Category: Detik.com Kesehatan

  • Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Jakarta

    Seorang pria berusia 59 tahun datang ke Rumah Sakit Pertama Universitas Peking di Beijing untuk menjalani sebuah prosedur medis ketika ia mulai merasakan nyeri dada hebat dan sesak napas.

    Empat bulan sebelumnya, ia telah menjalani operasi pengangkatan tumor ganas dari kandung kemihnya. Di hadapan keluarganya, ia berusaha tampak kuat dan menghindari pembicaraan tentang kesehatannya. Namun secara pribadi, kecemasan berat akan kemungkinan kambuhnya kanker membuatnya sulit tidur di malam hari.

    Menurut dokter, pria tersebut mengalami takotsubo cardiomyopathy, yang juga dikenal sebagai sindrom patah hati, seperti yang didokumentasikan dalam sebuah studi kasus tahun 2021. Kondisi langka pada jantung yang dipicu oleh stres ini umumnya ditemukan pada wanita, tetapi sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association pada bulan Mei menemukan penyakit ini bisa lebih mematikan bagi pria yang mengalaminya.

    Apa Itu Broken Heart Syndrome?

    Dikutip dari CNN, takotsubo cardiomyopathy (TC) diyakini disebabkan oleh peristiwa emosional atau fisik yang sangat ekstrem, seperti menerima kabar kematian orang tercinta, memenangkan lotre, atau mengangkat sofa berat. TC terjadi ketika otot jantung dibanjiri hormon stres, menyebabkan sebagian otot tersebut ‘membeku’ dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Saat jantung kesulitan memompa darah, gejalanya menyerupai serangan jantung, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan jantung berdebar-debar.

    Studi terbaru menganalisis data hampir 200.000 pasien yang dirawat karena TC di Amerika Serikat antara 2016 hingga 2020. Meskipun 83 persen kasus terjadi pada wanita, pria memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat untuk meninggal akibat kondisi ini, dengan tingkat kematian mencapai 11,2 persen.

    Perbedaan Dampak TC antara Pria dan Wanita

    “Perbedaan antara pria dan wanita adalah temuan yang sangat mencolok,” kata Dr. Mohammad Reza Movahed, salah satu penulis studi dan profesor klinis bidang kedokteran di University of Arizona di Tucson. “Ini menimbulkan pertanyaan baru yang menarik dan perlu diteliti lebih lanjut.”

    Sama seperti perbedaan umum antara kesehatan jantung pria dan wanita, perbedaan tingkat kematian akibat TC belum sepenuhnya dipahami, kata Movahed. Hal ini justru bertentangan dengan tren penyakit jantung lainnya. Namun, diduga bahwa perbedaan kadar hormon memiliki peran penting.

    Situasi penuh tekanan memicu kelenjar adrenal melepaskan hormon fight-or-flight yang disebut katekolamin. Hormon ini dirancang untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, tetapi jika dilepaskan secara ekstrem, dapat “membuat sel-sel di jaringan jantung lumpuh sementara,” jelas Movahed.

    Diperkirakan, pria menghasilkan lebih banyak katekolamin saat menghadapi stres dibandingkan wanita, sehingga mereka cenderung mengalami kasus TC yang lebih parah.

    Sementara itu, hormon estrogen yang diproduksi dalam jumlah lebih tinggi pada wanita, diyakini memberikan perlindungan terhadap sistem kardiovaskular, membantu tubuh mengelola lonjakan katekolamin dan mengurangi risiko komplikasi parah dari TC, menurut dr Louis Vincent, peneliti bidang kardiologi noninvasif di University of Miami. Ia ikut menulis studi lain terkait perbedaan TC pada pria dan wanita, tetapi tidak terlibat dalam studi baru ini.

    Selain faktor biologis, faktor sosial juga mungkin berperan.

    “Sebagian besar dokter mengetahui tentang takotsubo, tetapi mereka mungkin menganggap ini sebagai penyakit yang hanya menyerang wanita, sehingga diagnosis pada pria bisa terlewatkan,” ujar Dr. Deepak Bhatt, ahli jantung dan direktur Mount Sinai Fuster Heart Hospital, yang juga tidak terlibat dalam studi ini. “Jika salah diagnosis, penanganan menjadi terlambat, dan ini bisa menyebabkan hasil yang lebih buruk.”

    Pria juga cenderung mencari pertolongan medis di tahap yang lebih lambat, mengira gejala yang mereka alami masih bisa ditahan atau akan hilang sendiri, ujar Dr. Alejandro Lemor, profesor kardiologi intervensi di University of Mississippi Medical Center, yang juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

    Komplikasi mematikan dari TC termasuk penggumpalan darah, stroke, henti jantung, dan gagal jantung, kata Lemor. Namun jika terdeteksi sejak dini, pengobatan dengan obat-obatan bisa mengurangi risiko komplikasi, mengembalikan fungsi jantung, dan memungkinkan pemulihan total dalam beberapa minggu.

    Tim Movahed telah memasukkan berbagai variabel penting seperti usia, ras, pendapatan, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, dan diabetes dalam analisisnya.

    Namun, menurut Vincent, studi ini tidak mencakup data pasien tentang penyakit penyerta lain seperti riwayat stroke atau infeksi Covid-19.

    Selain itu, studi ini hanya menganalisis data diagnostik pasien rawat inap dengan TC, sehingga pasien rawat jalan atau yang meninggal karena komplikasi di luar rumah sakit mungkin tidak terhitung dalam analisis tersebut, kata Movahed.

    Untuk dapat menjelaskan lebih pasti penyebab perbedaan tingkat kematian antara pria dan wanita serta menguji metode pengobatan lebih lanjut, menurut Vincent, dibutuhkan kumpulan data yang lebih rinci.

    “Perlu disadari bahwa dalam studi seperti ini, kami menyajikan temuan berdasarkan kode diagnosis, bukan berdasarkan prosedur atau hasil laboratorium pasien,” ujar Vincent. “Namun studi ini tetap kuat karena memungkinkan kita meninjau populasi besar dan melihat tren. Dan saya pikir tren tingkat kematian lebih tinggi pada pria ini layak diteliti lebih dalam.”

    NEXT: Waspadai Gejalanya

    Nyeri dada mendadak atau sesak napas yang parah harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis, tegas Bhatt, yang juga profesor bidang kardiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York.

    “Ini bukan saatnya untuk menahannya di rumah atau mencari solusi di internet. … Jangan coba-coba menghubungi dokter umum Anda. Hubungi layanan darurat,” kata Bhatt. “Waktu sangat penting. Dengan menyelamatkan beberapa jam, Anda bisa menghindari kerusakan jantung yang tidak dapat diperbaiki.”

    Gejala yang muncul setelah stres fisik, penyebab umum TC pada pria, juga tidak boleh diabaikan, kata Movahed, terutama setelah kejadian medis seperti serangan asma, kejang, atau komplikasi akibat penggunaan obat-obatan.

    Meski TC disebabkan oleh stres mendadak, Bhatt menyarankan untuk mengelola stres kronis melalui meditasi atau olahraga harian agar kesehatan jantung secara keseluruhan lebih baik, dan memiliki rutinitas yang bisa diandalkan saat menghadapi situasi tak terduga.

  • Diam-diam Picu Asam Urat, Makanan Ini Justru Paling Banyak Dicari

    Diam-diam Picu Asam Urat, Makanan Ini Justru Paling Banyak Dicari

    Jakarta

    Saat Idul Adha, jeroan seperti hati, ampela, dan organ dalam lainnya kerap menjadi sajian favorit. Dibanding daging pada umumnya, jeroan memang punya tekstur yang lebih empuk sehingga mudah diolah.

    Namun, dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengingatkan agar konsumsi jeroan tidak berlebihan karena bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

    Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

    “Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

    Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

    (suc/up)

  • Penampakan 4 Cacing ‘Ngumpet’ di Kelopak Mata Wanita, Awalnya Ngeluh Gatal

    Penampakan 4 Cacing ‘Ngumpet’ di Kelopak Mata Wanita, Awalnya Ngeluh Gatal

    Foto Health

    Averus Kautsar – detikHealth

    Minggu, 08 Jun 2025 17:04 WIB

    Jakarta – Wanita di China ini mengalami kejadian langka terinfeksi cacing di kelopak matanya. Dokter menemukan ada empat cacing tersembunyi di matanya.

  • Kata Dokter soal Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Obesitas Lebih Berisiko

    Kata Dokter soal Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Obesitas Lebih Berisiko

    Jakarta

    Kolesterol tinggi adalah kondisi saat kadar kolesterol dalam darah lebih tinggi dibandingkan nilai normal. Kolesterol yang dibiarkan tak terkendali, lama kelamaan dapat menyumbat pembuluh darah, yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung.

    Kolesterol tinggi tidak memiliki gejala khas, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya. Biasanya, gejala kolesterol tinggi baru dirasakan saat sumbatan (plak) sudah terbentuk di pembuluh darah, yang akhirnya menyebabkan berbagai komplikasi serius.

    Namun, tak sedikit juga orang yang bertanya-tanya, apakah seseorang yang mengidap kolesterol tinggi bisa dikenali dari penampilan fisiknya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan, fisik seseorang bisa saja mencerminkan adanya risiko kolesterol tinggi. Namun, hal ini tak bisa dijadikan satu-satunya patokan.

    Adapun salah satu tanda fisik yang kemungkinan bisa menandakan seseorang terkena kolesterol tinggi adalah obesitas atau kegemukan.

    “Obesitas itu suatu kondisi kegemukan terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh yang berlebihan atau peningkatan berat badan yang tidak sesuai proporsional pasien atau individu tersebut,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurut dr Ray, obesitas termasuk dalam kelompok sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi medis yang saling berkaitan, termasuk obesitas, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan hiperurisemia.

    Apabila seseorang mengalami obesitas, terlebih sudah berusia di atas 40 tahun, dr Ray menyebut kemungkinan besar ia juga memiliki masalah metabolik lainnya, termasuk kolesterol tinggi dan dislipidemia.

    Namun, ia menekankan tidak semua orang gemuk pasti memiliki kolesterol tinggi. Tapi, peluangnya memang lebih besar dibandingkan individu dengan berat badan ideal.

    “Obesitas, saya tidak melakukan generalisasi tapi, biasanya dan di usia di atas 40 tahun itu juga akan diikuti dengan problem-problem metabolik yang lain. Salah satunya di sini adalah hiperkolesterolemia atau dislipidemia,” imbuh dr Ray.

    “Jadi, tidak serta merta memang orang gemuk pasti kolesterol tinggi. Tidak. tetapi akan besar kemungkinan dia juga sudah membawa penyakit metabolik yang lain menjadi teman-temannya,” tuturnya lagi.

    (suc/up)

  • Cerita 2 Pasien Kanker Otak saat Alami Gejala Awal, Bukan Cuma Sakit Kepala

    Cerita 2 Pasien Kanker Otak saat Alami Gejala Awal, Bukan Cuma Sakit Kepala

    Jakarta

    Kanker otak adalah kondisi saat sel-sel di otak tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor ganas. Seiring perkembangannya, sel-sel kanker ini bisa menekan jaringan otak di sekitarnya, menimbulkan gejala seperti sakit kepala hebat, mual, muntah, hingga gangguan keseimbangan.

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, beberapa jenis kanker otak bisa tumbuh sangat cepat dan menyebar ke bagian lain dari otak maupun ke sumsum tulang belakang. Tumor otak umumnya diklasifikasikan berdasarkan kecepatan pertumbuhannya dan seberapa besar kemungkinan tumor tersebut kembali muncul setelah pengobatan.

    Menariknya, sebagian besar kasus kanker otak justru merupakan kanker otak sekunder, yakni kanker yang awalnya muncul di organ tubuh lain, lalu menyebar ke otak. Sementara itu, kanker otak primer adalah jenis kanker yang memang muncul langsung dari jaringan otak itu sendiri.

    Gejala awal kanker otak sering kali disalahartikan sebagai gangguan kesehatan biasa seperti migrain, stres, atau kelelahan. Namun sejumlah pasien dari berbagai belahan dunia membagikan kisah mereka yang menunjukkan bahwa tanda-tanda awal kanker otak bisa jauh lebih kompleks dan jarang disadari.

    1. Sakit Kepala dan Nyeri Tubuh

    Glenn Colmer, seorang pria berusia 51 tahun di Inggris, mengira sakit kepala dan nyeri tubuh yang dialaminya hanya akibat kelelahan. Namun setelah berakhir kejang hebat dan menjalani pemeriksaan CT scan, ia didiagnosis glioma agresif atau memiliki tumor ganas yang menyebar dengan cepat.

    Ia bahkan meninggal dunia hanya 10 hari setelah gejala pertama muncul. Istri Glen, Ali, mengaku tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada keluarganya. Terlebih, Glenn adalah pria paling sehat yang selama ini dia kenal.

    “Tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada keluarga saya. Glenn adalah pria paling sehat yang saya kenal, ia memiliki cara yang luar biasa untuk membuat orang merasa lebih baik hanya dengan berada di dekat mereka.”

    “Kami selalu bercanda bahwa ia tak terkalahkan. Namun, tumor otak tidak peduli seberapa sehat, baik, dia tidak pandang bulu.”

    Semula, semuanya tampak normal hingga pada 18 Februari, Glenn, mendadak bangun dengan kondisi badan seperti membeku.

    Ia terdiam, dan lengan kirinya terkunci di tempatnya, dengan tatapan kosong ke depan. Ia meminta pertolongan istrinya sampai beberapa saat kemudian, Glenn pingsan dan mulai gemetar hebat, terengah-engah, sampai 10 hari pasca pengobatan intensif di RS ia tak berhasil selamat.

    2. Kelelahan Ekstrem hingga Gejala Mirip Flu

    Wanita berusia 26 tahun di Inggris, Namh, menceritakan bagaimana dirinya mendapat diagnosis kanker otak di usia remaja. Ia kala itu kerap mengeluhkan sakit kepala tetapi tak pernah menganggapnya serius.

    Dikutip dari The Sun, Namh mengira sakit kepala disebabkan oleh stres dari aktivitas sekolah ataupun berkaitan dengan masa pubertas. Beberapa minggu sebelum didiagnosis, pada usia 14, Niamh mengidap kelelahan ekstrem dan tidur selama lebih dari 12 jam sehari, yang menurutnya menjadi gejala flu.

    Namun, saat ia terbangun dalam keadaan buta dua minggu kemudian, ia tahu ada yang tidak beres dan bergegas ke Western Infirmary Hospital di Glasgow, Skotlandia, hasil CT scan mengungkapkan ia memiliki massa tumor di otaknya.

    Ia kemudian menjalani operasi darurat di Rumah Sakit Universitas Ratu Elizabeth untuk mengangkat tumor, diikuti dengan biopsi, yang mengungkapkan hasilnya mengidap ganglioglioma, tumor otak langka.

    Sejak tumor diangkat, Niamh mengalami keterbatasan penglihatan tepi, yang menurutnya selalu mengingatkannya akan diagnosisnya. Namun, ia menolak untuk membiarkan hal itu menghalanginya.

    “Setelah saya didiagnosis, kami mengetahui bahwa tumor menekan saraf optik saya, itulah sebabnya saya menjadi buta sebelum didiagnosis.

    “Itu menyebabkan banyak kerusakan pada mata saya, saya tidak memiliki penglihatan tepi sama sekali. Itu sebabnya saya harus memakai kacamata, tetapi kacamata itu tidak terlalu membantu karena kerusakan yang disebabkan oleh tumor.

    Kisah lainnya datang dari Isabella Strahan, putri pembawa acara terkenal Michael Strahan. Di usia 19, ia mengalami sakit kepala, muntah darah, dan sulit berjalan. Hasil MRI menunjukkan adanya tumor medulloblastoma di otaknya, yang kemudian ditangani dengan operasi dan kemoterapi.

    NEXT: Tanda-tanda Lain yang Muncul

    Tanda-Tanda Lain yang Muncul

    Mengacu pada laporan dari MD Anderson Cancer Center dan berbagai jurnal medis, beberapa gejala lain yang bisa menandakan tumor otak antara lain:

    Kejang mendadakRasa logam di mulutGangguan penglihatan atau diplopia (penglihatan ganda)Kesulitan bicara atau berpikirGangguan keseimbangan atau koordinasiMuntah tanpa sebab jelas, terutama di pagi hari

    “Pasien sering datang terlambat karena gejala awal dianggap biasa. Padahal, sakit kepala terus-menerus yang disertai perubahan neurologis bisa menjadi tanda kanker otak,” ujar dr Santosh Kesari, ahli neuro-onkologi dari Saint John’s Cancer Institute, AS.

    Kapan Harus ke Dokter?

    Para ahli menegaskan bahwa tidak semua sakit kepala menandakan kanker, tetapi bila disertai gejala lain, seperti penglihatan kabur, kejang, atau gangguan kognitif, maka perlu segera diperiksakan.

    “Deteksi dini sangat penting. Banyak tumor otak yang bisa ditangani lebih baik jika ditemukan lebih awal,” lanjut dr Kesari.

    Simak Video “Video: Neurolog Ungkap Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Before Vs After Pria Push-Up Tiap Hari dalam Setahun, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

    Before Vs After Pria Push-Up Tiap Hari dalam Setahun, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

    Jakarta

    Seorang Youtuber bernama Cedrik Flipo di Kanada sukses menjalani tantangan melakukan push-up sebanyak 66 ribu kali dalam setahun. Tantangan tersebut memberikan efek yang luar biasa pada tubuhnya.

    Tantangan itu dimulai pada 1 Januari 2022. Ia melakukan satu push-up pada hari pertama, kemudian menambahkan satu push-up tiap hari selama setahun. Pada pertengahan tahun, ketika ia ‘baru’ menjalani sekitar 16 ribu push-up, transformasi tubuhnya sudah begitu terlihat.

    “Inilah bentuk tubuh saya sebelum saya mulai melakukan push-up, dan bahkan belum sampai setengah tantangan pun, Anda sudah bisa melihat saya mendapatkan banyak massa otot di tubuh bagian atas,” katanya dikutip dari akun Youtube Cedrik Flipo.

    “Jadi kalau Anda ingin membesarkan tubuh dan menambah otot, saya benar-benar menyarankan tantangan ini karena tidak terlalu panjang dan sangat efektif,” katanya.

    Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 1 juta kali memperlihatkan tubuhnya sebelum menjalani tantangan. Badannya cenderung ramping dan hanya memiliki sedikit otot.

    Ia mengaku tidak berhenti push-up setiap hari selama setahun, kecuali ada satu hari di mana ia beristirahat karena mengalami nyeri bahu dan tidak bisa push-up sama sekali.

    “Saya tidak pernah melewatkan satu haripun untuk melakukan push-up, kecuali satu hari ketika saya cedera bahu. Jadi saya tidak bisa menyelesaikan sepenuhnya,” tambah Cedrik.

    Perbedaan bentuk tubuhnya yang lebih berisi dan berotot membuat netizen terkagum-kagum.

    “Katakan apapun yang ingin kalian katakan tentang anak ini, tapi dia berpikir, inovatif, dan ini tantangan luar biasa. Kerja bagus bro, saya benar-benar terkesan,” kata salah satu netizen.

    Meski terlihat mudah, gerakan push-up melibatkan sebagian besar kelompok utama di seluruh tubuh, termasuk kaki, perut, bahu, punggung, dan lengan. Caranya adalah dimulai dengan posisi telungkup, ujung kaki menapak, siku ditekuk, lalu dorong tubuh ke atas hingga lengan lurus.

    Turunkan kembali tubuh untuk menyelesaikan satu push-up dan lakukan berulang.

    Dikutip dari laman resmi Harvard, gerakan push-up rupanya memiliki keterkaitan erat dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Dalam studi di tahun 2019, disebutkan pria yang bisa setidaknya 40 push-up selama 30 detik memiliki risiko serangan jantung, gagal jantung, atau masalah kardiovaskular yang lebih rendah selama 10 tahun ke depan. Ini dibandingkan dengan pria yang hanya mampu menyelesaikan kurang dari 10 push-up.

    Ini tentu menjadi alternatif olahraga yang baik, mengingat gerakan push-up sangat fleksibel dan bisa dilakukan di mana saja.

    “Jumlah push-up yang bisa Anda lakukan sekaligus memberikan pengukuran langsung tentang kekuatan dan daya tahan otot Anda, serta merupakan alat yang mudah untuk membantu Anda meningkatkan kebugaran,” kata asisten profesor bidang pengobatan fisik dan rehabilitasi di Harvard Medical School, Dr Edward Phillips.

    (avk/naf)

  • Waduh! Daging Kurban yang Dimasak Begini Bikin Kadar Kolesterol Meroket

    Waduh! Daging Kurban yang Dimasak Begini Bikin Kadar Kolesterol Meroket

    Jakarta

    Daging kurban, seperti sapi atau kambing biasanya menjadi menu makan utama setelah perayaan Idul Adha. Selain porsi, cara pengolahan daging kurban juga perlu diperhatikan untuk mencegah masalah kesehatan pasca lebaran, seperti kolesterol tinggi.

    Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga Lailatul Muniroh mengungkapkan beberapa kesalahan umum cara pengolahan daging yang kerap dilakukan.

    “Orang-orang cenderung mengonsumsi daging dalam jumlah banyak, terutama jeroan yang tinggi dalam kandungan kolesterol. Mereka sering memasaknya dengan cara tidak sehat, seperti digoreng atau menggunakan santan,” kata Muniroh dikutip dari laman resmi Unair.

    Muniroh menjelaskan cara mengolah daging kurban berdampak signifikan terhadap kandungan lemak atau bahkan senyawa berbahaya di dalamnya. Misalnya, memasak dengan cara memanggang atau menggoreng dapat menghasilkan zat beracun, terutama jika daging sampai hangus.

    Oleh karena itu, ia lebih menyarankan pengolahan dengan cara dikukus atau rebus untuk pilihan lebih sehat dan menjaga kandungan gizi dalam daging.

    “Meskipun tidak akan menghilangkan lemak sepenuhnya, metode suhu rendah seperti mengukus jauh lebih sehat daripada membakar daging hingga menghitam,” sambungnya.

    Selain pengolahan yang lebih sehat, Muniroh juga menyarankan untuk memadukan konsumsi daging kurban dengan sayur dan buah. Selain membantu mengelola kolesterol, serat dalam buah dan sayur juga menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko gangguan metabolisme.

    Menurutnya, menjaga status gizi harus dilihat secara holistik, bukan hanya berfokus pada satu jenis makanan saja.

    Intinya, mengonsumsi daging kambing atau sapi sebenarnya tidak berbahaya, tapi harus disikapi dengan penuh kesadaran. Kebiasaan makan sehat adalah kunci menurunkan risiko penyakit kronis di tengah masyarakat.

    “Keseimbangan dan kesadaran sangat penting. Ini bukan tentang menghindari daging sepenuhnya, tetapi tentang mengetahui kapan cukup dan memilih cara yang tepat untuk mengolahnya,” pungkasnya.

    (avk/naf)

  • Jadwal Minum Obat Kolesterol Setelah Konsumsi Daging, Ini Aturan Dokter

    Jadwal Minum Obat Kolesterol Setelah Konsumsi Daging, Ini Aturan Dokter

    Jakarta

    Risiko peningkatan kolesterol perlu diwaspadai di momen Idul Adha, mengingat berbagai olahan daging kurban punya kandungan lemak yang tidak bisa diabaikan. Bagi yang sudah punya riwayat kolesterol tinggi, dokter mungkin sudah meresepkan obat dan menjelaskan aturan pakainya.

    Beberapa jenis obat penurun kolesterol umumnya dikonsumsi dalam jangka panjang, sehingga pada pembelian berikutnya tinggal iterasi atau mengulang resep sebelumnya. Artinya tidak setiap saat harus konsultasi dulu ke profesional kesehatan jika memang sudah rutin dikonsumsi.

    Namun yang kerap terjadi, tren self diagnosis mendorong beberapa orang untuk membeli sendiri obat kolesterol tanpa pernah diawali pemeriksaan dan konsultasi. Keputusan untuk minum obat dan aturan pakainya hanya dikira-kira hanya karena merasa kepalanya pusing dan tengkuknya pegal.

    Obat Kolesterol Bukan Solusi Instan

    Praktisi kesehatan dr dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD dalam perbincangan dengan detikcom menjelaskan, obat kolesterol umumnya bersifat long acting atau bekerja lambat. Artinya, tidak terlalu ada manfaatnya jika diminum serta merta setelah mengonsumsi daging kurban.

    “Minum statin tidak untuk menangkal kolesterol yang tiba-tiba meningkat karena asupan high-fat diet di fase Lebaran,” tegasnya.

    Sementara itu, dr Juwalita Surapsari, SpGK menjelaskan obat kolesterol golongan simvastatin bekerja dengan menghambat salah satu enzim yang memproduksi kolesterol di dalam tubuh. Sifatnya hanya sementara, tidak bisa dijadikan solusi satu-satunya untuk menjaga keseimbangan kolesterol.

    “Jika dia stok Simvastatin tapi tidak memperbaiki gaya hidup, ya akan naik lagi,” jelasnya.

    Jadwal Minum Obat Kolesterol

    Dikutip dari Healthline, ada berbagai jenis obat yang diresepkan untuk mengendalikan kadar kolesterol, masing-masing memiliki anjuran dan aturan pakainya sendiri. Beberapa obat golongan statin, seperti simvastatin, lebih dianjurkan untuk diminum pada malam hari karena efektivitasnya lebih baik dalam beberapa penelitian.

    Jenis obat lain, levostatin disarankan untuk diminum saat makan malam. Namun, versi extended-release atau lepas lambatnya disarankan untuk diminum sebelum tidur. Demikian juga fluvastatin, dengan waktu paruh sekitar 3 jam, harus diminum malam hari.

    Penting untuk periksa dan mengikuti petunjuk profesional kesehatan untuk memastikan efektivitas pengobatan. Kondisi individual tiap pasien bisa berbeda, sehingga beberapa penyesuaian mungkin dibutuhkan.

    Umumnya, pasien yang mengonsumsi obat-obat statin sudah mendapat petunjuk dan aturan pakai dari profesional kesehatan yang memeriksa. Tiap pasien mungkin berbeda, tergantung kondisi individual masing-masing.

    Namun secara umum, ada beberapa jadwal minum obat statin yang banyak diterapkan.

    Malam hari

    Obat-obat statin kerja cepat atau short acting dalam beberapa penelitian lebih efektif diminum malam hari. Obat-obat jenis ini punya waktu paruh lebih pendek, sementara enzim hati yang memproduksi kolesterol lebih aktif di waktu ini.

    Termasuk golongan statin kerja cepat adalah:

    LovastatinFluvastatinPravastatinSimvastatin

    Malam atau siang hari

    Jadwal penggunaan untuk jenis obat long acting atau kerja lambat relatif lebih longgar, karena waktu paruhnya lebih panjang. Artinya, bisa diminum malam maupun siang hari sesuai petunjuk profesional kesehatan.

    Yang terpenting, tentukan jadwal yang paling mudah diingat supaya tidak lupa. Apapun jenis obatnya, konsistensi turut mempengaruhi hasilnya.

    Obat-obat statin yang termasuk jenis ini adalah

    AtorvastatinFluvastatin versi extended releaseRosuvastatin

    (up/tgm)

  • Fenomena ‘Manusia Tikus’ di Gen Z-Milenial China Makin Ngetren, Ada Apa?

    Fenomena ‘Manusia Tikus’ di Gen Z-Milenial China Makin Ngetren, Ada Apa?

    Jakarta

    Sebuah tren baru tengah menjamur di kalangan generasi muda China, terutama gen Z dan milenial. Mereka menyebut dirinya sebagai ‘manusia tikus’ atau lao shu ren dalam bahasa Mandarin, istilah viral yang mencerminkan gaya hidup menyendiri, nokturnal, dan menjauh dari tekanan kompetitif masyarakat modern.

    Tren ini muncul sebagai bentuk perlawanan diam-diam terhadap budaya kerja keras tanpa mengenal waktu dan efisiensi ekstrem yang telah lama mendominasi kehidupan sosial dan profesional di China.

    Seperti yang dialami seorang mahasiswa magister asal China, pasca menempuh studi di King’s College London, Pu Yiqin (23). Pu adalah salah satu dari banyak anak muda yang mengidentifikasi dirinya sebagai ‘manusia tikus’. Melalui vlog harian yang diunggah di platform Xiaohongshu, Pu mendokumentasikan rutinitas sejak pagi hingga larut malam dan penuh keterasingan.

    “Sebagian besar waktu kami dihabiskan di rumah, seperti tikus yang hidup dalam kegelapan,” ujarnya. Ia menyebut bahwa tirai kamarnya selalu tertutup karena tikus butuh pencahayaan redup untuk bertahan.

    Fenomena ini tidak hanya populer di China, tetapi juga mulai digunakan oleh mahasiswa China di luar negeri, seperti di Inggris dan Singapura. Sebuah unggahan viral oleh seorang perempuan muda dari Provinsi Zhejiang, yang membagikan rutinitas menyendirinya, bahkan mengumpulkan lebih dari 400.000 likes di Xiaohongshu.

    Meski tampak ringan dan jenaka, tren ini mencerminkan tekanan nyata yang dirasakan anak muda China, mulai dari persaingan pendidikan seperti ujian gaokao yang ketat, hingga tingkat pengangguran pemuda yang mencapai 15,8 persen pada April 2025. Ditambah lagi, dengan lebih dari 12 juta lulusan universitas tahun ini, pasar kerja menjadi semakin sesak dan tidak seimbang.

    Tren manusia tikus dianggap sebagai evolusi dari fenomena tang ping atau ‘berbaring’, saat anak muda memilih untuk keluar dari perlombaan sosial dan menolak ekspektasi masyarakat. Menurut Yuan Yuan, dosen di Xi’an Jiaotong-Liverpool University, manusia tikus adalah simbol keputusan untuk berhenti bersaing sepenuhnya.

    “Ini adalah bentuk menyerah pada tangga sosial. Mereka memilih beraktivitas di malam hari, di internet, dan cukup sekadar ‘ada’ dalam masyarakat,” beber dia, dikutip dari CNA, Minggu (8/6/2025).

    NEXT: Antara Humor dan Kepedihan

    Bagi banyak anak muda, istilah manusia tikus merupakan bentuk zi hei,humor merendahkan diri sendiri yang digunakan untuk menertawakan situasi sulit tanpa memperlihatkan kelemahan secara langsung.

    “Mungkin karena tekanan besar yang dihadapi, anak muda jadi menikmati humor seperti ini,” kata Pu. Meski demikian, ia menekankan bahwa manusia tikus bukan berarti malas atau menyerah sepenuhnya.

    “Banyak dari kami memang hidup dalam lingkungan yang tidak ideal, tapi kami tetap berusaha menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan. Kami hanya memilih untuk menjalani hidup dengan ritme kami sendiri,” tambahnya.

    Fenomena ini dinilai sebagai cerminan dari krisis struktural yang lebih luas di China, mulai dari ketimpangan antara pendidikan dan lapangan kerja, tekanan sosial yang tinggi, hingga hilangnya harapan atas mobilitas sosial.

    Di tengah kondisi ini, manusia tikus menjadi identitas alternatif yang memberi ruang bagi anak muda untuk merefleksikan diri dan meredefinisi nilai hidup di luar tuntutan sosial yang kaku.

  • Potret CFD Depok Rame Banget Pagi Ini

    Potret CFD Depok Rame Banget Pagi Ini

    Foto Health

    Andhika Prasetia – detikHealth

    Minggu, 08 Jun 2025 11:00 WIB

    Depok – Car free day (CFD) Depok jadi tempat favorit warga di Minggu pagi. CFD yang diadakan di Jalan Margonda Raya ini jadi tempat olahraga juga silaturahmi.