Video: 3 Penyakit yang Berisiko Tinggi Sebabkan Stroke
Category: Detik.com Kesehatan
-

Mencegah Stunting dari Kamar Mandi
Jakarta –
Bertahun-tahun, Uni Sapitri (29) tinggal di rumah bambu yang reyot di Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten. Dindingnya dari anyaman yang rapuh dan mulai lapuk, jauh dari kata layak apalagi nyaman.
Namun yang paling memprihatinkan adalah kamar mandinya. Hanya ada kloset sederhana, ember plastik tempat menampung air, dan tanpa keramik. Kumuh, dan pastinya tidak sesuai standar sanitasi yang aman bagi kesehatan.
Bersama suaminya, Humaedi (35) yang berprofesi sebagai pekerja bangunan, Uni membesarkan dua orang anak. Anak pertama sudah 8 tahun usianya, dan yang kedua baru berusia 23 bulan.
“Beratnya 10 kilogram sekarang,” ujar Uni menceritakan kondisi anak keduanya, kepada wartawan, Rabu (30/10/2024).
Di bawah usia 2 tahun, anak kedua Uni tengah berada dalam fase perkembangan yang krusial. Asupan gizi yang baik dan lingkungan yang sehat sangat penting untuk menjaga tumbuh kembangnya tetap terjaga dengan baik.
Namun dengan kondisi rumahnya yang kumuh, kedua anak Uni menghadapi risiko yang tidak bisa disepelekan. Stunting membayangi anak-anak tersebut di masa tumbuh kembangnya.
“Sanitasi, MCK (Mandi Cuci Kakus), dan kondisi rumah sangat berpengaruh pada stunting,” kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr Wihaji, SAg, MPd, saat mengunjungi rumah Uni.
Fasilitas sanitasi yang buruk, menurut Wihadji, menimbulkan ancaman kesehatan yang besar. Keterbatasan akses terhadap kebersihan dasar meningkatkan risiko penyakit infeksi, seperti diare dan infeksi cacing, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menghambat tumbuh kembang anak.
Termasuk Uni sekeluarga, sebanyak 30 Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Desa Pasar Keong saat ini mendapatkan bantuan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Bantuan yang bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Lebak ini berupa fasilitas bedah rumah untuk menciptakan lingkungan yang layak.
Saat ini, rumah Uni sedang dalam proses perbaikan. Dinding kamar mandi diubah jadi dinding beton, dan alasnya diganti lantai keramik agar mudah dibersihkan. Nantinya, dinding rumah yang semula hanya anyaman bambu akan diganti menjadi beton sehingga lebih kokoh.
Di samping perbaikan fasilitas, bantuan lain yang diberikan juga mencakup edukasi mengenai pentingnya gizi dan pola asuh yang tepat. Dengan penghasilan suami yang hanya sekitar Rp 50 ribu sehari, mengatur pemenuhan nutrisi yang tepat tak bisa dipungkiri memang menjadi tantangan tersendiri.
Pendekatan terpadu melalui intervensi sanitasi dan edukasi gizi seperti ini diharapkan dapat membantu anak-anak tumbuh sehat dan terhindar dari stunting. Menurut Wihaji, hasilnya akan dievaluasi dalam setahun ke depan.
“Makanya saya minta warga di sini diawasi,” kata Wihaji.
“Jangan sampai habis dari sini tidak ada tindak lanjut,” katanya mewanti-wanti.
(up/up)
-

Batuk Menjadi Penyakit yang Harus di Waspadai Ketika Musim Pancaroba
Jakarta –
Musim pancaroba sering kali membawa tantangan kesehatan bagi banyak orang. Perubahan cuaca yang tidak menentu, ditambah dengan polusi udara yang semakin merajalela, membuat tubuh rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan.
Mengapa seperti itu? Karena pada musim pancaroba virus lebih mudah bertahan dan lebih cepat berkembang biak. Selain itu, perubahan suhu yang ekstrem membuat tubuh berusaha menyesuaikan dengan cepat sehingga imunitas tubuh kita jadi berkurang.
Penyakit yang paling sering terjadi pada musim pancaroba adalah penyakit pada sistem pernapasan seperti batuk dan pilek. Diketahui, batuk adalah reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tubuh kita, seperti virus, bakteri, debu, ataupun lendir yang diakibatkan adanya iritasi yang terjadi di saluran pernapasan atas.
Saat mengalami batuk, cobalah atasi dengan obat batuk herbal yang sudah terstandar OHT (Obat Herbal Terstandar), karena obat batuk dengan standar tersebut sudah teruji khasiat dan keamanannya secara ilmiah dengan uji praklinik.
Selain itu, proses produksi obat terstandar OHT juga sudah memiliki standar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB). Hal tersebut menambah standar keamanan obat bagi semua kalangan, terutama bagi ibu hamil dan menyusui yang harus lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih obat.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, OB Herbal hadir sebagai solusi bagi mereka yang membutuhkan obat batuk alami yang sudah teruji khasiat dan keamanannya secara ilmiah, tersertifikasi halal, dan efektif meredakan berbagai jenis batuk.
Berbagai keunggulan itu menjadikan OB Herbal sebagai obat batuk yang cocok bagi semua kalangan. Ditambah lagi, obat batuk tersebut tidak menyebabkan kantuk, sehingga penggunanya tidak perlu khawatir jika mengkonsumsinya pada saat beraktivitas.
Dengan kombinasi 100 persen ekstrak herbal seperti jahe, jeruk nipis, kencur, daun timi, daun mint, biji pala, akar manis, dan madu, OB Herbal memberikan sensasi rasa hangat di tenggorokan dan melegakan pernafasan. Seluruh kandungan bahan herbal yang ada di OB Herbal membuatnya efektif untuk mengobati batuk, mengatasi iritasi, dan nyeri pada tenggorokan.
OB Herbal redakan batuk sat set Foto: Dok. OB Herbal
Sebagai informasi, OB Herbal diproduksi oleh PT Deltomed Laboratories yang merupakan salah satu perusahaan herbal modern terbaik di Indonesia yang sudah berpengalaman lebih dari 45 tahun di industri obat herbal modern.
Perusahaan tersebut sudah memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) dan CPOTB, sehingga OB Herbal terjamin mutu dan kualitasnya.
Ditambah lagi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah menguji kualitas, manfaat, dan keamanan obat tersebut yang menjadikannya obat batuk dengan sertifikasi OHT.
Perlu diketahui, OB Herbal hadir dalam berbagai kemasan yang memudahkan penggunanya memilih sesuai kebutuhan, yakni kemasan 100 ml dan 60 ml yang ideal untuk disimpan sebagai stok di rumah, serta kemasan 30 ml yang praktis untuk dibawa bepergian atau traveling.
Untuk menambah kepraktisan, OB Herbal kini juga hadir dalam kemasan sachet sehingga mudah dibawa ke mana saja dan dapat dengan sat set dikonsumsi kapan pun dibutuhkan.
Selain itu, OB Herbal tersedia dalam berbagai varian, yakni varian Habbatussauda yang tidak hanya meredakan batuk, tetapi juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh, serta OB Herbal Junior yang mengandung madu dan meniran untuk membantu meredakan batuk sekaligus melegakan tenggorokan dengan rasa yang disukai anak-anak.
Nah, sekarang tak perlu khawatir dengan tantangan kesehatan saat musim pancaroba. Sedia selalu OB Herbal, cara sat set redakan batuk!
(Content Promotion/OBHerbal)
-

Video: Geger Temuan Residu Berbahaya Anggur Muscat di Thailand
Video: Geger Temuan Residu Berbahaya Anggur Muscat di Thailand
-

Berapa Kadar Asam Urat Normal pada Pria dan Wanita? Begini Penjelasannya
Jakarta –
Asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, mulai dari kerusakan sendi, batu ginjal, gagal ginjal, hingga penyakit jantung koroner. Lantas, berapa kadar asam urat yang normal agar terhindar dari penyakit?
Dikutip dari Cleveland Clinic, asam urat atau uric acid adalah senyawa yang dihasilkan tubuh ketika memproses purin. Purin merupakan zat yang terkandung dalam makanan atau minuman tertentu, seperti daging, jeroan, dan minuman beralkohol.
Ketika jumlahnya terlalu tinggi, asam urat dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada persendian. Kondisi ini dikenal dengan nama gout, atau yang oleh kebanyakan orang disebut sebagai penyakit asam urat.
Selain kerusakan persendian, asam urat tinggi juga bisa menyebabkan komplikasi berupa batu ginjal, gagal ginjal, hingga penyakit jantung koroner. Karenanya, penting untuk menjaga agar kadar asam urat dalam tubuh tetap normal dan tidak melebihi batas.
Pertanyaannya, berapa sih jumlah asam urat yang dianggap normal?
Dikutip dari Very Well Health, kadar asam urat normal pada pria dan wanita ternyata berbeda. Pada pria, jumlah asam urat yang dianggap normal adalah 2,4 sampai 7,4 miligram per desiliter (mg/dL) darah. Sedangkan pada wanita, kadar asam urat normal adalah 1,4 hingga 5,8 mg/dL.
Penyebab Asam Urat Tinggi
Asam urat tinggi biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan mengandung purin secara berlebihan. Semakin banyak mengonsumsi purin, semakin banyak pula asam urat yang dihasilkan tubuh sehingga memicu penumpukan.
Selain itu, asam urat tinggi juga bisa dipicu oleh:
Konsumsi sirup jagung fruktosa tinggi, seperti yang ada pada minuman soda, permen, dan buah kalenganEfek samping pengobatan kanker, seperti kemoterapiKondisi medis tertentu, seperti leukemia, psoriasis, dan penyakit ginjal kronisBerat badan berlebih atau obesitasEfek obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan aspirinGejala Asam Urat Tinggi
Seseorang yang memiliki kadar asam urat tinggi bisa saja tidak menunjukkan gejala, kecuali ada kondisi tertentu yang mendasari seperti gout, batu ginjal, dan lain sebagainya.
Berikut gejala asam urat tinggi sesuai dengan kondisi yang menyertai:
Gout: nyeri, bengkak, dan kemerahan pada persendianBatu ginjal: nyeri pada tubuh bagian samping atau perut bagian bawah, darah dalam urinSindrom lisis tumor: Mual dan muntah, lesu , detak jantung cepat atau tidak teratur, kejang, kram otot, kebingunganSindrom fanconi: gangguan tumbuh kembang dan nyeri tulang pada anak-anak, kelemahan dan nyeri tulang pada orang dewasa
(ath/kna)
-

Ini 5 Penyebab Jerawat di Ketiak dan Cara Mencegahnya
Jakarta –
Pada umumnya, jerawat muncul di area wajah yang membuat seseorang jadi tidak percaya diri. Namun, jerawat juga bisa timbul di ketiak yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
Jerawat di ketiak bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Namun tak perlu khawatir, sebab ada sejumlah cara untuk mencegah timbulnya jerawat di ketiak.
Lantas, apa yang menyebabkan timbulnya jerawat di ketiak? Lalu bagaimana cara mencegahnya? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
Penyebab Jerawat di Ketiak
Jerawat di ketiak menyebabkan timbul benjolan yang terkadang terasa sakit jika disentuh atau bergesekan dengan kulit. Mengutip laman Curology, berikut sejumlah penyebab jerawat di ketiak:
1. Folikulitis
Folikulitis merupakan gangguan pada kulit yang ditandai dengan peradangan pada folikel rambut, yakni lubang-lubang kecil di kulit tempat tumbuhnya rambut. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Selain bakteri, folikulitis juga bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur dan virus. Selain itu, gangguan ini juga bisa dipicu oleh iritasi akibat gesekan (seperti bercukur), produk perawatan kulit tertentu, atau reaksi peradangan terhadap keringat.
Nah, folikulitis bisa menyebabkan timbulnya benjolan berwarna merah di ketiak. Dalam beberapa kasus, benjolan tersebut dapat berisi nanah dan terasa gatal atau nyeri.
2. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat tertentu. Zat tersebut bisa berupa alergen yang memicu alergi atau iritasi.
Beberapa zat-zat yang umumnya dapat memicu dermatitis kontak di antaranya:
SabunKosmetikParfumPerhiasan.
Untuk kasus jerawat di ketiak, biasanya disebabkan oleh zat-zat yang terdapat pada deodoran atau antiperspiran karena mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit atau memicu reaksi alergi.
Beberapa gejala umum yang muncul ketika mengalami dermatitis kontak yaitu ruam merah, gatal-gatal, hingga menyebabkan melepuh atau sensasi terbakar di kulit.
3. Luka Akibat Pisau Cukur
Kebiasaan mencukur bulu ketiak dapat menyebabkan ruam dan iritasi kulit. Ruam tersebut bisa memicu rasa gatal dan tidak nyaman, namun akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun dalam beberapa kasus, mencukur bulu ketiak bisa menyebabkan luka dan kulit terasa seperti terbakar. Hal itu biasanya disebabkan karena pisau cukur yang sudah tumpul atau tidak melembapkan kulit.
Lalu, menggunakan pisau cukur yang sudah tua atau tumpul bisa memasukkan bakteri ke dalam luka kecil di kulit, sehingga memicu infeksi kulit seperti bisul atau folikulitis.
4. Rambut Tumbuh ke Dalam
Penyebab selanjutnya karena rambut yang tumbuh ke dalam. Normalnya, rambut manusia tumbuh ke luar dan bisa memanjang seiring waktu. Namun, kondisi ini menyebabkan rambut malah membengkok ke belakang dan masuk kembali ke dalam kulit di dalam folikel.
Gangguan tersebut biasanya dipicu oleh teknik mencukur atau mencabut bulu ketiak yang salah, sehingga menyebabkan rambut tumbuh kembali secara tidak teratur.
Rambut yang tumbuh ke dalam bisa menyebabkan benjolan merah di ketiak. Terkadang, benjolan terasa nyeri atau gatal jika disentuh. Bahkan, dalam beberapa kasus benjolan bisa berisi nanah.
5. Hidradenitis Suppurativa
Hidradenitis suppurativa (HS) atau disebut juga acne inversa merupakan suatu gangguan yang menyebabkan peradangan akibat kelenjar keringat. Kondisi ini menyebabkan timbulnya benjolan yang menyerupai jerawat atau bisul.
Nah, benjolan tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri jika ditekan atau terkena gesekan dengan kulit. Kondisi ini umumnya dapat terjadi di area ketiak, selangkangan, bokong, hingga di sekitar kemaluan.
Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab hidradenitis suppurativa. Meski begitu, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko gangguan ini, seperti faktor genetik, sindrom metabolik, obesitas, produksi sebum meningkat, hingga kebiasaan merokok.
Cara Mencegah Muncul Jerawat di Ketiak
Sebenarnya, jerawat tidak bisa tumbuh di ketiak. Munculnya benjolan di ketiak yang mirip seperti jerawat disebut hidradenitis suppurativa. Sayangnya, masih banyak yang mengira jika benjolan di ketiak merupakan sebuah jerawat.
Jangan khawatir, ada sejumlah cara untuk mencegah timbulnya jerawat di ketiak. Mengutip Medical News Today, berikut beberapa caranya:
Jaga kebersihan dengan baik, mulai dari mandi minimal tiga kali sehari hingga membersihkan badan dengan sabun mandi.Menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat atau tidak terlalu ketat.Pakai deodoran atau antiperspiran setiap hari sebelum beraktivitas.Jika ingin mencukur bulu ketiak, pilih pisau cukur yang baru karena masih tajam dan bersih.Oleskan krim atau gel cukur di area ketiak sebelum mencukur bulu ketiak untuk mencegah iritasi kulit.Jika muncul benjolan di ketiak, usahakan untuk tidak memencet atau menggaruknya karena bisa menyebabkan rasa nyeri dan perih.
Apabila kondisi benjolan di ketiak terus memburuk dengan tanda-tanda seperti keluar nanah atau darah, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Itu dia lima penyebab jerawat di ketiak dan cara mencegahnya. Semoga dapat bermanfaat!
(ilf/fds)
-

Eksperimen Unik Mahasiswa Kedokteran Harvard, Nekat Makan 700 Telur Sebulan
Jakarta –
Seorang mahasiswa kedokteran Harvard University nekat melakukan eksperimen untuk mengecek kadar kolesterol setelah mengonsumsi telur dalam jumlah banyak. Tak tanggung-tanggung, dia menghabiskan lebih dari 700 telur dalam eksperimennya itu.
Dikutip dari NYPost, Dr Nick Norwitz mempelajari efek diet unggas atau fowl diet terhadap kadar kolesterol. Untuk mengeceknya, dia memutuskan makan telur dalam jumlah fantastis.
Norwitz berhipotesis sebelum percobaannya bahwa mengonsumsi 60 lusin telur tidak akan meningkatkan LDL (lipoprotein densitas rendah) atau kolesterol “jahat”-nya pada saat bulan itu berakhir.
Selama masa eksperimen, yang dia unggah ke kanal Youtube pribadinya, Dr Norwitz mengatakan bahwa ia memakan telur tersebut bersamaan dengan diet ketogenik normalnya yang terdiri dari daging, ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, cokelat hitam, keju, dan yogurt.
Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang bertujuan untuk mengubah tubuh dari kondisi yang menggunakan gula sebagai sumber energi utamanya menjadi lemak.
“Saya berhipotesis bahwa mengonsumsi 720 butir telur dalam satu bulan, yang mana saja setara dengan 133.200 mg kolesterol, tidak akan meningkatkan kolesterol saya. Secara spesifik, itu tidak akan meningkatkan kolesterol LDL saya,” kata dia
“Dan, memang, tidak, sedikit pun tidak,” sambungnya.
Beberapa ilmuwan berhipotesis mengapa telur tidak akan meningkatkan kolesterol: Di dalam usus, kolesterol mengikat reseptor pada sel-sel usus yang mendorong pelepasan hormon yang disebut kolesin.
Kolesterol ini mengalir melalui darah ke hati, lalu mengikat reseptor yang disebut GPR146, yang memberi sinyal ke hati untuk memproduksi lebih sedikit LDL, yang membantu menjaga kadarnya dalam tubuh.
Setelah dua minggu pertama percobaannya, Dr. Norwitz juga memutuskan untuk mulai mengonsumsi 60 gram karbohidrat per hari. Hal ini dia lakukan untuk meminimalisir risiko kolesterol tinggi pada tubuhnya.
“Dosis karbohidrat tambahan mendominasi jumlah kolesterol gila yang saya konsumsi,” katanya.
(kna/kna)
-

Bahaya BPA Dibahas dalam detikcom Leaders Forum
detikcom Leaders Forum
Rifkianto Nugroho – detikHealth
Rabu, 30 Okt 2024 18:52 WIB
Jakarta – detikcom Leaders Forum digelar di Jakarta, Kamis (30/10/2024). Acara itu mengambil tema ‘Label Bahaya BPA, Darurat Kesehatan atau Persaingan Usaha?’.
-

Label BPA di Kemasan Air Minum, Kenapa Penting? Ini Alasan Sebenarnya
Jakarta –
Paparan Bisphenol A (BPA) dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan. Dokter menyebut salah satu dampaknya adalah pada tumbuh kembang anak.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), yang juga spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ulul Albab, SpOG, mengatakan dampak bahaya BPA pada tubuh telah dibuktikan dalam berbagai penelitian.
“Memang sebenarnya sudah ada warning bahwa BPA berbahaya, sejak dia dia pertama kali digunakan pada 1950 sebenarnya. Di beberapa negara di Eropa sebenarnya sudah melakukan pelarangan terkait BPA,” kata dr Ulul dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).
“Kita tahu bahwa ada sekitar 130 penelitian yang menyatakan bahwa BPA ini berbahaya jangka panjangnya,” lanjut dia.
Menurut dr Ulul, sejumlah regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sebenarnya telah mengatur penggunaan BPA pada kemasan produk makanan. Terbaru adalah Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.
Aturan ini menganjurkan untuk membuat label, yang menginformasikan suatu produk free BPA, berpotensi mengandung BPA, atau mengandung BPA. Menurut dr Ulul, kebijakan ini perlu didukung.
“Paling tidak dengan adanya labeling ini adalah sebuah langkah, karena sebelumnya belum pernah ada dan kita harus mencoba itu,” tutupnya.
dr Ulul mengatakan sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk terhindar dari bahaya yang bisa saja muncul dari paparan BPA. Di antaranya dengan selektif memilih packaging untuk bahan pangan.
“Hindari penggunaan botol atau packaging (plastik) yang berulang-ulang, hindari merebus atau menggunakan zat kimia tertentu, menyikat, dan sebagainya karena bisa mengikis mikroplastiknya,” katanya
(dpy/up)
-

Tips Memulai Olahraga di Usia 30 ala Eks Atlet Olimpiade Indonesia
Jakarta –
Memulai untuk aktif berolahraga secara rutin bukanlah sesuatu yang mudah bagi sebagian orang. Terlebih, jika umur mereka sudah menginjak 30 tahun, tentu akan banyak tantangan-tantangan terkait kondisi fisik yang bisa memengaruhi.
Mantan atlet renang Indonesia di Olimpiade Brazil 2016, Glenn Victor Sutanto memberikan beberapa tips untuk pemula yang ingin memulai aktif berolahraga di usia 30-an tahun. Menurut Glenn, olahraga merupakan salah satu hal penting untuk menjaga tulang dan otot tetap kuat di hari tua.
“Pertama kita harus ngecek dulu ke dokter apakah punya riwayat penyakit, kayak hipertensi kah atau apa. Harus medical check-up dulu,” ujar Glenn kepada detikcom, di gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2024).
Glenn yang juga pemenang The New L-Men of The Year ini mengatakan hal ini sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, tingkat kesehatan seseorang menurutnya bisa menentukan apa jenis dan bagaimana program latihan yang tepat.
Dirinya menyarankan mereka yang ingin mulai aktif berolahraga untuk memulai dengan olahraga-olahraga yang terbilang ringan seperti jogging atau angkat beban.
“Sebenarnya memulai dari titik terbawah pun nggak papa, kayak seminggu cuman olahraga 2 kali dan 30 menit. Ini tuh lebih baik daripada nggak ngapa-ngapain gitu,” kata Glenn.
“Misal kita latihan hari ini hanya 20-30 menit, tapi dalam seminggu kita bisa latihan 3-4 kali. Daripada dihajar satu kali latihan 2 jam, badannya juga kaget kan,” lanjut dia.
Selain itu, Glenn menekankan untuk mendapatkan tubuh yang bugar secara optimal, seseorang harus menyeimbangkan terkait asupan nutrisi, porsi latihan, dan jam tidur. Menurutnya, jika salah satu faktor ini tidak didapat secara baik, maka akan berpengaruh terhadap hasil olahraganya.
Terkait kapan waktu yang tepat untuk berolahraga, Glenn sendiri tak terlalu mengambil pusing. Hal ini bisa disesuaikan dengan jumlah energi dan jadwal dari masing-masing orang.
“Banyak yang sering nanya, olahraga tuh mending pagi atau malam? Sebenarnya dua-duanya sama-sama efektif,” kata Glenn.
“Cuman bedanya, kalau di pagi hari energi kita masih full, mungkin kita bisa menghabiskan waktu lebih lama. Tapi kalau malam, badan kita udah bener-bener ‘bangun’, tapi kita udah capek juga kan,” tutupnya.
(dpy/kna)
