Category: Detik.com Kesehatan

  • Gejala Sakit Ginjal Kronis yang Sering Tak Terlihat dan Kerap Terlewatkan

    Gejala Sakit Ginjal Kronis yang Sering Tak Terlihat dan Kerap Terlewatkan

    Jakarta

    Jumlah orang dewasa yang hidup dengan penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1990, dan kini mencapai hampir 800 juta jiwa di seluruh dunia, menurut riset terbaru yang diterbitkan di The Lancet. Temuan ini berasal dari studi Global Burden of Disease (GBD) 2023, yang menelusuri tren CKD pada populasi usia 20 tahun ke atas di 204 negara dan wilayah selama periode 1990-2023..

    Kondisi ini membuat deteksi dini menjadi sangat penting. Meski perubahan urine adalah tanda yang paling dikenal, ginjal sebenarnya memberikan sinyal lain jauh sebelum kerusakan bertambah parah. Berikut sejumlah gejala ‘senyap’ yang sering terlewatkan:

    1. Mudah Lelah atau Sulit Berkonsentrasi

    Merasa kurang energi atau sulit fokus dapat menjadi tanda awal penyakit ginjal. Ketika fungsi ginjal menurun, racun dan limbah menumpuk dalam darah, sehingga memicu rasa lelah dan gangguan konsentrasi. Menurut National Kidney Foundation, CKD juga bisa menyebabkan anemia yang membuat tubuh semakin mudah lelah.

    2. Kulit Kering dan Gatal

    Banyak orang mengira kulit kering dan gatal hanya akibat kurang pelembap atau masalah kulit semata. Namun, kondisi ini bisa menjadi sinyal gangguan fungsi ginjal. Ginjal yang sehat membantu menjaga keseimbangan mineral, memproduksi sel darah merah, serta membuang limbah dari tubuh. Ketika fungsi tersebut terganggu, kulit bisa menjadi sangat kering dan gatal.

    3. Sulit Tidur

    Jangan abaikan gangguan tidur. Ketika ginjal tidak menyaring racun dengan baik, zat sisa tetap berada dalam darah dan dapat mengganggu kualitas tidur. Sebuah tinjauan sistematis tahun 2022 di jurnal Kidney Medicine menemukan bahwa gangguan tidur dan insomnia sangat umum terjadi pada pasien CKD stadium lanjut.

    4. Bengkak di Sekitar Mata

    Bangun tidur dengan mata bengkak bisa menjadi tanda ginjal tidak bekerja optimal. Kondisi ini berkaitan dengan kebocoran protein ke dalam urine (proteinuria). Ginjal yang terganggu tidak mampu mempertahankan protein dalam tubuh sehingga menyebabkan penumpukan cairan yang tampak sebagai bengkak pada mata.

    5. Bengkak pada Kaki dan Pergelangan Kaki

    Pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki merupakan tanda lain gangguan ginjal. Kondisi yang dikenal sebagai edema ini terjadi akibat retensi cairan dan natrium ketika fungsi ginjal menurun. Menurut National Health Service UK (NHS), pembengkakan pada ekstremitas bawah juga bisa terkait penyakit kronis lain, seperti gangguan jantung, hati, atau masalah vena.

    Jika mengalami tanda-tanda di atas, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan. Gejala ini bisa berkaitan dengan kondisi lain, namun mengenalinya sejak dini dapat membantu mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Pelayanan Kesehatan RI Makin Maju, RS PON Sukses Lakukan 100 Operasi Bypass Otak

    Pelayanan Kesehatan RI Makin Maju, RS PON Sukses Lakukan 100 Operasi Bypass Otak

    Jakarta

    Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono mencatat tonggak baru dalam layanan bedah saraf Indonesia.

    Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, rumah sakit rujukan nasional ini telah melakukan 100 tindakan cerebral bypass, jumlah terbanyak di Indonesia dan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.

    Lonjakan angka ini dinilai mencerminkan tingginya kebutuhan penanganan penyakit serebrovaskular kompleks seperti moyamoya, aneurisma kompleks, dan beberapa stroke iskemik yang memerlukan suplai darah tambahan ke otak.

    RS PON melaporkan bahwa melalui pendampingan klinis dan penguatan jejaring, sembilan provinsi kini sudah mampu melakukan cerebral bypass mandiri.

    Direktur RS PON, dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, menjelaskan bahwa pengembangan layanan tidak hanya bertumpu pada kemampuan operator, tetapi juga pada pembangunan sistem layanan dan standardisasi antar fasilitas.

    “Yang diperkuat bukan hanya operasinya, tapi sistem layanan di rumah sakit pengampu maupun yang diampu agar praktiknya berkelanjutan,” kata dr Adin.

    Didampingi Ahli Bypass Dunia dari Jepang

    Dalam memperluas kapasitas nasional, RS PON menggandeng Far East Neurosurgical Institute yang dipimpin Prof. Rokuya Tanikawa, salah satu ahli bypass serebrovaskular paling berpengalaman di dunia.

    Kolaborasi mencakup pelatihan lanjutan, pendampingan kasus kompleks, hingga standarisasi protokol operasi. Kerja sama ini memperkuat posisi Indonesia dalam jejaring layanan serebrovaskular Asia Tenggara.

    Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS, menyebut bahwa transformasi layanan stroke kini menyentuh hingga fasilitas kesehatan tingkat pertama.

    Menurutnya, pemerintah menargetkan lebih banyak rumah sakit kabupaten/kota mencapai tahapan madya, termasuk melalui penambahan cathlab untuk mempercepat diagnosis stroke.

    “Deteksi dini harus dilakukan lebih cepat agar penanganan bisa diberikan dalam golden time kurang dari empat jam,” ujarnya.

    (kna/kna)

  • Poin Lengkap Aksi Guru Besar yang Disesalkan Kemenkes di Tengah Bencana Sumatera

    Poin Lengkap Aksi Guru Besar yang Disesalkan Kemenkes di Tengah Bencana Sumatera

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan buka suara terkait seruan dan orasi sejumlah guru besar di UI Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025). Salah satu hal yang disesalkan adalah momen seruan dinilai tidak tepat lantaran digelar di tengah bencana Sumatera.

    “Di tengah bencana seperti ini, prioritas kita satu, membantu warga yang terdampak. Sangat disayangkan jika ada pihak yang justru membangun polemik di ruang publik,” beber Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (5/12/2025).

    Aji menilai kapasitas intelektual dan pengalaman para guru besar mestinya bisa menjadi motor penguatan respons bencana, bukan menambah kegaduhan.

    “Keilmuan para guru besar itu sangat berharga. Akan jauh lebih bermakna jika diarahkan untuk memperkuat kapasitas daerah dalam penyelamatan nyawa, evakuasi, hingga pelayanan medis,” lanjutnya.

    Berikut poin lengkap yang diserukan para guru besar dalam orasinya:

    Majelis Guru Besar Kedokteran Indonesia (MGBKI) menyampaikan lima poin seruan terkait tata kelola pendidikan kedokteran dan mutu layanan kesehatan. Berikut rangkuman tiap poinnya:

    1. Dukungan soal Pemerataan Layanan Kesehatan

    MGBKI menyatakan mendukung langkah pemerintah memperluas akses layanan kesehatan, termasuk pemerataan dokter spesialis. Namun perluasan ini dinilai harus dijalankan tanpa menurunkan mutu pendidikan kedokteran dan keselamatan pasien.

    Prof Yudhi Maulana Hidayat, Ketua Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang juga Dekan FK Universitas Padjajaran (Unpad) mengungkap 80,7 persen dokter spesialis terkonsentrasi di kota-kota besar.

    “Untuk bidang obgyn, datanya jelas. Jakarta, Bogor, Bekasi penuh. Kenapa? Mereka takut kehilangan emas monas, takut kalah sama Bandung,” kata Prof Yudhi.

    Hal yang dimaksud dengan ’emas monas’ adalah peluang ekonomi, fasilitas lengkap, dan kenyamanan bekerja yang membuat dokter enggan keluar dari pusat kota. “Ambon bahkan tidak punya satu pun dokter obgyn. Satu pun nggak ada,” tegasnya.

    “Jadi itu tugasnya Menteri Kesehatan. Artinya kita sepakat distribusi dokter spesialis ini buruk. Daerah terpencil, terluar, masih kosong,” sorot Prof Yudhi.

    2. Usulan Reformasi Kolegium

    MGBKI menilai kolegium merupakan bagian vital dalam menjaga standar kompetensi dan etika profesi. Karena itu, mereka mendorong penataan ulang kolegium agar tetap independen, akuntabel, terhubung erat dengan universitas, serta bekerja sinergis dengan kementerian terkait.

    “Dalam sebuah unggahan medsos, saat acara pelantikan para ketua kolegium kemenkes, Menkes menyatakan ketua dipilih secara demokratis, tetapi fakta di lapangan berkata sebaliknya, banyak ketua yang ditunjuk tanpa proses pemilihan yang sah dan kualifikasi akademik,” beber Prof Zainal Muttaqin dalam kesempatan yang sama.

    3. Seruan Mahkamah Konstitusi soal Putusan UU Kesehatan

    Menjelang putusan MK terkait ketentuan kolegium, MGBKI meminta agar pertimbangan dipusatkan pada keselamatan pasien, mutu layanan, serta integritas kelembagaan pendidikan kedokteran. Putusan MK dinilai akan menjadi rujukan penting bagi arah reformasi kesehatan.

    4. Dorongan Sinkronisasi Sejumlah Pihak

    MGBKI menekankan perlunya koordinasi lintas kementerian dalam penyediaan tenaga medis. Rekonsiliasi kewenangan juga hubungan harmonis antara sektor pendidikan tinggi dan sektor layanan kesehatan dianggap penting agar dokter spesialis dapat dipenuhi tanpa mengorbankan kompetensi.

    Hal ini yang juga diutarakan Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam. Hubungan antara fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan wajib harmonis. Jika renggang, dampaknya disebut bisa langsung terasa, mulai dari berkurangnya jumlah dokter spesialis yang dihasilkan hingga masalah distribusi dokter di berbagai daerah.

    “Hubungan baik itu harus ada antara FK dan RS. Jadi kalau hubungan antara dekan dan direktur RS tidak baik, ini salah siapa? Salah menterinya. Dulu nggak ada masalah, kenapa ganti menteri jadi bermasalah?” beber Prof Ari dalam konferensi pers Selasa (5/11/2025) yang dihadiri lebih dari 20 guru besar sejumlah FK di Indonesia.

    Ia menyebut persoalan ini harus segera dibereskan karena Indonesia tengah menghadapi krisis dokter spesialis.

    5. Merawat Marwah Profesi Kedokteran

    MGBKI mengajak seluruh pihak menjaga integritas dan etika profesi kedokteran. Kebijakan kesehatan, menurut mereka, harus selalu berbasis ilmu yang kuat dan nilai kemanusiaan.

    Di akhir pernyataan, para guru besar tersebut juga meminta Presiden membuka ruang dialog dengan para guru besar demi memastikan transformasi kesehatan berjalan kokoh, bermutu, dan mengutamakan keselamatan rakyat.

    “Dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab akademik, MGBKI berseru kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk membuka pintu bagi kami untuk memberikan masukan secara langsung agar reformasi pembangunan kesehatan berjalan kokoh, bermutu, dan berlandaskan ilmu. Melalui transformasi kesehatan yang berjalan, program diarahkan dengan mengutamakan manusia dan menempatkan manusia yang bermartabat. Kami sangat berharap permohonan kali ini mendapatkan respons positif Bapak Presiden,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: 286 SPPG Disiapkan untuk Korban Bencana Alam di Aceh-Sumbar”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Viral Penjarahan saat Bencana Banjir Sumatera, Psikolog Singgung Survival Instinct

    Viral Penjarahan saat Bencana Banjir Sumatera, Psikolog Singgung Survival Instinct

    Jakarta

    Belakangan, narasi ‘penjarahan’ menjadi perbincangan hangat di tengah bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Imbasnya, muncul pro kontra terkait situasi ini di media sosial.

    “Ini point valid bgt, salah satu alasan adanya penjarahan ya karena pemerintahnya juga ngsk gercep melakukan distribusi bantuan juga kan,” tulis salah satu warganet, dikutip detikcom, Rabu (3/12/2025).

    “Tetap saja tidak boleh dibenarkan tindakan seperti itu. Mintalah secara baik-baik dalam bentuk utang. Insyaallah pasti akan bantu,” tulis akun lain.

    “Nggak semua orang yg menjarah benar” butuh, bisa jadi hanya memanfaatkan situasi,” tambah lainnya.

    Psikolog Psikolog klinis, Maharani Octy Ningsih mengatakan perilaku korban bencana alam dalam mengambil barang, terutama kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman merupakan bentuk mode bertahan hidup atau survival instinct.

    “Kebutuhan dasar ini yang tidak terpenuhi karena beberapa kendala seperti akses terputus, menyebabkan bantuan terlambat datang, mereka tidak tahu kapan pertolongan akan tiba,” kata Rani kepada detikcom, Rabu (3/12/2025).

    “Hal demikian akan memicu datangnya stres dan kecemasan yang cukup tinggi, sehingga akan mempengaruhi perilaku mereka dalam bertindak,” sambungnya.

    Mereka yang terpaksa melakukan penjarahan tersebut, lanjut Rani, hanya ingin memenuhi kebutuhan dasar mereka. Inilah yang harus dibedakan, apakah aksi dilakukan dalam koridor oportunistik atau hanya terpaksa memenuhi kebutuhan.

    “Perilaku oportunistik disini mengambil barang yang tidak terkait keselamatan, seperti elektronik atau rokok. Kedua hal ini bisa muncul bersamaan, tetapi konteks bencana sering membat motivasi bertahan hidup lebih dominan,” tegasnya.

    Kapan Survival Instinct Ini Muncul?

    Rani menambahkan survival instinct ini muncul ketika seseorang merasa kelangsungan hidupnya terancam dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

    “Dalam situasi bencana, tubuh dan otak masuk ke mode darurat. Berperan mempengaruhi reaksi stres dan keputusan manusia,” kata Rani.

    “Ketakutan dan kecemasan yang tinggi, membuat otak lebih fokus pada keselamatan mereka. Hilangnya rasa aman, yang membuat norma sosial melemah sementara,” sambungnya.

    Ketika melihat orang lain mulai mengambil-ambil barang untuk sekadar bertahan hidup, biasanya akan ‘menularkan’ ke lainnya.

    “Dinamika yang sering terjadi ini mereka berada pada situasi panik kolektif,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Bukan Photoshop, Penampakan Nyata 10 Korek Api Bersarang di Perut Pasien

    Bukan Photoshop, Penampakan Nyata 10 Korek Api Bersarang di Perut Pasien

    Foto Health

    Averus Kautsar – detikHealth

    Selasa, 02 Des 2025 20:01 WIB

    Jakarta – Dokter di Turki menemukan 10 korek api gas ‘bersarang’ di dalam perut seorang pasien pria. Pasien diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa.

  • Bukan Photoshop, Penampakan Nyata 10 Korek Api Bersarang di Perut Pasien

    Bukan Photoshop, Penampakan Nyata 10 Korek Api Bersarang di Perut Pasien

    Foto Health

    Averus Kautsar – detikHealth

    Selasa, 02 Des 2025 20:01 WIB

    Jakarta – Dokter di Turki menemukan 10 korek api gas ‘bersarang’ di dalam perut seorang pasien pria. Pasien diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa.

  • Para Guru Besar Sesalkan Kriminalisasi Dokter Anak, Minta MDP Direformasi

    Para Guru Besar Sesalkan Kriminalisasi Dokter Anak, Minta MDP Direformasi

    Jakarta

    Majelis Guru Besar Kedokteran Indonesia (MGBKI) ikut menyesalkan dugaan kasus kriminalisasi dr Ratna Setia Asih, SpA dari hasil putusan Majelis Disiplin Profesi (MDP). MDP dinilai tidak mengutamakan etik profesi dalam kasus terkait sehingga dr Ratna ditetapkan menjadi tersangka kelalaian prosedur medis dari tindak lanjut tim pemeriksaan MDP.

    Kasus tersebut berkaitan dengan meninggalnya pasien anak AR (10) di RSUD Depati Hamzah. MGBKI menyoroti dr Ratna bukan satu-satunya dokter yang menangani AR, tetapi mengapa kemudian bila benar bersalah, hanya dr Ratna yang satu-satunya diproses sebagai tersangka.

    Kronologi Penetapan Tersangka

    AR (10) sebelumnya mengeluh demam dan muntah. Ia berobat di tiga fasilitas kesehatan berbeda dengan ditangani 8 dokter. Pasien kemudian masuk IGD RSUD Depati Hamzah dengan keluhan muntah dan lemas.

    Kala itu, dr Ratna memberikan instruksi medis awal melalui telepon karena pasien awalnya diduga mengalami dehidrasi atau gangguan gastrointestinal. dr Ratna tidak hadir di IGD, yang kemudian disebut menjadi dugaan malapraktik.

    Kondisinya memburuk dengan cepat dan pemeriksaan EKG menunjukkan kelainan jantung. Walhasil, dr Ratna merujuk ke dokter spesialis jantung di RS yang sama. Sayangnya, pasien meninggal dunia pada hari yang sama di pukul 11:00 sampai 11:30 WIB.

    Keluarga pasien, ayah korban kemudian membuat laporan polisi di Polda Kepulauan Bangka Belitung. Polda Bangka Belitung, mengajukan surat permintaan rekomendasi pada MDP untuk melanjutkan penyidikan pidana dr Ratna.

    Pasca dibentuk tim pemeriksa MDP, didapatkan hasil dr Ratna sebagai tersangka tunggal di antara 8 dokter yang sempat menangani.

    Tudingan Kesalahan MDP

    MDP semestinya menilai prosedur medis berdasarkan keilmuan, bukan memosisikan dokter dalam kerangka hukum pidana tanpa memahami konteks klinis, demikian sorotan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof Mohammad Akbar, PhD, SpN, Subsp NIIIOO(K).

    “Pernah lihat pelanggaran militer diadili orang sipil? Tidak, kan?” responsnya dalam konferensi pers Selasa (2/11/2025).

    Prof Akbar menyebut struktur MDP saat ini bermasalah karena didominasi latar belakang hukum dan minim praktisi medis.

    “Pernahkah melihat ketika terjadi pelanggaran militer yang mengadili bukan ketentaraan? Bukan, kan?” ujarnya.

    Ia menilai hal yang sama kini terjadi di MDP.

    Menurutnya, keputusan-keputusan MDP menunjukkan tidak adanya pemahaman mendalam tentang proses dan risiko klinis yang nyata terjadi di ruang praktik dokter.

    “Orang-orangnya bukan yang tepat. Ketika ada kasus, mereka gagal menghadirkan kearifan dan keadilan. Yang duduk di sana harus benar-benar mengerti profesi. Orang hukum belajarnya pidana, sedangkan kita mempertimbangkan banyak aspek klinis,” lanjutnya.

    Ia menegaskan, MDP harus direformasi total agar kembali pada mandat awal, menjaga disiplin profesi, bukan menyudutkan tenaga kesehatan secara hukum.

    Hal senada disampaikan Prof Yudhi Maulana Hidayat, Ketua Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), yang menyebut MDP saat ini sudah tidak bekerja sesuai marwahnya.

    “Semestinya MDP mengurusi disiplin dan etika profesi. Tapi yang terjadi justru mengarahkan ke kriminalisasi dokter,” sesalnya.

    Menurutnya, keputusan MDP yang berujung pada proses pidana adalah langkah yang berbahaya bagi praktik kedokteran. Dokter merasa tidak terlindungi ketika mengambil keputusan cepat dalam kondisi gawat darurat dan tentu dihantui rasa kekhawatiran mengalami nasib yang sama seperti dr Ratna.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/up)

  • Kerja Seharian di Ruang Ber-AC? Ini 5 Cara Jaga Tubuh Tetap Bugar

    Kerja Seharian di Ruang Ber-AC? Ini 5 Cara Jaga Tubuh Tetap Bugar

    Jakarta

    Bekerja di ruangan ber-AC memang memberikan kenyamanan. Namun udara dingin dan kering bisa membuat tubuh kehilangan cairan serta mineral penting tanpa disadari.

    Kondisi ini dapat mempengaruhi stamina dan daya tahan tubuh apabila tidak diimbangi dengan pola hidup yang sehat.

    Untuk menjaga tubuh tetap segar sepanjang hari, ada beberapa kebiasaan sederhana yang dapat diterapkan di lingkungan kerja, yaitu:

    1. Atur Sirkulasi dan Suhu Ruangan

    Suhu yang terlalu dingin dapat membuat tubuh cepat lemas dan kulit terasa kaku. Atur suhu AC di kisaran 24-26 derajat celcius agar tetap nyaman bagi tubuh. Jika memungkinkan, buka jendela sesekali untuk memberi sirkulasi udara baru ke dalam ruangan.

    2. Lakukan Peregangan Tiap Satu Jam

    Duduk terlalu lama di ruangan ber-AC dapat membuat otot terasa tegang. Cobalah melakukan peregangan ringan seperti menggerakkan bahu, leher, atau berjalan sebentar setiap satu jam. Langkah sederhana ini dapat membantu menjaga sirkulasi darah tetap lancar.

    3. Konsumsi Buah dan Sayuran Segar

    Buah dan sayuran kaya air seperti timun, semangka, atau jeruk dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Asupan mineral alami dari bahan pangan segar juga mendukung daya tahan tubuh selama beraktivitas di dalam ruangan.

    4. Jaga Kelembapan Kulit

    Paparan udara dingin terus-menerus dapat membuat kulit terasa kering. Menggunakan pelembap wajah dan tangan secara rutin dapat membantu menjaga kenyamanan dan kelembapan kulit meski seharian bekerja di ruangan ber-AC.

    5. Pilih Air Mineral dengan Kandungan Elektrolit

    Selain dari makanan segar, kebutuhan mineral juga bisa dipenuhi melalui air minum. Air mineral alami yang mengandung elektrolit seperti magnesium, kalsium, dan kalium membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Kandungan mineral esensial ini membuat air terasa lebih segar, ringan, dan tidak membuat eneg, sehingga mendorong seseorang untuk minum lebih banyak.

    Dokter Metta menjelaskan, udara dingin dan kering dari AC bisa mempercepat penguapan cairan dalam tubuh tanpa disadari. Akibatnya, tubuh kehilangan cairan sekaligus mineral penting yang berperan besar menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh.

    Ia memaparkan, saat tubuh kehilangan cairan, yang hilang bukan hanya air, tetapi juga elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan magnesium.

    “Ketika tubuh kehilangan cairan, kita nggak cuma kehilangan air. Tapi juga elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan magnesium. Ketiganya punya fungsi vital dalam menjaga metabolisme dan sistem imun tetap optimal,” ujarnya pada Kamis, (7/11/2025).

    dr. Metta pun menyebut kekurangan ketiga mineral tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh.

    “Kekurangan ketiga mineral ini bisa menurunkan daya tahan tubuh, membuat kita gampang lelah, sakit kepala, bahkan lebih rentan terserang infeksi,” tambahnya.

    Menurutnya, penting untuk memilih air mineral yang mengandung elektrolit agar keseimbangan cairan tubuh tetap terjaga.

    “Dengan memenuhi cairan tubuh dan mineral yang baik bukan cuma soal kuantitas air, tapi juga kualitasnya” pungkasnya.

    Air mineral alami seperti Le Minerale dapat menjadi pilihan tepat untuk mendukung keseimbangan cairan tubuh. Kandungan mineral alaminya membantu memenuhi kebutuhan mineral esensial harian. Dengan rasa yang segar, ringan, dan tidak membuat eneg, Le Minerale cocok menjadi teman ideal selama beraktivitas di kantor ber-AC.

    (akd/ega)

  • Poin Lengkap Aksi Guru Besar yang Disesalkan Kemenkes di Tengah Bencana Sumatera

    Kemenkes Sayangkan Aksi Guru Besar Kedokteran di Tengah Bencana Sumatera

    Jakarta

    Di tengah situasi bencana alam Sumatera, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyesalkan aksi sejumlah guru besar yang dinilai tidak sensitif pada kondisi nasional. Alih-alih berfokus pada penanganan krisis, aksi tersebut dinilai hanya menyoroti kepentingan segelintir pihak.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman, menegaskan saat ini seluruh energi bangsa seharusnya diarahkan pada upaya penyelamatan nyawa dan pelayanan darurat.

    “Di tengah bencana seperti ini, prioritas kita satu, membantu warga yang terdampak. Sangat disayangkan jika ada pihak yang justru membangun polemik di ruang publik,” ujar Aji dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (5/12/2025).

    Aji menilai kapasitas intelektual dan pengalaman para guru besar mestinya bisa menjadi motor penguatan respons bencana, bukan menambah kegaduhan.

    “Keilmuan para guru besar itu sangat berharga. Akan jauh lebih bermakna jika diarahkan untuk memperkuat kapasitas daerah dalam penyelamatan nyawa, evakuasi, hingga pelayanan medis,” lanjutnya.

    Masalah Dokter Spesialis: Bukan Isu Baru, Sedang Dikejar Solusinya

    Terkait kritik mengenai kekurangan dokter spesialis, termasuk contoh kasus kematian ibu hamil yang kerap disebut, Kemenkes menilai hal itu justru mengonfirmasi persoalan klasik yang sudah lama menjadi tantangan nasional. Kekurangan dokter spesialis obgyn dan anestesi, terutama di wilayah timur Indonesia, menurut Aji, adalah realitas yang kini sedang dihadapi dengan langkah konkret.

    “Ini bukan masalah baru. Karena itulah kami mempercepat produksi dokter spesialis melalui pendidikan berbasis rumah sakit, RSPPU. Lulusan nanti langsung disiapkan bertugas di daerah-daerah yang paling membutuhkan, termasuk DTPK,” jelas Aji.

    Program percepatan pemenuhan tenaga medis dilakukan melalui kerja sama erat antara Kemenkes, Kemendikti, universitas, dan rumah sakit pendidikan. Seluruh pihak disebut Aji tengah bergerak dalam satu arah, memastikan daerah kekurangan dokter spesialis segera mendapatkan tenaga yang layak.

    “Distribusi dokter memang tidak merata. Dan itu harus direspons dengan kebijakan nyata, bukan hanya kritik di momen yang tidak tepat,” tegasnya.

    Fokus Utama: Meringankan Beban Korban Bencana

    Di tengah kondisi darurat, Kemenkes mengajak semua pihak, termasuk kalangan akademisi untuk turun tangan membantu. Bagi Kemenkes, menunda polemik demi mengutamakan kemanusiaan adalah sikap yang semestinya diambil bersama.

    “Saat saudara-saudara kita sedang berjuang di pengungsian, kita seharusnya hadir untuk membantu mereka. Mari kedepankan empati, kolaborasi, dan kerja nyata,” tutup Aji.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menkes Bahas Revisi Anggaran 2026 di Rapat Tambahan Bareng DPR”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • 9 Asupan Vitamin dan Mineral yang Wajib Dikonsumsi Pejuang Rupiah

    9 Asupan Vitamin dan Mineral yang Wajib Dikonsumsi Pejuang Rupiah

    Jakarta

    Pekerja kantoran biasanya kerap mengalami stres, mood swing, hingga melemahnya imun tubuh. Perjalanan kantor macet, desak-desakan di transportasi umum, sampai deadline yang menumpuk merupakan sejumlah pemicunya.

    Di samping itu, vitamin dan mineral menjadi dua nutrisi penting bagi tubuh, khususnya bagi para budak kantoran. Pasalnya, kedua nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk kerja organ-organ dalam tubuh lebih maksimal, berikut di antaranya:

    1. Vitamin D

    Vitamin D adalah salah satu mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh. Dikutip dari Medlineplus, vitamin D secara umum memiliki banyak sekali manfaat, seperti membantu penyerapan kalsium.

    Vitamin D juga menjaga sistem kekebalan tubuh dibutuhkan untuk melawan bakteri dan virus. Di samping itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik dr Metta Satyani, SpGK, mengatakan Vitamin D juga membantu seseorang mengatasi mood swing atau perubahan suasana hati yang cepat dan signifikan.

    “Vitamin D berperan dalam produksi serotonin hormon ‘bahagia’ di otak,” ujar dr Metta, dikutip dari Instagram detikcom, Jumat (7/11/2025).

    2. Vitamin B Kompleks

    Vitamin B Kompleks (khususnya B6, B9, dan B12) berperan untuk menjaga mood. Vitamin B kompleks sering digunakan untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan suasana hati. Beberapa studi menunjukkan bahwa vitamin B dapat meningkatkan semangat dan kinerja kognitif Anda.

    “Vitamin B kompleks, terutama B6, B12, dan folat, penting untuk menjaga fungsi otak, energi, dan kestabilan mood,” tambah dr Metta.

    Vitamin B Kompleks juga berperan dalam memproduksi sel darah putih yang menjadi bagian dari sistem imun tubuh. Vitamin B Kompleks, khususnya B6 dan B12 ini juga memiliki peran dalam sintesis DNA yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

    3. Vitamin C

    Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas dan memperkuat imun tubuh. Selain itu, vitamin ini juga membantu tubuh lebih cepat pulih saat stres atau sakit.

    Kamu bisa mendapatkannya dari jeruk, kiwi, tomat, dan paprika merah. Vitamin C sangat diperlukan bagi pekerja dengan side hustle (pekerjaan sampingan).

    “Kondisi tubuh kamu yang kerja nonstop itu butuh lebih dari sekadar kopi dan semangat. Apalagi buat Gen Z yang aktif banget, penting banget untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral harian,” kata dr Metta.

    4. Zinc

    Seng atau Zat Besi merupakan jenis mineral membantu pembentukan sel imun, mempercepat penyembuhan luka, dan menjaga metabolisme tubuh. Kekurangan zinc bisa membuat kamu gampang lelah, sariawan, atau rambut rontok.

    5. Selenium

    Dikutip dari National Institute of Health (NIH), selenium merupakan mineral esensial yang terdapat di sejumlah makanan dan suplemen. Mineral ini berperan untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan mendukung kerja hormon tiroid.

    6. Natrium

    Dikenal dengan nama lain Sodium, mineral ini adalah elektrolit penting yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium juga penting untuk kontraksi otot, transmisi sinyal saraf, dan fungsi jantung yang sehat.

    Namun, konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, sehingga perlu diatur dengan bijak.

    7. Kalium

    Selain Natrium, Kalium juga merupakan mineral kunci dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Mineral ini bantu mengatur tekanan darah, memelihara kesehatan jantung, dan mendukung fungsi otot yang normal.

    Konsumsi yang cukup dari kalium juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sehingga, cocok bagi karyawan yang duduk di ruangan ber-AC selama berjam-jam.

    8. Magnesium

    Magnesium adalah mineral esensial yang berperan pada lebih dari 300 reaksi biokimia dalam tubuh. Mineral ini bantu menjaga fungsi otot dan saraf yang sehat, mengatur tekanan darah, mendukung sistem kekebalan tubuh dan meregulasi stres.

    Magnesium juga dapat memperbaiki kualitas tidur dan membantu mengatasi gangguan mood.

    “Magnesium juga nggak kalah penting. Mineral ini membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi stres, dan menjaga kestabilan emosi,” jelas dr Metta.

    9. Kalsium

    Selain menjaga kekuatan tulang, Kalsium juga berperan penting dalam kontraksi otot, detak jantung, dan transmisi saraf. Kekurangan kalsium bisa bikin tubuh mudah lemas, otot tegang, sulit menyimak hingga memicu penyakit arthritis

    dr Metta mengatakan kehilangan tubuh kehilangan cairan, bukan hanya air yang hilang, tetapi juga mineral penting. Salah satu cara mudah menjaga mood dan memperkuat imun tubuh adalah mengonsumsi air mineral alami.

    “Ingat, dengan memenuhi cairan tubuh dan mineral yang baik bukan cuma soal kuantitas air, tapi juga kualitasnya. Pilih air mineral yang mendukung keseimbangan tubuh, apalagi jika aktivitas harian banyak dilakukan di ruangan dingin dan kering seperti kantor ber-AC,” pungkasnya.

    (akd/ega)