Category: Detik.com Kesehatan

  • Kemenkes RI Keluarkan Edaran Waspadai COVID-19, Ungkap Situasi Terkini

    Kemenkes RI Keluarkan Edaran Waspadai COVID-19, Ungkap Situasi Terkini

    Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus COVID-19. Tren di Indonesia mengalami penurunan pada pekan ke-20 dengan varian virus yang dominan adalah MB.1.1.

    Edaran tertanggal 23 Mei 2025 tersebut ditujukan kepada sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan seluruh provinsi dan direktur Rumah Sakit seluruh Indonesia.

    Disebutkan, peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia terjadi sejak minggu ke-12 2025 hingga saat edaran tersebut dikeluarkan. Beberapa negara yang mengalami peningkatan kasus adalah Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

    “Varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1),” tulis Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, dalam pengantar edaran tersebut.

    Ditegaskan juga, transmisi penularan COVID-19 saat ini masih relatif rendah, demikian juga dengan angka kematian. Di Indonesia sendiri, terjadi penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan positivity rate 0,59 persen.

    “Varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” lanjutnya.

    Situasi terkini di Indonesia

    Laporan perkembangan situasi COVID-19 di minggu epidemiologi ke-20 2025 Kemenkes RI menyebut terjadi penambahan 61.938 kasus antara minggu ke-18 hingga minggu ke-20. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 282 kematian.

    Tiga negara dengan penambahan kasus paling tinggi adalah Inggris dengan 1.276 kasus, Brasil dengan 1.299 kasus, dan Yunani dengan 507 kasus. Di Indonesia, terjadi penambahan 2 kasus di minggu ke-20 yakni di DK Jakarta dan Lampung dan total 153 konfirmasi kasus sepanjang 2025 dengan nol kematian.

    Dalam edarannya, Kemenkes menyampaikan arahan antara lain kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kekarantinaan Kesehatan, untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan. Termasuk, melakukan pengamatan suhu tubuh dengan thermal scanner.

    “Menggunakan masker jika sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam,” pesan Kemenkes untuk pelaku perjalanan.

    Beberapa varian virus SARS-Cov-2 yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagai berikut.

    Variants of Interest (VOIs):

    Variants Under Monitoring (VUMs):

    KP.2KP.3KP.3.1.1JN.1.18LB.1LP.8.1XEC (3 Feb 2025)

    (up/up)

  • Dokter Gizi Jelaskan Alasan Logis Minyak Babi Tak Sesehat Minyak Zaitun

    Dokter Gizi Jelaskan Alasan Logis Minyak Babi Tak Sesehat Minyak Zaitun

    Jakarta – Terlepas dari status non halal, minyak babi memang bukan termasuk minyak yang sehat. Setidaknya dibanding minyak-minyak nabati seperti minyak zaitun dan minyak canola.

    “Sebetulnya, nah itu tadi. Pengolahannya. Aku tidak pernah melihat ya minyak babi itu buat dressing salad,” kata dokter gizi klinis, dr Dessy Suci R SpGK, dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (30/5/2025).

    “Pasti akan dipanaskan gitu. Soalnya gurih,” lanjutnya.

    Pemanasan pada suhu tinggi saat menggoreng, menurut dr Dessy, mengubah kandungan saturated fatty acid atau asam lemak jenuh menjadi lemak trans. Jenis lemak ini berkaitan dengan berbagai risiko kesehatan seperti stroke hingga serangan jantung.

    “Artinya si ikatan-ikatan yang ada di lemaknya itu, dia juga akan rusak,” jelas dr Dessy.

    Selain itu, kandungan lemak jenuh juga berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol di dalam tubuh. Di dinding pembuluh darah, kolesterol bisa memicu penumpukan plak yang menyebabkan penebalan dan pengerasan atau atheroschlerosis.

    (up/up)

  • Buka-bukaan Dokter Gizi soal Lemak Jahat di Balik Ayam Goreng Minyak Babi

    Buka-bukaan Dokter Gizi soal Lemak Jahat di Balik Ayam Goreng Minyak Babi

    Jakarta

    Minyak babi atau lard tengah jadi perbincangan gara-gara ketahuan dipakai di Ayam Goreng Widuran, Solo. Bukan hanya karena non halal, polemik minyak babi juga mengingatkan soal bahaya lemak jahat yang terkandung di dalamnya.

    Secara umum, Spesialis Gizi dari Alia Hospital, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK mengatakan kandungan lemak dalam minyak goreng punya risiko meningkatkan kolesterol. Tak terkecuali, minyak babi.

    “Dari segi kalori pun, minyak ini, kalau lemak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat dia memang kalorinya paling tinggi,” jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    “Artinya kalau penumpukan kalori-kalori yang cukup tinggi ini, berarti dia akan menyumbang kalori yang cukup besar, yang nanti akhirnya ke surplus kalori yang menyebabkan obesitas,” jelasnya.

    Ayam Goreng Widuran Solo jadi polemik karena menggunakan lard atau minyak babi yang notabene non halal. Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

    Kadar kolesterol yang tinggi di dalam tubuh, menurut dr Dessy, berhubungan dengan timbunan plak di pembuluh darah. Salah satu dampaknya adalah atherosclerosis, yakni penebalan dan penyempitan dinding pembuluh darah yang disertai pengerasan, yang sewaktu-waktu bisa memicu stroke maupun serangan jantung.

    Kandungan lain yang perlu diwaspadai adalah saturated fatty acid atau asam lemak jenuh yang di dalam minyak babi komposisinya kira-kira mencapai 40 persen. Di kalangan medis, asupan lemak jenuh dalam jangka panjang banyak dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan.

    “Apalagi dia dipanaskan di suhu tinggi ya. Artinya si ikatan-ikatan yang ada di lemaknya itu, dia juga akan rusak, yang nantinya juga bisa beralih lagi jadi trans fat yang lebih sering kita dengar ya. Lemak trans itu yang kurang bagus buat kesehatan,” terangnya.

    NEXT: Pepes dan alternatif minyak yang lebih sehat

    Bicara soal alternatif minyak, dr Dessy menyebut beberapa minyak nabati punya kandungan lemak yang lebih sehat. Di antaranya olive oil atau minyak zaitun, serta minyak canola.

    Meski demikian, proses pemasakan tetap perlu diperhatikan. Minyak zaitun misalnya, tetap akan kehilangan manfaatnya jika digunakan untuk deep fry. Lebih sehat jika minyak ini digunakan untuk dressing salad yang memang tidak dipanaskan.

    Lalu bagaimana dengan ayam goreng?

    “Ya nggak usah digoreng, jadi kaya pepes tuh. Pepes kan nggak digoreng,” saran dr Dessy.

    Dengan menghindari goreng menggoreng, dr Dessy menyebut bukan cuma risiko lemak jahat yang bisa dihindari. Risiko kerusakan protein akibat pemanasan terlalu tinggi juga lebih minimal dengan alternatif pengolahan selain goreng.

    “Kalau goreng itu suhunya itu sekitar 180-300 (derajat celcius), artinya protein yang waktu digorengnya itu pun akan banyak rusak karena suhu yang terlalu tinggi,” jelas dr Dessy.

    Simak Video “Video: Mengenal Lemak Trans yang Berisiko Munculkan Penyakit Jantung”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Terasa Ingin BAB saat Berhubungan Intim? Mungkin Ini Penyebabnya

    Terasa Ingin BAB saat Berhubungan Intim? Mungkin Ini Penyebabnya

    Jakarta – Terasa ingin BAB (Buang Air Besar), atau bahkan kelepasan sedikit, saat berhubungan intim? Para pakar menyebut hal ini ‘tidak abnormal’, tapi juga bukan berarti umum terjadi.

    Dokter kandungan yang juga penulis ‘Healthy Sex Drive, Healthy You’, Diana Hope, menyebut senyawa mirip hormon sebagai salah satu penyebab. Saat orgasme, tubuh melepas prostaglandin yang menyebabkan rahim kontraksi dan mengalirkan lebih banyak darah di area panggul bawah.

    Dampak positifnya, terjadi lubrikasi yang memang dibutuhkan untuk hubungan seks. Namun begitu, dampak negatifnya bisa juga membuat seseorang lebih sulit menahan buang air kecil maupun besar.

    “Ini bisa menyebabkan keluarnya sedikit urine dan kotoran,” katanya, dikutip dari Womensmagazine.

    Kemungkinan lainnya adalah kondisi medis seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS). Dokter kandungan di Los Angeles, Michael Tahery, mengatakan kondisi neurologis seperti ini bisa menyebabkan tekanan yang cukup untuk mendorong kotoran di dalam usus besar.

    Selain itu, pergerakan usus saat berhubungan seks juga bisa berkaitan dengan intensitas orgasme. Kemampuan sphincter atau otot melingkar yang berfungsi sebagai katup di bagian anus untuk mengontrol buka-tutup anus juga bisa berpengaruh.

    “Bagi sebagian orang, bisa juga ada alasan medis yang membuat sphincter melemah,” kata Tahery.

    (up/up)

  • Video: Anak Usia Under 1 Tahun Tak Boleh Minum Madu, Ini Alasannya

    Video: Anak Usia Under 1 Tahun Tak Boleh Minum Madu, Ini Alasannya

    Video: Anak Usia Under 1 Tahun Tak Boleh Minum Madu, Ini Alasannya

  • Lagi Tak Enak Badan? Coba Sambal Bawang, Ini Manfaatnya Menurut Internis

    Lagi Tak Enak Badan? Coba Sambal Bawang, Ini Manfaatnya Menurut Internis

    Jakarta – Sambal bawang, bagi sebagian orang merupakan ‘comfort food’ yang dimakan saat kondisi-kondisi tertentu. Saat sedang tidak enak badan, kombinasi pedas dan gurih dari sambal bawang bisa bikin tubuh terasa lebih enakan.

    Dikutip dari Healthline, bawang putih dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Ini karena adanya senyawa bernama alilin.

    Ketika bawang putih dihancurkan atau dikunyah, alilin akan berubah menjadi allicin yang mengandung sulfur. Namun, allicin tidak stabil, sehingga cepat berubah menjadi senyawa lain yang mengandung sulfur yang dianggap memberikan khasiat obat pada bawang putih.

    Senyawa-senyawa ini terbukti dapat meningkatkan respons melawan penyakit dari beberapa jenis sel darah putih dalam tubuh ketika mereka berhadapan dengan virus, seperti virus yang menyebabkan flu biasa.

    Senada, konsultan alergi dan imunologi klinik, dr Muthmainnah, SpPD-KAI mengatakan kombinasi dari cabai dan bawang ini memang bisa membuat badan lebih bugar saat dikonsumsi.

    “Kandungan vitamin, capsaicin dari cabai, dan allicin dari bawang putih dalam sambal bawang memberikan efek menyegarkan, meningkatkan imun, dan melepaskan hormon endorfin yang menyebabkan badan terasa nyaman setelah konsumsi,” kata dr Muthmainnah saat dihubungi detikcom, Kamis (29/5/2025).

    Namun, rasa nikmat sambal bawang ini juga bisa menyebabkan masalah pada sistem pencernaan jika dikonsumsi terlalu banyak.

    “Efek pedasnya gimana? Selama itu tidak menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang, misal pedasnya bikin asam lambung jadi kumat, ya dalam porsi terbatas dan tidak berlebihan, masih aman,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Khawatir Makanan Mengandung Minyak Babi? Ciri Ini Mungkin Bisa Dikenali

    Khawatir Makanan Mengandung Minyak Babi? Ciri Ini Mungkin Bisa Dikenali

    Jakarta – Penandaan untuk makanan yang mengandung minyak babi memang sepenting itu. Sebab, secara kasat mata hidangan yang mengandung minyak babi memang sulit dikenali.

    Menurut spesialis gizi klinik dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK, memang tidak mudah untuk membedakan makanan yang diolah memakai minyak babi dengan yang tidak. Minyak babi memang memiliki aroma yang amis, tapi sulit dibedakan ketika sudah dimasak.

    “Soalnya kan aromanya udah nyampur sama apa yang dimasak itu ya. Cuma, kalau yang saya ketahui, dia aftertaste-nya pun kadang agak beda. Jadi kalau yang si penggunaan minyak babi ini dia ada aftertaste yang lebih berasa berlemak,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    Jika tanpa ada campuran produk hewan yang dimasak, rasa amisnya cukup berlebihan mungkin bisa menjadi salah satu pembedanya. Namun, terkadang ada bakmi yang ada campuran daging, itulah yang sulit dibedakan.

    Namun, jika dihadapkan dengan minyak yang belum diolah, maka terlihat perbedaannya. Minyak babi memiliki titik leleh yang lebih tinggi yaitu di 30-40 derajat celcius, sementara minyak kelapa sawit di 24-26 derajat celcius. Ketika dalam keadaan sama-sama beku, misalnya di udara yang cukup dingin, maka minyak babi warnanya lebih pucat, sementara minyak kelapa terlihat lebih putih.

    “Kalaupun pada saat dia sama-sama mencair si minyak babi ini warnanya juga akan lebih pucat, jadi kuning pucat, kalau yang si minyak kelapa itu kan dia lebih ke kuning bening. Perbedaannya itu sih secara visualnya,” kata dr Dessy.

    (elk/up)

  • Dokter Gizi Jelaskan Alasan Logis Minyak Babi Tak Sesehat Minyak Zaitun

    Gurih-Renyah Cuma di Lidah, Ini Risiko Jangka Panjang Mengonsumsi Minyak Babi

    Jakarta – Minyak babi mengandung lemak jenuh yang tidak baik untuk kesehatan. Di luar faktor non halal, minyak babi dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

    Spesialis Gizi dari Alia Hospital, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK mengatakan minyak babi biasanya digunakan untuk menggoreng atau menumis. Karena faktor pemanasan, konsumsi minyak babi bisa berpotensi meningkatkan kolesterol.

    “Jadi dia akan menyebabkan peningkatan kolesterol. Kemudian dari segi kalori pun, minyak ini, kalau lemak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat dia memang kalorinya paling tinggi,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025.)

    “Artinya kalau penumpukan kalori-kalori yang cukup tinggi ini, berarti dia akan menyumbang kalori yang cukup besar, yang nanti akhirnya ke surplus kalori yang menyebabkan obesitas. Nah obesitasnya ini dia juga berisiko ke penyakit metabolik. Selain dari penumpukan si plak kolesterolnya itu, yang sering kita dengar atherosclerosis itu ya. Kemudian kondisi obesitasnya ini sendiri, dia juga menyebabkan penyakit metabolik, seperti diabetes, hipertensi,” tambahnya

    Menurut dr Dessy, dari komposisinya saja, minyak babi sudah kurang baik, yaitu mengandung saturated fatty acid atau asam lemak jenuh. Ditambah dengan proses pemanasan dalam menggoreng, struktur lemaknya berubah jadi lemak jahat.

    “Jadi tetap disarankannya adalah dengan minyak-minyak yang nabati tadi yang kandungannya lebih baik, jadi seperti olive oil, minyak canola,” kata dr Dessy.

    Selain itu, minyak ikan juga lebih direkomendasikan. Meski demikian, proses memasaknya tetap perlu diperhatikan.

    “Kalaupun pakai minyak zaitun, sebetulnya tidak diperbolehkan untuk deep fried itu juga. Strukturnya akan rusak dan akhirnya tidak memberikan manfaat juga.
    Jadi lebih baik adalah kita perhatikan juga cara pengolahan makanannya itu bukan yang dengan menggoreng dengan minyak yang banyak itu deep fried itu, tapi lebih ke minyaknya Itu tadi bisa untuk dressing salad, Seperti itu yang tidak dipanaskan,” tambah dr Dessy.

    (elk/up)

  • Harus Banget Minum Susu 2 Liter Sehari? Ini Saran Dokter Jika Ingin Anak Tumbuh Tinggi

    Harus Banget Minum Susu 2 Liter Sehari? Ini Saran Dokter Jika Ingin Anak Tumbuh Tinggi

    Jakarta – Anjuran minum susu belakangan bermunculan, ditujukan bagi yang ingin pertumbuhan tinggi badan anaknya lebih optimal. Ada benarnya, tapi nggak harus 2 liter sehari juga sih.

    Pakar nutrisi dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK menjelaskan, produk susu pertumbuhan umumnya memang difortifikasi atau diperkaya berbagai mikronutrien. Sebagian di antaranya memang penting, dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.

    Namun penting dicatat, menurut dr Dessy, kandungan vitamin dan mineral juga ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Karenanya, tumbuh kembang yang optimal sebenarnya juga bisa dicapai dengan memperhatikan pola makan sehari-hari.

    “Kalau makannya sudah cukup beragam dengan komposisi yang sudah baik, harapannya adalah mikronutriennya sudah terpenuhi,” jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    Tegasnya, minum susu menurut dr Dessy sebenarnya tidak diwajibkan selama kebutuhan mikronutrien bisa tercukupi dari makanan yang biasa dikonsumsi. Susu dibutuhkan ketika asupan mikronutrien tidak tercukupi, misalnya karena perilaku ‘picky eating’ atau pilih-pilih makanan.

    “Kalau makannya, ibarat kata, doyannya cuma nasi sama telur, Itu berarti butuh tambahan yang sengaja diberikan supaya membantu untuk mendapatkan mikronutrien, vitamin dan mineral tadi,” jelas dr Dessy, menjelaskan kondisi ketika susu dapat diberikan untuk melengkapi asupan nutrisi.

    “Tapi ya nggak 2 liter juga. Karena kita kan punya AKG ya, angka kecukupan gizi,” tandasnya.

    (elk/up)

  • Video Sejumlah Nutrisi yang Bermanfaat untuk Tinggi Badan Anak

    Video Sejumlah Nutrisi yang Bermanfaat untuk Tinggi Badan Anak

    Video Sejumlah Nutrisi yang Bermanfaat untuk Tinggi Badan Anak