Category: Fajar.co.id Nasional

  • Pemuda Muhammadiyah Apresiasi Presiden Prabowo atas Evaluasi Program MBG

    Pemuda Muhammadiyah Apresiasi Presiden Prabowo atas Evaluasi Program MBG

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Affandi Affan menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto, yang dengan cepat mengambil langkah evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) pasca munculnya kasus keracunan di sejumlah daerah.

    Menurut Affandi, sikap presiden menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga keberlangsungan MBG sebagai salah satu agenda utama Asta Cita, khususnya dalam meningkatkan kualitas gizi anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

    “Pemuda Muhammadiyah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo. Evaluasi ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah serius memastikan MBG berjalan aman, sehat, dan bermanfaat bagi jutaan anak Indonesia,” ujar Affandi.

    Dalam kapasitasnya sebagai Managing Partner Serambi Law Firm, Affandi menambahkan, jika ditemukan adanya kelalaian atau perbuatan melawan hukum oleh pengelola dapur MBG, aparat penegak hukum perlu bertindak tegas demi keadilan dan perlindungan masyarakat.

    “Program ini adalah amanah besar bagi generasi penerus bangsa. Perbaikan harus berjalan beriringan dengan penegakan hukum agar tujuan mulia Presiden benar-benar terwujud,” ungkapnya.

    Affandi Affan menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah berdiri bersama pemerintah dalam memastikan keberlangsungan MBG. Evaluasi dan perbaikan sistem harus dipandang sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas program, menjaga integritas, serta memastikan generasi penerus bangsa mendapatkan hak gizi yang layak. (fajar)

  • Utamakan Keselamatan Siswa, Pemerintah Tutup Sementara SPPG Bermasalah

    Utamakan Keselamatan Siswa, Pemerintah Tutup Sementara SPPG Bermasalah

    “Kemudian diperintahkan semua kementerian, lembaga, pemda, pemangku kepentingan program MBG ikut dan aktif dalam proses perbaikannya. Kementerian, daerah, lembaga terkait juga harus bersama-sama aktif. Tidak menunggu, tapi aktif melakukan pengawasan,” ucap Zulhas.

    Zulhas menambahkan, setiap SPPG diwajibkan memiliki sertifikat laik higienis dan sanitasi (SLHS).

    “Memang sertifikat laik higienis dan sanitasi itu syarat. Tetapi setelah kejadian, sekarang mendapat perhatian khusus. Harus, atau wajib hukumnya, setiap SPPG punya SLHS. Harus. Karena kalau tidak ada, nanti kejadian lagi, kejadian lagi. Karena keselamatan anak-anak kita adalah perintah utama,” tuturnya.

    Selain itu, puskesmas dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diminta ikut aktif melakukan pemantauan rutin.

    “Kami sudah meminta juga Menteri Kesehatan untuk mengoptimalkan atau menginstitusikan puskesmas di seluruh tanah air, dan juga UKS, usaha kesehatan sekolah, untuk ikut secara aktif, tanpa diminta, aktif. Untuk ikut memantau SPPG secara rutin, berkala,” jelas Zulhas.

    Zulhas menegaskan langkah-langkah ini dilakukan secara terbuka agar masyarakat yakin makanan yang disajikan aman.

    “Semua langkah ini diambil secara terbuka agar masyarakat yakin bahwa makanan yang disajikan aman, bergizi bagi seluruh anak Indonesia,” tuturnya.

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menambahkan bahwa koordinasi akan berlanjut pada Senin (29/9) pagi.

    “Besok kami dari Kemendagri akan zoom meeting dengan seluruh kepala daerah, kemudian Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pendidikan, serta sekda. Nanti juga akan dihadiri langsung oleh Bapak Menkes yang akan memberikan arahan teknis kepada Kepala Dinas Kesehatan. Juga ada dari BGN,” pungkasnya. (fajar)

  • Viral Pesan Pamit Wartawan CNN dari Grup Istana Kepresidenan, Ini Isinya

    Viral Pesan Pamit Wartawan CNN dari Grup Istana Kepresidenan, Ini Isinya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jurnalis CNN Indonesia, Diana Valencia membuat heboh grup WhatsApp Istana Kepresidenan. Itu setelah pesan pamit dari grup tersebut tersebar dan viral.

    Pesan berantai itu diduga tersebar dari grup wartawan Istana Kepresidenan. Wartawan CNN tersebut ditengarai tidak bisa lagi meliput kegiatan presiden setelah ID Card-nya telah ditarik.

    Diana diduga dipermasalahkan Biro Pers Istana setelah bertanya kepada Presiden Prabowo Subianto soal permasalahan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pertanyaan itu dilontarkan Diana saat Presiden Prabowo tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (28/9).

    “Selamat malam, kakak2. Per malam ini saya bukan wartawan istana lagi karena ID Card saya sudah diambil oleh Biro Pers karena saya dinilai bertanya di luar konteks acara,” ucap Diana dalam pesan yang tersebar di media sosial.

    “Oleh karena itu, saya izin leave group ini. Terimakasih banyak, sampai bertemu di liputan lain,” sambungnya.

    Pesan itu menyita perhatian publik usai viral. Salah seorang jurnalis senior, Budiman Tanuredjo menilai penarikan ID Card peliputan tersebut tidak tepat. Sebab, jurnalis harus merespons setiap permasalahan publik.

    “Saya kira kebijakan ini tidak tepat. Sangat disayangkan,” kata Budiman dalam unggahan pada media sosial Instagram, Minggu (28/9).

    Budiman mengingatkan adanya langkah evaluasi dari kebijakan tersebut. “Semoga ada langkah koreksi,” tegasnya.

    Sementara, JawaPos.com (grup fajar.co.id) berupaya mengonfirmasi pihak Istana Kepresidenan soal viralnya pesan tersebut, tetapi tidak ada respons. (fajar)

  • Istana Cabut Identitas Pers Milik Wartawan CNN, LBH: Pembungkaman Terhadap Media

    Istana Cabut Identitas Pers Milik Wartawan CNN, LBH: Pembungkaman Terhadap Media

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Mustafa Layong menyoroti soal soal pencabutan identitas reporter CNN Indonesia yang dilakukan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

    Kartu itu diduga dicabut karena bertanya mengenai program makan bergizi gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “Bila itu benar karena motif pertanyaan MBG, itu penghalangan kerja jurnalistik,” ujar dia, Minggu (28/9).

    Mustafa menilai pencabutan kartu identitas merupakan upaya pembungkaman yang dilakukan oleh pemerintah terhadap pers. Dia khawatir cara-cara yang dilakukan Biro Pers membuat reporter hanya bekerja sebagai penyampai pesan Istana,, sehingga tidak bebas apalagi kritis dan mengawasi kerja pejabat.

    “Apalagi diatur apa yang boleh dan tidak boleh ditanyakan,” ujar dia.

    “Jangan sampai Prabowo tidak tahu karena jurnalis yang mau bertanya saja tidak boleh,” tuturnya.

    Kartu identitas reporter Istana milik seorang reporter CNN Indonesia diduga dicabut setelah bertanya mengenai program MBG kepada Presiden Prabowo di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (27/9).

    Kartu itu berfungsi sebagai akses untuk masuk dan meliput kegiatan Prabowo kepada reporter yang ditugaskan oleh pimpinan redaksi.

    Berdasarkan kesaksian sejumlah narasumber, repoter CNN bertanya soal MBG kepada Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma setelah melawat keempat negara selama 7 hari.

    “Makan bergizi gratis. Ada instruksi khusus engga untuk BGN, Pak?” ujar reporter itu.

  • Polemik Pagu Rp6.500, Dapur MBG di Panakkukang Kota Makassar Tutup, Pekerja Kehilangan Mata Pencaharian

    Polemik Pagu Rp6.500, Dapur MBG di Panakkukang Kota Makassar Tutup, Pekerja Kehilangan Mata Pencaharian

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Polemik pagu Rp6.500 per porsi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini merembet ke penutupan salah satu dapur.

    Dapur MBG Panakkukang 02 Makassar resmi ditutup oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    Kebijakan ini berimbas pada hilangnya pekerjaan sejumlah pekerja harian, sementara ratusan siswa penerima manfaat terpaksa membawa bekal sendiri ke sekolah.

    Mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Arifin Gassing, menilai pembatasan belanja Rp6.500 per anak tidak sejalan dengan arahan Presiden.

    “Saya juga tidak mengerti kenapa harus Rp6.500. Padahal jelas petunjuk Presiden lebih besar dari itu,” ujar Arifin (28/9/2025).

    Dampak langsung dirasakan pekerja dapur. Nurul Istiqomah, pencuci ompreng, kehilangan penghasilan sejak dapur ditutup.

    Hal serupa dialami Herlina dari tim persiapan dapur yang mengaku bingung karena tiba-tiba tak lagi memiliki pekerjaan.

    Salah seorang juru masak juga menyayangkan penutupan mendadak tersebut, sebab banyak pekerja hanya bergantung pada kegiatan MBG untuk mencari nafkah.

    Sektor pendidikan pun ikut terganggu. Kepala UPT SPF SD Negeri Tamamaung 1, Basora, menyebut distribusi MBG di sekolahnya yang mencakup 383 siswa sudah berhenti sejak ada imbauan resmi dari SPPG.

    Untuk sementara, pihak sekolah menginstruksikan siswa membawa bekal sendiri dari rumah.

    “Kalau datang kita terima, tidak datang mau bagaimana lagi. Tapi berharap ke depan lebih terarah,” ucapnya.

    Ia menjelaskan, informasi penghentian sudah lebih dulu disampaikan kepada orang tua agar tidak menimbulkan kebingungan.

  • Dokter Tifa Kembali Kaitkan Cuitan Lama Akun Fufufafa dengan Riwayat Pendidikan Wapres Gibran

    Dokter Tifa Kembali Kaitkan Cuitan Lama Akun Fufufafa dengan Riwayat Pendidikan Wapres Gibran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Neuroscience Behavior sekaligus Pegiat Media Sosial dr Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa kembali menyoroti soal riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Sorotan yang diberikannya kali ini dikaitkan dengan cuitan lama dari akun kaskus fufufafa.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Dokter Tifa membagikan cuitan lama dari akun fufufafa.

    Cuitan dari akun tersebut bicara soal lulusan dari SD yang SMP yang disebut ingin memiliki kehidupan mewah.

    Hanya saja, dalam cuitannya akun tersebut, ini menyindir soal lulusan yang memiliki keterampilan terbatas.

    “Lulusan sd-smp dengan keterampilan terbatas pengen hidup mewah,” tulis akun tersebut.

    Inilah yang disindir oleh Dokter Tifa yang percaya akun fufufafa ini dulunya milik Wapres Gibran.

    Ia membalas cuitan lama itu dengan bahasa jawa karena agak kesal dengan cuitan tersebut.

    “Ngomong sendiri tentang diri sendiri ketika sedang sendirian,  bahasa Jawanya “ndleming,” tulisnya dikutip Minggu (28/9/2025).

    “Saya ngga tahu kata bahasa Indonesia yang pas. Ada yang bisa bantu?,” terangnya.

    Untuk diketahui, sejumlah pegiat media sosial dan pakar IT mampu membuktikan bahwa akun Fufufafa tersebut adalah milik Gibran. Saat isu ini mencuat sudah banyak yang menyajikan bukti-bukti tersebut.

    Meski Menkominfo yang saat itu dijabat oleh Ketua Umum ProJo (relawan pro Jokowi), Budi Arie, membantahnya tetap saja bukti-bukti itu berseliweran. (Erfyansyah/fajar) 

  • Klarifikasi Isu Mandi dengan Air Galon, Menpar Widyanti Putri: Itu Mencoreng Nama Baik Hotel-hotel

    Klarifikasi Isu Mandi dengan Air Galon, Menpar Widyanti Putri: Itu Mencoreng Nama Baik Hotel-hotel

    Fajar.co.id, Jakarta — Beberapa waktu belakangan nama Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri, ramai jadi sorotan warganet.

    Pasalnya, dia dikabarkan meminta dibawakan air galon untuk dipakai mandi.

    Kabar itu pun beredar luas dan jadi gunjingan publik, terkhusus di media sosial.

    Sang Menteri pun kini mengklarifikasi isu tersebut. Klarifikasi itu tampak dalam video yang dibagikan akun instagram @antaranewscom.

    “Semua hotel itu ada air bersih dong Mas. Itu sangat bagaimana ya, bagi saya masalah itu bukan pada diri saya yang terganggu,” kata Widiyanti saat ditanya host.

    “Kenapa, karena saya melihat kalau ada isu harus mandi air galon berarti seluruh hotel-hotel di Indonesia tidak ada air bersih dong,” ujarnya, dikutip Minggu (27/9/2025)

    Kenyataannya, kata Menpar, tidak begitu. Isu tersebut dinilainya mencoreng nama baik hotel-hotel di Indonesia.

    “Jadi saya mesti luruskan bahwa isu itu tidak benar. Hanya karangan saja,” sebut Widiyanti.

    Meski demikian, Menpar mengaku tidak marah dengan ramainya isu itu.

    “Itu sudah risiko sebagai pejabat. Malah ada yang lebih parah. Selama itu bukan soal kinerja saya, saya rasa tidak perlu dipermasalahkan,” tegas Widiyanti. (sam/fajar)

  • Prof Surya Mahdi: Universitas Abal-abal dan Lembaga Nonformal Asing Rusak Pendidikan

    Prof Surya Mahdi: Universitas Abal-abal dan Lembaga Nonformal Asing Rusak Pendidikan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Akademisi asal Indonesia, Prof. Surya Mahdi dari University of Bristol, Inggris, mengkritik tajam praktik pendidikan yang tidak beres. Dia menyoroti kerja sama lembaga nonformal dan universitas asing yang hanya mengejar keuntungan.

    Hal tersebut diungkapkan Surya, menanggapi pernyataan Peneliti dan Dosen Melanie Bitenzorgy yang baru-baru ini viral mengungkap kejanggalan ijazah Gibran.

    Menurut Surya, banyak orang tua di Indonesia dimanfaatkan secara psikologis dan finansial. Mereka tergiur gelar cepat untuk anak-anak mereka.

    Prof. Surya menyebut kementerian terkait lambat menyikapi tren ini. Ia menyebut Kementerian Pendidikan Dasar-Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi kurang sigap.

    Anak usia 16 tahun bisa langsung kuliah tahun ketiga di luar negeri. Padahal tidak punya ijazah resmi seperti SMP atau SMA.

    “Anak saya masih di AS Level college. Tapi anak kenalan kami sudah kuliah tingkat tiga,” kata Prof Surya dikutip Sabtu, (27/9/2025).

    Ia heran anak tersebut bahkan tidak tahu apa itu A Level atau IB. Tapi tetap diterima oleh universitas di Inggris.

    Menurutnya, ada celah sistem yang dimanfaatkan. Beberapa universitas asing menjual program “franchise” pendidikan pra-universitas.

    Program ini dijual ke lembaga nonformal di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura. Lembaga itu bebas menerima siapa saja.

    Tesnya dilakukan internal oleh lembaga pemegang franchise. Tidak ada cek ijazah SMP atau SMA.

    “Siapa pun bisa ikut asal bayar dan lulus tes internal. Tidak ada standar resmi pendidikan,” jelasnya.

  • Diaspora Indonesia di Sydney Ungkap Gibran Hanya 6 Bulan di UTS, Dosen IPB: Berarti Suketnya Bodong

    Diaspora Indonesia di Sydney Ungkap Gibran Hanya 6 Bulan di UTS, Dosen IPB: Berarti Suketnya Bodong

    FAJAR.CO.ID, Jakarta — Sedang viral sebuah podcast yang mewawancarai seorang pria paruh baya bernama Ihsan. Dia adalah seorang diaspora Indonesia di Sydney.

    Ihsan bercerita, pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi beserta rombongan ke Sydney di tahun 2017, dia diminta bantuan oleh pihak KJRI untuk menemani Gibran, Selvi Ananda, dan Jan Ethes, untuk berkeliling Kota Sydney dengan menggunakan mobilnya.

    Gibran minta agar Ihsan mengantarnya ke UTS Insearch. Saat itu Gibran dengan polos bercerita kepada Ihsan bahwa dia pernah sekolah di situ tapi hanya sebentar, tidak sampai selesai, cuma 6 bulan.

    Pernyataan Ihsan tersebut mendapat respons dari dosen IPB, Meilanie Buitenzorgy, yang baru-baru ini viral membahas ijazah Gibran.

    “Wow! Ini benar-benar wow! Padahal dalam dokumen publik resmi di KPU maupun Kemensetneg, Gibran klaim menjalani pendidikan di UTS Insearch selama 3 tahun,” tulis Meilanie, dikutip dari akun media sosialnya.

    “Kalau orang-orang seperti saya hanya bisa menganalisis dengan berbekal berbagai informasi yang tersedia di domain publik, Pak Ihsan ini statusnya SAKSI MAHKOTA,” sambungnya.

    Meilanie mengaku baru saja di status kemarin dia bertanya-tanya, kenapa terkait riwayat pendidikan di UTS Insearch, yang dipamerkan Gibran ke publik hanya Surat Keterangan Penyetaraan keluaran Ditjen Dikdasmen saja? Sertifikat keluaran UTS Insearch-nya sendiri mana Bran?

    “Lalu…. BOOM! Muncul video kesaksian Pak Ihsan ini…,” tambahnya.

    Kalau kesaksian Ihsan ini benar adanya, lanjut Meilanie, artinya Gibran tidak punya Sertifikat UTS Insearch. Artinya, Surat Keterangan Penyetaraan UTS Insearch yang dikeluarkan Ditjen Dikdasmen adalah Suket BODONG!

  • Ribuan Anak Keracunan MBG, Elite Malah Tuding Sabotase? Made Supriatma: Tidak Pandai Menari, Lantai yang Dituduh Berjungkit

    Ribuan Anak Keracunan MBG, Elite Malah Tuding Sabotase? Made Supriatma: Tidak Pandai Menari, Lantai yang Dituduh Berjungkit

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) telah menyebabkan ribuan anak mengalami keracunan.

    Bahkan, informasi terbaru, sudah tembus 6.425 anak mengalami keracunan usai menyantap makanan yang jadi program andalan Prabowo-Gibran.

    Peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute, Antonius Made Tony Supriatma, turut menyoroti hal itu. Melalui akun media sosialnya, Made mengkritisi sikap elite.

    “Para elite mulai menginsinuasi bahwa keracunan MBG adalah karena ada sabotase. Mereka memang tidak menuduh secara langsung. Tapi idenya diajukan sehingga orang diharapkan orang percaya ada gerombolan yang mau mensabotase program mulia pemerintah ini,” ujar Made Supriatma, dikutip Sabtu (27/9/2025).

    Namun benarkah demikian? Ini seperti ‘tidak pandai menari, lantai yang dituduh berjungkit.’ Namun insinuasi sabotase ini sebenarnya ingin mengalihkan tanggungjawab kepada sesuatu yang tidak ada dalam kenyataan. Sama seperti pada bulan-bulan September seperti ini para penguasa negara ini membangun narasi ‘komunis’ sebagai biang penyakit negara ini.

    “Dengan cara demikian, para elite ini menghindar dari tanggungjawab atas kebijakannya sendiri. Kegagalan adalah karena sabotase pihak lain. Kebijakan Makan Bergizi Gratis ini adalah mulai, bagus, dan berjalan dengan baik,” sambung Made.

    Selain menginsinuasi, sebagian elit juga meremehkan kasus makan beracun ini. Kepala BGN mengatakan secara angka anak yang keracunan sangat kecil ketimbang jumlah makanan yang disajikan. Untuk dia, dari satu milyar porsi yang disajikan yang beracun hanya sekitar 7 ribu saja (angka terakhir) itu rasionya sangat kecil.