Category: Fajar.co.id Nasional

  • Guru Besar Unair Komentari Prof Sofian yang Tarik Ucapan Soal Ijazah Jokowi: Itu Irreversible, Tidak Bisa Dicabut

    Guru Besar Unair Komentari Prof Sofian yang Tarik Ucapan Soal Ijazah Jokowi: Itu Irreversible, Tidak Bisa Dicabut

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto angkat suara. Terkait eks Rektor UGM Prof Sofian Effendi yang menarik ucapannya soal ijazah Presiden ke-7 Jokowi.

    “Komunikasi itu irreversible, tidak bisa dicabut. Kalaupun ditarik agar dianggap tidak ada, keadaan yang terjadi tidak akan kembali seperti semula, sebelum ada pernyataan yang ditarik itu,” kata Henri dikutip dari unggahannya di X, Jumat (18/7/2025).

    Apalagi, kata dia, di era digital dengan medsos yang makin marak sebagai pilar terjadinya mass self communication. Yaitu komunikasi yang menyebar dengan cepat ke jutaan orang lewat self to self communication. Person to person communication dalam jaringan digital yang jejaknya sudah kemana mana.

    “Maka komunikasi yang sudah terjadi tdk bisa ditarik kembali oleh siapapun. Karenanya meniadakan dampak pesan yang tidak diharap, dari suatu pernyataan yang sudah masuk dalam jaringan komunikasi digital, tidak bisa menanggulanginya dengan cara menyuruh orang mencabut pernyataan,” jelasnya.

    “Tak bisa pula menyuruh yang bersangkutan membantah sendiri pernyataannya yang sebelumnya,” tambah Henri.

    Satu satunya yang lebih tepat, kata dia, adalah give the fact. Beri fakta fakta berdasar data apa adanya.

    “Never argue, jangan terlalu banyak memenuhi jaringan digital dengan argumentasi dan narasi tanpa bukti. Justru retorika yang berlebihan akan membuat publik makin tidak percaya,” terangnya.

    Menurut, hanya fakta berdasar kebenaran yang kuat yang bisa menghentikan keraguan dan perdebatan. Namun celaka jika pihak yang ingin memperbaiki citra memang ternyata tidak memiliki data berdasar fakta kebenaran,” ujarnga.

  • Guru Besar Unair Komentari Prof Sofian yang Tarik Ucapan Soal Ijazah Jokowi: Itu Irreversible, Tidak Bisa Dicabut

    Guru Besar Unair Komentari Prof Sofian yang Tarik Ucapan Soal Ijazah Jokowi: Itu Irreversible, Tidak Bisa Dicabut

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto angkat suara. Terkait eks Rektor UGM Prof Sofian Effendi yang menarik ucapannya soal ijazah Presiden ke-7 Jokowi.

    “Komunikasi itu irreversible, tidak bisa dicabut. Kalaupun ditarik agar dianggap tidak ada, keadaan yang terjadi tidak akan kembali seperti semula, sebelum ada pernyataan yang ditarik itu,” kata Henri dikutip dari unggahannya di X, Jumat (18/7/2025).

    Apalagi, kata dia, di era digital dengan medsos yang makin marak sebagai pilar terjadinya mass self communication. Yaitu komunikasi yang menyebar dengan cepat ke jutaan orang lewat self to self communication. Person to person communication dalam jaringan digital yang jejaknya sudah kemana mana.

    “Maka komunikasi yang sudah terjadi tdk bisa ditarik kembali oleh siapapun. Karenanya meniadakan dampak pesan yang tidak diharap, dari suatu pernyataan yang sudah masuk dalam jaringan komunikasi digital, tidak bisa menanggulanginya dengan cara menyuruh orang mencabut pernyataan,” jelasnya.

    “Tak bisa pula menyuruh yang bersangkutan membantah sendiri pernyataannya yang sebelumnya,” tambah Henri.

    Satu satunya yang lebih tepat, kata dia, adalah give the fact. Beri fakta fakta berdasar data apa adanya.

    “Never argue, jangan terlalu banyak memenuhi jaringan digital dengan argumentasi dan narasi tanpa bukti. Justru retorika yang berlebihan akan membuat publik makin tidak percaya,” terangnya.

    Menurut, hanya fakta berdasar kebenaran yang kuat yang bisa menghentikan keraguan dan perdebatan. Namun celaka jika pihak yang ingin memperbaiki citra memang ternyata tidak memiliki data berdasar fakta kebenaran,” ujarnga.

  • Islah Bahrawi Soal Pemangkasan Tarif AS: Terima Kasih Telah Hadirkan Keadilan

    Islah Bahrawi Soal Pemangkasan Tarif AS: Terima Kasih Telah Hadirkan Keadilan

    Tercatat, Indonesia berkomitmen untuk membeli produk energi senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS, serta 50 unit pesawat Boeing—mayoritas berjenis 777.

    Selain itu, kesepakatan ini juga membuka akses langsung bagi petani, peternak, dan nelayan asal Amerika untuk memasarkan produknya ke pasar Indonesia yang dihuni lebih dari 280 juta penduduk.

    Trump juga memperingatkan bahwa jika Indonesia melakukan re-ekspor barang dari negara lain yang tarifnya lebih tinggi, maka tarif tambahan akan diberlakukan.

    “Terima kasih kepada rakyat Indonesia atas persahabatan dan komitmennya dalam menyeimbangkan perdagangan kami,” ujar Trump dalam pernyataannya.

    Berdasarkan laporan The Guardian, nilai perdagangan kedua negara tercatat hampir mencapai 40 miliar dolar AS pada tahun 2024.

    Meskipun Indonesia belum masuk dalam daftar 15 mitra dagang utama, tren ekspor-impor antar kedua negara mengalami peningkatan.

    Ekspor Amerika ke Indonesia meningkat 3,7 persen, sedangkan barang dari Indonesia yang masuk ke AS naik 4,8 persen.

    Hal ini turut menyumbang defisit perdagangan barang AS terhadap Indonesia sebesar hampir 18 miliar dolar AS.

    April 2025, Trump sempat memberlakukan tarif 10 persen secara umum untuk hampir seluruh mitra dagang.

    Pada 7 Juli lalu, ia bahkan mengirim surat kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk memberitahukan bahwa tarif 32 persen akan diberlakukan mulai 1 Agustus. Namun, kebijakan tersebut kini direvisi dengan angka yang lebih rendah.

    (Muhsin/fajar)

  • Sorotan Tajam Amien Rais ke Jokowi, Ungkap Kejahatan Ijazah Palsu dan Praktik Makar

    Sorotan Tajam Amien Rais ke Jokowi, Ungkap Kejahatan Ijazah Palsu dan Praktik Makar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais memberikan kritikan tajam ke mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

    Amien Rais menyebut Jokowi tengah didera stres berat akibat isu ijazah palsu dan praktik “makar,”.

    Amien Rais menyampaikan kritikan melalui unggahan di akun YouTubenya. Ia menyebut Jokowi sebagai penipu rakyat.

    Ia kemudian mengaitkan prinsip-prinsip ini dengan isu ijazah palsu Jokowi yang menurutnya akan segera terungkap melalui proses pengadilan terbuka.

    Amien menyebut pihak-pihak yang menyamakan Jokowi dengan Nabi atau Khulafaur Rasyidin.

    “Pernyataan konyol itu sudah offside,” katanya, dikutip Jumat, (18/7/2025).

    Ia menduga, pujian-pujian tersebut muncul karena orang-orang tertipu oleh Jokowi. “Sandiwara Jokowi yang berlagak membela rakyat kecil,” tuturnya.

    Mantan Ketua MPR itu, secara terang-terangan menuduh Jokowi sebagai kejahatan makar. Bahkan, ia menyinggung beberapa ayat di Al-Quran terkait tindakan dugaan yang dilakukannya itu.

    “Tipu-tipu, pengelabuan, pembohongan seperti yang tertulis di Surah Ali Imran ayat 54, Al-Anfal ayat 30, dan Ibrahim ayat 46,” ujarnya.

    “Bangunan politik Jokowi yang didasarkan pada pilar-pilar kebohongan, ketakaburan, kemunafikan, dan lain-lain kini mulai runtuh secara meyakinkan,” jelasnya.

    Amien juga menilai bahwa tekanan psikologis akibat isu-isu ini membuat Jokowi sulit tidur dan tidak ada yang bisa menolongnya, bahkan Luhut Binsar Pandjaitan yang sebelumnya menjadi “problem solver” disebutnya tidak akan berani mengambil risiko.

  • BPS Tunda Rilis Data Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan di Indonesia, Ini Sebabnya

    BPS Tunda Rilis Data Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan di Indonesia, Ini Sebabnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Semula dijadwalkan diumumkan pada Selasa (15/7/2025) lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menunda rilis data kemiskinan dan tingkat ketimpangan di Indonesia.

    Informasi yang dihimpun, penundaan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas data yang akan disampaikan kepada publik.

    “Mohon maaf kami sampaikan bahwa, mengacu kepada pengumuman resmi BPS di website (www.bps.go.id), bersama ini kami sampaikan penundaan Rilis Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan,” demikian pernyataan resmi dari BPS yang diunggah pada Selasa (15/7/2025).

    BPS menyatakan penyesuaian ini dilakukan sebagai langkah memastikan ketepatan dan kualitas data yang dirilis, sehingga data yang diberikan kepada publik benar-benar akurat dan dapat dipercaya.

    “Dalam rangka memastikan ketepatan dan kualitas data, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menunda waktu rilis angka kemiskinan dalam beberapa waktu yang akan kami umumkan segera,” lanjut pernyataan tersebut.

    BPS menegaskan penyesuaian waktu rilis ini merupakan bagian dari komitmen lembaga dalam menghadirkan data dan informasi statistik yang berkualitas bagi seluruh pengguna data.

    “Penyesuaian ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data dan informasi statistik yang akurat dan terpercaya bagi seluruh pengguna data,” ujar BPS.

    Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi resmi kapan data rilis profil Kemiskinan di Indonesia Semester I-2025 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Semester I-2025. (bs-sam/fajar)

  • Data BPS: Ekspor Kemenyan Indonesia Nilainya Tembus Rp849 Miliar

    Data BPS: Ekspor Kemenyan Indonesia Nilainya Tembus Rp849 Miliar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencuri perhatian usai membahas ibu-ibu yang menggunakan parfum Gucci dan Louis Vuitton (LV).

    Hal tersebut disampaikan Gibran saat bicara di hadapan Peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan 68 Lemhanas, di Istana Wakil Presiden, pada 14 Juli 2025.

    Gibran mengaku hilirisasi kemenyan dan mengatakan bahwa parfum brand mewah menggunakannya sebagai bahan parfum. 

    Ia mengingatkan bahwa Indonesia menjual kemenyan secara mentah, yang pada akhirnya dimanfaatkan negara lain untuk membuat produk, termasuk parfum.

    “Saya pernah bicara masalah hilirisasi kemenyan banyak yang ketawa. Kemenyan itu sama berharganya dengan nikel,” kata Gibran dikutip dari YouTube Setwapres.

    “Ibu-ibu yang pakai parfum LV, Gucci, dan lain-lain itu dari kemenyan. Kita jualnya mentah terus,” tambahnya.

    Terkait kemenyan yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan parfum kemungkinan maksudnya merujuk pada frankincense atau benzoin.

    Ada fakta menarik lainnya, berdasarkan laporan BPS, volume ekspor kemenyan pada tahun 2024 mencapai 43.069 ton yang artinya turun sedikit dibanding volume 45.505 ton di mana nilai ekspornya naik menjadi Rp849 miliar yang sebelumnya Rp798 miliar di tahun 2024.

    Untuk negara-negara yang menjadi langganan Kemenyan di Indonesia ada China, Bangladesh, Mesir, India, hingga Mesir yang berdasar pada data Badan Pusat Statistik (BPS).

    Negara-negara ini memilih getah atau resin yang dihasilkan digunakan untuk kosmetik, makanan, hingga kedokteran.

  • Indonesia Bayar 19 Persen, Amerika Malah Gratis, Prabowo Pernah Bilang Jangan Mau Didikte Asing

    Indonesia Bayar 19 Persen, Amerika Malah Gratis, Prabowo Pernah Bilang Jangan Mau Didikte Asing

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia tampaknya tidak berkutik menghadapi tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

    Pasalnya, baru-baru ini, negosiasi antara Republik Indonesia (RI) dengan Amerika Serikat (AS) terkait bea impor telah disepakati.

    Hanya saja, kesepakatan itu dinilai membuat Amerika di atas angin, sementara Indonesia gigit jari.

    Donald Trump mengumumkan bahwa negaranya telah mencapai kesepakatan strategis dengan Indonesia yang memberikan akses penuh bagi pemerintah Negeri Paman Sam terhadap berbagai sumber daya Indonesia, termasuk tembaga.

    Pernyataan tersebut ia sampaikan usai berbicara langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami telah membuat kesepakatan dengan Indonesia. Saya berbicara dengan presidennya yang luar biasa, sangat populer, kuat, cerdas. Dan kami menyepakati perjanjian, kami mendapatkan akses penuh ke Indonesia, segalanya. Seperti yang Anda tahu, Indonesia sangat kuat dalam hal tembaga, dan sekarang kami punya akses penuh ke semua itu,” kata Trump dalam video yang kini beredar luas.

    Untuk ekspor, Indonesia harus bayar 19 persen. Sementara Amerika bebas mengekspor ke Indonesia dengan tarif 0 persen alias gratis.

    Selain itu, Indonesia juga disebut akan membeli minyak dan Gas Amerika senilai Rp224 Triliun, membeli produk pertanian dari Amerika sebesar Rp73 Triliun, dan membeli 50 pesawat Boeing yang nilainya Rp285 Triliun.

    Terkait hal itu, publik pun kecewa dengan kebijakan Presiden Prabowo yang dinilai justru bertolak belakang dengan pernyataannya beberapa waktu lalu yang meminta kabinet tidak tunduk pada kepentingan asing.

  • Jokowi Jarang Hadir di Forum PBB, Puan: Itu di Periode Lalu, Sekarang Prabowo Lebih Aktif

    Jokowi Jarang Hadir di Forum PBB, Puan: Itu di Periode Lalu, Sekarang Prabowo Lebih Aktif

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Yusuf Dumdum, menyinggung pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani, terkait absennya Indonesia dalam beberapa forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belakangan ini.

    Dikatakan Yusuf, respons Puan terhadap isu tersebut terbilang lugas dan tanpa basa-basi.

    “Jawaban mba Puan Maharani cukup singkat, padat, jujur, dan makjleb,” kata Yusuf di X @yusuf_dumdum (17/7/2025).

    Ia berharap pernyataan itu bisa diterima dengan kepala dingin dan tidak menimbulkan perasaan tersinggung dari pihak mana pun.

    “Semoga gak ada yang baper,” tandasnya.

    Sebelumnya, Anies Rasyid Baswedan, memberikan singgungan terhadap ketidakhadiran Indonesia di forum-forum penting dunia, terutama Sidang Majelis Umum PBB.

    Dalam pidatonya di Rapimnas Ormas Gerakan Rakyat, Minggu (13/7/2025), Anies berbicara soal absennya Presiden RI selama satu dekade terakhir dalam forum tersebut dan hanya mengutus Menteri Luar Negeri sebagai perwakilan.

    “Bertahun-tahun Indonesia absen di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri,” ujarnya.

    Ia mengibaratkan posisi Indonesia sebagai negara besar yang tak ikut rapat kampung, meski memiliki peran strategis.

    “Kita warga kampung, rumahnya nomor empat terbesar. Tapi rapat kampung tidak pernah datang. Iuran tetap bayar, tapi tidak aktif,” sindirnya.

    Anies menilai, ketidakhadiran itu menunjukkan lemahnya peran diplomasi aktif Indonesia. Ia mendorong agar pemerintahan ke depan lebih hadir dan terlibat di panggung internasional.

    Sementara itu, Puan Maharani yang dimintai tanggapan mengenai hal tersebut mengatakan bahwa ia melihat ada harapan berbeda pada Presiden saat ini.

  • Palti Hutabarat: Kalau Prof Sofian Effendi Benar, Bangsa Ini Sudah Kena Tipu Habis-habisan

    Palti Hutabarat: Kalau Prof Sofian Effendi Benar, Bangsa Ini Sudah Kena Tipu Habis-habisan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Belakangan ini publik Indonesia kembali digemparkan oleh fakta terbaru terkait dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.

    Setelah Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, bersama teman-teman alumni yang tergabung dalam Relagama Bergerak mengunjungi kediaman Prof. Sofian Effendi, muncul lagi fakta baru.

    Sofian yang merupakan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), mengatakan bahwa Jokowi tidak ada dalam daftar alumni 1985.

    Menanggapi hal tersebut, mantan relawan Ganjar Pranowo, Palti Hutabarat, menyebut bahwa pernyataan itu merupakan hal yang mengejutkan.

    “ini mengejutkan bagi kita semua,” kata Palti kepada fajar.co.id, Kamis (17/7/2025).

    Palti bilang, jika apa yang diungkapkan Sofian benar, maka bangsa Indonesia selama sepuluh tahun terakhir menjadi korban penipuan.

    “Kalau ini benar, maka akan menjadi sebuah tragedi besar bangsa ini yang sudah kena tipu habis-habisan,” tandasnya.

    Sebelumnya, Sofian menyinggung dugaan manipulasi data akademik saat Pratikno menjabat sebagai Rektor UGM.

    Ia menyebutkan bahwa nilai akademik Jokowi kala itu berada di bawah standar kelulusan.

    “Jadi pada waktu Pratikno jadi Rektor, kan dia mengatakan, dia yang menjadikan Jokowi alumni UGM,” ucap Sofian.

    Ia bahkan menyebut adanya dugaan perubahan nilai, penambahan dokumen skripsi, hingga rekayasa data akademik agar Jokowi bisa diakui sebagai lulusan.

    “Doa aturlah semua, yang dulu nilainya itu di bawah dua IPK-nya, kemudian diubah-ubah nilai itu. Kemudian ditambah sehingga dia lulus program sarjana, dimasukkan nilainya, dan skripsinya dimasukkan,” ungkapnya.

  • Mantan Rektor UGM Tegaskan Jokowi Tidak Punya Ijazah Sarjana, Diduga yang Beredar Milik Saudara Ipar Meninggal pada 2018

    Mantan Rektor UGM Tegaskan Jokowi Tidak Punya Ijazah Sarjana, Diduga yang Beredar Milik Saudara Ipar Meninggal pada 2018

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kasus tuduhan ijazah palsu Presidenke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kian panas. Kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan. Sejumlah tokoh yang pernah terkait dan mengetahui satu demi satu muncul membuat pengakuan di ranah publik

    Terbaru, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi, mengungkapkan hal mengejutkan. Kata dia, Jokowi tidak pernah lulus sebagai sarjana penuh (S1) dari UGM.

    Prof. Sofian menyebut Jokowi hanya menyelesaikan program sarjana muda (B.Sc) dan tidak memenuhi syarat untuk ujian skripsi.

    “Jokowi ini, menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan juga, itu pada tahun 1980-an tidak lulus. Saya lihat di dalam transkrip nilai yang ditampilkan oleh Polri, IPK-nya itu tidak sampai 2,” ujar Sofian dalam wawancara bersama pakar digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar, dikutip pada Kamis (17/7/2025).

    “Kalau dia mengatakan ‘saya punya ijazah asli’, ya mungkin B.Sc itu. Tapi kalau ijazah sarjana, enggak punya dia,” tegasnya lagi.

    Yang lebih mencengangkan lagi, Prof. Sofian menguak bahwa skripsi yang diklaim milik Jokowi tidak pernah diuji dan tidak memiliki tanda tangan pembimbing, bahkan diduga merupakan hasil contekan pidato ilmiah Prof. Sunardi.

    “Prof. Sunardi baru pulang dari Kanada, dia bikin makalah mengenai pengembangan industri kayu. Dan itu yang dipakai Jokowi (sebagai skripsi), tapi tidak pernah diuji. Kosong semua tanda tangan pembimbingnya,” lanjutnya.

    Menurutnya, ijazah yang beredar saat ini diduga milik Hari Mulyono, saudara ipar Jokowi, yang meninggal pada 2018.