Category: Detik.com Kesehatan

  • Sederet Faktor Picu Radang Usus Buntu, Nomor 5 Perlu Diwaspadai

    Sederet Faktor Picu Radang Usus Buntu, Nomor 5 Perlu Diwaspadai

    Jakarta

    Radang usus buntu atau apendisitis menjadi kekhawatiran karena sering menimbulkan kondisi gawat darurat medis. Kondisi ini terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan dan pembengkakan, yang jika tidak ditangani, dapat menimbulkan komplikasi serius.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, apendisitis adalah kondisi saat usus buntu mengalami peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri akut di perut bagian bawah.

    Usus buntu sendiri adalah organ kecil berbentuk tabung, seukuran jari, yang menempel di ujung kanan bawah usus besar. Terkadang, pergerakan feses dalam usus besar dapat menyumbat atau menginfeksi usus buntu, menyebabkan peradangan.

    Peradangan ini membuat usus buntu membengkak, dan jika pembengkakan semakin parah, usus buntu bisa pecah. Pecahnya usus buntu adalah keadaan darurat medis karena dapat berisiko menyebarkan bakteri dari dalam usus ke seluruh rongga perut, memicu infeksi yang dikenal sebagai peritonitis.

    Kasus radang usus buntu akut paling sering terjadi pada usia 10 hingga 30 tahun, dengan insiden tinggi di kalangan remaja. Meskipun anak-anak yang lebih muda juga dapat mengalaminya. Gejala yang paling umum dari apendisitis meliputi nyeri perut, mual, dan kehilangan nafsu makan. Gejala-gejala ini sering kali mengikuti pola tertentu yang memudahkan identifikasi apendisitis.

    Letak dan ukuran usus buntu membuatnya rentan tersumbat dan terinfeksi. Usus besar menjadi habitat bagi banyak bakteri, dan ketika terlalu banyak bakteri terperangkap dalam usus buntu, bakteri tersebut dapat tumbuh berlebihan dan menyebabkan infeksi.

    Berikut penyebab umum peradangan, pembengkakan, penyumbatan, dan infeksi usus buntu:

    1. Tinja Mengeras

    Endapan tinja yang keras, yang dikenal sebagai fecalith, appendicolith, atau batu usus buntu, dapat tersangkut di dalam lubang usus buntu. Endapan ini membawa bakteri dan juga dapat menjebak bakteri yang sudah ada di dalam usus buntu.

    2. Hiperplasia Limfoid

    Sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih ke jaringan tubuh.

    Kondisi ini bisa menyebabkan jaringan limfoid dalam usus buntu membengkak, bahkan ketika infeksi awal berada di tempat lain dalam tubuh. Pembengkakan jaringan ini dapat menghalangi usus buntu dan menyebabkan infeksi.

    3. Radang Usus Besar

    Peradangan pada usus besar, baik akibat infeksi atau penyakit radang usus, dapat memengaruhi usus buntu.

    Infeksi atau peradangan ini dapat menyebar ke usus buntu atau mengiritasinya, memicu radang usus buntu.

    4. Riwayat Keluarga

    Memiliki riwayat keluarga dengan radang usus buntu tampaknya juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi serupa, meskipun alasan pastinya belum diketahui.

    Walaupun radang usus buntu sendiri tidak bersifat turunan, faktor genetika diduga berperan dalam beberapa mekanisme penyebabnya.

    5. Faktor Makanan

    Faktor makanan juga dikaitkan dengan risiko radang usus buntu. Ada laporan langka mengenai biji atau kacang yang tidak tercerna yang tersangkut di lubang usus buntu, yang kemudian menyebabkan peradangan.

    Namun, secara umum, konsumsi serat yang cukup dipercaya dapat membantu mengurangi risiko radang usus buntu.

    (suc/suc)

  • Infeksi Cacing Parasit Picu Pria India Buta, Ada Tumor Sebesar Jeruk di Matanya

    Infeksi Cacing Parasit Picu Pria India Buta, Ada Tumor Sebesar Jeruk di Matanya

    Jakarta

    Seorang pria di India mengalami kebutaan dan cacat karena parasit. Kondisi itu menyebabkan tumor sebesar jeruk muncul di kelopak matanya hingga merosot ke dadanya.

    Dikutip dari Daily Mail, pria yang tidak disebutkan namanya itu menceritakan awal mula kejadiannya. Sekitar lima tahun lalu, pria berusia 30 tahun tersebut mengalami pembengkakan di mata kirinya.

    Namun, selama bertahun-tahun bengkak di matanya itu terus membesar hingga meregangkan kulit di wajahnya, menarik jaringan yang seharusnya menutupi matanya. Alhasil, membuatnya tidak dapat melihat.

    Merasa semakin terganggu dengan kondisinya, pria tersebut baru mencari pertolongan medis. Dokter menemukan adanya parasit yang menyebabkan pertumbuhan di hidung dan struktur mata.

    Tim medis percaya tumor itu adalah cara tubuh bereaksi terhadap parasit, yang menyebabkan peradangan pada jaringan di sekitarnya. Tim dokter tidak yakin berapa lama parasit itu ada di dalam tubuh pasiennya.

    Namun, orang yang tertular penyakit itu biasanya dari berenang atau mandi di daera pedesaan atau sungai dekat pertanian.

    Dokter memastikan pasien pria tersebut mengalami angiofibroma atau tumor yang disertai rhinosporidiosis, yakni infeksi parasit.

    “Keduanya jarang terjadi secara bersamaan,” tulis tim tersebut dalam laporan yang dipublikasikan dalam The British Medical Journal.

    Tumor yang berdiameter enam inci atau sekitar 15 cm itu menempel pada lipatan jaringan mata sepanjang tiga inci atau 3 cm. Meski tidak bersifat kanker, kondisi tersebut tetap menyebabkan efek samping yang melemahkan.

    Dokter bedah di All India Institute of Medical Sciences melakukan operasi untuk mengangkat massa dari matanya, memotong pembuluh darah ‘besar’ yang cacat yang telah tumbuh untuk menyokong benjolan tersebut. Ini bertujuan tujuan untuk menghindari pasien kehilangan banyak darah.

    “Operasi itu berhasil dan dalam waktu tiga bulan, mata pria itu telah kembali normal, dan ia mampu melihat sekali lagi,” tulis laporan tersebut.

    Para peneliti mengungkapkan pasien tidak memiliki kondisi genetik yang sering dikaitkan dengan jenis tumor angiofibroma. Setelah menguji sel-sel di dalam tumor, ditemukan ada sedikit parasit rhinosporidiosis di seluruh massa berdaging tersebut.

    Hal ini menunjukkan bahwa tumor mungkin merupakan cara tubuh bereaksi terhadap penyusup yang memicu peradangan jaringan, hingga mengelompok di sekitar parasit.

    Para dokter menulis bahwa kasus ini menyoroti kompleksitas diagnosis dan penanganan kombinasi patologi yang langka, yang menekankan perlunya perencanaan perawatan yang cermat.

    (sao/kna)

  • Viral Selebgram Curhat Diselingkuhi saat Umrah, Psikolog Soroti soal Ini

    Viral Selebgram Curhat Diselingkuhi saat Umrah, Psikolog Soroti soal Ini

    Jakarta

    Viral di media sosial sebuah curhatan seorang selebgram berinisial SSA menceritakan kisah perselingkuhan yang dialaminya. SSA mengatakan kejadian tersebut terjadi ketika ia sedang menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi.

    SSA menceritakan bahwa perselingkuhan tersebut terungkap dari anak sulungnya yang berusia 14 tahun. Ia menemukan chat percakapan sang ayah dengan selingkuhannya.

    “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai semua, aku menulis ini bukan untuk membuka aib keluarga, melainkan untuk memberi efek jera dan sanksi sosial kepada suamiku B**** (@bi******oo) dan wanita yang bernama M**** A****,” katanya melalui akun Instagram.

    Terlepas dari kejadian tersebut, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menjelaskan bahwa secara umum perselingkuhan bisa menyebabkan dampak psikologis yang mengganggu bagi korban, baik itu pasangan maupun anak.

    Sari menjelaskan aksi perselingkuhan biasanya dapat membuat korban mengalami trauma ringan hingga berat. Persoalan kepercayaan atau trust issues pun juga dapat muncul ketika ia mengalami kejadian tersebut, baik bagi pasangan dan anak.

    “Bisa berpengaruh terhadap trust issues tiap-tiap korbannya. Tidak hanya pada si pelaku saja ketidakpercayaan tersebut, tapi pada orang-orang baru yang ditemui kemudian hari juga bisa membuat dia memiliki trauma untuk mempercayai orang lain,” kata Sari ketika dihubungi oleh detikcom, Rabu (6/11/2024).

    Senada dengan Sari, psikolog Salma Ghina Sakinah Safari menambahkan efek perselingkuhan pada pasangan juga dapat memicu adanya trauma emosional yang mendalam. Seringkali korban merasa dikhianati, tidak berharga, hingga kehilangan kepercayaan pada pasangan dan diri sendiri.

    Kondisi akhirnya dapat memicu depresi, kecemasan, gangguan stres pasca trauma, hingga masalah kesehatan fisik.

    “Beberapa korban perselingkuhan menunjukkan gejala mirip PTSD (post traumatic stress disorder), seperti kilas balik emosional, serangan panik, sulit tidur, dan mimpi buruk,” ujar Ghina ketika dihubungi terpisah.

    NEXT: Alasan Seseorang Selingkuh

  • Aktris Vivian Hsu Buka-bukaan Idap Kanker Tiroid, Bagikan Kondisi Terkininya

    Aktris Vivian Hsu Buka-bukaan Idap Kanker Tiroid, Bagikan Kondisi Terkininya

    Jakarta

    Penyanyi sekaligus aktris Taiwan Vivian Hsu meyakinkan para penggemarnya bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja. Sebelumnya, Vivian diketahui telah menjalani perawatan akibat kanker tiroid pada awal 2024 silam.

    Wanita berusia 49 tahun tersebut sebelumnya merahasiakan kondisi kesehatannya yang mulai memburuk dari para penggemarnya. Namun, akhirnya dirinya perlahan mau terbuka kepada media mengenai kondisi yang dialaminya.

    Dari pantauan detikcom di Instagram @vivianhsu.ironv pada Rabu (6/11), bintang Little Big Women (2020) tersebut mengunggah sebuah foto dirinya sedang berdiri tersenyum dengan angin yang menerpa rambutnya.

    “Jangan khawatir, aku baik-baik saja sekarang. Aku tahu kalian semua akan menemuiku. Terima kasih untuk semua teman yang peduli. Kita semua ingin aman dan sehat, bahagia dan bahagia,” tulis Hsu pada akun Instagram-nya.

    Hsu diketahui memiliki seorang putra berusia sembilan tahun bernama Dalton. Baginya, Dalton menjadi salah satu alasan mengapa dirinya harus tetap kuat dalam melawan penyakit tersebut.

    Apa Itu Kanker Tiroid?

    Dikutip dari Mayo Clinic, kanker tiroid adalah pertumbuhan sel yang bermula di tiroid, yakni kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal leher, tepat di bawah jakun. Tiroid menghasilkan hormon yang mengatur detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan.

    Kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Namun, seiring dengan pertumbuhannya kanker ini dapat menimbulkan tanda dan gejala, seperti pembengkakan di leher, perubahan suara, dan kesulitan menelan.

    Gejala-gejala yang bisa muncul pada saat seseorang mengidap kanker tiroid.

    Benjolan yang bisa dirasakan di kulit leherPerubahan suara, meningkatnya suara serakSulit menelanPembengkakan kelenjar getah bening di leherNyeri di leher atau tenggorokan

    (dpy/kna)

  • Heboh Influencer China Nekat Makan Pakan Ternak Babi, Disebut Tinggi Protein

    Heboh Influencer China Nekat Makan Pakan Ternak Babi, Disebut Tinggi Protein

    Jakarta

    Seorang influencer di China menjadi sorotan netizen akibat aksinya mengonsumsi pakan ternak babi. Ia mengaku melakukan hal tersebut demi bisa menghemat pengeluaran uang.

    Selain demi menghemat pengeluaran, influencer yang dikenal bernama Kong Yufeng itu juga berpendapat makanan ternak lebih sehat daripada makanan siap saji. Ia mengaku hanya perlu mengeluarkan 3 yuan (Rp 6.600) per harinya untuk makanan.

    Pada tanggal 30 Oktober, Yufeng yang memiliki 2,8 juta pengikut di Douyin mengunggah sebuah video yang mengungkapkan keinginannya untuk hidup dengan uang sesedikit mungkin. Ia lantas mengikuti saran dari sebuah forum untuk mengonsumsi pakan ternak.

    Ia menjelaskan sekantong pakan ternak bisa ia dapatkan dengan harga 100 yuan (Rp 221 ribu). Isinya berupa kacang kedelai, kacang tanah, wijen, jagung, dan vitamin tambahan. Untuk sekali makan, ia menghabiskan 100 gram pakan ternak dicampurkan dengan air hangat.

    “Semuanya berprotein tinggi, rendah lemak, dan sepenuhnya alami. Bukankah ini lebih sehat daripada makanan siap saji?” kata Yufeng dikutip dari SCMP, Rabu (6/11/2024).

    Pada saat itu, Yufeng mengaku akan menjalani diet tersebut selama seminggu. Ia juga akan melihat bagaimana dampak makanan tersebut kepadanya meskipun rasanya menurutnya tidak enak.

    “Jangan lakukan ini kecuali kamu sangat miskin,” katanya.

    Konten tersebut mengundang banyak komentar dari netizen di China. Banyak yang mengkhawatirkan dampak kesehatan yang mungkin dialami oleh Yufeng, mengingat pakan ternak tidak diperuntukan untuk manusia.

    “Dia konyol. Bagaimana makanan yang dimaksudkan untuk babi memenuhi standar keamanan pangan bagi manusia?” kata salah satu netizen.

    “Sebagai influencer populer, perilakunya dapat memengaruhi orang lain. Bagaimana jika seorang anak mencoba menirunya? Konsekuensinya bisa mengerikan,” ujar netizen lain.

    Seorang karyawan perusahaan makanan ternak mengungkapkan makanan tersebut sebenarnya tidak berbahaya, namun ia menekankan bahwa itu tidak dibuat untuk manusia.

    Apabila masuk ke dalam tubuh, makan pakan ternak tersebut akan sulit untuk dicerna oleh tubuh manusia.

    “Mengandalkan makanan dari babi dapat menyebabkan kekurangan kalsium, zat besi, dan yodium yang berpotensi mengakibatkan kekurangan gizi, osteoporosis, dan kelelahan,” kata ahli gizi bermarga Chen menanggapi kejadian tersebut.

    Terbaru dikabarkan video yang dibagikan oleh Yufeng sudah hilang bersamaan dengan akun sosial media miliknya.

    (avk/kna)

  • Bruce Willis Alami Gejala Tak Terduga Ini Sebelum Didiagnosis Demensia

    Bruce Willis Alami Gejala Tak Terduga Ini Sebelum Didiagnosis Demensia

    Jakarta

    Sejak tahun 2023, aktor hollywood papan atas Bruce Willis didiagnosa mengidap frontotemporal dementia (FTD). Kondisi tersebut menyerang otak yang mengontrol fungsi bahasa, perilaku, dan kepribadian dari sang aktor.

    Istri sang aktor, Emma Heming Willis menceritakan bahwa awalnya keluarga mengira apa yang dialami oleh Bruce merupakan kambuhnya kondisi gagap masa kecil. Ia mengatakan Bruce semasa kecil sempat mengalami masalah gagap yang parah.

    “Ia mengalami gagap yang parah saat masih kecil. Ia kuliah dan ada guru teater yang berkata, ‘saya punya sesuatu yang bisa membantumu’,” cerita Emma dikutip dari Healthline, Rabu (6/11/2024).

    Semenjak pertemuan dengan guru teater tersebut, Bruce akhirnya menemukan jalan karirnya ke dunia akting. Semenjak saat itu, ia menyadari bisa menghafal naskah dan mengucapkan dialognya tanpa gagap.

    Emma mengatakan bahwa Bruce selama ini memang sudah lama gagap, namun ia sangat pintar dalam menutupinya. Hal itu yang membuat keluarga mengira gagap yang dialami Bruce sebelum diagnosa FTD adalah gagap biasa.

    “Saya tidak pernah menyangka itu akan menjadi bentuk demensia bagi seseorang yang masih sangat muda,” katanya.

    Seorang ahli patologi wicara dan bahasa Stephanie Jeret mengatakan gejala gagap tidak dikaitkan secara langsung dengan FTD. Jaret mengatakan FTD memengaruhi utamanya seseorang dalam memahami dan menggunakan bahasa.

    Stephanie mengatakan bahwa gagap yang dialami oleh Bruce mungkin saja semakin parah ketika ia mengalami FTD.

    “Dengan timbulnya FTD, dia mungkin mengalami kemunduran dalam keterampilan bahasanya, yang menyebabkan gagap nyata sebagai gejala penurunan ini,” kata Jeret.

    Neuropsikolog dari Columbia University Irving Medical Center, Jason Krellman mengungkapkan hal yang senada dengan Jeret. Gagap menurutnya merupakan salah satu bentuk gejala turunan yang disebabkan oleh efek kesulitan menemukan kata dan menyusun kalimat.

    Menurut Krellman, perubahan dalam kepribadian, perilaku, bahasa, dan fungsi motorik biasanya terlihat pada awal perkembangan FTD.

    “Orang dapat menjadi pendiam atau impulsif, kaku, dan tidak pantas secara sosial. Mereka juga dapat mengalami kesulitan menemukan kata-kata atau memahami bahasa. Mereka dapat mengalami kejang, tremor, atau kelemahan,” ujar Krellman.

    (avk/kna)

  • Perut Membuncit Dikira Obesitas, Tak Tahunya Ada Tumor Seberat 27 Kg

    Perut Membuncit Dikira Obesitas, Tak Tahunya Ada Tumor Seberat 27 Kg

    Jakarta

    Seorang pria di Norwegia mengeluhkan perutnya yang terus membesar. Awalnya, dokter yang memeriksanya yakin bahwa kondisi itu hanya karena masalah kelebihan berat badan atau obesitas.

    Nyatanya, masalah kesehatan yang dialaminya lebih ternyata lebih berat dari itu.

    Pada tahun 2011, pria bernama Thomas Kraut itu mulai mengalami masalah kesehatan dengan perutnya yang semakin membesar. Saat itu, ia didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 dan obesitas pada tahun 2012.

    Namun, 12 tahun kemudian, seorang dokter memeriksanya lebih detail dan mempersiapkan operasi gastric sleeve untuk mengatasi obesitasnya. Saat itulah mereka baru menyadari bahwa Kraut tidak hanya kelebihan berat badan, tetapi ada tumor raksasa di dalam perutnya.

    “Perut saya terus membesar. Saya mendatangi banyak dokter dan pada tahun 2019 akhirnya disetujui untuk menjalani gastric sleeve,” tutur pria berusia 59 tahun itu, dikutip dari NYPost.

    “Dokter hanya pernah berbicara tentang kelebihan berat badan dan diabetes. Saya diberikan Ozempic untuk mengatasi diabetes dan sebelum menjalani gastric sleeve, saya harus mengikuti kursus nutrisi serta kebugaran selama beberapa tahun,” lanjut dia.

    Sampai akhirnya dokter menyadari bahwa permukaan perut Thomas keras, tidak seperti lemak. Selain itu, setelah mengubah pola makan dan menggunakan Ozempic, wajah dan lengannya terlihat sangat kurus.

    Perubahan itu tidak terlihat pada perutnya yang masih membesar. Dokter sampai menduganya mengalami kekurangan gizi dan mengarahkannya untuk melakukan CT scan. Hasilnya, mereka melihat adanya tumor besar itu.

    “Itu benar-benar mengejutkan bagi saya. Ginjal saya terpengaruh karena tumor itu menggerogoti ginjal kanan saya,” terang Thomas.

    Dokter membutuhkan waktu dua minggu untuk mendiagnosis Thomas dengan tumor lemak langka. Kondisi itu sebenarnya terdiri dari beberapa area kanker kecil yang dikelilingi oleh lemak.

    Thomas menjalani operasi selama 10 jam untuk mengangkat tumor besar itu pada 26 September 2023. Setelah diangkat, beratnya 60,18 pon atau sekitar 27 kg dan diameternya 20,59 inci yakni sekitar 52,3 cm.

    Tumor itu telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tubuhnya dan sebagian usus halusnya serta ginjal kanannya harus diangkat. Dan ia masih memiliki jaringan kanker yang tumbuh di dalam dirinya.

    “Saya pergi ke psikolog untuk terapi setiap dua minggu. Saya harus pergi ke dokter onkologi dua kali setahun karena saya masih memiliki jaringan tumor di dalam diri saya yang terus tumbuh. Saya diberi tahu bahwa tumor itu tidak dapat diangkat karena terhubung ke beberapa organ,” katanya.

    (sao/kna)

  • Cegah Flu di Musim Pancaroba dengan Vaksinasi, Seberapa Efektif Sih?

    Cegah Flu di Musim Pancaroba dengan Vaksinasi, Seberapa Efektif Sih?

    Jakarta

    Flu merupakan penyakit yang sangat mudah menular, apalagi di musim pancaroba seperti saat ini. Pasalnya, di cuaca yang tidak menentu ini, imunitas tubuh dapat melemah dan menjadi lebih rentan untuk tertular penyakit Flu.

    Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza A, B, dan C yang menyerang sistem pernapasan manusia. Meskipun mirip dengan pilek biasa, Flu berbeda dengan Selesma (Batuk Pilek).

    “Selesma biasanya disebabkan oleh virus lain, kalau flu disebabkan oleh virus influenza. Influenza menyebabkan gejala-gejala yang bisa jadi lebih berat, bisa menyebabkan komplikasi. Yang membedakan itu penyebabnya. Flu disebabkan oleh virus Influenza A dan Influenza B. Gejala utama sih pasti ada demam di atas 37.5 derajat, kemudian ada pilek, ada batuk kering, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, dan rasa lemas,” ungkap Prof. Cissy kepada detikcom (Senin, 4/11/2024).

    Prof Cissy juga mengatakan flu biasanya menular lewat percikan ludah ketika berbicara, tertawa, bersin, batuk yang kemudian terhirup oleh orang lain. Flu juga bisa menular secara tidak langsung melalui kontak fisik seperti berjabat tangan dan sentuhan pada benda yang terkontaminasi virus influenza.

    “Influenza bisa menyerang semua orang. Bisa anak-anak, mulai dari usia bayi sampai lansia. Dia itu (influenza) sering menyerang orang-orang yang daya tahan tubuhnya lemah atau yang sedang kurang sehat. Virus ini juga bisa menyerang balita, kemudian ibu hamil, lansia di atas 65 tahun dengan sistem imun kurang baik, orang-orang dengan penyakit kronis, dan petugas kesehatan yang melakukan kontak dengan pasien flu,” tuturnya

    Dokter spesialis anak ini menjelaskan bahwa flu bisa diobati dengan antivirus dan istirahat, serta hidrasi yang cukup. Prof. Cissy menegaskan bahwa imunisasi dan vaksinasi flu bagi masyarakat juga sangat penting sebagai langkah pencegahan penyakit flu.

    Walau memiliki efek samping seperti kemerahan di bekas suntikan, bengkak, gatal, dan demam ringan, tapi Prof. Cissy menegaskan vaksin flu relatif aman untuk digunakan. Namun, orang yang memiliki alergi telur perlu berhati-hati jika ingin melakukan vaksin influenza, karena vaksin ini dibiakkan dengan telur.

    Terkait dengan vaksinasi flu, Prof. Cissy menjelaskan World Health Organization (WHO) telah menganjurkan peralihan penggunaan vaksin dari Quadrivalent ke Trivalent di periode tahun 2024-2025. Bukan tanpa alasan, keputusan ini diambil karena strain virus influenza B Yamagata diketahui tidak menyebar.

    “Setiap tahun WHO rapat, membicarakan virus-virus yang bersirkulasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada saat ini, laporan-laporan dari Asia, Afrika, Amerika Latin, Amerika, dan Eropa menunjukkan bahwa tidak ditemukan turunan Yamagata bersirkulasi. Akhirnya, WHO bilang mungkin tiga aja cukup sekarang, yaitu dua strain influenza A (H1N1 & H3N2) dengan B Victoria. Jadi, Yamagata tidak perlu. Tapi jika memang ada yang perlu, Yamagata boleh diberikan,” ujarnya.

    “Di Indonesia, Yamagata sudah tidak ada sejak covid. Karena sekarang hanya tiga yang bersirkulasi, jadi vaksinnya kembali ke Trivalent,” lanjut Prof. Cissy

    Sebagai informasi, jenis vaksin Trivalent hanya memiliki tiga kandungan antigen dari dua jenis virus flu, yakni dua strain virus influenza A (H1N1 dan H3N2) dan satu strain influenza B (Victoria) di dalamnya.

    Terkait dengan efektivitas vaksin Trivalent, Prof. Cissy menuturkan uji klinis vaksin Trivalent oleh Biofarma menunjukkan efektivitas yang sangat bagus.

    “Kalau penelitian dari laboratorium itu, dia itu (Vaksin Trivalent) mempunyai efektivitas imunogenisitas yang tinggi, hampir 100% dan semua terjadi peningkatan. Kita lihat bahwa Biofarma menghasilkan proteksi kenaikan serokonversi mencapai 100%. Untuk di negara lain itu 60-70% dan pasti tidak akan kena flu, tapi paling tidak kalau sakit flu, flunya itu ringan,” tuturnya.

    Prof. Cissy menjelaskan menjaga imunitas tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat penting untuk mencegah Flu. Tentunya hal ini juga harus dibarengi dengan vaksinasi rutin.

    Sama halnya dengan WHO yang selalu melakukan update terkait vaksin flu di setiap tahunnya, Kamu juga harus melakukan update imun dengan melakukan vaksinasi flu rutin setiap tahun sesuai dengan anjuran WHO. Jadi, tak hanya gadget yang perlu di update, imun kamu juga perlu di update supaya bisa menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh!

    (ega/ega)

  • Kisah Nenek Umur 114 Tahun, Supercentenarian yang Jadi Manusia Tertua di Amerika

    Kisah Nenek Umur 114 Tahun, Supercentenarian yang Jadi Manusia Tertua di Amerika

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 114 tahun di Pennsylvania menjadi manusia tertua yang masih hidup di Amerika Serikat.

    Lahir di Georgia pada 26 September 1910, Naomi Whitehead menjadi orang tertua yang masih hidup di AS setelah pemegang rekor sebelumnya, Elizabeth Francis, meninggal bulan lalu pada usia 115 tahun.

    Diberitakan APNews, Whitehead, yang mengatakan dia tidak pernah merokok atau minum alkohol, telah hidup lebih lama dari suami lamanya dan ketiga putra mereka. Dia mengatakan rahasia umur panjangnya karena gen yang baik dan menikmati berbagai aktivitas seperti memasak, membuat kue, menggambar, dan mendengarkan musik.

    Dalam sebuah wawancara, Whitehead mengatakan tak punya target berapa lama dia ingin hidup seraya menambahkan, ‘Saya akan hidup selama Tuhan mengizinkan saya.’

    Bersama orang lain seusianya, dia selamat dari dua perang dunia dan dua pandemi paling mematikan: wabah flu tahun 1918 dan COVID-19.

    Saat ini sudah sulit baginya untuk berjalan, namun dia menikmati berputar-putar di tengah ruangan dengan kursi rodanya. Dengan usia ini datanglah kerugian. Dia hidup lebih lama dari banyak saudaranya. yang lain.

    Suaminya, Sylvester Whitehead, yang dinikahinya pada tahun 1930, meninggal pada tahun 1980-an. Dia juga hidup lebih lama dari ketiga putra mereka: Sylvester Jr., Parrish Lee dan Elbert.

    Dia diklasifikasikan sebagai supercentenarian, seseorang yang mencapai usia 110 tahun. Hanya sebagian kecil dari populasi dunia yang bisa hidup selama itu.

    (kna/kna)

  • Awal Mula Wanita Kena Kanker Usus Besar Stadium 4 di Usia 37, Dikira Kelelahan Biasa

    Awal Mula Wanita Kena Kanker Usus Besar Stadium 4 di Usia 37, Dikira Kelelahan Biasa

    Jakarta

    Kanker usus besar tak hanya menyerang lanjut usia (lansia), tetapi juga usia muda. Hal ini seperti dialami oleh seorang wanita di AS sekaligus dokter ginekolog, dr Lauren Juyia. Ia mengidap kanker stadium 4 di usia 37 tahun dengan gejala yang dianggap sepele.

    Awalnya dr Juyia mengaku mengalami gejala kelelahan terus-menerus pada Agustus 2022. Saat itu ia hanya menganggap gejala yang dialami sebagai efek dari aktivitas yang padat dan perannya sebagai ibu, sehingga ia mengabaikannya.

    Namun kelelahan yang dirasakan semakin memburuk. Ia juga mengalami gejala lain berupa rasa berat di area panggul. Imbas hal tersebut, dr Juyia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti USG.

    “Saya pikir itu hanya bagian dari proses penuaan,” ucapnya, dikutip dari Times Now News.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan ada massa di panggul yang berukuran seperti kehamilan 16 minggu. Terlebih, massa tersebut terus membesar dari 8 cm menjadi 24 cm hanya dalam waktu dua minggu.

    “Dalam kebidanan, kami mengukur ukuran berdasarkan minggu kehamilan, dan saya berpikir, ‘Massa ini luar biasa besar,’” ungkapnya.

    Berdasarkan latar belakang medis, ia tahu bahwa tumor jinak jarang menunjukkan pertumbuhan yang begitu cepat, sehingga memicu kecurigaannya bahwa massa itu bisa menjadi kanker.

    dr Juyia awalnya menduga kanker yang dialaminya merupakan kanker ovaium lantaran tempat lokasinya. Namun berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata dr Juyia mengidap kanker usus besar stadium 4 yang telah menyebar ke sejumlah organ, termasuk ovarium, rahim, usus buntu, dan daerah perut lainnya.

    Setelah didiagnosis, dr Juyia memulai program kemoterapi selama enam bulan. Ia terus bekerja, menemukan kenyamanan dan tujuan dalam merawat pasiennya, yang ia gambarkan sebagai terapi. Pada Maret 2023, ia menjalani operasi lain untuk mengangkat tumor yang tidak aktif. Pada April, hasil tesnya tidak menunjukkan bukti adanya penyakit.

    Menurut National Health Service UK (NHS), kanker usus besar dapat menimbulkan beberapa tanda peringatan. Selain kelelahan dan ketidaknyamanan panggul, gejala kanker usus besar dapat meliputi:

    perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus, seperti diare atau sembelitperdarahan rektaldarah dalam tinjanyeri perutpenurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan

    (suc/naf)