Foto Rontgen di Luar Nalar, Barang Aneh di Tubuh Termasuk Benda Diduga ‘Susuk’
Category: Detik.com Kesehatan
-

Bukti Cinta Sejati, Suami Rawat Istri yang Koma karena Kanker hingga Sembuh
Jakarta –
Sebuah kisah haru yang menyentuh hati warganet datang dari pasangan suami istri yang berasal dari Provinsi Guangxi, China Selatan. Pria yang bernama Deng Youcai (30) rela merawat istrinya yang mengidap kanker, hingga menghabisi 2 juta yuan atau sekitar Rp 4,5 miliar untuk pengobatannya.
Kisah cinta Deng Youcai dengan istrinya, Ye Meidi, berawal dari pandangan pertama di pesta pernikahan seorang temannya pada tahun 2016. Deng memilih putus sekolah di usia muda dan menjadi pekerja migran di kota besar.
Ye, istrinya, juga putus kuliah setelah dia didiagnosis mengidap glioma. Itu merupakan sejenis tumor otak dengan tingkat kekambuhan lebih dari 90 persen.
Deng yang tertarik dengan kepribadian Ye terus mengejarnya, meski tahu dia sedang sakit. Meski awalnya menolak, Ye pun optimis untuk melawan penyakitnya. Keduanya menikah pada 2019.
“Aku akan memperlakukanmu dengan cara terbaik di dunia,” kata Deng saat pernikahannya, dikutip dari South China Morning Post.
Deng tidak mengingkari janjinya, sampai keduanya dikaruniai anak perempuan bernama Hanhan.
Sekitar setahun kemudian, glioma Ye kambuh dan koma. Ye sempat meminta Deng untuk membiarkannya meninggal karena penyakit itu karena mereka tidak akan mampu membiayai pengobatannya.
Namun, Deng bersikeras menyelamatkannya. Setelah menjalani dua kali operasi, Ye tetap dalam kondisi vegetatif dan dokter menyarankan agar mereka menyerah.
Hampir Menyerah
Deng hampir menyerah dan membawa Ye pulang ke rumah. Keluarga mereka datang dan mengucapkan selamat tinggal, dan Hanhan mencium pipi ibunya.
Momen itu diabadikan Deng dalam sebuah video dan mengunggahnya di media sosial. Video itu pun viral dengan banyak warganet yang menyemangati mereka dan menyumbangkan uang.
Deng pun kembali membawa Ye ke rumah sakit. Setelah tiga bulan, secara ajaib Ye kembali sadar dan bisa bicara lagi dua bulan berikutnya.
“Terima kasih,” itulah kalimat pertama yang diucapkan Ye kepada Deng.
Deng mengundurkan diri dari pekerjaannya demi fokus mengurus Ye dan Hanhan di rumah sendirian. Ia membantu Ye berjalan setiap hari dan sering menari atau menyanyi untuk menghiburnya.
Kini, Ye bisa berjalan sendiri dan mulai mengelola warung di pinggir jalan. Akun media sosial mereka memiliki hampir 2 juta pengikut dan mencoba mencari nafkah melalui jualan di live streaming.
“Saya tidak ingin dia meninggalkan kami. Kami masih sangat muda. Meskipun dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri, dia masih memiliki saya dan putri kami,” tutur Deng.
(sao/kna)
-

Mengenal Kandungan Nutrisi Daging Kambing, Terbanyak di Bagian Ini
Jakarta –
Daging kambing akan menjadi santapan yang sering dihidangkan saat Idul Adha. Kambing mengandung nutrisi berupa kalori, karbohidrat, lemak, protein. Selain itu, banyak juga kandungan seperti zat besi, mineral, vitamin, zinc dan lain sebagainya yang sangat membantu untuk menyediakan energi bagi tubuh.
Jika ingin mengonsumsinya dengan lebih aman dan sehat, maka bagian yang tidak memiliki banyak lemak bisa dipilih. Menurut spesialis penyakit dalam, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, bagian central cenderung pure otot dan memiliki sedikit lemak.
“Fat yang ada di dalam daging, terutama di bagian otot paha, itu lebih kecil, otot dada itu lebih kecil. Tetapi kalau di bagian perut, itu cenderung lebih banyak area lemak yang kemudian akan berikut setelah kita mengolah daging tersebut,” kata dr Ray kepada detikcom, Selasa (28/5/2025).
Pada dasarnya, daging kambing baik untuk tubuh, asalkan dikonsumsi secara tepat dan dikonsumsi oleh orang dengan metabolisme yang baik. Sehingga, saat dikonsumsi tidak akan menyisakan residu yang kemudian menumpuk di dalam tubuh dan nantinya menjadi lemak, baik di perut, kulit, visceral, maupun di pembuluh darah.
Sehingga, dr Ray mengingatkan, orang-orang dengan masalah metabolisme lah yang harus memperhatikan pemilihan daging ini. Baik area daging yang dikonsumsi hingga cara pengolahannya tidak boleh diabaikan.
“Saya menggarisbawahi untuk pasien-pasien yang kemudian sudah ada keterkaitan dengan masalah metabolisme seperti asam urat, kolesterol. Nah ini yang kemudian harus betul-betul berhati-hati terkait jenis hewan, lokasi daging atau area yang dikonsumsi atau diolah, dan tentu jumlah. Ini yang paling penting, jumlah keberapa banyak yang dikonsumsi,” kata dr Ray.
(elk/up)
-

Suka Makan Pedas, Influencer China Meninggal karena Kanker Lambung di Umur 25
Jakarta –
Seorang influencer di China meninggal dunia karena pola makan yang buruk. Ia didiagnosis mengidap kanker lambung stadium akhir diduga karena sering melewatkan sarapan, pola makan tidak teratur, dan sering mengonsumsi makanan pedas.
Wanita bernama Qianqian itu meninggal dunia di usia 25 tahun pada 24 Mei 2025. Ia telah berjuang melawan kanker lambung yang parah itu selama lebih dari setahun.
Awal Mula Keluhan Muncul
Qianqian mengungkapkan ia merasakan ketidaknyamanan pada perutnya selama enam bulan. Awalnya, ia menganggap rasa sakit itu sebagai sakit perut biasa.
Namun, rasa sakit itu menjadi sering muncul dan menyebar ke bagian dada. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mencari bantuan medis.
Hasil Diagnosis Dokter
Qianqian didiagnosis pada Maret 2024 dengan adenokarsinoma lambung stadium lanjut yang berdiferensiasi buruk. Dokter awalnya merencanakan pengangkatan lambung.
Selama operasi mereka menemukan tumor yang menutupi seluruh organ, sehingga diperlukan pengangkatan total. Tetapi, kankernya kambuh lagi hanya satu bulan setelah pengobatan berakhir.
Dikutip dari Goody Feed, kankernya telah menyebar ke rongga perutnya. Selama perjuangannya melawan kanker, Qianqian mendokumentasikan kondisi dan kehidupannya sehari-hari melalui unggahan media sosial yang berakhir pada 28 April 2025.
Dalam unggahan itu, ia menulis bahwa ia tidak sadarkan diri selama seharian penuh. Tumor perutnya membesar dan ia hanya sempat sadar dalam waktu yang singkat.
Faktor Gaya Hidup yang Buruk
Qianqian merasa kondisi kanker perut stadium lanjut yang ia alami berasal dari kebiasaan atau gaya hidupnya yang buruk. Wanita 25 tahun itu sering melewatkan sarapan dan selalu makan tidak teratur.
Pola makannya mencakup makanan yang sangat pedas, meskipun ia memiliki sistem pencernaan yang sensitif. Qianqian juga makan malam sembarangan saat menjalani diet.
Meskipun dokter menyebutkan faktor genetik dapat berperan, riwayat keluarganya hanya mencakup gastritis dan erosi lambung, bukan penyakit kanker.
Berkaca dari kasus Qianqian, pakar medis menyarankan untuk menghindari makanan tinggi garam dan lemak, serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
Tanda-tanda awal kanker lambung mungkin sulit dikenali, tetapi bisa berupa gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati yang berkelanjutan. Selain itu, muncul rasa kembung, cepat kenyang setelah makan, ketidaknyamanan atau nyeri lambung, mual ringan, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
(sao/kna)
-

Perluas Akses Layanan, Mayapada Hospital Jaksel Mulai Pembangunan Tower 3
Jakarta –
Mayapada Healthcare (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk./IDX: SRAJ) resmi memulai pembangunan Tower 3 di kompleks Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS). Tower tersebut berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², dengan luas bangunan mencapai 110.209 m².
President Commissioner Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir mengatakan pembangunan ini menegaskan komitmen berkelanjutan Mayapada Healthcare dalam memperluas akses layanan kesehatan premium berstandar internasional di Indonesia.
“Dengan adanya penambahan gedung layanan baru, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, sebagai rumah sakit flagship milik Mayapada Healthcare, akan menjadi rumah sakit swasta terbesar dan terluas di Indonesia. Tak hanya itu, kami ingin membangun ekosistem medis yang tidak hanya unggul secara fisik, tetapi juga dari sisi keilmuan, teknologi, dan pelayanan,” ujar Jonathan dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).
Sementara itu, President Director & CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia menyampaikan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan merupakan fasilitas medis generasi baru yang dirancang untuk menjawab tantangan layanan kesehatan masa kini dan mendatang.
Menurutnya, tower tersebut berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², dengan luas bangunan mencapai 110.209 m² yang terdiri dari 24 lantai dan 4 basement, serta dilengkapi area parkir berkapasitas 1.200 kendaraan. Struktur dan desain gedung juga dirancang fleksibel agar dapat menyesuaikan perkembangan teknologi dan kebutuhan klinis di masa depan.
“Dengan hadirnya Tower 3, Tower 1 dan 2 kompleks Mayapada Hospital Jakarta Selatan akan direorganisasi menjadi sistem rumah sakit terintegrasi yang mengoptimalkan kekuatan masing-masing tower. Transformasi ini akan memungkinkan alur pasien yang lebih efisien, mempercepat waktu diagnosis hingga tindakan, dan menghadirkan pengalaman pasien yang seamless dan terkoordinasi di seluruh fasilitas,” kata Navin.
Sebagai pusat layanan untuk penanganan kasus medis tingkat lanjut, Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan akan dilengkapi dengan sederet teknologi medis canggih. Di antaranya radioterapi Linear Accelerator (LINAC), teknologi diagnostik berbasis kedokteran nuklir seperti Digital PET Scan dan SPECT CT untuk kasus kanker, serta teknologi bedah non-invasif ZAP-X Radiosurgery untuk penanganan tumor otak.
Selain itu, layanan bedah minimal invasif untuk kasus jantung juga diperkuat, termasuk penggunaan teknologi robotik untuk prosedur ortopedi, rehabilitasi medis bagi pasien stroke dan jantung, serta pemulihan pasca-operasi yang lebih efektif melalui personal hydrotherapy.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menilai kehadiran rumah sakit berteknologi canggih seperti Mayapada Hospital sangat krusial di tengah meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan modern.
Dalam sambutannya saat seremoni peletakan batu pertama Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan, ia menyebut fasilitas kesehatan berstandar advanced kini menjadi kebutuhan mendesak untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan medis nasional.
“Kita juga butuh rumah sakit yang advanced. Dengan teknologi robotik, AI, dan precision medicine. Semuanya itu sangat memungkinkan dengan kecerdasan AI dengan kecanggihan teknologi bioinformatic yang memungkinkan kita memberikan pelayanan presisi,” tuturnya.
Ia juga menyoroti bahwa pengembangan rumah sakit dengan teknologi tinggi seperti Mayapada Hospital bisa menjadi langkah strategis untuk menekan angka pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Setiap tahunnya, hampir satu juta WNI tercatat mencari pengobatan di luar negeri dengan potensi kebocoran devisa hingga Rp200 triliun. Berdasarkan data Pemerintah Singapura, WNI merupakan kelompok pasien asing terbesar yang berobat ke Singapura.
Menurutnya, kehadiran Mayapada Hospital tak hanya memperkuat sistem layanan kesehatan nasional, tetapi sekaligus mendorong Indonesia menjadi destinasi health tourism dan pusat pengembangan SDM unggul serta inovasi teknologi di bidang kesehatan.
“Oleh karena itu, kami sangat berbahagia dengan kehadiran rumah sakit advanced seperti Mayapada Hospital hadir di Indonesia, hadir di Jakarta, membuat health tourism bukan ke luar negeri, tetapi health tourism masuk ke Indonesia,” jelasnya.
Pengembangan Tower 3 juga ditujukan untuk mendukung peningkatan kompetensi para dokter ahli, spesialis, dan subspesialis melalui program transfer of knowledge. Salah satu mitra strategis dalam upaya ini adalah Apollo Hospitals India yang memiliki keahlian dalam tindakan medis lanjutan, termasuk transplantasi organ yang masih tergolong langka di Indonesia.
Seiring dengan pembangunan Tower 3, Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga akan memperluas layanan unggulan secara lebih terfokus dan komprehensif. Layanan tersebut meliputi Oncology Center, Cardiovascular Center, manajemen nyeri, transplantasi organ, layanan regeneratif dan genomik, IVF Center, serta fasilitas pendukung seperti ruang VIP dan International Lounge.
Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM menuturkan perencanaan pengembangan infrastruktur dan layanan Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini dilakukan secara matang.
Bersama tim dokter multidisiplin, pihaknya telah dipercaya menangani lebih dari 75.000 layanan jantung, lebih dari 90.000 layanan saraf dan otak, serta lebih dari 75.000 layanan kanker, dengan total pertumbuhan layanan mencapai lebih dari 1 juta pasien.
Selain terus mengadopsi teknologi canggih, Mayapada Hospital Jakarta Selatan mendukung penguatan keahlian, serta keterampilan dokter dan tenaga medis, dan mendorong kolaborasi antar dokter multidisiplin dan memberikan pelatihan bagi tim perawat agar semakin ahli dalam memberikan pelayanan bagi pasien.
“Kami percaya bisa menghadirkan perawatan yang lebih advanced, terintegrasi, komprehensif, dengan tetap mengedepankan perawatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care). Seluruh layanan, kami berikan sesuai akreditasi Joint Commission International (JCI) yang telah kami raih, sebagai standar tertinggi dunia dan acuan mutu, untuk keselamatan dan pengalaman pasien (patient experience),” ujar dr. Fiktorius Kuludong, MM.
Mayapada Healthcare terus mengembangkan teknologi medis canggih melalui kerja sama dengan berbagai mitra internasional, salah satunya Siemens Healthineers. Kerja sama ini menghadirkan teknologi diagnostik terbaru seperti PET CT dan SPECT CT dengan sistem pencitraan molekuler mutakhir, Biograph Trinion dan Symbia Pro.specta.
Penandatanganan Collaboration Agreement antara President Commissioner Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir, dan Presiden Direktur Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer, dilakukan usai acara groundbreaking Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Kemitraan dengan Siemens Healthineers ini menjadi bagian dari upaya Mayapada Healthcare mengembangkan layanan Kedokteran Nuklir dan Teranostik guna memenuhi kebutuhan klinis di berbagai bidang, termasuk onkologi, kardiologi, dan neurologi.
Hadirnya sistem Biograph Trinion dan Symbia Pro.specta memperkuat kemampuan klinis rumah sakit dengan memberikan hasil diagnosis yang lebih akurat, perawatan yang lebih presisi dan personal, serta meningkatkan efisiensi alur kerja klinis demi hasil terbaik bagi pasien.
President Director Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer mengungkapkan pihaknya bangga dapat berkolaborasi dengan Mayapada Healthcare untuk memperluas akses terhadap layanan diagnostik kanker yang lebih akurat dan berkualitas tinggi di Indonesia.
“Dengan teknologi yang kami hadirkan kiranya dapat membantu para klinis dalam mendeteksi sel kanker secara presisi dan menyeluruh. Kami mengapresiasi komitmen Mayapada Healthcare dalam menjaga standar mutu dan kualitas berkelas internasional secara konsisten. Melalui kolaborasi dengan Siemens Healthineers, akurasi diagnostik akan semakin optimal demi memberikan pelayanan terbaik bagi pasien,” jelas
Kolaborasi dengan Siemens Healthineers menjadi wujud komitmen Mayapada Healthcare dalam menjaga standar layanan berkelas internasional. Selain pengadaan dan pengembangan teknologi, Mayapada juga aktif melakukan alih teknologi dan transfer pengetahuan melalui kerja sama dengan mitra global seperti National University Hospital Singapore (NUH), Apollo Hospitals India, dan institusi internasional lainnya.
Saat ini, kolaborasi dengan Apollo Hospitals India terus berlanjut melalui Proctorship Program, Continuing Medical Education (CME), serta pemanfaatan teknologi terkini seperti Tele-Radiologi, E-ICU, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
(anl/ega)
-

India ‘Diguncang’ COVID-19, Tambah 300 Kasus Baru dalam 24 Jam!
Jakarta –
India menjadi salah satu negara Asia yang mencatat adanya kenaikan kasus COVID-19. Per hari Rabu (4/6), India mencatat 300 kasus infeksi SARS-CoV-2 baru dalam 24 jam.
Dikutip dari Indian Express, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga mencatat saat ini ada sekitar 4.302 kasus COVID-19 aktif di India. Sementara itu, dilaporkan juga dua kematian, sehingga kini sudah ada tujuh kematian.
Kasus tertinggi COVID-19 di India dilaporkan dari Kerala. Varian virus yang ditemukan beredar di India adalah LF.7, XFG, NB. 1.8.1., dan JN.1.
NB. 1.8.1. sendiri merupakan subvarian yang baru-baru ini ditemukan di India. Kelompok Penasihat Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa subvarian ini ‘Dalam Pemantauan’ atau varian dengan perubahan signifikan, tetapi dampak epidemiologisnya belum jelas.
Meskipun saat ini banyak negara, khususnya di Asia yang melaporkan meningkatnya kasus COVID-19, tingkat kematian masih tetap rendah. Sebagian besar orang yang terinfeksi menunjukkan gejala yang ringan.
Salah satu alasan utama meningkatnya kasus COVID-19 adalah perlindungan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya menurun seiring dengan waktu, membuat individu lebih rentan terinfeksi ulang.
Sama seperti virus lainnya, SARS-CoV-2 terus bermutasi. Beberapa varian baru mungkin menyebar lebih mudah yang dapat memicu adanya lonjakan kasus baru.
(dpy/kna)
-

Ramai Dikaitkan dengan Alergi Jokowi, Apa Itu Steven Johnson Syndrome?
Jakarta –
Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo atau Jokowi dikabarkan mengalami alergi sepulang dari Vatikan yang membuatnya absen dalam menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Jakarta.
“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit. Pascapulang dari Vatikan,” kata ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah, kepada detikJateng, Kamis (5/6/2025).
Syarif menduga cuaca di Vatikan menjadi faktor utama pencetus alergi yang dialami Jokowi.
Dia juga menepis kabar mantan Presiden itu mengidap sakit berat dan harus menjalani pemeriksaan ke luar negeri.
“Kondisi sudah mulai membaik. Minggu kemarin juga beliau sempat sepedaan, car free day. Jadi secara fisik beliau sangat-sangat fit. Hanya saja mungkin alergi. Jadi muncul di kulitnya beliau, itu saja,” jelasnya.
Di media sosial ramai disebut Jokowi mengalami penyakit autoimun Stevens-Johnson Syndrome (SJS). Dalam unggahan yang beredar, Jokowi disebut alergi parah dan harus diresepkan antikejang karena mengalami penyakit kulit itu.
Tidak ada konfirmasi bahwa kondisi yang dialami Jokowi terkait sindrom ini. Syarif juga memastikan yang dialami Jokowi bukan kondisi autoimun.
Apa itu Stevens-Johnson Syndrome (SJS)?
Sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai alergi kulit yang dialami Jokowi. Terlepas dari hal tersebut, penyakit Sindrom Stevens-Johnson yang dikait-kaitkan dengan presiden ke-7 RI itu adalah kelainan kulit yang langka dan serius.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Sindrom Stevens-Johnson (SJS) merupakan kondisi serius yang menyebabkan kulit mengalami ruam, lepuh dan mengelupas. Selapit lendir termasuk mata, alat kelamin dan mulut juga bisa terpengaruh.
Banyak kasus SJS terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang berusia di bawah 30 tahun, tetapi juga terjadi pada orang lain, terutama orang tua. Kasus SJS lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.
Infeksi, seperti pneumonia, merupakan penyebab SJS yang paling mungkin pada anak-anak, sedangkan obat-obatan merupakan penyebab SJSyang paling mungkin pada orang dewasa.
NEXT: Gejala steven johnson syndrome
Gejala sindrom Stevens-Johnson meliputi:
Nyeri kulit.Demam.Pegal-pegal tubuh.Ruam merah atau bercak merah pada kulit.Batuk.Lepuh dan luka pada kulit dan selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, alat kelamin, dan anus.Kulit mengelupas.Mengiler (karena menutup mulut terasa sakit).Mata tertutup rapat (karena lepuh dan bengkak).Buang air kecil yang menyakitkan (karena selaput lendir melepuh).
Komplikasi paling parah dari SJS adalah kematian. Selain itu komplikasi lain dapat meliputi pneumonia, sepsis, syok dan gagal organ.
-

Jelang ‘Timnas Day’ RI Vs China, Ini Imbauan Kemenkes soal COVID-19
Jakarta –
Jelang pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam ini, Kamis (5/6/2025), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau penonton waspada terhadap potensi penularan COVID-19.
Dalam keterangan juru bicara Kemenkes Widyawati, ketika mobilitas tinggi seperti menonton pertandingan Timnas Indonesia VS China malam nanti, tidak ada salahnya menerapkan protokol kesehatan COVID-19 mulai dari cuci tangan sampai memakai masker.
“Menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunan,” kata Widya dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (5/6/2025).
Di samping itu, Widya juga mengingatkan agar segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.
Hal senada juga disampaikan epidemiolog Dicky Budiman. Di lokasi yang ramai seperti stadion, menurut dia tak ada salahnya menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker. Kebiasaan membawa hand sanitizer juga menjadi hal yang sangat penting terlebih ada kekhawatiran terkait penularan COVID-19.
“Kebiasaan membawa hand sanitizer, mencuci tangan, itu sangat penting. Karena kan banyak fasilitas umum yang kita pegang,” ujar Dicky.
Ia juga mengingatkan jika tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat, jangan memaksakan diri menonton laga Indonesia VS China di stadion.
“Kalau nggak enak badan, jangan memaksakan nonton di stadion. Stadion itu kan sirkulasi udara terbatas, penonton rame, kalau risiko tinggi, sedang sakit, istirahat aja di rumah, nonton di rumah,” ucapnya.
(kna/up)
-

Nyetok Simvastatin Biar Leluasa Makan Daging? Catat Saran Dokter
Jakarta –
Menjelang perayaan kurban, banyak orang yang takut kolesterolnya meningkat karena makan daging. Untuk itu, tak jarang ada orang yang menyetok obat penurun kolesterol, Simvastatin.
Sebenarnya, membeli obat Simvastatin untuk berjaga-jaga tidak masalah. Meski demikian, penting dicatat bahwa obat ini hanya penggunaan obat ini harus didasari pemeriksaan dan dengan petunjuk penggunaan yang lengkap dari profesional kesehatan.
“Saya setuju untuk men-stok, tetapi penggunaannya alangkah baiknya berdasarkan anjuran dari dokter atau sebelumnya sudah memang terbukti membutuhkan obat-obat tersebut,” kata spesialis penyakit dalam Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).
Menurut dr Ray, penggunaan obat penurun kolesterol juga butuh bukti klinis bahwa seseorang memang membutuhkannya. Pemeriksaan penting dilakukan sebelum minum obat, bukan hanya berdasarkan gejala yang dirasakan seperti kepala pusing dan kaku di tengkuk.
Ditegaskan, kadar kolesterol tinggi tidak bisa dikira-kira berdasarkan penampilan luar. Seseorang yang obesitas misalnya, memang punya deposit lemak yang lebih banyak di tubuhnya. Namun tidak bisa serta merta dipastikan kolesterolnya juga tinggi.
“Dan memang harus ada bukti secara laboratoris untuk memastikan baseline dari kolesterol tersebut supaya bisa tepat guna untuk obat-obatan,” tutur dr Ray.
(elk/up)
-

Thailand Laporkan Kasus Antraks, Makan Daging Sapi Mentah Jadi Biang Keroknya
Jakarta –
Thailand telah melaporkan kematian manusia pertama yang terkait antraks dalam 30 tahun. Kejadian yang terjadi di Mei 2025 itu memicu satu orang meninggal dan tiga dirawat di rumah sakit.
Dilaporkan Bangkok Post, kasus terbaru tercatat pada 1 Juni 2025 pada pasien berusia 53 tahun di Sa Kaeo dengan riwayat sering makan daging sapi mentah.
Dr Tarapong Kabko, kepala kesehatan masyarakat Sa Kaeo, mengatakan pria itu memiliki luka terbuka di kepalanya, bagian belakang lehernya, dan anggota tubuhnya. Tes kemudian mengonfirmasi bahwa pria itu terinfeksi antraks.
Dia mengatakan pasien itu mengakui bahwa dia sering mengonsumsi daging sapi mentah sambil minum alkohol, yang terakhir minggu lalu. Kepala kesehatan provinsi percaya pasien itu terinfeksi oleh daging mentah.
Dr Tarapong memperingatkan orang-orang di distrik Muang dan daerah sekitarnya untuk tidak menyentuh sapi, kambing, atau domba yang sakit atau mati secara tidak wajar, dan hanya makan makanan yang dimasak.
Pihak berwenang menekankan bahwa dalam keadaan apa pun orang tidak boleh mengonsumsi daging dari hewan yang mati dalam kondisi yang tidak jelas atau mencurigakan. Pelaporan yang cepat akan membantu mencegah infeksi lebih lanjut.
Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis. Penyakit ini terutama menyerang ternak seperti sapi, domba, dan kambing, tetapi manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi.
Pada tanggal 30 April, Kantor Kesehatan Umum Mukdahan mengonfirmasi wabah antraks setelah kematian seorang penduduk setempat pada tanggal 27 April. Wabah tersebut mengakibatkan empat infeksi dan satu kematian, tetapi dinyatakan terkendali pada tanggal 7 Mei.
(kna/kna)
