Category: Detik.com Kesehatan

  • Masalah Gigi dan Mulut Ternyata Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Masalah Gigi dan Mulut Ternyata Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Jakarta – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 8 juta orang yang tersebar di 38 provinsi Indonesia. Program ini telah melibatkan 9.552 puskesmas atau sekitar 93 persen dari total puskesmas di Indonesia.

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyebut, masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada program CKG adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.

    “Masalah yang kita temui dari cek kesehatan gratis ini, yang paling tinggi adalah gigi. Saya baru sadar begitu periksa gigi saya ada bolongnya, beberapa juga diganti. Nah masalah kesehatan gigi ini tinggi sekali, terjadi di masyarakat Indonesia,” ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

    “Dan saya akui memang kita kurang perhatian ke kesehatan gigi, padahal ini penting,” lanjutnya lagi.

    Senada, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan juga menyebutkan lebih dari separuh dari peserta CKG memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang gigi goyang, hingga gusi turun.

    “Ini 50 sampai 60 persen mengalami masalah ini,” ucapnya dalam acara yang sama.

    Berdasarkan data CKG Februari-April 2025, berikut usia terbanyak yang mengalami masalah gigi dan mulut.

    18-29 tahun: 65,1 persen30-39 tahun: 58,1 persen43-59 tahun: 71,3 persen60+ tahun: 85,4 persen

    Menurut Iwan, temuan ini menunjukkan masalah kesehatan gigi dan mulut bukan sekadar isu estetika, melainkan berpotensi memicu gangguan kesehatan lain.

    Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mulai menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini, seperti menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali, membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan asam, serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

    “Sebenarnya kita sudah tahu untuk kita menuju ke kesehatan gigi yang baik,” imbuhnya lagi.

    (suc/suc)

  • Konsumsi Air Rebusan Lengkuas, Ini 5 Penyakit yang Bisa Diredakan

    Konsumsi Air Rebusan Lengkuas, Ini 5 Penyakit yang Bisa Diredakan

    Jakarta – Lengkuas bukan hanya bumbu dapur yang digunakan untuk masakan. Di balik aromanya yang khas, lengkuas menyimpan berbagai khasiat kesehatan.

    Sejak dulu, lengkuas terkenal dengan manfaat kesehatan dan manfaatnya dalam mengobati penyakit. Dengan mengonsumsi air rebusan lengkuas, penyakit apa saja yang bisa diredakan?

    Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Air Rebusan Lengkuas

    Air rebusan lengkuas bisa meredakan infeksi, sembelit, hingga kram otot. Berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Infeksi

    Salah satu manfaat air rebusan lengkuas adalah meredakan penyakit karena berbagai ngeksi. Dikutip dari Healthline, penyakit yang bisa diredakan yaitu vibriosis atau infeksi karena makan kerang yang kurang matang.

    Lengkuas mengandung vitamin C yang juga memiliki khasiat antiradang untuk mengurangi pembengkakan pada kandung kemih. Selain itu, kemampuan antioksidannya bermanfaat dalam membuang radikal bebas dan bakteri berbahaya dari tubuh.

    Pada gilirannya, hal ini bisa membantu menghindari oksidasi sel-sel sehat dalam organ sistem ekskresi. Sehingga, pembuangan limbah dan sisa makanan yang tidak perlu dari tubuh dapat dipastikan dengan baik.

    2. Sembelit

    Lengkuas dapat secara efektif meredakan kondisi usus seperti sembelit dan gangguan pencernaan. Dikutip dari Netmeds, rempah ini mengandung serat makanan yang memastikan pergerakan usus setelah makan makanan berat. Hal tersebut penting untuk mengatur fungsi ginjal dan menyaring semua produk limbah beracun setelah mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang dibutuhkan.

    3. Kram Otot

    Kandungan magnesium dalam lengkuas dapat bermanfaat untuk meredakan kram otot. Selain itu, setelah melakukan latihan intensitas tinggi saat otot di lengan dan kaki tegang, minum air hangat dengan bubuk lengkuas bisa meredakan gejala nyeri dan ketidaknyamanan.

    4. Gangguan Fokus

    Ekstrak lengkuas bisa membantu mengatasi masalah pada otak. Menurut beberapa studi, khasiat ini karena lengkuas mampu meningkatkan kadar dopamin dalam tubuh.

    Dopamin adalah neurotransmitter yang terlibat dalam proses penyaluran sinyal dalam otak. Kandungan flavonoid dalam lengkuas juga berfungsi menurunkan risiko terkena penyakit alzheimer dan parkinson.

    5. Kanker

    Bioflavonoid dalam lengkuas secara signifikan mengurangi gejala kanker pankreas dan usus. Tak hanya itu, lengkuas juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan kelebihan estrogen, hormon reproduksi wanita yang pada akhirnya mencegah kanker payudara.

    Air rebusan lengkuas bisa dikonsumsi dari makanan berkuah ataupun minuman. Jika ingin membuat minuman dari rempah ini, detikers bisa memadukannya dengan serai, teh hijau, madu, dan susu

    (elk/tgm)

  • Muncul COVID-19 Varian Nimbus, Perlukah Vaksin Baru? Ini Kata Wamenkes

    Muncul COVID-19 Varian Nimbus, Perlukah Vaksin Baru? Ini Kata Wamenkes

    Jakarta

    Belakangan COVID-19 varian NB.1.8.1 atau varian Nimbus tengah menjadi sorotan lantaran memicu kenaikan kasus di beberapa negara seperti Thailand dan Singapura. Meski tidak menunjukkan gejala lebih parah, varian baru ini disebut memiliki kemampuan penyebaran yang lebih besar.

    Berkaitan dengan hal ini, perlukah membuat vaksin baru untuk COVID-19? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan hingga saat ini pembuatan vaksin baru belum diperlukan. Terlebih, belum ada regulasi baru terkait hal tersebut.

    “Belum (perlu vaksin baru), belum ada regulasi untuk melakukan vaksinasi baru, nanti kita lihat situasinya,” kata Dante ketika berbincang dengan awak media di Jakarta Timur, Kamis (12/6/2025).

    Meski lebih mudah menular, varian-varian baru COVID-19 seperti Nimbus tidak memberikan gejala yang lebih berat, kecuali pada orang-orang yang memiliki masalah kesehatan lain atau komorbid. Orang yang memiliki komorbid dan memiliki gejala COVID-19 sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

    Ini perlu dilakukan agar masalah kesehatan yang sudah tidak ada semakin parah akibat infeksi COVID-19.

    “Harus tetap waspada. Kalau ada sakit-sakit, infeksi, cepat berobat ke dokter. Tetap menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) seperti dulu,” kata Dante.

    “Kemudian tidak terlalu harus khawatir. Karena pemerintah selalu melakukan mitigasi untuk kasus COVID ini. Kalaupun ada yang sakit, terutama risiko tinggi, harap cepat dibawa ke rumah sakit supaya tidak terjadi hal yang fatal,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Rahasia di Balik Diet Mentimun ala Pria Jepang, Turun 11 Kg dalam 2 Bulan

    Rahasia di Balik Diet Mentimun ala Pria Jepang, Turun 11 Kg dalam 2 Bulan

    Jakarta – Seorang kepala koki restoran berbintang dua di Jepang menjalani metode diet mentimun untuk menurunkan berat badan. Sebab diet tersebut, berat badannya berhasil turun sebanyak 11 kg dalam dua bulan.

    Koki bernama Nozaki Hiromitsu ini berasal dari daerah Fukushima, wilayah yang ada di timur laut Jepang. Daerah tersebut memang dikenal dengan produksi mentimunnya.

    Lantas, bagaimana cara diet mentimun untuk menurunkan berat badan?

    Aturan Diet Mentimun ala Pria Jepang

    Ada dua aturan sederhana dalam diet ini, yaitu konsumsi 1-2 mentimun sebelum setiap makan dan kunyah setidaknya 20 kali di setiap gigitan. Dikutip dari VN Express, dengan strategi tersebut orang yang menjalaninya masih bisa menikmati makanan mereka, asalkan tetap mengonsumsi asupan yang sehat dan berolahraga.

    Diet Mentimun Bisa Bikin Berat Badan Turun 11 Kg

    Menurut Nozaki, makan mentimun mentah membantunya mengendalikan nafsu makan dan meminimalisir ngemil. Ide ini muncul setelah dirinya melakukan pemeriksaan medis pada tahun 2011. Dia dinyatakan mengidap penyakit hati berlemak dan kolesterol tinggi, sehingga harus menurunkan berat badan.

    Sebab itu, Nozaki mulai mengganti mentimun untuk makanannya setiap kali dirinya merasa lapar. Terkadang, dia bahkan mengganti sarapan dan makan malam dengan mentimun.

    “Hasilnya, berat badan saya turun 11 kg dalam dua bulan, saya jadi lebih sering buang air kecil, dan perut saya mengecil,” kata Nozaki.

    Dia mengatakan, berat badannya sudah bertahan selama hampir lima tahun dan tidak pernah naik lagi. Berkat keberhasilannya, dia mendokumentasikan metode ini dalam bukunya “Kyuuri Taberu dake Diet” (Diet hanya dengan mentimun).

    Seorang pemain sepakbola wanita, Maruyama Karina mengungkapkan bahwa dirinya mengalami penurunan berat badan 6,6 kg dan mengecilkan lingkar pinggang nya sebanyak 7,5 cm setelah tiga minggu menjalani diet ini. Selain itu, mantan anggota Morning Musume, Fukuda Asuka juga mencoba metode tersebut dan merasakan hal yang positif.

    Mentimun dapat membantu menurunkan berat badan karena kandungan enzimnya yang meningkatkan metabolisme lemak. Selain itu, kandungan kaliumnya yang kaya bertindak sebagai diuretik membantu mengatur tekanan darah dan mengurangi retensi air serta pembengkakan.

    Kandungan seratnya juga membantu mengatur kesehatan usus, mencegah sembelit, dan menghambat lonjakan cepat kadar gula darah dan kolesterol. Sementara, kandungan vitamin C dan beta-karotennya bermanfaat untuk pembuluh darah, selaput lendir, dan kesehatan kulit.

    Hanya mengandung 45 kalori per 300 gram, mentimun bisa dimakan mentah, dibuat salad, sandwich, atau bisa menggantikan makanan berkalori tinggi.

    (elk/tgm)

  • IKEA Tarik Alat Dapur yang Picu Lepasnya Potongan Logam-Tertelan Bersama Makanan

    IKEA Tarik Alat Dapur yang Picu Lepasnya Potongan Logam-Tertelan Bersama Makanan

    Jakarta – Perusahaan furniture asal Swedia, IKEA, di Singapura menarik seluruh model alat pemeras bawang putih Vardefull 365+ pada 11 Juni akibat kesalahan produksi.

    Masalah ini teridentifikasi setelah dilakukan penyelidikan internal. Meskipun belum ada laporan kejadian, IKEA tetap mengambil langkah pencegahan demi menjaga keselamatan pelanggan.

    Produk yang ditarik adalah alat pemeras bawang putih berwarna hitam dengan batang tanggal produksi (YYWW) antara 2411 hingga 2522. Produk ini juga dapat dikenali melalui logo IKEA yang tertera pada pegangan bagian atas.

    Dikutip dari Straits Times, investigasi menemukan alat tersebut berisiko melepaskan potongan logam kecil saat digunakan, yang berpotensi tertelan bersama makanan.

    IKEA mengimbau seluruh pelanggan untuk segera berhenti menggunakan produk ini dan menghubungi toko IKEA terdekat untuk mendapatkan pengembalian dana penuh. Bagi pelanggan yang kesulitan mengidentifikasi produk melalui logo, tetap diperbolehkan untuk mengembalikannya tanpa bukti tersebut.

    IKEA juga mendorong pelanggan untuk menyebarkan informasi ini, demi mencegah potensi risiko lebih lanjut bagi pengguna lain.

    (naf/kna)

  • Wamenkes Pastikan COVID-19 RI Terkendali

    Wamenkes Pastikan COVID-19 RI Terkendali

    Jakarta – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono buka suara terkait kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia. Ia menjelaskan virus COVID-19 akan terus ada dan melakukan mutasi, seperti varian NB.1.8.1 atau Nimbus yang memicu kenaikan kasus di beberapa negara. Meski begitu, Dante memastikan situasi COVID-19 di Indonesia masih terkendali.

    “Iya masih (COVID-19 di Indonesia terkendali), manageable,” kata Dante ketika ditemui awak media di Jakarta Timur, Kamis (12/6/2025).

    “Jadi memang virus ini kan selalu akan mengalami replikasi dan mengalami mutasi. Ini kita memang nggak bisa lepas dari hidup dengan COVID. Kita tetap terus hidup dengan COVID. COVID ini memang terus akan ada,” sambungnya.

    Dante mengingatkan masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan mengingat infeksi varian-varian baru ini tidak menimbulkan gejala yang parah. Kekebalan tubuh masyarakat sudah terbentuk cukup baik karena vaksin yang sudah didapatkan sebelumnya.

    Meski begitu, ia mengingatkan orang-orang berisiko tinggi untuk tetap hati-hati. Jangan sampai infeksi COVID-19 memperparah kondisi penyakit yang sudah ada.

    “Makanya di rumah sakit kalau sekarang ada resiko tinggi, mengalami gejala influenza-like illness, maka cepat diperiksa panel virusnya karena di situ ada pemeriksaan COVID-nya,” kata.

    Berdasarkan laporan terakhir Kementerian Kesehatan, tercatat ada total 75 kasus COVID-19 sepanjang tahun 2025. Sementara, pada periode pekan ke-22 tercatat dua kasus.

    Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebanyak 8 persen pada minggu ke-22 tahun 2025, dari minggu sebelumnya hanya 4 persen.

    Varian yang menyebar di Indonesia saat ini adalah MB.1.1 dan KP.2.18. Pihak Kemenkes menuturkan hingga saat ini belum ditemukan varian Nimbus yang belakangan disorot lantaran masuk daftar Variant Under Monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    “Secara umum (keduanya) memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1 (penilaian risiko rendah),” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman terpisah.

    (avk/up)

  • Kasus COVID-19 Naik, Warga Malaysia Ramai-ramai Pengin Vaksin Booster

    Kasus COVID-19 Naik, Warga Malaysia Ramai-ramai Pengin Vaksin Booster

    Jakarta

    Praktisi kesehatan melihat minat baru terhadap vaksinasi dan booster untuk COVID-19, khususnya di antara populasi yang rentan. Hal ini terjadi di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan di negara-negara tetangga.

    Dokter umum Dr Parmjit Singh mengatakan minat vaksinasi booster muncul kembali karena warga sangat waspada mengingat meningkatnya kasus varian baru COVID-19 di Thailand dan Singapura.

    “Sangat penting bagi individu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi terbaru guna mempertahankan perlindungan yang kuat, terutama terhadap varian yang muncul,” jelasnya yang dikutip dari The Straits Times.

    Dr Parmjit menunjukkan bahwa meski situasi COVID-19 di Malaysia mungkin tampak stabil, tetapi virus itu belum sepenuhnya hilang.

    “Warga Malaysia diimbau untuk menjaga kebersihan dengan baik, memakai masker di tempat yang ramai atau tertutup, dan mencari pertolongan medis jika muncul gejala,” terang Dr Parmjit.

    “Kesadaran publik yang berkelanjutan dan perilaku yang bertanggung jawab adalah kunci untuk mencegah lonjakan kasus lainnya. Varian baru dapat menyebar lintas batas melalui perjalanan dan interaksi masyarakat,” sambungnya.

    Salah satu orang yang masuk dalam kelompok rentan lansia di Malaysia, B Premala (68), mengatakan telah divaksinasi dan juga menerima satu suntikan booster pada 2021. Tetapi, ia mengatakan tidak mau lagi menerima suntikan keempat.

    “Saya berhati-hati dan memakai masker saat pergi ke tempat ramai. Saya sadar bahwa karena usia, saya rentan terhadap virus, tetapi saya tetap berhati-hati,” ucapnya.

    NEXT: Perkiraan penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Malaysia

    Perkiraan Penyebab Kenaikan Kasus COVID-19 di Malaysia

    Dr Parmjit mengungkapkan salah satu hal yang dikaitkan dengan peningkatan kasus COVID-19, yakni masalah cuaca. Tetapi, sampai saat ini tidak ada bukti pasti bahwa cuaca yang kering dapat meningkatkan lonjakan kasus COVID-19.

    “Perubahan cuaca dapat mempengaruhi perilaku manusia. Orang mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan ber-AC selama musim panas dan kering, yang dapat meningkatkan risiko penularan virus,” bebernya.

    “Penyebaran virus bergantung pada faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, cakupan vaksinasi, tindakan kesehatan masyarakat, dan perilaku individu,” tegas Dr Parmjit.

    Senada dengan Dr Parmjit, Ketua Komite Kesehatan Penang, Malaysia, Daniel Gooi mengatakan belum ada bukti bahwa cuaca yang kering dan panas dapat meningkatkan penularan COVID-19.

    Namun, kenaikan kasus COVID-19 yang signifikan di negara bagian itu terjadi selama hari libur besar. Selain itu, bisa juga karena periode perayaan karena meningkatnya perjalanan, pelonggaran tindakan pencegahan, dan pertemuan sosial.

    “Meskipun tidak ada bukti bahwa cuaca kering meningkatkan penularan COVID-19 di Malaysia, kondisi panas dan kering dapat menyebabkan lebih banyak pertemuan di dalam ruangan. Ini dapat memfasilitasi penyebaran virus,” pungkasnya.

  • Pilu Terserang Stroke di Umur 21, Ini 6 Kebiasaan yang Bisa Jadi Pemicu

    Pilu Terserang Stroke di Umur 21, Ini 6 Kebiasaan yang Bisa Jadi Pemicu

    Jakarta

    Banyak yang mengira stroke hanya menyerang usia tua. Tapi siapa sangka, seorang wanita di Inggris mengalami stroke di usianya yang masih 21 tahun.

    Phoebe O’Shaughnessy, awalnya mengeluhkan sakit kepala selama empat hari. Sakitnya tak kunjung reda meski dia meminum obat apapun sehingga dirinya memutuskan ke rumah sakit.

    “Saat bangun, saya tidak bisa berbicara atau berjalan, dan sisi kanan wajah saya mulai melemah,” ucap Phoebe.

    Kejadian yang sama juga dirasakan oleh Elsa, seorang wanita di Tangerang. Dia terkena stroke di usia 29 tahun, usia yang masih sangat muda.

    Tiga hari sebelum stroke, Elsa mengeluh pusing tak tertahankan. Kala itu, dokter tidak mengira Elsa kena stroke dan langsung diperbolehkan pulang. Mengira gejalanya mereda, tiga hari kemudian seluruh badan di area kirinya tidak bisa digerakkan dan dia sulit berbicara.

    “Pola makan saya nggak sehat, sukanya yang fast food, nggak pernah olahraga apalagi tidur selalu jam 2 subuh, sekarang hanya bisa terapi,” beber Elsa kepada detikcom Jumat (7/2/2025).

    Penyebab Stroke Usia Muda

    Terkait meningkatnya angka stroke di usia muda, Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad(K), mengatakan ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Pertama, catatan pelaporan kasus yang relatif baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

    Kedua, teknologi deteksi dini sehingga pasien muda yang terserang stroke lebih mudah diketahui. Ketiga, faktor gaya hidup yang juga berperan memicu stroke usia muda.

    Gejala Stroke

    Gejala stroke yang harus dikenali yakni:

    Kesulitan berbicaraMati rasa, kelemahan atau kelumpuhan pada wajah, lengan atau kakuMasalah penglihatan pada satu atau kedua mataSakit kepalaKesulitan berjalan6 Kebiasaan yang Bisa Picu Stroke

    Stroke yang terjadi di usia muda bisa dipicu faktor gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan saat ini yang cenderung instan juga bisa menjadi pemicu terjadinya stroke.

    “Jadi pola hidup mempunyai pengaruh yang besar, itulah kenapa pada usia muda sekarang ini bisa dimungkinkan terkena stroke,” terang dr Jacob.

    1. Terlalu banyak makan garam

    Orang yang mengonsumsi makanan tinggi garam atau makanan yang kaya lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol berisiko tinggi terkena stroke dan penyakit jantung.

    “Makanan tinggi garam meningkatkan tekanan darah dan merupakan faktor risiko stroke,” kata Dr Praveen Gupta, Direktur Utama & Kepala, Departemen Neurologi, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram.

    2. Rebahan terus

    Rebahan terus tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik yang teratur bisa memicu stroke. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan lain seperti obesitas yang terkait dengan stroke.

    3. Terlalu stres

    Stres mungkin sulit untuk dihindari sepenuhnya. Tapi paparan stres tidak terkontrol yang terus menerus bisa menyebabkan masalah kronis. Tekanan yang diberikan pikiran ke tubuh saat menghadapi situasi yang membuat stres bisa meningkatkan tekanan darah. Kemudian selanjutnya meningkatkan kemungkinan terkena stroke.

    4. Kebiasaan begadang

    Spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA mengatakan secara tidak langsung, kebiasaan begadang dan kurang tidur bisa memicu stroke.

    “Kalau kita kurang tidur, metabolisme kita terganggu. Jadinya korelasinya gampang terkena faktor-faktor risikonya. Jadi nggak direct, tapi indirect. Jadi faktor risikonya dulu yang muncul. Seperti darah tinggi, gula, itu semua bisa muncul. Itu korelasinya kecapekan tadi kurang istirahat,” terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).

    5. Berlebihan minum energy drink

    Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr Henry Riyanto, SpN, menyebut energy drink memiliki kandungan neurostimulan. Konsumsi berlebihan tak cuma mempengaruhi saraf, tapi juga bisa meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung.

    “Pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, ada gangguan dinding pembuluh darah misalnya, akhirnya itu bisa terjadi kalau misalnya ada plak di pembuluh darahnya. Nantinya plaknya bisa menimbulkan stroke iskemik atau sumbatan,” kata dr Henry dalam perbincangan dengan detikcom.

    6. Kebanyakan minum soda

    Menurut penelitian yang dilakukan INTERSTROKE, minuman berkarbonasi, baik yang mengandung gula maupun pemanis buatan, seperti soda, dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terkena stroke pertama atau pendarahan intraserebral sebesar 22 persen.

    “Kandungan gula yang tinggi dalam minuman berkarbonasi biasa dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan hipertensi, yang semuanya merupakan faktor risiko utama stroke iskemik dan pendarahan intraserebral,” kata Christopher Yi, dokter bedah vaskular di Memorial Orange Coast Medical Center, California.

    Tips mencegah stroke

    Stroke adalah penyakit yang bisa dicegah. Mengganti kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat bisa mencegah penyakit mematikan ini. Beberapa yang bisa dilakukan yakni:

    Olahraga teraturPerbanyak minum air putih, kurangi asupan gulaTidur setidaknya 7-9 jam sehariKurangi stres dengan rutin melakukan meditasi atau yogaMengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayur, juga memilih protein yang rendah kadar lemak.Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin tekanan darah.

    (up/tgm)

  • Mendagri: Perbanyak Ruang Terbuka Biar Warga Sehat! Biaya Lebih Murah dari Berobat

    Mendagri: Perbanyak Ruang Terbuka Biar Warga Sehat! Biaya Lebih Murah dari Berobat

    Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah untuk memperbanyak pembangunan ruang publik terbuka untuk beraktivitas seperti berolahraga, sebagai langkah pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

    Ruang terbuka, seperti taman, area olahraga, hingga kegiatan seperti car-free day dan car-free night dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif bergerak.

    “Berolahraga juga jadi salah satu upaya untuk pencegahan terkena penyakit ya. Studi di Singapura menunjukkan bahwa membangun banyak ruang olahraga, ruang terbuka membuat masyarakat yang bergerak, masyarakat jadi sehat,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (12/6/2025).

    Ia menekankan biaya pembangunan ruang publik jauh lebih murah dibandingkan dengan menanggung beban subsidi kesehatan ketika masyarakat sudah jatuh sakit.

    “Itu lebih murah membuat tempat ruang terbuka, taman dan lain-lain dibanding masyarakat sudah sakit diberikan subsidi, itu lebih murah,” lanjutnya.

    “Saya sudah pernah menyampaikan dan nanti mungkin saya akan buat sebuah edaran, kepada setiap kepala daerah, untuk berbanyak ruang masyarakat untuk berolahraga,” lanjutnya lagi.

    Mendagri juga menyoroti pentingnya pembangunan jalur pejalan kaki (pedestrian) yang ramah bagi masyarakat. Menurutnya, jalur pedestrian perlu dilengkapi dengan pepohonan yang dapat memberikan kenyamanan dan perlindungan dari panas, agar masyarakat terdorong untuk berjalan kaki.

    “Makin banyak pohon juga makin baik, dan tadi, kalau ada ruang-ruang yang idle, punya masyarakat, punya apa pemerintah, buatlah, itu ruang untuk berolahraga yang menarik, sehingga anak-anak bisa berolahraga,” tuturnya lagi.

    (suc/suc)

  • Kentut di Depan Pasangan Menandakan Hubungan yang Sehat? Pakar Bilang Begini

    Kentut di Depan Pasangan Menandakan Hubungan yang Sehat? Pakar Bilang Begini

    Jakarta – Dalam sebuah hubungan berbagai batasan pribadi perlahan mulai luntur, termasuk soal kentut. Meski terkesan sepele, banyak orang merasa tidak nyaman atau risih ketika kentut di depan pasangan.

    Namun, ada juga yang menganggap hal ini sebagai sebuah kedekatan dan kenyamanan dengan pasangan. Lantas, apakah kentut di depan pasangan baik untuk sebuah hubungan?

    Kentut di Depan Pasangan Jadi Tanda Kenyamanan

    Kentut terjadi saat tubuh mengeluarkan gas dari sisi pencernaan yang wajar terjadi. Usus menghasilkan gas yang harus dikeluarkan secara berkala.. Dikutip dari Medical News Today, sesekali menahan kentut tidak masalah, tapi jika jadi kebiasaan bisa menyebabkan rasa sakit, kembung, hingga sembelit. Sehingga, terbukti bahwa menahan kentut tidak baik untuk kesehatan.

    Sebuah survei yang dilakukan oleh MIC, menemukan bahwa 29 persen responden butuh waktu 2-6 bulan untuk bisa kentut ketika bersama pasangan. Waktu tersebut kurang lebih seperti yang dibutuhkan untuk mengatakan, “Aku cinta kamu”.

    Studi yang sama menunjukkan bahwa pasangan yang cukup nyaman untuk kentut di depan satu sama lain kemungkinan memiliki ikatan yang lebih kuat dan kesehatan emosional yang lebih baik. Dikutip dari New York Post, hal ini menunjukkan adanya rasa nyaman bersama pasangan.

    “Kentut satu sama lain adalah rasa nyaman yang tidak disadari,” kata pakar hubungan Michael Sartain kepada Scary Mommy.

    “Ini menandakan bahwa Anda berada dalam hubungan yang nyaman dan tidak merasa perlu untuk membatasi diri,” lanjutnya.

    Dia menjelaskan, saat pasangan bercanda tentang hal-hal kecil semacam kentut, itu pertanda bahwa mereka merasa aman untuk bersikap apa adanya antara satu sama lain.

    “Anda tidak menahan diri atau berpura-pura. Kejujuran seperti itu jarang ada, dan itu adalah dasar yang bagus untuk hubungan yang sehat,” tambah Sartain.

    Kentut di Depan Pasangan Bisa Merusak Hubungan?

    Menurut Sartain, kekhawatiran ini seringkali muncul dari tekanan masyarakat, khususnya kepada wanita. Jika kentut bisa merusak hubungan, maka mungkin ada masalah lain yang lebih besar. Sebab, apabila pasangan suami istri, misalnya, menghabiskan banyak waktu bersama, kentut di depan satu sama lain bukanlah suatu masalah.

    “Jika Anda menghabiskan waktu bersama, tidur di ranjang yang sama, dan berhubungan intim secara rutin, maka kentut seharusnya tidak menjadi masalah. Jika memang demikian, masalahnya mungkin lebih pada kurangnya ketertarikan,” katanya.

    Menurut Sartain, sesuatu yang menghilangkan romansa antar pasangan adalah ketidakmampuan untuk bersantai dan menikmati waktu bersama.

    Meski demikian, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan kentut di depan pasangan juga tidak apa-apa. Hal tersebut bukan berarti hubungan dengan pasangan kurang intim.

    “Keintiman hadir dalam berbagai bentuk, lelucon bersama, percakapan mendalam, berpelukan, atau sekedar bersikap terbuka dengan pasangan. Kentut bukan satu-satunya penanda kedekatan,” katanya.

    (elk/tgm)