Category: Detik.com Kesehatan

  • Seperti Ini Gejala Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

    Seperti Ini Gejala Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

    Jakarta

    Serangan jantung tidak selalu menyerang secara tiba-tiba dan tiba-tiba. Faktanya, tanda-tanda awal serangan jantung dapat muncul beberapa minggu sebelum serangan jantung itu sendiri, sehingga masih ada waktu untuk mencari pertolongan medis jika menyadarinya.

    “Bahkan satu dari gejala ini saja sudah cukup untuk membuat Anda mengunjungi unit gawat darurat jika gejalanya baru atau berbeda dari yang pernah Anda alami sebelumnya,” kata Nisha Parikh, MD, MPH, dokter jantung di Northwell Health di Hyde Park, New York kepada Everyday Health.

    Gejala serangan jantung yang bisa muncul sebulan sebelumnya.

    Kelelahan

    Perubahan signifikan pada energi dan kemampuan beraktivitas fisik dapat menjadi indikasi serangan jantung yang akan datang.

    “Ini berbeda dari kelelahan biasa karena ini adalah jenis kelelahan atau keletihan yang terasa tidak proporsional dengan jumlah pekerjaan yang Anda lakukan,” kata dr Parikh. “Jika Anda berolahraga dan merasa jauh lebih lelah dari biasanya, jangan abaikan gejala yang mencolok ini.”

    Sesak Napas

    Sesak napas adalah tanda awal umum serangan jantung, yang terjadi akibat jantung tidak memompa darah dengan benar. Akhirnya, disfungsi ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru.

    “Ini juga bisa disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke paru-paru. Banyak pasien saya mengalami gejala ini di tengah malam, dan itu membuat mereka terbangun,” sebut dr Parikh.

    Rasa tidak nyaman di dada

    Gejala klasik serangan jantung ini dapat sangat berbeda berdasarkan jenis kelamin. Rasa sakitnya bisa ringan hingga parah, dan banyak orang menggambarkannya sebagai perasaan cemas atau gugup di dada mereka.

    Meskipun rasa tidak nyaman di dada tidak terus-menerus, gejala ini tak boleh diabaikan.

    Gangguan Tidur

    Hubungan antara tidur dan serangan jantung itu rumit. Pertama, insomnia dan kualitas tidur yang buruk secara keseluruhan merupakan faktor risiko signifikan untuk serangan jantung karena tekanan yang ditimbulkannya pada kesehatan jantung.

    Para ahli juga mengatakan gejala awal dan serangan jantung yang sebenarnya paling sering terjadi pada malam hari.

    “Banyak serangan jantung sebenarnya terjadi pada pukul 3 pagi karena saat itulah kadar adrenalin dan kortisol melonjak,” ucap dr Parikh. “Sering kali, kita melihat serangan jantung terjadi pada waktu ini.”

    Gangguan Pencernaan

    Gangguan pencernaan bisa menjadi tanda awal serangan jantung dan lebih umum terjadi pada wanita. Gejalanya bisa berupa refluks asam, ketidaknyamanan perut secara umum, dan bahkan bersendawa atau muntah.

    “Sering kali, ketidaknyamanan pencernaan itu terjadi karena bagian bawah jantung tidak mendapatkan aliran darah sebanyak yang seharusnya. Bagian jantung itu berada di diafragma dan perut. Kurangnya aliran darah itu dapat menyebabkan mual,” jelas dr Parikh.

    Pusing

    Pusing dapat dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah ke otak. Pusing atau rasa pusing dapat dikaitkan dengan beberapa gejala lain, termasuk perubahan detak jantung, perubahan suhu tubuh, dan sesak napas.

    (kna/kna)

  • Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Jakarta

    Banyak orang yang merasa harus mengawali hari dengan secangkir kopi. Aromanya yang nikmat dan sensasi hangatnya seolah menjadi semangat untuk memulai aktivitas.

    Tak hanya membangkitkan semangat, minum kopi di pagi hari juga bisa menurunkan risiko kematian akibat sakit jantung. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah penelitian.

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian karena Sakit Jantung?

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan di European Heart Journal menemukan bahwa orang yang minum kopi di pagi hari memiliki risiko lebih rendah meninggal akibat penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan konsumsi kopi sepanjang hari.

    Para peneliti dari Universitas Tulane di New Orleans melibatkan 40.725 orang dewasa yang telah mengambil bagian dalam Survei Pemeriksan Kesehatan dan Gizi Nasional di AS antara tahun 1999 dan 2018. Mereka ditanya tentang makanan dan minuman apa yang dikonsumsi sehari-hari serta apakah mereka minum kopi, berapa banyak, dan kapan meminumya.

    “Mengingat efek yang dimiliki kafein pada tubuh kita, kami ingin melihat apakah waktu Anda minum kopi memiliki dampak pada kesehatan jantung,” kata peneliti utama, Dr Qi, dikutip dari laman BBC.

    Menurut penelitian tersebut, sebanyak 36 persen dari mereka meminum kopi di pagi hari, 14 persen lainnya meminum kopi sepanjang hari, dan 48 persen bukan peminum kopi. Tim peneliti melacak para peserta selama hampir 10 tahun. Mereka melihat informasi dan penyebab kematian para peserta selama waktu tersebut.

    Hasilnya, terdapat 4.295 orang meninggal dunia dan sebanyak 1.268 kematian berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Menurut para peneliti, minum kopi di pagi hari memiliki kemungkinan 16 persen lebih rendah untuk meninggal dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, serta 31 persen lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung.

    Tidak terlihat adanya pengurangan risiko pada orang yang minum kopi sepanjang hari, dibandingkan dengan yang bukan peminum kopi. Dikutip dari laman Medical News Today, manfaat ini terlihat pada peminum kopi di pagi hari, baik peminum sedang atau peminum berat. Sementara, peminum kopi ringan (sekitar satu cangkir atau kurang) kurang memperoleh manfaat.

    “Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan kami pada populasi lain, dan kami memerlukan uji klinis untuk menguji dampak potensial dari perubahan waktu minum kopi,” tutupnya.

    Minum Kopi di Sore atau Malam Hari Justru Mengganggu Ritme Sirkadian

    Penelitian tidak menunjukkan alasan jelas mengapa minum kopi di pagi hari bisa mengurangi risiko meninggal akibat sakit jantung. Namun, Dr Lu Qi mengatakan bahwa konsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu jam internal tubuh seseorang.

    “Penjelasan yang mungkin adalah bahwa mengonsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu ritme sirkadian (siklus 24 jam perubahan fisik, mental, dan perilaku tubuh kita), dan kadar hormon seperti melatonin,” kata Dr Qi.

    “Hal ini pada gilirannya menyebabkan perubahan pada faktor risiko kardiovaskular, seperti peradangan dan tekanan darah,” kata Dr Lu Qi.

    Dr Lu Qi juga menambahkan, bukti sebelumnya menunjukkan manfaat minum kopi pada metabolisme, seperti menurunkan kadar glukosa dan lipid yang merugikan.

    “Studi kami menunjukkan bahwa minum kopi di pagi hari bisa memperkuat manfaat tersebut,” tambahnya.

    (elk/tgm)

  • Kemenkes Catat 179 Kasus COVID-19 Sepanjang 2025, Positivity Rate Naik!

    Kemenkes Catat 179 Kasus COVID-19 Sepanjang 2025, Positivity Rate Naik!

    Jakarta

    Positivity rate COVID-19 di Indonesia meningkat, dari semula 2,05 persen pada periode 25 hingga 31 Mei, kini mencapai 3,13 persen di rentang waktu 8 hingga 9 Juni 2025.

    Ada penambahan satu kasus positif pada periode tersebut berdasarkan 32 pemeriksaan yang dilakukan. Tren pemeriksaan atau tes COVID-19 di Indonesia fluktuatif, tertinggi mencapai 775 tes COVID-19 pada minggu kedua 2025.

    “Per 8 hingga 9 Juni 2025, terdapat 1 kasus positif COVID-19 dari 32 pemeriksaan dengan positivity rate sebesar 3,13 persen,” tutur Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

    Total kasus COVID-19 sepanjang 2025 mencapai 179 kasus dari 10.057 spesimen yang diperiksa. Tren catatan tertinggi berada di periode minggu kedua Januari 2025 saat jumlah pemeriksaan juga menjadi yang terbanyak sepanjang tahun.

    Berdasarkan grafik data COVID-19 Kemenkes RI, kenaikan kasus selalu dibarengi dengan tingginya testing yang dilakukan.

    Sementara positivity rate tertinggi berada di dua periode yakni minggu ke-18 dan minggu ke-23 di 2025, masing-masing mencatat 3,62 persen dan 3,67 persen.

    (naf/kna)

  • Ini Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang hingga 100 Tahun

    Ini Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang hingga 100 Tahun

    Jakarta

    Semua orang mendambakan hidup yang sehat dan panjang umur. Meski demikian, tidak semua menyadari bahwa upaya untuk mendapatkannya bisa dimulai dengan melakukan sebuah rutinitas di pagi hari.

    Rutinitas pagi bukan sekedar waktu bangun tidur dan bersiap-siap untuk melakukan aktivitas, tapi juga menjadi momen yang penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kebiasaan baik di pagi hari, seperti minum air putih dan melakukan peregangan berperan dalam menjaga kesehatan jangka panjang.

    Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang

    Menurut seorang dokter sekaligus direktur medis di Next Health, Dr Jeffrey Egler, MD, rutinitas pagi begitu penting untuk mengatur ritme sirkadian. Hal tersebut berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti produksi hormon, metabolisme, dan siklus bangun-tidur.

    “Praktik pagi yang konsisten dan sehat bisa meningkatkan fungsi-fungsi ini, yang mengarah pada peningkatan kesehatan fisik dan mental dari waktu ke waktu,” kata Dr Jeffrey.

    Lantas, rutinitas apa saja yang bisa bantu bikin umur panjang? Dikutip dari laman Real Simple, berikut di antaranya:

    1. Minum Air Putih

    Rutinitas pertama yang bisa membantu umur lebih panjang adalah minum segelas air putih setelah bangun tidur. Asupan air putih bisa membantu melancarkan pencernaan, mendukung metabolisme, dan membantu membuang racun. Selain itu, air putih juga dapat meningkatkan keseimbangan emosional hingga 26 persen.

    “Hidrasi yang tepat mendukung fungsi sistem saraf dan proses metabolisme yang penting untuk umur panjang,” kata peneliti kesehatan emosional dan mental, Andrew Hogue.

    2. Pilih Sarapan yang Kaya Nutrisi

    Sarapan merupakan waktu makan yang paling penting dalam sehari. Pilih sarapan yang pada nutrisi, kaya serat, dan berfokus pada protein nabati.

    Menurut ahli gizi dan ilmuwan medis Dr Federica Amati, sarapan seperti ini bisa membantu menyediakan nutrisi penting, mendukung energi, dan menyumbang sekitar 20% dari asupan kalori. Dia merekomendasikan makanan berprotein tinggi seperti, yoghurt alami atau oatmeal dengan beri atau kacang-kacangan, dan biji-bijian.

    3. Lakukan Peregangan

    Tak harus datang ke pusat kebugaran untuk melakukan gerakan fisik. Mulailah hari dengan melakukan beberapa gerakan ringan, seperti peregangan, yoga, atau jalan cepat.

    Aktivitas tersebut sangat penting untuk meningkatkan sirkulasi darah, fleksibilitas, dan mengatur ritme sirkadian, terutama jika tubuh mendapat cahaya matahari alami. Lakukan gerakan fisik cukup dalam 5-10 menit.

    4. Latihan Spiritual dan Mindfulness

    Dr Amati menyarankan untuk melakukan praktik mindfulness dan rasa syukur seperti menulis jurnal, bernapas lebih dalam, dan meditasi di pagi hari. Menurutnya, latihan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan emosional, tapi juga melindungi tubuh dari efek stres kronis yang berkaitan dengan berbagai penyakit.

    5. Tetapkan Tujuan

    Tetapkan tujuan, apa yang harus dilakukan di hari tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan hanya cara dipikirkan atau dituangkan dalam tulisan.

    “Meluangkan waktu sejenak untuk menguraikan tujuan dan prioritas Anda untuk hari itu bisa meningkatkan fokus dan produktivitas yang berkontribusi pada rasa memiliki tujuan,” kata Dr Jeffrey.

    6. Aktifkan Sistem Saraf

    Lakukan latihan somatik dalam tiga menit, misalnya dengan cara mengetuk tubuh dengan kepalan tangan. Menurut Hogue, latihan semacam ini membangunkan sistem saraf untuk memulai hari serta meningkatkan ketahanan terhadap stres.

    7. Nikmati Kopi

    Kopi dapat bermanfaat untuk kesehatan usus. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang minum kopi dikatakan memiliki mikrobioma unik dalam usus yang disebut dengan Lawsonibacter. Menariknya, mikroba ini juga hadir pada orang yang minum kopi tanpa kafein.

    (elk/tgm)

  • Gustiwiw Sempat Ngeluh Pusing, Begini Gejala Sakit Kepala karena Tensi Tinggi

    Gustiwiw Sempat Ngeluh Pusing, Begini Gejala Sakit Kepala karena Tensi Tinggi

    Jakarta

    Musisi dan komedian Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw meninggal dunia di usia 25 tahun, pada Minggu (16/6/2025). Pihak keluarga menuturkan Gusti mengalami tekanan darah tinggi yang memicu masalah pada jantungnya.

    Sebelum meninggal dunia, Gusti sempat mengeluhkan pusing pada temannya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis tensinya tinggi terus jadi jantung,” ungkap Yulianti dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan salah satu gejala hipertensi yang bisa dikenali adalah sakit kepala.

    Sakit kepala akibat hipertensi akan terasa sangat menyakitkan. Selain itu keluhan lain yang bisa muncul yakni mual, muntah, kejang, disorientasi, hingga penurunan kesadaran.

    “Selain itu, bisa disertai gangguan penglihatan seperti pandangan ganda, atau kebutaan, dan dapat terjadi kelumpuhan satu sisi atau bicara pelo,” kata dr Berlian ketika dihubungi detikcom.

    Sayangnya, kebanyakan kasus hipertensi tidak menimbulkan gejala. dr Berlian menyebut keluhan biasanya baru muncul ketika kondisi hipertensi sudah sangat berat.

    Oleh karena itu, pemeriksaan tensi secara rutin sebenarnya perlu dilakukan. Ini untuk menjaga tekanan darah di angka normal dan mencegah berbagai masalah kesehatan kardiovaskular.

    “Bila tensi sangat tinggi, lebih dari 180/120 mmHg, pada keadaan hipertensi emergensi dapat terjadi ensefalopati, atau kerusakan otak, dengan keluhan sakit kepala hebat,” kata dr Berlian.

    “Mendiagnosis hipertensi sangatlah mudah, hanya perlu pemeriksaan tensi darah. Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Hipertensi Intai Anak Muda RI, Penyebab Usia 20-an Kena Stroke-Serangan Jantung

    Hipertensi Intai Anak Muda RI, Penyebab Usia 20-an Kena Stroke-Serangan Jantung

    Jakarta

    Hipertensi tidak hanya menyerang usia lanjut, survei kesehatan indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi kasus hipertensi pada usia rentang 18 hingga 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran tensimeter mencapai 10,7 persen. Sementara pada kelompok usia 25 hingga 34 tahun relatif lebih tinggi yakni 17,4 persen.

    Prevalensi hipertensi tinggi di generasi muda Indonesia menjadi kekhawatiran baru lantaran kondisi ini kerap tidak menunjukkan gejala awal yang jelas. Hal ini didukung dengan data temuan ‘gap’ atau perbedaan jauh hipertensi pada diagnosis dokter.

    Berdasarkan diagnosis dokter, kelompok umur 18 hingga 24 mencatat prevalensi hipertensi sebesar 0,4 persen dan kelompok umur 25 sampai 34 sebesar 1,8 persen.

    Sebagai catatan, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, generasi muda sebagai individu dikelompokkan berusia 16 hingga 30 tahun. Kementerian Kesehatan RI mengelompokkan anak muda mencakup kelompok usia remaja hingga dewasa muda, dalam rentang usia 15 hingga 24 tahun.

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi menjadi faktor utama penyebab stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, sampai kerusakan ginjal.

    Pada SKI 2023, penentuan status hipertensi berdasarkan pengakuan responden pernah didiagnosis hipertensi oleh dokter, serta berdasarkan hasil pengukuran rata-rata tekanan darah dengan hasil tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.

    Bila ditarik ke usia lebih muda, prevalensi hipertensi pada penduduk umur lebih dari 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter 8 persen dan berdasarkan pengukuran tekanan darah 29,2 persen. Sementara prevalensi hipertensi pada penduduk umur lebih dari 18 tahun berdasarkan diagnosis dokter 8,6 persen dan berdasarkan pengukuran tekanan darah 30,8 persen.

    “Terdapat celah pengetahuan status hipertensi di masyarakat, terjadi perbedaan lebih dari 20 persen antara prevalensi berdasarkan diagnosis dokter dan hasil pengukuran tekanan darah baik pada penduduk umur lebih dari 15 tahun maupun lebih dari 18 tahun,” tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Senin (16/6/2025).

    SKI 2023 juga menunjukkan tiga provinsi di Indonesia dengan prevalensi hipertensi penduduk umur lebih dari 15 tahun. Tertinggi di wilayah berikut:

    Kalimantan Tengah (38,7 persen)Kalimantan Selatan (34,1 persen)Jawa Timur (32,8 persen).

    Sedangkan urutan tiga provinsi di Indonesia dengan prevalensi hipertensi penduduk umur di atas 18 tahun. Terbanyak di wilayah berikut:

    Kalimantan Tengah (40,7 persen)Kalimantan Selatan (35,8 persen)Jawa Barat (34,4 persen).

    (naf/kna)

  • Gustiwiw Meninggal di Umur 25 Tahun, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

    Gustiwiw Meninggal di Umur 25 Tahun, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

    Jakarta

    Musisi dan komedian Gustiwiw meninggal dunia di usia 25 tahun. Ia disebut mengalami masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi yang memicu gangguan jantung.

    Sebelum meninggal, pria bernama asli Gusti Irawan Wibowo sempat mengeluh pusing pada temannya. Gusti juga sempat jatuh di kamar mandi dan tidak ditemukan denyut nadi lagi.

    Pemicu Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda

    Dikutip dari Healthline, tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika aliran darah melalui arteri tetap tinggi secara terus-menerus. Kondisi ini sering disebabkan oleh penyempitan arteri yang menghambat aliran darah.

    Seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat, sehingga usia lanjut menjadi salah satu faktor risiko utama hipertensi. Namun, orang dewasa yang lebih muda juga bisa mengalami tekanan darah tinggi akibat sejumlah faktor.

    Jika tidak dikendalikan melalui perubahan gaya hidup atau pengobatan, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, jantung, otak, dan organ tubuh lainnya. Kondisi ini juga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Selain itu, beberapa faktor lain yang memengaruhi hipertensi di usia muda sebagai berikut.

    Obesitas: Indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 25 atau rasio pinggang-pinggul lebih besar dari 0,85 mungkin merupakan faktor risiko.Konsumsi alkohol: Hasil penelitian kecil terhadap 80 orang dewasa muda di Kenya menunjukkan, menghindari alkohol mengurangi risiko hipertensi hingga 70 persen.Merokok: Studi tahun 2020 yang melibatkan 322 orang dewasa muda di Bangladesh menunjukkan, merokok tembakau merupakan faktor risiko utama yang dapat diubah untuk tekanan darah tinggi.Obat-obatan tertentu: Pil KB yang mengandung estrogen, beberapa antidepresan, dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu termasuk di antara obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah.Asupan garam tinggi: Mengonsumsi lebih dari 10 gram garam setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah.Kurangnya aktivitas fisik: Untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi, American Heart Association (AHA) menyarankan untuk melakukan aktivitas aerobik sedang selama 150 menit setiap minggu dan melakukan latihan kekuatan setidaknya 2 hari per minggu.Beberapa kondisi kesehatan: Penyakit ginjal, hipotiroidisme, dan sleep apnea termasuk di antara kondisi yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.Mengonsumsi daging merah: Hasil penelitian yang disebutkan sebelumnya di Kenya juga menunjukkan, orang dewasa muda yang mengonsumsi daging merah sekali atau dua kali seminggu, 77 persen lebih mungkin mengidap tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah mengonsumsi daging merah.Genetik: Menurut Centers for Disease Control and Prevention AS(CDC), seseorang juga berisiko terkena hipertensi jika ada anggota keluarga dekat mengidap kondisi tersebut sebelum usia 60 tahun.

    (suc/kna)

  • Singapura Bawa Kabar Baik di Tengah Gelombang Baru COVID-19

    Singapura Bawa Kabar Baik di Tengah Gelombang Baru COVID-19

    Jakarta

    COVID-19 di Singapura mulai ‘jinak’. Dari semula mencapai 26.400 kasus dalam sepekan, kini perkiraan infeksi mingguan berada di angka 15.300 kasus.

    Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung juga melaporkan pads Sabtu (14/6/2025), kasus harian rawat inap ikut menurun.

    Tren menggembirakan ini disebut Ong diikuti dengan pasien rawat inap per hari yang menurun dari 174 menjadi 118.

    Ia juga mengatakan pembacaan pengawasan air limbah telah turun, mendukung tren tersebut.

    Sebagai catatan, pada puncak pandemi COVID-19 tahun 2020, Singapura mulai menguji air limbah untuk melacak penyebaran penyakit, mencerminkan upaya oleh negara-negara lain.

    “Kabar baiknya adalah jumlah kasus di ICU tetap rendah secara konsisten selama gelombang ini, hanya sekitar dua hingga tiga kasus per hari. Ini menunjukkan bagaimana sistem perawatan kesehatan kita telah membangun ketahanan yang lebih kuat dalam menangani COVID-19,” jelas dia, dikutip dari CNA, Senin (16/6/2025)

    “Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa gelombang COVID-19, seperti halnya influenza musiman, masih dapat memberi tekanan pada sistem perawatan kesehatan kita. Meskipun kita telah menjadi lebih tangguh dalam menangani lonjakan ini, kita harus terus memperkuat pertahanan kita dan bersiap menghadapi gelombang mendatang atau pandemi baru.”

    Ia menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan akan terus memantau situasi dengan saksama, khususnya kemunculan varian baru, dan memberi informasi terbaru kepada masyarakat.

    (naf/kna)

  • Jangan Disepelekan, Begini Ciri-ciri Sakit Kepala karena Tensi Tinggi

    Jangan Disepelekan, Begini Ciri-ciri Sakit Kepala karena Tensi Tinggi

    Jakarta

    Hipertensi adalah penyakit kronis yang bisa memicu kondisi serius seperti stroke dan serangan jantung. Sebagian besar pasien tidak mengeluhkan gejala hipertensi hingga kondisinya sudah parah.

    Gejala tekanan darah tinggi sering kali dikaitkan dengan pusing atau sakit kepala berkelanjutan. Sayangnya, sakit kepala merupakan masalah kesehatan yang sangat umum, bisa disebabkan dari penyakit kronis maupun sebatas hidrasi yang tidak tercukupi.

    Ciri-ciri sakit kepala hipertensi

    Dikutip dari Healthline, menurut hasil jurnal Iranian Journal of Neurology, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi biasanya terjadi di kedua sisi. Sakit kepala cenderung berdenyut dan memburuk ketika menjalankan aktivitas fisik.

    Pada kasus yang sangat parah, hipertensi mengakibatkan tekanan bertubi-tubi pada otak yang meningkatkan potensi darah ‘bocor’ dari pembuluh darah di organ ini.

    Kebocoran ini menyebabkan edema (pembengkakan) yang fatal karena otak tidak memiliki ruang untuk mengembang. Bahkan, hal ini berpotensi tinggi memicu stroke.

    Pembengkakan memberikan efek buruk pada otak dan memicu gejala sistemik, seperti mual, kejang-kejang, dan penglihatan kabur. Jika seseorang menerima perawatan dengan cepat, gejalanya mungkin akan mereda dalam satu jam.

    Jika seseorang memiliki tekanan darah tinggi yang berbahaya tetapi tidak ada gejala lain, kondisinya disebut urgensi hipertensi. Jika mereka mengalami gejala tambahan, itu adalah keadaan darurat hipertensi.

    Gejala lainnya dapat meliputi:

    Sakit punggungKesulitan berbicaraMuka memerahMimisanMati rasa atau kelemahanKecemasan yang parahSesak napasPerubahan penglihatan

    (kna/kna)

  • Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan

    Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan

    JakartaMenkes Budi Gunadi Sadikin menilai pelayanan kesehatan gigi di tingkat Puskesmas perlu ditingkatkan. Agar bisa melayani selain scaling gigi.

    Karena itu Menkes Budi meminta bantuan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) untuk memberikan standarisasi pelayanan Dokter Gigi.

    Tonton berita video lainnya di sini!

    (/)