Category: Detik.com Kesehatan

  • Duh! Influencer Di-blacklist gegara Ngonten Pas Lagi Marathon

    Duh! Influencer Di-blacklist gegara Ngonten Pas Lagi Marathon

    Jakarta

    Seorang influencer bernama Matt Choi yang berasal dari Austin, Texas mendapatkan hukuman yakni di-blacklist seumur hidup di sejumlah event lari. Hal ini karena Matt Choi membawa dua kru yang mengendarai sepeda listrik untuk membantunya ‘ngonten’ saat dirinya berlari di ajang New York City Marathon.

    Dikutip dari New York Times, dua kru tersebut memakai rompi khusus dan bertugas untuk mengambil video saat Choi berlari. Mereka bermanuver melewati para pelari lain hanya untuk mengabadikan momen dari Choi.

    New York Road Runner sebagai pihak penyelenggara menilai bahwa dua kru yang juga ikut masuk ke lintasan lari tersebut telah melanggar peraturan World Athletics. Selain itu, aksi konyol tersebut juga mengganggu kenyamanan para pelari lain.

    Pada perlombaan tersebut, Choi berhasil menyelesaikan marathon dengan waktu tempuh 2 jam 57 menit 15 detik. Namun, panitia tetap mendiskualifikasi Choi dari perlombaan dan dirinya tidak berhak mendapatkan medali.

    Tak cukup sampai di situ, Choi juga mendapatkan larangan untuk mengikuti seluruh ajang yang diselenggarakan New York Road Runner seumur hidup.

    Merespons hal tersebut, Choi mengunggah video permintaan maaf di akun Instagram-nya. Dirinya mengaku bahwa pada saat itu ia memang menjadi sosok yang egois dan tidak memperdulikan kenyamanan orang lain.

    “Saya tidak punya alasan, titik. Saya egois pada hari Minggu untuk mengajak saudara saya dan videografer saya mengikuti di lintasan dengan menggunakan sepeda listrik,” ujar Choi dikutip dari akun Instagram-nya, Rabu (6/11/2024).

    “Saya telah mendapatkan email dari New York Road Runner tentang hukuman seumur hidup saya. Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Saya berjanji,” lanjut dia.

    (dpy/up)

  • Dikira Kelelahan Biasa, Ternyata Wanita Ini Kena Kanker Usus Besar di Usia 37

    Dikira Kelelahan Biasa, Ternyata Wanita Ini Kena Kanker Usus Besar di Usia 37

    Jakarta

    Seorang wanita sekaligus dokter ginekolog di AS, dr Lauren Juyia membagikan perjuangannya terkena kanker usus besar stadium 4 di usia muda. Ia mengeluhkan dua gejala yang kerap diabaikan banyak orang.

    Pada Agustus 2022, di usianya yang ke-37, dr Juyia mengalami kelelahan terus-menerus. Awalnya ia menganggap kelelahan yang dialami sebagai efek samping dari aktivitas kesibukan sehari-hari dan perannya sebagai seorang ibu.

    “Saya pikir itu hanya bagian dari proses penuaan,” diakuinya, seraya menambahkan bahwa dengan dua anak kecil dan karier yang menuntut, kelelahan di sore hari terasa normal, dikutip Times Now News.

    Namun kelelahan yang dialami semakin memburuk, disertai dengan rasa berat di area panggul yang terus-menerus. Merasa ada yang tidak beres, ia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut dan melakukan pemeriksaan USG.

    Hasilnya, ditemukan massa panggul yang signifikan mengonfirmasi ketakutan terburuknya. Massa tersebut berukuran seperti kehamilan 16 minggu.

    “Dalam kebidanan, kami mengukur ukuran berdasarkan minggu kehamilan, dan saya berpikir, ‘Massa ini luar biasa besar,’” ungkapnya kepada Good Morning America. Evaluasi medis segera dilakukan, yang menunjukkan adanya pertumbuhan abnormal di dekat ovariumnya.

    Diagnosis berubah menjadi mengkhawatirkan ketika dr Juyia mengamati bahwa massa itu telah tumbuh dari 8 cm menjadi 24 cm hanya dalam waktu dua minggu. Berdasarkan latar belakang medisnya, ia tahu bahwa tumor jinak jarang menunjukkan pertumbuhan yang begitu cepat, sehingga memicu kecurigaannya bahwa massa itu bisa jadi kanker.

    Awalnya, ia khawatir itu kanker ovarium karena lokasi tumornya, tetapi analisis yang lebih luas mengungkapkan kanker usus besar stadium 4 yang telah menyebar ke beberapa organ, termasuk ovarium, rahim, omentum, usus buntu, dan daerah perut.

    Pada September 2022, dr. Juyia menjalani operasi besar untuk mengangkat pertumbuhan kanker. Anehnya, meskipun kankernya sudah stadium lanjut, gejala yang dirasakan hanya berupa kelelahan dan berat di panggul yang menandakan penyebarannya.

    Ia mencatat bahwa pada pasien yang lebih tua, kanker stadium 4 biasanya dapat menimbulkan gejala yang jauh lebih parah, namun gaya hidupnya yang sibuk dan ketahanannya yang masih muda mungkin telah menutupi beratnya kondisinya.

    “Saya sedikit lelah di sore hari selama sekitar dua bulan, tetapi sebagai seorang ibu dengan anak-anak kecil yang masih terbangun di malam hari, saya tidak terlalu memikirkan perlunya minum teh sore untuk membuat saya tetap bersemangat,” katanya.

    Setelah didiagnosis, dr Juyia memulai program kemoterapi selama enam bulan. Ia terus bekerja, menemukan kenyamanan dan tujuan dalam merawat pasiennya, yang ia gambarkan sebagai terapi. Pada Maret 2023, ia menjalani operasi lain untuk mengangkat tumor yang tidak aktif. Pada April, hasil tesnya tidak menunjukkan bukti adanya penyakit.

    (suc/naf)

  • Marak Skincare Abal-abal Bermerkuri, Dermatolog Ingatkan Cantik Tak Harus Putih

    Marak Skincare Abal-abal Bermerkuri, Dermatolog Ingatkan Cantik Tak Harus Putih

    Jakarta

    Standar kecantikan perempuan Indonesia masih lekat dengan kulit putih. Akhirnya banyak produk skincare atau perawatan kulit yang dijual dengan janji mampu memutihkan kulit dengan instan.

    Namun keinginan memiliki kulit putih dengan instan ini datang dengan risiko. Tidak sedikit pelaku usaha yang memanfaatkan standar kecantikan ini dengan membuat produk berbahaya mengandung merkuri atau hidrokuinon yang tak sesuai standar.

    Dermatolog dr Rendy Laksditalia, SpDVE mengatakan kandungan merkuri pada kosmetik bisa menyebabkan kerusakan serius pada kulit. Dalam jangka panjang, penggunaan skincare bermerkuri juga bisa memicu kanker.

    “Karena standar cantik itu harus putih jadi banyak yang akhirnya pakai skincare berhidrokuinon. Padahal ini harus dengan resep dokter,” kata dr Rendy.

    “Injeksi pemutih juga yang banyak dilakukan bisa menimbulkan efek samping. Suntik putih itu kalau tidak tepat bisa memicu disrupsi sistem imun,” tambah dia.

    dr Rendy menjelaskan kulit sehat tak harus putih. Ciri-ciri kulit sehat salah satunya tak ada inflamasi atau peradangan pada kulit, ditandai dengan kelembapan yang cukup. Kulit yang sehat akan terlihat glowing dan bisa didapatkan dengan rutin melakukan eksfoliasi dengan bahan-bahan seperti AHA BHA.

    “Jadi bukan terlihat putih ya, tetapi kulitnya bercahaya,” ujar dia.

    (kna/naf)

  • Mulai 1 November, Urus SIM di Seluruh Wilayah RI Wajib Pakai BPJS Kesehatan

    Mulai 1 November, Urus SIM di Seluruh Wilayah RI Wajib Pakai BPJS Kesehatan

    Jakarta

    Pemerintah melanjutkan uji coba syarat pengurusan layanan surat izin mengemudi (SIM) dengan BPJS Kesehatan. Sebelumnya, regulasi ini hanya berlaku pada 1 Juli hingga 30 September 2023 di tujuh polda yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Dari hasil evaluasi, penerapan regulasi ini efektif menekan angka peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) BPJS Kesehatan yang tidak aktif. Walhasil, pemerintah memperluas sasaran uji coba secara nasional. Mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia sejak 1 November 2024.

    “Uji coba Perpol No 2 tahun 2023 sebelumnya telah dilakukan di 7 Polda selama periode 1 Juli sd 30 September 2024, mulai 1 November 2024 diberlakukan uji coba secara nasional yang dilaksanakan di seluruh titik layanan SIM di Indonesia,” terang Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah kepada detikcom, Rabu (6/11/2024).

    BPJS mencatat masih ditemukan 14.273 pemohon SIM dengan status peserta JKN non-aktif dari total 322.944 pemohon SIM.

    “Berdasarkan hasil evaluasi bersama Korlantas, BPJS Kesehatan, Kemenko PMK, Setkab dan KSP atas Uji Coba di 7 Polda, disepakati bersama bahwa implementasi Perpol No 2 Tahun 2023 cukup efektif dan dapat diberlakukan secara nasional,” lanjut dia.

    “Pada masa uji coba nasional ini pemberlakuan terkait syarat kepesertaan JKN aktif, apabila ditemukan status kepesertaan JKN-nya non aktif maupun belum terdaftar JKN maka pemohon SIM diberikan edukasi untuk melakukan reaktivasi atau pendaftaran peserta serta proses penerbitan SIM tetap dapat dilanjutkan,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • 6 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tak Konsumsi Daun Salam

    6 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tak Konsumsi Daun Salam

    Jakarta

    Daun salam merupakan salah satu tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Biasanya, untuk mengkonsumsinya daun salam akan diseduh dengan air panas dan kemudian diminum.

    Tanaman ini menjadi mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, dan mangan yang baik. Selain itu, daun salam juga mengandung senyawa antioksidan dan mineral yang dapat membantu meningkatkan imun tubuh dan melancarkan pencernaan.

    Kandungan inilah yang membuat daun salam disebut dapat mengobati sejumlah penyakit, termasuk asam urat, gula darah, dan kolesterol. Meski begitu, ada sejumlah orang yang perlu menghindari atau mengurangi konsumsi daun salam, karena bisa menyebabkan efek samping.

    Orang yang Perlu Menghindari Konsumsi Daun Salam

    Berikut beberapa orang yang perlu menghindari konsumsi daun salam:

    1. Orang dengan alergi

    Dikutip dari WebMD, orang dengan alergi disarankan untuk tidak mengkonsumsi daun salam. Baik dalam bentuk air rebusannya maupun ekstraknya.

    Orang dengan alergi ini dapat mengalami gejala seperti gatal-gatal jika mengkonsumsi daun salam.

    2. Ibu hamil dan menyusui

    Belum ada informasi sejauh ini yang menjelaskan pasti soal keamanan daun salam untuk ibu hamil dan menyusui. Dikutip dari Times of India, pada fase ini konsumsi daun salam dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik ada ibu dan janin.

    Mengkonsumsi daun salam saat kehamilan juga dapat memicu sakit perut, keringat berlebih, sering buang air kecil, dan diare.

    3. Pengidap diabetes yang mengkonsumsi obat penurun gula darah

    Daun salam diketahui dapat membantu mengelola kadar gula dalam darah. Namun, pengidap diabetes yang sedang mengonsumsi obat penurun gula darah sebaiknya tidak minum teh daun salam karena dapat membuat kadar gula darah turun terlalu drastis.

    4. Pasien yang akan operasi

    Pasien yang akan menjalani operasi juga sebaiknya tidak mengonsumsi teh daun salam. Daun salam dapat memperlambat sistem saraf pusat atau SSP.

    Bila dikombinasikan dengan anestesi dan obat-obatan lain yang digunakan selama operasi, hal ini dapat memperlambat SSP terlalu banyak. Disarankan untuk menghentikan penggunaan daun salam sebagai obat setidaknya dua minggu sebelum operasi yang dijadwalkan.

    5. Pengguna obat tertentu

    Konsumsi daun salam dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kantuk dan pernapasan melambat. Maka dari itu, disarankan bagi pengguna obat penenang untuk menghindarinya.

    Konsumsi daun salam dalam jumlah banyak yang digunakan bersama obat penenang dapat memperburuk masalah pernapasan hingga menyebabkan kantuk yang berlebihan.

    6. Pengguna obat pereda nyeri

    Dikutip dari RxList, pasien yang mengkonsumsi obat pereda nyeri sebaiknya menghindari konsumsi air rebusan daun salam. Sebab, daun salam dapat memperlambat tubuh dalam memproses obat-obatan tersebut.

    Jika obat-obatan tidak dapat dipecah dengan efektif dalam tubuh, risiko efek samping mungkin bisa meningkat.

    (sao/naf)

  • Rekomendasi IDI soal Skrining Kesehatan Gratis Warga yang Ultah Mulai 2025

    Rekomendasi IDI soal Skrining Kesehatan Gratis Warga yang Ultah Mulai 2025

    Jakarta

    Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan RI akan meluncurkan program skrining kesehatan gratis yang dapat diakses oleh seluruh warga Indonesia pada hari ulang tahunnya mulai 2025.

    Ini menjadi salah satu program yang dibuat oleh Presiden RI Prabowo Subianto yang berfokus pada deteksi dini dan mencegah berbagai macam penyakit sesuai kategori usia.

    Ketua Umum PB IDI Dr dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT mengatakan program pemeriksaan ini merupakan langkah maju yang patut diapresiasi. Menurutnya, program ini tak hanya memberikan akses kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

    “Program pemeriksaan kesehatan gratis ini akan berdampak positif bagi masyarakat, seperti deteksi dini penyakit, peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan, dan mengurangi beban pembiayaan penyelenggaraan pengobatan atau kuratif,” kata dr Adib, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (5/11/2024).

    “Secara luas, program ini berkontribusi pada pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait kesehatan dan kesejahteraan,” lanjutnya.

    Guna mendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis, dr Adib yang juga sebagai Pengurus Besar IDI merekomendasikan sejumlah hal berikut:

    Menjamin ketersediaan tenaga medis yang kompeten dan peralatan yang memadai di setiap fasilitas kesehatan.Melakukan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga medis untuk meningkatkan keahlian dalam deteksi dini penyakit.Memastikan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan.Memperluas cakupan program ke daerah-daerah terpencil dan masyarakat marginal.Menambahkan jenis pemeriksaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program.Melakukan kampanye sosialisasi secara masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.Melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program dan melakukan perbaikan jika diperlukan.Mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan.Memaksimalkan fungsi dan manfaat aplikasi SATU Sehat dari Kementerian Kesehatan RI sebagai platform yang mengelola data pemeriksaan kesehatan seumur hidup terpadu untuk memantau pemeliharaan dan sarana promosi kesehatan.Sosialisasi pada masyarakat untuk memanfaatkan Personal Health Record (rekam medis individu) yang berisi informasi kesehatan.

    “Mari bersama-sama kita dukung dan kawal program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tutup dr Adib.

    (suc/naf)

  • Singapura Tarik Cuka Mengandung Sulfur Dioksida, Ini Temuan Terbarunya

    Singapura Tarik Cuka Mengandung Sulfur Dioksida, Ini Temuan Terbarunya

    Jakarta

    Singapura sebelumnya menarik produk cuka impor Gold Plum dengan kemasan botol ukuran 550 ml. Otoritas pangan setempat sempat melaporkan kandungan sulfur dioksida.

    Singapore Food Agency (SFA) menekankan kadar sulfur dioksida berlebihan dalam makanan dapat mengakibatkan reaksi alergi pada individu hipersensitif terhadap sulfit. Gejalanya meliputi gatal-gatal, sakit perut, diare, dan muntah.

    Sulfit umumnya digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan biasanya diuji sebagai sulfur dioksida, zat berbentuk gas.

    Berdasarkan peraturan makanan Singapura, produk makanan yang mengandung bahan-bahan berisiko menyebabkan hipersensitivitas harus dicantumkan pada label kemasan untuk melindungi konsumen dengan alergi makanan.

    Semua bahan dalam makanan yang dikemas sebelumnya juga harus dicantumkan pada label produk dalam urutan menurun dari proporsi beratnya.

    SFA mengatakan sulfit tidak menimbulkan masalah keamanan pangan bagi konsumen pada umumnya, kecuali bagi mereka yang tidak toleran atau alergi.

    “Konsumen yang telah membeli produk yang terpengaruh, dan yang tidak toleran atau alergi terhadap sulfit, tidak boleh mengonsumsinya,” imbuh SFA.

    Temuan Baru

    Produk cuka yang sebelumnya ditarik SFA kini dinyatakan aman, dengan pernyataan bahwa pengujian sebelumnya telah menunjukkan hasil positif palsu.

    “Produk tersebut, botol 550ml Cuka Gold Plum yang diimpor oleh Goy Chiap Hin, tidak mengandung sulfur dioksida dan sekarang diizinkan untuk dijual di Singapura,” kata SFA, Selasa (5/11/2024).

    “Mereka yang telah membeli produk tersebut dapat terus mengonsumsinya,” tambah SFA.

    Menanggapi pertanyaan CNA, badan tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mencabut penarikan karena positif palsu.

    “SFA secara aktif melibatkan importir dan pemasok dan berkomunikasi erat dengan mereka untuk membahas dan menjajaki tindakan perbaikan yang tepat.”

    Regulator keamanan pangan menarik produk tersebut pada tanggal 18 September setelah mengatakan mereka mendeteksi sulfur dioksida, yang tidak dicantumkan pada label kemasan makanan, selama upaya pengambilan sampel regulasi rutin.

    “Setelah SFA menjalin kerja sama dengan importir, SFA melakukan investigasi lebih lanjut dan menemukan bahwa metodologi pengujian yang digunakan untuk menguji sulfur dioksida telah menghasilkan hasil positif palsu,” kata SFA pada hari Selasa.

    “Meskipun metodologi yang digunakan untuk menguji sulfur dioksida ini telah diakreditasi secara internasional untuk sebagian besar produk makanan, SFA telah meninjau dan menerapkan metode pengujian yang sesuai untuk sulfur dioksida dalam produk cuka.”

    (naf/kna)

  • Video BGN: Sasaran Awal Program Makan Bergizi Gratis untuk 15-20 Juta Anak

    Video BGN: Sasaran Awal Program Makan Bergizi Gratis untuk 15-20 Juta Anak

    Video BGN: Sasaran Awal Program Makan Bergizi Gratis untuk 15-20 Juta Anak

  • Inspirasi Sehat Bung Hatta, Putra Minang Tapi Jarang Makan Rendang

    Inspirasi Sehat Bung Hatta, Putra Minang Tapi Jarang Makan Rendang

    Jakarta

    Mohammad Hatta atau yang dikenal dengan Bung Hatta ternyata rutin menjalankan gaya hidup sehat semasa hidupnya. Salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut tidak sembarangan memilih makanan yang akan dirinya konsumsi.

    Cerita ini diungkap oleh putri kedua Bung Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta. Gemala mengatakan meskipun Bung Hatta merupakan sosok asli Minang, namun sang ayah sangat jarang sekali mengonsumsi rendang.

    “Meskipun dia (Bung Hatta) orang Minang, tapi kami di rumah itu jarang makan rendang, kecuali kalau dikasih,” ujar Gemala di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

    Gemala mengatakan bahwa sang ayah setiap hari mengonsumsi makanan-makanan yang dikukus, seperti tempe dan tahu bacem. Selain itu, di meja makan, lanjut Gemala pasti selalu ada sayur.

    “Banyak sayur ya. Setiap hari itu harus ada sayur pare,” terang Gemala.

    Tabur bunga di makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).. Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Gaya hidup sehat ini, lanjut Gemala merupakan upaya yang dilakukan sang proklamator untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan terkait kesehatan.

    “Ayah saya kebetulan sangat menjaga (kesehatannya), karena preventif atau pencegahan lebih baik daripada nantinya kita mesti mengobati,” kata Gemala.

    “Jadi memperhatikan soal kadar gula, bagaimana tensi Anda, karena kalau tensi tinggi itu bisa merambat ke mana-mana. Jangan terlalu sering makan gorengan, rakyat kita itu suka sekali makan gorengan,” tutupnya.

    Sebagai informasi, makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir merupakan salah satu makam yang dikunjungi pada acara tabur bunga menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-60 pada Selasa (5/11/2024). Acara tabur bunga ini digelar oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melalui Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono, Rumah Sakit Soeharto Heerdjan, dan Rumah Sakit Otak DR Drs M Hatta Bukittinggi.

    Selain makam Bung Hatta, tabur bunga di TPU Tanah Kusir juga dilakukan di pusara makam dua tokoh kesehatan nasional lain, yakni dr Soeharto Heerdjan SpKJ, dan Prof dr H Mahar Mardjono. Nama keduanya masing-masing diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di kawasan Grogol, Jakarta Barat, dan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) di Cawang, Jakarta Timur.

    (dpy/up)

  • Video: BGN Dorong Pangan Lokal Papua Masuk Menu Makan Bergizi Gratis

    Video: BGN Dorong Pangan Lokal Papua Masuk Menu Makan Bergizi Gratis

    Video: BGN Dorong Pangan Lokal Papua Masuk Menu Makan Bergizi Gratis