Category: Detik.com Kesehatan

  • BPOM RI Teken MoU dengan US Pharmacopeia, Perkuat Posisi Global di Dunia Farmasi

    BPOM RI Teken MoU dengan US Pharmacopeia, Perkuat Posisi Global di Dunia Farmasi

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam kerja sama global. Kali ini, BPOM turut ambil bagian dalam ajang bergengsi United States Pharmacopeia Convention 2025 (USP Convention 2025) yang digelar di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat, pada 6 hingga 8 Mei 2025.

    Forum ini dihadiri lebih dari 500 pemimpin organisasi farmasi dunia dan menjadi momen strategis bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional, khususnya dalam hal pengawasan mutu obat.

    Kepala BPOM Taruna Ikrar sebagai salah satu pembicara utama di sesi pleno, dengan topik Challenges and Progress in Indonesia in Ensuring Access to Quality Medicines and Opportunities for Collaboration with USP. Dalam paparannya, Taruna menjelaskan capaian, tantangan, serta peluang kerja sama antara Indonesia dan USP di bidang kefarmasian.

    “Partisipasi dalam forum ini adalah bukti komitmen Indonesia dalam menjamin mutu obat dan memperluas akses teknologi serta kerja sama internasional,” ujar Taruna.

    BPOM juga mengambil langkah konkret dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) strategis dengan USP. Kesepakatan ini mencakup pengembangan metode analisis baru, riset bersama, pertukaran informasi, hingga kolaborasi di forum ilmiah dan panel ahli. MoU ditujukan untuk memperkuat pengawasan obat dan pangan olahan serta mempercepat adopsi teknologi pengujian modern.

    “Kerja sama ini akan memperkaya kapasitas nasional dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat melalui ketersediaan produk yang aman, bermutu, dan terjangkau,” tegas Taruna.

    Indonesia juga menyatakan dukungan penuh terhadap dua resolusi penting dalam USP Convention. Resolusi II menyoroti akses terhadap obat biologis, sementara Resolusi III menekankan pentingnya ketahanan rantai pasok farmasi global. BPOM menyoroti perlunya percepatan akses ke standar referensi, penyederhanaan regulasi biosimilar, serta penguatan kolaborasi internasional dalam produksi bahan baku dan pengembangan alat uji mutu sederhana.

    Dalam sesi wawancara video yang juga digelar selama forum, Taruna memaparkan bagaimana standar USP telah mendukung penguatan regulasi di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kerja sama global dalam menjaga mutu, keamanan, dan efikasi obat-obatan yang beredar.

    “Kolaborasi dengan USP dan organisasi internasional lainnya sangat penting dalam membangun sistem pengawasan yang modern dan sejajar dengan praktik terbaik dunia,” ujar Taruna.

    Partisipasi aktif dan penandatanganan MoU ini disebut sebagai langkah strategis BPOM dalam mempercepat transformasi sistem pengawasan obat di Indonesia.

    (naf/up)

  • Jangan Abaikan Stroke, Mayapada Hospital Beri Panduan Pencegahannya

    Jangan Abaikan Stroke, Mayapada Hospital Beri Panduan Pencegahannya

    Jakarta

    Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya jika terserang stroke? Penyakit berisiko ini memang harus diwaspadai. Agar selamat dari ancaman stroke, penting bagi kita untuk mengetahui faktor risikonya, memperhatikan gaya hidup, dan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan rutin.

    Walaupun terlihat sederhana, langkah tersebut dapat mencegah kemungkinan terburuk dari penyakit stroke. Spesialis Neurologi Konsultan Neurofisiologi Klinis Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Manfaluthy Hakim, SpN(K) mengatakan terdapat faktor risiko stroke yang dapat dihindari dan faktor risiko yang tak dapat dihindari.

    Contoh faktor risiko yang tak dapat dihindari dan bersifat alami ialah faktor genetik dan usia. dr Manfaluthy mengatakan di antaranya faktor usia (terutama di atas 55 tahun); jenis kelamin, di mana laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan; faktor hormon, dan riwayat keluarga dapat meningkatkan kecenderungan seseorang mengalami stroke.

    “Hal-hal tersebut merupakan kondisi alamiah seseorang yang tak bisa dihindari,” jelas dr Manfaluthy, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).

    Di sisi lain, terdapat faktor risiko yang dapat dihindari, biasanya berkaitan dengan kebiasaan, gaya hidup, atau kondisi yang bisa dipengaruhi oleh individu, antara lain obesitas, kurang aktivitas fisik, pola makan yang buruk, mengonsumsi alkohol dan rokok, hingga adanya penyakit komplikasi, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Dengan perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk, faktor risiko stroke tersebut dapat ditekan secara signifikan.

    Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Tangerang, dr Hananto Pratignyo, SpN, FIN, DiplIPM menerangkan langkah awal pencegahan stroke dapat dimulai dengan menjaga pola makan, biasakan mengonsumsi makanan dengan nutrisi lengkap dari karbohidrat, protein, mineral, hingga serat. Alih-alih mengonsumsi makanan tinggi lemak dan garam, mengonsumsi buah dan sayur jauh lebih baik untuk menghindari kolesterol dan tekanan darah tinggi.

    “Pola makan sehat ini tidak hanya membantu menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga mengurangi risiko obesitas,” kata dr Hananto.

    Kemudian, rutin berolahraga dan beraktivitas fisik, seperti jalan pagi, bersepeda, atau berenang. Lebih lanjut, dr Hananto menjelaskan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat, misalnya olahraga rutin 4-5 kali seminggu.

    “Luangkan waktu sekitar 2,5 jam seminggu untuk berolahraga agar badan lebih fit dan berenergi, juga bantu menjaga berat badan tetap ideal, sirkulasi darah lancar, dan mengurangi stres. Konsistensi adalah kuncinya,” tutur dr Hananto.

    Tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, kesehatan mental pun penting untuk diperhatikan seperti dengan mengendalikan emosi, sebab emosi dapat meningkatkan hormon epinefrin yang menaikkan tekanan darah, memicu adanya hipertensi yang merupakan faktor risiko stroke. Selanjutnya, hindari kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

    Kandungan zat kimia berbahaya pada alkohol dan rokok meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti stroke. Menghindari alkohol dan rokok dapat mengurangi risiko terkena stroke dan meningkatkan kualitas hidup.

    Lalu, periksa dan konsumsi obat-obatan secara rutin bagi yang memiliki riwayat penyakit komplikasi sebagai faktor risiko stroke. Penyakit hipertensi dan diabetes, misalnya, perlu diberikan pengobatan secara teratur agar tekanan darah tetap normal dan kadar gula tetap stabil.

    Hal ini tentunya memberi dampak baik dalam menjaga kesehatan dan mencegah risiko stroke. Tak hanya dengan menjalani gaya hidup sehat dan konsumsi obat-obatan teratur, pencegahan stroke dapat dilakukan dengan deteksi sejak dini lewat skrining stroke yang dapat dilakukan di rumah sakit, seperti Mayapada Hospital.

    Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Kuningan dr Silvester Christanto, SpS memaparkan skrining stroke secara rutin penting untuk mengenali potensi stroke. pemeriksaan dilakukan lewat tes laboratorium untuk cek faktor risiko, seperti kadar gula darah, kolesterol, baik yang jahat (LDL) maupun baik (HDL), trigliserida, fungsi ginjal, sampai faktor pembekuan darah.

    “Semua ini penting sebagai bahan evaluasi kesehatan secara menyeluruh,” ujar dr Silvester.

    Deteksi stroke sejak dini sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko stroke. Untuk melakukannya, kunjungi layanan kesehatan khusus saraf dan otak seperti layanan Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital yang menyediakan skrining nyeri kepala dan skrining stroke.

    Pasien juga dapat membuat jadwal skrining rutin dengan mudah dan cepat melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Lain halnya jika pasien atau keluarga pasien mengalami serangan stroke mendadak, maka segera hubungi layanan kegawatdaruratan Stroke Emergency Mayapada Hospital yang siaga 24 jam untuk menangani stroke dengan protokol internasional Door to Needle kurang dari 60 menit bagi pasien stroke sumbatan.

    Stroke Emergency Mayapada Hospital dapat dihubungi melalui 150990 atau melalui fitur button Emergency Call yang ada di aplikasi MyCare. Untuk mendukung gaya hidup sehat sebagai upaya mencegah stroke, MyCare juga memiliki beragam fitur seperti Personal Health, yang dapat memantau langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, atau melihat Body Mass Index (BMI).

    Ada juga fitur Health Article & Tips yang menyajikan ragam artikel edukasi dan tips kesehatan dari dokter. Segera unduh MyCare di Google Play maupun App Store, dan dapatkan poin untuk potongan harga berbagai jenis layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Tahapan Gejala Gagal Ginjal Stadium Awal hingga Akhir, Jangan Anggap Sepele!

    Tahapan Gejala Gagal Ginjal Stadium Awal hingga Akhir, Jangan Anggap Sepele!

    Jakarta

    Penyakit ginjal kronis menandakan adanya kerusakan pada organ tersebut yang membuat tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Ginjal berperan sebagai penyaring dalam tubuh, baik menyaring limbah, racun, dan air berlebih dari darah.

    Fungsi lainnya yakni menjaga kesehatan tulang dan sel darah murah. Bila fungsi ginjal terganggu dan tidak lagi bisa menyaring limbah, walhasil limbah menumpuk dalam darah.

    Penyakit ginjal disebut kronis karena fungsinya menurun secara perlahan seiring waktu, hingga fatalnya memicu gagal ginjal. Tidak semua penyakit ginjal kronis disebut gagal ginjal, terkecuali sudah memasuki stadium akhir.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ada lima stadium penyakit ginjal kronis. Stadium tersebut didasarkan pada seberapa baik ginjal menyaring limbah dari darah. Tes darah dan urine yang bisa menentukan stadium penyakit ginjal kronis.

    Tahapannya berkisar dari sangat ringan (stadium 1) hingga gagal ginjal (stadium 5). Penyedia layanan kesehatan menentukan stadium fungsi ginjal berdasarkan laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR adalah angka yang didasarkan pada jumlah kreatinin, produk limbah, yang ditemukan dalam darah.

    Berikut perbedaan gejalanya:

    Stadium 1

    Pada tahap 1, fungsi ginjal pasien masih berada di angka 90 persen atau lebih. Umumnya, di kasus ini, tidak ada gejala apa pun yang dirasakan, karena kerusakan pada ginjal relatif ringan dan ginjal masih berfungsi dengan baik. Keberadaan protein dapat dideteksi dalam urine.

    Stadium 2

    Pada stadium 2, fungsi ginjal akan menurun menjadi antara 60 hingga 89 persen, artinya mulai terjadi kerusakan lebih tinggi.

    Sama seperti stadium 1, ginjal mungkin masih berfungsi normal dan tidak ada gejala yang muncul. Tanda-tanda lain yang dapat dideteksi adalah protein dalam urine atau kerusakan fisik.

    Stadium 3

    Pada tahap ini, fungsi ginjal semakin menurun di angka 30 dan 59 persen. Penyakit ginjal kronis di stadium 3 membuat ginjal seseorang mulai tidak bekerja dengan baik dalam menyaring limbah dan cairan ekstra dari darah.

    Sampah akan mulai menumpuk dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan gangguan pada tulang.

    Penyakit ginjal stadium 3 juga membuat pasien seperti merasa lelah dan lemah, pembengkakan di tangan atau kaki juga bisa mulai muncul.

    Stadium 4

    Nilai fungsi ginjal menurun antara 15 dan 29 persen, menandakan pasien sudah memasuki stadium 4 kerusakan ginjal. Ini berarti tubuh menumpuk lebih banyak sampah, racun, dan cairan.

    Akibatnya, pasien juga dapat menghadapi masalah kesehatan lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit tulang, dan bahkan masalah jantung.

    Gejala yang muncul, seperti pembengkakan tangan dan kaki, nyeri punggung bawah, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.

    Stadium 5

    Gagal ginjal total atau penyakit ginjal stadium akhir mengancam jiwa karena penumpukan racun dan sampah berada pada tahap kritis. Fungsi ginjal bahkan tersisa kurang dari 15 persen, bahkan ginjal mungkin sudah tidak lagi berfungsi.

    Penumpukan racun dapat membuat pasien sakit parah, dan agar dapat bertahan hidup, pasien mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

    Beberapa gejala gagal ginjal meliputi pembengkakan kaki, kelelahan parah, kehilangan nafsu makan, serta mual atau muntah.

    (naf/naf)

  • RI Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin Baru TBC, Sudah Sampai Mana?

    RI Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin Baru TBC, Sudah Sampai Mana?

    Jakarta

    Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mengikuti uji coba vaksin baru tuberkulosis (TBC) besutan Bill & Melinda Gates Foundation. Selain Indonesia, lokasi uji coba lain dilakukan pada wilayah dengan beban kasus TBC yang relatif tinggi yakni India dan Afrika.

    Setiap tahun, hampir 100 ribu orang meninggal karena TBC di Indonesia. Sementara vaksin BCG untuk TBC yang saat ini tersedia sudah ditemukan sejak 1921, yang artinya berusia 104 tahun. Efektivitas vaksin hanya mampu mencegah risiko kasus berat dan kematian di kelompok anak-anak.

    Director for South and Southeast Asia Gates Foundation Hari Menon menyebut kandidat vaksin baru TBC yang disebut M72 sebenarnya masih dalam tahap uji coba awal.

    Pada tahap awal, uji coba dilakukan di Afrika Selatan dan Indonesia. Dibutuhkan beberapa tahun untuk mendapatkan merampungkan uji klinis hingga didapatkan hasil.

    “Jika berhasil, itu perlu ditingkatkan dan pada saat itu tentu saja mitra lokal seperti Bio Farma akan sangat penting. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu memproduksi vaksin dalam jumlah besar dengan biaya rendah. India juga,” terang Hari dalam diskusi media Rabu (7/5/2025).

    “Jika vaksin tersebut berhasil, kita tentu perlu mempertimbangkan kemitraan manufaktur di India, Indonesia, dan negara-negara lain. Saat ini masih sangat awal.”

    Terpisah, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut vaksin TBC baru sangat dibutuhkan di tengah beban kasus kematian yang terus meningkat.

    Diharapkan lebih efektif untuk mencegah risiko gejala berat pada semua kelompok.

    “Vaksin BCG efektivitasnya utamanya hanya untuk masa anak-anak saja mencegah TBC berat dan kematian akibat TBC pada anak. Jadi sudah amat patut dibuat vaksin baru yang jauh lebih efektif,” kata Pro Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Rabu (7/5).

    (naf/kna)

  • Resep Bugar Ayu Puspa, Selebgram yang Viral karena Tren Kim Seon Ho Smile

    Resep Bugar Ayu Puspa, Selebgram yang Viral karena Tren Kim Seon Ho Smile

    Jakarta

    Selebgram Ayu Puspa viral belakangan ini viral karena senyumannya dalam tren Kim Seon Ho Smile Challenge. Di balik senyumnya yang ikonik, Puspa ternyata cukup menjaga pola hidup sehat, salah satunya adalah dengan berolahraga.

    Dia mengaku sering olahraga dengan treadmil. Selain itu, zumba dan jalan kaki lebih sering dilakukannya.

    “Treadmil seminggu dua kali, lebih sering, zumba, sama jalan kaki. Zumbanya di rumah sambil nonton tv, nggak jauh-jauh.” kata Puspa kepada detikcom di Studio Trans TV, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2025).

    “Pokoknya apapun yang membakar kalori.” tambahnya.

    Selain rajin olahraga, Puspa juga menjalani pola makan yang sehat. Dia mengurangi asupan gula dan nasi dalam kesehariannya. Puspa mengaku masih tetap makan nasi meski hanya sekali sehari.

    “Kalau Puspa lapar malamnya, kadang Puspa ganti pakai buah, minum air putih yang banyak. pokoknya gimana caranya perut ini kenyang. Tapi akhirnya terbiasa sih,” ujarnya.

    Dalam sebuah unggahan di media sosial, Puspa mengaku sempat mengalami kenaikan badan dari 50 ke 64 kg hanya dalam waktu dua bulan. Hal tersebut diakui Puspa karena sering mengkonsumsi minuman instan yang manis.

    “Iya itu karena puspa minum minuman instan gitu yang manis-manis naik drastis dua bulan.” kata Puspa, menjelaskan unggahan tersebut.

    Meski demikian, dia berhasil menurunkan kembali berat badannya sebanyak 15 kg dari 64 kg ke 49 kg dalam waktu enam bulan, berkat rutinitas olahraga dan pola makan sehatnya. Dengan berat badannya sekarang, Puspa badannya lebih ringan, lebih fresh, tidak mudah lelah, dan mudah fokus.

    (elk/up)

  • Kenali Gejala Asam Lambung Naik, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Kenali Gejala Asam Lambung Naik, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Jakarta

    Asam lambung naik terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan dan tenggorokan.Asam lambung sebenarnya bukan sebuah penyakit, melainkan sejenis cairan asam yang normalnya diproduksi oleh lapisan lambung.

    Dikutip dari Healthline, cairan asam lambung berwujud encer dan tidak berwarna, serta berfungsi untuk memecah makanan agar lebih mudah dicerna. Cairan asam yang diproduksi lambung itu dikenal juga dengan nama asam klorida (HCl).

    Produksi cairan asam lambung yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan seperti acid reflux maupun Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Kondisi inilah yang oleh orang awam kerap disebut penyakit asam lambung atau asam lambung naik

    Gejala Asam Lambung Naik

    Dikutip dari WebMd dan Cleveland Clinic, gejala umum dari asam lambung naik yaitu:

    Sensasi terbakar di dada (nyeri ulu hati) atau lebih dekat ke perut.Rasa asam atau pahit yang naik ke tenggorokan atau mulut.

    Sementara itu, gejala asam lambung naik juga bisa meliputi:

    KembungDisfagia atau sensasi makanan tersangkut di tenggorokanCegukan yang tak kunjung redaMualBau atau rasa tidak enak di mulutNyeri di dadaSendawaAsmaBatuk kering, suara serak, atau sakit tenggorokan kronis.Penyebab Asam Lambung Naik

    Untuk bisa masuk ke kerongkongan, asam harus melewati katup di bagian bawah kerongkongan yang mencegahnya naik kembali. Katup itu disebut dengan Lower esophageal sphincter (LES) atau sfingter esofagus bagian bawah.

    LES akan terbuka saat seseorang menelan, lalu menutup lagi untuk menahan zat-zat di dalam perut. Selain itu, LES juga akan terbuka untuk mengeluarkan gelembung gas saat seseorang bersendawa atau cegukan. Dikutip dari Mayo Clinic, LES yang melemah atau tidak rileks dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

    Faktor Risiko Asam Lambung Naik

    Faktor risiko umum dari asam lambung naik yaitu:

    Berbaring setelah makanMemiliki berat badan berlebih atau obesitasMakan camilan menjelang tidurMengonsumsi makanan seperti jeruk, tomat, coklat, daun mint, bawang putih, bawang bombay, atau makanan pedas atau berlemak.Minum minuman seperti alkohol, minuman berkarbonasi, kopi, atau tehMerokokSedang hamilMengkonsumsi aspirin, ibuprofen, pelemas otot tertentu, atau obat tekanan darah

    (elk/suc)

  • Dokter Jantung Bicara Tips Biar Tak Mudah Kolaps saat Olahraga Berat

    Dokter Jantung Bicara Tips Biar Tak Mudah Kolaps saat Olahraga Berat

    Jakarta

    Olahraga merupakan salah satu faktor penting dalam menerapkan gaya hidup sehat. Perlu diperhatikan, jangan sampai olahraga yang dilakukan justru berakibat fatal pada jantung hingga memicu kolaps, bahkan kematian.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menjelaskan semua jenis olahraga berat yang memicu kenaikan denyut jantung secara cepat dan mendadak memang meningkatkan risiko masalah henti jantung. Namun, semua itu tidak akan menjadi masalah jika orang tersebut memiliki jantung yang sehat.

    dr Susetyo mengatakan kolaps ketika berolahraga seringkali terjadi pada seseorang yang sudah memiliki masalah jantung sebelumnya. Masalah pada jantung mungkin belum menampakkan gejala, sehingga pasien tidak tahu dan mengalami kolaps saat berolahraga berat.

    “Sering ada yang bertanya soal hiking atau olahraga berat triathlon. Asalkan tidak ada penyakit kondisi jantung berat, itu bisa saja dilakukan,” kata dr Susetyo ketika ditemui awak media di Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

    “Makanya sebenarnya rekomendasi kami, sebelum individu itu melakukan olahraga tipe berat, itu hendaknya harusnya melakukan skrining kardiovaskular untuk memastikan, kita aman nggak sih untuk melakukan olahraga itu,” sambungnya.

    Pemeriksaan jantung biasanya meliputi tes treadmill, elektrokardiogram (EKG), dan ekokardiografi. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan jantung sehat, olahraga berat apapun sebenarnya aman dilakukan.

    Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan secara berkala agar kondisi jantung terus terpantau. Langkah ini penting mengingat sebenarnya kolaps atau henti jantung mendadak tidak hanya terjadi saat berolahraga berat, bahkan bisa saat diam atau tidur.

    “Memang kita akui ketika melakukan aktivitas berat, aktivitas itu lebih memberikan risiko terhadap timbulnya henti jantung mendadak, tapi prinsipnya henti jantung mendadak itu bisa terjadi pada setting aktivitas apapun,” tandasnya.

    Berikut ini sederet tips olahraga sehat dan aman untuk jantung agar tidak kolaps:

    Pemeriksaan jantung secara rutin.Melakukan pemanasan dan pendinginan untuk menghindari perubahan tekanan darah yang drastis.Sesuaikan intensitas olahraga dengan kondisi tubuh dan usia.Jangan memaksakan diri jika tidak kuat.Menjaga hidrasi selama olahraga, khususnya di cuaca panas.Lebih peka dengan sinyal tubuh seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, atau lelah berlebihan. Jika muncul gejala seperti itu, segera hentikan dan cari bantuan medis.

    (avk/naf)

  • Tertarik Egg Freezing seperti Luna Maya? Dokter Ungkap Syaratnya

    Tertarik Egg Freezing seperti Luna Maya? Dokter Ungkap Syaratnya

    Jakarta

    Jauh sebelum rencana pernikahan dengan Maxime Bouttier, artis Luna Maya sudah melakukan prosedur egg freezing pada tahun 2021. Egg freezing merupakan prosedur medis untuk mengambil dan membekukan sel telur wanita di tempat penyimpanan khusus.

    Prosedur ini bertujuan untuk menjaga kesuburan, khususnya bagi wanita yang ingin menunda kehamilan karena alasan kesehatan, karier, atau belum menemukan pasangan. Wanita nantinya bisa menyimpan sel telur terbaik sebelum akhirnya menemukan pasangan tepat untuk memiliki anak.

    “Jadi telurnya itu dilakukan stimulasi, biasanya dilakukan saat muda pada saat masih usia paling bagus ya di bawah 35 saat cadangan telurnya masih banyak dan juga kita mempercayai bahwa memiliki kromosom-kromosom yang bagus pula,” kata spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG ketika dihubungi detikcom, Rabu (7/5/2025).

    Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila ingin menjalani egg freezing. Pertama, dr Fadli menyarankan prosedur ini dilakukan pada usia 21-35 tahun. Jika melewati waktu tersebut, sel telur yang bisa disimpan akan menjadi lebih sedikit.

    Selain itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini. Hindari kebiasaan merokok dan alkohol untuk menjaga kualitas sel telur.

    dr Fadli juga mengingatkan untuk menjaga berat badan ideal dengan indeks massa tubuh normal di angka 25.

    “Wanita tersebut juga akan dilakukan pemeriksaan. Ini untuk memastikan tidak ada penyakit-penyakit bawaan. Jadi dilakukan pemeriksaan darah ya,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Michelle Obama Sampai Terapi, Begini Kondisinya Hadapi Fase Baru Kehidupan

    Michelle Obama Sampai Terapi, Begini Kondisinya Hadapi Fase Baru Kehidupan

    Jakarta

    Mantan Ibu Negara AS Michelle Obama mengungkapkan dirinya yang sedang menjalani terapi untuk menjalani fase kehidupan berikutnya di dalam hidupnya. Dalam podcast On Purpose milik Jay Shetty, terapi ini dilakukannya untuk membantu mengarahkan hidupnya setelah suaminya, Barack Obama, tidak menjabat lagi sebagai Presiden Amerika Serikat.

    “Pada fase kehidupan saya ini, saya sedang menjalani terapi karena sedang bertransisi. Saya berusia 61 tahun, telah menyelesaikan hal yang sangat sulit dalam hidup dengan keluarga yang utuh,” terang Michelle, dikutip dari People.

    “Saya seorang ibu yang anaknya sudah dewasa. Anda tahu, anak-anak perempuan saya sudah dewasa, mereka sudah siap. Dan sekarang untuk pertama kalinya, seperti yang saya katakan sebelumnya, setiap pilihan yang saya buat sepenuhnya adalah milik saya,” sambungnya.

    Sebelumnya, muncul rumor perceraian antara Barack Obama dengan Michelle. Tetapi, hal itu ia tepis dan mengaku pernah mengalami kesepian dalam rumah tangganya karena sang suami yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai presiden.

    Kini, Michelle mengaku sudah tidak punya alasan lagi untuk memikirkan apa yang dibutuhkan anak-anaknya, suami, bahkan negara. Wanita 61 tahun hanya perlu memikirkan dirinya sendiri dengan bantuan terapi.

    Michelle telah menjalani terapi selama bertahun-tahun dan menyebutnya sebagai ‘penyegaran’.

    “Biarkan saya menghilangkan beberapa kebiasaan lama. Biarkan saya memilah-milah rasa bersalah lama yang telah saya bawa. Hubungan dengan ibu saya telah mempengaruhi cara berpikir tentang berbagai hal,” tuturnya.

    “Jadi, saya mendapat penyegaran untuk fase berikutnya ini karena saya percaya ini adalah fase yang sama sekali berbeda dalam hidup saya,” tambah Michelle.

    Michelle mengaku kini sudah dapat melakukan apapun yang diinginkannya. Ia merasa bebas dari apa saja yang selama ini dipendam.

    Dia juga menyinggung bagaimana kebebasan yang baru ditemukannya ini berpapasan dengan pengawasan publik yang terus-menerus memicu gosip dan spekulasi tentang status pernikahannya dengan Obama.

    “Itulah yang kami sebagai wanita perjuangkan, mengecewakan orang lain. Maksud saya, begitu mengecewakannya sampai-sampai tahun ini orang-orang bahkan tidak dapat memahami bahwa saya membuat pilihan untuk diri sendiri. Mereka malah berasumsi bahwa saya dan suami saya akan bercerai,” jelas Michelle.

    “Tidak mungkin seorang wanita dewasa hanya membuat rangkaian keputusan sendiri, bukan? Tetapi, itulah yang dilakukan masyarakat pada kami. Jika keputusan itu tidak sesuai dengan stereotip mereka, itu akan dicap sebagai sesuatu yang negatif dan mengerikan,” pungkasnya.

    (sao/suc)

  • Video: Indonesia Bakal Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates

    Video: Indonesia Bakal Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates

    Video: Indonesia Bakal Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates