Category: Detik.com Kesehatan

  • Sakit Kepala Tandanya Kolesterol Melonjak, Benarkah? Ini Kata Dokter

    Sakit Kepala Tandanya Kolesterol Melonjak, Benarkah? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Banyak yang meyakini jika sakit kepala merupakan alarm dari tubuh bahwa kolesterol sedang melonjak. Lantas, benarkah demikian?

    Spesialis penyakit dalam dr Muthmainnah, SpPD-KAI mengatakan sakit kepala tidak selalu berkaitan dengan meningkatnya kolesterol dalam tubuh. Namun, pada sebagian orang, kolesterol yang tinggi bisa saja ditandai dengan munculnya sakit kepala.

    “Kita harus pemeriksaan kolesterol lengkap. Harus memang pemeriksaan darah. Intinya sakit kepala itu bukan satu-satunya gejala yang disebabkan oleh kolesterol atau hipertensi,” kata dr Muthmainnah saat berbincang dengan detikcom, di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    dr Muthmainnah menambahkan bahwa kolesterol yang tinggi bisa saja terjadi tanpa munculnya gejala.

    “Banyak kondisi penyakit itu asimtomatik, artinya tidak bergejala seperti hipertensi, diabetes tidak semua penyakit menunjukkan manifestasi atau tanda-tanda khusus spesifik,” katanya.

    “Bisa jadi pada sebagian orang, setelah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak, dia akan pusing kalau memang kadar kolesterolnya tinggi. Tapi, balik lagi nggak semua pasien,” sambungnya.

    Seseorang yang ‘mencuri start’ yakni dengan mengonsumsi obat kolesterol terlebih dahulu sebelum makan makanan berlemak, menurut dr Muthmainnah merupakan tindakan yang sia-sia.

    “Banyak orang yang suka minum obat kolesterol, misalkan ada rencana mau makan sate, terus makan obatnya kolesterolnya siang dan makan satenya malam, itu nggak ngaruh,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Penampakan Torpedo Kambing, Diyakini Bisa Dongkrak Vitalitas Pria

    Penampakan Torpedo Kambing, Diyakini Bisa Dongkrak Vitalitas Pria

    Foto Health

    Devandra Abi Prasetyo – detikHealth

    Jumat, 06 Jun 2025 15:56 WIB

    Jakarta – Torpedo kambing banyak diburu kaum pria karena diyakini bisa meningkatkan vitalitas. Klaim ini masih diragukan, tapi yang pasti bisa memicu asam urat atau gout.

  • Minum Ini Tiap Pagi, Kanker Usus Bisa Dicegah? Ini Kata Ahli

    Minum Ini Tiap Pagi, Kanker Usus Bisa Dicegah? Ini Kata Ahli

    Jakarta

    Memulai pagi dengan minuman yang tepat bukan hanya soal selera, tapi juga berdampak besar untuk kesehatan jangka panjang. Beberapa minuman yang dikonsumsi saat pagi, seperti kopi dan susu, rupanya memiliki potensi untuk membantu mencegah kanker usus.

    Kandungan nutrisi yang ada di dalam kedua minuman tersebut mendukung kesehatan saluran pencernaan. Memang bagaimana mekanismenya?

    Manfaat Susu untuk Pencegahan Kanker Usus

    Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 542 ribu wanita menemukan asupan tambahan 300 mg kalsium per hari, yang setara satu gelas susu, dikaitkan dengan penurunan risiko kanker usus sebesar 17 persen.

    Peneliti utama Dr Keren Papier menyebut penelitian ini menjadi studi tunggal paling komprehensif yang pernah dilakukan mengenai hubungan antara pola makan dan peran protektif kalsium pada penyakit tersebut.

    Peneliti mengatakan peran protektif kalsium kemungkinan besar berasal dari kemampuannya untuk mengikat asam empedu dan asam lemak bebas di usus besar. Ini yang mengurangi efek potensi pemicu kanker pada usus.

    Manajer informasi kesehatan senior di Cancer Research UK, Sophia Lowes mengatakan menjaga pola makan sehat adalah salah satu faktor penting pencegahan kanker usus. Selain itu, pencegahan lain yang harus dilakukan adalah menjaga berat badan ideal dan berhenti merokok.

    Sebaliknya dalam penelitian yang sama, konsumsi 20 gram alkohol tambahan per hari disebut meningkatkan risiko kanker usus sebesar 15 persen.

    “Susu juga bisa menjadi bagian dari pola makan yang membantu mengurangi risiko kanker usus. Kami menantikan penelitian lebih lanjut, untuk memastikan sedikit orang yang terdampak penyakit berbahaya ini,” kata Lowes dikutip dari Daily Mail.

    Manfaat Kopi untuk Pencegahan Kanker Usus

    Kopi juga salah satu minuman populer yang biasanya dikonsumsi pagi hari. Selain memberikan energi tambahan, rupanya minum kopi tiap hari juga memiliki potensi besar perlindungan dari kanker usus.

    Dari analisis yang dilakukan World Cancer Research Fund International, ditemukan tiga jenis polifenol, senyawa alami yang berfungsi sebagai antioksidan, dari kopi yang dikaitkan dengan penurunan risiko kanker usus. Ketiganya adalah 3,4-dihydroxyphenyl propionic acid, asam ferulat, dan asam kafeat.

    Menggunakan data besar dari studi prospektif Japan Public Health Center-based prospective study (JPHC), ketiga polifenol tersebut dikaitkan dengan penurunan risiko kanker usus besar pada populasi Jepang yang diteliti. Hasil ini menunjukkan polifenol dari kopi mungkin berperan dalam mencegah kanker usus besar.

    Penelitian lain yang dilakukan sebelumnya menemukan perempuan yang minum 3 cangkir kopi setiap hari memiliki risiko kanker usus besar invasif yang lebih rendah.

    (avk/up)

  • Video: Makan Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Vitalitas? Ini Kata Dokter

    Video: Makan Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Vitalitas? Ini Kata Dokter

    Jakarta – Banyak masyarakat percaya mengonsumsi torpedo atau bagian testis kambing bisa meningkatkan vitalitas pria. Maka tak jarang saat Idul Adha beberapa masyarakat mengonsumsi torpedo kambing tersebut.

    Lalu benarkah anggapan tersebut? Berikut penjelasan dokter terkait pengaruh mengonsumsi torpedo kambing pada vitalitas pria.

    (/)

  • Waspada Kolesterol-Asam Urat, Kenali Tanda-tanda Kebanyakan Makan Daging

    Waspada Kolesterol-Asam Urat, Kenali Tanda-tanda Kebanyakan Makan Daging

    Foto Health

    Grandyos Zafna – detikHealth

    Jumat, 06 Jun 2025 15:02 WIB

    Jakarta – Asupan daging dipastikan meningkat selama Idul Adha. Tapi hati-hati, risiko kolesterol-asam urat tetap harus diwaspadai di balik lezatnya olahan daging kurban.

  • Waspada Kolesterol-Asam Urat, Kenali Tanda-tanda Kebanyakan Makan Daging

    Waspada Kolesterol-Asam Urat, Kenali Tanda-tanda Kebanyakan Makan Daging

    Foto Health

    Grandyos Zafna – detikHealth

    Jumat, 06 Jun 2025 15:02 WIB

    Jakarta – Asupan daging dipastikan meningkat selama Idul Adha. Tapi hati-hati, risiko kolesterol-asam urat tetap harus diwaspadai di balik lezatnya olahan daging kurban.

  • Kenapa Susah BAB Sehabis Makan Daging? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Kenapa Susah BAB Sehabis Makan Daging? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Jakarta

    Pada saat hari raya Idul Adha, seseorang akan lebih banyak mengkonsumsi daging merah, baik daging kambing maupun daging sapi. Akibatnya, keluhan pada kesehatan yang sering muncul adalah konstipasi atau sembelit.

    Sembelit merupakan kondisi saat seseorang kesulitan dalam buang air besar (BAB), feses menjadi keras, dan mengejan berlebihan saat proses BAB.

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, daging memang bukan makanan yang ideal bagi pengidap sembelit lantaran sulit dicerna dengan baik.

    “Yang kita minta adalah mengkonsumsi serat yang banyak atau makanan yang gampang untuk dicerna, tidak perlu sampai dicerna di usus bagian bawah,” imbuhnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Daging memang kaya protein. Namun jika dikonsumsi berlebihan tanpa disertai asupan sayur atau buah, kerja usus menjadi lebih berat dan melambat. Akibatnya, sisa makanan sulit terdorong keluar dan dapat menyebabkan sembelit.

    Karenanya, dr Ray menyarankan agar konsumsi daging diimbangi dengan makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan, serta cukup minum air putih.

    “Jadi memang daging itu tidak disarankan untuk pasien-pasien yang mengalami gangguan pasase dari saluran cerna,” imbuh dr Ray.

    “Ya, harus diikuti dengan makan serat dan minum air yang cukup untuk melancarkan passage atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna,” sambungnya lagi.

    Senada, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari, mengatakan daging merah mengandung tinggi lemak yang membuat sistem pencernaan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses mencerna makanan.

    Selain itu, daging merah juga mengandung serat protein yang keras dan zat besi yang tinggi sehingga mengakibatkan feses menjadi lebih keras dan menggumpal.

    “Kondisi tersebut mengakibatkan usus harus bekerja lebih ekstra dalam mengeluarkan feses,”ujar Ira, dikutip dari laman resmi UM Surabaya.

    NEXT: Tips mengatasinya

    Oleh karena itu, asupan daging dalam jumlah banyak pada dasarnya tidak disarankan bagi pengidap gangguan saluran cerna. Kalaupun mau tetap ikut menikmati, penting untuk diimbangi dengan asupan buah dan sayuran.

    “Ya, harus diikuti dengan makan serat dan minum air yang cukup untuk melancarkan passage atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna,” saran dr Ray.

    Salah satu buah yang disarankan untuk mengatasi susah BAB alias sembelit adalah pepaya. Selain itu, sayuran hijau dan makanan tinggi probiotik seperti tempe juga disarankan untuk membantu melancarkan BAB.

    Simak Video “Video: Jangan Panaskan Masakan Daging Berulang-ulang! Bisa Picu Risiko Kesehatan”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Pengalaman Hunting Torpedo Kambing, Biang Asam Urat yang Diam-diam Jadi Incaran

    Pengalaman Hunting Torpedo Kambing, Biang Asam Urat yang Diam-diam Jadi Incaran

    Jakarta

    Di setiap momen Idul Adha, torpedo kambing kerap menjadi bagian daging kurban favorit, khususnya bagi laki-laki yang telah menikah. Bukan tanpa alasan, torpedo dianggap memiliki khasiat untuk meningkatkan vitalitas pria. Lalu, apakah torpedo masih menjadi rebutan?

    Budi (47) warga Jakarta Selatan mengatakan torpedo memang masih menjadi bagian tubuh kambing favorit sebagian pria. Namun, di kampungnya, agar tak menjadi rebutan maka diaturlah penerima sesuai prioritas.

    “Pertama itu hak orang yang berkurban. Ada kaki, torpedo, dan butut, nah yang berkurban ditawarin. Kalau dia nggak mau, kami lelang ke panitia. Kami punya catatan, misal si A sudah dapat tahun ini, tahun depan dia nggak bisa dapat lagi, gantian,” kata Budi kepada detikcom saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025).

    Torpedo kambing jadi buruan di setiap momen Idul Adha, termasuk hari ini, Jumat (6/6/2025). Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Terkait efek torpedo, Iranda (32) tahun mengaku memang benar testis kambing tersebut bisa memberikan dampak baik ke tubuhnya. Menurutnya, setelah makan torpedo, tubuhnya merasa lebih segar.

    “Rasanya sama kayak daging, kenyal. Biasanya saya sate. Buat saya bikin ‘seger’ gitu, efeknya wah langsung. Makan sekali efeknya di saya bisa semingguan, seger gitu,” kata Iranda.

    Petugas memotong hewan kurban, menyisakan torpedo kambing jantan bergelantungan. Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Berbeda dengan Iranda, Rizal (60) warga Jakarta Selatan mengatakan khasiat terkait vitalitas pada torpedo hanya perihal sugesti. Menurutnya, torpedo tidak benar-benar bisa meningkatkan vitalitas pria.

    “Saya mulai makan torpedo itu dari SMA sudah sering makan, kadang-kadang makan di warung. Sekarang saya sudah hampir 60 tahun,” kata Rizal.

    “Kalau untuk membantu ereksi segala macam, saya rasa sugesti saja. Kalau sugesti kita bikin kuat, ya kuat, kalau nggak ya nggak,” sambungnya.

    Sebagai seseorang yang sudah sering mengonsumsi torpedo, menurut Rizal rasa dari testis tersebut bahkan lebih enak daripada daging kambing itu sendiri.

    “Torpedo itu lebih enak dari daging, super lebih enak. Dia nggak kenyal, kalau digigit hancur kayak ada ‘pasir’-nya gitu. Kalau digigit hancur dia,” tutupnya.

    NEXT: Pendapat dokter soal efek torpedo kambing

    Terkait klaim torpedo kambing bisa meningkatkan libido, spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD memberikan pendapat. Menurutnya, beberapa studi memang menyebut torpedo kambing mengandung zat bioaktif testosteron, yang dikaitkan dengan hormon seksual pria.

    Meski begitu, efek torpedo kambing masih menjadi perdebatan di kalangan medis. Ada beberapa studi yang mendukung kaitannya dengan libido, namun tidak semuanya demikian.

    “Jadi sekali lagi, ini pro-kontra,” jelasnya kepada detikcom.

    Namun demikian, ia membenarkan bahwa bagian daging jeroan kambing yang satu ini memang punya manfaat bagi kesehatan. Kandungan protein, vitamin dan mineralnya relatif tinggi pada torpedo.

    Penting juga untuk diingat, torpedo seperti halnya jeroan kambing yang lain adalah sumber utama protein pembentuk asam urat yakni purin. Kalaupun mau menyantapnya, dr Ray menyarankan untuk tidak berlebihan.

    “Torpedo juga bisa meningkatkan asam urat karena kandungan protein yang cukup tinggi,” lanjutnya.

    Simak Video “Video: Makan Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Vitalitas? Ini Kata Dokter”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Hari Raya Idul Adha tiba. Momentum ini kerap menjadi ajang ‘jor-joran’ atau berlebihan mengonsumsi daging dalam jumlah banyak.

    Orang-orang pun bersemangat mengolah daging kurban baik sapi, kambing, atau domba menjadi beragam masakan, terutama yang mengandung santan. Namun tak jarang, masyarakat dihantui ancaman kolesterol tinggi setelah kalap mengonsumsi olahan daging kurban.

    Beredar anggapan, makan timun dan nanas bisa membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Walhasil beberapa orang percaya, makan timun setelah kalap mengkonsumsi olahan daging kurban bisa mencegah sederet efek buruk dari lonjakan kadar kolesterol. Lantas, bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, menjelaskan, makanan berserat seperti timun hingga nanas memang bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan, terutama mengonsumsi berlemak seperti daging.

    Hal ini dikarenakan serat dapat mempercepat pergerakan usus, sehingga mengurangi sedikit penyerapan lemak di tubuh.

    Meskipun begitu, dr Ray menegaskan hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan secara eksplisit terkait konsumsi timun atau nanas dapat langsung menurunkan kadar kolesterol.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata dr Ray saat berbincang dengan detikcom, Rabu (4/6/2025).

    “Konsumsi timun atau nanas itu belum ada bukti yang konkret. Yang pasti kalau memang betul sudah terbukti bahwa ada kolesterol yang tinggi, tentu disiapkan obat-obat kolesterol yang harus dikonsumsi secara rutin,” imbuhnya lagi.

    Artinya, makanan berserat memang membantu proses pencernaan, tapi tidak serta-merta atau secara langsung bisa menjadi solusi utama untuk menurunkan kolesterol.

    (suc/up)

  • Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Jakarta

    Ketika perayaan Idul Adha, hidangan berbahan dasar daging sapi atau kambing biasanya menghiasi meja makan selama beberapa hari. Sehingga, asupan daging menjadi lebih banyak di momen ini.

    Meski menggugah selera dan kaya protein, mengonsumsi daging kurban berlebihan ternyata bisa menyebabkan risiko kesehatan. Sehingga, penting untuk mengetahui beberapa risiko jika terlalu banyak makan daging, terutama di momen Idul Adha.

    Bahaya Terlalu Banyak Makan Daging Kurban

    Terlalu banyak makan daging dapat memicu kanker, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan kolesterol. Berikut penjelasanya.

    1. Memicu Kanker

    Menurut Spesialis Gizi Klinis, Dessy Suci Rachmawati, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging terlalu banyak bisa menyebabkan kanker. Salah satu kasus yang banyak terjadi adalah kanker kolorektal atau usus besar.

    “Ada dari komponen-komponen dari si dagingnya itu yang dia bisa mengganggu dari si saluran cernanya itu. Jadi kayak kalau untuk daging itu kan dia proses metabolisme, proses pemecahan dan lain sebagainya itu kan dia lebih susah ya,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Kebanyakan makan daging juga bisa memicu penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) karena lemak jenuh yang ada di dalam daging. Proses pengolahannya juga bisa meningkatkan risiko tersebut, misalnya dengan santan atau minyak yang bisa semakin meningkatkan kandungan lemak jenuh.

    Sementara, pengolahan secara dibakar juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebab, zat karsinogenik yang ditimbulkan bisa memicu proses inflamasi atau peradangan dalam tubuh.

    3. Meningkatkan Kolesterol

    Pada orang sehat, makan daging berlebihan dan pengolahan yang tidak tepat bisa memicu meningkatnya kolesterol, seperti dengan santan atau digoreng dengan minyak yang banyak. Terlebih, pada orang dengan riwayat hiperkolesterolemia yang harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging.

    Berapa Batas Anjuran Makan Daging?

    Menurut dr Dessy, rekomendasi harian makan daging yaitu sekitar 70 gram per hari atau 350 gram per minggu. Dikutip dari laman National Health Service, jika dalam satu hari telah mengkonsumsi lebih dari 90 gram daging merah dan daging olahan, maka kurangi asupan daging di hari-hari berikutnya.

    Apakah Ada Penangkalnya?

    Selain perlu membatasi asupan daging agar tidak berlebihan, mengimbanginnya dengan makanan tinggi serat juga membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan. Dalam hal ini, anjuran makan timun dan nanas saat makan daging ada benarnya karena keduanya banyak mengandung serat dan antioksidan.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD.

    Meski demikian, dr Ray meragukan klaim bahwa makanan tertentu termasuk timun dan nanas serta merta dapat menurunkan kadar kolesterol. Hal yang sama juga berlaku untuk bawang putih, tetap banyak manfaatnya cuma belum tentu efektif jika tujuannya spesifik menurunkan kolesterol.

    (elk/up)