Category: Detik.com Kesehatan

  • Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan

    Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan

    JakartaMenkes Budi Gunadi Sadikin menilai pelayanan kesehatan gigi di tingkat Puskesmas perlu ditingkatkan. Agar bisa melayani selain scaling gigi.

    Karena itu Menkes Budi meminta bantuan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) untuk memberikan standarisasi pelayanan Dokter Gigi.

    Tonton berita video lainnya di sini!

    (/)

  • Dialami Gustiwiw sebelum Meninggal, Kenapa Tensi Tinggi Picu Masalah Jantung?

    Dialami Gustiwiw sebelum Meninggal, Kenapa Tensi Tinggi Picu Masalah Jantung?

    Jakarta

    Ibunda musisi dan komedian Gustiwiw (25), Sri Yulianti mengungkapkan putranya didiagnosis mengidap masalah tekanan darah tinggi yang memicu gangguan jantung ketika meninggal dunia. Sebelum meninggal, pria bernama asli Gusti Irwan Wibowo sempat mengeluh pusing pada temannya.

    Gusti juga sempat jatuh di kamar mandi dan tidak ditemukan denyut nadi lagi. Yuliati mengaku sangat terkejut dan tak percaya awalnya. Bahkan ketika ditelepon oleh dokter, ia masih belum percaya sepenuhnya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis tensinya tinggi terus jadi jantung,” ungkap Yulianti dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    “Walaupun dibilangin di kamar mandi itu sudah nggak ada nadinya, tapi saya tetap positif thinking, boleh dong sebagai manusia berharap, namanya seorang ibu ya. Saya berharap ada keajaiban Allah,” sambungnya.

    Berkaitan dengan kondisi tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA menyebut tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah jantung.

    Ia menjelaskan darah tinggi dapat mengganggu jantung dengan beberapa mekanisme, salah satunya pembesaran jantung. Pembesaran jantung dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal.

    “Ini bisa membuat orang mengalami kardiomegali (pembesaran jantung). Awalnya bisa tidak terasa signifikan, cepat lelah mungkin salah satu yang paling awal dialami,” ujar dr Vito ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    Tekanan darah tinggi juga dapat merusak permukaan pembuluh darah koroner. Ini membuat lapisan pembuluh yang rusak bisa membentuk plak dan memicu kurangnya oksigen jantung (iskemia). Kondisi ini disebut penyakit jantung koroner.

    Dalam jangka waktu lama, iskemia membuat otot jantung lemah dan akhirnya pompa jantung semakin berkurang. Gumpalan darah yang mengendap di ruang jantung juga dapat memicu stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” katanya.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen, atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Bedah Robotik untuk Atasi Nyeri Lutut Kronis Kini Hadir di Surabaya

    Bedah Robotik untuk Atasi Nyeri Lutut Kronis Kini Hadir di Surabaya

    Jakarta

    Nyeri lutut kronis bisa sangat mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kualitas hidup. Dalam beberapa kasus, solusi terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah prosedur Total Knee Replacement (TKR) atau penggantian sendi lutut total.

    Di wilayah Jawa Timur, salah satu rumah sakit yang sudah mampu melakukan prosedur TKR dengan teknologi mutakhir adalah Mayapada Hospital Surabaya. Rumah sakit ini memiliki layanan unggulan melalui Orthopedic Center yang diperkuat oleh tim dokter multi disiplin, termasuk para spesialis dan subspesialis ortopedi berpengalaman.

    Kini,Mayapada Hospital Surabaya juga menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur dan Indonesia Timur dengan penggunaan teknologi bedah robotik VELYS™ Robotic-Assisted Solution. Teknologi ini terbukti secara medis mampu membantu dokter meningkatkan akurasi tindakan TKR, mempercepat proses pemulihan pasien, serta memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik.

    “Tentunya, sistem robotik ini tidak menggantikan peran dokter, tetapi berfungsi sebagai panduan langsung yang memberikan batasan aman selama prosedur berlangsung,” jelas ketua Orthopedic Board Mayapada Hospital, Prof. DR. dr. Dwikora Novembri Utomo, Sp.OT(K), dalam keterangannya, Kamis (12/6/2025).

    Sistem robotik ini bekerja secara real-time dan memetakan anatomi lutut pasien dalam bentuk tiga dimensi (3D), sehingga pemasangan implan dapat dilakukan dengan sangat presisi, sesuai bentuk dan kebutuhan unik setiap individu. Teknologi ini juga memungkinkan tindakan operasi dengan rasa sakit yang lebih minimal (less pain), yang membuat proses pemulihan jadi lebih cepat. Banyak pasien bahkan sudah bisa mulai berjalan dengan bantuan dalam waktu 1-2 hari setelah tindakan, dan kembali beraktivitas penuh dalam 6-8 minggu, tergantung kondisi masing-masing.

    Dr. Dwikora menambahkan bahwa teknologi ini membuat pemasangan implan menjadi lebih akurat, menjaga stabilitas sendi, keseimbangan gerak, dan meningkatkan kenyamanan pasien pascaoperasi.

    “Dengan bantuan teknologi ini, pemasangan implan menjadi lebih akurat, mendukung stabilitas sendi, keseimbangan gerak, serta meningkatkan kenyamanan pasien pascaoperasi,” jelasnya.

    Masih banyak pasien yang merasa khawatir terhadap hasil operasi atau lamanya pemulihan, sehingga kerap menunda tindakan. Namun, teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution justru menjawab kekhawatiran tersebut dengan memastikan prosedur dilakukan dalam batasan aman, hasil lebih konsisten, risiko nyeri berkurang, dan pemulihan lebih cepat.

    “Teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution tidak hanya membantu meningkatkan akurasi prosedur, tetapi juga memastikan setiap tindakan dilakukan dalam batasan yang aman, sehingga hasil operasi lebih konsisten, risiko nyeri pascaoperasi berkurang, dan pasien bisa pulih lebih cepat,” pungkas dr. Dwikora.

    Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya sendiri menyediakan layanan tulang dan sendi yang komprehensif, didukung oleh tim dokter dari berbagai subspesialis ortopedi. Tim ini tergabung dalam Orthopedic Board yang aktif membahas inovasi layanan, pengembangan, dan standardisasi perawatan dengan pendekatan berbasis bukti. Ditunjang teknologi terkini seperti bedah robotik, layanan ini menekankan perawatan yang personal dan berpusat pada pasien (patient-centered care).

    Prosedur TKR tidak hanya diperuntukkan bagi penderita nyeri lutut kronis akibat osteoartritis lanjut-di mana tulang rawan rusak dan menyebabkan nyeri serta keterbatasan gerak-tetapi juga bagi pasien yang pernah mengalami operasi lutut sebelumnya atau memiliki struktur lutut yang tidak simetris.

    dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Mayapada Hospital Surabaya, menegaskan bahwa teknologi ini memungkinkan perencanaan tindakan secara presisi berdasarkan bentuk anatomi lutut masing-masing pasien untuk hasil yang lebih optimal.

    Meski umumnya diberikan kepada pasien berusia di atas 50 tahun, prosedur TKR juga dapat dilakukan pada pasien yang lebih muda jika kualitas hidup mereka sangat terganggu, metode terapi konservatif tidak efektif, atau terdapat indikasi medis seperti cedera akibat kecelakaan atau aktivitas olahraga.

    Mayapada Hospital Surabaya berkomitmen memberikan perawatan bertaraf internasional, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan medis, hingga pemulihan pasca-tindakan.

    dr. Bona Fernando, M.D., FISQua, Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya, menuturkan bahwa kehadiran teknologi ini merupakan upaya menghadirkan layanan ortopedi canggih dan berkualitas bagi masyarakat Surabaya, Jawa Timur, hingga Indonesia Timur. Hal ini sekaligus membuktikan kesiapan tim multi disiplin Orthopedic Center dalam memberikan layanan terbaik.

    “Kami yakin inovasi yang telah hadir di Mayapada Hospital Surabaya ini akan meningkatkan patient experience secara optimal, memastikan patient safety secara maksimal, serta memperluas akses layanan ortopedi yang canggih dan berkualitas internasional bagi masyarakat Surabaya hingga Indonesia Timur. Hal ini juga membuktikan kesiapan tim multi disiplin Orthopedic Center kami dalam memberikan perawatan terbaik,” ucapnya.

    Bagi detikers yang mengalami nyeri lutut kronis dan ingin mendapatkan layanan TKR, jadwal konsultasi dapat dibuat kapan saja melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk mengatur pemeriksaan, mengakses layanan gawat darurat, serta menikmati fitur-fitur seperti Health Articles & Tips, Personal Health, dan integrasi dengan Google Fit. Pengguna baru juga bisa mendapatkan reward point berupa potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store, dan nikmati reward point berupa potongan harga untuk pengguna baru di berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Video: Ini Waktu Makan Yang Baik Setelah Olahraga

    Video: Ini Waktu Makan Yang Baik Setelah Olahraga

    Video: Ini Waktu Makan Yang Baik Setelah Olahraga

  • Video Menkes Ajukan Tunjangan Senilai Rp 30 Juta untuk Dokter Wilayah 3T

    Video Menkes Ajukan Tunjangan Senilai Rp 30 Juta untuk Dokter Wilayah 3T

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ajukan tunjangan khusus untuk dokter spesialis di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Angkanya mencapai Rp 30 juta per bulan di luar gaji pokok.

    Dokter spesialis ini terdiri dari Spesialis Penyakit Dalam, Anak, Obgyn, Anestesi, Bedah, Patologi, Klinik dan spesialis penyakit lainnya. Rencana ini tinggal menunggu tanda tangan Presiden RI.

    Tonton juga: Menkes Budi Ingin Ada Kurikulum Kesehatan di Sekolah

  • Perjalanan Kanker Ginjal Vidi Aldiano, Sempat Berencana Setop Kemoterapi

    Perjalanan Kanker Ginjal Vidi Aldiano, Sempat Berencana Setop Kemoterapi

    Jakarta

    Vidi Aldiano baru-baru ini mengungkapkan kondisinya yang tengah berjuang melawan kanker ginjal yang diidapnya sejak 2019. Sebelumnya, ia telah menjalani operasi pengangkatan satu ginjalnya di Singapura.

    Pada September 2023, Vidi mengabarkan kanker yang diidapnya bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ia pun rutin menjadi ‘spa day’ atau pengobatan kanker ginjal yang diidapnya.

    “Hasil PET scan-nya itu belum sesuai dengan harapan saya. It’s not bad but it’s not good also yet, masih hopeful untuk terus berjuang melawan penyakit aku ini. It was not easy, still not easy juga sampai hari ini melihat hasil yang masih belum sesuai ekspektasi itu terkadang bikin kita down dan bisa stres juga,” kata Vidi dalam video yang diunggahnya di akun Instagram, Jumat (22/11/2024).

    Positron Emission tomography scan (PET scan) merupakan jenis tes yang dapat digunakan dalam penanganan kanker. Dikutip dari laman Cancer.net, prosedur dapat dilakukan bersamaan dengan CT scan, yang dokter biasanya menyebut dengan PET-CT scan.

    Rutin Kemoterapi

    Vidi juga rutin menjalani kemoterapi untuk mengobati kanker ginjal yang diidapnya. Kondisinya semakin membaik, tetapi beberapa hari ia mengalami efek samping dan gejala usai perawatan.

    “Badan gua kaya menggigil semalaman dan mulai ngilu sebadan lagi dan kalau kegesek sakit,” beber Vidi.

    Efek samping kemoterapi yang dirasakan Vidi masih terasa hingga keesokan harinya saat bangun tidur. Ia mengaku mengeluhkan takikardia, saat heart-ratenya relatif tinggi.

    “Takikardi itu di mana gua tiba-tiba heart rate-nya tinggi di atas 110 di saat gua lagi duduk gitu,” lanjut Vidi.

    Berobat ke Tanya Samui

    Pasca menjalani kemoterapi, Vidi memilih melanjutkan perawatan ke Thailand. Ia menghabiskan waktu sekitar dua minggu di Koh Samui.

    “Gue hari ini ada di Koh Samui untuk memulai treatment. Nggak treatment sebenarnya, lebih ke retreat di tempat namanya Tanya Samui,” beber Vidi, dalam unggahan video di akun Instagramnya, @vidialdiano.

    Meski sempat cemas melakukan perawatan ini, Vidi merasa bersyukur mendapatkan aura positif dari banyak orang. Diketahui, retreat di Tanya Samui merupakan perawatan holistik untuk meningkatkan kesejahteraan pengunjung secara keseluruhan melalui berbagai aktivitas dan perawatan.

    Dikutip dari laman resminya, Tanya Samui berfokus pada pembersihan kandung empedu, hati, usus bagian bawah, dan usus besar. Herbal dan suplemen yang diberikan konon 100 persen alami dan diklaim membantu membersihkan tubuh.

    Selama detox tubuh, Vidi melakukannya dengan tidak mengonsumsi apapun makanan solid. Meski begitu, ia tidak merasa lemas atau lapar, dan bisa melewati proses retreat dengan baik.

    NEXT: Berencana setop kemoterapi-ganti obat

    Berencana Setop Kemoterapi

    Selama lima tahun berjuang melawan kanker ginjal, Vidi berusaha mengelola emosi untuk mencegah stres. Ia juga berencana untuk berhenti menjalani kemoterapi karena efek sampingnya.

    “2025 ini ada kemungkinan gue sudah harus stop kemoterapi gue, karena its been too long dan kalaupun gue lanjutkan mungkin akan ada side effects yang lebih parah di badan gue,” cerita Vidi seperti dilihat di akun TikTok pribadinya, Kamis (13/2/2025).

    “Itu juga salah satu yang bikin kepikiran juga. Terlalu banyak what if, what if, yang muncul di kepala gue, belum lagi beberapa stres yang muncul dari beberapa variabel luar, sementara dokter bilang disease ini sangat amat rentan dengan apa yang namanya stres,” sambungnya.

    Bolak-balik Malaysia dan Ganti Obat

    Lewat unggahan video di Instagram pribadinya pada Kamis (12/6), Vidi mengaku kondisinya kembali menurun selepas Idul Fitri pada April 2025. Sebelumnya, pada Desember 2024 kondisinya sudah mulai membaik.

    Namun, ternyata obat yang dikonsumsinya selama lima tahun terakhir sudah perlu diganti.

    “Namun, April kemarin setelah Lebaran kita melakukan another scan untuk mengecek apakah obatnya yang sudah aku pakai 5 tahun itu masih berfungsi atau nggak,” beber Vidi dalam postingan Instagram yang dilihat detikcom, Kamis (12/6/2025).

    “Dan hasilnya April itu lumayan bikin aku tidak bisa berfungsi beberapa waktu, karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan kali ya, tidak sesuai dengan ekspetasi aku gitu,” sambungnya.

    Dokter mengungkapkan kanker di tubuhnya tumbuh dengan cepat. Selama beberapa bulan terakhir, ia juga bolak-balik Penang, Malaysia untuk bisa mendapatkan obat baru.

    Ternyata, obat baru itu adalah obat yang digunakannya saat awal diagnosis kanker. Tetapi, obat itu belum tersedia di Indonesia.

    Selain itu, Vidi juga mengeluhkan efek samping obat yang lebih keras dari obat barunya. Ia berusaha mengatasi rasa sakit dan efek sampingnya yang baru muncul beberapa bulan ini.

    “Tapi aku berusaha untuk terus bisa maju setiap harinya dengan tersenyum gitu. Intinya dengan kondisi aku sekarang, aku akan terus fokus untuk bisa menyehatkan badanku dan pikiranku juga,” pungkasnya.

    Simak Video “Video: Vidi Aldiano Mau Setop Kemoterapi Kanker”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Cerita Dua Pasien Kanker Vagina, Sama-sama Alami Perdarahan usai Berhubungan Intim

    Cerita Dua Pasien Kanker Vagina, Sama-sama Alami Perdarahan usai Berhubungan Intim

    Jakarta

    Kanker vagina merupakan kanker langka yang terjadi di vagina, saluran otot yang menghubungkan rahim dengan bagian luar tubuh. Kondisi ini terjadi saat sel-sel abnormal di vagina tumbuh dan membelah tak terkendali.

    Dikutip dari Mayo Clinic, kanker vagina mungkin tidak menimbulkan gejala apapun di fase awal. Seiring pertumbuhannya, kanker vagina dapat menimbulkan gejala, seperti:

    Perdarahan vagina yang tidak umum, seperti setelah menopause atau usai berhubungan seks.Keputihan.Benjolan atau massa di vagina.Buang air kecil yang menyakitkan.Sering buang air kecil.Sembelit.Nyeri panggul.Cerita Pasien Kanker Vagina

    Beberapa wanita pun mengungkapkan soal gejala kanker vagina yang mereka rasakan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut pengalaman mereka:

    1. Perdarahan dan Nyeri

    Seorang wanita di Australia menceritakan pengalamannya mengalami kanker vagina. Jane (46) terkejut saat mengalami perdarahan setelah berhubungan seks dengan suaminya.

    “Dokter umum meminta saya untuk melakukan USG dan merujuk ke dokter kandungan. Tetapi, saya harus menunggu selama 2 bulan untuk mendapatkan janji temu itu,” kata Jane yang dikutip dari Cancer Council.

    Ketika menunggu itu, Jane merasa stres, terutama saat ia mengalami perdarahan usai berhubungan seks dan merasakan nyeri di vagina.

    Setelah mendapat waktu konsultasi dengan dokter kandungan, Jane mengungkapkan gejala-gejala yang dirasakannya. Dokter pun merujuk Jane ke dokter kandungan onkologi.

    “Dokter kandungan onkologi mengonfirmasi bahwa saya memiliki massa di dinding vagina. Ia melakukan biopsi dan meminta saya untuk menjalani pemindaian MRI dan PET. Saya sangat terpukul, tetapi berusaha menyembunyikannya dari anak-anak,” kata Jane.

    “Dokter kandungan onkologi menelepon saya untuk menyampaikan hasilnya, itu adalah SCC yang tumbuh cepat dan belum menyebar ke luar vagina. Perawatan yang direkomendasikan adalah kemoradiasi selama 5-6 minggu yang diikuti oleh brakiterapi interstisial,” lanjutnya.

    Untuk mengatasi masalahnya, Jane menjalani berbagai macam pengobatan untuk menyembuhkan kanker vagina yang diidapnya, salah satunya dengan kemoterapi.

    2. Muncul Bercak Darah yang Makin Parah

    Seorang wanita di Amerika Serikat didiagnosis mengidap kanker vagina saat berusia 38 tahun. Sebelum didiagnosis, wanita bernama Sarah itu awalnya hanya melihat bercak darah di organ intimnya setelah berhubungan seksual.

    “Saya mulai melihat adanya bercak setelah berhubungan intim. Itu tidak normal bagi saya, dan karena histerektomi sebelumnya, saya tidak lagi mengalami menstruasi,” tuturnya yang dikutip dari laman CDC.

    Awalnya, bercak darah yang muncul hanya sedikit. Tetapi, hal itu bertambah buruk hingga perdarahan sepanjang hari dan membutuhkan pembalut.

    “Selain perdarahan yang tidak biasa, saya tidak mengalami gejala lain, tidak merasakan perih, dan saya merasa sehat-sehat saja,” terang Sarah.

    “Namun, perdarahannya semakin parah dan sangat tidak biasa sehingga membuat saya takut,” sambungnya.

    Mengetahui ada yang tidak beres, Sarah memutuskan untuk pergi ke dokter umum. Dokter memintanya untuk melakukan Pap Test dan tes Human Papillomavirus (HPV).

    Sarah pun membuat janji dengan dokter spesialis onkologi ginekologi untuk melakukan kolposkopi dan pemeriksaan. Tetapi, ia perlu menunggu beberapa minggu.

    Dari hasil pemeriksaan, Sarah memiliki benjolan sebesar telur di vagina yang menjadi penyebab perdarahan.

    “Mereka (tim dokter) menjadwalkan saya untuk menjalani biopsi, sehingga mereka dapat mengumpulkan dan menguji sel-sel tersebut,” ungkapnya.

    Hasil tes menunjukkan benjolan di vaginanya itu adalah kanker yang teralokasi, sehingga tidak berdampak pada organ panggul lainnya. Sarah menjalani berbagai pengobatan dan perawatan intensif untuk mengecilkan serta membunuh sel-sel kanker itu agar tidak tumbuh lebih lanjut.

    (sao/kna)

  • Video: Menyoal Kematian Mendadak pada Orang yang Tampak Sehat

    Video: Menyoal Kematian Mendadak pada Orang yang Tampak Sehat

    Jakarta – Tak jarang seseorang yang tampak sehat, tapi tiba-tiba saja meninggal dunia. Hal itu tentu saja mengejutkan.

    Dikutip dalam CNA, Konsultan senior di Departemen Kardiologi di Pusat Jantung Universitas Nasional Singapura (NUHCS), Professor Tan Huay Cheem mengatakan penyebab seseorang bisa meninggal secara tiba-tiba. Hal itu ada kaitannya dengan masalah kardiovaskular.

    Tonton juga Studi: 80% Kasus Seseorang Jatuh di Rumah Terjadi di Kamar Mandi

    (/)

  • Kisah Amou Haji, ‘Pria Terkotor di Dunia’ yang Meninggal Dunia setelah Mandi

    Kisah Amou Haji, ‘Pria Terkotor di Dunia’ yang Meninggal Dunia setelah Mandi

    Khadijah Nur Azizah – detikHealth

    Minggu, 15 Jun 2025 18:00 WIB

    Jakarta – Seorang pria Iran dijuluki ‘pria terkotor di dunia’ karena tak mandi sama sekali selama 60 tahun. Secara mengejutkan, dia meninggal tak lama setelah mandi.

  • Video Studi: 80% Kasus Seseorang Jatuh di Rumah Terjadi di Kamar Mandi

    Video Studi: 80% Kasus Seseorang Jatuh di Rumah Terjadi di Kamar Mandi

    Jakarta – Anak kecil hingga dewasa, pasti pernah terjatuh. Namun, semakin bertambahnya usia, jatuh semakin berisiko.

    Dikutip dari UCLA Health, kamar mandi menjadi salah satu tempat tertinggi seseorang terjatuh. Ada sejumlah faktor yang membuat seseorang terjatuh.

    Tonton juga: Pandji hingga Bernadya Melayat ke Rumah Duka Gustiwiw

    (/)