Category: Detik.com Kesehatan

  • Ortu Perlu Waspada, Konsumsi Makanan-Minuman Ini Bisa Picu 2 Penyakit Kronis pada Anak

    Ortu Perlu Waspada, Konsumsi Makanan-Minuman Ini Bisa Picu 2 Penyakit Kronis pada Anak

    Jakarta

    Studi terbaru menemukan bahwa kebiasaan memberikan anak makanan atau minuman manis sejak dini, bahkan sejak dalam rahim, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi di masa depan. Peneliti mengungkapkan membatasi paparan gula di 1.000 hari pertama kehidupan anak dapat mengurangi risiko diabetes 35 persen dan hipertensi sebanyak 20 persen.

    Hal tersebut juga bisa ‘menunda’ timbulnya penyakit masing-masing selama 4 tahun dan 3 tahun.

    “Pembatasan asupan gula di dalam rahim saja sudah bersifat protektif, tetapi pengurangan risiko paling besar terjadi saat pembatasan berlangsung lebih dari usia 6 bulan,” ucap peneliti dalam jurnal Science dikutip dari NY Post, Sabtu (2/11/2024).

    Penulis studi menggunakan data kebijakan sugar rationing (penjatahan gula) yang dilakukan pasca Perang Dunia II di Inggris sampai akhirnya berakhir pada tahun 1953. Peneliti ingin melihat dampak kesehatan yang dialami oleh orang dewasa yang lahir sebelum dan sesudah kebijakan tersebut akhiri.

    Studi melibatkan 60.183 peserta yang lahir antara Oktober 1951 dan Maret 1956, mereka disurvei ketika usia mereka sudah 50-60an tahun. Dalam penelitian ini, mereka yang lahir antara 1951-1954 dianggap mengalami sugar rationing dan 1954-1956 dianggap sudah bebas mengonsumsi gula.

    Hampir 4 ribu peserta selama periode penelitian mengidap diabetes dan hampir 20 ribu responden mengidap hipertensi. Peneliti mengatakan seiring bertambahnya usia, risiko penyakit pada seluruh responden bertambah. Namun risikonya bertambah semakin cepat dengan tidak adanya pembatasan gula.

    “Risiko penyakit mulai berbeda ketika peserta berusia pertengahan 50-an dan perbedaan terbesar diamati setelah usia 60 tahun,” kata peneliti.

    Mengonsumsi gula secara berlebihan dapat merusak sel, menyebabkan peradangan kronis, yang telah dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, penyakit hati, dan kanker. Tidak hanya itu, konsumsi makanan dan minuman manis yang sering juga dikaitkan dengan risiko obesitas.

    The Dietary Guidelines for Americans menyarankan untuk tidak memberi anak usia di bawah 2 tahun makanan dan minuman dengan gula tambahan. Paparan gula di awal kehidupan dinilai dapat memengaruhi kesehatan dan kebiasaan mengonsumsi gula tambahan seumur hidup.

    “Masa bayi dan balita khususnya adalah periode kritis untuk mengembangkan selera terhadap makanan manis (atau bahkan kecanduan) yang dapat meningkatkan konsumsi gula sepanjang hidup,” tandas mereka.

    (avk/suc)

  • 5 Kelompok Orang yang Dianjurkan Minum Air Kelapa, Baik untuk Kesehatan

    5 Kelompok Orang yang Dianjurkan Minum Air Kelapa, Baik untuk Kesehatan

    Jakarta

    Air kelapa merupakan minuman alami menyegarkan yang mengandung segudang manfaat. Kelapa sendiri merupakan buah tropis yang mudah ditemui di Indonesia.

    Air kelapa mengandung banyak elektrolit alami, seperti natrium, magnesium, kalsium, dan kalium. Elektrolit adalah mineral yang penting untuk menyeimbangkan jumlah air dalam tubuh, memindahkan limbah ke dalam dan keluar sel, mendukung fungsi otot dan saraf, serta menstabilkan tekanan darah.

    Terkadang, berolahraga atau kehilangan banyak cairan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, itulah sebabnya minuman olahraga yang mengandung elektrolit sangat tepat. Ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi ketika jumlah air dalam tubuh berubah drastis, seperti setelah muntah atau diare.

    Dikutip dari Verywell Health, satu cangkir air kelapa 100 persen mengandung nutrisi sebagai berikut:

    Kalori: 44Lemak: 0 gramNatrium: 64 miligramKarbohidrat: 10,4 gramSerat: 0 gramGula: 9,6 gramProtein: 0,5 gramVitamin C: 24,3 miligramKalium: 404 miligram

    Lantas, siapa saja kelompok orang yang dianjurkan untuk mengonsumsi air kelapa? Dikutip dari Eating Well, berikut daftarnya:

    1. Orang yang Aktif Berolahraga

    Air kelapa merupakan cairan yang dikenal sebagai minuman olahraga alami, mengandung banyak elektrolit, termasuk di dalamnya kalium, natrium, magnesium, dan kalsium. Mineral tersebut berperan penting untuk kontraksi otot, transmisi saraf, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh.

    Karakteristik air kelapa yang tinggi akan elektrolit menjadi pilihan yang sangat baik untuk rehidrasi, khususnya setelah kehilangan cairan dan elektrolit akibat berolahraga ataupun terserang penyakit diare dan muntah.

    2. Orang yang Mengidap Darah Tinggi

    Kandungan kalium yang tinggi dalam air kelapa dapat memberikan dampak positif pada tekanan darah dalam tubuh. Kalium berperan penting dalam menjaga kadar tekanan darah yang optimal dengan merelaksasikan dinding pembuluh darah dan menangkal efek natrium dalam tubuh.

    Kalium berperan penting dengan mendorong ginjal untuk mengeluarkan kelebihan natrium, sehingga dapat mengurangi tekanan pada dinding pembuluh darah.

    3. Orang Lanjut Usia

    Kalsium dan vitamin D sudah dikenal dapat membantu untuk mendukung kesehatan tulang. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalium seperti air kelapa dapat membantu memperkuat kepadatan dan kekuatan tulang.

    Mineral tersebut bermanfaat dalam mencegah osteoporosis, sebuah kondisi yang umumnya ditandai dengan melemahnya tulang.

    4. Orang yang Mengidap Batu Ginjal

    Sebuah studi kecil yang melibatkan 8 orang menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi air kelapa dapat membantu untuk mencegah penyakit batu ginjal dengan cara meningkatkan produksi sitrat dalam urin.

    Sitrat dikenal berperan penting untuk menghentikan pembentukan batu kalsium. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kesehatan ini.

    5. Orang yang Mengidap Masalah Pencernaan

    Mengonsumsi air kelapa dapat membantu meningkatkan kesehatan organ usus. Manfaat ini didapatkan dari sifat air kelapa yang dapat menghidrasi tubuh.

    Penelitian menunjukkan bahwa air kelapa mengandung sifat antiinflamasi dan antimikroba yang dapat bermanfaat bagi mikrobioma usus, mikroba yang menghuni organ usus.

    (suc/suc)

  • Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) akan segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps). Tindakan ini menyusul wabah cacar air di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

    Seperti diketahui, wabah cacar air menyerang 53 pelajar di SMP tersebut. Pihak sekolah sampai menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan hingga menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh kelas.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman menyebutkan SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes kepada seluruh kepala dinas kesehatan (dinkes) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas di Indonesia.

    Terkait hal itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah untuk melakukan penyelidikan epidemiologis (PE) mendalam untuk tahu secara pasti penyebab meningkatnya kasus gondongan dan cacar air pada anak yang terjadi secara bersamaan.

    Prof Tjandra menilai adanya PE dapat membantu pemerintah mengetahui secara pasti fenomena apa yang sedang terjadi di lapangan. Hal ini mengingat kedua penyakit berasal dari penyebab yang berbeda dan bagian tubuh yang diserang pun turut berbeda.

    “Yang amat perlu diwaspadai adalah kalau memang benar ada peningkatan dua penyakit sekaligus di berbagai daerah di Indonesia,” kata Prof Tjandra kepada detikcom, di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).

    Prof Tjandra mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kedua penyakit tersebut sama-sama menyerang usia anak-anak dan memiliki gejala demam yang amat mudah menular. Meski demikian, keduanya relatif ringan dan dapat sembuh dengan baik dalam hitungan hari atau minggu.

    “Amat jarang sekali penyakit berkembang menjadi berat dan mengancam kesehatan. Ke empat, tersedia vaksin untuk kedua penyakit ini, yang tentunya tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita, walau memang bukan atau belum masuk program nasional Program Pengembangan Imunisasi,” lanjutnya.

    Langkah lain yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menganalisis kebenaran atas adanya kenaikan kasus di berbagai daerah. Sebab, bisa terdapat kemungkinan di Indonesia sedang terjadi perubahan pola penyakit atau karena meningkatnya sensitivitas surveilans.

    Selanjutnya apabila sudah dipastikan adanya burden of diseases problem, maka perlu segera diinformasikan ke publik, baik untuk menenangkan dan memelihara kewaspadaan masyarakat dan anak-anak yang sakit harus mendapat penanganan kesehatan yang optimal.

    “Pemerintah perlu memastikan situasi yang terjadi dan segera melakukan penanggulangannya,” ujar dia.

    Prof Tjandra juga menyampaikan bahwa orang tua harus waspada apabila anak-anaknya mengidap gejala dua penyakit tersebut, dan memastikan anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

    Sementara pada pihak sekolah, ia meminta agar kewaspadaan terus ditingkatkan. Apabila ditemukan beberapa kasus serupa di kelas, pengelola sekolah perlu segera mengkoordinasikannya dengan puskesmas atau petugas kesehatan yang ada.

    “Semoga masalah dua penyakit yang ada sekarang ini segera dapat diatasi dengan baik, apalagi ini terjadi pada 100 hari pertama pemerintah baru kita sekarang ini,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

    (suc/suc)

  • Kenapa BPA Masuk Daftar Chemical of Concerns Konferensi Internasional? Ini Penjelasannya

    Kenapa BPA Masuk Daftar Chemical of Concerns Konferensi Internasional? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Pencemaran sampah plastik saat ini telah menjadi isu global karena sifatnya yang transnasional dan lintas batas. Lebih dari 11 juta ton sampah plastik telah masuk ke dalam lautan setiap tahunnya, bahkan berpotensi meningkat hingga tiga kali lipat pada 2040.

    Apabila kondisi terus berlanjut, keberadaan sampah plastik yang berlimpah bisa memicu dampak buruk bagi keberlangsungan lingkungan, makhluk hidup, dan kesehatan manusia.

    Karena hal tersebut, pada sesi kelima UN Environment Assembly (UNEA-5.2) yang berlangsung pada Maret 2022, dunia menyepakati resolusi 5/14. Resolusi ini diadopsi untuk mengembangkan International Legally Binding Instrument (ILBI).

    Langkah ini dilakukan sebagai respons atas kekhawatiran global tentang dampak plastik terhadap lingkungan laut, kesehatan manusia, dan perubahan iklim.

    “Di dalam ILBI, pengaturan bahan kimia berbahaya, khususnya yang digunakan dalam proses produksi plastik dan kemasan dari plastik, secara khusus akan diatur dalam annex perjanjian ini,” kata Direktur Pengurangan Sampah, Ditjen PSLB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vinda Damayanti saat dihubungi detikcom, Kamis (24/10/2024).

    Diskusi detikcom Leaders Forum membahas kontroversi BPA. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    Concern ILBI soal BPA dalam Sampah Plastik

    Dalam kesempatan berbeda, pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng mengatakan concern atau kekhawatiran ILBI terhadap sampah plastik bukan hanya karena sampah plastiknya. Melainkan juga kandungan aditif di dalam plastik atau disebut juga intentional dan non-intentional chemical. Banyak bahan kimia yang disebutkan dan berkaitan dengan risiko kesehatan, diantaranya adalah Bisphenol A (BPA).

    “BPA bisa masuk dalam chemical of concern itu banyak hal. Pertama, yang menjadi hal penting adalah kaitan dengan kesehatan. Kalau kaitan dengan kesehatan itu nomor satu,” kata Prof Chalid dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    Terlebih, bahan kimia tersebut saat ini kerap digunakan untuk kemasan pangan, termasuk galon guna ulang. Apabila prosedur penggunaan hingga pendistribusiannya yang tak baik, seperti terpapar langsung pada suhu ekstrem panas matahari, hingga proses pencucian galon yang dilakukan secara berulang, bisa meningkatkan risiko migrasi BPA ke air minum yang dikonsumsi.

    “Sehingga dengan kata lain sebenarnya konteks dengan ILBI itu sendiri itu sangat generik, besar sekali. Dan satu di antaranya dengan BPA,” lanjutnya.

    Senada, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Pengurus PKBI, dr I Made Oka Negara, M Biomed, FIAS, mengatakan sudah banyak penelitian baik terhadap hewan coba maupun manusia, yang menyebutkan bahwa paparan BPA secara akumulatif atau dampak jangka panjang bisa mengganggu kesehatan, termasuk pada alat reproduksi.

    dr Oka menjelaskan BPA merupakan senyawa kimia yang strukturnya mirip dengan hormon estrogen. Apabila masuk ke dalam tubuh, hal ini bisa mengganggu keseimbangan hormon atau disebut juga sebagai estrogen disruptor chemical.

    “Jadi otomatis ketidaksimbangan, hormon estrogen ini yang akan berpengaruh pada keseimbangan tubuh, dan salah satunya yang paling terasa yang bisa dianggap adalah gangguan kesehatan produksinya. Apa puncaknya? Gangguan kesuburan”, kata dr Oka dalam acara yang sama.

    Selain berdampak pada kesehatan reproduksi, BPA juga berisiko memicu keganasan pada organ seperti kanker prostat, kanker ovarium, dan kanker payudara. Ditambah lagi, bisa memicu gangguan tumbuh kembang kognitif pada bayi atau pada anak-anak terkait dengan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan autism spectrum disorder (ASD).

    (suc/up)

  • Heboh Wanita Kena Stroke di Usia 25, Disebut gegara Minum Pil Kontrasepsi

    Heboh Wanita Kena Stroke di Usia 25, Disebut gegara Minum Pil Kontrasepsi

    Jakarta

    Seorang wanita dari Rugeley, Staffordshire, Inggris, mengidap stroke di usia 25 tahun. Disebut, wanita bernama Danielle Jones itu mengidap stroke akibat dipicu oleh pil kontrasepsi kombinasi.

    Kronologinya bermula pada saat Danielle Jones mendatangi praktik dokter umum setempat pada 7 Oktober 2020. Saat itu ia mengeluhkan sakit kepala hebat, mual, hingga sensitif terhadap cahaya. Ia juga mengeluhkan mengalami gangguan penglihatan atau dikenal sebagai aura.

    Namun pada saat itu dokter tak menyadari bahwa gejala yang dikeluhkannya mengarah terhadap kondisi stroke, juga tak mengimbau penggunaan pil kontrasepsi kepada Danielle .

    Enam bulan kemudian, Danielle, mulai mengeluh kesemutan dan hilangnya sensasi di sisi kirinya. Dia pingsan pada tanggal 4 April 2021 dan dilarikan ke rumah sakit tempat pemindaian CT dan MRI mengungkapkan bahwa dia mengidap stroke.

    “Saya belum pernah mendengar ada orang yang terkena stroke pada usia saya, jadi sungguh mengejutkan ketika saya diberi tahu apa yang telah terjadi dan butuh waktu lama bagi saya untuk memahami apa artinya hal itu bagi masa depan saya,” katanya, dikutip dari Daily Mail.

    National Health Service UK mengatakan stroke yang disebabkan oleh gumpalan darah sebagai efek samping potensial dari penggunaan pil kontrasepsi kombinasi, meskipun risikonya sangat kecil.

    Hal ini mempengaruhi hingga 1 dari 1.000 orang yang menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi seperti pil. Dokter yang bermaksud meresepkan pil tersebut diharapkan melakukan tes dan memutuskan apakah seorang wanita kemungkinan mengalami pembekuan darah atau terkena stroke jika mereka mulai meminumnya.

    Di sisi lain, praktik dokter umum, melalui Resolusi NHS, mengakui telah terjadi kegagalan untuk menghentikan pil kontrasepsi kombinasi milik Danielle. Dia juga mengakui bahwa jika pil itu dihentikan, stroke yang dialami Danielle kemungkinan dapat dihindari. Pihaknya juga ‘sangat menyesalkan kekurangan dalam perawatan yang diberikan.

    Praktik tersebut meminta maaf atas ‘kesalahan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya “berkomitmen untuk belajar, meningkatkan kualitas perawatan, dan mengurangi risiko terjadinya insiden jenis ini lagi”.

    “Tiga setengah tahun terakhir sangat sulit bagi Danielle karena ia mencoba menerima kenyataan bahwa ia pernah mengalami stroke di usia muda dan bagaimana hal ini berdampak pada kehidupannya,” kata pengacara Danielle, Tom Fletcher.

    ‘Meskipun tidak akan pernah ada yang mengubah apa yang telah dialaminya, kami menyambut baik pengakuan dan konfirmasi dari praktik dokter umum bahwa mereka bermaksud untuk belajar dari apa yang terjadi,” lanjutnya.

    (suc/suc)

  • Video: BPOM Ungkap Sumber Bakteri yang Sebabkan Keracunan Jajanan Latiao

    Video: BPOM Ungkap Sumber Bakteri yang Sebabkan Keracunan Jajanan Latiao

    Video: BPOM Ungkap Sumber Bakteri yang Sebabkan Keracunan Jajanan Latiao

  • Video Imbauan BPOM Seusai KLB Keracunan Latiao: Jadi Konsumen Cerdas

    Video Imbauan BPOM Seusai KLB Keracunan Latiao: Jadi Konsumen Cerdas

    Video Imbauan BPOM Seusai KLB Keracunan Latiao: Jadi Konsumen Cerdas

  • Jajanan China La Tiao Terkontaminasi Bakteri Bacillus Cereus, Apa Itu?

    Jajanan China La Tiao Terkontaminasi Bakteri Bacillus Cereus, Apa Itu?

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus dalam produk jajan China la tiao yang diduga menyebabkan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB KP) di sejumlah daerah. Daerah tersebut meliputi Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.

    Kontaminasi tersebut menurut Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, menyebabkan korban dilaporkan mengalami gejala mual dan muntah.

    “Produk ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban,” kata Taruna Ikrar dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).

    Dikutip dari Cleveland Clinic, Bacillus cereus (B cereus) merupakan bakteri pembentuk spora yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop. B cereus biasanya hidup di lingkungan sekitar dan menghasilkan zat toksin yang dapat memicu masalah kesehatan.

    B cereus berdasarkan lokasi serangan pada tubuh dibagi menjadi dua jenis, yaitu intestinal dan non-intestinal. Untuk jenis intestinal, B cereus menyerang sistem pencernaan dan biasanya terjadi melalui keracunan makanan.

    Sedangkan jenis non-intestinal menyerang selain sistem pencernaan dan lebih berisiko serius pada tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kontaminasi pada luka, menghirup debu terkontaminasi, hingga wabah infeksi di rumah sakit.

    Berikut ini sederet gejala yang ditimbulkan dari infeksi bakteri B cereus:

    Intestinal

    Nyeri perutKram perutDiare berairGejala sindrom emetik meliputi mual dan muntah

    Non-Intestinal

    Gejalanya bervariasi berdasarkan jenis penyakitnya. Endoftalmitis atau infeksi pada mata menyebabkan gejala yang paling parah. Gejalanya meliputi:

    Nyeri mataKelelahanDemamSel darah putih tinggi (leukositosis)Penglihatan rendahMata merahUlkus kornea berbentuk cincin

    (avk/suc)

  • 5 Makanan Ini Diyakini Dapat Meningkatkan Kesehatan Usus, Mau Coba?

    5 Makanan Ini Diyakini Dapat Meningkatkan Kesehatan Usus, Mau Coba?

    Jakarta

    Menjaga kesehatan organ usus sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk pada otak. Usus berperan dalam memecah makanan untuk menyediakan nutrisi penting ke seluruh tubuh.

    Usus yang sehat juga dapat mendukung suasana hati seseorang dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan mental. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bakteri usus berkaitan dengan risiko depresi.

    Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kesehatan usus dengan cara mengontrol asupan makan yang sehat dan seimbang, seperti mengandung probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah bakteri baik, sedangkan prebiotik merupakan asupan makanan untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik tersebut. Dikutip dari Eating Well, berikut daftar makanan yang dapat dicoba untuk membantu menjaga kesehatan usus.

    1. Kimchi

    Kimchi merupakan makanan khas asal Korea Selatan. Kimchi merupakan hidangan kubis fermentasi pedas yang tinggi akan kandungan probiotik untuk meningkatkan kesehatan usus. Tak hanya itu saja, kimchi dibuat dengan sayuran silangan yang mengandung nutrisi dengan khasiat antioksidan kuat yang dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker.

    Sayuran kubis dalam kimchi juga termasuk ke dalam prebiotik sehingga kimchi merupakan sumber prebiotik dan probiotik.

    2. Tempe

    Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi dan umumnya dibentuk seperti persegi. Tempe merupakan sumber probiotik dan prebiotik yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk merangsang pertumbuhan bakteri probiotik dalam organ usus.

    3. Buah Naga

    Buah naga merupakan buah tinggi serat, juga dapat membantu untuk meredakan sembelit. Walaupun penelitiannya pada manusia masih terbatas, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah naga mengandung potensi prebiotik yang kuat, sebab serat yang ditemukan dalam buah naga teruji merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus.

    Mengonsumsi buah naga dapat dilakukan dengan membuatnya sebagai hidangan smoothie di pagi hari untuk mendapatkan makanan yang lezat dan tentunya dapat membantu menjaga kesehatan usus.

    4. Bawang Putih

    Bawang putih dapat bekerja ekstra untuk membantu menjaga kesehatan usus sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik di dalam organ usus. Bawang putih juga mengandung sifat antibakteri dan antivirus yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh.

    5. Gandum

    Oat merupakan makanan prebiotik yang dapat berdampak cepat pada kesehatan usus. Oat menyediakan sumber karbohidrat kompleks, protein nabati, dan serat yang seimbang, sehingga mengonsumsi oat merupakan salah satu pilihan baik untuk menjaga kesehatan usus.

    Namun, penting untuk membatasi oatmeal yang mengandung banyak gula tambahan. Alternatifnya dapat mencari oatmel instan biasa atau membuat oatmeal sendiri dengan menggunakan oat biasa atau oat yang sudah dipotong kasar dengan menambahkan buah-buahan segar atau kering untuk menambahkan rasa.

    (suc/suc)

  • Mencegah Gizi Buruk Anak-anak Haiti

    Mencegah Gizi Buruk Anak-anak Haiti

    Mencegah Gizi Buruk Anak-anak Haiti