Category: Detik.com Otomotif

  • Ada 7 Merek Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI, Salah Satunya VW

    Ada 7 Merek Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI, Salah Satunya VW

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi RI sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani mengungkap ada tujuh merek mobil listrik yang mulai bangun pabrik di Indonesia selama 2024-2025. Salah satunya, kata dia, Volkswagen alias VW.

    Menurutnya, ketujuh pabrik tersebut punya kapasitas produksi gabungan hingga 281 ribu unit kendaraan setahun. Sementara nilai investasinya diklaim mencapai Rp 15,4 triliun!

    “Ada tujuh produsen kendaraan listrik yang menyatakan investasinya dan sudah mulai membangun konstruksinya dengan nilai total Rp 15,4 triliun untuk rencana memproduksi mobil listrik 281 ribu unit setahun,” ujar Rosan di SCBD, Jakarta Selatan, Selasa sore (7/5).

    “Itu ada BYD, Citroen, Aion, Maxus, Geely, Vinfast dan VW. Mereka itu yang sudah menyatakan komitmen dan terus berjalan,” tambahnya.

    Menteri Investasi Rosan P Roeslani Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

    Sayangnya, ketika ditanya lebih lanjut mengenai VW di sesi doorstop, Rosan terkesan tutup mulut. Dia meninggalkan lokasi tanpa menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan, dia juga tak menjelaskan, apakah investasi itu terkait pabrik baterai atau pabrik kendaraan.

    Kabar mengenai VW bangun pabrik di Indonesia telah berhembus sejak lama. Isunya makin menguat ketika Jokowi sempat bertemu petinggi anak perusahaan VW, PowerCO SE, dua tahun lalu. Namun, hingga hari ini, belum ada kelanjutan kabarnya.

    Di kesempatan yang sama, Rosan menargetkan, kemunculan-kemunculan pabrik baru itu bisa membuat produksi kendaraan listrik di Indonesia tembus 2,5 juta unit setahun pada 2030. Dia juga mengklaim, pemerintah telah menyiapkan sejumlah insentif untuk mencapai angka tersebut.

    “Produksi kendaraan listrik ini diprediksi akan terus meningkat, dan pada 2030 nanti kami memprediksi produksi kendaraan listrik mencapai 2,5 juta unit dalam setahun,” ungkapnya

    “Tentunya kita pun akan memberikan insentif lebih besar lagi apabila mereka melakukan TKDN. Jadi konsepnya kita ubah dengan TKDN lebih tinggi, insentif diperbesar. Harapannya, paling penting, kalau EV battery, charging-nya harus ada,” kata dia menambahkan.

    (sfn/dry)

  • Mengapa oh Mengapa? Kecelakaan Maut Bus Tak Pernah Usai

    Mengapa oh Mengapa? Kecelakaan Maut Bus Tak Pernah Usai

    Jakarta

    Kecelakaan maut yang melibatkan bus lagi-lagi terjadi. Bus ALS (Antar Lintas Sumatera) terguling di dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025). Akibatnya 12 orang meninggal dunia.

    Kecelakaan maut ini diduga karena masalah pengereman pada bus itu. Bus ALS yang mengalami kecelakaan itu adalah bus dengan rute Medan-Bekasi dengan nomor polisi B 7512 FGA.

    “Bus ALS datang dari arah Bukittinggi menuju Kota Padang. Sesampainya di dekat simpang Terminal Busur, diduga bus mengalami hilang fungsi pengereman dan terbalik,” kata Kasat Lantas Polres Padang Panjang Iptu Jamaluddin dikutip detikSumut.

    Plt Dirjen Perhubungan Darat Ahmad Yani mengungkapkan, sesuai data di Aplikasi Mitra Darat, bus ALS tersebut tidak memiliki izin operasi, sementara masa uji berkala berlaku hingga 14 Mei 2025.

    Pengamat transportasi yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, ada beberapa penyebab kecelakaan yang masih terus terulang. Faktor kondisi kendaraan, sopir bahkan sampai pembinaan dan penindakan menjadi penyebabnya.

    “Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap beberapa kejadian kecelakaan sejak tahun 2015 hingga sekarang, terutama yang melibatkan angkutan umum baik angkutan orang maupun angkutan barang, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan yang terjadi antara lain kondisi kendaraan yang kurang laik, faktor kelelahan pengemudi, faktor kesehatan pengemudi, serta faktor pembinaan dan penindakan,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/5/2025).

    Menurut KNKT, sebanyak 84 persen kecelakaan terjadi akibat kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi. Kegagalan sistem pengereman dapat disebabkan di antaranya oleh kondisi pengemudi yang tidak siap, serta tidak menguasai kendaraan, ataupun kondisi dari kendaraan itu sendiri. Adapun penyebab kelelahan pengemudi adalah kurangnya waktu untuk beristirahat.

    Djoko menilai, kecakapan pengemudi sangat rendah dalam mengoperasikan kendaraan. Waktu kerja, waktu istirahat, waktu libur, dan tempat istirahat pengemudi bus dan truk di Indonesia sangat buruk.

    “Tidak ada regulasi yang melindungi mereka, sehingga performance mereka berisiko tinggi terhadap kelelahan dan bisa berujung pada microsleep,” ucapnya.

    Pemotongan Anggaran Ancam Keselamatan Transportasi

    Menurut Djoko, pemotongan anggaran keselamatan yang serampangan berdampak pada kecelakaan. Dia meminta, Menteri Perhubungan harus bisa menjamin sarana transportasi dan fasilitas keselamatan transportasi selalu dalam kondisi siap digunakan dengan baik.

    “Pemerintah harus jujur pada publik jika tidak ada anggaran untuk keselamatan,” ucap Djoko.

    “Pemotongan anggaran jangan membabi buta yang akhirnya malah sulit mengantisipasi masalah kecelakaan, karena untuk mencari data juga akhirnya terbatas. Anggaran program keselamatan di Kementerian Perhubungan jangan dikurangi apalagi dipangkas. Termasuk operasional Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak harus ikut dipangkas. Sekarang, Indonesia berada dalam Darurat Keselamatan Transportasi, sehingga perlu harmonisasi penegakan hukum,” kata akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu.

    (rgr/dry)

  • Pakai Mesin Hybrid, Berapa Konsumsi BBM Suzuki Fronx?

    Pakai Mesin Hybrid, Berapa Konsumsi BBM Suzuki Fronx?

    Jakarta

    Suzuki Fronx untuk pasar Indonesia kebagian mesin mild hybrid khas Suzuki. Dengan mesin mild hybrid, Suzuki ingin memastikan Fronx lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar.

    Suzuki Fronx menghadirkan dua pilihan mesin. Ada pilihan mesin K15B 1.500 cc N/A yang sudah legend buat Suzuki dan dipakai di beberapa lini produk seperti Ertiga, XL7 hingga Jimny. Ada pula pilihan mesin K15C 1.500 cc SHVS mild-hybrid yang sudah digunakan di Suzuki Grand Vitara.

    Mesin K15B tersedia di tipe terendah GL. Mesin itu mampu menghasilkan tenaga maksimal hingga 104,7 PS / 6.000 rpm dan torsi maksimal 138 Nm / 4.400 rpm. Ada pilihan transmisi manual 5 percepatan dan transmisi otomatis 4 percepatan (4AT) khusus tipe GL dengan mesin K15B.

    Sementara itu, mesin K15C mild-hybrid tersedia untuk tipe GX dan SGX. Khusus untuk mesin K15C buat tipe GX dan SGX, pilihan transmisi otomatisnya tersedia dengan 6 percepatan (6AT).

    Mesin mild hybrid Suzuki. Fronx Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra mengatakan pihaknya mendaftarkan Fronx untuk mengikuti program low carbon emission vehicle (LCEV) atau kendaraan bermotor roda empat emisi karbon rendah. Suzuki Fronx telah memenuhi syarat LCEV.

    “Berkaitan dengan konsumsi BBM dari Fronx, ini sebagai informasi awal bahwa kami mendaftarkan Fronx ini ke dalam program LCEV di pemerintah. Akan tetapi, persyaratan BBM di sana ini berkaitan dengan cara pengetesan yang masih menggunakan laboratorium test, jadi itu bisa jadi panduan. Kebetulan Fronx lolos untuk program tersebut untuk angkanya,” kata Donny di Karawang, Jawa Barat, belum lama ini.

    Namun, untuk kondisi aktualnya, Suzuki belum bisa membagikan data konsumsi bahan bakar dari mobil ini. Donny mengatakan, pihaknya akan mengajak awak media untuk melakukan pengetesan konsumsi BBM Suzuki Fronx ketika sudah diluncurkan nanti.

    Adapun syarat LCEV tertuang Peraturan Menteri Perindustrian No. 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah. Dalam peraturan itu, mobil mild hybrid harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. memiliki isi silinder sampai dengan 4.000 cc yang menggunakan motor bakar cetus api dengan konsumsi bahan bakar bensin atau motor bakar nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan konsumsi bahan bakar diesel;

    b. konsumsi bahan bakar minyak lebih dari 15,5 kilometer per liter untuk bensin atau lebih dari 17,5 (tujuh belas koma lima) kilometer per liter untuk diesel atau dengan tingkat emisi CO2 sampai dengan 150 gram per kilometer;

    c. memiliki baterai dengan tegangan paling besar 60 (enam puluh) volt; dan

    d. menggunakan logo teknologi Mild Hybrid.

    Artinya, Suzuki Fronx yang telah memenuhi persyaratan di atas memiliki konsumsi bahan bakar lebih dari 15,5 km/liter. Bahkan, Suzuki Fronx di Jepang dengan mesin K15C mild hybrid 2WD transmisi 6AT konsumsi bahan bakarnya mencapai 19 km/liter. Tapi mungkin angkanya bisa berbeda di Indonesia mengingat kondisinya tidak sama dengan di Jepang.

    (rgr/dry)

  • Tampang 7 Motor Baru Harley-Davidson yang Meluncur di Indonesia

    Tampang 7 Motor Baru Harley-Davidson yang Meluncur di Indonesia

    Tampang 7 Motor Baru Harley-Davidson yang Meluncur di Indonesia

  • Lihat dari Dekat Wujud Mobil Listrik Polytron, Harga di Bawah Rp 300 Juta

    Lihat dari Dekat Wujud Mobil Listrik Polytron, Harga di Bawah Rp 300 Juta

    Lihat dari Dekat Wujud Mobil Listrik Polytron, Harga di Bawah Rp 300 Juta

  • Bus ALS Terguling Belasan Tewas, Mau Sampai Kapan Kecelakaan Maut Rem Blong Terulang?

    Bus ALS Terguling Belasan Tewas, Mau Sampai Kapan Kecelakaan Maut Rem Blong Terulang?

    Jakarta

    Bus ALS (Antar Lintas Sumatera) mengalami kecelakaan hingga terguling di dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025) pagi. Kecelakaan ini menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Bertambah panjang catatan kelam bus yang mengalami rem blong dan memakan korban jiwa di Indonesia.

    Dikutip detikSumut, jumlah korban tewas akibat kecelakaan bus ALS ini mencapai 12 orang.

    “Total korban ada 35 orang. Yang sudah terdata meninggal dunia 12 orang,” kata Kasat Lantas Polres Padang Panjang, Iptu Jamaluddin kepada wartawan.

    Bus ALS yang mengalami kecelakaan itu adalah bus dengan rute Medan-Bekasi dengan nomor polisi B 7512 FGA. Kecelakaan diduga kuat terjadi akibat hilangnya fungsi pengereman pada bus yang melaju dari arah Bukittinggi menuju Kota Padang.

    “Bus ALS datang dari arah Bukittinggi menuju Kota Padang. Sesampainya di dekat simpang Terminal Busur, diduga bus mengalami hilang fungsi pengereman dan terbalik,” ungkap Jamaluddin.

    Jika benar bus kecelakaan karena masalah pengereman, ini artinya sudah berulang kali terjadi kecelakaan maut bus akibat masalah serupa. Plt Dirjen Perhubungan Darat Ahmad Yani bahkan mengungkapkan, sesuai data di Aplikasi Mitra Darat, bus ALS tersebut tidak memiliki izin operasi, sementara masa uji berkala berlaku hingga 14 Mei 2025.

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, banyak perusahaan tidak tertib administrasi sehingga kerap menjadi penyebab kecelakaan maut.

    “Selama ini, selalu sopir yang dijadikan tumbal setiap kecelakaan bus. Sangat jarang sekali ada perusahaan bus yang diperkarakan hingga di pengadilan. Alhasil, kejadian serupa dengan penyebab yang sama selalu terulang kembali,” kata Djoko beberapa waktu lalu.

    Menurut data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) sebanyak 90% kasus kecelakaan bus dan truk terjadi karena masalah di sistem rem. Hal ini sejatinya bisa diantisipasi dengan melakukan perawatan rutin, seperti pengecekan rem yang merupakan aspek penting yang harus berfungsi dalam berkendara.

    Tanpa rem dalam kondisi prima, kendaraan akan kesulitan untuk menghentikan lajunya. Saat pengendara menginjak pedal rem dan laju kendaraan tak berhenti, maka rem dapat dikatakan mengalami ‘rem blong’ dan dapat menyebabkan kecelakaan di jalan.

    Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan rem blong. Kondisi ini bisa terjadi jika tekanan udara di sistem rem habis, hingga kampas rem atau sepatu rem sudah aus dan diameter dalam tromol yang sudah melebihi limit maksimumnya. Selain itu, rem blong juga dapat terjadi karena adanya penyumbatan dan/atau kebocoran pada selang angin pada sistem rem.

    (rgr/din)

  • Pemutihan Pajak Kendaraan Diburu Warga, Petugas Samsat sampai Harus Nginap

    Pemutihan Pajak Kendaraan Diburu Warga, Petugas Samsat sampai Harus Nginap

    Jakarta

    Warga Jawa Barat sangat antusias dengan program pemutihan pajak kendaraan. Antrean pun membludak hingga membuat petugas Samsat harus menginap.

    Program pemutihan pajak kendaraan yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat disambut antusias warganya. Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat, sejak program berjalan pada 20 Maret hingga 27 April, sudah ada 1.701.288 kendaraan terdaftar membayar pajak.

    Rinciannya, kendaraan roda dua mencapai 1.405.807 unit, sementara kendaraan roda empat sebanyak 295.481 unit. Plt Kepala Bapenda Jabar, Deni Zakaria, mengungkapkan bahwa sejak program ini diumumkan oleh Penjabat Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, antusiasme masyarakat untuk mengurus pajak kendaraannya meningkat tajam.

    “Sejak hari pertama diumumkan, kantor-kantor Samsat dipadati warga. Kami terus mengevaluasi setiap hari untuk memastikan pelayanan berjalan lancar dan nyaman,” ujar Deni dikutip laman Bapenda Jabar.

    Deni mengungkap lonjakan antrean bahkan terjadi sejak subuh. Sebagai respons, sejumlah kantor Samsat mempercepat waktu layanan sebelum jam operasional resmi dimulai.

    Tak hanya itu, sebagian pegawai di kantor P3DW (Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah) bahkan tetap siaga hingga malam untuk menyelesaikan evaluasi dan peningkatan layanan. Di beberapa daerah dengan tingkat kunjungan tinggi, petugas Samsat menjalankan piket khusus, bahkan ada yang menginap di kantor.

    Agar pelayanan lebih optimal, mobil Samsat keliling juga lebih diaktifkan. Nah buat kamu yang belum mengikuti program pemutihan ini, ada baiknya untuk segera membayar pajak kendaraan kamu. Sebab, program pemutihan berakhir pada 30 Juni 2025. Selama program pemutihan berlangsung, pemilik kendaraan dibebaskan dari denda dan tunggakan. Sementara yang harus dibayarkan hanya pajak tahun berjalan.

    “Kami berharap program ini bisa menjadi momentum meningkatkan kesadaran warga dalam membayar pajak tepat waktu,” tutur Deni.

    (dry/din)

  • 2 Varian, Audio Ngebass, Harga Mulai Rp 200 Jutaan

    2 Varian, Audio Ngebass, Harga Mulai Rp 200 Jutaan

    Jakarta

    Polytron G3 dan G3+ resmi meluncur di Indonesia. Mobil listrik ini dibanderol mulai dari Rp 299 juta. Simak spesifikasinya!

    Secara tampilan, SUV 5 seater ini mengusung konsep yang modern. Ala-ala SUV dengan menawarkan kelapangan yang cocok buat keluarga.

    Polytron mengamini produknya merupakan kerjasama dengan produk Skyworth K EV. Rencananya produk ini bakal dirakit lokal di PT Handal Indonesia Motor.

    Mobil listrik pertama Polytron ini punya dimensi yang cukup bongsor: panjang 4.720 milimeter (mm), lebar 1.908 mm, tinggi 1.696 mm, dan jarak poros roda depan ke belakang 2.800 mm.

    Dengan dimensi yang luas, mobil ini memiliki kapasitas hingga 1.141 liter yang dilengkapi dengan Electronic Tail Gate with Kick Sensor.

    Soal kemampuannya, dua varian itu memiliki punya jarak tempuh 402 kilometer (CLTC). Kecepatan tertingginya 150 km/jam. Di atas kertas dari titik nol ke 100 km per jam bisa berlari selama 9,6 detik.

    Polytron membawa G3 dan G3+. Foto: Andhika Prasetia

    Mobil itu menggendong baterai Lithium Ferro Phospate (LFP) berkapasitas 51.916 kWh dan power 150 kW. Sementara torsinya 320 Nm, khas mobil listrik yang punya akselerasi instan.

    Mobil listrik ini juga memiliki ground clearance 158 mm. Dilirik dari ukurannya, mobil listrik ini punya dimensi yang bisa mengakomodir jalanan di Indonesia.

    Ada dua varian

    Polytron memperkenalkan G3 dan G3+, terdapat sejumlah perbedaan di antara kedua varian tersebut.

    Dari segi tampilan, varian G3 itu memiliki velg berukuran 19 inch, sedangkan G3+ dibekali ukuran 20 inch.

    Kemudian, trim tertinggi sudah dibekali dengan panoramic sunroof.

    Interior Polytron G3 Foto: Andhika Prasetia

    Perbedaan lainnya adalah waktu pengisian ulang. Polytron G3 dan G3+ disebut sama-sama bisa memakan waktu

    Nah, pada varian Polytron G3+ ini dibekali konektivitas smartphone; Polytron EV 4W yang bisa mengetahui status baterai, remote start/stop, find my car, air condition control, remote door lock/unlock, dan seat preset.

    Sistem hiburan

    Menariknya untuk menunjang hiburan selama perjalanan, Polytron menyematkan speaker 8 buah. Polytron bilang sudah dilengkapi dengan teknologi XBR lansiran miliknya, woofer yang powerful beserta tweeter.

    Nah untuk mode berkemah, Polytron G3 dan G3+ ini juga dibekali dengan fitur Vehicle to Load (V2L) dengan power plug 220V.

    Coolbox konsol tengah Polytron G3 Foto: Ridwan Arifin

    Ada juga coolbox di konsol tengah untuk menjaga makanan atau minuman tetap dingin.

    Seperti mobil pada umumnya, Polytron dibekali dengan layar 12,8 inch yang bisa terintegrasi dengan Android Auto dan Apple CarPlay, kemudian tersedia Wireless Phone Charger.

    Tombol transmisi model putar di Polytron G3 Foto: Ridwan Arifin

    Fitur ADAS

    Polytron membekali beberapa fitur yang lebih advance untuk mobil listrik pertamanya ini. Ada fitur ADAS Level 2 untuk menunjang keselamatan:

    1. Auto Parking Assistance
    2. Autonomuos Emergency Braking
    3. Traffic Sign Recognition
    4. 360 Around View Camera + Reversing with Dynamic Guide
    5. Adaptive Cruise Control
    6. Emergency Lane Keeping Assit
    7. Safe Exit Warning
    8. Hill Start & Descent Assist
    9. Lane Departure Warning
    10. Rear Cross Traffic Alert & Braking Assist
    11. Driver Fatigue Reminder
    12. Blind Spot Detection
    13. Auto Brake Hold
    14. Sound Generator at Low Speed

    Polytron G3 Foto: Ridwan Arifin

    Selain itu, mobil listrik ini juga memiliki fitur keselamatan lain, yakni:

    – Brake Force Distribution
    – Auxillary Braking
    – Traction Control
    – Body Stability Control
    – 6 Airbag
    – Tire Pressure Monitoring
    – Rear Sear ISOFIX
    – Sistem ADAS Level 2

    Harga

    Menyoal harga, Polytron ini tersedia dalam opsi sewa baterai atau termasuk baterai. Berikut ini daftar harganya:

    Opsi berlangganan

    Polytron G3 Rp 299 JutaPolytron G3+ Rp 339juta

    Biaya langganan: Rp 1,2 juta.

    Opsi termasuk beli baterai:

    Polytron G3 Rp 419 jutaPolytron G3+ Rp 459 juta

    Harga OTR (On The Road) Jakarta

    Polytron memberi garansi 5 tahun untuk kendaraan. Garansi baterai seumur hidup untuk opsi battery subscription, dan garansi 8 tahun untuk non subscription.

    (riar/din)

  • Interior Suzuki Fronx: Kabin Nyaman, Fitur Lengkap

    Interior Suzuki Fronx: Kabin Nyaman, Fitur Lengkap

    Jakarta

    Suzuki akan meluncurkan Fronx di Indonesia pada akhir bulan ini. Setelah membahas eksterior Suzuki Fronx yang tampil ala SUV coupe, kini giliran bahas interiornya.

    Suzuki merancang interior Fronx dengan konsep kabin yang luas dan nyaman. Interior Suzuki Fronx menggabungkan warna hitam dan bordeaux atau merah anggur. Joknya mengombinasikan material kulit dan fabric.

    Fitur di interiornya terbilang lengkap. Di bagian kokpit, Suzuki Fronx memiliki head up display (HUD) yang memberikan beragam informasi penting buat pengemudi tanpa harus mengalihkan mata dari jalan.

    Suzuki Fronx dibekali head unit berukuran 9 inci yang bisa terkoneksi dengan Apple Carplay dan Android Auto. Ada pula wireless charger, AC climate, dan 360 around view monitor.

    Setirnya sudah dilapis material kulit, khususnya tipe GX dan SGX 6AT. Setir juga bisa diatur tilt dan telescopic (SGX AT 6AT). Tersedia pula paddle shift untuk tipe GX dan SGX 6AT.

    Suzuki Fronx Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    “Kami memberikan sebuah ruang yang sangat spacious, terutama di bagian belakang bagi penumpang. Sehingga nanti teman-teman bisa merasakan kelapangan dari kabin Fronx ini. Dan juga kita sematkan sisi kenyamanan bagi penumpang di baris kedua dengan adanya AC di baris kedua dan juga port untuk nge-charge handphone dengan tipe A dan tipe C,” ujar Head of Product and Accessories Development PT Suzuki Indomobil Sales Arif Aditya di Karawang, Jawa Barat, baru-baru ini.

    Suzuki Fronx Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Untuk ruang penyimpanan ada banyak. Glove box berkapasitas 4,8 liter, kemudian ada cup holder dan tray di bagian tengah bawah, rear pocket di kursi penumpang sebelah kiri, armrest storage & sliding, front door trim pocket, rear door trim pocket hingga ruang bagasi yang luas. Jok mobil ini mengombinasikan material kulit dan fabric sehingga menambah kenyamanan buat penghuninya. Terdapat socket USB dan soket aksesoris di bagian depan.

    Suzuki Fronx Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Untuk Suzuki Fronx tipe GX dan SGX sudah dibekali tombol push Start Stop Engine, jadi nggak perlu putar-putar kunci untuk menyalakan atau mematikan mesin. Tipe SGX pun terdapat fitur Advanced Driver Assistance System (ADAS) atau Suzuki Safety Support.

    Suzuki Fronx hadir dengan pilihan mesin 1.500 cc berkode K15B untuk tipe GL, dan mesin 1.500 cc mild-hybrid K15C untuk tipe GX dan SGX. Pilihan transmisinya ada manual 5 percepatan, otomatis 4 percepatan (tipe GL), dan otomatis 6 percepatan (tipe GX dan SGX).

    Suzuki rencananya meluncurkan Fronx pada 28 Mei 2025 mendatang. Mobil ini akan diproduksi di dalam negeri. Kira-kira, berapa harga yang cocok buat Fronx ya?

    (rgr/dry)

  • Spesifikasi Honda Cross Cub 110, Motor Bebek Klasik Adventure Harga Rp 41 Jutaan

    Spesifikasi Honda Cross Cub 110, Motor Bebek Klasik Adventure Harga Rp 41 Jutaan

    Jakarta

    Honda Jepang baru saja meluncurkan motor bebek klasik terbaru bergaya petualang bernama Cross Cub 110. Motor ini resmi dikenalkan oleh Honda Motorcycle Japan sebagai alternatif yang lebih simpel dan ringan dari sang kakak, Honda CT125.

    Secara tampilan, Cross Cub 110 tetap membawa nuansa retro khas keluarga Cub, tapi dikemas dengan atribusi tangguh ala motor adventure atau petualang. Tak seperti sang kakak, CT125, yang dirancang untuk melahap medan berat, Cross Cub 110 difokuskan sebagai motor harian dengan cita rasa petualangan.

    Honda Cross Cub 110 Foto: Dok. Honda

    Spesifikasi Honda Cross Cub 110

    Secara tampilan, Cross Cub 110 tetap mempertahankan garis desain CT125 dengan bentuk lampu bulat dan bodi besi yang terekspos. Motor ini juga mengadopsi kursi tunggal alias single seater.

    Dari sisi fitur, meskipun tampil klasik, Cross Cub 110 tetap mengikuti perkembangan zaman. Lampu depan memang masih halogen, di lampu belakang dan sein sudah dibekali teknologi LED. Panel instrumen memadukan speedometer analog dan layar LCD kecil untuk informasi penting seperti posisi gigi, indikator bahan bakar, serta jam digital.

    Geser ke bagian kaki-kaki, motor ini menggunakan velg alloy 17 inci di bagian depan dan belakang, lebih modern dibanding CT125 yang masih memakai velg jari-jari dan ban dual purpose. Penggunaan velg aluminium pada Cross Cub 110 juga memberikan kesan lebih ringkas dan praktis untuk penggunaan sehari-hari.

    Honda Cross Cub Foto: Dok. Honda

    Bicara jantung mekanisnya, Honda menyematkan mesin 109 cc, 1 silinder, SOHC 4-tak, berpendingin udara. Tenaga yang dihasilkan sebesar 7,8 dk pada 7.500 rpm, dan torsi maksimum 8,8 Nm pada 5.500 rpm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi semi otomatis 4 percepatan dan sudah mengusung sistem injeksi bahan bakar PGM-FI, yang membuat konsumsi BBM-nya sangat efisien, diklaim bisa mencapai 67,9 km/liter menurut standar WMTC.

    Tangki bahan bakar berkapasitas 4,1 liter sudah lebih cukup untuk mendukung aktivitas harian tanpa sering bolak-balik ke SPBU.

    Motor ini tersedia dalam tiga pilihan warna menarik: Matte Jeans Blue Metallic, Matte Armored Green Metallic, dan Pearl Deep Mud Grey. Tak ketinggalan, Honda juga merilis edisi spesial Kumamon, menampilkan karakter beruang lucu dari Prefektur Kumamoto.

    Untuk pasar Jepang, Honda Cross Cub 110 dibanderol 363.000 yen atau sekitar Rp 41 jutaan. Meskipun belum ada konfirmasi apakah motor ini akan dijual di Indonesia, tapi kehadirannya jelas bisa menjadi alternatif menarik bagi pencinta motor klasik yang ingin tampil beda.

    (lua/rgr)