Category: Detik.com Kesehatan

  • Bangun Tidur Langsung Ngopi? Tahan Dulu, Ini Waktu yang Tepat Mengonsumsinya

    Bangun Tidur Langsung Ngopi? Tahan Dulu, Ini Waktu yang Tepat Mengonsumsinya

    Jakarta

    Kopi menjadi minuman favorit banyak orang yang sering diminum saat pagi sebelum beraktivitas. Diketahui, kopi dapat mendorong energi agar lebih semangat untuk menjalani hari.

    Manfaat itu didapat dari efek kafein yang meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Namun, kapan sih tepatnya kopi sebaiknya dikonsumsi?

    Ternyata, minum kopi terlalu pagi dapat mengganggu waktu tidur. Pakar tidur di Happy Beds, Rex Isap, menjelaskan kenapa tidak dianjurkan minum kopi satu jam pertama setelah bangun tidur.

    “Pada siang hari, otak Anda memproduksi zat kimia yang disebut adenosin. Pada dasarnya, zat ini membantu untuk tidur dan bisa terbentuk untuk membantu Anda merasa mengantuk,” jelas Rex yang dikutip dari Express UK.

    “Namun, kafein yang masuk ke tubuh dapat menghalangi reseptor adenosin, yang membuat Anda tetap waspada dan membantu tetap terjaga. Jika Anda pernah kesulitan tidur setelah minum kopi, ini mungkin penyebabnya,” sambungnya.

    Dikutip dari Prevention, ada sejumlah risiko mengonsumsi kopi setelah bangun tidur di pagi hari. Kafein yang ada pada kopi dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang menyediakan energi bagi tubuh, serta mengatur respons terhadap stres.

    Kortisol berada pada puncaknya saat seseorang bangun tidur di pagi hari. Jika jumlah kortisol yang sudah tinggi ini didongkrak lagi dengan kopi, maka dapat memicu gejala berupa cemas (ansietas), gelisah, dan gemetar (tremor).

    Orang-orang yang minum kopi di pagi hari juga cenderung mengonsumsinya saat perut kosong. Pada beberapa orang, hal ini dapat memicu gangguan pencernaan atau refluks asam.

    Kendati demikian, setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap kopi. Jadi, gejala yang muncul pada satu orang belum tentu muncul pada yang lain.

    Para peneliti sepakat waktu ideal untuk mengonsumsi kopi adalah 3 sampai 5 jam setelah bangun tidur. Jadi jika seseorang bangun pada pukul 06.00, maka waktu terbaik untuk minum kopi adalah sekitar pukul 09.00-11.00.

    Pada waktu tersebut kadar kortisol dalam tubuh akan mulai menurun, dan hal ini dapat memengaruhi tingkat energi. Minum secangkir kopi dapat meningkatkan kortisol dan mengembalikan energi yang mulai menurun.

    (sao/kna)

  • Viral Rebus Mi Instan Pakai Plastik, Ini Sederet Bahaya yang Bisa Muncul

    Viral Rebus Mi Instan Pakai Plastik, Ini Sederet Bahaya yang Bisa Muncul

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pedagang memasak mi instan dengan bungkus plastik.

    Banyak yang belum menyadari bahwa merebus mie langsung dengan kemasan plastiknya dapat berdampak serius bagi kesehatan. Memasak dengan cara ini memungkinkan bahan kimia berbahaya dari plastik larut ke dalam makanan, terutama saat plastik terpapar panas.

    Menurut Joddy Arya Laksmono, peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), plastik kemasan makanan dibuat dari beragam senyawa kimia yang memiliki karakteristik dan tingkat keamanan berbeda-beda, bergantung pada jenis plastik dan tujuan penggunaannya.

    Jenis plastik seperti polietilena (PE), polipropilena (PP), polivinil klorida (PVC), dan polietilena tereftalat (PET) umum digunakan untuk kemasan makanan karena sifatnya yang fleksibel dan tahan lama.

    “Paparan panas dapat membuat plastik mengalami perubahan kimiawi yang mengakibatkan pelepasan zat berbahaya ke dalam makanan atau minuman. Hal ini berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia,” kata Joddy saat dihubungi detikcom, Minggu (3/11/2024).

    Sebagian plastik mengandung bahan kimia seperti Bisphenol A (BPA) dan ftalat, yang berfungsi menambah daya tahan dan fleksibilitas plastik. Pada suhu tinggi, kedua bahan ini bisa larut ke dalam makanan.

    BPA, yang umum ditemukan dalam plastik polikarbonat dan lapisan resin, dapat mengganggu sistem hormon karena memiliki struktur yang mirip dengan estrogen.

    Sementara itu, ftalat dikenal sebagai disruptor hormon yang bisa memengaruhi fungsi reproduksi dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

    Selain itu, plastik yang mengandung klorin seperti PVC dapat menghasilkan dioksin, senyawa karsinogenik yang bisa terbentuk pada suhu tinggi.

    “Paparan terhadap dioksin, bahkan dalam jumlah kecil, bisa meningkatkan risiko kanker, melemahkan sistem imun, dan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh,” ungkap Joddy.

    Senyawa ini sangat beracun, dan paparan berkelanjutan dapat menyebabkan penyakit kronis.

    Next: Berisiko rusak organ

    Simak Video “Video: Jawaban Badan Karantina soal Pengawasan Impor Anggur Shine Muscat”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Kenali Gejala Asam Urat Tinggi, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Kenali Gejala Asam Urat Tinggi, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Jakarta

    Asam urat tinggi disebut hiperurisemia dalam dunia medis. Kondisi ini terjadi jika kadar asam urat lebih dari 1,5-6.0 mg/dL untuk wanita dan 2,5-7 mg/dL bagi pria.

    Kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam tubuh, menyebabkan zat ini menumpuk hingga menjadi kristal tajam. Kristal inilah yang menimbulkan rasa sakit jika terkena kulit atau organ lainnya.

    Kristal tersebut bisa mengendap di persendian yang menyakitkan dan menyebabkan peradangan pada sendi (artritis gout), bahkan bisa menumpuk di ginjal dan membentuk batu ginjal. Lantas, apa saja gejalanya?

    Gejala Asam Urat Tinggi

    Asam urat tinggi tidak selalu diiringi gejala, sehingga kerap tak disadari pasien. Dikutip dari situs Kemenkes, hanya 1/3 pasien dengan kasus asam urat tinggi yang merasakan gejala.

    Beberapa ciri asam urat tinggi adalah:

    Sendi mendadak sakit, nyeri, dan susah digerakkan.Nyeri disertai pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit sendiSulit untuk berjalan akibat nyeri sendi, khususnya di malam hari.Saat nyeri dan bengkak reda, kulit di sekitar sendi tampak bersisik, terkelupas, dan gatal.

    Gejala asam urat tinggi wajib mendapat penanganan secepatnya sesuai diagnosis dokter. Sama halnya dengan asam urat tinggi yang tidak bergejala, sebelum gangguan lebih serius menjadi gout atau batu ginjal.

    1. Gejala Artritis Gout

    Artritis gout atau peradangan sendi karena asam urat bisa menyerang sendi mana pun di tubuh, namun seringkali kambuh pertama kali di jempol. Selain itu, telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, dan siku juga menjadi tempat umum terjadinya asam urat. Mengutip laman Cleveland Clinic, berikut beberapa gejalanya:

    Rasa sakit yang hebatKekakuan sendiKemerahanPembengkakanSensitif terhadap sentuhan ringanRasa hangat atau seperti sendi terbakar.

    2. Gejala Batu Ginjal

    Mengutip laman Healthline, kristal asam urat juga bisa menyebabkan penumpukan batu di ginjal. Batu seringkali berukuran kecil dan keluar bersama urin. Namun, batu juga bisa berukuran besar dan menyumbat sebagian saluran kemih. Berikut gejalanya:

    Nyeri pada punggung bawah atau sampingMual atau muntah karena nyeriDemam atau menggigilKencing darahSakit saat buang air kecilLebih Sering ingin buang air kecilAir seni yang berbau tidak sedap atau terlihat keruh.Penyebab Asam Urat Tinggi

    Kadar asam urat yang tinggi menyebabkan hiperurisemia. Purin terbentuk secara alami dan tidak berbahaya dalam jumlah kecil dan tidak berbahaya.

    Namun, mengkonsumsi makanan tinggi purin secara teratur bisa meningkatkan kadar asam urat seiring waktu. Beberapa makanan yang mengandung purin tinggi yaitu:

    Daging merahJeroanMakanan laut, terutama salmon, udang, lobster, dan sardenMakanan dan minuman dengan sirup jagung fruktosa tinggiAlkohol.Faktor Risiko Terkena Asam Urat Tinggi

    Asam urat tinggi atau hiperurisemia lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Risikonya akan meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan asam urat tinggi di antaranya:

    Penggunaan alkoholTekanan darah tinggiPenyakit ginjalKadar glukosa darah tinggiHipotiroidismeObesitasTingkat aktivitas yang ekstrim.

    Itulah sejumlah gejala dan penyebab dari asam urat tinggi atau hiperurisemia. Untuk mencegah kondisi ini terapkan gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik dan melakukan olahraga ya detikers.

    Jangan lupa untuk membatasi mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung purin tinggi. Kamu bisa konsultasikan ke dokter tentang makanan yang harus dihindari.

    (row/row)

  • Tak Perlu Setiap Hari, Segini Frekuensi Bercinta Ideal buat Pasutri

    Tak Perlu Setiap Hari, Segini Frekuensi Bercinta Ideal buat Pasutri

    Jakarta

    Dalam menjalani hubungan jangka panjang, setiap pasangan tentu menginginkan hubungan yang harmonis. Namun, di tengah rutinitas dan kesibukan sehari-hari, menjaga keintiman bisa menjadi tantangan tersendiri.

    Sering muncul pertanyaan, “Berapa kali idealnya pasangan berhubungan seks untuk tetap mempertahankan keharmonisan?” Meskipun setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda, para terapis seks memberikan pandangan beragam mengenai frekuensi ideal hubungan seksual.

    Dikutip dari Healthline, rata-rata, jumlah hubungan seksual bisa bervariasi dari satu kali seminggu hingga satu kali sebulan. Ian Kerner, PhD, berpendapat bahwa tidak ada jawaban pasti karena setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda.

    Jika pasangan berhenti berhubungan seks, hubungan mereka dapat menjadi rentan terhadap masalah seperti kemarahan, jarak emosional, perselingkuhan, bahkan perceraian. Banyak faktor yang memengaruhi frekuensi hubungan seks, termasuk usia, gaya hidup, kesehatan, libido, dan kualitas hubungan itu sendiri.

    Meskipun tidak ada patokan pasti, beberapa terapis menyarankan pasangan untuk mencoba berhubungan seks setidaknya sekali seminggu. David Schnarch, PhD, melalui penelitian terhadap lebih dari 20.000 pasangan, menemukan bahwa hanya 26 persen pasangan yang berhubungan seks seminggu sekali, sementara sebagian besar melakukannya satu hingga dua kali sebulan, atau bahkan lebih jarang.

    Penelitian lain yang dipublikasikan oleh The University of Chicago Press menunjukkan bahwa pasangan menikah rata-rata melakukan hubungan seks tujuh kali sebulan, atau kurang dari dua kali per minggu.

    Sementara itu, studi lain melaporkan bahwa orang dewasa yang lebih tua berhubungan seks sekitar dua hingga tiga kali sebulan, sedangkan orang yang lebih muda melakukannya sekitar sekali seminggu.

    Sebagian besar terapis sepakat bahwa jika frekuensi hubungan seks kurang dari 10 kali setahun, hal ini bisa menjadi tanda bahwa pernikahan tidak aktif secara seksual. Namun, hal tersebut tidak selalu menunjukkan adanya masalah besar dalam hubungan, seperti yang dijelaskan oleh David.

    Meskipun seks merupakan cara mengekspresikan cinta dan hasrat, tidak adanya hubungan seksual tidak selalu berarti hubungan akan berakhir, walaupun ini tetap harus diatasi.

    Perbedaan dorongan seksual antara pasangan juga bisa menjadi masalah. Al Cooper dari Pusat Perkawinan dan Seksualitas San Jose menyatakan bahwa masalah lebih sering berkaitan dengan komunikasi dan keinginan untuk berhubungan seks dibandingkan seks itu sendiri.

    Dr. Gail Saltz menekankan pentingnya mencari kompromi jika dorongan seksual tidak seimbang, di mana salah satu pihak mungkin perlu menyesuaikan frekuensi.

    Ian menambahkan bahwa ketika pasangan berhenti berhubungan seks, mereka bisa terjebak dalam rutinitas. Namun, begitu kembali fokus pada kehidupan seksual, keinginan untuk keintiman akan kembali dirasakan.

    Langkah awal untuk meningkatkan keintiman bisa dimulai dengan hal-hal sederhana seperti berpelukan setiap hari, berolahraga untuk meningkatkan kadar testosteron, dan mengurangi gangguan seperti TV atau gadget.

    (kna/kna)

  • 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur, Awas Mati Muda!

    5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur, Awas Mati Muda!

    Jakarta

    Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Meski begitu, setiap orang ingin bisa berumur panjang dan hidup sehat hingga hari tua.

    Sebenarnya, tidak sulit untuk menggapai hal tersebut. Salah satunya dengan menjauhi kebiasaan-kebiasaan yang bisa memperpendek umur.

    Beberapa kebiasaan tanpa disadari bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Jika dilakukan terus-menerus, risiko penyakit pun akan meningkat. Bahkan, hal ini bisa berujung pada mati muda.

    Lantas, apa saja kebiasaan yang bisa memperpendek umur tersebut? Dikutip dari Very Well Health, berikut ulasannya.

    1. Mengonsumsi Makanan Olahan Secara Berlebihan

    Makanan olahan, seperti sosis, minuman soda, makanan kalengan, dan kue memanglah lezat. Namun, terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan.

    Pasalnya, makanan olahan cenderung mengandung garam, gula, dan lemak jenuh yang sangat tinggi. Beragam penelitian menunjukkan konsumsi tiga zat tersebut secara berlebihan dikaitkan dengan risiko penyakit yang bisa mengancam nyawa, seperti hipertensi, diabetes, hingga kanker.

    Jadi jika ingin berumur panjang, batasilah konsumsi makanan olahan.

    2. Merokok

    Sudah bukan rahasia lagi kalau rokok memberikan banyak dampak negatif bagi kesehatan. Selain mengganggu sistem pernapasan, merokok juga dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Merokok tidak hanya membahayakan pelakunya saja, tapi juga orang-orang di sekitar yang tanpa sengaja menghirup asap rokok.

    Kabar baiknya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Berhenti merokok tidak hanya meningkatkan kesehatan kardiovaskular, tapi juga mengurangi risiko kanker dan mencegah tanda penuaan.

    3. Duduk Terlalu Lama

    Bagi sebagian besar orang, duduk seharian di depan komputer sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa ditiadakan. Namun suka atau tidak, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko penyakit dan memperpendek umur.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang dewasa untuk melakukan aktivitas fisik sedikitnya 30 menit per hari, lima kali dalam seminggu. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, tapi juga menurunkan risiko kematian dini.

    4. Sering Begadang

    Sesekali begadang karena pekerjaan atau belajar mungkin tidak masalah. Tapi jika terlalu sering begadang, apalagi untuk hal yang tidak perlu, kesehatan jadi taruhannya.

    Studi analisis yang dilakukan pada 2017 menunjukkan lama waktu tidur dapat memengaruhi usia seseorang. Studi tersebut menunjukkan orang-orang yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih besar.

    Kualitas tidur yang buruk juga dikaitkan dengan risiko stres, depresi, dan penyakit jantung yang lebih tinggi.

    5. Sering Stres

    Stres dapat memberikan tekanan pada tubuh dan mempercepat proses penuaan. Jadi jika ingin berumur panjang dan bebas dari penyakit, jangan sering merasa stres!

    Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres, mulai dari melakukan meditasi, berolahraga, menulis diari, berinteraksi dengan teman dan keluarga, hingga melakukan hobi yang disenangi.

    (ath/kna)

  • 6 Makanan yang Nggak Bikin GERD Kambuh, Cocok Buat Sobat Aslam

    6 Makanan yang Nggak Bikin GERD Kambuh, Cocok Buat Sobat Aslam

  • Apakah Air Kelapa Aman Dikonsumsi Setiap Hari? Begini Penjelasannya

    Apakah Air Kelapa Aman Dikonsumsi Setiap Hari? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Air kelapa dikenal sebagai minuman pelepas dahaga yang menyegarkan. Tak hanya itu, minuman ini terbukti memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Lantas, apakah air kelapa aman dikonsumsi setiap hari?

    Air kelapa kerap disebut sebagai salah satu minuman terbaik untuk menghidrasi tubuh. Minuman ini juga dapat membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

    Sejumlah penelitian pun menunjukkan air kelapa punya beragam manfaat untuk kesehatan. Manfaat air kelapa di antaranya meningkatkan imun tubuh, mengatasi gangguan pencernaan, menurunkan tekanan darah, hingga mencegah risiko penyakit jantung.

    Kandungan Nutrisi Air Kelapa

    Manfaat air kelapa tak lepas dari nutrisi yang terkandung di dalamnya. Dikutip dari Healthline, satu gelas air kelapa (sekitar 240 mililiter) dapat mengandung:

    Karbohidrat: 15 gramGula: 8 gramKalsium: 4 persen dari rekomendasi kebutuhan harianMagnesium: 4 persen dari rekomendasi kebutuhan harianFosfor: 2 persen dari rekomendasi kebutuhan harianKalium: 15 persen dari rekomendasi kebutuhan harian

    Tak hanya itu, air kelapa mengandung sejumlah antioksidan yang dapat membantu mencegah efek radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Minuman ini pun rendah kalori, sehingga cocok dikonsumsi oleh mereka yang sedang menurunkan berat badan.

    Apakah Air Kelapa Aman Dikonsumsi Setiap Hari?

    Dengan beragam nutrisi dan khasiat yang dimiliki air kelapa, apakah minuman ini aman dikonsumsi setiap hari?

    Pada kondisi normal, air kelapa dapat dikonsumsi secara rutin asalkan tidak berlebihan. Dikutip dari WebMD, konsumsi air kelapa tidak dianjurkan lebih dari 8 ons (0,2 liter) air kelapa per hari. Konsumsi air kelapa secara berlebihan dikaitkan dengan sejumlah gangguan pencernaan, seperti kembung dan sembelit.

    Selain itu, air kelapa juga tidak direkomendasikan untuk orang yang mengidap kondisi medis tertentu, seperti:

    Pengidap penyakit ginjalPengidap alergiPengidap diabetes atau gula darah tinggiPengidap tekanan darah rendah, atau mereka yang mengonsumsi obat hipertensi

    (ath/kna)

  • Warning Ahli Kimia soal Viral Mi Instan Direbus Pakai Plastik

    Warning Ahli Kimia soal Viral Mi Instan Direbus Pakai Plastik

    Jakarta

    Media sosial diramaikan dengan unggahan sebuah video yang memperlihatkan pedagang merebus mi instan dengan plastik. Dalam tayangan yang sudah dilihat 4,5 juta kali itu, mi instan dimasak dengan sayur dan telur kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang direndam di air mendidih.

    “Cocok buat yang pengin mati muda,” tulis seorang warganet.

    “Assalamualaikum kanker,” kata pengguna akun X menanggapi unggahan viral tersebut.

    Peneliti Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joddy Arya Laksmono Joddy Arya Laksmono mengatakan plastik kemasan terdiri dari berbagai senyawa yang bervariasi, tergantung pada jenis plastik dan tujuan penggunaannya.

    Ketika plastik kemasan terkena suhu tinggi, sejumlah konsekuensi kesehatan bisa terjadi termasuk pelepasan senyawa kimia berhabaya ke dalam makanan atau minuman yang dikemas. Pada suhu tinggi, plastik bisa melepaskan senyawa kimia seperti BPA yang jika larut ke dalam makanan, bisa mengganggu sistem endokrin.

    “Dalam memasak makanan menggunakan kemasan, terdapat aspek yang harus diperhatikan untuk memastikan keamanan dan mencegah risiko kontaminasi bahan kimia,” jelas Joddy.

    Pada kemasan plastik yang terbuat dari PVC atau polivinil klorida, suhu tinggi bisa memicu pelepasan flatat yang diketahui bisa mengganggu keseimbangan hormon dan berdampak negatif pada kesehatan reproduksi.

    Memanaskan plastik juga berisiko memicu terbentuknya dioksin. Dioksin merupakan zat karsinogen (penyebab kanker) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan dioksin yang berkelanjutan dapat meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker hati, kulit, dan sistem imun tubuh.

    Kata Joddy, ada beberapa jenis kemasan plastik yang dirancang khusus untuk digunakan dalam kondisi suhu tinggi. Kemasan ini dibuat dari plastik atau material lain yang aman saat dipanaskan dan tidak melepaskan senyawa berbahaya.

    Dia mengingatkan agar masyarakat sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai, seperti kotak styrofoam, wadah polistirena, atau kantong plastik biasa, karena bahan-bahan tersebut tidak dirancang untuk pemanasan dan dapat melepaskan zat kimia berbahaya. Kemasan ini hanya sesuai untuk penyajian makanan dalam keadaan dingin atau pada suhu ruangan.

    “Sangat disarankan untuk memasak mie instan tanpa plastik dan menggunakan peralatan yang aman bagi kesehatan,” tandasnya.

    (kna/up)

  • Banyak Temuan Galon Usia 10-15 Tahun, Pengelola Depot Air Minum Dukung Pelabelan Bahaya BPA

    Banyak Temuan Galon Usia 10-15 Tahun, Pengelola Depot Air Minum Dukung Pelabelan Bahaya BPA

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mewajibkan air minum dalam galon kemasan plastik polikarbonat untuk mencantumkan peringatan tentang adanya risiko kontaminasi BPA (Bisphenol A).

    Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan menyebut 34 persen atau sekitar 50 hingga 60 juta rumah tangga Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk kebutuhan minum sehari-hari. Dari pantauan selama ini, galon guna ulang yang digunakan kerap kali dalam kondisi buruk.

    “Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat. Itu kita kan bisa lihat umur galonnya dari keterangan produksi kemasan di bagian bawah, terlihat di situ,” jelas Budi saat ditemui di sela diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2024).

    Lazimnya, kode produksi setiap galon bermerek tertera jelas di badan galon, seringkali tercetak di bagian dasar. Kode produksi tersebut biasanya berupa barisan angka yang melingkari dua digit angka lainnya ditambah marka sebuah anak panah.

    Metode pembacaannya sebagai berikut: angka 1 hingga 12 yang tersusun melingkar menunjukkan bulan dalam kalender dari Januari sampai Desember. Sementara dua digit angka di tengah lingkaran merujuk pada tahun pembuatan galon. Bila misalnya pada dasar galon tertera angka 18 di tengah lingkaran dan anak panah menunjuk angka 5, ini berarti galon tersebut diproduksi pada bulan 5 (Mei) tahun 2018. Yang berarti galon tersebut usianya telah mencapai enam tahun per 2024.

    Budi memperkirakan, banyak di antara galon guna ulang yang digunakan masyarakat sudah berusia 10-15 tahun. Ia menyadari adanya risiko leaching atau luruhnya partikel BPA ke dalam air minum, sehingga dapat memahami urgensi adanya aturan tentang pelabelan.

    “Intinya Apdamindo mendukung itu,” katanya.

    Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Bersama bahan lainnya, BPA digunakan untuk mendapatkan karakteristik tertentu sehingga plastik yang dihasilkan dapat dipakai ulang berkali-kali.

    Dalam praktiknya, proses distribusi dan pemakaian oleh masyarakat sulit dikontrol. Akibatnya, potensi kerusakan polimer menyebabkan partikel BPA luruh dan mengkontaminasi air minum yang dikemasnya lalu berdampak pada tubuh manusia.

    “Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng.

    Hal ini sejalan dengan hasil pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 yang menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.

    Di dalam tubuh, BPA dikategorikan sebagai endocrine disrupting chemicals. Paparan senyawa ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan keseimbangan hormonal, termasuk dalam kaitannya dengan fertilitas atau kesuburan.

    “Salah satunya yang paling terasa yang bisa dianggap adalah gangguan kesehatan reproduksi. Apa puncaknya? Gangguan kesuburan,” kata praktisi kesehatan reproduksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr I Made Oka Negara, M Biomed, FIAS.

    (suc/up)

  • Penyebab ‘Wajah Boros’, Penampilan Terlihat Tua padahal Usia Masih Muda

    Penyebab ‘Wajah Boros’, Penampilan Terlihat Tua padahal Usia Masih Muda

    Jakarta

    Kesehatan kulit sering kali mencerminkan gaya hidup sehari-hari. Kebiasaan-kebiasaan tertentu dapat mempercepat proses penuaan, membuat kulit terlihat lebih tua daripada seharusnya.

    Sering kali, kebiasaan ini terabaikan karena dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat signifikan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa mempercepat penuaan kulit dikutip dari GQ Magazine.

    1. Nggak Pakai Sunscreen

    Sinar matahari bisa menjadi hal yang langka di beberapa wilayah, namun terlalu sering berada di bawahnya justru berpotensi merusak kulit.

    Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada kulit yang identik dengan penuaan, seperti munculnya keriput.

    Sebaiknya selalu gunakan SPF untuk melindungi kulit dari sinar UV, dan ulangi pengaplikasiannya saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada puncak intensitas matahari antara pukul 11 pagi hingga 3 sore.

    2. Kurang Tidur

    Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh dan kulit tetap prima. Kurang tidur dapat memicu stres yang berdampak pada penurunan produksi melatonin, zat yang berfungsi melindungi kulit dari stres eksternal dan oksidatif.

    Sebisa mungkin, tidur selama minimal tujuh jam per malam untuk menjaga kulit tetap terlihat segar dan muda.

    3. Kekurangan Vitamin D

    Vitamin D bukan hanya berfungsi meningkatkan suasana hati, tetapi juga berperan penting dalam kesehatan kulit.

    Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko gangguan kulit, termasuk kanker kulit. Suplemen vitamin D merupakan solusi yang lebih aman dibandingkan terlalu sering berjemur, karena paparan sinar UV juga meningkatkan risiko kerusakan kulit.

    4. Tidak Menggunakan Pelembap

    Pelembap merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan kulit.

    Menggunakan pelembap dua kali sehari membantu menjaga kelembapan alami kulit, mencegah kulit menjadi terlalu kering atau berminyak yang dapat mempercepat penuaan. Pelembap juga berfungsi mengunci kelembapan, sehingga kulit tetap kencang dan kenyal.

    5. Kurang Aktivitas Fisik

    Selain tidur yang cukup, tubuh juga membutuhkan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan kulit. Berolahraga secara rutin membantu sirkulasi darah yang membawa nutrisi ke sel-sel kulit, sekaligus mengeluarkan racun melalui keringat.

    Hal ini berperan dalam menjaga keseimbangan sebum dan pH kulit, membuat kulit tampak lebih sehat dan segar.

    6. Kurang Minum Air

    Tubuh membutuhkan asupan air yang cukup untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dan sehat.

    Minum enam hingga delapan gelas air sehari membantu mengalirkan nutrisi ke sel-sel dan membuang limbah, serta menjaga kelembapan kulit. Kulit yang terhidrasi cenderung terlihat lebih bersih, kencang, dan cerah.

    7. Sering Stres

    Stres dapat memberikan dampak besar pada kulit, menyebabkan keriput, kulit kusam, dan tekstur yang kasar. Untuk mengurangi efek ini, coba untuk mengelola stres dengan berbagai cara seperti olahraga, meditasi, terapi, atau yoga.

    Kegiatan ini dapat membantu menjaga kadar kortisol tetap stabil dan mengurangi risiko penuaan dini pada kulit.

    Dengan menyadari dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kesehatan kulit dapat tetap terjaga, membantu mempertahankan penampilan yang awet muda.

    BACA JUGA

    (kna/kna)