Category: Detik.com Kesehatan

  • Kentut di Depan Pasangan Menandakan Hubungan yang Sehat? Pakar Bilang Begini

    Kentut di Depan Pasangan Menandakan Hubungan yang Sehat? Pakar Bilang Begini

    Jakarta – Dalam sebuah hubungan berbagai batasan pribadi perlahan mulai luntur, termasuk soal kentut. Meski terkesan sepele, banyak orang merasa tidak nyaman atau risih ketika kentut di depan pasangan.

    Namun, ada juga yang menganggap hal ini sebagai sebuah kedekatan dan kenyamanan dengan pasangan. Lantas, apakah kentut di depan pasangan baik untuk sebuah hubungan?

    Kentut di Depan Pasangan Jadi Tanda Kenyamanan

    Kentut terjadi saat tubuh mengeluarkan gas dari sisi pencernaan yang wajar terjadi. Usus menghasilkan gas yang harus dikeluarkan secara berkala.. Dikutip dari Medical News Today, sesekali menahan kentut tidak masalah, tapi jika jadi kebiasaan bisa menyebabkan rasa sakit, kembung, hingga sembelit. Sehingga, terbukti bahwa menahan kentut tidak baik untuk kesehatan.

    Sebuah survei yang dilakukan oleh MIC, menemukan bahwa 29 persen responden butuh waktu 2-6 bulan untuk bisa kentut ketika bersama pasangan. Waktu tersebut kurang lebih seperti yang dibutuhkan untuk mengatakan, “Aku cinta kamu”.

    Studi yang sama menunjukkan bahwa pasangan yang cukup nyaman untuk kentut di depan satu sama lain kemungkinan memiliki ikatan yang lebih kuat dan kesehatan emosional yang lebih baik. Dikutip dari New York Post, hal ini menunjukkan adanya rasa nyaman bersama pasangan.

    “Kentut satu sama lain adalah rasa nyaman yang tidak disadari,” kata pakar hubungan Michael Sartain kepada Scary Mommy.

    “Ini menandakan bahwa Anda berada dalam hubungan yang nyaman dan tidak merasa perlu untuk membatasi diri,” lanjutnya.

    Dia menjelaskan, saat pasangan bercanda tentang hal-hal kecil semacam kentut, itu pertanda bahwa mereka merasa aman untuk bersikap apa adanya antara satu sama lain.

    “Anda tidak menahan diri atau berpura-pura. Kejujuran seperti itu jarang ada, dan itu adalah dasar yang bagus untuk hubungan yang sehat,” tambah Sartain.

    Kentut di Depan Pasangan Bisa Merusak Hubungan?

    Menurut Sartain, kekhawatiran ini seringkali muncul dari tekanan masyarakat, khususnya kepada wanita. Jika kentut bisa merusak hubungan, maka mungkin ada masalah lain yang lebih besar. Sebab, apabila pasangan suami istri, misalnya, menghabiskan banyak waktu bersama, kentut di depan satu sama lain bukanlah suatu masalah.

    “Jika Anda menghabiskan waktu bersama, tidur di ranjang yang sama, dan berhubungan intim secara rutin, maka kentut seharusnya tidak menjadi masalah. Jika memang demikian, masalahnya mungkin lebih pada kurangnya ketertarikan,” katanya.

    Menurut Sartain, sesuatu yang menghilangkan romansa antar pasangan adalah ketidakmampuan untuk bersantai dan menikmati waktu bersama.

    Meski demikian, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan kentut di depan pasangan juga tidak apa-apa. Hal tersebut bukan berarti hubungan dengan pasangan kurang intim.

    “Keintiman hadir dalam berbagai bentuk, lelucon bersama, percakapan mendalam, berpelukan, atau sekedar bersikap terbuka dengan pasangan. Kentut bukan satu-satunya penanda kedekatan,” katanya.

    (elk/tgm)

  • RUPST Siloam Siapkan Proyek Robotik-AI untuk Operasi dan Rekam Medis di 2025

    RUPST Siloam Siapkan Proyek Robotik-AI untuk Operasi dan Rekam Medis di 2025

    Jakarta

    Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) meluncurkan peta jalan strategis lima tahunan baru, yakni Next Generation Siloam (NGS).

    Demi mendukung visi ini, Siloam berencana akan membuka empat rumah sakit baru pada tahun 2025, serta tambahan empat lagi di tahun 2026. Selain itu, Siloam juga membeberkan terkait proyek robotik hingga Artificial Intelligence (AI).

    CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady menegaskan transformasi layanan kesehatan dengan bantuan robotik dan AI ini akan meningkatkan kepuasaan para pasien.

    Saat ini, Siloam Hospital telah memiliki satu teknologi bedah robotik yakni Da Vinci XI yang beroperasi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Teknologi ini dapat membantu operasi perut, pencernaan, ginjal, saluran kemih, rahim, hingga organ wanita dengan inovasi bedah minim sayatan.

    “Berikutnya yang akan kami hadirkan adalah robot untuk brain (otak), kalau (tindakan bedah) dengan robot pasti hasilnya akan lebih baik lagi. Lalu, robot untuk knee, untuk mengganti tempurung lutut di Mampang dan Kebon Jeruk,” kata Caroline saat sesi public expose RUPST, di Kabupaten Tangerang, Rabu (11/6/2025).

    Selain menghadirkan teknologi robotik, Caroline menambahkan bahwa Siloam Hospitals juga akan memperkenalkan kecerdasan buatan sebagai teknologi yang akan membantu dokter dan perawat mencatat rekam medis pasien.

    “Rumah sakit layanan kesehatan adalah satu bidang yang akan sangat diuntungkan oleh aktivasi AI. Dalam hal ini Siloam akan sangat agresif dalam kami menerapkan AI,” kata Caroline.

    “Ini adalah tools (alat) agar dokter lebih produktif, efisien, lebih cepat, lebih tepat dalam mendiagnosis dan menganalisis,” lanjutnya.

    Terkait laporan keuangan, Siloam mencatatkan hasil yang stabil. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 12,2 triliun, EBITDA dasar sebesar Rp 2,76 triliun dan laba bersih Rp 950 miliar.

    Terkait dividen, diputuskan bahwa seluruh laba bersih di tahun 2024 dicatat sebagai laba ditahan perseroan. Ini berarti tidak ada pembagian dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku ini.

    (dpy/up)

  • Raudhah: Pelukan Langit di Antara Dua Dunia, Ketika Hati Bersujud dan Semesta Terdiam

    Raudhah: Pelukan Langit di Antara Dua Dunia, Ketika Hati Bersujud dan Semesta Terdiam

    Jakarta – Ada ruang yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata sebuah taman kecil di Masjid Nabawi yang disebut Raudhah. Rasulullah Nabi Muhammad SAW bersabda, “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” Di tempat inilah langit dan bumi seolah bersentuhan. Raudhah bukan hanya tempat suci, tapi pelukan langit untuk jiwa-jiwa yang membawa rindu, luka, dan pengharapan.

    Ketika kaki menapak di atas karpet hijau itu, dunia seakan berhenti. Tidak ada lagi suara riuh, tidak ada lagi beban duniawi. Hanya ada detak jantung yang berubah jadi dzikir, dan air mata yang luruh dalam diam membasahi lantai surga yang dirindukan.

    Dan saat dahi menyentuh bumi, itulah titik terendah manusia namun paling tinggi nilainya di hadapan Allah. Neurosains membuktikan, dalam posisi sujud, korteks prefrontal otak yang berperan dalam logika dan ego menyentuh bumi, menandakan kepasrahan total. Aktivitas ini memicu pelepasan neurotransmitter seperti serotonin dan endorfin, hormon kebahagiaan yang membawa ketenangan luar biasa.

    Dalam kesunyian Raudhah, otak memasuki gelombang alpha dan theta, gelombang yang muncul saat seseorang sedang dalam kondisi relaksasi mendalam dan meditasi spiritual. Ini bukan sekadar ibadah, ini adalah penyembuhan. Sujud dalam Raudhah merangsang keseimbangan sistem saraf otonom, mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, dan memperkuat koneksi hati dan otak.

    Di taman surga ini, bukan hanya tubuh yang sujud, tetapi seluruh luka batin ikut rebah. Air mata bukanlah tanda kelemahan, tetapi bahasa paling jujur antara hamba dan Tuhannya. Di Raudhah, air mata adalah obat jiwa. Dalam diam, saraf-saraf pun bertasbih. Dan seluruh tubuh menyatu dalam kehambaan yang paling dalam.

    Raudhah adalah titik temu antara dua dunia: dunia fana yang lelah, dan akhirat yang penuh cahaya.

    Di sinilah, cinta kepada baginda Rasullullah menjadi nyata. Di sinilah, rindu menemukan rumahnya. Dan di sinilah, semesta pun ikut menunduk, menyaksikan satu hati bersujud, dalam pelukan langit, untuk selamanya.

    Catatan redaksi: Penulis merupakan anggota Amirull Hajj 2025 sekaligus Kepala BPOM RI.

    (up/up)

  • Foto Fenomena Fetus in Fetu, Ketika Hidup dengan ‘Janin Parasit’ di Tubuhnya

    Foto Fenomena Fetus in Fetu, Ketika Hidup dengan ‘Janin Parasit’ di Tubuhnya

    Sarah Oktaviani Alam – detikHealth

    Rabu, 11 Jun 2025 20:00 WIB

    Jakarta – Fenomena fetus in fetu dijelaskan sebagai kondisi langka adanya janin di dalam janin manusia. Berikut beberapa kasus yang pernah ditemukan di dunia.

  • Jangan Lengah, Ini Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Jangan Lengah, Ini Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Jakarta

    Gula memberikan rasa manis yang nikmat dan sering menjadi bagian dari makanan dan minuman favorit. Namun, di balik rasanya yang enak, konsumsi gula berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan.

    Banyak orang yang mengonsumsi gula secara berlebihan. Ketika itu terjadi, tubuh bisa memberikan sinyal yang harus disadari agar konsumsi gula dapat dikurangi.

    Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Saat kebanyakan mengonsumsi gula, tanda-tanda yang dapat terlihat yaitu, rasa lapar yang meningkat, berat badan yang bertambah, hingga mudah tersinggung.

    1. Rasa Lapar yang Meningkat

    Tanda pertama ketika mengonsumsi banyak kalori ekstra dari gula tambahan adalah rasa lapar yang meningkat. Dikutip dari Everyday Health, gula hanya memuaskan selera, tapi tidak benar-benar mengenyangkan.

    Terlebih, gula bisa merusak hormon lemak, seperti leptin yang menghambat rasa lapar. Jadi, saat makan gula, seseorang akan terus ingin mengonsumsi lebih banyak gula dan merasa lebih lapar.

    2. Berat Badan Bertambah

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis yang mengandung gula meningkatkan berat badan pada orang dewasa dan anak-anak. Dikutip dari Times of India, mengonsumsi gula, terutama dari makanan olahan dan minuman manis bisa meningkatkan kadar lemak.

    3. Masalah Kulit

    Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa mengganggu produksi kolagen dan elastin pada kulit, yang bisa menyebabkan jerawat, kerutan, dan masalah kulit lainnya. Selain itu, terlalu banyak gula juga membuat kulit lebih rentan terhadap kerutan, seiring bertambahnya usia.

    4. Nyeri Sendi

    Nyeri sendi juga bisa menjadi tanda tubuh sudah kebanyakan gula. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak gula bisa membuat peradangan sistemik yang menyebabkan nyeri sendi.

    5. Masalah Tidur

    Sulit untuk tidur? Coba perhatikan makanan apa yang telah dikonsumsi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan yang tinggi diduga terkait dengan kualitas tidur yang buruk. Siklus tidur dan kualitas tidur diatur oleh cahaya, suhu ruangan, serta kontrol glikemik.

    “Bagi seseorang yang secara kronis mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan, hal itu benar-benar dapat mengacaukan siklus tidur dan kualitas tidur mereka,” kata pelatih kesehatan di New York City, Jessica Cording, RD.

    6. Tekanan Darah Tinggi

    Terlalu banyak gula juga bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis yang mengandung gula berhubungan signifikan dengan tekanan darah tinggi dan kondisi hipertensi yang lebih tinggi.

    Meski demikian, belum ditemukan hubungan sebab-akibat langsung antara gula dan hipertensi. Hanya saja, ilmuwan meyakini, kadar glukosa yang tinggi bisa merusak lapisan pembuluh darah, sehingga lipid, seperti kolesterol lebih mudah menempel pada dinding pembuluh darah.

    Ketika itu, pembuluh darah mengeras dan tekanan darah akan naik.

    7. Rentan Sakit

    Konsumsi gula yang tinggi bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Untuk itu, sertakan makanan utuh yang kaya akan vitamin dan mineral dalam pola makan agar sistem kekebalan tubuh semakin kuat. Batasi konsumsi minuman manis dan makanan olahan.

    8. Kelelahan

    Rasa lelah bisa disebabkan oleh jumlah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Gula mudah diserap dan dicerna. Seberapa banyak pun gula yang dimakan, dalam 30 menit rasa lapar akan datang lagi bahkan merasa kekurangan energi.
    Perubahan besar kadar gula darah dan insulin bisa menyebabkan anjloknya kadar energi dan memengaruhi tingkat energi secara keseluruhan.

    9. Merasa Makanan Kurang Manis

    Merasa makanan tidak semanis biasanya, sehingga perlu menambahkan gula bisa menjadi tanda kebanyakan konsumsi gula. Dalam kondisi ini, otak telah dilatih untuk mengharapkan tingkat kemanisan yang sangat tinggi.

    Ketika mulai terbiasa, akan lebih sulit untuk merasa puas dengan makanan manis. Justru, malah mengharapkan tingkat kemanisan yang lebih tinggi.

    10. Mudah Tersinggung

    Rasa murung, mudah tersinggung, gelisah, dan stres bisa jadi pertanda bahwa tubuh mengonsumsi terlalu banyak gula. Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak gula bisa memicu peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.

    11. Peningkatan Resistensi Insulin

    Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula tambahan merupakan faktor resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan akibat dari sel-sel tubuh yang kehilangan kepekaannya terhadap hormon insulin, yang mengendalikan kadar gula darah.

    Batasan Asupan Gula

    Organisasi kesehatan dan para peneliti di seluruh dunia menyepakati pentingnya membatasi asupan gula bebas. Dikutip dari NHS, gula bebas adalah sejenis gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, serta gula yang terbentuk alami, seperti dalam madu dan sirup.

    American Heart Association menyarankan asupan maksimum gula harian sebagai berikut:

    Pria: 37,5 g per hari (150 kalori, 9 sendok teh)Wanita: 25 g per hari (100 kalori 6 sendok teh)

    (elk/tgm)

  • Rekomendasi Jam Makan Malam Buat yang Lagi Diet, Pejuang Body Goals Merapat

    Rekomendasi Jam Makan Malam Buat yang Lagi Diet, Pejuang Body Goals Merapat

    Jakarta

    Waktu makan malam menjadi salah satu faktor yang sering dibahas oleh mereka yang sedang diet. Tapi sebenarnya, makan malam jam 7 atau jam 9, mana yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan?

    Dikutip dari Times of India, pemilihan waktu makan malam memang tidak akan membantu membakar lemak tubuh, namun ini dapat membantu tubuh untuk memproses makanan, menyimpan lemak, dan mengelola rasa lapar.

    Tubuh memiliki jadwal internal yang dikenal sebagai ‘ritme sirkadian’. Jadwal ini mengatur banyak hal, mulai dari tidur, tingkat energi, hormon, metabolisme, dan pencernaan.

    Saat seseorang makan malam terlalu larut, ini sama saja mereka meminta tubuh untuk lembur, sehingga metabolisme bisa saja terganggu dan membuat berat badan justru susah turun.

    Hal ini membuat makan jam 7 malam dinilai lebih baik bagi mereka yang sedang berjuang menurunkan berat badan. Pasalnya, tubuh masih memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan sebelum tidur.

    Sebuah studi yang terbit di tahun 2020 di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa orang yang makan malam pukul 10 malam memiliki kadar gula lebih buruk dan membakar lebih sedikit lemak, daripada mereka yang makan pukul 6 sore.

    Makan tidak terlalu larut, seperti jam 7 malam juga bisa menghindari kembung, serta menurunkan keinginan untuk makan di tengah malam. Selain itu, ini juga secara alami telah menciptakan ‘puasa’ malam yang lebih lama, sehingga bagus dalam memanfaatkan simpanan lemak.

    Lalu, apa yang terjadi jika makan terlalu larut, seperti pukul 9 malam?

    Makan terlalu malam dapat mengganggu metabolisme. Terlebih jika seseorang memilih untuk langsung tidur setelah makan. Ini berarti tidak memberikan jeda kepada tubuh untuk mencerna makanan, sehingga berpengaruh pada penambahan berat badan.

    Namun, jika terpaksa harus makan pukul 9 malam, maka pilihlah jenis makanan yang tidak terlalu ‘berat’ tapi tetap mengenyangkan. Hindari makanan berminyak atau yang manis-manis.

    Berjalan kaki sebentar setelah makan terlalu larut juga bisa membuat perbedaan pada sistem pencernaan dan kadar gula darah.

    (dpy/kna)

  • Siasat China Atasi Krisis Bayi: Tawarkan Anestesi Epidural saat Bersalin

    Siasat China Atasi Krisis Bayi: Tawarkan Anestesi Epidural saat Bersalin

    Jakarta

    China masih terus mencari cara agar warganya ingin memiliki anak. Terbaru, pemerintah China akan mewajibkan semua rumah sakit tersier menawarkan anestesi epidural saat bersalin.

    Langkah tersebut dianggap akan membantu mempromosikan kehamilan dan lingkungan melahirkan yang ramah bagi wanita.

    Dilaporkan Reuters, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan rumah sakit tersier dengan lebih dari 500 tempat tidur harus menyediakan layanan anestesi epidural selambatnya akhir 2025. Sementara RS sekunder dengan 100 tempat tidur harus menyediakan layanan tersebut di tahun 2027.

    Sekitar 30 persen wanita hamil di China menerima anestesi untuk menghilangkan rasa sakit saat melahirkan, dibandingkan dengan lebih dari 70 persen di beberapa negara maju. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan epidural untuk wanita hamil yang sehat yang ingin menghilangkan rasa sakit dan epidural digunakan secara luas di banyak negara di seluruh dunia.

    “Langkah tersebut akan meningkatkan tingkat kenyamanan dan keamanan layanan medis dan lebih jauh meningkatkan rasa bahagia orang-orang dan mempromosikan lingkungan yang ramah untuk melahirkan,” kata NHC.

    Semakin banyak provinsi di China juga mulai memasukkan biaya anestesi persalinan sebagai bagian dari skema asuransi kesehatan mereka untuk mendorong lebih banyak wanita memiliki anak.

    Biaya pengasuhan anak yang tinggi serta ketidakpastian pekerjaan dan ekonomi yang melambat telah membuat banyak anak muda China enggan menikah dan memulai sebuah keluarga.

    (kna/kna)

  • Kisah Bayi Nadia dan Nadira, Kembar Siam asal Tasikmalaya yang Sukses Dipisahkan

    Kisah Bayi Nadia dan Nadira, Kembar Siam asal Tasikmalaya yang Sukses Dipisahkan

    Jakarta

    Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) atas nama Nadia dan Nadira. Dua malaikat kecil tersebut berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Ketua Tim Pemisahan Bayi Kembar Siam RSHS, dr Dikki Drajat Kusmayafi mengatakan Nadia dan Nadira sudah dirujuk dan ditangani di RSHS saat mereka baru berusia dua hari. Namun, faktor medis membuat operasi baru bisa dilakukan pada awal Mei 2025.

    “Memang, biasanya untuk kembar siam tidak langsung dilakukan operasi. Ada persyaratan waktu sebelum bisa dilakukan tindakan pemisahan. Umumnya, operasi dilakukan setelah usia delapan bulan,” kata Dikki di Bandung, dikutip dari Antara, Rabu (11/6/2025).

    Posisi dempet di bagian bokong, lanjut Dikki merupakan tantangan bagi para tim medis. Ini karena kondisi tersebut melibatkan tulang ekor, tulang sakrum, serta sebagian sistem organ seperti usus besar dan organ reproduksi.

    “Bagian luar vaginanya bersatu, dua vagina tapi menyatu. Namun, masing-masing bayi memiliki struktur organ dalam perempuan yang lengkap, seperti rahim dan indung telur masing-masing,” kata Dikki.

    Tidak berhenti sampai di sini, tantangan lainnya adalah kedua bayi tersebut hanya memiliki satu anus, sehingga tim dokter membuatkan satu anus baru dan kolostomi sementara untuk Nadia dan Nadira.

    “Ini masih menjadi pekerjaan rumah ke depan, karena harus dilakukan penyempurnaan pada anus yang baru,” katanya.

    Saking rumitnya operasi pemisahan ini, dibutuhkan lebih dari 40 dokter, termasuk ahli saraf yang menggunakan berbagai sensor untuk memantau sistem persarafan bayi selama tindakan.

    “Jadi, selama tindakan, tubuh bayi dipasangi sensor-sensor untuk memastikan bahwa pemisahan dilakukan secara proporsional dan aman,” kata Dikki.

    Kisah Nadia dan Nadira bukanlah yang pertama di RSHS Bandung, Dikki menambahkan keduanya merupakan pasangan kembar siam ke-13 yang berhasil dipisahkan dari 33 kasus kembar siam yang pernah ditangani.

    Namun, tidak semua kasus kembar siam bisa dipisahkan. Hal ini karena adanya keterbatasan organ penting seperti jantung dan otak. Beberapa pasien kembar siam juga bisa hidup hingga besar meski tidak dipisahkan.

    (dpy/kna)

  • Apakah Kebanyakan Minum Teh Bikin Ginjal Rusak? Begini Penjelasannya

    Apakah Kebanyakan Minum Teh Bikin Ginjal Rusak? Begini Penjelasannya

    Jakarta – Banyak orang memulai harinya dengan secangkir teh. Aroma yang harum dan rasa yang menenangkan membuat teh menjadi teman yang pas untuk menyambut hari.

    Teh dikenal dapat membantu meningkatkan konsentrasi, meredakan stres, dan memberikan manfaat kesehatan berkat kandungan antioksidannya. Namun, di balik hal tersebut, kebanyakan minum teh bisa memicu risiko masalah ginjal?

    Dikutip dari Times of India, risiko ini dapat muncul akibat oksalat. Senyawa alami satu ini ditemukan pada banyak makanan, termasuk teh. Ketika dikonsumsi terlalu banyak, tubuh akan kesulitan mengeluarkan oksalat dengan baik.

    Oksalat dapat mengikat kalsium dalam urine hingga membentuk batu ginjal. Teh hitam, misalnya mengandung oksalat dalam jumlah yang cukup tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan, minum teh dalam jumlah yang sangat banyak, seperti 6 hingga 8 cangkir sehari dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

    Sementara teh hijau dan teh herbal biasanya mengandung lebih sedikit oksalat. Namun bukan berarti bisa dikonsumsi berlebihan seperti air putih.

    Dalam satu kasus ekstrem di AS, seorang pria berusia 56 tahun pernah dilaporkan mengalami gagal ginjal setelah minum 16 cangkir es teh sehari. Dalam studi kasus yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, pria tersebut mengeluhkan kelemahan, kelelahan, dan nyeri tubuh pada

    Dokter menemukan ginjalnya mengalami gagal ginjal. Ia harus menjalani dialisis. Setelah menanyai pasien, dokter mengetahui pria tersebut minum 16 gelas es teh berukuran 8 ons setiap hari, yang berarti sekitar 1 galon.

    Pria tersebut kemungkinan mengonsumsi 1.500 miligram oksalat tersebut setiap hari. Academy of Nutrition and Dietetics menyarankan agar asupan oksalat tak lebih dari 40-50 mg per hari.

    “Es teh mengandung banyak asam oksalat, yang jika dikonsumsi berlebihan, akan mengendap di ginjal dan mengganggu kerja pembuangan limbah dari darah,” kata Scott Youngquist, MD , dokter UGD di University of Utah Health.

    Di sisi lain, konsumsi teh dalam jumlah sedang telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat. Namun, seperti halnya segala sesuatu yang berlebihan, terlalu banyak minum teh justru bisa berdampak negatif.

    (suc/kna)

  • COVID Thailand Tembus 420 Ribu Kasus di 2025, Meninggal 112

    COVID Thailand Tembus 420 Ribu Kasus di 2025, Meninggal 112

    Jakarta

    Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) Thailand melaporkan 14.716 kasus baru COVID-19 dan sembilan kematian pada Senin (9/6/2025). Total kasus infeksi sejak 1 Januari 2025 kini menjadi 420.937 kasus dan 112 kematian.

    Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terdiri dari Bangkok, Chonburi, Nonthaburi, Nakhon Ratchasima, dan Saraburi.

    Direktur Jenderal DDC, Dr Panumas Yanawetsakul mengatakan pada Selasa (10/6), infeksi pernapasan, termasuk COVID-19 dan influenza, cenderung melonjak selama musim hujan.

    “Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan menyebar dengan mudah melalui droplet dari batuk atau bersin, kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi,” jelasnya yang dikutip dari Nation Thailand.

    Sebagai pencegahan penularan, Dr Panumas mengimbau masyarakat, terutama kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, orang dengan penyakit kronis, dan ibu hamil di atas usia kehamilan 12 minggu untuk memantau kesehatan mereka.

    “Jika Anda mengalami gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, atau pilek harus menggunakan masker, mengisolasi diri, dan segera mencari pertolongan medis,” tambahnya.

    Dr Panumas juga memperingatkan, orang yang berisiko tinggi lebih mungkin mengalami komplikasi parah atau meninggal jika terinfeksi COVID-19.

    (sao/suc)