Category: Detik.com Kesehatan

  • Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke? Dokter Saraf Bilang Gini

    Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke? Dokter Saraf Bilang Gini

    Jakarta

    Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan dalam sejumlah kasus dikaitkan dengan risiko gangguan serebrovaskular, termasuk stroke. Bagaimana keduanya saling berkaitan?

    Salah satunya dilaporkan di Case Report in Neurology pada April 2024. Seorang pria 30 tahun tanpa riwayat medis yang signifikan dilarikan ke layanan gawat darurat karena mengalami kejang hingga 15 menit.

    Pria di Amerika Serikat ini dilaporkan rutin mengonsumsi ‘pre-workout drink’. Sebelum sakit, disebutkan ia mengonsumsi minuman berenergi ini bersama dengan tablet kafein 400 mg.

    Pemeriksaan dilakukan di rumah sakit, salah satunya dengan computerized tomography (CT) scan. Laporan tersebut menyebut pria ini mengalami incomplete Lock-in Syndrome (LIS) menyusul infark basilar berkepanjangan, dan mengaitkannya dengan konsumsi minuman berenergi serta suplemen kafein.

    “Kandungan minuman berenergi yang umum seperti taurine, synephrine, dan senyawa lain mungkin bisa memperburuk risiko kejadian serebrovaskular dan karenanya juga risiko mengalami LIS,” tulis pada peneliti.

    Hingga kini, belum diketahui pasti bagaimana keduanya saling berhubungan. Para peneliti yang melaporkan kasus ini menyarankan riset lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme yang membuat minuman berenergi dan konsumsi kafein berlebih sehingga bisa memicu stroke.

    Pendapat Pakar Neurologi

    Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr Henry Riyanto, SpN, menjelaskan bahwa minuman berenergi biasanya mengandung neurostimulan. Kandungan tersebut berfungsi mengoptimalkan kinerja otak hingga berpengaruh pada sistem kardiovaskular.

    Hal ini yang membuat konsumsi minuman berenergi pada beberapa kasus dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Menurut dr Henry, umumnya risiko stroke terkait konsumsi minuman berenergi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki masalah kesehatan sebelumnya.

    “Pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, ada gangguan dinding pembuluh darah misalnya, akhirnya itu bisa terjadi kalau misalnya ada plak di pembuluh darahnya. Nantinya plaknya bisa menimbulkan stroke iskemik atau sumbatan,” kata dr Henry ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).

    “Jadi memang bisa menjadi salah satu faktor risiko secara tidak langsung, semacam pencetus. Ibaratnya kayak gudang, isinya petasan, terus kemudian ada orang bawa rokok, buang rokok, akhirnya meledak,” sambungnya.

    Konsumsi Berlebihan Tak Disarankan

    Meski tidak serta merta memicu stroke, dr Henry kurang menyarankan konsumsi minuman berenergi secara berlebihan. Terlebih minuman berenergi seringkali dicampur dengan minuman-minuman lain yang semakin membahayakan kesehatan.

    Ia juga menyarankan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengetahui kondisi tubuh secara keseluruhan. Jangan sampai konsumsi minuman berenergi yang seharusnya bermanfaat, justru memicu masalah kesehatan.

    “Kalau untuk minuman stimulan sebisa mungkin hanya diminum kalau memang diperlukan, bukan sebagai suatu rekreasi atau mencampurnya dengan minuman lain kadang-kadang eksperimen,” jelas dr Henry.

    “Yang paling memberikan energi itu olahraga. Karena olahraga itu menciptakan adanya perubahan hormon di kepala, menjadi lebih bertenaga, lebih bahagia, dan juga lebih siap menghadapi stres apapun yang terjadi,” tandas dr Henry menjelaskan pentingnya berolahraga.

    (avk/up)

  • Minuman yang Bantu Jaga Kesehatan Ginjal, Terhindar dari Cuci Darah Usia Muda

    Minuman yang Bantu Jaga Kesehatan Ginjal, Terhindar dari Cuci Darah Usia Muda

    Jakarta

    Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menyaring cairan di dalam tubuh untuk membuang racun dan limbah. Hal itu yang membuat minuman yang dikonsumsi setiap harinya bisa mempengaruhi kesehatan ginjal.

    Pada orang dengan gangguan ginjal, baik yang bersifat sementara maupun kronis, perlu memperhatikan kecukupan asupan cairan. Dikutip dari National Kidney Foundation, dengan terhidrasi dengan baik dapat membantu ginjal membuang limbah melalui urine, menjaga tekanan darah, dan menyeimbangkan elektrolit seperti natrium, kalium, serta kalsium.

    Kurangnya cairan yang dikonsumsi tubuh dapat mempengaruhi kinerja ginjal. Maka dari itu, perlu mengonsumsi beberapa minuman yang sangat berkhasiat untuk menjaga kesehatan ginjal.

    Minuman yang Baik untuk Kesehatan Ginjal

    Dikutip dari GoodRX, berikut minuman yang baik untuk kesehatan ginjal:

    1. Air Putih

    Dalam hal minuman, air putih merupakan salah satu pilihan yang terbaik untuk menjaga kesehatan ginjal. Sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 50.000 orang dewasa menemukan bahwa orang yang minum lebih banyak cenderung tidak mengalami masalah ginjal.

    Orang dengan penyakit ginjal kronis cenderung tidak mengalami gagal ginjal saat mereka minum air putih dalam jumlah sedang setiap hari, yakni sekitar 4-8 gelas per hari.

    Jumlah air yang dibutuhkan setiap hari bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini bergantung pada berbagai hal, seperti berat badan, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan.

    Cara yang terbaik untuk mengetahui apakah tubuh terhidrasi dengan baik adalah dengan melacak seberapa sering seseorang buang air kecil dan warna urine. Saat tubuh terhidrasi dengan baik, seseorang mungkin akan merasa ingin buang air kecil, setidaknya setiap 2-4 jam, dan urine seharusnya berwarna kuning muda atau bening.

    2. Air Kelapa

    Air kelapa memiliki lebih sedikit gula daripada jus lainnya, menjadikannya pilihan yang baik untuk menurunkan risiko batu ginjal. Penelitian pada hewan menemukan bahwa air kelapa dapat membantu mencegah penumpukan kristal dalam urine yang menyebabkan batu ginjal.

    Meski penelitian pada manusia masih terbatas, tapi satu penelitian kecil pada orang dewasa menunjukkan bahwa minum air kelapa dikaitkan dengan peningkatan sitrat dalam urine. Hal ini menjadikan air kelapa sebagai pilihan yang menjanjikan dalam mencegah batu ginjal, tetapi diperlukan penelitian yang lebih besar.

    3. Jus Lemon

    Jus lemon juga mengandung sitrat yang tinggi. Para ahli sering merekomendasikan jus lemon setiap hari bagi orang yang pernah mengalami batu ginjal.

    Jika jus lemon terasa terlalu kuat atau asam, dapat menambahkan air agar dapat lebih mudah diminum.

    Satu penelitian menunjukkan bahwa minum 2 ons atau sekitar 59 ml jus lemon dua kali sehari dapat mencegah batu ginjal kambuh lagi pada orang yang pernah mengalaminya. Tetapi, mungkin minuman satu ini tidak memberikan hasil yang sama pada semua orang.

    4. Susu Rendah Lemak

    Sebuah penelitian jangka panjang menemukan bahwa orang dengan penyakit ginjal kronis yang minum susu rendah lemak mengalami penurunan penyakit ginjal yang lebih lambat. Dengan kata lain, ginjal mereka bekerja lebih baik dalam waktu yang lebih lama.

    Ilmuwan berpendapat bahwa nutrisi tertentu dalam susu, seperti kalsium, kalium, vitamin D, dan magnesium, dapat membantu menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal. Perlu dicatat, para peneliti tidak melihat manfaat yang sama pada orang yang minum susu berlemak tinggi.

    Jadi, mungkin saja kandungan lemak yang terlalu banyak dapat mengurangi potensi manfaat susu atau bahkan dapat membahayakan.

    5. Kopi

    Para ahli sebenarnya percaya bahwa kopi dapat membantu melindungi ginjal. Peneliti menunjukkan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan risiko lebih rendah mengalami penyakit ginjal.

    Ini mungkin karena kopi meningkatkan gula darah dan menurunkan peradangan pada ginjal. Tetapi, tidak jelas apakah kopi dapat memperlambat seberapa cepat penyakit ginjal memburuk.

    Dalam satu penelitian, peserta yang minum satu cangkir kopi atau lebih setiap hari memiliki risiko kematian akibat penyakit ginjal yang lebih rendah, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah minum kopi.

    Penelitian lain menemukan orang yang minum tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko penyakit yang lebih rendah. Tetapi, penelitian ini tidak menemukan manfaat serupa pada orang yang sudah memiliki fungsi ginjal yang buruk.

    Jadi, kopi mungkin tidak memiliki efek perlindungan yang sama bagi orang dengan penyakit ginjal. Tetapi, perlu diingat, orang yang memiliki penyakit ginjal perlu membatasi asupan minum kopi dan jumlahnya tidak boleh lebih dari tiga cangkir sehari.

    Itu karena dalam jumlah banyak dapat mengandung kalium yang tinggi, yang dapat menyebabkan kadar kalium tinggi pada seseorang dengan ginjal yang buruk. Minumlah kopi hitam biasa tanpa bahan tambahan, misalnya sirup dapat mengandung kalium dan fosfor yang tinggi,

    Selain itu, sirup juga dapat mengandung banyak gula. Pertimbangkan untuk minum kopi tanpa kafein jika kopi bisa meningkatkan tekanan darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah kafein menambah manfaat kesehatan dari kopi.

    Namun, lonjakan tekanan darah dapat berdampak buruk pada ginjal.

    6. Teh Hijau

    Teh hijau mengandung katekin yang merupakan antioksidan. Kandungan ini membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang dapat bermanfaat bagi ginjal. Minuman ini juga dapat mengurangi risiko batu ginjal.

    Secara khusus, teh hijau mengandung katekin epigallocatechin-3-gallate (EGCG), yang mungkin bermanfaat bagi orang dengan penyakit ginjal. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa teh hijau dapat memperlambat penurunan penyakit ginjal kronis.

    Seperti halnya kopi, sebaiknya orang dengan penyakit ginjal minum teh hijau secukupnya.

    (sao/kna)

  • Bumbu Dapur yang Bisa Turunkan Kadar Gula Darah untuk Cegah Penyakit Diabetes

    Bumbu Dapur yang Bisa Turunkan Kadar Gula Darah untuk Cegah Penyakit Diabetes

    Jakarta

    Pakar kesehatan mengidentifikasi rempah atau bumbu dapur yang memiliki efek penurun gula darah, yang sebanding dengan obat-obatan yang sering diresepkan untuk individu dengan atau berisiko diabetes tipe 2.

    Rempah atau bumbu dapur yang dimaksud adalah kunyit. Bahan ini memiliki sifat antiinflamasi dan bahan aktif, yakni kurkumin.

    “Kurkumin memiliki sifat anti-diabetes dan efek yang mirip dengan metformin,” kata Dr Eric Berg, DC, seorang ahli dalam diet ketogenik, teknik rendah karbohidrat, dan intermitten fasting.

    Metformin bekerja dengan mengurangi produksi glukosa di liver dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, atau hormon penting yang mengatur kadar gula darah.

    Kurkumin pada kunyit juga dapat mengurangi lonjakan gula darah. Bahan itu membantu tubuh memanfaatkan glukosa secara lebih efektif, yang tidak hanya bermanfaat bagi liver tetapi juga otot.

    Kurkumin bekerja menghambat glukoneogenesis hati, proses saat organ tersebut menciptakan glukosa dari sumber non-karbohidrat. Bahan itu juga meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel bereaksi lebih terhadap insulin dan menggunakan glukosa dengan cara yang lebih efisien.

    Mengapa Kurkumin Bermanfaat untuk Kadar Gula Darah?

    Diabetes sering dikaitkan dengan peradangan dan stres oksidatif yang terus-menerus. Sifat antiperadangan dan antioksidan kurkumin dapat membantu mengatasi masalah ini.

    Kurkumin berpotensi meningkatkan aktivitas enzim antioksidan, yang selanjutnya mengurangi stres oksidatif dalam model diabetes.

    Dikutip dari Express UK, kurkumin berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan produksi protein yang memungkinkan penyerapan glukosa ke dalam sel. Kurkumin dapat membantu mengurangi resistensi insulin, ciri utama diabetes tipe 2.

    Kurkumin atau senyawa yang ada di dalam kunyit itu juga dapat meningkatkan fungsi sel beta, yang penting untuk produksi insulin. Efek penurun glukosa kurkumin diduga terkait dengan kemampuannya untuk:

    Menghambat enzim yang terlibat dalam glukoneogenesis.Meningkatkan ekspresi protein pengangkut glukosa (GLUT4, GLUT2, GLUT3).Mengaktifkan AMPK, enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa.Mengurangi peradangan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin.

    Penelitian lain menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti sel-sel tubuh merespons insulin dengan baik, membantu mengatur kadar gula darah. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu mencegah atau menunda perkembangan diabetes tipe 2.

    Penelitian yang lebih baru dari Desember 2024 mengatakan bahwa kombinasi metformin dan kurkumin menunjukkan kemanjuran yang unggul dalam meningkatkan profil lipid dan metabolisme glukosa. Dalam hal mengonsumsi metformin dan kurkumin, penelitian menunjukkan bahwa kurkumin memberikan efek antiperadangan yang sinergis dengan metformin tanpa potensi efek samping.

    Selain gula darah, Dr Berg mengungkapkan bahwa rempah tersebut efektif dalam menstabilkan kadar kolesterol.

    “Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki manfaat yang mirip dengan statin dan dapat membantu mengurangi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida,” terangnya.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin dapat bermanfaat bagi toleransi glukosa dan profil lipid. Dalam sebuah penelitian tahun 2019, kurkumin meningkatkan sensitivitas insulin dan profil lipid pada model tikus diabetes tipe 2.

    (sao/kna)

  • Masih Jalani Kebiasaan Ini? Jangan Kaget Kalau Usia 30-an Sudah Sakit-sakitan

    Masih Jalani Kebiasaan Ini? Jangan Kaget Kalau Usia 30-an Sudah Sakit-sakitan

    Jakarta

    Kebiasaan atau pola hidup seseorang dapat sangat berdampak pada kesehatan tubuh. Para peneliti menemukan bahwa gaya hidup yang tidak sehat di usia dini bisa mulai terlihat dampaknya saat orang tersebut mencapai usia 36 tahun.

    Penelitian ini dilakukan oleh Tiia Kekäläinen, Johanna Ahola, dan timnya yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Medicine (2025). Bagaimana hasil penelitiannya?

    Hasil Penelitian

    Dikutip dari Medical Daily, para peneliti melacak kesehatan fisik dan mental pada ratusan orang selama lebih dari 30 tahun. Hasilnya, mereka menemukan bahwa kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurang olahraga dapat memunculkan dampak serius pada kesehatan lebih awal dari perkiraan.

    Menurut analisis para peneliti, orang-orang dengan ketiga kebiasaan buruk tersebut memiliki kesehatan fisik dan mental yang jauh lebih buruk, dibandingkan dengan orang-orang yang sama sekali tidak memiliki gaya hidup yang tidak sehat.

    Ketika diteliti secara individual, para peneliti mengatakan masing-masing kebiasaan buruk itu memiliki dampak buruk yang unik terhadap kesehatan. Berikut rinciannya:

    Kebiasaan kurang olahraga sangat terkait dengan kesehatan fisik yang buruk.Kebiasaan merokok sangat berkaitan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dikaitkan dengan penurunan fisik maupun mental secara bersamaan.

    Namun, hal yang lebih mengejutkan adalah dampak buruk terhadap kesehatan itu bisa mulai terlihat saat individu tersebut mencapai usia pertengahan usia 30-an. Mereka mencatat bahwa keputusan untuk terus menunda menjalani gaya hidup sehat berdampak buruk pada kesehatan jantung, hingga meningkatkan risiko kematian.

    “Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan kanker menyebabkan hampir tiga perempat kematian di seluruh dunia. Tetapi, dengan mengikuti gaya hidup sehat, seseorang dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini dan mengurangi kemungkinan kematian dini,” kata penulis utama Dr Tiia.

    “Temuan kami menyoroti pentingnya mengatasi perilaku kesehatan yang berisiko, seperti merokok, minum alkohol berat, dan tidak aktif secara fisik, sedini mungkin untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkannya menumpuk selama bertahun-tahun, yang memuncak pada kesehatan mental dan fisik yang buruk di kemudian hari,” terangnya.

    (sao/kna)

  • Video Hasil Studi: Rutin Jalan Cepat Turunkan Risiko Gangguan Irama Jantung

    Video Hasil Studi: Rutin Jalan Cepat Turunkan Risiko Gangguan Irama Jantung

    Video Hasil Studi: Rutin Jalan Cepat Turunkan Risiko Gangguan Irama Jantung

  • Video: BPOM Tarik Izin Edar 8 Produk yang Klaim Bisa Tingkatkan Stamina Pria

    Video: BPOM Tarik Izin Edar 8 Produk yang Klaim Bisa Tingkatkan Stamina Pria

    Video: BPOM Tarik Izin Edar 8 Produk yang Klaim Bisa Tingkatkan Stamina Pria

  • Dua Bintang Mukbang Korsel Punya Lambung Tak Biasa, Bisa Makan Banyak Tanpa Gendut

    Dua Bintang Mukbang Korsel Punya Lambung Tak Biasa, Bisa Makan Banyak Tanpa Gendut

    Jakarta

    Bintang mukbang di Korea Selatan membeberkan alasan di balik porsi makannya yang lebih besar dari kebanyakan orang. Hal ini diungkapkan oleh YouTuber Tzuyang dan Heebab.

    Tzuyang dan Heebab mengungkapkan banyak alasan mereka dapat makan dalam jumlah yang sangat banyak telah ditemukan setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Ternyata, alasannya adalah volume lambung yang besar dan metabolisme yang cepat, yang tentunya berbeda dari orang biasa.

    Dalam sebuah siaran, Heebab menghabiskan 14 porsi nasi dalam satu hari dan menjalani rontgen untuk memeriksakan kondisi lambungnya. Dokter pun membeberkan kondisinya.

    “Lambungnya begitu penuh sehingga sulit untuk menentukan posisinya. Usus Heebab terdorong ke bawah untuk mengamankan ruang di lambung,” kata dokter yang memeriksanya, dikutip dari Biz Chosun.

    “Lambungnya dapat meregang sesuai dengan jumlah makanan. Dan pada tingkat ini, ia memiliki lambung yang cukup fleksibel,” sambungnya.

    Heebab mengatakan bahwa dalam sehari, dia bisa pergi ke kamar mandi untuk buang air besar rata-rata 3-4 kali sehari.

    Melihat kondisinya, dokter mendiagnosisnya memiliki metabolisme yang sangat cepat dan kemampuan pencernaan yang sangat baik.

    YouTuber Tzuyang juga menerima diagnosis yang serupa setelah menjalani kolonoskopi pertamanya. Ia mengaku kesulitan untuk menahan rasa lapar.

    “Saya belum pernah kelaparan seperti ini sebelumnya,” tuturnya sesaat sebelum pemeriksaan dilakukan.

    Suntikan anestesi pun diberikan, dan Tzuyang langsung tertidur dalam waktu dua detik. Hasil pemeriksaannya pun sangat mengejutkan.

    “Volume lambungnya 30 hingga 40 persen lebih besar daripada wanita dengan tipe tubuh yang sama. Inilah sebabnya dia dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak tanpa kesulitan,” terang dokter tersebut.

    “Ada kemungkinan besar bahwa kemampuan penyerapan, pencernaan, dan ekskresinya lebih unggul daripada orang biasa,” tambahnya.

    Warganet pun merasa terkejut akan hasil pemeriksaan tersebut. Meski begitu, masih banyak orang yang terus mendukung kariernya di dunia mukbang dan menjadi penggemarnya.

    “Tetap saja, saya harap dia menjaga kesehatannya,” ungkap salah satu penggemarnya.

    (sao/kna)

  • Konsumsi Buah Semangka Bisa Bikin Pria Lebih Perkasa di Ranjang

    Konsumsi Buah Semangka Bisa Bikin Pria Lebih Perkasa di Ranjang

    Jakarta

    Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa buah semangka sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan kehidupan seks pria. Para ilmuwan mengatakan bahwa buah ini penuh dengan antioksidan yang membantu mengatasi disfungsi ereksi dan meningkatkan kesuburan.

    Buah ini masuk dalam daftar pendek makanan yang dianggap sebagai afrodisiak alami, bersama dengan makanan laut, madu, kacang-kacangan, jahe, dan alpukat.

    Dikutip dari The Sun, umumnya makanan yang baik untuk menjaga performa pria di ranjang adalah makanan yang sehat. Tetapi, beberapa makanan memiliki manfaat khusus.

    Penulis studi Haitham Al-Madhagi mengatakan vitamin dan asam amino dalam semangka membantu membersihkan molekul yang merusak dan meningkatkan aliran darah ke gonad.

    “Semangka meningkatkan kesuburan pria karena dilaporkan dapat meningkatkan kualitas air mani, mengatasi disfungsi ereksi, dan meningkatkan kesehatan testis,” tulis para ahli dalam jurnal Current Research in Food Science.

    “Semangka mengandung vitamin, fenol, dan flavonoid tertentu yang berkontribusi terhadap sifat antioksidannya. Sebagai tambahan, semangka merupakan sumber asam amino citrulline yang meningkatkan aliran darah ke testis,” tambahnya.

    Al-Madhagi mengatakan bahwa semangka meningkatkan produksi oksida nitrat untuk merelaksasi pembuluh darah, yang juga merupakan cara kerja dari Viagra.

    (sao/kna)

  • 5 Tanda Kerusakan Hati yang Bisa Muncul di Malam Hari, Kenali Sebelum Telat

    5 Tanda Kerusakan Hati yang Bisa Muncul di Malam Hari, Kenali Sebelum Telat

    Jakarta

    Hati atau liver merupakan organ yang berfungsi untuk detoksifikasi bawaan tubuh. Liver sangat berperan untuk tubuh, seperti membuang limbah, memperlancar pencernaan, menyaring darah, dan membuang racun dari tubuh.

    “Pada dasarnya, apapun yang kita masukkan ke dalam tubuh, seperti obat-obatan atau suplemen, semuanya harus melewati hati,” tutur Dr Lisa Ganjhu, ahli hepatologi dan gastroenterologi di NYU Langone Health, dikutip dari TODAY.

    Nutrisi dari makanan dimetabolisme oleh hati menjadi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Enzim hati memecah alkohol dan membuang racun dari tubuh.

    Hati juga merupakan satu-satunya organ internal yang regeneratif. Artinya, ia dapat memperbaiki dirinya sendiri atau menumbuhkan kembali jaringan yang rusak atau hilang.

    Lantas, apa yang menyebabkan kerusakan hati?

    “Ada spektrum penyakit hati, mulai dari yang bisa disembuhkan pada tahap awal hingga masalah kronis hingga gagal hati stadium akhir,” kata Dr Shreya Sengupta, direktur Program Penyakit Hati Terkait Alkohol di Cleveland Clinic.

    Para ahli mengungkapkan kerusakan hati atau liver dapat disebabkan oleh genetik, penyakit autoimun, gangguan metabolisme, penyumbatan saluran empedu, virus (seperti hepatitis), penyalahgunaan alkohol, dan obesitas.

    Seiring waktu, penyakit hati dapat menjadi kronis dan menyebabkan fibrosis, atau pengerasan hati secara bertahap karena penumpukan jaringan parut saat hati mencoba memperbaiki dirinya sendiri dari kerusakan. Tahap selanjutnya, gagal hati atau penyakit hati stadium akhir.

    Tanda Kerusakan Hati yang Muncul pada Malam Hari

    Berikut beberapa tanda kerusakan hati yang dapat muncul di malam hari, dikutip dari berbagai sumber:

    1. Gatal tanpa ruam

    Kulit gatal tanpa tanda-tanda ruam atau pruritus dapat terjadi akibat penumpukan garam empedu dalam darah akibat kerusakan hati. Kondisi ini sering kali bertambah parah di malam hari karena alasan apapun.

    Saat orang dengan gangguan kerusakan hati tidur, mereka tidak bisa berhenti merasa gatal. Meskipun gatal tanpa ruam dapat disebabkan oleh kondisi lain, itu bisa menjadi tanda peringatan yang perlu diperiksakan.

    “Gatal sering kali merupakan gejala sirosis hati yang lebih lanjut,” kata Dr Ganjhu.

    2. Pola tidur terganggu

    Gejala lain yang dapat dilihat pada pasien dengan penyakit hati adalah gangguan tidur. Tanda awal penyakit adalah masalah tidur, seperti tidur lebih larut.

    Orang dengan penyakit kronis mungkin juga akan sering terbangun sepanjang malam, memiliki kualitas tidur yang lebih buruk, atau ritme sirkadian yang terganggu. Meski demikian, hal ini juga dapat disebabkan oleh gangguan tidur umum.

    Penelitian menunjukkan bahwa penyakit hati dapat menyebabkan insomnia, sering terbangun di malam hari, dan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

    3. Sering buang air kecil malam hari

    Dikutip dari The Healthsite, tanda yang mungkin harus diperhatikan saat kerusakan hati total adalah sering buang air kecil. Ini mengacu pada peningkatan keinginan untuk pergi ke toilet, terutama di malam hari, yang disebut nokturia.

    Kondisi ini adalah tanda pertama yang muncul pada tubuh saat hati tidak berfungsi dengan baik.

    4. Kebingungan atau disorientasi di malam hari

    Tanda kerusakan hati yang muncul pada malam hari lainnya adalah kebingungan atau disorientasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa saat hati rusak, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi parah dan juga menyebabkan organ tersebut kehilangan kemampuannya untuk menyaring racun dari darah.

    5. Keringat berlebihan di malam hari

    Tanda kerusakan hati yang terjadi pada malam hari lainnya adalah keringat berlebih. Para ahli mengatakan bahwa gejala ini muncul saat kerusakan hati sudah dalam tahap lanjut.

    Episode keringat berlebih di malam hari dapat terasa intens dan mengganggu, hingga membasahi tempat tidur dan pakaian.

    (sao/kna)

  • Terobosan Baru, Perusahaan Farmasi Ini Ciptakan Vaksin untuk Cegah Jerawat

    Terobosan Baru, Perusahaan Farmasi Ini Ciptakan Vaksin untuk Cegah Jerawat

    Jakarta

    Para ilmuwan tengah menguji vaksin untuk mengobati jerawat, kondisi kulit yang memengaruhi sekitar 95 persen orang berusia antara 11 dan 30 tahun. Jika berhasil melewati uji coba, vaksin itu bisa menjadi vaksin jerawat pertama yang pernah ada.

    Perusahaan farmasi Sanofi tengah menjalankan uji klinis tahap awal untuk menguji keamanan dan kemanjuran vaksin bagi orang dewasa dengan jerawat wajah sedang hingga parah.

    Vaksin jerawat ini disebut dapat “membantu membentuk kembali lanskap pengobatan jerawat,” kata juru bicara Sanofi kepada Live Science dikutip Minggu (4/5/2025).

    Namun, uji coba vaksin baru itu masih dalam tahap awal, dan belum ada data dari uji coba yang tersedia untuk umum guna mengonfirmasi apakah vaksin itu benar-benar berfungsi.

    Dalam sebuah pernyataan kepada Live Science, Sanofi tidak mengungkapkan detail apa pun tentang cara kerja vaksin baru itu sebenarnya. Namun, rincian uji coba yang dibagikan di situsnya menyebutkan bahwa vaksin jerawat ini dibuat dengan struktur mRNA.

    Dalam kasus ini, protein target kemungkinan besar adalah protein yang dibuat oleh C. acnes, bakteri pemicu jerawat.

    Uji klinis vaksin jerawat

    Sanofi disebut tengah melakukan uji klinis fase I/II yang dimulai pada April 2024 dan diperkirakan akan berlangsung hingga 2027. Selama periode tersebut, perusahaan berencana untuk merekrut sekitar 400 orang dewasa berusia 18 hingga 45 tahun yang memiliki jerawat wajah moderat hingga parah, yang didefinisikan dengan memiliki jumlah jerawat tertentu pada wajah.

    Beberapa peserta dalam uji coba ini akan menerima satu dari tiga dosis vaksin; peserta ini akan disuntik hingga tiga kali dengan dosis tersebut selama uji coba. Sementara itu, peserta uji coba lainnya akan menerima vaksin “dummy” yang tidak mengandung obat. Hal ini akan memberikan titik perbandingan untuk membantu para ilmuwan menentukan seberapa aman dan efektif vaksin tersebut.

    Setelah uji klinis fase I/II selesai, Sanofi juga berencana untuk meluncurkan uji klinis fase I terpisah pada tahun 2027. Dalam uji coba ini, perusahaan akan menguji seberapa efektif vaksin dalam mengobati pasien dengan jerawat yang lebih ringan.

    (kna/kna)