Category: Detik.com Kesehatan

  • BPOM Wanti-wanti Risiko Salmonella di Jajanan Latiao, Setop Dulu Konsumsinya

    BPOM Wanti-wanti Risiko Salmonella di Jajanan Latiao, Setop Dulu Konsumsinya

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI beberapa waktu lalu menarik peredaran jajanan China Latiao dari pasaran. Pasalnya, setelah dilakukan pengujian laboratorium ditemukan bakteri bacillus cereus dan diduga mengakibatkan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan beberapa wilayah di Indonesia.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan produk ini menghasilkan toksin yang bisa memicu gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah. Produk ini, lanjut Taruna, banyak ditemukan di kantin-kantin sekolah.

    Taruna menambahkan, latiao saat ini masuk ke dalam jajanan ‘berisiko tinggi’, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak lagi mengonsumsinya.

    “Latiao ini awalnya kita anggap low risk, ternyata high risk, karena dia high risk kami mengambil langkah tegas dan cepat,” kata Taruna kepada awak media di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

    “Kami tidak mau nanti tumbuh mikroorganisme, yang kami dapatkan dari laboratorium baru bacillus cereus, tapi karena dia high risk bisa muncul bakteri lain seperti salmonella atau jamur,” lanjut dia.

    Taruna menegaskan kepada masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi produk latiao agar menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

    “Untuk produk ini sebaiknya masyarakat jangan mengonsumsi. Kalau sudah ada (yang mengonsumsi) segera dilaporkan ke BPOM,” tegas Taruna.

    Saat ini BPOM telah menarik sementara sekitar 73 produk la tiao yang terdaftar di BPOM RI, hingga dipastikan jajanan ini benar-benar aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    (dpy/naf)

  • Bapanas Bicara Alasan Beda Temuan Residu di Anggur Muscat Thailand Vs RI

    Bapanas Bicara Alasan Beda Temuan Residu di Anggur Muscat Thailand Vs RI

    Jakarta

    Anggur muscat yang beredar di Indonesia dinyatakan aman dan bebas dari residu senyawa kimia berbahaya. Uji sampling dilakukan di sejumlah provinsi kota besar, juga Jabodetabek. Sekitar 90 persen dari hasil uji, ditemukan tidak mengandung pestisida, sementara 10 persen dari sampel lain memiliki residu dalam ambang batas aman.

    Hasil tersebut menandakan masyarakat Indonesia kini tidak perlu khawatir mengonsumsi anggur muscat, dengan catatan kehati-hatian memastikan sumber produk dan mencucinya dengan air mengalir sebelum disantap. Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yusra Egayanti bicara mengapa temuan di Thailand dengan Indonesia relatif berbeda.

    Selain karena kemungkinan perbedaan produk, Egayanti mengaku di sejumlah negara terdapat perbedaan batas residu aman dalam buah segar.

    “Kami sampaikan bahwa perbedaan batas maksimal residu (BMR) itu lazim terjadi di antar negara. Namun, kemudian ada upaya harmonisasi residu yang dilakukan oleh regulator negara-negara, baik di Asia maupun di global melalui standar Codex Alimentarius Commision (CAC),” terang dia dalam konferensi pers Senin (4/11/2024).

    Penetapan BMR disebutnya berbeda dilatarbelakangi tingkat konsumsi. Bila tingkat konsumsi tinggi, jumlah paparannya akan mendekati standar yang ditolerir saat masuk tubuh atau acceptable daily intake.

    “Jadi, setiap negara bisa saja mempunyai BMR yang berbeda. Salah satu kasus yang terjadi di Thailand itu adalah akibat perbedaan regulasi tadi, bukan berarti positif residu tersebut adalah merupakan bahaya, belum tentu,” lanjut Yusra.

    “Karena bisa jadi, tidak diatur, bisa saja mungkin dari teman-teman Kementan, ada pestisida yang digunakan, ada yang tidak digunakan, maka perbedaan regulasi itu relatif terjadi di produk pangan,” sambung dia.

    (naf/kna)

  • Heboh Anggur Muscat Berbahaya, Bapanas Sarankan Warga RI Konsumsi Anggur Lokal

    Heboh Anggur Muscat Berbahaya, Bapanas Sarankan Warga RI Konsumsi Anggur Lokal

    Jakarta

    Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan anggur shine muscat impor yang kabarnya mengandung residu kimia berbahaya. Anggur muscat berbahaya ini sebelumnya telah ditemukan di Thailand.

    Merespons hal ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Karantina Indonesia, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampling sejumlah anggur muscat yang ada di Indonesia.

    Hasilnya, Bapanas hingga BPOM memastikan buah-buahan yang masuk ke Indonesia, termasuk anggur muscat aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    Meskipun begitu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo meyakini banyak masyarakat yang saat ini masih ragu untuk mengonsumsi anggur impor seperti muscat. Dirinya menyarankan masyarakat untuk bisa beralih memilih anggur lokal saja.

    “Kita sudah punya Perpres (Peraturan Presiden) 81 Tahun 2024 tentang percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal,” kata Arief dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

    “Jadi kita imbau pada masyarakat untuk bisa sama-sama mengonsumsi pangan lokal. Bapanas berkomitmen dalam memastikan pangan segar bagi masyarakat,” lanjut dia.

    Bapanas juga sudah melakukan sampling pada buah-buahan lokal, termasuk anggur aman dikonsumsi masyarakat.

    Senada, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean menegaskan kualitas buah lokal kita tidak kalah dengan buah-buah impor.

    “Saya tetap mengimbau masyarakat untuk mengedepankan konsumsi buah-buahan lokal kita, yang mana kualitas dan nutrisinya tidak kalah dengan buah impor,” kara Sahat.

    “Kita juga mengekspor buah-buahan ke luar negeri. Tidak kalah sebenarnya buah-buahan lokal kita, diminati di luar negeri sana,” lanjut dia.

    (dpy/kna)

  • Tak Melulu gegara Makanan, Penyakit Asam Urat Juga Bisa Dipicu Genetik

    Tak Melulu gegara Makanan, Penyakit Asam Urat Juga Bisa Dipicu Genetik

    Jakarta

    Penyakit asam urat atau gout kerap dikaitkan dengan pola makan yang tak sehat. Akan tetapi, sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di Nature Genetics menunjukkan bahwa genetik memainkan faktor yang lebih besar dalam memicu kondisi radang sendi.

    Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan internasional ini meneliti data genetik yang dikumpulkan dari 2,6 juta orang di 13 kelompok data DNA yang berbeda. Jumlah tersebut mencakup 120.295 orang dengan penyakit asam urat yang umum.

    Peneliti kemudian membandingkan kode genetik orang-orang yang mengidap penyakit asam urat dengan orang yang tak mengalami penyakit tersebut.

    Peneliti menemukan 377 wilayah DNA spesifik yang memiliki variasi khusus untuk mengidap kondisi tersebut. 149 di antaranya sebelumnya tak dikaitkan dengan penyakit asam urat.

    Meskipun faktor gaya hidup dan lingkungan masih berperan, temuan ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran utama dalam menentukan apakah seseorang terkena penyakit asam urat atau tidak.

    Para peneliti juga berpikir mungkin masih ada hubungan genetika yang belum ditemukan.

    “Gout adalah penyakit kronis yang memiliki dasar genetik dan bukan kesalahan pengidap, mitos bahwa gout disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan perlu dipatahkan,” kata epidemiolog Tony Merriman, dari Universitas Otago di Selandia Baru, dikutip dari Sciencealert.

    Penyakit asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat, yang kemudian membentuk kristal tajam di persendian. Ketika sistem kekebalan tubuh mulai menyerang kristal tersebut, hal itu menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan.

    Para peneliti menyarankan bahwa genetika berperan penting dalam setiap tahap proses tersebut. Secara khusus, genetika memengaruhi kemungkinan sistem kekebalan tubuh menyerang kristal, dan dalam cara asam urat diangkut ke seluruh tubuh.

    “Mitos yang tersebar luas ini menyebabkan rasa malu pada penderita asam urat, membuat sebagian orang cenderung menderita dalam diam dan tidak pergi ke dokter untuk mendapatkan obat pencegahan yang menurunkan urat dalam darah dan akan mencegah rasa sakit mereka,” kata Merriman.

    Selain memberi, pemahaman yang lebih baik tentang penyebab penyakit asam urat, studi baru ini memberi para ilmuwan lebih banyak pilihan untuk dieksplorasi terkait pengobatan, khususnya dalam hal mengelola respons imun tubuh terhadap penumpukan kadar asam urat. Bahkan, obat-obatan yang ada dapat digunakan kembali untuk pekerjaan ini.

    Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Sebagian besar data berasal dari orang-orang keturunan Eropa, dan beberapa catatan bergantung pada laporan mandiri tentang penyakit asam urat daripada diagnosis klinis.

    Meskipun demikian, penelitian ini memberi pemahaman yang jauh lebih baik tentang masalah kesehatan yang telah menjangkiti orang selama berabad-abad.

    “Kami berharap, seiring berjalannya waktu, perawatan yang lebih baik dan lebih mudah diakses akan tersedia dengan target baru yang kami identifikasi,” kata Merriman.

    “Penyakit asam urat membutuhkan lebih banyak sumber daya kesehatan dan prioritas yang lebih besar dalam sistem kesehatan.”

    (suc/kna)

  • Gejala Awal Kanker Endometrium, Sempat Diidap Dina Mariana sebelum Meninggal

    Gejala Awal Kanker Endometrium, Sempat Diidap Dina Mariana sebelum Meninggal

    Jakarta

    Penyanyi Dina Mariana meninggal dunia di usia 59 tahun setelah berjuang sembuh dari kanker di rahimnya. Penyakit itu telah dia idap sejak tahun 2021.

    “Aku mendapatkan kanker di dalam rahim. Awal ketemu (stadium) 1A, setelah diangkat 3A. Sudah bersih dengan radiasi 28 kali,” tutur Dina dilihat di channel Youtube Champoer Champoer yang tayang Oktober 2022.

    Kanker endometrium atau kanker dinding rahim seperti yang diidap Dina Mariana adalah jenis kanker yang bermula dari pertumbuhan sel-sel di rahim yang mengalami perubahan pada DNA-nya.

    Ada beberapa gejala yang dapat mengarah pada kanker endometrium. Beberapa gejala lebih umum terjadi saat kanker sudah mencapai stadium lanjut atau telah menyebar dan bermetastasis.

    Dikutip dari American Cancer Society, sekitar 90% wanita dengan kanker endometrium mengalami perdarahan vagina yang tidak normal. Tanda-tandanya mulai dari perubahan pada periode menstruasi, perdarahan di antara periode menstruasi atau perdarahan setelah menopause.

    Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika terjadi pendarahan yang tidak teratur. Jika telah mengalami menopause, sangat penting untuk melaporkan jika terjadi perdarahan vagina, bercak, atau keputihan yang tidak normal.

    Selain itu nyeri di panggul dan kehilangan berat badan secara drastis juga bisa menjadi gejala kanker endometrium. Gejala-gejala ini lebih umum terjadi pada stadium lanjut penyakit ini.

    Bagi sebagian besar perempuan dengan kanker rahim, pembedahan akan menjadi satu-satunya pengobatan yang diperlukan. Terutama jika kanker didiagnosis sejak dini dan belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    (kna/kna)

  • Bahaya BPA Disorot, Sejauh Mana Produsen Bisa Kontrol Galon Guna Ulang?

    Bahaya BPA Disorot, Sejauh Mana Produsen Bisa Kontrol Galon Guna Ulang?

    Jakarta

    Penggunaan plastik polikarbonat untuk galon guna ulang menjadi sorotan karena risiko leaching atau luruhan Bisphenol-A (BPA). Ketika bercampur dengan air minum, partikel BPA tersebut dapat memicu dampak negatif bagi kesehatan.

    BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Senyawa kimia ini bertindak sebagai komponen utama yang membuat plastik polikarbonat menjadi kuat, tahan panas, dan mudah dibentuk, sehingga dapat dipakai ulang berkali-kali.

    Pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng menjelaskan, BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membuat polimer yang disebut plastik polikarbonat. Dalam penggunaan, polimer tersebut punya risiko mengalami kerusakan.

    “Polimer itu sendiri seperti untaian kalung. Dan satu mata rantai dari kalung tersebut adalah di antaranya adalah BPA,” jelas Prof Chalid dalam diskusi detikcom Leaders Forum, di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    “Pada saat dia digunakan, akan sangat mungkin talinya itu ada yang copot sehingga menimbulkan permasalahan. Dia akan bisa bercampur dengan produk atau air yang dikemas tadi, sehingga menimbulkan bahaya,” lanjutnya.

    Menurut Prof Chalid, risiko leaching dari galon polikarbonat meningkat selama proses distribusi, pencucian, dan penggunaan ulang. Ada banyak faktor yang mempercepat pelepasan BPA ke dalam air minum, termasuk paparan sinar matahari langsung akibat diangkut dengan truk terbuka hingga paparan sabun dan deterjen yang memiliki pH tinggi saat galon tersebut dicuci.

    “Dicuci itu kan pakai sabun dan sabun itu tingkat keasamannya tinggi, tingkat pH-nya tinggi, mempermudah terjadinya leaching,” jelasnya.

    Para pakar berdiskusi dalam detikcom Leaders Forum, membahas kontroversi BPA. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    Berdasarkan pantauan prof Chalid, pemakaian galon guna ulang oleh masyarakat bisa berulang bahkan hingga 40 kali, yang berarti risiko leaching BPA semakin tinggi. Risiko leaching juga lebih tinggi lagi ketika galon tersebut mulai berubah warna menjadi kekuningan.

    “Menguning itu artinya banyak terjadi oksidasi, kemungkinan besar terjadi leaching itu besar sekali,” terangnya.

    Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat

    Ketua Apdamindo – Budi Darmawan

    Dalam mengurangi risiko terjadinya leaching, pengendalian kualitas dalam siklus penggunaan galon guna ulang oleh produsen menjadi penting. Sayangnya, Prof Chalid menilai kontrol yang optimal sulit dilakukan selama distribusi maupun penyimpanan di retail atau juga pemakaian ulang oleh konsumen.

    “Memang masalahnya itu tadi ya masalahnya. Dikontrolnya, dari produser sejauh mana kita kontrolnya?” kata Prof Chalid.

    “Kemudian bagaimana memberikan prosedur kepada masyarakat tentang penggunaan ini, termasuk untuk retail dan juga para pengisi ulang. Nah pengisi ulang juga harus diperhatikan,” lanjutnya.

    Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan mengatakan 34 persen atau sekitar 50 hingga 60 juta rumah tangga Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk kebutuhan minum sehari-hari.

    Akan tetapi, dari total tersebut, tak sedikit juga masyarakat yang menggunakan galon guna ulang atau berbahan plastik polikarbonat (PC) dengan kondisi buruk. Usianya penggunaan galonnya diperkirakan ada yang sampai 10 hingga 15 tahun sehingga meningkatkan risiko leaching.

    “Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat. Itu kita kan bisa lihat umur galonnya dari keterangan produksi kemasan di bagian bawah, terlihat di situ,” jelas Budi di acara yang sama.

    “Banyak yang bahkan memakai galon untuk air isi ulang, dengan kondisi galonnya sudah tua, kisaran lebih dari 10 tahun. Saya miris bila melihat kondisinya, terutama di daerah-daerah,” lanjutnya.

    (suc/up)

  • Sederet Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Hindari Biar Tak Harus Cuci Darah

    Sederet Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Hindari Biar Tak Harus Cuci Darah

    Jakarta

    Ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting untuk tubuh. Itu berfungsi sebagai penyaring limbah dan kotoran dari dalam darah, serta penjaga keseimbangan dalam tubuh manusia.

    Jika ginjal rusak, organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Seiring berjalannya waktu, kerusakan ginjal pada akhirnya dapat berakibat fatal, termasuk menyebabkan penyakit ginjal kronis (CKD) dan gagal ginjal.

    Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak ginjal. Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat merusak ginjal:

    Kebiasaan Merusak Ginjal

    1. Terlalu banyak makan protein

    Dikutip dari Health Shot, protein hewani menghasilkan kadar asam yang tinggi dalam darah yang dapat menyebabkan asidosis. Itu merupakan kondisi ginjal tidak dapat membuang cukup asam, yang menyebabkan efek buruk pada organ.

    Disarankan untuk menjalani pola makan yang seimbang, dengan mengkonsumsi protein, buah, dan sayuran.

    2. Kurang tidur

    Jika merasa lelah, segera tidur dan jangan terlalu banyak begadang. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja organ 24 jam.

    Peneliti dari Rumah Sakit Brigham and Women di Boston mempelajari kebiasaan tidur relawan wanita dan menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.

    3. Kurang minum

    Saat kurang minum, kesehatan ginjal bisa terganggu. Dikutip dari National Kidney Foundation, air membantu ginjal membuang limbah dan dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.

    4. Terlalu banyak konsumsi garam

    Pola makan yang tinggi garam mengandung banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan pada akhirnya mempengaruhi fungsi ginjal.

    Sebuah penelitian oleh Rumah Sakit San Giovanni Bosco, Italia, menemukan terlalu banyak garam memiliki efek langsung pada jaringan ginjal, yang menyebabkan hipertrofi dan fibrosis. Terlalu banyak garam juga dapat menyebabkan batu ginjal.

    5. Sering mengkonsumsi makanan olahan

    Makanan olahan merupakan gudang natrium dan fosfor yang dapat menyebabkan penyakit ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang sebagian besar bergantung pada junk food dan makanan olahan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ginjal dan juga memicu diabetes.

    Bagi penderita diabetes, karena tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup, gula dari makanan olahan dapat terakumulasi dalam darah dan menyebabkan penyakit ginjal diabetes.

    6. Makan terlalu banyak gula

    Gula berkontribusi terhadap obesitas yang dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes, dua penyebab utama penyakit ginjal. Gula dapat ditemukan di banyak makanan, seperti makanan penutup, minuman, dan makanan yang mungkin tidak anggap manis.

    Perhatikan bahan-bahannya saat membeli barang kemasan untuk menghindari gula tambahan dalam makanan.

    7. Merokok

    Selain tidak baik untuk paru-paru, rokok juga dapat membahayakan ginjal. Orang yang merokok lebih mungkin memiliki protein dalam urine, yang menjadi salah satu tanda kerusakan ginjal.

    8. Terlalu banyak duduk

    Terlalu banyak berdiam duduk ternyata dapat merusak ginjal. Disarankan untuk rajin berolahraga, terutama bagi orang dengan penyakit ginjal.

    Satu penelitian menunjukkan bahwa orang dengan penyakit ginjal lanjut yang berolahraga secara teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    9. Minum alkohol

    Orang yang sering minum alkohol dapat membahayakan dan mengubah cara kerja ginjal. Selain menyaring darah, ginjal membantu menjaga jumlah air yang tepat dalam tubuh. Alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini dengan membuat tubuh mengalami dehidrasi.

    Minum alkohol terlalu banyak juga dapat meningkatkan tekanan darah, penyebab utama penyakit ginjal, dan membahayakan hati, sehingga ginjal bekerja lebih keras.

    10. Overtraining

    Dikutip dari WebMD, berolahraga terlalu keras dalam waktu terlalu lama dapat menyebabkan rhabdomyolysis, suatu kondisi di mana jaringan otot yang rusak rusak sangat cepat. Kondisi ini membuang zat-zat ke dalam darah yang dapat merusak ginjal dan membuatnya gagal berfungsi.

    Jadi, jangan berlebihan. Tingkatkan intensitas latihan secara bertahap. Jika bisa, hindari berolahraga di tempat yang panas dan lembab. Temui dokter jika mengalami nyeri otot dan urine berwarna gelap.

    (sao/kna)

  • Menyoal Kanker Dinding Rahim, Diidap Dina Mariana Sebelum Meninggal

    Menyoal Kanker Dinding Rahim, Diidap Dina Mariana Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Penyanyi Dina Mariana meninggal dunia di usia 59 tahun. Sebelum meninggal, penyanyi cilik yang populer di tahun 1970-an itu sempat berjuang melawan kanker dinding rahim yang diidapnya.

    “Awalnya kanker dinding rahim (endometrium), sama seperti adik saya, Ria Irawan. Waktu awal diagnosis Ria stadium 3C, Dina stadium 3A,” kata sahabat Dina, Dewi Irawan dalam pesan singkat, Minggu (3/11/2024).

    Dikutip dari John Hopkins Medicine, kanker endometrium adalah jenis kanker yang dimulai dengan tumbuhnya sel-sel di dalam rahim. Rahim adalah organ panggul berongga berbentuk buah pir tempat terjadinya perkembangan janin.

    Kanker endometrium dimulai pada sel yang membentuk lapisan rahim. Lapisan endometrium berperan sebagai tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Dinding endometrium akan menebal sebelum menstruasi, kemudian meluruh dan terjadi menstruasi jika sel telur tidak dibuahi.

    Jenis kanker lain juga dapat terbentuk di dalam rahim, termasuk sarkoma uterus, namun kanker ini lebih jarang terjadi dibandingkan kanker endometrium.

    Kanker endometrium sering ditemukan pada stadium awal karena menimbulkan gejala. Seringkali gejala pertama adalah perdarahan vagina.

    Tanda-tanda awal kanker endometrium meliputi:

    Perdarahan vagina yang tidak normal, termasuk perubahan signifikan dalam siklus menstruasiNyeri di daerah panggulPendarahan atau bercak vagina apa pun setelah menopause

    (kna/naf)

  • Tingkat Polusi Udara di Pakistan Mengerikan, Sekolah Terpaksa Ditutup

    Tingkat Polusi Udara di Pakistan Mengerikan, Sekolah Terpaksa Ditutup

    Jakarta

    Seluruh sekolah dasar (SD) di Lahore, Pakistan, ditutup selama sepekan mulai Senin (4/11/2024). Keputusan diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Punjab untuk mencegah jutaan anak terpapar polusi udara yang mencapai level tertinggi dan menyelimuti kota selama beberapa hari terakhir.

    Menurut pernyataan resmi, semua sekolah untuk anak hingga usia 10 tahun, baik negeri, swasta, dan pendidikan khusus akan tutup hingga Sabtu. Penutupan sekolah ini nantinya akan dievaluasi lagi untuk memutuskan apakah perlu diperpanjang.

    Indeks kualitas udara Lahore mencatat angka di atas 1.000 pada Sabtu, jauh melampaui level 300 yang dianggap berbahaya, menurut data dari IQAir, perusahaan teknologi pemantauan udara. Kondisi ini juga terjadi pada hari Minggu, yang dianggap belum pernah terjadi sebelumnya. Situasi ini dipicu pembakaran sisa panen di India, serta emisi dari industri dan kendaraan.

    “Prakiraan cuaca untuk enam hari ke depan menunjukkan bahwa pola angin akan tetap sama. Oleh karena itu, kami menutup semua sekolah dasar negeri dan swasta di Lahore selama seminggu,” kata Jahangir Anwar, pejabat senior perlindungan lingkungan di Lahore kepada AFP, dikutip dari CNA.

    “Kabut asap ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Masker harus diwajibkan di sekolah. Kami mengawasi kesehatan anak-anak di kelas senior,” kata menteri senior Punjab Marriyum Aurangzeb dalam konferensi pers hari Minggu.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghirup udara beracun memiliki konsekuensi kesehatan yang mengerikan, seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan dapat dipicu oleh paparan yang berkepanjangan.

    (suc/kna)

  • Aktor James Van Der Beek Ungkap Idap Kanker Kolorektal di Usia 47 Tahun

    Aktor James Van Der Beek Ungkap Idap Kanker Kolorektal di Usia 47 Tahun

    Jakarta

    Bintang Dawson’s Creek James Van Der Beek mengungkap dirinya didiagnosis kanker kolorektal. Meski demikian, aktor berusia 47 tahun itu mengatakan masih optimis dan ‘merasa baik-baik saja’.

    “Saya menderita kanker kolorektal. Saya secara pribadi menangani diagnosis ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, dengan dukungan keluarga saya yang luar biasa,” katanya kepada PEOPLE.

    Van Der Beek menambahkan dia saat ini memprioritaskan waktu bersama istrinya, Kimberly Van Der Beek, dan anak-anak mereka Olivia, Joshua, Annabel, Emilia, Gwendolyn, dan Jeremiah.

    Hingga saat ini Van Der Beek belum mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang perawatannya.

    Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker kolorektal adalah jenis kanker yang menyerang usus besar (usus besar) atau rektum. Ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia.

    Risiko kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus menyerang orang berusia di atas 50 tahun.

    Gejala umumnya meliputi diare, sembelit, tinja berdarah, sakit perut, penurunan berat badan tanpa sebab, kelelahan, dan kadar zat besi rendah.

    Kanker kolorektal biasanya dimulai sebagai pertumbuhan kecil, yang disebut polip, di usus besar atau rektum. Kanker usus besar dan kanker dubur cenderung dikelompokkan bersama karena gejalanya serupa.

    (kna/kna)