Category: Detik.com Otomotif

  • Pilot dan Nakhoda Wajib Sekolah, Tapi Sopir Truk dan Bus? Cuma Belajar dari Jalanan!

    Pilot dan Nakhoda Wajib Sekolah, Tapi Sopir Truk dan Bus? Cuma Belajar dari Jalanan!

    Jakarta

    Plt Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menyoroti pengemudi bus dan truk di Indonesia.

    MenurutWildan, para pengemudi ini belum mendapat pemahaman dan pelatihan langsung dari sekolah mengemudi. Pasalnya, hingga kini Indonesia memang belum memiliki sekolah khusus untuk pengemudi bus dan truk. Alhasil, sebagian besar sopir belajar secara otodidak alias mandiri.

    KNKT mencatat bahwa salah satu faktor penyebab maraknya trukoverdimension dan overload (ODOL) di Indonesia adalah kurangnya pendidikan dan pelatihan formal bagi para pengemudi truk.Wildan pun membandingkan situasi ini dengan proses pendidikan bagi pilot pesawat terbang dan nakhoda kapal laut.

    “Bagaimana mekanisme sertifikasi seorang pilot, mulai dari proses belajar untuk memperoleh Student License Pilot. Kemudian saat diizinkan membawa pesawat pribadi melalui Private License Pilot dan setelah terbang 1.500 jam, baru boleh ikut sertifikasi untuk dapat Commercial License Pilot. Setelah dapat sertifikat license, pilot tak serta merta bisa menerbangkan semua pesawat, harus memperoleh sertifikat buat setiap jenis pesawat yang akan diterbangkan karena setiap pesawat beda merk beda tipe teknologinya bisa berbeda,” tulis Wildan dalam keterangannya.

    Polisi melakukan penindakan terhadap truk ODOL di Subang Foto: Istimewa

    “Demikian juga di kapal, bagaimana seorang nakhoda harus memperoleh sertifikasi melalui ANT 5 sampai dengan ANT 1, demikian pula dengan masinis kereta. Mereka semua yang mengendalikan alat transportasi benar benar dipersiapkan untuk dapat memahami alat transportasinya, lintasan, serta bahaya bahaya yang akan dihadapinya,” sambung Wildan.

    Selama lebih dari 20 tahun, kataWildan, Indonesia belum pernah memiliki sekolah mengemudi khusus bagi sopir bus dan truk. Padahal kendaraan-kendaraan tersebut memiliki tipe, merek, dan teknologi yang berbeda-beda.

    Sistem rem saja bisa menggunakan hidrolik, pneumatik, atau kombinasi keduanya. Belum lagi teknologi kendaraan yang kini tak lagi sebatas otomotif, tapi sudah menjurus ke ototronik, mekatronik, dan bahkan kendaraan listrik.

    “Pengemudi bus dan truk di Indonesia selama ini belajar secara otodidak, dari teman-temannya dan lain-lain. Tidak ada yang belajar secara terstruktur, sebagaimana di moda lainnya. Oleh sebab itu KNKT membuat rekomendasi ke pemerintah, agar segera membuat sekolah pengemudi bagi pengemudi bus dan truk,” tambah Wildan.

    KNKT mencontohkan kasus di Bekasi, di mana sebuah truk trailer membawa muatan 50 ton dengan total berat mencapai lebih dari 70 ton. Padahal, truk itu hanya menggunakan mesin berkekuatan 260 PS yang sejatinya dirancang untuk beban maksimal 35 ton.

    Plt Kepala Subkomite Moda Investigasi LLAJ KNKT Ahmad Wildan Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng

    “Pengemudi melakukan perbuatan overloading ini bukan lantaran dia seorang pemberani, melainkan dia tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang power weight to ratio. Risiko apa saja yang akan dihadapi ketika dia melakukan itu. Itulah sebabnya, KNKT menyarankan agar dalam pemberantasan truk ODOL, selain upaya penegakan hukum, pemerintah juga melakukan edukasi kepada pengemudi yang diawali dengan membuat sekolah mengemudi bagi pengemudi bus dan truk,” sambungnya.

    Hal ini selaras amanah Pasal 77 (ayat 4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan bahwa, untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum, calon Pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengemudi angkutan umum.

    “Sekolah Mengemudi wajib diadakan untuk mendapatkan pengemudi yang profesional dan Diklat Pengemudi untuk pengemudi sekarang agar lebih berkualitas. Tentunya harus disertai dengan upah minimal yang mensejahterakan agar dalam mengoperasikan kendaraan dengan nyaman dan aman,” tukas Wildan.

    (lua/mhg)

  • Tampang Motor Listrik Can-Am yang Harganya Nyaris Setara 2 Unit Avanza

    Tampang Motor Listrik Can-Am yang Harganya Nyaris Setara 2 Unit Avanza

    Tampang Motor Listrik Can-Am yang Harganya Nyaris Setara 2 Unit Avanza

  • Prabowo Minta TKDN Diperlonggar, AION Indonesia Tetap Komit Rakit Mobil di RI

    Prabowo Minta TKDN Diperlonggar, AION Indonesia Tetap Komit Rakit Mobil di RI

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto meminta aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) diubah agar lebih fleksibel. Lantas bagaimana tanggapan Indomobil Group sebagai perusahaan yang menaungi merek mobil listrik GAC AION di Indonesia?

    Perlu diingat bahwa Prabowo sempat meminta untuk mengkaji ulang aturan TKDN di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Pusat awal April 2025.

    “Kita harus realistis. TKDN dipaksakan ini akhirnya kita kalah kompetitif,” ujar Prabowo kala itu.

    Prabowo mengaku setuju seandainya aturan TKDN dibuat fleksibel untuk membuat Indonesia lebih punya daya saing. Namun, dia tidak merinci permintaan yang dimaksud.

    Menanggapi hal ini, Direktur Indomobil Group, Andrew Nasuri menyebutkan bahwa mereka sudah memastikan aturan TKDN tersebut tetap akan ada.

    “Saya sudah bicara dengan (Kementrian) Perindustrian, dan menurut pihak relasi kami di Perindustrian itu (aturan) TKDN tetap akan ada. Jadi tidak ada pergantian. Jadi untuk kendaraan di Indonesia ini peraturan TKDN itu masih sama jadi gaada ganti,” ujar Andrew kepada detikcom di Shanghai, China beberapa waktu lalu.

    Indomobil Group juga sempat menyinggung investasi yang sudah mereka gelontorkan untuk membuat fasilitas produksi dan mengejar target TKDN.

    “Ya kalau enggak (perlu TKDN tinggi), kan, kasian semuanya udah invest,” jelasnya.

    Di sisi lain, Indomobil Group mengklaim sudah paham dengan kemauan pemerintah untuk menyukseskan industri lokal. Hal tersebut yang mendorong mereka untuk tetap menjaga komitmen membuat fasilitas produksi.

    Tak tanggung-tanggung, Indomobil Group juga sudah membuat kesepakatan dengan GAC AION sebelum mereka mulai menjual produknya di Indonesia. Salah satu kesepakatannya adalah merakit mobil asal China tersebut di dalam negeri.

    “Jadi sih kalau kami Indomobil sudah sangat mengerti peraturan dan kemauan pemerintah untuk mendukung industri lokal, jadi dari awal pun AION kami itu sudah bicara sama AION bahwa harus ada CKD di Indonesia, baru kami mau launching mereknya,” jelas Andrew.

    (mhg/lua)

  • Pengendara Mobil BYD Kabur Usai Tabrak Chevrolet, Begini Kronologinya

    Pengendara Mobil BYD Kabur Usai Tabrak Chevrolet, Begini Kronologinya

    Jakarta

    Terjadi kecelakaan tabrak lari yang dilakukan pengemudi mobil BYD terhadap mobil Chevrolet. Selain bikin rusak sejumlah bagian bodi Chevrolet, kecelakaan tabrak belakang ini juga bikin bayi dua bulan mengalami luka ringan. Seperti apa kronologinya?

    Dikutip dari detikNews, polisi masih menyelidiki kasus kecelakaan antara mobil BYD, dengan mobil Chevrolet terjadi di Tol Sedyatmo, Pluit, Jakarta Utara. Polisi saat ini sudah mengantongi alamat sopir BYD yang sempat kabur usai tabrakan.

    “Sementara sudah dapat alamatnya (pemilik BYD),” kata Wadirlantas AKBP Argo Wiyono saat dihubungi, Minggu (4/5/2025).

    Argo belum merinci pemilik kendaraan sesuai dengan pelat nomor kendaraan yang tertinggal di lokasi kejadian. Saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman.

    Kronologi Kecelakaan

    Kasat PJR Polda Metro Jaya, Kompol Dhanar Dono sebelumnya mengatakan kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu (3/5) dinihari pukul 00.24 WIB. Dia menjelaskan kejadian kecelakaan terjadi di Km 22.00 B atas arah Jaya.

    “Kedua kendaraan dari arah Kamal berjalan menuju Jaya, di Km 22 B atas arah Jaya, kendaraan Chevrolet berada di jalur satu ditabrak oleh kendaraan BYD dan keluar jalur, posisi terakhir di bahu jalan,” kata Kompol Dhanar kepada wartawan, Sabtu (3/5).

    Dia menjelaskan selepas menabrak mobil Chevrolet yang dikemudikan oleh Choirul Ilyas, kendaraan mobil listrik BYD dengan nomor polisi B 1547 BNV kabur meninggalkan lokasi. Namun, tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) diduga milik mobil listrik BYD tersebut tertinggal di lokasi kejadian.

    Akibat kecelakaan ini, bayi berusia dua bulan yang berada di dalam mobil Chevrolet mengalami luka ringan dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sedang mobil Chevrolet mengalami kerusakan pada bagian belakang.

    “Korban seorang bayi berusia 2 bulan bernama C luka ringan. Kendaraan Chevrolet mengalami kerusakan bagian body kiri dan bagian belakang serta ban kanan pecah,” ujar Dhanar.

    GAIS BANTUIN VIRALIN/CARI ORANG YANG PAKE PLAT MOBIL
    INI

    (B 1547 BNV)

    PELAKU TABRAK LARI, KORBANNYA ADA BAYI. KASIAN BANGETTTT pic.twitter.com/focaB4atYE

    — kang rituit (@_p0tterheads) May 3, 2025

    (lua/mhg)

  • Honda ADV 160 Versi 2025 Meluncur, Ada Pilihan Warna Baru

    Honda ADV 160 Versi 2025 Meluncur, Ada Pilihan Warna Baru

    Jakarta

    Honda ADV 160 versi terbaru resmi diperkenalkan di Malaysia dengan pilihan warna baru. Skutik petualang ini hadir dalam dua varian, versi Standard dan Special Edition (SE), dengan harga masing-masing RM 13.249 (Rp 51,1 juta) dan RM 13.549 (Rp 52,3 juta). Harga itu belum termasuk pajak jalan, asuransi, serta biaya registrasi kendaraan.

    Dikutip dari laman Paultan, Pembaruan utama terletak pada skema warna. Untuk ADV 160 Standard, tersedia dua pilihan baru: Matte Black dan Red, melengkapi warna White yang sudah ada sebelumnya.

    Honda ADV 160 2025 Foto: Dok. Honda

    Sementara itu, ADV 160 Special Edition mendapatkan tambahan warna Grey, mendampingi opsi Matte Green yang sudah lebih dulu tersedia. Seluruh varian dengan warna baru ini akan tersedia di jaringan dealer Honda di Malaysia mulai 8 Mei 2025.

    Dari sisi spesifikasi, tidak ada perubahan besar. ADV 160 tetap dibekali mesin eSP+ satu silinder 156,9 cc berpendingin cairan dengan sistem injeksi PGM-Fi. Tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 15,82 dk pada 8.500 rpm dan torsi 14,7 Nm pada 6.500 rpm. Tenaga disalurkan ke roda belakang melalui transmisi CVT dengan penggerak V-belt.

    Fitur keselamatan tetap menjadi salah satu nilai jual ADV 160, dengan penggunaan rem cakram depan-belakang dan sistem ABS di roda depan (satu channel) sebagai standar. Suspensinya menggunakan garpu teleskopik di depan dan peredam ganda di belakang dengan tabung reservoir yang bisa disesuaikan preload-nya.

    Honda ADV 160 2025 Foto: Dok. Honda

    ADV 160 memiliki tinggi jok 780 mm dan ruang penyimpanan di bawah jok sebesar 30 liter, cukup luas untuk menyimpan helm atau barang bawaan. Kapasitas tangki mencapai 8,1 liter, dengan bobot total 133 kg. Fitur lainnya termasuk windshield yang bisa disetel manual, Honda Smart Key dengan alarm anti-pencurian, serta port USB buat pengisian daya perangkat elektronik. Honda juga membekali motor ini dengan fitur Emergency Stop Signal (ESS) yang menyalakan lampu hazard saat pengereman mendadak terdeteksi.

    Jika dibandingkan dengan pasar Indonesia, Honda ADV 160 saat ini dibanderol mulai Rp 37,2 jutaan untuk tipe CBS dan Rp 40,3 jutaan untuk model ABS (OTR Jakarta). Secara spesifikasi, ADV 160 di Indonesia dan Malaysia relatif serupa. Namun, model di Malaysia mendapat penyesuaian warna yang lebih menarik.

    (lua/mhg)

  • Tampil Bagus di Awal Musim, Alex Dinilai Bisa Gantikan Pecco di Tim Pabrikan Ducati

    Tampil Bagus di Awal Musim, Alex Dinilai Bisa Gantikan Pecco di Tim Pabrikan Ducati

    Jakarta

    Alex Marquez tampil gemilang di awal musim 2025. Pebalap Ducati Gresini Racing itu mengoleksi 1 kemenangan dan 4 podium yang membuatnya kini bertengger di puncak klasemen sementara MotoGP 2025. Alex pun dinilai layak menggantikan posisi Francesco ‘Pecco’ Bagnaia di tim pabrikan Ducati Lenovo, sekaligus menemani kakaknya, Marc Marquez.

    “Situasi paddock Ducati sangat liar, orang-orang mulai berkata: mungkin Alex seharusnya berada di tim pabrikan menemani saudaranya Marc?,” tanya Suzi Perry dari website TNT Sports. Pengamat MotoGP Michael Laverty pun menjawab pertanyaan itu. Kata Laverty, Alex memiliki paket motor dan bakat yang bagus. Sementara Pecco harus berjuang untuk menemukan performa terbaiknya kembali seperti saat dia menjuarai MotoGP musim 2022 dan 2023.

    Francesco ‘Pecco’ Bagnaia Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu

    “Alex punya paket yang bagus. Pecco butuh sesuatu untuk bisa bertarung. Dia (Pecco) mungkin bisa menerima Marc, sebagai juara delapan kali, datang dan mencuri perhatian. Tapi bagaimana dengan Alex? Itu pukulan yang lebih berat bagi karier Pecco,” bilang Laverty.

    Jika melihat tangga klasemen, Pecco memang kalah dari dua bersaudara, Alex dan Marc. Pecco saat ini menempati peringkat ketiga dan berjarak 20 poin dari Alex. Selisih poin itu memang tidak jauh dan masih sangat bisa dikejar. Namun mengingat status Pecco sebagai pebalap tim pabrikan Ducati Lenovo membuat posisi tersebut tak dapat diterima.

    Laverty menambahkan, saat ini Alex telah keluar dari bayang-bayang sang kakak. Ketika masih menjadi rekan satu tim di Ducati Gresini Racing, sinar Alex tertutup sinar Marc.

    “Alex telah keluar dari bayang-bayang Marc tahun ini. Saat mereka menjadi rekan satu tim, Marc lebih kuat, gaya Alex tidak cocok dengan GP23,” Laverty menganalisis. “Tahun ini, bintang-bintang MotoGP telah sejajar. Dia telah mendapatkan status pemimpin di timnya bersama Fermi Aldeguer, seorang pemula, di sampingnya,” tambahnya.

    “Dia masih sangat rendah hati dalam ekspektasinya. Dia masih belum cukup agresif dengan saudaranya. Namun dengan orang lain, dia sangat agresif. Dia seperti seorang iblis yang sedang menahan diri,” kata Laverty lagi.

    Jika Alex terus menampilkan performa konsisten sepanjang MotoGP 2025, dan Pecco tak kunjung menemukan performa terbaiknya, bukan tidak mungkin Alex akan direkrut ke tim pabrikan Ducati Lenovo musim depan.

    (lua/mhg)

  • Tantang Pindad Maung, MAB Hadirkan Mobil Listrik Militer

    Tantang Pindad Maung, MAB Hadirkan Mobil Listrik Militer

    Jakarta

    Pada ajang Perikilindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025, PT Mobil Anak Bangsa (MAB) memamerkan beberapa mobil listrik yang menarik. Salah satu yang tampil mencolok adalah jip militer MAB Birawa.

    Dari perangainya sebagai ‘mobil anak bangsa’, tentu MAB Birawa ini bermain di segmen yang serupa dengan Pindad Maung. Apalagi dengan tampilannya yang dirancang sebagai mobil listrik militer.

    MAB Birawa Military Jeep dipamerkan di PEVS 2025 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    MAB Birawa hadir dengan ukuran yang tidak kecil. Panjang totalnya 4.490 mm, lebar 1.825 mm, dan tinggi 1.950 mm. Hadir dengan bodi modular yang dapat dilepas-pasang bagian atap hingga pintunya, Birawa diplot untuk dapat diisi oleh lima orang.

    Sebagai sebuah jip militer, MAB Birawa dirancang dengan sumbu roda berjarak 2.600 mm dan ground clearance 225 mm. Dalam lembar spesifikasinya, disebutkan bahwa Birawa dilengkapi dengan sok depan double-wishbone independen dan belakang pakai model dependent dengan tapered stiffness spring.

    Untuk dapur pacunya, MAB Birawa dilengkapi dengan motor listrik tunggal Permanent Magnet Synchronous Motor. Diklaim, tenaganya maksimalnya 160 HP dan torsi 350 Nm. Dengan motor listrik ini, Birawa dapat berlari hingga kecepatan maksimal 150 km per jam.

    MAB Birawa dilengkapi dengan baterai berdaya 43 kWh. Baterai yang digunakannya berjenis CATL Lithium dan jika terisi penuh dapat menempuh jarak 150 km. Di atas kertas terlihat performa motor hingga daya jelajah MAB Birawa masih perlu ditingkatkan sebagai jip militer.

    MAB Birawa Military Jeep dipamerkan di PEVS 2025 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Kendati demikian, baterai MAB Birawa ini diklaim dapat dicas dengan cepat dengan charger DC yang sudah pakai jenis colokan CCS2. Terlebih, mobil listrik ini juga sudah dilengkapi dengan rem ABS dan EBD. Selain itu ada juga pengontrol traksi, hill descent control, dan fitur lainnya.

    Saat ini MAB Birawa masih dalam pengembangan dan belum dijual. Namun diklaim bahwa versi produksi massalnya kelak tidak akan banyak berbeda ketimbang versi yang dipamerkan di PEVS 2025.

    (mhg/lua)

  • Thailand Kasih Insentif 5% untuk Mobil PHEV, Indonesia Bagaimana?

    Thailand Kasih Insentif 5% untuk Mobil PHEV, Indonesia Bagaimana?

    Jakarta

    Pemerintah Thailand resmi mengumumkan kebijakan insentif pajak sebesar 5% terhadap mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dalam upaya mempercepat transisi ke kendaraan ramah lingkungan.

    Dilansir dari Nation Thailand, pada Selasa (26/4/25) lalu kabinet Thailand menyetujui perombakan signifikan terhadap sistem bea cukai untuk kendaraan PHEV.

    “Berlaku mulai 1 Januari 2026, PHEV yang mampu menempuh jarak sedikitnya 80 kilometer dengan sekali pengisian daya listrik akan mendapatkan tarif cukai yang lebih rendah sebesar 5%,” tulis National Thailand dalam laporannya.

    Disebutkan bahwa adanya syarat ini, untuk menciptakan perbedaan yang jelas antara pajak kendaraan hybrid dengan kendaraan PHEV. Di mana, jangkauan berkendara listrik menjadi kriteria utama dalam pemberian insentif.

    Sebelumnya, pemerintah Thailand sempat mengatur insentif ini berlaku untuk kendaraan PHEV yang punya kapasitas tangki BBM 45 liter.

    Namun syarat tersebut dibatalkan lantaran dianggap menciptakan komplikasi yang tidak perlu dan menghambat daya tarik PHEV bagi masyarakat. Tak tanggung-tanggung, pemerintah Thailand juga mencoba menarik investasi yang besar di industri otomotif dalam hal produksi kendaraan PHEV di negaranya.

    Dilansir dari Reuters, Thailand sudah berencana untuk menawarkan insentif pajak bagi pabrikan yang hendak memproduksi kendaraan PHEV per awal tahun 2026 nanti.

    Perlu diketahui bahwa kendaraan PHEV ini umumnya memadukan mesin berbahan bakar fosil konvensional dengan baterai serta motor listrik. Namun bedanya dengan mobil hybrid biasa, PHEV memungkinkan penggunanya untuk langsung mengecas baterai dengan charger eksternal.

    Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Faisal Fahriansyah / 20detik

    Insentif Pajak PHEV di Indonesia

    Tak hanya mobil listrik, beberapa pabrikan juga sejatinya sudah giat untuk memasarkan kendaraan PHEV-nya di Indonesia. Beberapa mobil bahkan sudah mengaspal cukup lama, seperti Mitsubishi Outlander PHEV, hingga Lexus RX 450h+ Luxury PHEV.

    Pemerintah Indonesia punya program insentif serupa Thailand untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini. Namun tak sebesar Thailand, Indonesia saat ini hanya memberikan insentif sebesar 3% untuk mobil hybrid, termasuk PHEV.

    “Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang ditanggung Pemerintah atas penyerahan LCEV tertentu yang memenuhi ketentuan sebesar 3% (tiga persen) dari Harga Jual,” demikian bunyi pasal 15 ayat (2) PMK No. 12 Tahun 2025. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang ditanggung Pemerintah diberikan untuk Masa Pajak Januari 2025 sampai dengan Masa Pajak Desember 2025.

    Aturan insentif pajak mobil hybrid ini bisa dikenakan kepada kendaraan yang diproduksi di dalam negeri atau memiliki tingkat komponen dalam negeri. Sehingga hingga berita ini dimuat belum ada model PHEV, yang saat ini dijual di Indonesia, yang berhak mendapat insentif tersebut.

    (mhg/lua)

  • Bos Toyota Sebut Mobil Listrik Tak Selalu Ramah Lingkungan, Ini Sebabnya

    Bos Toyota Sebut Mobil Listrik Tak Selalu Ramah Lingkungan, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Chairman Toyota Motor Corp. Akio Toyoda menilai mobil listrik tak selalu ramah lingkungan. Bahkan dalam proses pembuatannya, mobil listrik bisa meningkatkan emisi karbon.

    Pernyataan itu dikatakan langsung oleh Toyoda dalam sebuah wawancara dengan Automotive News, menyusul penghargaan Centennial Automotive News yang diterima Toyoda.

    Dalam wawancara tersebut Toyoda menegaskan bahwa, fokus utama Toyota adalah mengurangi karbon dioksida melalui berbagai cara. Toyota menyebut prinsipnya itu sebagai pendekatan Multi-Pathway, yakni menyajikan beragam pilihan mobil dengan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien bahan bakar.

    “Ketika istilah netralitas karbon menjadi populer, kami sebagai perusahaan mengatakan bahwa musuh utama kami adalah karbon. Kami harus fokus pada apa yang dapat kami lakukan segera untuk mengurangi (pencemaran) karbon dioksida. Itulah dasar keputusan kami. Keputusan ini tidak berubah dan tidak akan pernah berubah,” tegas Toyoda.

    Toyoda pun menyinggung sejarah Toyota sebagai produsen yang merintis mobil hybrid pertama di dunia. Mobil hybrid Toyota yang meluncur pertama kali pada 1997 lalu, telah menjadi salah satu model yang populer di dunia. Mobil Toyota yang menggabungkan mesin bensin dan listrik tersebut telah terjual sekitar 27 juta unit di seluruh dunia.

    Lanjut Toyoda menambahkan, jika mengacu pada prinsip netralitas karbon, mobil hybrid dan mobil listrik full baterai (BEV) sama-sama menghasilkan emisi karbon. Buat mobil listrik full baterai, emisi karbon bisa dihasilkan saat proses pembuatannya di pabrik. Sebab di pabrik masih menggunakan energi dari pembangkit listrik yang tak ramah untuk lingkungan.

    “Kami telah menjual sekitar 27 juta kendaraan hybrid (di seluruh dunia),” ungkap Toyoda. “Kendaraan hybrid tersebut memiliki dampak yang sama dengan 9 juta BEV di jalan raya,” tambah dia.

    “Tapi jika kami membuat 9 juta BEV di Jepang, hal itu justru akan meningkatkan emisi karbon, bukan menguranginya. Itu karena Jepang bergantung pada pembangkit listrik energi termal untuk memproduksi listrik,” bilang Toyoda.

    (lua/mhg)

  • Harusnya Bukan Hanya ASN Pemprov Jakarta yang Diwajibkan Naik Transum

    Harusnya Bukan Hanya ASN Pemprov Jakarta yang Diwajibkan Naik Transum

    Jakarta

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyoroti kebijakan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jakarta naik transportasi umum (transum) sekali dalam setiap pekan. Djoko menilai kebijakan itu bagus karena akan membuat para ASN Pemprov Jakarta terbiasa menggunakan transum. Tapi di sisi lain, kebijakan tersebut tidak akan efektif jika hanya diterapkan untuk ASN di lingkungan Pemprov Jakarta.

    “Jika hanya 65 ribu ASN Pemprov Jakarta menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu, tak akan banyak mengubah ritme kemacetan lalu lintas di Jakarta,” bilang Djoko dalam keterangan resminya. Djoko menjelaskan, jika Jakarta ingin mempercepat transisi dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, maka diperlukan banyak lembaga atau kementerian yang menerapkan kebijakan serupa.

    “Untuk mempercepat target warga beralih menggunakan angkutan umum dari kendaraan pribadi, tidak bisa hanya dengan menambah dari populasi ASN Pemprov Jakarta saja. Sementara yang beraktivitas di Jakarta kan tidak hanya ASN di Pemprov Jakarta, akan tetapi ada sejumlah ASN kementerian dan lembaga pemerintah pusat yang jumlahnya lebih banyak dari ASN Pemprov Jakarta,” sambung Djoko.

    Djoko pun memberi contoh beberapa lembaga setingkat kementerian yang bisa meniru langkah Pemprov Jakarta, antara lain Kementerian Perhubungan dan juga Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

    “Kemenhub sebagai institusi yang mengurus transportasi di seluruh negeri, hendaknya dapat memanfaatkan dan meniru kebijakan Pemprov Jakarta untuk diterapkan ASN di lingkungan Kemenhub. Berikutnya KemenPAN-RB juga bisa menerapkan hal serupa,” saran Djoko.

    Lanjut Djoko menambahkan, mengatasi kemacetan di Kota Jakarta tidak bisa hanya Pemprov Jakarta bekerja sendiri. Tapi perlu dukungan dari pemerintah pusat. Masih ada kebijakan pemerintah pusat yang dapat diterapkan di Kota Jakarta untuk membantu mengurangi kemacetan dan menurunkan polusi udara.

    “Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) juga punya kepentingan, jika mengetahui data yang menunjukkan 93% pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinikmati warga mampu. Artinya, mampu memiliki kendaraan pribadi roda empat dan roda dua. Caranya, melarang penjualan BBM bersubsidi di Kota Jakarta,” bilang Djoko.

    (lua/mhg)