Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengumumkan gerakan ‘Mengetuk Pintu Langit’ lewat doa bersama selama tiga hari berturut-turut mulai 5-7 Mei 2025. Dalam keterangannya, IDAI menyebut gerakan ini merupakan bentuk solidaritas dan dukungan untuk rekan sejawat mereka yang terzalimi. Mereka juga menggaungkan #DokterAnakBerduka #IDAIBerduka #StopIntimidasi #LawanKezaliman #SaveDokterSavePasien di media sosial. Ketua IDAI dr Piprim B. Yanuarso dalam pernyataannya pun menyinggung tentang kewenangan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dianggap menekan dokter-dokter.
Category: Detik.com Kesehatan
-

Gokil! Pria Ini Punya Antibodi Super usai 200 Kali Digigit Ular
Jakarta –
Ahli imunologi Jacob Glanville menemukan laporan media pada tahun 2017 tentang seorang pria yang telah menyuntikkan dirinya ratusan kali dengan racun dari beberapa ular paling mematikan di dunia, termasuk kobra, mamba, dan ular derik.
“Artikel berita itu agak mencolok. ‘Orang gila digigit ular,’. Tapi saya melihat, dan saya merasa seperti ada berlian di tempat yang kasar di sini,” kata Glanville kepada CNN dikutip Senin (5/5/2025).
Berlian yang dimaksud Glanville adalah Tim Friede, seorang ahli ular otodidak yang tinggal di California yang mengekspos dirinya sendiri terhadap racun ular selama hampir 18 tahun, yang secara efektif memperoleh kekebalan terhadap beberapa neurotoksin.
Mereka kemudian setuju untuk bekerja sama, dan Friede menyumbangkan sampel darah 40 mililiter kepada Glanville dan rekan-rekannya.
Delapan tahun kemudian, Glanville dan Peter Kwong, Profesor Ilmu Kedokteran Richard J. Stock di Vagelos College of Physicians and Surgeons, Universitas Columbia, telah menerbitkan rincian tentang antibisa yang dapat melindungi terhadap gigitan 19 spesies ular berbisa – setidaknya pada tikus – berdasarkan antibodi dalam darah Friede dan obat penghambat bisa ular.
“Namun, kami sangat tidak menyarankan siapa pun untuk mencoba melakukan apa yang dilakukan Tim,” imbuh Glanville. “Bisa ular itu berbahaya.”
Secara total, Friede telah menanggung lebih dari 200 gigitan ular secara langsung dan lebih dari 700 suntikan bisa ular yang ia buat dari beberapa jenis ular paling mematikan di dunia, termasuk berbagai spesies mamba, kobra, taipan, dan krait.
Biasanya, antibisa ular dibuat dengan mengumpulkan antibodi yang diproduksi oleh domba atau kuda yang telah berulang kali terpapar racun dari satu spesies ular saja. Itulah sebabnya antibisa cenderung spesifik untuk satu spesies dan wilayah, yang, seperti yang diketahui oleh setiap penggemar alam terbuka, menyulitkan untuk menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama yang lengkap.
Belum lagi, karena antibodi tersebut bukan dari manusia, selalu ada risiko reaksi yang merugikan.
Di sisi lain, antiracun yang berasal dari darah Friede dapat melindungi terhadap berbagai spesies dengan komplikasi yang lebih sedikit.
Antiracun yang diuji oleh tim tersebut terdiri dari dua antibodi berbeda yang diisolasi dari Friede. Yang pertama, LNX-D09, efektif terhadap enam spesies ular yang diuji pada tikus. Ketika dipasangkan dengan obat yang disebut varespladib, penghalang antiracun tersebut melindungi tikus dari racun tiga spesies ular lainnya.
Jenis kedua antibodi Friede, SNX-B03, memberikan setidaknya perlindungan sebagian terhadap seluruh panel racun spesies.
(kna/kna)
-

Video 8 Poin Pernyataan Kemenkes Merespons Protes IDAI
Video 8 Poin Pernyataan Kemenkes Merespons Protes IDAI
-

Terbukti Lewat Studi, Vitamin D Bisa Turunkan Risiko Kena Kanker Kolorektal
Jakarta –
Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi di dunia. Sekitar 1,2 kasus kanker kolorektal baru didiagnosis setiap tahun, yang menjadikannya kanker paling umum kedua pada pria dan ketiga pada wanita
Ilmuwan terus mencari cara untuk mengurangi risiko penyakit seperti kanker kolorektal, yang meliputi kanker usus besar dan rektum. Dalam tinjauan studi yang dipublikasikan sebelumnya, para peneliti berfokus pada hubungan antara vitamin D dan kanker kolorektal.
Para ahli mempublikasikannya dalam jurnal Nutrients pada April 2025. Studi ini merupakan hasil dari penilaian para ahli untuk mencari hubungan menyeluruh antara vitamin D dan kanker kolorektal.
Dikutip dari Eating Well, para peneliti menelusuri basis data ilmiah dari penelitian yang mengaitkan kanker usus besar dengan vitamin D. Dari 100 penelitian, ada sekitar 50 penelitian ilmiah yang menjadi rujukan para peneliti di dalam studi ini.
Dalam penelitian ini, para ahli hanya memilih penelitian yang melibatkan peserta studi orang dewasa dengan kanker usus besar atau yang mengalami kekurangan vitamin D. Mereka juga mencari kasus dengan peserta yang diberikan suplemen vitamin D sebagai bagian dari penelitian.
Hasil Penelitian
Menurut peneliti, vitamin D terbukti memiliki banyak manfaat bagi tubuh, termasuk mendukung komunikasi antara sel-sel saraf, mengatur tekanan darah, dan mencegah infeksi pernapasan. Vitamin ini juga berperan dalam menjaga kesehatan usus, kadar hormon tiroid, kadar gula darah, bahkan mengurangi efek-efek berbahaya dari penuaan.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa vitamin D terbukti memiliki banyak manfaat untuk tubuh, termasuk menjaga kesehatan usus. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kekurangan asupan vitamin D sangat berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.
Sebagian kasus menunjukkan kekurangan vitamin D yang dapat memicu perburukan peradangan pada usus. Kondisi ini yang mendorong perkembangan kanker usus besar.
Secara khusus, meta-analisis dari 31 studi juga melaporkan bahwa orang dengan asupan vitamin D tinggi, sekitar 80 ng/ml memiliki risiko kanker kolorektal yang 25 persen lebih rendah, dibandingkan mereka yang hanya mendapatkan asupan vitamin D rendah sekitar 10 ng/ml.
Para peneliti juga menemukan bukti vitamin D dapat membantu mencegah pembentukan polip. Itu merupakan prekursor kanker usus besar yang biasa ditemukan selama kolonoskopi.
Secara keseluruhan, peneliti menemukan bahwa vitamin D, baik yang didapat dari makanan atau suplemen, sangat berperan dalam mencegah dan mengobati kanker usus besar. Vitamin itu akan mengurangi peradangan, mengatur respons imun, mendorong kematian sel kanker, dan menghambat pertumbuhan kanker.
Vitamin D juga bisa didapatkan dari paparan cahaya matahari, ikan berlemak, kuning telur, hati sapi, susu, hingga jus jeruk.
Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Salah satunya, sebagian besar penelitian tidak dapat menjelaskan mekanisme jelas terkait hubungan sebab-akibat antara vitamin D dan kanker usus besar.
Para penulis studi juga menekankan perlunya uji klinis secara acak berskala lebih besar terkait hubungan keduanya.
(sao/kna)
-

Tanda Jantung Bermasalah yang Bisa Muncul di Kaki, Usia Muda Wajib Waspada
Jakarta –
Tubuh akan mengeluarkan tanda peringatan jika terdapat masalah di organ tertentu. Salah satu yang bisa dikenali yakni penyakit gagal jantung yang gejalanya bisa terlihat di kaki.
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang terjadi ketika jantung terlalu lemah dan tidak berfungsi dengan optimal. Pada kondisi normal, jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh melalui kontraksi dan relaksasi.
Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menuturkan gagal jantung merupakan penyakit kronis yang sangat mungkin dicegah. Namun, dalam banyak kasus, penyakit gagal jantung terlambat terdeteksi sehingga kualitas hidup pasien menjadi sangat rendah.
Padahal, penyakit gagal jantung bersifat tidak bisa sembuh sepenuhnya dan memerlukan pengobatan seumur hidup.
“Pasien di Indonesia seringnya terdiagnosa stadium lanjut, padahal irreversibel, kemudian usia pasien di Indonesia relatif lebih muda, makanya kita perlu mengetahui faktor risiko. Gagal jantung itu berdampak pada ekonomi negara, pasien, caregiver, karena pengobatannya seumur hidup,” kata dr Susetyo ketika ditemui awak media di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).
dr Susetyo mengungkapkan terdapat beberapa gejala gagal jantung yang harus diketahui, salah satunya muncul di kaki. Ia menuturkan pasien gagal jantung biasanya mengalami pembengkakan kaki.
Ia menambahkan pembengkakan di kaki yang berkaitan dengan gagal jantung biasanya disertai gejala sesak napas dan kelelahan.
“Gejalanya sesak napas, bengkak pada kaki, terus mudah capek. Misalnya dulu bisa jalan-jalan jauh, terus sekarang kok ngos-ngosan ya. Terus tidur lebih nyaman dengan bantal tinggi karena dada sesak, perut begah atau membesar,” sambungnya.
Orang yang mengalami gagal jantung biasanya juga mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Hal ini diakibatkan pemompaan darah yang tidak maksimal ke otak.
dr Susetyo mengingatkan bahwa pencegahan gagal jantung sebaiknya dilakukan sebelum gejala muncul. Ia menjelaskan gejala yang muncul biasanya justru menandakan gagal jantung sudah masuk stadium lanjut.
Apabila seseorang memiliki faktor risiko seperti hipertensi atau diabetes, maka pemeriksaan medis harus segera dilakukan. Ini perlu dilakukan agar kondisi jantung bisa terkontrol dengan baik.
Adapun berikut ini beberapa faktor risiko kardiovaskular yang sebaiknya diperiksakan ke dokter:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.Diabetes atau penyakit kencing manis.Obesitas.Malas bergerak.Konsumsi alkohol.Gangguan irama jantung.Hipertiroid.Kadar kolesterol tinggi.
(avk/kna)
-

Benarkah Kopi Tanpa Gula Mempengaruhi Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya
Jakarta –
Kopi menjadi salah satu minuman favorit yang dikonsumsi banyak orang sebelum beraktivitas. Selain memberikan energi dan mencegah kantuk, ternyata kopi terutama yang tanpa gula dapat memberikan manfaat untuk kesehatan.
Efek kafein yang ada di dalam kopi akan berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang tidak akan mengalami efek yang serius dan memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2.
Namun, beberapa orang dengan diabetes juga diimbau untuk tidak minum kopi secara berlebihan. Pasalnya, kafein dapat berdampak negatif pada sensitivitas insulin di dalam tubuh.
Kandungan kafein di dalam kopi dapat memberikan efek yang berbeda pada kadar gula darah di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, orang dewasa sehat yang minum kopi sekitar 3-4 cangkir sehari tidak mengalami perubahan kadar gula darah yang signifikan.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum kopi – baik berkafein maupun tanpa kafein – sebenarnya dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2,” kata spesialis endokrinologi Dr Pankaj Shah dari Mayo Clinic.
Dr Shah mengatakan kafein dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin pada pasien diabetes yang bisa menyebabkan gula darah lebih tinggi atau lebih rendah. Untuk beberapa orang dengan diabetes, sekitar 200 miligram kafein dapat menyebabkan perubahan ini.
“Bagi yang lain, itu mungkin tidak memiliki efek yang signifikan pada gula darah” katanya lagi
Dikutip dari WebMD, orang dengan diabetes memiliki risiko mengalami peningkatan kadar gula darah sebesar delapan persen atau lebih setelah minum kopi.
Kafein di dalam kopi akan menurunkan sensitivitas insulin, sehingga sel-sel tubuh tidak dapat menyerap gula dari darah setelah makan atau minum. Dampaknya, kadar gula akan meningkat.
Namun, efek ini akan berbeda pada setiap orang, sehingga diimbau untuk rutin memeriksakan kadar gula darah tubuh, khususnya sebelum dan sesudah minum kopi pahit atau kopi hitam tanpa gula.
Bagi yang mengalami peningkatan atau penurunan kadar gula darah yang signifikan setelah minum kopi pahit, diimbau untuk membatasi konsumsi kafein per hari atau memilih jenis kopi tanpa kafein. Pasalnya, gula darah tinggi yang terjadi terus-menerus dan tidak segera diatasi dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kerusakan saraf dan penyakit jantung.
Berapa batas konsumsi kafein yang aman per hari?
Konsumsi kafein sebanyak 200 mg atau sekitar 1-2 cangkir kopi dapat mempengaruhi kadar gula darah. Tetapi, efek ini akan berbeda pada setiap orang, sehingga perlu memperhatikan reaksi tubuh setelah minum kopi.
Bagi orang dengan diabetes disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksakan kadar gula darah secara rutin. Hal ini untuk mengetahui efek kafein pada tubuh.
Ketika kopi yang diminum membuat orang yang mengonsumsinya kesulitan mengatur kadar gula darah, disarankan untuk membatasi atau memilih kopi tanpa kafein.
(sao/kna)
-

Singapura Tarik 4 Produk Pangan Picu Masalah Jantung-Stroke, RI Gimana?
Jakarta –
Badan Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA) pada 30 April memperingatkan orang-orang untuk tidak mengonsumsi empat produk makanan yang mengklaim dapat meningkatkan kinerja seksual pada pria atau menawarkan solusi penurunan berat badan yang efektif. Empat produk tersebut di antaranya:
Loboose High End Super Candy dari JermanPremium Thundercat Super Candy dari RusiaLomie Peach Berries Blossom Fruity Tea dari PrancisUrbanism Candy dari Malaysia
Loboose High End Super Candy dan Premium Thundercat Super Candy, yang diklaim dapat meningkatkan performa seksual pria, mengandung tadalafil, obat resep yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Menurut SFA, obat tersebut harus diberikan hanya di bawah pengawasan medis.
Penggunaan tadalafil yang tidak tepat berbahaya dan dapat meningkatkan risiko efek serius, termasuk serangan jantung, stroke, sakit kepala, migrain, detak jantung tidak teratur, dan priapisme, saat seseorang mengalami ereksi yang menyakitkan dan sangat lama.
“Tadalafil juga dapat menimbulkan risiko serius bagi individu tertentu, termasuk mereka yang memiliki masalah jantung,” tambah SFA, dikutip dari Strait Times, Senin (5/5/2025).
” (Hal itu) dapat menyebabkan tekanan darah rendah yang berpotensi mengancam jiwa pada mereka yang mengonsumsi obat jantung, terutama yang mengandung nitrat.”
Sementara Lomie Peach Berries Blossom Fruity Tea maupun Urbanism Candy, yang dipasarkan sebagai produk penurun berat badan yang membantu menekan nafsu makan, mendetoksifikasi, mengendalikan rasa lapar, dan mempercepat metabolisme, mengandung sibutramin, zat yang tercantum dalam Undang-Undang Racun.
Urbanism Candy juga mengandung sennosides, obat yang digunakan untuk meredakan sembelit.
SFA mengatakan sibutramine adalah obat penurun berat badan yang hanya dijual dengan resep dokter dan dilarang di Singapura sejak 2010, karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Konsekuensi kesehatan serius lainnya yang dilaporkan terkait penggunaannya meliputi masalah jantung dan gangguan sistem saraf pusat seperti psikosis dan halusinasi.
“Kejang juga telah dilaporkan dengan sibutramine,” SFA menambahkan.
Sementara itu, seseorang mungkin mengalami efek samping seperti sakit perut, kejang, diare, dan kadar kalium rendah dalam darah yang menyebabkan kelemahan otot atau kram saat mengonsumsi sennosides.
Keempat produk tersebut dijual pada platform e-dagang daring, dan SFA telah bekerja sama dengan platform tersebut untuk menghapus daftar produk tersebut.
SFA juga telah mengeluarkan peringatan kepada masing-masing penjual untuk segera menghentikan penjualan produk tersebut.
NEXT: Bagaimana di RI? Ini Kata BPOM
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) Taruna Ikrar turut menanggapi empat produk pangan yang ditarik di Singapura lantaran bisa memicu gangguan jantung tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap data registrasi produk di BPOM, ia mengatakan keempat produk tersebut tidak terdaftar di BPOM.
“Selain itu, hasil penelusuran data importasi periode 2022–2025, juga tidak ditemukan data SKI dan realisasi impor dengan nama keempat produk tersebut,” demikian katanya melalui keterangan resmi yang diterima detikcom, Senin (5/5).
Berkaitan dengan penarikan produk tersebut, lanjutnya, BPOM telah melakukan penelusuran di marketplace di Indonesia dan menemukan beberapa link penjualan online produk tersebut.
BPOM juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Komdigi), Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA), dan marketplace terkait yang terdeteksi menjual produk tersebut untuk melakukan takedown link penjualan, serta pengajuan negatif list atau pemblokiran terhadap produk tersebut.
“BPOM mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi produk yang tidak terdaftar dan apabila menemukannya di penjualan online agar melaporkan ke BPOM untuk segera ditindaklanjuti,” sambungnya.
Simak Video “Video: 9 Produk Mengandung Babi Temuan BPJPH-BPOM, Ada yang Bersertifikat Halal”
[Gambas:Video 20detik] -

Pria Usia 30-an Kena Gagal Ginjal dan Gagal Jantung, Apa Pemicunya?
Jakarta –
Seorang pria di Los Angeles, California, Justin Pham, membagikan pengalamannya saat didiagnosis mengidap gagal ginjal dan gagal jantung di usia muda. Pham mengungkapkan fungsi ginjalnya menurun drastis hingga organ tersebut tidak lagi dapat berfungsi secara mandiri pada usia 30 tahun.
Pham pertama kali mengalami gangguan ginjal saat berusia sembilan tahun, yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian ginjal kanan dan kiri. Meski begitu, ia tidak memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
Pada saat usia 20-an, Pham mulai mengalami sejumlah gejala seperti kulit gatal, kram kaki pada pagi hari, nyeri perut, muntah, sering buang air kecil di malam hari, urine berbusa, dan sesak napas. Namun, ia mengaku mengabaikan gejala-gejala tersebut karena mengira kondisi itu adalah hal yang wajar.
“Saya selalu mengira gejalanya adalah sesuatu yang kecil, seperti kulit kering yang membuat saya gatal. Atau saya akan menyalahkan masalah perut pada sesuatu yang saya makan,” tuturnya, kepada Newsweek.
Kondisi kesehatannya kemudian semakin memburuk, terutama saat ia mulai merasa kehabisan napas dengan cepat. Pham sempat menduga dirinya terinfeksi COVID-19, mengingat kejadian tersebut terjadi pada 2022.
Setelah menjalani pemeriksaan darah dan tes lanjutan, dokter mendiagnosis Pham mengidap penyakit ginjal kronis stadium 5 atau end-stage kidney disease (ESKD), kondisi ketika ginjal kehilangan seluruh fungsi normalnya. Ia baru menyadari bahwa hipertensi, yang merupakan penyakit turunan dalam keluarganya,penyebab kedua terbesar gagal ginjal setelah diabetes.
Tak hanya itu, dua tahun setelah diagnosis tersebut, Pham kembali mengalami gejala tambahan seperti pembengkakan di tangan dan kaki, nyeri dada, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan, ia diketahui juga mengalami gagal jantung.
“Saat saya mulai mendatangi pusat transplantasi untuk menjalani pengujian lebih lanjut, dokter menemukan gagal jantung; ketika satu organ mulai gagal, organ lain pun ikut gagal.”
Saat ini, Pham menjalani perawatan Peritoneal Dialysis (PD) selama 10 jam setiap hari. Ia juga masuk dalam daftar tunggu transplantasi ginjal dan dijadwalkan menjalani prosedur medis untuk jantungnya.
Di tengah kondisinya, Pham tetap berusaha menjaga semangat dan aktif menyuarakan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan, khususnya di kalangan anak muda.
“Saran saya untuk kaum muda adalah selalu menemui dokter dan memikirkan kesehatan Anda. Jangan anggap remeh-hanya karena Anda masih muda bukan berarti hal itu tidak akan terjadi pada Anda,” pungkasnya.
NEXT: Penjelasan Dokter Terkait Gagal Ginjal Picu Gagal Jantung
Spesialis nefrologi dari Greenville, Carolina, Amerika Serikat, dr Blake Shusterman, menjelaskan penyakit ginjal sering kali luput dari perhatian karena tidak menunjukkan gejala yang khas. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak pasien baru terdiagnosis saat penyakit telah memasuki tahap lanjut.
Menurutnya, gagal ginjal kronis kerap memicu kondisi medis lain akibat efek domino yang ditimbulkannya. Ia menyebutkan bahwa gagal jantung dan gagal ginjal sering kali terjadi bersamaan karena ginjal berperan penting dalam mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh
Ketika fungsi ginjal menurun dan tidak mampu membuang kelebihan zat tersebut secara optimal, cairan dan garam dapat menumpuk, sehingga memberikan tekanan tambahan pada jantung. Penumpukan cairan ini juga dapat menyebabkan peregangan otot jantung, yang meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung.
Ketidakseimbangan elektrolit, seperti tingginya kadar kalium, lanjutnya, juga berkontribusi terhadap gangguan fungsi jantung.
“Kadar elektrolit yang tidak normal, seperti kadar kalium yang tinggi, dapat menyebabkan masalah jantung pada orang yang menderita penyakit ginjal. Kalium dapat menumpuk dalam darah ketika ginjal tidak menyaring dengan baik,” lanjut dr Shusterman.
Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
[Gambas:Video 20detik] -

Kisah Pria Nyaris Tewas gegara Cabut Rambut di Area Intim, Sempat Mati Otak
Jakarta –
Siapa sangka aktivitas sehari-hari seperti mencabut rambut di area intim bisa mengancam nyawa. Hal ini yang dialami oleh seorang pria di Amerika Serikat.
Steven Spinale masuk rumah sakit dan dinyatakan sekarat ketika bakteri langka menginfeksi aliran darahnya dan menyebabkan organ-organnya mulai mati. Keluarganya menduga infeksi tersebut bermula ketika ia mencoba menghilangkan rambut yang tumbuh ke dalam atau ingrown hair dari area intimnya.
Setelah dirawat di rumah sakit, Spinale terserang flu dan mengidap pneumonia ganda. Infeksi darahnya berkembang hingga Spinale mengalami syok septik.
Pada suatu saat, Spinale dinyatakan mati otak, dan diberi peluang 4 persen untuk hidup. Ketika infeksi akhirnya mencapai jantungnya, dia mengalami koma dan menjalani operasi jantung terbuka.
Tiga minggu pasca operasi, Spinale mulai pulih. Pada akhir November 2023, dia sudah duduk dan tersenyum di ranjang rumah sakit.
Kok bisa picu infeksi serius?
Meskipun kasus Spinale sangat tidak biasa, Spencer Hawkins, MD, dokter kulit di Advanced Dermatology and Cosmetic Surgery di East Greenwich, Rhode Island, memperingatkan bahwa rambut yang tumbuh ke dalam dapat menimbulkan kekhawatiran jika tidak ditangani dengan benar.
“Jika bakteri menyebar di bawah kulit atau ke dalam aliran darah, hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius seperti selulitis atau, dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sepsis,” kata Dr Hawkins kepada Everyday Health.
“Orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.”
Meskipun infeksi bisa berasal dari rambut yang tumbuh ke dalam, bakteri di tangan, pinset, atau alat lain yang digunakan untuk menghilangkan rambut juga bisa menjadi penyebabnya.
Setiap kali terjadi infeksi bakteri di dalam tubuh, ada kemungkinan kuman tersebut masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh sehingga berpotensi menyebabkan sepsis.
(kna/kna)
-

Tanda Ginjal Bermasalah yang Bisa Dirasakan di Perut dan Dada, Jangan Diabaikan!
Jakarta –
Ginjal memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, mulai dari menyaring limbah hingga membantu produksi sel darah merah yang sehat.
Meskipun fungsi ginjal sangat vital, tanda-tanda gangguan pada organ ini sering kali begitu samar hingga banyak orang tidak menyadari adanya masalah, hingga sudah terlambat.
Tanda Ginjal Bermasalah
Dikutip dari Best Life, berikut tanda ginjal yang perlu diwaspadai, beberapa di antaranya bisa dirasakan di perut dan di dada, kerap kali diabaikan.
1. Nyeri di Bawah Tulang Rusuk
Banyak orang mengaitkan masalah ginjal dengan nyeri di punggung bagian bawah. Padahal, nyeri di sekitar tulang rusuk justru lebih mungkin menandakan gangguan pada ginjal.
“Ginjal Anda sebenarnya lebih tinggi dari yang Anda kira dan secara anatomis terletak di bawah tulang rusuk,” jelas Jennifer Linehan , MD, ahli urologi dan profesor madya onkologi urologi di John Wayne Cancer Institute, Providence Saint John’s Health Center, Santa Monica, California.
2. Mual
Ketika batu ginjal berpindah dari ginjal ke ureter, saluran tersebut bisa tersumbat dan menghambat aliran urine. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri, yang kerap disertai mual dan muntah, menurut dr S Adam Ramin, ahli bedah urologi dan direktur medis Urology Cancer Specialists di Los Angeles.
3. Kehilangan Nafsu Makan
Kehilangan minat terhadap makanan favorit bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada ginjal. Menurut dr S. Adam Ramin, kanker ginjal stadium awal umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika kondisinya memburuk, kanker ginjal dapat menimbulkan rasa penuh di perut serta hilangnya nafsu makan.
4. Sesak Napas
Ketika ginjal tidak mampu menyaring dan membuang limbah serta cairan dengan optimal, gejala berupa sesak napas dapat muncul. Yayasan Perawatan Urologi atau Urology Care Foundation AS mencatat bahwa kondisi ini terutama terjadi jika cairan sudah menumpuk di paru-paru.
5. Nyeri di Samping Tubuh
Batu ginjal, yaitu endapan keras dari garam dan mineral yang terbentuk di dalam ginjal, dapat menimbulkan rasa nyeri hebat saat bergerak melalui ureter dan kandung kemih. Menurut Mayo Clinic, nyeri akibat batu ginjal biasanya terasa di sisi tubuh dan muncul secara bergelombang.
“(Jika nyeri disebabkan oleh batu ginjal), nyerinya bisa sangat parah dan biasanya perubahan posisi dapat membantu atau justru menyakitkan,”kata dr Jennifer Linehan.
(suc/kna)
