan kepemimpinan politik yang eksklusif membuat banyak orang di luar lingkaran keluarga tidak punya kesempatan setara.

  • Pangdam Akui Ada Kelengahan pada Aksi 29 Agustus: Memang Kurang Waspada

    Pangdam Akui Ada Kelengahan pada Aksi 29 Agustus: Memang Kurang Waspada

    Lebih jauh, Windiyatno mengakui bahwa pada aksi sebelumnya, terjadi kekurangan antisipasi terhadap tindakan anarkis massa yang mengakibatkan pembakaran sejumlah fasilitas dan korban jiwa.

    “Kemarin kita kan diinformasikan, kita konsentrasi ke DPRD tingkat I, kemarin kita kebagiannya di situ. Dan waktu itu sudah membakar yang pertama di Kejati, kita himbau mereka, mereka pergi. Ternyata pergi bakar di sana. Ya mungkin di luar kekuasaan kami, kami memang kurang waspada,” ungkapnya.

    Ia mengimbau agar seluruh pihak, baik mahasiswa maupun masyarakat umum, tetap menjaga komitmen yang sudah disepakati bersama dalam pertemuan dengan Forkopimda, tokoh masyarakat, ormas, dan perwakilan rektor.

    “Kemarin kita sudah ada komitmen dengan Pak Kapolda, Forkopimda, Tokoh Masyarakat, Ormas, dan perwakilan Rektor bahwa hari ini insya Allah akan berjalan dengan aman, dengan baik,” tandasnya.

    Sebelumnya, setelah membakar Poslantas di Pertigaan Jalan AP Pettarani-Alauddin, kini DPRD Makassar yang menjadi sasaran.

    Pantauan di lokasi sekitar pukul 22.15 Wita, api telah menguasai halaman kantor DPRD Makassar.

    Sejumlah mobil dan motor yang diduga kendaraan dinas dikabarkan terbakar di kantor DPRD Makassar.

    Tidak kenal lelah, ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa dan komunitas ojek online (Ojol) ini terus menduduki jalan AP Pettarani.

    Tidak berhenti pada pembakaran gedung DPRD, massa aksi juga merusak lampu lalulintas di Pertigaan Jalan AP Pettarani-Hertasning.

    Tidak berhenti di situ, massa juga membakar gedung DPRD Sulsel setelah sebelumnya membakar mobil yang terparkir di halaman Kejati Sulsel dan Poslantas Jalan AP Pettarani.

  • Suara Prabowo Bergetar, Perintahkan Aparat Segera Tangkap Pelaku dan Otak Pembakaran Gedung DPRD Makassar

    Suara Prabowo Bergetar, Perintahkan Aparat Segera Tangkap Pelaku dan Otak Pembakaran Gedung DPRD Makassar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyatakan aksi anarkis massa yang membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan dan DPRD Kota Makassar adalah bentuk tindakan makar.

    Pembakaran kantor DPRD Kota Makassar merenggut empat nyawa tak berdosa. Mereka adalah aparatur sipil negara (ASN) yang sehari-hari bekerja di kantor wakil rakyat tersebut.

    “Ingat! di Sulawesi Selatan ada empat ASN, orang tidak bersalah, orang tidak berpolitik menjadi korban. Gedung DPRD dibakar, ini tindakan makar, dan bukan penyampaian aspirasi,” kata Prabowo usai menjenguk polisi yang dirawat akibat demonstrasi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, Senin (1/9/2025).

    Oleh karena itu, Prabowo tegas memerintahkan kepada aparat keamanan TNI maupun Polri untuk menyelidiki pelaku, menangkap dan menuntaskan kasus ini.

    Sekali lagi, kepala negara menduga ada indikasi makar dan tidak akan ragu-ragu bertindak.

    “Jadi semua aparat negara akan selidiki siapa yang bertanggung jawab. Saya menduga ada indikasi (makar),” kata Prabowo.

    Lebih lanjut Prabowo menegaskan tidak ragu membela rakyat yang tertindas dan yang mencari keadilan. Ia tidak ragu sedikit pun melawan mafia dan memberantas korupsi. Prabowo selalu meyakini, rakyat berpihak padanya.

    Kondisi kantor DPRD Makassar usai dibakar massa, Jumat (29/8/2025) malam

    “Saya tidak ragu-ragu membela rakyat. Saya akan hadapi mafia-mafia yang sekuat apapun saya hadapi atas nama rakyat. Saya bertekad memberantas korupsi, sekuat apapun mereka. Demi Allah saya tidak akan mundur setapak pun, saya yakin rakyat bersama saya,” pungkas Prabowo.

  • Pangdam Akui Ada Kelengahan pada Aksi 29 Agustus: Memang Kurang Waspada

    Bikin Merinding, Ribuan Mahasiswa Kembali Duduki Kota Makassar

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Bikin merinding, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Kota Makassar kembali menduduki Flyover Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Senin (1/9/2025).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi unjuk rasa kali ini merupakan keberlanjutan dari aksi sebelumnya.

    Api perlawanan mahasiswa seakan tidak padam. Setelah demonstran membakar beberapa gedung dan puluhan kendaraan pada aksi 29 Agustus kemarin, kini kembali menyuarakan tuntutan yang sama.

    Pantauan di lokasi, ribuan mahasiswa ini masing-masing terdiri dari mahasiswa UNM, UIN Alauddin Makassar, Unibos, dan berbagai OKP lainnya.

    Mereka silih berganti melakukan orasi. Meminta kepada Presiden Prabowo agar mengevaluasi Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

    Evaluasi terhadap orang nomor satu di Kepolisian itu bukan tanpa alasan. Sebab, baru-baru ini tujuh anggotanya diduga terlibat insiden yang membuat satu nyawa driver Ojek Online (Ojol) jadi korban.

    Selain itu, mahasiswa juga tidak lupa pada isu awal. Meminta agar tunjangan dan gaji DPR yang dinilai terlalu fantastis ditinjau kembali.

    “Ini tidak masuk akal, DPR tidak jelas kerjanya apa tapi digaji ratusan juta perbulan,” teriak salah satu orator.

    Menurutnya, masyarakat semakin sakit hati ketika para pejabat yang mengaku wakil rakyat terkesan kurang memiliki empati.

    “Mereka bahkan berjoget di atas penderitaan rakyat. Kita diperas dengan berbagai macam pajak, sementara mereka hanya menikmati dan berjoget,” sesalnya.

  • Ni’matullah: Akar Demonstrasi dari Kegelisahan Hidup Rakyat, Bukan Sekadar Aksi Brutal

    Ni’matullah: Akar Demonstrasi dari Kegelisahan Hidup Rakyat, Bukan Sekadar Aksi Brutal

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Koordinator Presidium Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sulawesi Selatan, Ni’matullah, angkat bicara mengenai situasi sosial politik yang belakangan ini diwarnai gelombang demonstrasi di berbagai daerah.

    Menurutnya, unjuk rasa yang merebak dalam beberapa pekan terakhir tidak bisa dilepaskan dari realitas kehidupan masyarakat yang kian berat.

    “Sebagian besar demonstrasi bersumber dari kegelisahan hidup masyarakat dimana pajak-pajak makin mencekik, harga-harga makin sulit dijangkau, bahkan beras jadi barang langka dan seolah ‘hilang’ dalam sebulan terakhir,” ujarnya, Senin (1/9/2025).

    Ni’matullah menilai keresahan itu semakin diperburuk oleh perilaku sebagian elit politik yang dinilai kurang etis. Ia menyebut aksi joget dan ucapan-ucapan tanpa kontrol dari pejabat publik justru menambah kemarahan rakyat.

    “Hal-hal seperti itu memicu perasaan ketidakadilan di tengah masyarakat yang sedang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.

    Terkait insiden pembakaran dan penjarahan yang mewarnai aksi massa, Ni’matullah menyebut peristiwa itu bukanlah representasi aspirasi rakyat, melainkan ulah kelompok kecil yang ia istilahkan sebagai “penumpang gelap.”

    “Mereka memanfaatkan momentum, apalagi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu ketika aparat, khususnya polisi, tampak menghilang dari lapangan sehingga aksi brutal berlangsung leluasa,” katanya.

    Lebih jauh, mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk tidak semata-mata melihat demonstrasi dari sisi keamanan.

  • Makassar Siaga, Kapolda Sulsel Pastikan Keamanan Bersama TNI

    Makassar Siaga, Kapolda Sulsel Pastikan Keamanan Bersama TNI

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Kapolda Sulsel, Irjen Pol Rusdi Hartono, menegaskan kembali bahwa penyampaian pendapat merupakan hak setiap warga negara.

    Hal ini ditegaskan Rusdi mengingat pada Senin (1/9/2025) ini dikabarkan aktivis mahasiswa akan kembali menggelar unjuk rasa di kota Makassar.

    “Tentunya kita sudah memahami, ketika bicara penyampaian ekspresi, penyampaian pendapat dalam bentuk demonstrasi, apapun namanya, itu adalah hak warga negara, hak konstitusi. Itu wajib kita jaga,” ujar Rusdi kepada awak media, Senin pagi.

    Meskipun merupakan hak setiap warga negara, kata Rusdi, demonstrasi harus dilakukan sesuai aturan.

    “Jangan sampai ketika menyampaikan pendapat seperti ini, melanggar aturan ataupun melanggar hak-hak orang lain,” sebutnya.

    Kata Rusdi, pengunjuk rasa mesti menyampaikan aspirasinya den cara-cara tertib dan damai. Rusdi juga memastikan koordinasi dengan TNI untuk menjaga kondusivitas.

    “Insyaallah, apa yang disampaikan oleh Pak Presiden Prabowo Subianto, tentunya anak bangsa mendengar itu semua. Mari sama-sama kita menjaga. Kedepan, suasana Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar, harus kita jaga,” imbuhnya.

    “Untuk keamanan dan kedamaian kita bersama, pasti ada rekan-rekan TNI bahu-membahu jaga keamanan Makassar. Personel yang diturunkan 1.323,” kuncinya.

    Sebelumnya diberitakan, setelah membakar Poslantas di Pertigaan Jalan AP Pettarani-Alauddin, kini DPRD Makassar yang menjadi sasaran.

    Pantauan di lokasi sekitar pukul 22.15 Wita, api telah menguasai halaman kantor DPRD Makassar.

  • Siapa Erwina Salsa Hutagalung? Sosok Diaspora yang Berani Tantang Sahroni

    Siapa Erwina Salsa Hutagalung? Sosok Diaspora yang Berani Tantang Sahroni

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Erwina Salsa Hutagalung mencuri perhatian publik setelah berani menantang Ahmad Sahroni, dalam perdebatan terbuka soal tunjangan DPR.

    Tantangan itu ia lontarkan melalui unggahan di Instagram @salsaer. Sebagai tanggapan atas pernyataan Sahroni yang menyebut pihak yang menyerukan DPR sebagai “orang tolol sedunia.”

    “Yang menyebut rakyat tolol, sini aku tantang debat kamu @ahmadsahroni88. Kita buktikan siapa yang sebenarnya tolol dan tidak bekerja untuk kepentingan rakyat,” tulis Salsa.

    Sahroni lalu meresponsnya dengan santai lewat Instagram Story.
    
“Ane gak akan ladenin orang yang ajak debat ane. Ane mau bertapa dulu biar pinter, karena ane masih bloon. Ane masih bego,” timpal Sahroni.

    Erwina Salsa bukan influencer biasa. Diaspora Indonesia yang kini tinggal di Aarhus, Denmark.

    Ia adalah alumnus Ilmu Hubungan Internasional UGM dengan IPK impresif 3,81. Menyandang gelar Mahasiswa Berprestasi 2014 dan masuk dalam top 10 Mahasiswa Berprestasi Nasional.

    Rekam jejak debatnya juga gemilang, meraih juara debat Asia Pasifik di NTU Singapura (2014) dan lolos perempat final di ajang debat dunia Berlin (2012).

    Setelah kuliah, karier profesionalnya berkembang pesat. Ia sempat menduduki posisi Head of Business Development di iPrice Group hingga VP Business Development di RevoU.

    Kemudian bergabung dengan Vestas Denmark sebagai Strategy Manager, memperkuat jejaknya sebagai profesional muda di sektor energi terbarukan.

    Selain itu, ia juga dikenal sebagai host podcast “Jadi Dewasa 101,” yang membahas pengembangan diri, keuangan, dan perjalanan hidup anak muda.

  • Unggah Berita Rumahnya Dijarah, Sri Mulyani Bicara Adab Berdemokrasi

    Unggah Berita Rumahnya Dijarah, Sri Mulyani Bicara Adab Berdemokrasi

    Sri Mulyani mengingatkan bahwa tugas negara harus dijalankan dengan integritas tinggi dan menjunjung transparansi.

    “Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia,” imbuhnya.

    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberi masukan, kritik, bahkan makian.

    “Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat,” katanya.

    Menutup pernyataannya, Sri Mulyani mengajak semua pihak untuk tidak merusak atau menjarah atas nama perjuangan.

    “Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik,” ujarnya.

    “Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tutupnya.
    (Arya/Fajar)

  • Ramai Berita Sri Mulyani Mundur dari Menkeu Usai Rumahnya Dijarah, Begini Faktanya…

    Ramai Berita Sri Mulyani Mundur dari Menkeu Usai Rumahnya Dijarah, Begini Faktanya…

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jagat media sosial digemparkan isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari jabatannya. Namun hingga kini kabar tersebut belum terkonfirmasi baik dari pihak Istana maupun Sri Mulyani sendiri.

    Isu ini merebak setelah rumah pribadi Sri Mulyani dikabarkan menjadi sasaran penjarahan saat aksi demonstrasi di Jakarta pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Saat peristiwa itu terjadi, Sri Mulyani disebut tidak berada di rumah, bahkan keberadaannya belum diketahui publik hingga saat ini.

    Seiring dengan itu, muncul pula kabar bahwa Sri Mulyani telah menghadap langsung Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan pengunduran dirinya.

    Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah isu tersebut. “Tidak,” katanya singkat ketika dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).

    Airlangga menegaskan Sri Mulyani masih aktif menjalankan tugasnya, bahkan menghadiri rapat kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo. “Ibu (Sri Mulyani) ikut kita rapat,” ucapnya.

    Meski begitu, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Istana maupun Sri Mulyani terkait isu pengunduran diri tersebut. (bs/fajar)