Category: Detik.com Otomotif

  • Raffi Ahmad Ngaku Deg-degan Usai Jajal Taksi Terbang Tanpa Pilot

    Raffi Ahmad Ngaku Deg-degan Usai Jajal Taksi Terbang Tanpa Pilot

    Jakarta

    Raffi Ahmad menjadi penumpang taksi terbang EHang 216 S. Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni itu mengungkap sensasi terbang tanpa pilot.

    “Saya tadi sudah mencobanya secara langsung, Alhamdulillah terbang. Agak deg-degan sedikit karena kita biasanya pilot kelihatan. Ternyata ini sudah diatur, nggak kelihatan, ini (pilotnya) ternyata udah diatur dari command centernya atau dari AI-nya,” kata Raffi Ahmad usai menjajal EHang 216 S di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).

    Meskipun belum diproduksi secara lokal, Raffi Ahmad berharap teknologi ini bukan hanya sekadar diadopsi.

    “Ya ini sebuah teknologi yang maju dan juga bagus untuk para generasi muda tentunya harus melek akan teknologi dan juga meskipun ini dari China, kita punya hubungan baik dengan China kita bisa belajar juga dengan China, kita harus beradaptasi juga terutama anak-anak muda kita harus belajar,” kata Raffi.

    Sebagai kendaraan tanpa awak kemudi, EHang 216 S dioperasikan melalui pusat komando dan kendali AAV (Autonomous Aerial Vehicle) yang berada di darat menggunakan jaringan 4G/5G sebagai saluran transmisi nirkabel berkecepatan tinggi untuk berkomunikasi dengan lancar dengan pusat komando dan kendali.

    Ehang punya dimensi tinggi mencapai 1,77 meter dan lebar mencapai 5,61 meter bisa ditumpangi dua orang, atau mengangkut beban maksimal 220 kg.

    Taksi terbang eHang 216 S Foto: Ridwan Arifin

    Adapun jarak terbang dengan muatan maksimal mencapai 30 km. Waktu terbang mencapai 18-25 menit, serta kecepatan maksimal mencapai 130 km/jam. EHang 216 S ditenagai oleh tenaga listrik, dilengkapi dengan 16 baling-baling dan motor.

    EHang telah mendapat sertifikasi untuk mengangkut penumpang pertama di dunia. Sertifikat Tipe itu dikeluarkan secara resmi oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Civil Aviation Administration of China/ CAAC).

    Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Sokhib Al Rohman menjelaskan pihaknya sedang menerbitkan regulasi untuk kendaraan terbang otonom supaya bisa legal terbang di langit Indonesia.

    “Kami dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selalu mendukung kegiatan ini. Kami tidak anti teknologi,” kata Sokhib.

    “Rencana kita mau revisi atau amandemen Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, di mana salah satu item yang ingin kita masukkan mengakomodir operasional, mulai dari desain, operational, personil, fasilitas.”

    “Undang-undang ini sudah 15 tahun, jadi memang perlu dievaluasi,” tambah dia.

    “Kami akan rapat dengan Civil Aviation Authority of China, salah satunya membahas arrangement produk China untuk melakukan type certificate validasi, sehingga nanti bisa menjadi resmi masuk dan dipakai operator Indonesia, apalagi Pak Bamsoet mau beli. Insya Allah nanti sudah valid, Pak. Sehingga nanti kita bisa terbitkan SOP standar yang bisa dipakai buat komersil,” jelasnya lagi.

    (riar/rgr)

  • Tampang Doang Mirip Moge, Motor Baru Ini Tenaganya Setara Honda Vario

    Tampang Doang Mirip Moge, Motor Baru Ini Tenaganya Setara Honda Vario

    Jakarta

    Produsen roda dua asal Spanyol, Leonart Motorcycles telah meluncurkan Leonart Pilder 125 untuk konsumen domestik. Meski mengusung tampang cruiser khas motor gede (moge), namun tunggangan tersebut hanya dibekali mesin yang ‘serupa’ Honda Vario 125.

    Disitat dari Greatbiker, Rabu (25/6), dalam dunia cruiser, banyak orang berpikir mesin besar merupakan keharusan. Sebab, motor dengan bodi bongsor tersebut identik dengan tenaga ekstra untuk menghela bobotnya. Namun kenyataannya, segmen cruiser bermesin kecil juga punya peminat sendiri.

    Di Eropa, regulasi soal jenis SIM turut memengaruhi pengembangan produk motor. Salah satu golongan yang paling umum adalah pemegang SIM A1, yang hanya boleh mengendarai motor dengan kapasitas mesin maksimal 125 cc dan tenaga tak lebih dari 14,6 dk (daya kuda).

    Leonart Pilder. Foto: Doc. Leonart Motorcycle.

    Dengan batasan tersebut, pabrikan Eropa jarang bermain di kelas ini, khususnya untuk motor bergaya cruiser. Namun, Leonart Motorcycles mengambil langkah berani dengan meluncurkan Leonart Pilder 125 yang siap menantang produk-produk buatan China dan Jepang.

    Mengenal Leonart Pilder 125

    Leonart Pilder 125 hadir dengan tampilan khas cruiser sejati. Mulai dari jok rendah, tangki bahan bakar model teardrop, lampu bulat klasik, hingga wheelbase yang panjang. Semuanya dirancang menggunakan rangka Double Cradle Frame.

    Menariknya, bagian depan menggunakan suspensi upside down 48 mm yang terbilang besar untuk motor di kelas 125 cc. Setangnya model Half Handlebars, membuat posisi berkendara lebih agresif namun tetap santai. Di belakang, Leonart memasang suspensi tunggal yang terhubung ke single-sided swingarm–fitur yang biasanya hanya ditemui di moge mahal.

    Leonart Pilder. Foto: Doc. Leonart Motorcycle.

    Daya tarik lain dari Leonart Pilder 125 ada pada sektor pengereman. Motor ini mengandalkan dua cakram berukuran 300 mm di depan dan satu cakram 260 mm di belakang. Sistem pengeremannya sudah CBS (Combined Braking System) untuk meningkatkan keselamatan.

    Mesin Setara Honda Vario 125

    Soal jantung pacu, Pilder 125 mengandalkan mesin satu silinder berkapasitas 124,65 cc dengan semburan tenaga 12 daya kuda. Spesifikasi tersebut kurang lebih mirip Honda Vario 125 yang menggunakan mesin berkapasitas sama dan muntahan tenaga 11 daya kuda.

    Meski demikian, mesin yang tertanam di Pilder tentu terasa lebih ‘lemah’ dibandingkan Honda Vario 125. Sebab, motor Eropa itu punya bobot yang jauh lebih berat dan dimensi lebih besar.

    Tapi, mesin Pilder lumayan irit, yakni 2,8 liter per 100 km. Dengan tangki berkapasitas 12 liter, artinya motor ini bisa menempuh jarak lebih dari 400 km dalam sekali isi penuh.

    Di pasar Eropa, Leonart Pilder 125 dibanderol 4.390 euro atau sekitar Rp 83 jutaan. Nominal tersebut masih lebih mahal dibandingkan motor cruiser buatan China di kelasnya.

    (sfn/rgr)

  • Ini Tantangan BYD Jualan Mobil Listrik di Indonesia

    Ini Tantangan BYD Jualan Mobil Listrik di Indonesia

    Jakarta

    BYD baru setahun mengisi pasar otomotif Indonesia. Berikut ini tantangan yang harus dihadapi BYD saat berjualan mobil listrik di Tanah Air.

    BYD meramaikan pasar kendaraan listrik dalam negeri setahun belakangan. Meski terhitung sebagai pendatang baru, kehadiran BYD di pasar kendaraan listrik cukup disambut antusias masyarakat. Sebagai buktinya, penjualan mobil listrik BYD laris manis. Bahkan kini BYD sudah merambah daftar 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia dalam tiga bulan terakhir.

    Meski mencatatkan penjualan moncer, tak berarti perjalanan BYD menjajakan mobil listrik di dalam negeri mulus. Nyatanya ada tiga tantangan utama yang dialami BYD saat menjual mobil listrik di Indonesia. Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan mengungkap, tantangan pertama berkaitan dengan pemahaman soal mobil listrik.

    “Kalau kita kendalanya kita menghadapi customer, belum pernah pakai EV, belum tahu EV itu sebenarnya hanya masalah mengubah gaya hidup. Banyakan mereka itu kan ter-brainstorm dengan hal-hal yang mungkin beredar di luar yang tidak benar gitu tentang penggunaan EV itu bagaimana baik dari sisi keamanan, kerepotan, kemudian dari range dan segala macam,” tutur Luther belum lama ini.

    Tenaga penjual BYD pun harus lebih menjelaskan lebih detail soal mobil listrik karena berbeda dengan mobil konvensional.

    Tantangan kedua, banyak merek mobil listrik bermunculan di Indonesia. Harga yang ditawarkan pabrikan juga cukup kompetitif. BYD harus mencari celah agar konsumen mau meminang produknya.

    “Nah itu harus kita jelaskan juga ‘Oh BYD ini sebagai number one EV company in the world, saat ini juga number one di Indonesia, kita fokus dan konsen dengan pengembangan bisnis di Indonesia’, jaringan kita bagaimana, ada di mana, kemudian aftersales kita bagaimana, nah itu berbeda dengan brand lain,” lanjut Luther.

    Dibandingkan pabrikan lain sekelas Toyota, Honda, hingga Suzuki, jaringan purnajualnya memang sudah sangat luas. Layanan purnajual yang luas memang sangat memudahkan konsumen dalam melakukan perawatan kendaraannya.

    Tantangan terakhir yang harus dihadapi adalah penerimaan di daerah-daerah. Meski sudah masuk di beberapa daerah, nyatanya penerimaan pasar masih belum cukup baik.

    “Kita mau mengenalkan ke daerah itu, bahwa daerah itu pun layak menggunakan mobil EV yang baik untuk lingkungan,” pungkas Luther.

    (dry/rgr)

  • Suzuki Luncurkan Mobil Rp 100 Jutaan, Konsumsi BBM-nya 28,2 Km/L

    Suzuki Luncurkan Mobil Rp 100 Jutaan, Konsumsi BBM-nya 28,2 Km/L

    Jakarta

    Ketika produsen lain sibuk membuat mobil SUV besar, Suzuki justru masih rajin meluncurkan mobil-mobil mungil. Bahkan, mereka baru saja mengenalkan New Suzuki Alto yang harganya cuma Rp 100 jutaan!

    Disitat dari Carscoops, Rabu (25/6), Suzuki Alto bukan meluncur di Indonesia, melainkan di Jepang. Mobil perkotaan bertampang unik tersebut mendapat pembaruan dibandingkan model sebelumnya, terutama di area eksterior.

    Ubahan paling kentara terletak di area depan. Suzuki mendesain ulang gril menjadi lebih unik dengan aksen menyerupai kumis. Bumper depan juga dibuat lebih bulat, memberi kesan kalem namun tetap modern.

    Suzuki Alto 2025 Foto: Doc. Suzuki

    Bagian belakang kini dilengkapi spoiler atap kecil yang tak hanya mempercantik tampilan, melainkan juga membantu aspek aerodinamika.

    Masuk ke kabin, Suzuki Alto masih mengusung format 4-seater. Namun, varian tertinggi atau Hybrid X mendapat jatah head unit 7 inci dengan fitur Suzuki Connect yang memungkinkan pengguna mengontrol AC via smartphone. Sentuhan elegan ditambahkan lewat setir berlapis kulit dan handle pintu krom.

    Sementara untuk varian terendah, interiornya tetap minimalis dengan pelek kaleng dan tanpa layar infotainment. Cocok untuk pengguna yang mencari mobil praktis dengan harga terjangkau.

    Suzuki Alto 2025 Foto: Doc. Suzuki

    Suzuki Alto baru masih menggunakan mesin 660cc bersilinder tiga. Namun, kendaraan tersebut kini sudah punya varian mild-hybrid yang ramah lingkungan. Bahkan, menurut WLTC Jepang, konsumsi bahan bakarnya 28,2 km/liter!

    Itu tandanya, untuk menempuh jarak 100 km, Suzuki Alto hanya memerlukan bensin 3,5 liter. Catatan tersebut membuat kendaraan itu menjadi mobil hybrid Jepang teririt di kelasnya.

    Sementara fitur keselamatannya terbilang lumayan, misalnya seperti Dual Sensor Brake Support II, Lane Departure Prevention, Traffic Light Start Notification System dan lainnya.

    Suzuki Alto sudah bisa dipesan di Jepang. Konsumen setempat yang berminat cukup menyiapkan mahar mulai dari 1,1 juta yen atau sekira Rp 120 jutaan. Menarik sekali, bukan?

    (sfn/rgr)

  • Mungkinkah Subaru Rex Kembaran Daihatsu Rocky Dijual di Indonesia?

    Mungkinkah Subaru Rex Kembaran Daihatsu Rocky Dijual di Indonesia?

    Jakarta

    Subaru memiliki compact SUV di pasar Jepang yang dijual dengan nama Subaru Rex. Rex adalah crossover yang mengambil basis dari model Daihatsu Rocky dan juga Toyota Raize. Mungkinkah Subaru Rex dijual di Indonesia?

    Dijelaskan CEO Subaru Indonesia Arie Christopher, kecil kemungkinannya Subaru Indonesia menjual Subaru Rex. Soalnya mobil tersebut merupakan mobil yang khusus dijual hanya untuk pasar Jepang atau bahasa kerennya Japan Domestic Market (JDM).

    Subaru Rex Hybrid Foto: Dok. Subaru

    “Jadi begini, Rex itu kan platform-nya sama kayak Raize dan Rocky ya. Dan kebetulan Rex itu dipasarkan oleh Subaru hanya untuk pasar JDM. Jadi, gak ada versi ekspornya,” bilang Arie kepada wartawan dalam acara Subaru Luncheon di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Arie menjelaskan lagi, andai Subaru Rex ada versi ekspornya pun, harganya tidak akan kompetitif jika dipasarkan di Indonesia. “Jadi ya nggak feasible lah untuk kita bawa ke Indonesia,” sambung Arie.

    Di sisi lain, Subaru Jepang dan Subaru Indonesia memiliki kebijakan khusus ketika ingin memasukkan suatu model mobil ke suatu negara. Intinya, mobil tersebut harus punya riwayat atau cerita yang jelas.

    “Jadi kita nggak mau, launching (model baru) jebrettt, tiga bulan kemudian discontinue. Jebrettt launching, satu tahun kemudian discontinue. Nggak bisa begitu. Kita, Subaru memperkenalkan mobil, journey-nya harus jelas. Once kita launching, kita harus yakin bahwa itu suitable untuk Indonesia. Long term-nya harus ada. Jangan nanti kustomer beli, tiba-tiba enam bulan kemudian sudah discontinue. Dan itu bukan make people smile seperti yang saya bilang,” terang Arie.

    “Kita ingin memperkenalkan Subaru ini untuk membuat orang itu tersenyum. Tersenyum dalam artian tersenyum karena experience-nya, tentang mobilnya, tentang APM-nya. Jadi kita ingin kustomer puas,” tukas Arie.

    (lua/rgr)

  • Taksi Terbang Mengudara di RI, Raffi Ahmad dan Rudy Salim Jadi Penumpang

    Taksi Terbang Mengudara di RI, Raffi Ahmad dan Rudy Salim Jadi Penumpang

    Jakarta

    Taksi terbang Ehang 216 S melakukan uji coba terbang dengan penumpang di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu (256/2025). Artis Raffi Ahmad dan pengusaha Rudy Salim terpantau menjadi penumpang kendaraan terbang tanpa pilot tersebut.

    Rudy Salim, Executive Chairman dari Prestige Aviation yang merupakan perusahaan yang membawa dan menjual EHang 216 mengatakan sudah mengantongi izin demo flight dengan penumpang dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, yang merupakan salah satu direktorat di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

    “Hari ini akan menjadi awal eHang membawa manusia di Indonesia,” kata Rudy di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).

    Terpantau Raffi Ahmad juga hadir dalam acara demo flight tersebut. Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni itu juga menjadi penumpang eHang 216 S.

    Raffi Ahmad terbang bersama Rudy Salim. Dalam amatan detikcom di lokasi, Ehang 216 S naik secara vertikal, berputar di atas secara statis, kemudian mendarat lagi. Penerbangan awal ini terlihat lancar tanpa kendala. Keduanya keluar dari Ehang 216 S dengan aman.

    Taksi terbang eHang 216 S Foto: Ridwan Arifin

    “Saya tadi sudah mencobanya secara langsung, Alhamdulillah terbang. Agak deg-degan sedikit karena kita biasanya pilot kelihatan. Ternyata ini sudah diatur, nggak kelihatan,” kata Raffi Ahmad.

    Ehang 216 menggunakan baterai listrik tanpa bahan bakar minyak.

    Taksi terbang eHang 216 S Foto: Ridwan Arifin

    Sebagai kendaraan tanpa awak kemudi, Ehang 216 dioperasikan melalui pusat komando dan kendali AAV (Autonomous Aerial Vehicle) yang berada di darat menggunakan jaringan 4G/5G sebagai saluran transmisi nirkabel berkecepatan tinggi untuk berkomunikasi dengan lancar dengan pusat komando dan kendali.

    Taksi terbang eHang 216 S Foto: Ridwan Arifin

    Ehang punya dimensi tinggi mencapai 1,77 meter dan lebar mencapai 5,61 meter bisa ditumpangi dua orang, atau mengangkut beban maksimal 220 kg.

    Adapun jarak terbang dengan muatan maksimal mencapai 30 km. waktu terbang mencapai 18-25 menit, serta kecepatan maksimal mencapai 130 km/jam. EHang 216-S ditenagai oleh tenaga listrik, dilengkapi dengan 16 baling-baling dan motor.

    Ehang 216 S telah mendapat sertifikasi untuk mengangkut penumpang pertama di dunia. Sertifikat Tipe itu dikeluarkan secara resmi oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Civil Aviation Administration of China/ CAAC).

    Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Sokhib Al Rohman menjelaskan pihaknya sedang menerbitkan regulasi untuk kendaraan terbang otonom supaya bisa legal terbang di langit Indonesia.

    “Kami dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selalu mendukung kegiatan ini. Kami tidak anti-teknologi,” kata Sokhib.

    “Rencana kita mau revisi atau amandemen Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, di mana salah satu item yang ingin kita masukkan mengakomodir operasional, mulai dari desain, operational, personil, fasilitas.”

    “Undang-undang ini sudah 15 tahun, jadi memang perlu dievaluasi,” tambah dia.

    “Kami akan rapat dengan civil aviation authority of china, salah satunya membahas arrangement produk china untuk melakukan type certificate validasi, sehingga nanti bisa menjadi resmi masuk dan dipakai operator Indonesia, apalagi Pak Bamsoet mau beli. Insya Allah nanti sudah valid, Pak. Sehingga nanti kita bisa terbitkan SOP standar yang bisa dipakai buat komersil,” jelas Rudy.

    (riar/rgr)

  • Brasil Was-was Dibanjiri Mobil Listrik China

    Brasil Was-was Dibanjiri Mobil Listrik China

    Jakarta

    Industri otomotif Brazil mulai wanti-wanti dengan kehadiran mobil listrik asal China yang diimpor utuh alias Completely Built Up (CBU).

    Kapal pembawa mobil terbesar di dunia, – setara 20 lapangan sepak bola baru-baru ini berlabuh ke Itajai, Brasil. Tapi tidak semua pihak bersorak sorai untuk kedatangannya.

    Dikutip Reuters, sejak awal 2025, Brasil mengimpor sekitar 22.000 kendaraan buatan China, dan diperkirakan akan mencapai 200.000 unit sepanjang tahun ini – sekitar 8% dari seluruh mobil ringan yang didaftarkan di Brasil.

    Produsen mobil dan serikat pekerja Brasil khawatir mobil murah dari China akan mengganggu produksi dalam negeri dan mengancam lapangan pekerjaan. Mereka mendesak agar pemerintah mempercepat rencana peningkatan tarif impor EV dari 10% menjadi 35%.

    “Negara-negara di seluruh dunia mulai menutup pintu mereka untuk orang Cina, tetapi Brasil tidak,” kata Aroaldo da Silva, seorang pekerja produksi Mercedes-Benz dan presiden Industri ALL Brasil, sebuah konfederasi serikat pekerja di enam sektor industri.

    “China memanfaatkan itu,” tambah dia.

    Kritik muncul karena investor China dinilai lebih fokus pada ekspor saja-mereka belum mengembangkan rantai pasokan atau pabrikan komponen lokal secara signifikan.

    Berbagai pihak menyambut baik mobil listrik murah karena memudahkan masyarakat beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Tapi di sisi lain, industri lokal dipandang bakal kesulitan bersaing.

    Jika impor EV terus mendominasi tanpa produksi lokal berkembang cepat, peluang kerja bagi tenaga kerja Brasil bisa tergerus.

    BYD berencana memulai produksi lokal dengan mengubah pabrik bekas Ford di negeri bagian Bahia, tetapi investigasi pelanggaran hak tenaga kerja menunda target hingga akhir 2026. Mobil Listrik China lainnya, seperti GWM, juga mengalami penundaan.

    Kementerian Pembangunan, Industri & Perdagangan Luar Negeri Brasil mengatakan kepada Reuters bahwa permintaan oleh asosiasi mobil Brasil, ANFAVEA, dan lainnya untuk menarik tarif yang lebih tinggi sedang ditinjau.

    “Jadwal untuk dimulainya kembali tarif secara bertahap, dengan penurunan kuota, ditetapkan untuk memungkinkan perusahaan melanjutkan rencana pengembangan mereka dan menghormati kematangan manufaktur di negara ini,” tambah juru bicara kementerian.

    “Kami mendukung kedatangan merek baru di Brasil untuk memproduksi, mempromosikan sektor komponen, menciptakan lapangan kerja dan membawa teknologi baru,” Igor Calvet, presiden ANFAVEA, mengatakan kepada Reuters.

    “Tetapi dari saat kelebihan impor menyebabkan investasi yang lebih rendah dalam produksi di Brasil, itu membuat kami khawatir,” kata dia.

    Da Silva dari IndustriALL mengatakan konfederasi serikat pekerjanya belum mendengar tentang hubungan pemasok lokal yang sedang dikembangkan atau kontrak yang ditandatangani untuk pabrik BYD, seperti yang biasanya diharapkan 18 bulan sejak dimulainya produksi.

    “Bahkan jika pabriknya ada di sini – nilai apa yang benar-benar ditambahkan jika komponen, pengembangan, dan teknologi semuanya berasal dari luar negeri?” da Silva berkata.

    (riar/dry)

  • Suzuki Masih Optimis Penjualan Mobil di Indonesia Membaik

    Suzuki Masih Optimis Penjualan Mobil di Indonesia Membaik

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia sepanjang 2025 ini anjlok. Namun, Suzuki masih optimistis penjualan mobil di Tanah Air bisa bangkit lagi.

    Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil pada bulan Mei 2025 tercatat sebanyak 60.613 unit secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) dan sebanyak 61.339 unit secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen).

    Jika dibandingkan dengan bulan April 2025, penjualan wholesales Mei 2025 naik 18,4 persen dari 51.205 unit. Juga dari segi retail sales naik 7,6 persen dari 57.030 unit.
    Meski begitu, jika dibandingkan dengan penjualan mobil sebelum April, data penjualan Mei 2025 masih terbilang rendah. Bisa dibilang, penjualan mobil bulan lalu belum sepenuhnya pulih.

    Sebagai pembanding, pada Januari 2025, Gaikindo mencatatkan penjualan wholesales 61.932 unit dan retail sales 64.029 unit. Lanjut pada Februari wholesales sebanyak 72.336 unit dan retail sales 69.872 unit. Kemudian pada bulan Maret wholesales sebanyak 70.895 unit dan retail sales sebanyak 76.582 unit. Artinya, penjualan mobil pada Mei 2025 masih di bawah angka normal yang biasanya menyentuh 70-80 ribuan unit per bulan.

    Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra yakin penjualan mobil bisa bangkit di tahun ini. Bahkan, target yang telah ditetapkan pun dipercaya bisa tercapai.

    “Kenapa saya bisa berbicara begitu? Karena kondisi global kan penuh uncertain (ketidakpastian).Dalam artian, dalam hitungan hari, dalam hitungan bulan, kondisi bisa juga berbalik arah menjadi membaik gitu kalau ada solusi.Tapi terlepas dari itu, kita lihat juga dengan perkenalan produk, salah satunya dari Suzuki ini Fronx Ini juga akan menambah volume (penjualan) di Suzuki,” kata Donny saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Senin (23/6/2025) malam.

    Terlebih, dalam waktu dekat juga akan digelar pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Diharapkan, beberapa pameran otomotif yang akan digelar sampai akhir tahun dapat membangkitkan industri otomotif.

    “Banyak rencana pameran-pameran.Pameran besar yang didukung oleh aktivitas penjualan di beberapa merek akan mampu merangsang pertumbuhan industri otomotif,” sebut Donny.

    Tren penjualan mobil dari bulan ke bulan juga menunjukkan sisi positif. Tren positif itu diharapkan bisa berlanjut di sisa tahun 2025 ini.

    “Menurut kami cukup signifikan perbaikannya, di kami sendiri sekitar di angka 10 persen ada perbaikan secara volume. Memang masih belum sesuai dengan yang kami harapkan. Tapi dengan tren positif ini, kami harapkan dengan berbagai eksibisi besar, dengan diluncurkannya produk-produk baru yang dilengkapi dengan program penjualan, dan juga existing-existing produk yang dilengkapi dengan program penjualan yang menarik, yang nantinya akan didukung oleh lembaga pembiayaan. Kondisi ini bisa berangsur membaik dan harapan kami bisa menjadi titik recovery untuk kita bersama di tahun 2025,” beber Donny.

    “Kalau Mei membaik dari bulan April, Juni membaik dari bulan Mei,dan bulan-bulan seterusnya membaik, ya harapannya kondisi market otomotif di Indonesia bisa mencapai target yang kita tentukan bersama oleh rekan-rekan Gaikindo,” sambungnya.

    (rgr/dry)

  • Ini Alasan Truk Bermoncong Nyaris Punah di Indonesia

    Ini Alasan Truk Bermoncong Nyaris Punah di Indonesia

    Jakarta

    Pernahkah kalian bertanya-tanya, mengapa truk bermoncong makin susah ditemukan di Indonesia? Padahal, kendaraan komersial bertampang unik tersebut sempat populer di Tanah Air.

    Kini, seluruh truk yang dijual di Indonesia sudah menggunakan wajah ‘pesek’ alias tanpa bonet. Sebab, mesin kendaraan tak lagi ditaruh di depan, melainkan di bawah. Meski demikian, secara keamanan atau safety diklaim tak masalah.

    Ketika masih menjabat sebagai Chief Operating Officer atau COO PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo pernah menjelaskan, truk bermoncong memang sudah ditinggalkan secara global. Sebab, desain itu dianggap kurang pas untuk kebutuhan komersial di zaman sekarang.

    “Rasanya hampir seluruh dunia truknya tanpa bonet, kecuali di Amerika Serikat. Karena mereka ada aturannya dan Hino juga jual truk dengan bonet di sana. Tapi kalau di Asia, Eropa, Australia rata-rata sudah nggak pakai bonet,” ujar Santiko Wardoyo kepada detikOto di Jakarta Pusat, beberapa bulan lalu.

    Truk modern tanpa moncong. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

    Santiko secara tak langsung menjelaskan, truk bermoncong secara bisnis juga kurang menguntungkan. Sebab, alih-alih menambah dimensi ke depan, produsen lebih memilih menambah dimensi ke belakang atau pemanjangan kargo untuk memenuhi permintaan konsumen.

    “Secara keamanan juga nggak masalah tanpa bonet. Soalnya, truk kan jalannya pelan, nggak sekencang mobil penumpang,” ungkapnya.

    Di kesempatan berbeda, Seno Wirdiyawantoro selaku General Manager (GM) Product Planning Division Hino Indonesia membenarkan, truk tanpa moncong atau bonet secara bisnis dianggap konsumen lebih menguntungkan.

    “Itu (moncong depan) makan panjang bodi. Jadi, panjang bodi yang harusnya bisa jadi (kargo) harus kepotong karena ada moncong. Jadi konsumen lebih memilih moncongnya dihabisin, mesinnya dipindah ke bawah kursi, tapi muatan di belakang ditambah,” tutur Seno saat berbincang dengan detikOto.

    Lebih jauh, Seno menjelaskan, truk memang didesain untuk mengangkut barang-barang berat. Sehingga, kargo atau ruang angkutnya harus dibuat selega mungkin. Selain itu, menurut dia, secara permintaan pasar, truk pesek juga lebih tinggi dari truk mancung.

    “Sebenarnya gini, sekarang truk itu fungsinya untuk apa? Untuk kegiatan niaga. Sekarang kembali lagi bagaimana permintaan pasar. Jadi di Indonesia, kalau pendapat Hino, truk dengan moncong kemungkinan besar tidak laku,” kata Seno.

    (sfn/dry)

  • Bocoran Mobil Subaru yang Meluncur di GIIAS 2025

    Bocoran Mobil Subaru yang Meluncur di GIIAS 2025

    Jakarta

    Subaru Indonesia bakal berpartisipasi di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 pada 24 Juli hingga 3 Agustus di ICE-BSD City, Tangerang. Brand asal Jepang itu pun siap memperkenalkan produk baru di ajang pameran otomotif tahunan tersebut.

    “Tahun ini kita ada di hall 2B. Kita tetap display jumlah mobil yang cukup banyak, which is ada 8 mobil. Booth kita mesti bisa bercerita. Jadi, nggak sekedar menampilkan mobil dan harga,” ujar General Manager Marketing, PR, CRM Subaru Indonesia Irhan Farhan dalam acara Subaru Luncheon di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Bocoran mobil Subaru yang akan meluncur di GIIAS 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Irhan menjelaskan, nantinya mobil yang ditampilkan Subaru akan memiliki tema masing-masing. “Contoh di model Crosstrek ini, kita tampilkan dua dunia. Ada bagian yang konsepnya bersih, ada juga yang kotor berlumpur. Jadi bisa weekday mode maupun weekend mode. Itu contoh cerita yang kita mau tampilkan,” terang Irhan.

    Dalam materi presentasi Subaru Indonesia juga ditampilkan siluet atau teaser calon mobil baru Subaru, yang akan melantai di GIIAS 2025. Tapi CEO Subaru Indonesia Arie Christopher, tidak menjelaskan lebih rinci calon produk baru tersebut.

    “Jadi tahun 2025 ini, tahun yang spesial buat Subaru Indonesia. Kita akan mengeluarkan model baru, kita akan melaju jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Kita juga akan lebih dalam lagi, lebih dekat lagi menjangkau customer-customer kita di seluruh Indonesia, di daerah-daerah yang lebih potensial,” bilang Arie.

    “Yang pasti di GIIAS 2025 akan ada model baru, teman-teman media bisa nebak lah,” tegas Arie.

    Kalau diperhatikan dari siluet gambar yang ditampilkan, kemungkinan besar model baru Subaru ini adalah New Forester. New Forester sendiri memiliki pembaruan di area eksterior maupun interior. Menariknya lagi, Subaru New Forester ini sudah mendapat opsi mesin hybrid. Namun belum tahu, apakah varian mesin hybrid itu juga akan dibawa ke Indonesia atau tidak.

    Subaru New Forester Foto: Dok. Subaru

    (lua/dry)