Category: Detik.com Kesehatan

  • Pengalaman Hunting Torpedo Kambing, Biang Asam Urat yang Diam-diam Jadi Incaran

    Pengalaman Hunting Torpedo Kambing, Biang Asam Urat yang Diam-diam Jadi Incaran

    Jakarta

    Di setiap momen Idul Adha, torpedo kambing kerap menjadi bagian daging kurban favorit, khususnya bagi laki-laki yang telah menikah. Bukan tanpa alasan, torpedo dianggap memiliki khasiat untuk meningkatkan vitalitas pria. Lalu, apakah torpedo masih menjadi rebutan?

    Budi (47) warga Jakarta Selatan mengatakan torpedo memang masih menjadi bagian tubuh kambing favorit sebagian pria. Namun, di kampungnya, agar tak menjadi rebutan maka diaturlah penerima sesuai prioritas.

    “Pertama itu hak orang yang berkurban. Ada kaki, torpedo, dan butut, nah yang berkurban ditawarin. Kalau dia nggak mau, kami lelang ke panitia. Kami punya catatan, misal si A sudah dapat tahun ini, tahun depan dia nggak bisa dapat lagi, gantian,” kata Budi kepada detikcom saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025).

    Torpedo kambing jadi buruan di setiap momen Idul Adha, termasuk hari ini, Jumat (6/6/2025). Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Terkait efek torpedo, Iranda (32) tahun mengaku memang benar testis kambing tersebut bisa memberikan dampak baik ke tubuhnya. Menurutnya, setelah makan torpedo, tubuhnya merasa lebih segar.

    “Rasanya sama kayak daging, kenyal. Biasanya saya sate. Buat saya bikin ‘seger’ gitu, efeknya wah langsung. Makan sekali efeknya di saya bisa semingguan, seger gitu,” kata Iranda.

    Petugas memotong hewan kurban, menyisakan torpedo kambing jantan bergelantungan. Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Berbeda dengan Iranda, Rizal (60) warga Jakarta Selatan mengatakan khasiat terkait vitalitas pada torpedo hanya perihal sugesti. Menurutnya, torpedo tidak benar-benar bisa meningkatkan vitalitas pria.

    “Saya mulai makan torpedo itu dari SMA sudah sering makan, kadang-kadang makan di warung. Sekarang saya sudah hampir 60 tahun,” kata Rizal.

    “Kalau untuk membantu ereksi segala macam, saya rasa sugesti saja. Kalau sugesti kita bikin kuat, ya kuat, kalau nggak ya nggak,” sambungnya.

    Sebagai seseorang yang sudah sering mengonsumsi torpedo, menurut Rizal rasa dari testis tersebut bahkan lebih enak daripada daging kambing itu sendiri.

    “Torpedo itu lebih enak dari daging, super lebih enak. Dia nggak kenyal, kalau digigit hancur kayak ada ‘pasir’-nya gitu. Kalau digigit hancur dia,” tutupnya.

    NEXT: Pendapat dokter soal efek torpedo kambing

    Terkait klaim torpedo kambing bisa meningkatkan libido, spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD memberikan pendapat. Menurutnya, beberapa studi memang menyebut torpedo kambing mengandung zat bioaktif testosteron, yang dikaitkan dengan hormon seksual pria.

    Meski begitu, efek torpedo kambing masih menjadi perdebatan di kalangan medis. Ada beberapa studi yang mendukung kaitannya dengan libido, namun tidak semuanya demikian.

    “Jadi sekali lagi, ini pro-kontra,” jelasnya kepada detikcom.

    Namun demikian, ia membenarkan bahwa bagian daging jeroan kambing yang satu ini memang punya manfaat bagi kesehatan. Kandungan protein, vitamin dan mineralnya relatif tinggi pada torpedo.

    Penting juga untuk diingat, torpedo seperti halnya jeroan kambing yang lain adalah sumber utama protein pembentuk asam urat yakni purin. Kalaupun mau menyantapnya, dr Ray menyarankan untuk tidak berlebihan.

    “Torpedo juga bisa meningkatkan asam urat karena kandungan protein yang cukup tinggi,” lanjutnya.

    Simak Video “Video: Makan Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Vitalitas? Ini Kata Dokter”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Hari Raya Idul Adha tiba. Momentum ini kerap menjadi ajang ‘jor-joran’ atau berlebihan mengonsumsi daging dalam jumlah banyak.

    Orang-orang pun bersemangat mengolah daging kurban baik sapi, kambing, atau domba menjadi beragam masakan, terutama yang mengandung santan. Namun tak jarang, masyarakat dihantui ancaman kolesterol tinggi setelah kalap mengonsumsi olahan daging kurban.

    Beredar anggapan, makan timun dan nanas bisa membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Walhasil beberapa orang percaya, makan timun setelah kalap mengkonsumsi olahan daging kurban bisa mencegah sederet efek buruk dari lonjakan kadar kolesterol. Lantas, bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, menjelaskan, makanan berserat seperti timun hingga nanas memang bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan, terutama mengonsumsi berlemak seperti daging.

    Hal ini dikarenakan serat dapat mempercepat pergerakan usus, sehingga mengurangi sedikit penyerapan lemak di tubuh.

    Meskipun begitu, dr Ray menegaskan hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan secara eksplisit terkait konsumsi timun atau nanas dapat langsung menurunkan kadar kolesterol.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata dr Ray saat berbincang dengan detikcom, Rabu (4/6/2025).

    “Konsumsi timun atau nanas itu belum ada bukti yang konkret. Yang pasti kalau memang betul sudah terbukti bahwa ada kolesterol yang tinggi, tentu disiapkan obat-obat kolesterol yang harus dikonsumsi secara rutin,” imbuhnya lagi.

    Artinya, makanan berserat memang membantu proses pencernaan, tapi tidak serta-merta atau secara langsung bisa menjadi solusi utama untuk menurunkan kolesterol.

    (suc/up)

  • Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Jakarta

    Ketika perayaan Idul Adha, hidangan berbahan dasar daging sapi atau kambing biasanya menghiasi meja makan selama beberapa hari. Sehingga, asupan daging menjadi lebih banyak di momen ini.

    Meski menggugah selera dan kaya protein, mengonsumsi daging kurban berlebihan ternyata bisa menyebabkan risiko kesehatan. Sehingga, penting untuk mengetahui beberapa risiko jika terlalu banyak makan daging, terutama di momen Idul Adha.

    Bahaya Terlalu Banyak Makan Daging Kurban

    Terlalu banyak makan daging dapat memicu kanker, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan kolesterol. Berikut penjelasanya.

    1. Memicu Kanker

    Menurut Spesialis Gizi Klinis, Dessy Suci Rachmawati, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging terlalu banyak bisa menyebabkan kanker. Salah satu kasus yang banyak terjadi adalah kanker kolorektal atau usus besar.

    “Ada dari komponen-komponen dari si dagingnya itu yang dia bisa mengganggu dari si saluran cernanya itu. Jadi kayak kalau untuk daging itu kan dia proses metabolisme, proses pemecahan dan lain sebagainya itu kan dia lebih susah ya,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Kebanyakan makan daging juga bisa memicu penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) karena lemak jenuh yang ada di dalam daging. Proses pengolahannya juga bisa meningkatkan risiko tersebut, misalnya dengan santan atau minyak yang bisa semakin meningkatkan kandungan lemak jenuh.

    Sementara, pengolahan secara dibakar juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebab, zat karsinogenik yang ditimbulkan bisa memicu proses inflamasi atau peradangan dalam tubuh.

    3. Meningkatkan Kolesterol

    Pada orang sehat, makan daging berlebihan dan pengolahan yang tidak tepat bisa memicu meningkatnya kolesterol, seperti dengan santan atau digoreng dengan minyak yang banyak. Terlebih, pada orang dengan riwayat hiperkolesterolemia yang harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging.

    Berapa Batas Anjuran Makan Daging?

    Menurut dr Dessy, rekomendasi harian makan daging yaitu sekitar 70 gram per hari atau 350 gram per minggu. Dikutip dari laman National Health Service, jika dalam satu hari telah mengkonsumsi lebih dari 90 gram daging merah dan daging olahan, maka kurangi asupan daging di hari-hari berikutnya.

    Apakah Ada Penangkalnya?

    Selain perlu membatasi asupan daging agar tidak berlebihan, mengimbanginnya dengan makanan tinggi serat juga membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan. Dalam hal ini, anjuran makan timun dan nanas saat makan daging ada benarnya karena keduanya banyak mengandung serat dan antioksidan.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD.

    Meski demikian, dr Ray meragukan klaim bahwa makanan tertentu termasuk timun dan nanas serta merta dapat menurunkan kadar kolesterol. Hal yang sama juga berlaku untuk bawang putih, tetap banyak manfaatnya cuma belum tentu efektif jika tujuannya spesifik menurunkan kolesterol.

    (elk/up)

  • Idap Kondisi Langka, Wanita Ini Jantungnya Menghitam

    Idap Kondisi Langka, Wanita Ini Jantungnya Menghitam

    Jakarta

    Seorang wanita di Austria menjalani operasi untuk gangguan jantung yang umum ditemui, yakni stenosis aorta. Yang membuatnya berbeda adalah, kondisi ini dipicu kelainan genetik langka yang juga membuat jantungnya menghitam.

    Tim dokter menemukan kasus ini saat menangani wanita 65 tahun dengan keluhan sesak napas saat melakukan aktivitas fisik selama beberapa pekan. Riwayat medis mencatat, wanita ini sering mengeluarkan urine berwarna gelap sejak masih kecil.

    Riwayat lain yang terungkap adalah ia pernah menjalani replacement atau penggantian panggul dan lutut di kedua sisi di usia 40-an tahun karena arthritis atau radang sendi.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan, wanita ini mengalami stenosis aorta atau aortic stenosis. Kondisi ini menyebabkan katup aorta di jantung menyempit atau tersumbat, sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung terhambat.

    Dikutip dari Livescience, pasien menjalani operasi terbuka untuk mengganti katup aorta. Berselang 13 hari, pasien keluar dari rumah sakit dan tidak mengalami gangguan kardiovaskular hingga 3 tahun kemudian.

    Para dokter melaporkan kasus ini dalam jurnal BMJ Case Reports pada 2011 karena mendapati temuan menarik. Saat melakukan operasi, mereka mendapati ‘pigmentasi hitam’ pada jantung pasien. Kalsifikasi ‘hitam gelap’ juga ditemukan pada jaringan di aorta dan katup aorta.

    Jaringan yang menghitam diangkat, lalu diperiksa di bawah mikroskop setelah operasi. Hasilnya, ditemukan ‘deposisi pigmen cokelat’ di area katup aorta yang mengeras dan di beberapa jaringan yang tidak terkalsifikasi.

    Di area yang mengeras, tim dokter juga menemukan tanda inflamasi kronis, termasuk sel imun ‘pigment-laden’. Degenerasi atau penurunan fungsi pada jaringan pengikat katup juga ditemukan dalam pemeriksaan.

    Berdasarkan temuan dan riwayat kesehatan, tim dokter menyimpulkan pasien mengalami kondisi genetik langka yang disebut alkaptonuria. Secara global, penyakit bawaan langka ini hanya dialami 1 dari 250 ribu hingga 1 dari 100 ribu orang.

    NEXT: Alkaptonuria dipicu mutasi gen langka

    Penyebabnya adalah mutasi gen yang disebut HGD, yang membawa instruksi untuk enzym yang membantu memecah dua blok pembentuk protein di tubuh: phenylalanine dan tyrosine. Mutasi menurunkan aktivitas enzym, sehingga terjadi penumpukan byproduct atau produk sampingan.

    Byproduct berupa homogentisic acid dikeluarkan melalui urine, sehingga urine menghitam saat bereaksi dengan udara. Pada pengidap alkaptonuria, ada banyak homogentisic acid di tubuh sehingga tidak semua bisa dikeluarkan lalu menumpuk di jaringan ikat.

    Asam yang terakumulasi menjadi ‘ochronotic pigment’ yang membuat jaringan tempatnya terakumulasi berubah warna dan mengeras karena kalsifikasi. Banyak pasien dengan kondisi ini membutuhkan penggantian sendi karena faktor kalsifikasi.

    “Sulit menilai insidens cardiac ochronosis secara akurat karena begitu langkanya,” tulis pada dokter dalam laporan ilmiahnya.

    Simak Video “Video: Ternyata Puasa Bisa Sembuhkan Jerawat! Berikut Penjelasannya”
    [Gambas:Video 20detik]

  • 10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    Jakarta

    Idul Adha merupakan momen yang penting untuk umat Islam. Selain menjadi waktu mujarab untuk beribadah, perayaan lebaran haji ini juga berkaitan dengan makan bersama keluarga.

    Tapi perlu diingat, makan saat Idul Adha sebaiknya harus lebih diperhatikan. Ini penting untuk menjaga kadar kolesterol tubuh agar tidak melonjak terlalu tinggi. Apa saja makanan yang cepat meningkatkan kadar kolesterol?

    Makanan yang meningkatkan kolesterol

    1. Jeroan

    Jeroan seperti hati, ginjal, atau paru merupakan jenis makanan andalan ketika Idul Adha. Meski lezat, sebaiknya jeroan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

    Jeroan mengandung kadar kolesterol dan lemak jenuh yang mempengaruhi kadar kolesterol jahat low-density lipoprotein (LDL). Kadar LDL berlebih dikaitkan dengan penumpukan plak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    2. Daging Berlemak

    Daging yang mengandung lemak tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat lebih cepat. Jika ingin memasak hidangan Idul Adha, pilihlah potongan daging yang lebih rendah lemak.

    Daging berlemak biasanya mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, dapat membuat organ hati memproduksi lebih banyak kolesterol jahat LDL.

    3. Makanan Bersantan

    Pengolahan makanan Idul Adha juga harus diperhatikan. Meski secara umum tidak mengandung kolesterol, kandungan lemak jenuh yang ada dalam santan dapat mempengaruhi kadar kolesterol tubuh.

    Selain tinggi lemak jenuh, santan biasanya juga tinggi kalori. Jika ingin mencicipi masakan bersantan, ambil kuah seminimal mungkin.

    4. Gorengan

    Makanan yang digoreng kurang disarankan untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Mengolah makanan dengan cara digoreng akan meningkatkan jumlah kalori dalam makanan.

    Menggoreng juga dapat meningkatkan kadar lemak jenuh dalam makanan yang berkaitan erat dengan kadar kolesterol tubuh.

    5. Kerupuk

    Seperti yang sudah disinggung, makanan yang digoreng dapat meningkatkan lemak trans dan lemak jenuh. Risikonya bahkan lebih besar jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah digunakan berulang kali.

    Sebaiknya batasi asupan konsumsi kerupuk. Selain tinggi kalori, camilan atau makanan pendamping ini biasanya tidak membuat perut kenyang, sehingga cenderung memicu makan berlebih.

    6. Kulit Ayam

    Selain sapi atau kambing, daging ayam juga umum dikonsumsi ketika Idul Adha. Penting diperhatikan untuk memilih potongan daging ayam yang rendah lemak, termasuk yang paling sedikit kulit atau bahkan tidak ada sama sekali.

    Setiap mengonsumsi ayam, kulit bisa menyumbang 80 persen total dari kalori lemaknya. Kulit juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dari ayam yang dikonsumsi.

    Sebagai contoh, paha ayam 100 gram mengandung 91 mg kolesterol. Sedangkan, 100 gram paha ayam dengan kulit mengandung 93 mg kolesterol.

    7. Daging Olahan

    Daging olahan seperti sosis, nugget, atau burger instan seringkali menjadi menu tambahan makan besar saat Idul Adha. Daging olahan biasanya dibuat menggunakan potongan daging yang paling berlemak, sehingga tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

    8. Seafood

    Beberapa jenis seafood seperti udang, kepiting, atau lobster yang kerap jadi ‘teman’ bakar-bakar saat Idul Adha, memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi. Contohnya, 100 gram udang mengandung 220 mg kolesterol dan 100 gram kepiting memiliki 102 mg kolesterol.

    Meski begitu, perlu dicatat seafood tetap boleh dikonsumsi selama dikonsumsi secara wajar dan diolah dengan tepat.

    9. Kue

    Kue, bolu, atau pastry seringkali dibuat menggunakan mentega atau shortening dalam jumlah banyak. Mentega biasanya mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi.

    Satu sendok makan mentega tanpa garam mengandung sekitar 31 mg kolesterol dan 7,2 lemak jenuh. Oleh karena itu, batasi konsumsi kue atau roti yang mengandung mentega.

    10. Minuman Manis

    Kandungan gula tambahan dalam minuman manis secara umum tidak memiliki kandungan kolesterol. Tapi asupan gula dapat menambah asupan kalori harian yang berkaitan dengan kenaikan berat badan.

    Jika minuman manis dikombinasikan dengan makanan tinggi lemak saat Idul Adha, maka risiko kenaikan kadar kolesterol akan semakin besar. Terlebih, makanan atau minuman manis dapat mempengaruhi fungsi hati, organ yang memproduksi kolesterol.

    (elk/kna)

  • 21 Kriteria Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

    21 Kriteria Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

    Jakarta

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan belum mampu menanggung pembiayaan semua penyakit. Setidaknya ada 21 kriteria penyakit dan layanan yang belum bisa ditanggung BPJS Kesehatan.

    Sama seperti asuransi kesehatan lainnya, BPJS Kesehatan memiliki sejumlah syarat dan ketentuan terkait jenis penyakit yang bisa ditanggung maupun tidak.

    Dikutip dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 Pasal 52 ayat (1), berikut manfaat kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

    Daftar penyakit dan layanan yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan:

    Penyakit atau layanan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undanganPelayanan kesehatan di fasilitas yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan mendesak.Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh program Jaminan Kecelakaan Kerja atau menjadi tanggungan pemberi kerja.Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib, sampai nilai yang ditanggung oleh program tersebut sesuai dengan hak kelas rawat peserta.Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.Perawatan untuk tujuan estetika atau kecantikan, seperti operasi plastik.Penyakit infertilitas atau mandul.Perawatan gigi, seperti memasang behel atau ortodonsi.Gangguan kesehatan atau penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol.Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan.Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau eksperimen.Alat dan obat kontrasepsi dan kosmetik.Perbekalan kesehatan rumah tangga.Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat dan kejadian luar biasa atau wabah.Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah.Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dalam rangka bakti sosial.Pelayanan kesehatan akibat tindakan pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.Pelayanan kesehatan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.Pelayanan yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.

    (kna/kna)

  • Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Jakarta

    Idul Adha merupakan salah satu momen yang besar untuk umat Islam. Warga biasanya memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat acara makan besar bersama dengan keluarga tercinta.

    Tapi, hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga asupan makanan selama Idul Adha tetap sehat dan kadar kolesterol terjaga. Hal ini penting mengingat makanan yang disediakan saat Idul Adha cenderung tinggi lemak dan kolesterol, misalnya gulai daging sapi atau sate kambing.

    Pengajar Departemen Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, dr Naufal Muharam Nurdin, MSi mengatakan menjaga pola makan saat lebaran memang cukup sulit. Menurutnya, makan-makanan seperti opor atau sate sebenarnya masih boleh saja dilakukan, asal tidak berlebihan. Penting juga untuk menjaga momen kebahagiaan selama libur Idul Adha bersama keluarga.

    Batasi Konsumsi Tinggi Lemak

    dr Naufal menuturkan kasus masalah kardiovaskular seperti stroke cenderung meningkat setelah lebaran. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi gula, garam, dan lemak yang tidak terkontrol.

    Oleh karena itu, orang-orang dengan kondisi kolesterol tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan berlemak.

    Jangan lupa juga untuk membatasi asupan gula berlebih selama makan bersama. Terkadang, masalah kesehatan setelah Idul Adha justru muncul akibat terlalu banyak ngemil camilan, kue lebaran, atau minuman manis.

    “Penderita diabetes sebaiknya menghindari makanan manis sama sekali. Bagi yang memiliki kolesterol tinggi, atau hipertensi juga perlu membatasi makanan berlemak,” kata dr Naufal dikutip dari laman resmi IPB.

    Pakai Piring Kecil

    Jika ingin tetap mencicipi makanan khas Idul Adha, dr Naufal menyarankan penggunaan piring kecil. Cara ini dilakukan untuk membatasi asupan tinggi garam dan lemak yang masuk ke tubuh. Menurut dr Naufal, penggunaan piring besar seringkali membuat orang tidak sadar makan secara berlebihan.

    Selain itu, dr Naufal juga menyarankan pedoman ‘Isi Piringku’ ketika mencicipi makanan Idul Adha. Separuh piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan separuh sisanya dibagi antara karbohidrat dan lauk.

    Jangan Lupa Makan Buah

    dr Naufal juga sangat menyarankan konsumsi buah-buahan seperti pisang, apel, atau pir sebelum makan. Konsumsi buah-buahan yang tinggi serat membuat perut merasakan sensasi kenyang yang lebih lama.

    Langkah ini, menurut dr Naufal penting untuk mengurangi nafsu makan. Kandungan serat dalam buah-buahan juga membantu mengikat lemak.

    “Hal ini bisa membatasi kita mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Sebaiknya sajikan buah dan sayuran segar dalam bentuk salad sebagai alternatif makanan sehat saat lebaran,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi tubuh, terutama di bagian liver atau hati. Senyawa ini juga dapat ditemukan dalam makanan hewani, seperti daging dan telur.

    Ketika kadar kolesterol tinggi jarang sekali menunjukkan tanda atau gejala. Kadar kolesterol dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL. Maka dari itu, siapa saja bisa mengalaminya.

    Kolesterol dibagi menjadi tiga, yakni:

    Kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang dapat terbentuk sebagai plak di sepanjang dinding arteri. Normalnya, target LDL ini kurang dari 100 mg/dL.Kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL), yang membawa HLD ke hati tempat kolesterol tersebut dikeluarkan dari tubuh. Idealnya, 60 mg/dL atau lebih tinggi.Trigliserida adalah jenis lemak dalam aliran darah. Kondisi yang optimal 150 mg/dL atau kurang dari itu.

    Saat kadar kolesterol tidak terkendali dengan baik, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, bahkan demensia. Biasanya, pasien akan dianjurkan untuk menjalani diet, mengonsumsi obat, hingga mengubah pola hidup seperti rajin olahraga.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti memiliki efek positif pada kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Sebab, aktivitas fisik merangsang enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk memindahkan kolesterol jahat dari darah, yang kemudian dapat mengalir ke pembuluh darah dan tersangkut.

    Dikutip dari Eating Well, kondisi ini dapat menyempitkan dinding pembuluh darah. Kolesterol diubah menjadi empedu untuk membantu pencernaan lemak atau dikeluarkan dari tubuh.

    Sebuah studi pada Juni 2022 di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa olahraga teratur selama 12 minggu dapat membuat perbedaan yang signifikan. Jadi, olahraga sedang yang konsisten dapat membantu menurunkan LDL sekitar 5 hingga 7 persen dan meningkatkan HDL sekitar 6 hingga 11 pesen.

    Umumnya, 30 menit berjalan kaki secara rutin selama enam hari seminggu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Tetapi, tidak perlu dipaksakan, berikut cara terbaik jalan kaki untuk membantu menurunkan kolesterol:

    Minggu 1

    Senin: Jalan kaki 15 menit.Selasa: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 15 menit.Kamis: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Jumat: Jalan kaki 15 menit.Sabtu: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 2

    Senin: Jalan kaki 20 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Rabu: Jalan kaki 20 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Jumat: Jalan kaki 20 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 3

    Senin: Jalan kaki 25 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 25 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 25 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    Minggu 4

    Senin: Jalan kaki 30 menit.Selasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Rabu: Jalan kaki 30 menit.Kamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 30 menit.Sabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    (sao/kna)

  • Indonesia Terus Dihantui Ancaman Penyakit Tuberkulosis

    Indonesia Terus Dihantui Ancaman Penyakit Tuberkulosis

    Indonesia Terus Dihantui Ancaman Penyakit Tuberkulosis

  • Tips Agar Kolesterol Tak Melonjak setelah Makan Daging Kurban

    Tips Agar Kolesterol Tak Melonjak setelah Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Saat hari raya Idul Adha, banyak orang agak berlebihan dalam makan daging kurban. Agar kolesterol tidak naik, ada sejumlah tips yang dari dokter yang bisa dilakukan.

    Baik untuk populasi normal maupun yang sudah mengalami sindrom metabolik sedikit terkait kolesterol, pastikan tubuh sehat sebelum mengonsumsi daging kurban. Jika memang sangat ingin makan daging, maka lakukan gaya hidup sehat, baik sebelum atau setelah mengonsumsinya.

    “Kontrol makan yang baik, empat sehat lima sempurna dengan volume atau jumlah gramasi yang sesuai,” kata Spesialis Penyakit Dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD kepada detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Kemudian, dr Ray juga mengingatkan untuk melakukan olahraga bagi individu normal yang ingin mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol. Menurutnya, makan daging agak berlebihan di periode hari Idul Adha tidak masalah, asalkan dimbangi dengan gaya hidup sehat.

    “Mungkin di periode Idul Adha ini dalam 5-7 hari agak berlebihan tidak mengapa, selama setelahnya itu kemudian harus diimbangi, harus diganti kelebihan-kelebihan yang kemudian dikonsumsi, dibakar kembali dengan aktivitas fisik atau olahraga yang lebih intens,” kata dr Ray.

    Senada dengan dr Ray, spesialis gizi klinis dr Dessy Suci Rachmawati SpGK, merekomendasikan untuk makan buah dan sayur setelah makan makanan berlemak saat momen Idul Adha. Sebab, ada kandungan serat di dalamnya.

    “Serat ini dia bermanfaat untuk tubuh kita supaya memberikan efek kenyang yang lebih lama, karena dicernanya Itu akan membutuhkan proses yang lebih lama. Serat dia juga bermanfaat untuk lebih mengontrol dari gula darah kita selain itu dia juga bisa membantu mengikat kolesterol,” kata dr Dessy.

    (elk/up)