Category: Detik.com Kesehatan

  • Nikah Dini Jadi Faktor Risiko Terbesar Stunting di RI, Ini Kata Menteri Wihaji

    Nikah Dini Jadi Faktor Risiko Terbesar Stunting di RI, Ini Kata Menteri Wihaji

    Jakarta

    Pemerintah terus berupaya dalam menurunkan angka stunting di Indonesia yang saat ini masih tinggi. Berdasarkan data 2023, angkanya masih berada di 21,5 persen.

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji mengungkapkan target penurunan angka stunting pada 2025. Melihat stunting menjadi hal yang ditargetkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN, ia berharap tahun ini bisa menurun menjadi 18 persen.

    “Kita kan ditarget oleh RPJMN, jadi harapannya sekitar 18 persen. Jadi, nanti pada tahun 2029 itu jadi 14,5 persen, itu targetnya,” terang Wihaji pada detikcom dalam acara detikSore on Location di Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

    “Jadi, kita lihat nanti perkembangannya. Harapannya kita terus turun sampai tahun 2029 menjadi 14,4 persen,” sambungnya.

    Faktor Risiko Terbesar yang Picu Stunting pada Anak

    Pada kesempatan yang sama, Wihaji menyoroti faktor risiko terbesar yang bisa memicu stunting pada anak. Terbanyak berkaitan dengan pernikahan dini.

    “Yang sangat berpengaruh salah satunya adalah pernikahan dini. Karena kita kasih asupan gizi setiap hari, tapi ada pernikahan dini dipastikan 99,9 persen stunting menurut dokter,” tutur Wihaji.

    Wihaji menjelaskan alasan pernikahan usia dini menjadi penyebab terbanyak kasus stunting pada anak. Hal ini berkaitan dengan sel telur dan tingkat kematangannya untuk bisa memiliki anak.

    “Mohon maaf, kematangan sel telurnya dan sebagainya ada istilahnya saya nggak tahu saya bukan dokter. Tapi, kira-kira kematangannya berkurang, sehingga rata-rata kalau melakukan pernikahan dini misalnya umur 15 tahun sudah nikah, 16 tahun sudah nikah, potensi stuntingnya lebih tinggi dibanding yang lain. Kira-kira 90 persenan lah,” jelasnya.

    Sebagai upaya pencegahan, Wihaji menyarankan untuk menikah di usia maupun mental yang sudah siap. Dalam paparannya, ia mengungkapkan usia yang cukup dan pas untuk menikah.

    “Karena kesiapan kandungannya, kesiapan lain-lainnya belum matang. Maka rekomendasi kita kalau perempuan minimal 21 (tahun), kalau laki-laki minimal 25 (tahun) jadi masih aman,” kata Wihaji.

    Sejauh ini, berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka stunting pada anak di Indonesia. Mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), edukasi gizi di Posyandu, program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting), hingga mendorong peran seorang ayah melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

    (sao/naf)

  • Leher Berkedut Tanda Punya Masalah Jantung? Dokter Bilang Gini

    Leher Berkedut Tanda Punya Masalah Jantung? Dokter Bilang Gini

    Jakarta

    Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Penting bagi masyarakat untuk lebih paham gejala yang mungkin dapat muncul akibat masalah jantung.

    Salah satu gejala yang mungkin tak banyak diketahui adalah leher kedutan. Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menjelaskan leher berkedut mungkin saja menjadi tanda masalah jantung.

    Tapi, ia menegaskan bahwa leher kedutan merupakan gejala non-spesifik yang belum tentu berkaitan dengan penyakit jantung. Bila kondisi leher berkedut dirasa tidak normal, pemeriksaan perlu dilakukan untuk melihat apakah gejala tersebut berkaitan dengan masalah jantung.

    “Sebenarnya kalau keluhan leher berkedut, secara langsung dikaitkan dengan suatu kondisi masalah jantung tertentu atau spesifik, sih tidak. Tapi memang kalau pasien mengalami leher berkedut yang katakanlah berulang atau frekuen, tidak ada salahnya (periksa), khususnya mereka yang punya leher berkedut disertai dengan faktor risiko kardiovaskular,” ungkap dr Susetyo ketika ditemui awak media di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).

    Faktor risiko kardiovaskular yang dimaksud seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, kadar kolesterol tinggi, hipertiroid, gangguan irama jantung, atau jarang berolahraga.

    Sebagai gejala non-spesifik, mungkin saja ada benang merah antara leher kedutan dengan faktor risiko kardiovaskular. Sedangkan, untuk beberapa gejala spesifik terkait masalah jantung yang harus diketahui meliputi dada sesak, nyeri dada, hingga berdebar.

    “Setiap keluhan non-spesifik yang didasari adanya risiko kardiovaskular atau faktor risiko jantung tidak ada salahnya untuk dilakukan skrining. Skrining itu cari tahu apakah memang ada masalah kondisi masalah jantung tertentu atau tidak,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Wasiat Paus Fransiskus, ‘Popemobile’ Jadi Klinik untuk Anak-anak di Gaza

    Wasiat Paus Fransiskus, ‘Popemobile’ Jadi Klinik untuk Anak-anak di Gaza

    Jakarta

    Lebih dari satu dekade lalu, mobil Mitsubishi yang telah dimodifikasi itu membawa Paus Fransiskus melalui jalan-jalan di Betlehem. Kini, sesuai dengan salah satu permintaan terakhir mendiang Paus, mobil kepausan itu diberi kehidupan kedua: menjadi klinik kesehatan keliling untuk anak-anak di Jalur Gaza.

    Paus Fransiskus sering menyatakan bahwa “Anak-anak bukanlah angka. Mereka adalah wajah. Nama. Cerita. Dan masing-masing adalah sakral”, dan dengan hadiah terakhirnya ini, kata-katanya telah menjadi tindakan.

    Diberitakan Vatikan News, mobil kepausan yang telah dimodifikasi itu akan dilengkapi dengan peralatan untuk diagnosis, pemeriksaan, dan perawatan termasuk tes cepat untuk infeksi, instrumen diagnostik, vaksin, perlengkapan jahitan, dan perlengkapan penyelamat hidup lainnya.

    Wasiat tersebut secara pribadi dipercayakan Paus kepada Caritas Jerusalem pada bulan-bulan terakhir hidupnya untuk menanggapi keadaan darurat kemanusiaan yang sangat serius di Gaza, tempat ratusan ribu anak-anak terlantar hidup tanpa akses ke makanan, air bersih, atau perawatan medis dasar.

    Mobil itu akan dikelola oleh dokter dan petugas medis, untuk menjangkau anak-anak di sudut-sudut paling terpencil di Gaza setelah akses kemanusiaan ke jalur itu dipulihkan.

    Dalam siaran pers, Peter Brune, Sekretaris Jenderal Caritas Swedia, menulis bahwa dengan kendaraan ini, pihaknya akan dapat menjangkau anak-anak yang saat ini tidak memiliki akses ke layanan kesehatan, terutama anak-anak yang terluka dan kekurangan gizi.

    “Ini adalah intervensi konkret yang menyelamatkan nyawa di saat sistem kesehatan di Gaza hampir runtuh total”, tambahnya.

    Unicef mengatakan bulan lalu bahwa konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 15.000 anak, melukai puluhan ribu lainnya, dan menyebabkan hampir 1 juta anak terus-menerus mengungsi di Jalur Gaza, sekaligus menambah peringatan bahwa situasi kemanusiaan telah mencapai titik terburuknya sejak permusuhan pecah pada tahun 2023.

    (kna/kna)

  • 80 Persen Anak RI ‘Kehilangan’ Figur Ayah, Dampaknya Bisa Seserius Ini

    80 Persen Anak RI ‘Kehilangan’ Figur Ayah, Dampaknya Bisa Seserius Ini

    Jakarta

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan mayoritas anak-anak Indonesia kehilangan figur ayah dalam keluarga. Sekitar 80 persen anak-anak Indonesia tumbuh tanpa peran aktif ayah.

    “Ya kalau dihitung satu jam saja nggak ada, ngobrol sama ayah. Hari ini anak-anak kehilangan (figur) ayah karena 80 persen cenderung sama ibunya. Ayah hanya hadir ketika bayar SPP, bayar uang saku, uang kos, di luar itu tidak ada,” kata Wihaji saat acara detikSore, di Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

    Menurut Wihaji, kondisi ini sangat tidak ideal untuk tumbuh kembang anak. Pasalnya, akan ada dampak-dampak negatif yang nantinya dimiliki anak jika mendapatkan kasih sayang kurang lengkap dari orang tua.

    “Satu dampaknya tentang karakter, kalau nggak hati-hati bisa menjadi strawberry generation. Kedua berpengaruh pada leadership,” kata Wihaji.

    Mantan Bupati Batang tersebut menambahkan, anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang lengkap dari orang tua, cenderung menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dan menyelami media sosial. Padahal, informasi-informasi yang ada di media sosial tersebut, tidak semua baik untuk mereka.

    “Hari ini banyak anak-anak handphone generation, medsos generation, algoritma pikirannya lebih banyak dipengaruhi oleh handphone. Maka anak-anak sekarang lebih percaya sama apa yang ada di handphone daripada yang disampaikan orang tuanya,” tegasnya.

    Wihaji mendorong para orang tua, khususnya ayah untuk menyempatkan waktu, hadir ke dalam kehidupan sang anak.

    “Zaman dulu dan sekarang berbeda, sehingga treatment-nya tidak sama. Minimal kalau makan bareng, jangan pegang handphone. Kalau pagi usahakan (ngobrol), kalau malam usahakan juga,” kata Wihaji.

    “Walaupun setengah jam, satu jam saja. Kalau (ayah) hanya mencari ekonomi saja, sudahlah, selamanya akan (terasa) kurang terus. Tapi masa depan anak itu penting, kan secara otomatis setiap orang tua tidak ingin anak-anaknya mengalami sesuatu (yang buruk),” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Kata Kepala BNN-Pakar Farmasi soal Etomidate, Dikaitkan Kasus Jonathan Frizzy

    Kata Kepala BNN-Pakar Farmasi soal Etomidate, Dikaitkan Kasus Jonathan Frizzy

    Jakarta

    Artis Jonathan Frizzy (JF) ditetapkan sebagai tersangka kasus vape mengandung obat keras zat etomidate. Pria yang disapa Ijonk itu ditangkap di kawasan Jakarta Selatan.

    “Dilakukan penangkapan pada hari Minggu, tanggal 4 Mei 2025, sekira pukul 17.00 WIB, Jalan Bintaro Akasia, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, dikutip detikNews, Senin (5/5/2025).

    Polisi menjerat Jonathan Frizzy dengan pasal berlapis. Selain dijerat dengan UU Kesehatan, dia dikenai pidana turut serta.

    “Pasal 435 Subsider pasal 436 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan juncto Pasal 55 KUHPidana,” terang Ade Ary.

    Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom, buka suara soal kandungan zat etomidate pada kasus vape obat keras Jonathan Frizzy. Ia menyinggung soal obat yang mengandung penenang memang memerlukan pengawasan khusus.

    “Saya belum tahu ya, saya belum baca itu, etomidate itu turunan dari zat apa, saya baru denger itu ya. Obat-obat kesehatan ya? Bukan narkotika ya?” ujar Marthinus kepada wartawan di DPR RI, Senin (5/5).

    Marthinus juga sempat berdiskusi dengan jajaran BNN lain saat menjawab pertanyaan wartawan selama sesi doorstop tersebut. Ia menyebut zat etomidate belum dimasukkan ke golongan narkoba.

    “Dia belum dimasukkan dalam golongan narkoba mungkin masih Undang-Undang Kesehatan ya,” ujar Marthinus.

    Kendati begitu, Marthinus mengingatkan obat keras yang merangsang saraf memerlukan pengawasan khusus lantaran efek sampingnya.

    “Ya semua zat yang menghilangkan rasa sakit itu kan berarti ada obatnya, unsur apa ya, penenang ya, antidepresan kalau tidak salah ya. Maka antidepresan itu kan saya bukan ahli kesehatan,” ujar Marthinus.

    “Tapi paling tidak begini, sesuatu yang merangsang syaraf itu kan perlu ada pengawasan di situ. Depresan berhubungan dengan syaraf jadi memang harus betul-betul diawasi ya,” tambahnya.

    Senada, Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati menyoroti pentingnya pengawasan obat keras berkaitan dengan kasus produksi vape mengandung etomidate.

    Ia menjelaskan, etomidate hanya bisa digunakan berdasarkan resep dokter dan penggunaannya terbatas di lingkungan medis. Obat ini digunakan sebagai bius intravena yang biasanya diberikan pada pasien sebelum operasi.

    “Ini tidak dijual di apotek biasa. Kalau ada yang menjual etomidate secara ilegal atau lewat jalur tidak resmi, itu melanggar hukum dan berisiko pidana,” ucap Prof Zullies ketika dihubungi detikcom, Selasa (30/4).

    Prof Zullies menegaskan distribusi etomidate harus diawasi secara ketat. Setiap tahap pengiriman, mulai dari produsen, distributor, rumah sakit, hingga pasien yang menerima, perlu didokumentasikan dengan baik.

    Etomidate tidak boleh diperjualbelikan melalui e-commerce maupun media sosial. Oleh karena itu, menurut Prof Zullies, otoritas perlu melakukan patroli siber secara rutin untuk mencegah peredaran ilegal obat tersebut.

    “Penjualan atau kepemilikan etomidate tanpa izin medis sah harus dikenai pidana berat. Karena risikonya bisa fatal,” jelasnya.

    “Perlu memperhatikan tren penyalahgunaan. Jika ada indikasi trending misuse, misalnya percobaan etomidate dalam vape atau ‘party drugs’, otoritas harus cepat merespons dengan peringatan publik,” tandasnya.

    (suc/up)

  • Terungkap Kebiasaan Makan yang Bisa Perpendek Umur, Jangan Dianggap Sepele

    Terungkap Kebiasaan Makan yang Bisa Perpendek Umur, Jangan Dianggap Sepele

    Jakarta

    Studi baru yang memantau kebiasaan makan 240 ribu orang, menemukan pemicu makanan tertentu yang bisa memperpendek usia. Adalah Ultra Processed Food, atau makanan dengan pengolahan ultra, yang semakin sering dikonsumsi, berpengaruh pada peluang harapan hidup seseorang.

    Risiko kematian dini akibat penyakit apapun, dilaporkan meningkat pada mereka dengan pola konsumsi tinggi Ultra Processed Food.

    “Kami mengamati risiko seseorang meninggal karena mengonsumsi lebih banyak Ultra Processed Food antara usia 30 dan 69 tahun, saat kematian dini akan terjadi,” kata rekan penulis studi Carlos Augusto Monteiro, profesor emeritus nutrisi dan kesehatan masyarakat di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas São Paulo, Brasil, dikutip dari CNN, Selasa (6/5/2025).

    “Dari setiap peningkatan 10 persen total kalori Ultra Processed Food, risiko kematian dini meningkat hampir 3 persen,” kata Monteiro, yang menciptakan istilah “Ultra Processed” pada tahun 2009 saat ia mengembangkan NOVA, sistem klasifikasi makanan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat pemrosesan atau pengolahannya.

    Kelompok pertama sistem NOVA adalah makanan yang tidak diproses atau Unprocessed, dan diproses minimal dalam keadaan alami atau Minimal Processed, seperti buah-buahan, sayuran, daging, susu, dan telur. Kelompok dua yakni Processed Culinary Ingredient, mencakup bahan-bahan kuliner seperti garam, rempah-rempah, dan minyak. Kelompok tiga terdiri dari makanan olahan atau Processed Food yang menggabungkan kelompok satu dan dua, makanan kaleng dan sayuran beku adalah contohnya.

    Kelompok empat mencakup makanan ultraproses atau Ultra Processed Food (UPF). Menurut definisi Monteiro, UPF mengandung sedikit atau sama sekali tidak mengandung makanan utuh. Sebaliknya, makanan tersebut diproduksi dari bahan-bahan murah yang dimanipulasi secara kimia dan sering kali menggunakan bahan tambahan sintetis agar dapat dimakan, terasa enak, dan dapat membuat ketagihan.

    “Tidak ada alasan untuk percaya bahwa manusia dapat sepenuhnya beradaptasi dengan produk-produk ini,” kata Monteiro yang menulis bersama dalam editorial tahun 2024 di jurnal The BMJ.

    “Tubuh dapat bereaksi berbahaya, sehingga sistemnya dapat menjadi terganggu atau rusak, tergantung pada kerentanannya dan jumlah makanan ultraproses yang dikonsumsi.”

    Penelitian ini bukanlah yang pertama menemukan hubungan antara dampak kesehatan yang negatif dan peningkatan kecil dalam konsumsi makanan ultraolahan.

    Sebuah penelitian pada Februari 2024 menemukan bukti kuat orang yang mengonsumsi lebih banyak Ultra Processed Food berisiko meninggal lebih awal karena penyakit kardiovaskular dan gangguan mental umum sebesar 50 persen.

    Konsumsi Ultra Processed Food yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan risiko kecemasan hingga 53 persen, obesitas sebesar 55 persen, gangguan tidur sebesar 41 persen, diabetes tipe 2 sebesar 40 persen, dan risiko depresi atau kematian dini karena sebab apa pun sebesar 20 persen.

    Para peneliti dalam penelitian Februari mendefinisikan asupan yang lebih tinggi terkait Ultra Processed Food adalah satu porsi atau sekitar 10% lebih banyak dari asupan makanan sehari.

    Namun, sebuah studi pada Mei 2024 menemukan bahwa hanya 10 persen Ultra Processed Food ke dalam pola makan sehat juga dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif dan stroke, sementara penelitian pada 2023 menetapkan memasukkan 10 persen lebih banyak Ultra Processed Food dikaitkan dengan peluang lebih besar untuk mengalami kanker saluran pencernaan bagian atas.

    Diperkirakan sebanyak 70 persen dari pasokan makanan AS adalah Ultra Processed Food.

    “Dua pertiga kalori yang dikonsumsi anak-anak di AS adalah Ultra Processed, sementara sekitar 60 persen dari pola makan orang dewasa adalah Ultra Processed,” Fang Fang Zhang, profesor madya dan ketua divisi epidemiologi nutrisi dan ilmu data di Universitas Tufts di Boston, mengatakan kepada CNN dalam wawancara sebelumnya. Zhang tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.

    NEXT: Estimasi kematian global karena Ultra Processed Food

    Studi terbaru, yang diterbitkan Senin di American Journal of Preventive Medicine, mengambil langkah tambahan dengan memperkirakan berapa banyak kematian yang dapat dicegah di delapan negara dengan konsumsi Ultra Processed Food rendah, sedang, dan tinggi.

    “Kematian dini yang dapat dicegah akibat konsumsi UPF dapat bervariasi dari 4% di negara-negara dengan konsumsi UPF yang lebih rendah hingga hampir 14% di negara-negara dengan konsumsi UPF tertinggi,” kata penulis utama studi Eduardo Augusto Fernandes Nilson, seorang peneliti di Oswaldo Cruz Foundation di Rio de Janeiro, dalam sebuah pernyataan.

    Namun, penting untuk dicatat bahwa studi tersebut tidak dapat menentukan apakah kematian tersebut disebabkan oleh konsumsi UPF. “Metode studi ini tidak dapat menentukan hal ini,” kata ilmuwan gizi Nerys Astbury, seorang profesor madya diet dan obesitas di Universitas Oxford Inggris, dalam sebuah pernyataan. Ia tidak terlibat dalam studi tersebut.

    Amerika Serikat memiliki tingkat konsumsi Ultra Processed Food tertinggi di dunia, hampir 55 persen dari rata-rata pola makan orang Amerika, menurut studi tersebut. Para peneliti memperkirakan pengurangan penggunaan Ultra Processed Food menjadi nol akan mencegah lebih dari 124.000 kematian di AS pada tahun 2017.

    Di negara-negara dengan konsumsi Ultra Processed Food yang rendah, seperti Kolombia (15% dari populasi), e diet) dan Brasil (17,4%), mengurangi penggunaan hingga nol akan mencegah hampir 3.000 kematian di negara pertama pada tahun 2015 dan 25.000 kematian di negara kedua pada tahun 2017, menurut penelitian tersebut.

  • Kasus Kanker Anus ‘Ngegas’ di Kalangan Wanita AS, Inikah Pemicunya?

    Kasus Kanker Anus ‘Ngegas’ di Kalangan Wanita AS, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Studi terkini yang dipresentasikan pada Digestive Disease Week 2025 (DDW) mengungkapkan, peningkatan kasus kanker anus atau anal cancer yang mengkhawatirkan di kalangan wanita Amerika Serikat (AS), khususnya wanita kulit putih dan Hispanik berusia di atas 65 tahun.

    Dalam studi baru tersebut, para peneliti mempelajari data dari National Cancer Institute tahun 2017 hingga 2021. Mereka menemukan kanker anus telah meningkat sebesar 2,9 persen untuk wanita dan 1,6 persen untuk pria dalam periode lima tahun.

    Lonjakan yang mengkhawatirkan ini telah terdaftar dalam kelompok populasi yang secara tradisional tidak terkait dengan kanker anus, yakni wanita kulit putih dan Hispanik. Dikutip dari United States Census Bureau, istilah ‘Hispanik’ merujuk pada individu yang memiliki keturunan atau latar belakang budaya dari negara-negara berbahasa Spanyol, termasuk Meksiko, Puerto Rico, Kuba, dan negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan.

    “Angka kanker anus meningkat paling cepat di kalangan wanita kulit putih dan Hispanik berusia di atas 65 tahun, kelompok yang secara tradisional tidak dianggap berisiko tinggi,” kata penulis utama Dr Ashley Robinson, residen penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Advocate Lutheran, dikutip dari Times of India, Selasa (6/5/2025).

    Menurut penelitian, lonjakan kasus signifikan terjadi pada wanita kulit putih di atas usia 65 tahun, dengan kenaikan sebesar 4,3 persen selama lima tahun terakhir, 11,4 kasus per 100.000 orang pada 2021. Wanita Hispanik dalam kelompok usia yang sama, dengan 7,5 kasus per 100.000, menunjukkan peningkatan tahunan yang lebih bertahap sebesar 1,7 persen.

    Para peneliti memperkirakan kasus kanker anus pada wanita di atas usia 65 tahun dapat berlipat ganda dalam waktu kurang dari 17 tahun jika tren ini terus berlanjut.

    Kanker anus atau anal cancer bermula di jaringan anus atau lapisan saluran anus, jalur yang menghubungkan anus dengan rektum atau bagian bawah sistem pencernaan. Jika dideteksi lebih dini, kanker ini dapat diobati.

    Gejala kanker anus meliputi perdarahan di rektum, terutama saat buang air besar, benjolan atau massa, nyeri, perubahan pada buang air besar, seperti frekuensi atau konsistensi tinja, tinja bocor, dan merasa ingin buang air besar terus-menerus.

    Apa Pemicunya?

    Meski penyebab pasti kanker anus tidak diketahui, 90 persen kasus terkait dengan jenis Human Papillomavirus (HPV). Namun, sebagian besar orang dengan HPV tidak terkena kanker anus.

    Adapun vaksin HPV disetujui oleh FDA pada tahun 2006, terutama direkomendasikan bagi mereka yang berusia 9 hingga 26 tahun. Tujuannya untuk memberikan sebelum kemungkinan terpapar HPV melalui aktivitas seksual.

    Kasus kanker anus mungkin meningkat di kalangan wanita berusia di atas 65 tahun karena mereka telah melewati usia vaksinasi yang direkomendasikan saat vaksin tersebut tersedia secara luas.

    “Meskipun alasan pasti di balik tren ini masih belum jelas, sebagian besar wanita yang lebih tua telah melewati usia yang direkomendasikan untuk vaksinasi HPV saat pertama kali tersedia secara luas,” kata Robinson.

    Seperti semua jenis kanker, tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker anus. Namun, seseorang dapat mengurangi faktor risiko terkena kanker anus dengan tidak merokok, melakukan hubungan seks yang aman, dan yang terpenting dengan mendapatkan vaksin HPV jika memenuhi syarat untuk mendapatkannya.

    Vaksin ini tidak hanya mencegah kanker anus, tetapi juga kanker mulut dan tenggorokan, kanker serviks, dan kanker penis.

    “Sangat penting bagi kita untuk mempromosikan vaksinasi HPV sebagai alat utama untuk mencegah kanker anus, sekaligus memberi tahu penyedia layanan kesehatan seiring dengan berkembangnya pedoman skrining,” kata Dr Robinson.

    “Temuan ini menyoroti kelompok pasien tertentu yang mungkin mendapat manfaat dari skrining terarah untuk HPV anus dan kanker anus.”

    (suc/naf)

  • Ciri-ciri Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Jangan Sampai Terlambat

    Ciri-ciri Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Jangan Sampai Terlambat

    Jakarta

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi saat ada timbunan lemak, disebut plak, menyumbat pembuluh darah yang selama ini berfungsi mengalirkan darah ke otak dan kepala (arteri karotis). Sumbatan ini berisiko memicu seseorang terkena stroke.

    Walhasil, membutuhkan penanganan medis darurat sesegera mungkin sebelum otak kehilangan sebagian besar atau seluruh suplai darah. Pasalnya, saat stroke, otak tidak mendapatkan oksigen dan sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi secara bertahap. Pada tahap awal, seringnya tidak menunjukkan gejala, sampai kondisinya lebih serius yakni otak kekurangan pasokan darah hingga memicu serangan stroke.

    Dikutip dari Mayo Clinic, dalam kondisi tersebut, umumnya penyumbatan pembuluh darah di otak memicu gejala berikut:

    Mendadak mati rasa atau lemah di wajah dan anggota badan lain, terjadi pada satu sisi tubuh.Tiba-tiba kesulitan berbicara dan memahami pembicaraanAdanya gangguan penglihatan, pada satu atau kedua mata.Pusing dan kehilangan keseimbanganMendadak sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnyaDeliriumPingsan

    Kapan Harus ke Dokter?

    Meskipun gejalanya hanya berlangsung sebentar dan kemudian merasa baik-baik saja, segera temui dokter terdekat untuk memastikan risiko yang bisa terjadi.

    Berbicara dengan dokter bila memiliki faktor risiko penyakit arteri karotis meskipun tidak memiliki gejala. Mengelola faktor risiko dapat melindungi seseorang dari penyumbatan pembuluh darah di otak yang memicu stroke.

    Inikah Pemicunya?

    Penyumbatan pembuluh darah di otak juga bisa terjadi pada usia muda, tergantung faktor risiko masing-masing orang. Khususnya pada mereka yang tidak mengelola kondisi berikut:

    Tekanan darah tinggi

    Terlalu banyak tekanan pada dinding arteri dapat melemahkannya dan membuatnya lebih mudah rusak.

    Merokok

    Nikotin dapat mengiritasi lapisan dalam arteri. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

    Diabetes

    Diabetes menurunkan kemampuan untuk memproses lemak, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.

    Kadar lemak darah tinggi

    Kadar kolesterol lipoprotein densitas rendah yang tinggi dan kadar trigliserida yang tinggi, lemak darah, membantu penumpukan plak.

    Riwayat keluarga

    Risiko penyakit arteri karotis lebih tinggi jika ada kerabat yang menderita aterosklerosis atau penyakit arteri koroner.

    Usia

    Arteri menjadi kurang fleksibel dan lebih mungkin cedera seiring bertambahnya usia.

    Obesitas

    Berat badan berlebih meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan diabetes.

    Sleep apnea

    Henti napas di malam hari dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah di otak.

    Kurang olahraga

    Tidak berolahraga menyebabkan kondisi yang dapat merusak arteri, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    (naf/naf)

  • Singapura Tarik Suplemen Herbal untuk Gula Darah, Berisiko Picu Kejang-Koma

    Singapura Tarik Suplemen Herbal untuk Gula Darah, Berisiko Picu Kejang-Koma

    Jakarta

    Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) pada hari Senin (5 Mei) menarik suplemen dengan klaim menurunkan kadar gula darah setelah ditemukan mengandung obat antidiabetik yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

    Dalam siaran pers, HSA memperingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi “CuraLin Advanced Glucose Support”, karena produk yang diberi label herbal tradisional tersebut telah diuji oleh otoritas selama pemeriksaan rutin untuk mengetahui kandungan glibenclamide dan metformin.

    Glibenclamide dan metformin adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, digunakan untuk mengobati diabetes melitus dan hanya boleh dikonsumsi di bawah pengawasan medis.

    HSA memerintahkan LYC Nutrihealth, yang mengimpor produk tersebut dalam dua kelompok, untuk menghentikan semua penjualan dan menarik keduanya.

    HSA menambahkan bahwa suplemen tersebut didatangkan dari Amerika Serikat dan dipasok secara lokal dengan nomor kelompok berikut:

    Kelompok 2023-19650 dan Kelompok 2023-19651, keduanya kedaluwarsa pada September 2026. Penarikan hingga kini masih berlangsung.

    HSA mengatakan penggunaan glibenklamid atau metformin yang tidak tepat tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan kadar glukosa darah rendah, yang bisa menyebabkan kejang dan koma.

    “Efek samping lainnya termasuk mual, muntah, diare, dan penyakit kuning kolestatik, suatu kondisi di mana aliran empedu tersumbat atau melambat,” kata HSA, dikutip dari CNA, Selasa (6/5/2025).

    Metformin juga dapat menyebabkan asidosis laktat, penumpukan asam yang berbahaya dalam darah dan dapat mengancam jiwa, HSA menambahkan.

    Pasien diabetes yang mengonsumsi suplemen tersebut bersama dengan obat antidiabetik diresepkan, juga berisiko overdosis karena efek aditif dari obat-obatan ini, kata otoritas tersebut.

    Suplemen CuraLin dipasarkan dengan klaim membantu mendukung kadar glukosa darah yang sehat, meningkatkan kadar energi, dan membantu mendukung metabolisme karbohidrat dan lemak.

    Obat ini dijual oleh berbagai penjual dan di platform e-commerce lokal, termasuk Shopee dan Lazada.

    “HSA telah bekerja sama dengan administrator platform e-commerce lokal untuk memastikan bahwa daftar produk yang terpengaruh telah dihapus,” katanya, seraya menambahkan bahwa semua penjual dan pemasok harus segera berhenti menjual produk tersebut.

    Konsumen disarankan untuk segera berhenti mengonsumsi produk tersebut.

    Mereka yang merasa tidak enak badan setelah mengonsumsi produk tersebut, terutama jika mengidap diabetes atau telah mengonsumsi obat antidiabetik lain yang diresepkan secara bersamaan, harus berkonsultasi dengan dokter mereka.

    “Mungkin ada batch atau varian lain dari ‘CuraLin advanced glucose support’ yang dijual di pasaran. Jika ragu, konsumen sebaiknya tidak membeli atau mengonsumsi produk ini,” kata HSA.

    Untuk pengembalian produk yang terdampak, konsumen harus menghubungi pengecer atau penjual tempat mereka membeli produk tersebut.

    HSA mengatakan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan penegakan hukum yang tegas terhadap siapa pun yang menjual dan memasok produk yang ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya.

    Penjual dan pemasok dapat dituntut dan, jika terbukti bersalah, dapat dipenjara hingga dua tahun dan/atau didenda hingga SGD 10.000.

    (naf/kna)

  • Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Tipe 3 dan 4 Ada Nggak Ya? Ini Penjelasannya

    Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Tipe 3 dan 4 Ada Nggak Ya? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    International Diabetes Federation (IDF) atau Federasi Diabetes Internasional resmi mengakui diabetes tipe 5 yang terkait dengan kekurangan gizi. Diabetes tipe 5 ini menyerang remaja dan dewasa muda kekurangan gizi di negara berpenghasilan rendah.

    Terkait penyakit gula darah ini, banyak yang masih bertanya-tanya terkait jenis dan perbedaannya.

    “Kalau tipe 3 sama 4 kayak mana? Kok udah nyampe tipe 5 aja?” tanya salah satu netizen di media sosial Instagram.

    “Tipe 3 dan tipe 4-nya diabetes apa itu ya?” ucap netizen lagi.

    Jenis-jenis diabetes

    Diabetes adalah kondisi rumit yang dapat muncul dalam berbagai bentuk. Selain jenis diabetes yang lebih umum yakni diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional, ada berbagai jenis diabetes lain yang sama pentingnya.

    Berikut penjelasan mengenai tipe-tipe diabetes dirangkum detikcom dari berbagai sumber.

    Diabetes tipe 1

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, diabetes tipe 1 adalah bentuk penyakit gula darah yang terjadi akibat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Kondisi ini menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah.

    Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang memerlukan penanganan harian dengan suntikan insulin dan pemantauan gula darah. Baik anak-anak maupun orang dewasa dapat didiagnosis diabetes tipe 1.

    Diabetes tipe 2

    Diabetes tipe 2 adalah bentuk penyakit gula darah tinggi akibat tubuh tidak memproduksi cukup hormon insulin, atau insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan baik atau yang dikenal sebagai resistensi insulin.

    Kadar gula darah yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti serangan jantung dan stroke, serta masalah pada mata, ginjal, dan kaki. Semua ini disebut komplikasi diabetes.

    Diabetes tipe 3

    Laman Healthline menjelaskan diabetes tipe 3 adalah istilah yang digunakan oleh beberapa peneliti untuk menggambarkan teori bahwa resistensi insulin dan disfungsi faktor pertumbuhan mirip insulin di otak dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

    Namun, diabetes tipe 3 saat ini bukan istilah medis resmi yang diakui. Asosiasi Diabetes Amerika dan organisasi kesehatan besar lainnya tidak mencantumkan penyakit Alzheimer sebagai jenis diabetes dalam klasifikasi mereka.

    Selain itu, beberapa penelitian menggunakan istilah diabetes tipe 3C untuk mengklasifikasikan diabetes pankreatogenik yang mungkin disebabkan oleh pankreatitis. Tipe ini berbeda dengan penyakit Alzheimer.

    Diabetes tipe 3c adalah jenis diabetes yang terjadi ketika penyakit lain menyebabkan kerusakan pada pankreas. Kondisi yang terkait dengan tipe 3c adalah kanker pankreas, pankreatitis, fibrosis kistik, atau hemokromatosis.

    NEXT: Diabetes tipe 4 dan diabetes tipe 5

    Diabetes tipe 4

    Diabetes tipe 4 bukanlah kondisi autoimun seperti diabetes tipe 1 dan tidak terkait dengan berat badan seperti diabetes tipe 2. Sebaliknya, diabetes tipe 4 ini mungkin terkait dengan proses penuaan.

    Diabetes tipe 4 adalah istilah yang diusulkan untuk diabetes yang disebabkan oleh resistensi insulin pada orang tua yang tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Sebuah studi tahun 2015 dengan tikus menunjukkan bahwa tipe diabetes ini mungkin kurang terdiagnosis. Hal ini karena diabetes tipe 4 disebut bisa terjadi pada orang yang tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi sudah berusia lanjut.

    Diabetes tipe 5

    Pada bulan April 2025, diabetes tipe 5 secara resmi diakui oleh Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF) sebagai jenis diabetes yang terkait dengan kekurangan gizi terutama selama masa kanak-kanak atau remaja.

    Diabetes tipe 5 merupakan bentuk penyakit langka yang di masa lalu sering salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 2, yang dapat dipengaruhi oleh pilihan gaya hidup dan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin yang diproduksinya atau diabetes tipe 1, suatu kondisi autoimun yang mengakibatkan kerusakan sel-sel penghasil insulin.

    Diabetes tipe 5 juga dikaitkan dengan kekurangan gizi pada orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sangat rendah, yaitu kurang dari 18,5 kg/m2. Tidak seperti diabetes tipe 2, produksi dan pelepasan glukosa oleh hati ke dalam aliran darah lebih rendah.