Category: Detik.com Otomotif

  • Subaru Belum Lirik Mobil Listrik, Ini Alasannya

    Subaru Belum Lirik Mobil Listrik, Ini Alasannya

    Jakarta

    Mayoritas produsen mobil di dunia sudah memiliki kendaraan listrik sebagai salah satu lini produknya. Tapi berbeda dengan Subaru, brand asal Jepang ini masih konsisten memproduksi mobil bermesin konvensional alias ICE (internal combustion engine). Apa alasannya ya?

    Dijelaskan CEO Subaru Indonesia Arie Christopher, saat ini Subaru memang belum memiliki lini mobil listrik. Soalnya, target konsumen Subaru masih menginginkan mobil bermesin konvensional.

    “Jadi memang, kenapa belum ada EV (mobil listrik)? Karena sesuai dengan target market kita yang kita sasar. Segmentasi yang kita sasar. Jadi segmen konsumen kita tak memprioritaskan EV,” bilang Arie kepada wartawan dalam acara Subaru Luncheon di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Arie menambahkan, tipikal konsumen Subaru adalah konsumen yang membeli mobil tidak sekadar untuk alat transportasi. Melainkan juga untuk mencari experience atau pengalaman berkendaranya.

    “Jadi profil pembeli Subaru adalah, mereka tidak membeli mobil sebagai alat transportasi biasa belaka, yang saya mau pindah dari titik A ke titik B, saya butuh mobil, dan belilah mobil, mobilnya bisa merek Subaru, bisa merek yang lain. Tidak seperti itu,” kata Arie lagi.

    “Maka customer Subaru itu membeli Subaru, karena mereka memang kepingin dapat experience. Experience apa? Experience dalam mengemudi,” sambung Arie. Diketahui Subaru memang menawarkan kesenangan berkendara atau fun to drive. Sebab, Subaru memiliki konfigurasi mesin boxer yang unik.

    Selain itu, kata Arie, konsumen Subaru memiliki ikatan emosional dengan mobilnya. “Jadi kita pemilik Subaru dengan Subaru itu punya ikatan emosional. Jadi (mobil itu) it’s not only barang,” ujar Arie.

    Diketahui saat ini Subaru Indonesia memiliki beberapa line up model, seperti BRZ, WRX, Crosstrek, Outback, termasuk Forester.

    (lua/rgr)

  • Mobil Listrik Retro-Modern GWM ORA 03 Meluncur di RI, Segini Harganya

    Mobil Listrik Retro-Modern GWM ORA 03 Meluncur di RI, Segini Harganya

    Jakarta

    GWM Indonesia resmi meluncurkan produk mobil listrik terbaru mereka, ORA 03. Ini adalah mobil listrik murni bergaya retro futuristis dengan fitur intelligent driving dan kenyamanan premium yang dirancang khusus untuk mobilitas urban.

    Daya tarik utama GWM ORA 03 terletak pada desainnya, dengan cerminan filosofi ‘ORA Egg Aesthetic of Life’. GWM ORA 03 menampilkan struktur bodi yang indah dengan lekukan kuat yang menciptakan bentuk kendaraan estetis, layaknya bentuk sebuah telur.

    “Lini produk GWM ORA berfokus pada pasar BEV. GWM ORA merupakan model perdana yang dikembangkan memakai platform GWM Lemone, memanfaatkan GWM Forest Ecosystem dan dirancang sesuai standar global sebagai produk flagship kelas dunia,” bilang Zhen Boyang selaku Director of GWM Indonesia, di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
    “Tahun lalu, kami sukses memperkenalkan Haval H6 HEV, Haval Jolion HEV, Tank 300 HEV, dan Tank 500 HEV ke pasar Indonesia.

    Tahun 2025 ini, GWM akan memantik trend mobil listrik baru di Indonesia dengan peluncuran GWM ORA 03. “Kami sangat bahagia menyambut ORA sebagai keluarga baru GWM Indonesia,” sambung Zhen.

    GWM ORA 03 dipasarkan dengan harga Rp 379.000.000 on the road Jakarta. Nah, yang menarik, GWM akan memberikan harga special early bird, Rp 369.000.000 sampai akhir GIIAS 2025, 3 Agustus.

    GWM ORA 03 Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    GWM ORA 03 mampu menghasilkan performa optimal dengan output tenaga 105 kW dengan torsi maksimal 210 Nm, memastikan performa yang responsif saat bernavigasi di jalanan kota.

    Mobil ini ditenagai oleh baterai Lithium Iron Phosphate 47,8 kWh dengan Energy Density >170 Wh/kg dan sistem manajemen BMS terintegrasi, GWM ORA 03 mampu menempuh jarak hingga 400 km (NEDC) dalam sekali pengisian.

    Mobil ini juga didukung teknologi DC Fast Charging 69 kW yang dapat mengisi daya dari 30% hingga 80% hanya dalam 30 menit.

    (lua/rgr)

  • Tampang Chery C5, Penerus Omoda 5 yang Harganya Jauh Lebih Murah

    Tampang Chery C5, Penerus Omoda 5 yang Harganya Jauh Lebih Murah

    Foto Oto

    Septian Farhan Nurhuda – detikOto

    Kamis, 26 Jun 2025 12:35 WIB

    Jakarta – Chery C5 meluncur di Indonesia, Rabu (25/6). Diplot sebagai pengganti Omoda 5, kendaraan tersebut dibanderol Rp 70 jutaan lebih murah untuk varian tertinggi.

  • Suzuki Bicara Kemungkinan Jual Mobil Full Hybrid buat Indonesia

    Suzuki Bicara Kemungkinan Jual Mobil Full Hybrid buat Indonesia

    Bandung

    Mobil hybrid Suzuki di Indonesia masih mengandalkan sistem hybrid ringan atau mild hybrid. Beberapa mobil Suzuki yang telah disuntik teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) antara lain Suzuki Ertiga, XL7, Grand Vitara dan yang terbaru Suzuki Fronx.

    Harold Donnel, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, Suzuki memang merencanakan program multi-pathway untuk mengurangi emisi karbon dengan menghadirkan beragam teknologi kendaraan ramah lingkungan. Itu diawali dengan sistem mild hybrid dan tahun depan Suzuki akan menjual mobil listrik berbasis baterai.

    “Kenapa lebih ke mild hybrid daripada strong hybrid? Yang pertama itu sebenarnya Suzuki karakternya sukanya step-by-step. Jadi dia bukan tipikal brand yang tiba-tiba langsung strong hybrid atau tiba-tiba langsung electrically hybrid. Jadi kita percaya bahwa dengan step-by-step itu kita bisa membuat sebuah teknologi yang teruji, peace of mind buat konsumen-konsumen kita,” kata Harold kepada detikOto di Bandung, Jawa Barat.

    Harold menegaskan, sistem mild hybrid yang ada di Indonesia sudah berdasarkan sistem yang dianut Suzuki di Jepang. Jadi, sistem mild hybrid itu sudah teruji.

    Harold tak menutup kemungkinan ke depannya Suzuki akan membawa teknologi strong hybrid ke Indonesia. Namun, dia belum bisa memastikan kapan mobil-mobil Suzuki di Indonesia disematkan teknologi strong hybrid.

    “Habis itu nanti perkembangannya ke strong hybrid sama electrically hybrid. Makanya lebih ke mild hybrid di pasar Indonesia dulu.Tapi soon itu nanti seiring dengan berjalannya waktu ya soon akan ter-serve juga kok. Walaupun strong hybrid-nya jadi terkesan lebih lama daripada electric vehicle-nya itu sendiri kan. Karena di 2026 kan rencananya kita udah BEV (mobil listrik berbasis baterai). Cuma bukan berarti kita pengin loncat. Tuntutan memang memaksa Suzuki harus bisa multi pathway,” sebut Harold.

    (rgr/din)

  • Neta di Ambang Bangkrut, Terancam Sanksi Kembalikan Subsidi Mobil Listrik

    Neta di Ambang Bangkrut, Terancam Sanksi Kembalikan Subsidi Mobil Listrik

    Jakarta

    Neta dilaporkan sedang di ambang kebangkrutan. Merek mobil listrik asal China ini terancam sanksi untuk mengembalikan subsidi mobil listrik yang telah dinikmati.

    Dikutip Reuters, Zhejiang Hozon New Energy Automobile, sebagai pemilik merek kendaraan listrik China Neta, secara resmi memasuki proses kebangkrutan. Hal itu dilaporkan oleh media lokal China CCTV.

    Diberitakan Bangkok Post, Neta Auto Thailand, yang memproduksi mobil listrik secara lokal dengan merek Neta, mungkin diharuskan membayar lebih dari 2 miliar baht (Rp 998 miliar) kembali ke pemerintah jika gagal memenuhi target.

    Hozon Auto, perusahaan induk Neta Thailand di Tiongkok, sedang merestrukturisasi tim manajemennya karena mencoba menyelesaikan masalah keuangan, yang dapat mencakup mengubah utang menjadi ekuitas, serta mengumpulkan dana. Kondisi ini membuat rencana pendirian pabrik gagal.

    Sementara itu, pemerintah Thailand telah memberikan subsidi mobil listrik kepada Neta dengan syarat untuk membangun pabrik manufaktur mobil listrik di Thailand.

    “Jika perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan ini, perusahaan harus mengembalikan dana tersebut,” kata Wakil Menteri Keuangan Thailand Paopoom Rojanasakul.

    Di Negeri Gajah Putih, mobil listrik mendapat subsidi hingga 100.000 baht (hampir Rp 50 juta) per unit. Pemerintah Thailand juga mengurangi bea masuk untuk kendaraan listrik yang diimpor utuh hingga batas maksimal 40% untuk tahun 2024-25, dan mengurangi pajak cukai menjadi 2% dari tarif awal 8%.

    Pembuat mobil yang berpartisipasi dalam skema ini harus mendirikan pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri. Selain itu, perusahaan harus memproduksi kendaraan di dalam negeri untuk mengimbangi impor dengan rasio dua kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) yang diproduksi secara lokal untuk setiap kendaraan impor pada tahun 2026.

    Jika merek otomotif itu tidak dapat memenuhi target produksi ini, mereka harus mengimbanginya dengan rasio tiga kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) yang diproduksi secara lokal untuk setiap satu kendaraan impor pada tahun 2027.

    Kepala Bisnis Asia Tenggara untuk Hozon Auto Sun Baolong meyakinkan kepada pelanggan Thailand bahwa rencana produksi di dalam negeri dan penjualan tetap berjalan. Dia memperkirakan kesulitan keuangan di perusahaan akan teratasi dalam waktu dekat.

    (rgr/din)

  • Lepas Nama ‘Omoda’, Harga Mobil Listrik Chery E5 Turun Rp 100 Juta!

    Lepas Nama ‘Omoda’, Harga Mobil Listrik Chery E5 Turun Rp 100 Juta!

    Jakarta

    Di sela-sela peluncuran Chery C5, PT Chery Sales Indonesia (CSI) turut mengenalkan Chery E5 di Tanah Air, Rabu malam (25/6). Kendaraan listrik tersebut kini tak lagi membawa embel-embel ‘Omoda’ dan mengalami penurunan harga!

    Budi Darmawan selaku Direktur Pemasaran PT CSI mengatakan, meski harganya turun, namun Chery E5 mengalami peningkatan fitur dan performa. Sehingga, konsumen menjadi lebih diuntungkan.

    “Jadi mobil ini sekarang tanpa nama Omoda, kita pakai Chery aja. Kalau soal penurunan harga, kita bilangnya perang inovasi,” ujar Budi saat ditemui di SCBD, Jakarta Selatan, Rabu malam (26/5).

    Chery E5 meluncur di Indonesia. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Jika saat masih menggunakan embel-embel ‘Omoda’ Chery E5 dibanderol Rp 505 jutaan, kini kendaraan tersebut hanya ditawarkan Rp 399 jutaan. Bahkan, khusus untuk varian Pure, harganya sekarang mulai Rp 369 jutaan dengan status on the road Jakarta.

    Meski namanya tak lagi menggunakan Omoda, namun emblem tersebut masih melekat di Chery E5. Menurut Budi, pihaknya masih dalam masa transisi sebelumnya menghapus nama itu sepenuhnya.

    Secara tampilan, nyaris tak ada perubahan di mobil listrik tersebut. Namun, pabrikan melakukan optimalisasi di bagian baterai dan motor listrik. Mereka mengklaim, kendaraan kini lebih senyap, bertenaga dan efisien.

    Dengan skema 7 in 1 yang menggantikan 3 in 1, Chery E5 saat ini punya semburan tenaga maksimum 155 dk atau naik 5 dk dibandingkan model sebelumnya. Namun, torsinya turun menjadi hanya 288 Nm untuk mengejar efisiensi.

    Pembekalan tersebut membuat Chery E5 mampu melesat dari nol ke 100 km/jam hanya dalam 7,2 detik. Sedangkan top speed atau kecepatan maksimumnya tembus 172 km/jam!

    Baterainya masih sama, yakni berkapasitas 61.06 kwh dengan jarak tempuh maksimum 430 km melalui pengujian WLTP. Sementara fitur standarnya ada kamera 540 derajat, electric sunroof, electric tailgate dan masih banyak lagi.

    (sfn/din)

  • Bamsoet Apresiasi Kesuksesan Uji Terbang Perdana EHang dengan Penumpang

    Bamsoet Apresiasi Kesuksesan Uji Terbang Perdana EHang dengan Penumpang

    Jakarta

    Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi kesuksesan uji terbang perdana taksi udara otonom EHang 216-S (EH216-S) dengan penumpang di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Menurut Bamsoet, pencapaian ini menandai kesiapan Indonesia dalam memasuki era baru transportasi udara otonom yang cerdas, cepat, dan ramah lingkungan.

    Ia menilai teknologi seperti EHang dapat membuka peluang besar bagi sinergi antara industri otomotif dan penerbangan dalam negeri.

    “Kehadiran taksi terbang EHang di Indonesia tidak hanya menunjukkan kesiapan Indonesia dalam memasuki era transportasi udara otonom, tetapi juga membuka peluang besar bagi industri otomotif dan penerbangan dalam negeri untuk berinovasi dan bersinergi bersama. Keberhasilan uji terbang hari ini perlu diperluas ke berbagai kota sebagai langkah strategis dalam meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap teknologi transportasi udara otonom,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).

    Bamsoet menambahkan bahwa meski EH216-S sudah beberapa kali diuji coba sejak 2021 di berbagai lokasi seperti Bali, Semeru, Pondok Cabe, hingga JIEXPO Kemayoran, penerbangan kali ini menjadi yang pertama dilakukan dengan penumpang.

    Sebelumnya, EHang juga sukses diperkenalkan dan uji coba dalam ajang Thailand Drone Exhibition & Symposium yang diselenggarakan Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT) pada November 2024 lalu.

    Pesawat tanpa pilot ini mampu mengangkut dua penumpang dengan kecepatan maksimal 130 km/jam dan jarak tempuh hingga 30 kilometer. Waktu terbangnya berkisar antara 18-25 menit dalam satu kali pengisian daya.

    “Sebuah efisiensi yang tidak hanya menjanjikan kenyamanan, tetapi juga keberlanjutan lingkungan di tengah kemacetan lalu lintas yang kian kompleks,” kata Bamsoet.

    Ia memaparkan EH216-S juga telah mendapatkan sertifikat tipe, produksi, dan kelaikan udara dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC). Capaian ini menjadikannya sebagai electric Vertical Take-Off Landing (eVTOL) penumpang otonom pertama di dunia yang diakui secara resmi.

    Dengan sistem navigasi berbasis AI, sistem fail-safe yang memantau kondisi udara secara real-time, serta 16 motor listrik independen yang memungkinkannya lepas landas dan mendarat secara vertikal, EH216-S disebut mengutamakan keselamatan dan keamanan penumpang. Sistem baterainya pun dilengkapi manajemen cerdas dan perlindungan dari serangan siber.

    “Dari aspek keselamatan, EH216-S dilengkapi sistem manajemen baterai cerdas yang mengatur 12 kelompok baterai secara simultan, sistem kendali redundan untuk menghindari kegagalan teknis, hingga jaringan komunikasi terenkripsi untuk menangkal potensi serangan siber. Setiap aspek dari kendaraan ini didesain untuk satu tujuan: membawa penumpang dengan selamat, efisien, dan nyaman ke tempat tujuan,” pungkas Bamsoet.

    Sebagai informasi, uji terbang ini turut dihadiri: Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Media dan Komunikasi IMI; Executive Chairman Prestige Aviation Rudy Salim; CFO EHang China Conor; serta Komunikasi dan Media IMI Dwi Nugroho Marsudianto.

    (anl/ega)

  • Bikin Kantong Jebol! Segini Denda kalau Kena Tilang Elektronik

    Bikin Kantong Jebol! Segini Denda kalau Kena Tilang Elektronik

    Jakarta

    Pengguna kendaraan bermotor kini selalu diawasi oleh kamera tilang elektronik atau electronic law enforcement (ETLE). Jika kedapatan melanggar lalu lintas, siap-siap keluar uang banyak buat bayar dendanya.

    Pelanggaran lalu lintas kini lebih mudah untuk dideteksi. Sebab, sudah ada ribuan kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) yang beroperasi. Kamera ini bisa mendeteksi pelanggaran lalu lintas dan nantinya surat konfirmasi tilang dikirim ke pemilik kendaraan.

    ETLE punya beberapa jenis kamera yang berbeda. Ada ETLE Statis yang terpasang di sejumlah titik, ETLE Mobile, Portable, drone, dan ETLE yang sudah dibekali sensor Weight in Motion (WIM) untuk mendeteksi kendaraan kelebihan muatan.

    12 Pelanggaran Tilang yang Diincar Kamera ETLE

    Dikutip dari akun X TMC Polda Metro Jaya, saat ini ada 12 daftar pelanggaran lalu lintas yang dipelototi kamera ETLE. Berikut rinciannya:

    Pelanggaran ganjil genapPelanggaran marka jalan dan rambu jalanPelanggaran batas kecepatan kendaraanKelebihan daya angkut dan dimensi (ETLE Mobile)Menerobos lampu merahMelawan arus (ETLE Mobile)Tidak menggunakan helmTidak menggunakan sabuk keselamatanMenggunakan ponsel saat berkendaraBerboncengan lebih dari 3 orang (ETLE Mobile)Menggunakan pelat nomor palsu (ETLE Mobile)Tidak menyalakan lampu di siang hari untuk motor (ETLE Mobile).Besaran Denda Tilang ETLE

    Acuan denda dari tilang elektronik tak berbeda dari tilang manual. Pelanggar lalu lintas yang terjerat kamera ETLE akan dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berikut kami rangkum daftar lengkapnya:

    Pelanggaran ganjil genap: denda tilang maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulan.Pelanggaran marka jalan dan rambu jalan: denda maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulanPelanggaran batas kecepatan kendaraan: denda tilang maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulan.Kelebihan daya angkut dan dimensi: denda maksimal Rp 24 juta atau pidana kurungan maksimal satu tahunMenerobos lampu merah: denda tilang maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulan.Melawan arus: denda tilang maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulan.Tidak menggunakan helm: denda Rp 250 ribu atau pidana kurungan maksimal satu bulanTidak menggunakan sabuk pengaman: denda Rp 250 ribu atau pidana kurungan maksimal satu bulanMenggunakan ponsel saat berkendara: denda Rp 750 ribu atau pidana kurungan maksimal tiga bulanBerboncengan lebih dari dua orang: denda Rp 250 ribu atau pidana kurungan maksimal satu bulanMenggunakan pelat nomor palsu: denda Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulanTidak menyalakan lampu di siang hari untuk motor: denda Rp 100 ribu atau pidana kurungan maksimal 15 hari.

    (rgr/din)

  • Chery C5 Meluncur di Indonesia, Segini Harganya

    Chery C5 Meluncur di Indonesia, Segini Harganya

    Jakarta

    PT Chery Sales Indonesia (CSI) resmi meluncurkan Chery C5 di Tanah Air, Rabu (25/6). Kendaraan bertampang sporty itu diplot sebagai pengganti Omoda 5 yang telah dipasarkan sejak dua tahun lalu. Lantas, berapa harga jual Chery C5 di Indonesia?

    Budi Darmawan selaku Direktur Pemasaran PT CSI mengatakan, Chery C5 tersedia dalam dua varian berbeda, yakni Z dan RZ. Sementara banderol keduanya sama-sama tak sampai Rp 400 juta dengan status on the road Jakarta.

    “C5 Z harganya Rp 319 juta dan RZ Rp 349 jutaan. Angka ini saya yakin sudah melampaui ekspektasi kalian, kan?” kata Budi saat peluncuran produk di SCBD, Jakarta Selatan, Rabu malam (25/6).

    Chery Omoda C5 mengusung bahasa desain avant-garde dengan grille tanpa bingkai, lampu utama atau headlamp menyipit di bagian atas, serta tarikan garis yang membuat pencahayaan terhubung. Siluet coupe dengan atap melandai ke belakang memberikan kesan sporty namun tetap elegan.

    Kendaraan baru tersebut punya dimensi yang cukup ringkas. Panjangnya 4.400 mm, lebar 1.830 mm, tinggi 1.588 mm dan jarak sumbu roda 2.630 mm. Sementara ground clearance atau jarak tapaknya 190 mm, sehingga cocok dipakai di medan yang agak bergelombang.

    Masuk ke kabin, kesan premium langsung terasa. Terdapat layar ganda berukuran 10,25 inci untuk panel instrumen digital dan infotainment. Dukungan Apple CarPlay dan Android Auto sudah tersedia, lengkap dengan sistem audio premium Sony (tergantung varian).

    Material soft touch dan ambient light 64 warna membuat pengalaman berkendara makin menyenangkan. Selain itu, di kabinnya sudah ada AC dual zone dengan filter PM0.3 ultra-efficient untuk memastikan kualitas udara tetap bersih bagi seluruh penumpang.

    Sementara fitur keselamatannya cukup beragam. Pabrikan telah membekalinya dengan teknologi keselamatan ADAS (Advanced Driver Assistance System) yang termasuk Adaptive Cruise Control, Lane Departure Warning & Lane Keeping Assist, Automatic Emergency Braking, Blind Spot Monitoring dan Rear Cross Traffic Alert.

    Selain itu, sudah tersedia enam kantung udara atau airbags, kamera 360 derajat, serta sistem pengereman ABS+EBD+BA.

    Chery C5 menggunakan mesin 1,5 L Turbocharged yang mampu menghasilkan tenaga maksimum 145 dk dan torsi puncak 230 Nm. Pembekalan tersebut disalurkan ke roda melalui transmisi dual clutch transmission atau DCT enam-percepatan.

    (sfn/rgr)

  • 5 Bulan Mengaspal di RI, Pesanan Mobil Listrik Geely EX5 Tembus 1.000 SPK

    5 Bulan Mengaspal di RI, Pesanan Mobil Listrik Geely EX5 Tembus 1.000 SPK

    Jakarta

    Geely resmi hadir lagi di Indonesia sejak awal tahun 2025. Memanfaatkan momentum tersebut, pabrikan asal China ini memperkenalkan mobil listrik andalan mereka Geely EX5 pada ajang pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, bulan Februari lalu. Setelah lima bulan berselang, pesanan Geely EX5 tembus angka 1.000 SPK.

    “Secara wholesales itu udah 600-an unit yang dikirim ke dealer. Tapi untuk SPK, (surat pemesanan kendaraan) itu udah 1.000 unit lebih,” ungkap Brand Director Geely Auto Indonesia Yusuf Anshori saat berkunjung ke kantor detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).

    Brand Director Geely Auto Indonesia Yusuf Anshori (tengah) Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Seperti diketahui, Geely Auto Indonesia memasarkan model EX5 ini dalam dua tipe, yakni EX5 Max dan EX5 Pro. Geely EX5 Pro dipasarkan Rp 475 juta dan Geely EX5 Max dijual Rp 515 juta. Saat ini Geely EX5 masih diimpor utuh dari China, tapi nantinya model tersebut juga akan dirakit secara lokal di pabrik PT Handal Indonesia Motor.

    “Akan dirakit lokal di Handal nanti kuartal ketiga (2025),” sambung pria yang akrab disapa Ori ini.

    Sebagai informasi, Geely EX5 dibangun di atas platform GEA (Global Intelligent Electric Architecture). Platform ini bisa memaksimalkan ruang dan juga kenyamanan berkat teknologi Cell To Body (CTB) untuk baterai kendaraan listriknya.

    Geely EX5 diperkenalkan di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 Foto: Agung Pambudhy

    Mobil listrik ini mengusung baterai Geely Short Blade Battery. Sekali cas sampai penuh, mobil listrik ini diklaim bisa menempuh jarak hingga 495 km. Baterai itu mengadopsi fitur pengisian cepat dengan mengisi 30%-80% hanya dalam 20 menit.

    Tak hanya itu, Geely EX5 juga dilengkapi berbagai fitur safety, dari active safety, battery safety, pedestrian safety, passive safety, health safety, hingga cyber security. Mobil tersebut juga sudah memiliki fitur-fitur ADAS (Advanced Driver Assistance System) yang membuatnya semakin aman dikendarai.

    (lua/rgr)