Category: Detik.com Kesehatan

  • Cerita Dosen di Tegal Idap Hipertensi-Diabetes, Berujung Kena Penyakit Ginjal

    Cerita Dosen di Tegal Idap Hipertensi-Diabetes, Berujung Kena Penyakit Ginjal

    Jakarta

    Seorang pria di Tegal, Jawa Tengah bernama Fatchurrozak Himawan (46) menceritakan kisahnya mengidap tiga penyakit kronis sekaligus yaitu hipertensi, diabetes tipe dua, dan penyakit ginjal. Semua bermula dari 10 tahun lalu ketika ia mengidap hipertensi.

    Karena kondisinya itu, ia harus mengonsumsi obat tekanan darah bila mengalami gejala nyeri kepala. Sampai pada suatu waktu di tahun 2019, pria yang bekerja sebagai pengajar keperawatan di Poltekkes Kemenkes Semarang ini terlibat sebagai responden sebuah penelitian kesehatan.

    Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa ia mengalami kondisi prediabetes. Prediabetes merupakan kondisi ketika kadar gula darah sudah cukup tinggi dan berisiko tinggi berkembang menjadi diabetes tipe dua.

    Peneliti saat itu mengimbaunya untuk mengubah gaya hidup secara keseluruhan. Tapi karena merasa tidak ada gejala yang signifikan, ia memilih untuk tidak mengikutinya.

    “Saya nggak percaya (prediabetes). Orang keluarga saya kan nggak ada yang diabetes. Saya juga tahu sampai saat ini nggak pernah ada gejala DM (diabetes melitus). Saya juga nyaman. BAK (buang air kecil) juga tidak ada masalah. Sepertinya kayaknya nggak ada,” kata Himawan ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    “Jadi saya tetap seperti biasa, olahraga jarang, makannya bebas, cenderung porsinya banyak,” sambungnya.

    Semua berubah ketika 5 tahun kemudian ia mulai mengalami gejala gangguan penglihatan. Ia menyebut pandangannya saat itu seperti membayang ganda, sehingga terlihat tidak jelas.

    Meski memang memiliki mata minus, gejala yang muncul tidak wajar. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit demi menjalani pemeriksaan dokter. Terungkap, rupanya ia memiliki masalah diabetes tipe dua.

    Beberapa bulan kemudian, ia kembali melakukan pemeriksaan. Hasilnya lebih parah, terungkap bahwa hipertensi dan diabetes yang diidapnya sudah berpengaruh pada kinerja ginjalnya yang menurun menjadi 80 persen.

    “Kalau saya belajar, itu DM, hipertensi, itu salah satu penyebab utama untuk gagal ginjal. Makanya saya coba mengatasi DM sama hipertensinya,” ceritanya.

    “Pandangan double itu karena gula yang ke mata itu sudah mengganggu penglihatan saya. Itu saya sudah mulai takut,” sambung Himawan.

    Semenjak saat itu, ia mulai melakukan diet secara ketat. Berat badannya bahkan sempat turun 10 kg hanya dalam waktu dua bulan karena begitu takut dengan kondisi kesehatannya.

    Setelah banyak berkonsultasi dan mempelajari literatur kesehatan, ia mengetahui penurunan berat badan terlalu drastis sebenarnya juga tidak baik. Sebaiknya penurunan berat badan dilakukan secara bertahap, agar fungsi ginjal juga tidak terbebani.

    NEXT: Bersyukur karena sakitnya ketahuan

    Pada saat ini, kondisinya sudah jauh lebih terkontrol dengan konsumsi obat-obatan hipertensi dan diabetes. Secara total, ia sudah menurunkan berat badannya sebanyak 12 kg dari 80 kg menjadi 68 kg.

    Meski apa yang dijalaninya berat, ia mengaku sangat bersyukur. Karena sakit dan menjalani pemeriksaan, dirinya bisa mengetahui ada penyakit ginjal kronis di tubuhnya secara lebih dini.

    Jika terlambat, mungkin saja ia harus menjalani cuci darah seumur hidup akibat gagal ginjal. Terlebih, penyakit ginjal umumnya baru menunjukkan gejala di stadium akhir.

    “Saya takut ya, takut akan terjadi gagal ginjal, saya harus ketergantungan alat (cuci darah),” katanya.

    “Tapi kalau (fungsi ginjal) masih 80 persen kayak saya, itu masih memungkinkan untuk perbaikan ginjal. Tapi kalau sudah 30 persen ke bawah, susah harus ketergantungan alat,” tandas Himawan.

  • Apakah Nyeri Lutut Berkepanjangan Harus Dioperasi? Ini Kata Dokter

    Apakah Nyeri Lutut Berkepanjangan Harus Dioperasi? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Nyeri lutut menjadi salah satu keluhan yang banyak dirasakan oleh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di kota besar seperti Surabaya. Terutama mereka yang berusia menengah hingga lansia.

    Baik akibat osteoartritis maupun faktor lainnya, nyeri lutut sebenarnya dapat ditangani dengan berbagai pendekatan secara bertahap, mulai dari metode konservatif hingga tindakan bedah, yang hanya direkomendasikan jika kondisi tidak kunjung membaik.

    Seperti dijelaskan oleh Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip & Knee Mayapada Hospital Surabaya, Prof Dr dr Dwikora Novembri Utomo, SpOT(K), operasi bukanlah pilihan utama saat pasien datang dengan keluhan nyeri lutut.

    “Langkah pertama yang kami lakukan adalah pemeriksaan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan fisik, rontgen, hingga MRI jika diperlukan, untuk memastikan terlebih dahulu apa penyebab nyeri lutut yang dialami pasien,” ungkap Prof Dwikora, dalam keterangan tertulis, Senin (16/6/2025).

    Penanganan nyeri lutut yang dilakukan oleh Prof Dwikora merupakan bagian dari layanan unggulan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, yang dikenal dengan pendekatan penanganan yang cermat dan akurat, mulai dari konsultasi awal, pemeriksaan penunjang, hingga evaluasi lanjutan.

    Pendekatan yang dilakukan selalu menyesuaikan kondisi pasien, sekaligus menentukan terapi yang paling sesuai dan aman.

    Pemeriksaan awal merupakan tahap yang sangat penting karena lebih dari 70 persen kasus nyeri lutut ringan hingga sedang dapat membaik tanpa operasi, melalui terapi fisik, latihan penguatan otot, perubahan gaya hidup, atau penggunaan obat anti-inflamasi.

    Prof Dwikora menambahkan tindakan operasi biasanya direkomendasikan jika nyeri sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan tidak membaik setelah tiga hingga enam bulan perawatan konservatif, atau ketika ditemukan kerusakan serius seperti robekan meniskus atau osteoartritis lanjut.

    Jika tindakan operasi dibutuhkan, Mayapada Hospital Surabaya menyediakan prosedur bedah dengan pendekatan minimal invasif, seperti artroskopi dan total knee replacement, yang kini didukung dengan teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution dengan tingkat akurasi yang tinggi, sayatan lebih kecil, pemulihan yang lebih cepat, dan hasil jangka panjang yang lebih baik. Tidak hanya itu, peran fisioterapi juga sangat krusial dalam proses pemulihan.

    Program rehabilitasi yang tepat dapat membantu mengurangi nyeri hingga 50 persen dalam tiga bulan dan bahkan mencegah perlunya tindakan bedah pada sebagian besar kasus. Jika nyeri lutut mulai mengganggu aktivitas harian, sebaiknya jangan menunda untuk berkonsultasi ke rumah sakit guna mencegah kondisi semakin memburuk.

    Layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya dapat menjadi pilihan terpercaya dalam menangani berbagai masalah pada tulang, sendi, dan otot dengan perawatan yang menyeluruh dan berstandar internasional, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan, hingga terapi dan perawatan pasca-tindakan.

    Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya dr Bona Fernando, M.D., FISQua mengungkapkan pihaknya percaya inovasi yang dihadirkan di Mayapada Hospital Surabaya akan secara signifikan meningkatkan patient experience, menjamin patient safety secara menyeluruh, serta memperluas akses terhadap layanan ortopedi berstandar internasional, khususnya dalam menangani keluhan nyeri lutut yang kian banyak dialami masyarakat.

    “Keberadaan teknologi dan pendekatan terkini ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif bagi pasien di Surabaya, Jawa Timur, hingga Indonesia Timur. Inisiatif ini juga menjadi bukti kesiapan tim Orthopedic Board, yang terdiri dari dokter-dokter multidisiplin Orthopedic Center kami dalam memberikan perawatan terbaik,” jelas dr Bona.

    Segera jadwalkan konsultasi di Orthopedic Center Mayapada Hospital apabila mengalami nyeri lutut melalui aplikasi MyCare, yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk mengatur jadwal pemeriksaan, hingga mengakses layanan gawat darurat.

    MyCare juga dilengkapi fitur Health Articles & Tips yang berisi informasi terkait layanan Orthopedic Center, serta Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau langkah harian, kalori terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store, dan nikmati reward point berupa potongan harga untuk pengguna baru di berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (anl/ega)

  • Berlebihan Minum Air Bisa Ganggu Fungsi Ginjal, Urolog Beri Pesan Begini

    Berlebihan Minum Air Bisa Ganggu Fungsi Ginjal, Urolog Beri Pesan Begini

    Jakarta

    Minum air putih terbilang wajib demi menghidrasi tubuh dan menjaga sejumlah fungsi organ utamanya ginjal. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan, reaksi yang muncul bisa berakhir negatif.

    Kondisi ini dinamai overhidrasi. Spesialis urologi dr I Nyoman Palgunadi, SpU, menekankan overhidrasi terjadi saat tubuh kelebihan cairan sampai ginjal sulit mengeluarkannya. Hal ini bisa memicu ketidakseimbangan elektrolit dan berimbas pada kesehatan.

    “Dampak overhidrasi pada ginjal bisa membebani ginjal karena harus bekerja lebih keras menyaring cairan berlebih,” jelas dr Palgunadi dalam postingan akun Instagramnya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Senin (16/6/2025).

    “Jika berlebihan dalam jangka panjang bisa memengaruhi fungsi ginjal secara keseluruhan,” lanjutnya.

    Salah satu masalah yang muncul adalah hiponatremia, kadar natrium dalam darah terlalu rendah, sehingga ada risiko pembengkakan sel.

    Apa sih ciri-ciri overhidrasi?

    dr Palgunadi menjelaskan overhidrasi kerap membuat pasien mengalami mual hingga pusing. Warna urine juga relatif terlalu bening dan intensitas buang air kecil terus meningkat.

    “Pembengkakan di tangan, kaki, atau wajah, juga bisa terjadi akibat retensi cairan,” wanti-wanti dia.

    Idealnya, meminum delapan gelas per hari sudah cukup menghidrasi tubuh. Namun, hal ini juga perlu disesuaikan dengan aktivitas harian masing-masing orang.

    Bila tidak yakin dengan jumlah air yang dikonsumsi, ia menyarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

    “Minum air secukupnya sesuai kebutuhan tubuh, jangan berlebihan,” pungkasnya.

    Berapa banyak batas normal minum air?

    Dikutip dari Healthline, The Institute of Medicine telah menetapkan pedoman untuk asupan air yang cukup. Mereka merekomendasikan agar orang dewasa yang sehat minum sekitar 9-13 gelas cairan per hari rata-rata. Penting juga untuk diingat bahwa makanan yang dimakan, seperti sayur atau buah, juga mengandung air.

    Meski begitu, jumlah air yang perlu diminum dapat bervariasi dan harus kira-kira sama dengan jumlah yang dikeluarkan ginjal. Anak-anak dan remaja mungkin memiliki kebutuhan yang lebih rendah daripada orang dewasa.

    Penting juga untuk diingat, kebutuhan air bervariasi tergantung pada jenis kelamin, cuaca, tingkat aktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan. Situasi umum seperti panas ekstrem, aktivitas berat, dan penyakit disertai demam mungkin memerlukan asupan cairan lebih banyak daripada rata-rata.

    Siapa yang berisiko mengalami overhidrasi?

    Keracunan air akibat overhidrasi lebih umum terjadi pada atlet yang minum banyak air sebelum dan selama latihan. Banyak dilaporkan di antara:

    orang yang berlari maraton dan ultramaraton (perlombaan lebih dari 26,2 mil)atlet triatlon ironmanpemain rugbypendayunganggota militer yang terlibat dalam latihanpendakikondisi ini juga lebih mungkin terjadi pada orang dengan penyakit ginjal atau hatikondisi ini juga dapat memengaruhi orang dengan gagal jantung.

    (naf/naf)

  • Daftar Manfaat Air Rebusan Serai, Salah Satunya Bantu Atasi Hipertensi

    Daftar Manfaat Air Rebusan Serai, Salah Satunya Bantu Atasi Hipertensi

    Jakarta

    Secara ilmiah, serai dikenal sebagai Cymbopogon citratus. Dalam pengobatan tradisional, serai telah digunakan untuk berbagai manfaat kesehatan.

    Serai dikenal dengan sifat antibakteri, antijamur, antiradang, antioksidan, dan antikankernya. Lantas, apa saja manfaat serai untuk kesehatan?

    Manfaat Air Serai untuk Kesehatan

    Serai dapat membantu menjaga masalah kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan pencernaan. dan mengurangi risiko kanker.

    Menurut sebuah penelitian tahun 2022, serai memiliki sifat anti-hipertensi. Dikutip dari laman Medical News Today, para peneliti percaya bahwa senyawa citral dalam serai dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan:

    Vasodilatasi: Membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi tekanan darahEfek menenangkan: Bisa menenangkan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan kecemasanPeningkatan buang air kecil: Biasa membantu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.

    Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

    2. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Teh serai menjadi obat alternatif untuk mengatasi sakit perut, kram perut, dan masalah pencernaan lainnya. Studi di tahun 2012 menunjukkan bahwa serai diduga efektif melawan tukak lambung.

    Penelitian itu menemukan bahwa minyak atsiri daun serai bisa membantu melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat aspirin dan alkohol.

    3. Mengurangi Risiko Kanker

    Kandungan citral dalam serai dianggap memiliki kemampuan antikanker yang ampuh terhadap beberapa garis sel kanker. Dikutip dari Healthline, hal beberapa komponen serai bisa membantu melawan kanker.

    Hal tersebut terjadi, baik dengan cara langsung menyebabkan kematian sel atau dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, tubuh lebih mampu melawan kanker dengan sendirinya.

    4. Membantu Mengatur Kolesterol

    Kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Menurut sebuah studi di tahun 2020, ekstrak serai dapat mencegah penyerapan kolesterol dalam usus. Meski demikian masih diperlukan penelitian tambahan untuk mengonfirmasi temuan ini.

    5. Membantu Mengatasi Kram Menstruasi

    Sebuah studi membuktikan bahwa serai efektif dalam merangsang aliran menstruasi dan membantu meredakan kram dan ketidaknyamanan saat menstruasi. Peneliti juga menemukan bahwa serai memiliki khasiat galaktagog yang mendorong produksi ASI.

    6. Mengatasi Inflamasi

    Peradangan diduga berperan dalam berbagai kondisi, seperti penyakit jantung dan stroke. Penelitian tahun 2024 menunjukkan bahwa serai memiliki manfaat anti peradangan. Selain itu, pada penelitian lainnya, diketahui bahwa efek analgesik dan anti-inflamasi dari serai telah dikenal luas dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

    Teh serai biasa digunakan sebagai detoks untuk menurunkan berat badan. Meski demikian, sebagian besar penelitian tentang berat badan belum berdasarkan bukti ilmiah.

    Secara umum, mengganti minuman ringan dan minuman manis dengan teh herbal seperti sera bisa membantu penurunan berat badan. Tapi, hindari minum teh serai secara terus menerus. Coba minum teh serai bergantian dengan air atau minuman tanpa pemanis lainnya

    (elk/tgm)

  • Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia 25 tahun. Pihak keluarga mengatakan Gustiwiw sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis, tensinya tinggi terus jadi jantung,” cerita Sri Yulianti, ibu Gusti, dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    Mengapa Tekanan Darah Tinggi Bisa Memicu Masalah Jantung?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA, mengatakan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk jantung. Menurutnya, tekanan darah tinggi dapat mengganggu jantung dengan beberapa mekanisme, salah satunya pembesaran jantung.

    Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal.

    “Ini bisa membuat orang mengalami kardiomegali (pembesaran jantung). Awalnya bisa tidak terasa signifikan, cepat lelah mungkin salah satu yang paling awal dialami,” ujar dr Vito ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga bisa merusak permukaan pembuluh darah koroner. Kondisi ini dapat membuat lapisan pembuluh darah yang rusak membentuk plak dan memicu kurangnya oksigen jantung (iskemia). Kondisi ini bisa juga disebut penyakit jantung koroner.

    Dalam jangka panjang, iskemia dapat melemahkan otot jantung sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang. Selain itu, gumpalan darah yang terbentuk di dalam ruang jantung bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” katanya.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen, atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

    Gejala Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP mengatakan, salah satu gejala hipertensi yang bisa dikenali adalah sakit kepala. Biasanya sakit kepala akibat hipertensi akan terasa sangat menyakitkan.

    Pasien juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti mual, muntah, kejang, disorientasi, hingga penurunan kesadaran. Bahkan, bisa disertai gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, kebutaan, hingga dapat terjadi kelumpuhan satu sisi atau bicara pelo.

    Sayangnya, sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala apa pun. Menurut dr Berlian, keluhan biasanya baru dirasakan ketika tekanan darah sudah sangat tinggi.

    Karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin penting dilakukan untuk memastikan tetap dalam batas normal dan mencegah berbagai gangguan kesehatan kardiovaskular.

    “Bila tensi sangat tinggi, lebih dari 180/120 mmHg, pada keadaan hipertensi emergensi dapat terjadi ensefalopati, atau kerusakan otak, dengan keluhan sakit kepala hebat,” kata dr Berlian, saat dihubungi detikcom (16/5).

    “Mendiagnosis hipertensi sangatlah mudah, hanya perlu pemeriksaan tensi darah. Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” tandasnya.

    NEXT: Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Menurut dr Berlian, hipertensi yang terjadi di usia muda biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup serta tingkat stres yang tinggi.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” katanya.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    Karenanya, ia mengingatkan pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

  • Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Jakarta

    Ketika berbicara mengenai pencegahan serangan jantung dan stroke, pola makan yang baik dan rutin beraktivitas fisik juga menjaga tubuh tetap sehat adalalah kunci utamanya. Tapi siapa yang akan mengira kedua penyakit mematikan itu bisa dicegah dengan vaksinasi.

    Sebuah penelitian baru menunjukkan vaksinasi rutin yang bisa diberikan kepada orang dewasa untuk melindungi dari virus ternyata mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular.

    Diberitakan Medical Daily, peneliti menemukan vaksin herpes zoster selain bermanfaat mencegah penyakit tersebut, juga mampu melindungi diri dari serangan jantung dan stroke hingga delapan tahun.

    Menurut temuan baru yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, vaksinasi herpes zoster dikaitkan dengan pengurangan risiko berikut:

    Risiko stroke 26 persen lebih rendah
    Risiko serangan jantung 35 persen lebih rendah
    Risiko gagal jantung 26 persen lebih rendah
    Risiko gangguan irama jantung yang dikenal sebagai fibrilasi atrium 29 persen lebih rendah

    Efek perlindungan paling kuat terjadi dalam dua hingga tiga tahun setelah divaksinasi herpes zoster, tetapi para peneliti menemukan bahwa perlindungan tersebut bertahan hingga delapan tahun.

    baca juga

    ===BREAK====

    “Studi kami menunjukkan bahwa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, bahkan pada orang-orang tanpa faktor risiko yang diketahui. Ini berarti bahwa vaksinasi dapat memberikan manfaat kesehatan selain mencegah herpes zoster,” kata Profesor Dong Keon Yon yang memimpin studi tersebut.

    Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Infeksi herpes zoster dikaitkan dengan kerusakan pembuluh darah, peradangan, dan pembentukan gumpalan, yang semuanya dapat menyebabkan penyakit jantung. Dengan mencegah herpes zoster, vaksin dapat membantu mengurangi risiko ini.

    Manfaat yang lebih kuat yang diamati pada individu yang lebih muda kemungkinan besar disebabkan oleh respons imun yang lebih kuat, sementara perlindungan yang lebih besar pada pria mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam cara vaksin memengaruhi mereka.

    baca juga

    (kna/kna)

  • Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan

    Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan

    Jakarta – Sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025 lalu, program cek kesehatan gratis (CKG) sudah diikuti oleh 8,6 juta orang di 38 provinsi di Indonesia. Perempuan jadi peserta terbanyak yang mengikuti program ini yakni sebesar 5,3 juta jiwa (62,24%).

    Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan, 1 dari 2 perempuan mengalami obesitas sentral, dan 1 dari 4 pada laki-laki. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), orang dengan obesitas sentral kemungkinan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit gula (diabetes) sebesar 1.5-2 kali lipat.

    detikers, jangan lupa klik di sini untuk melihat video-video 20Detik lainnya ya!

    (/)

    kemenkes cek kesehatan gratis skrining kesehatan gratis diabetes hipertensi

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi, dapat merusak tubuh secara diam-diam selama bertahun-tahun sebelum gejalanya muncul. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kecatatan, kualitas hidup yang buruk, atau bahkan serangan jantung dan stroke.

    Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mm Hg). Secara umum, hipertensi adalah tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.

    Perawatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi untuk menurunkan risiko kondisi kesehatan yang mengancam jiwa. Dikutip dari MayoClinic, berikut dampak hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Merusak Arteri

    Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dalamnya halus, sehingga darah mengalir dengan lancar, memasok nutrisi dan oksigen ke organ, serta jaringan vital. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini dapat menyebabkan:

    Arteri yang rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Ketika lemak dari makanan memasuki aliran darah, lemak tersebut dapat terkumpul di arteri yang rusak. Seiring berjalannya waktu, dinding arteri menjadi kurang elastis. Hal ini membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

    Aneurisma. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah yang terus-menerus mengalir melalui arteri yang melemah dapat menyebabkan sebagian dinding arteri menonjol. Ini disebut aneurisma. Aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa di dalam tubuh. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun. Namun, aneurisma paling umum terjadi di arteri terbesar di tubuh, yang disebut aorta.

    2. Kerusakan Pada Jantung

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan banyak kondisi jantung, termasuk:

    Penyakit arteri koroner. Tekanan darah tinggi dapat menyempit dan merusak arteri yang memasok darah ke jantung. Kerusakan ini dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Aliran darah yang terlalu sedikit ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada, yang disebut angina. Hal ini dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur, yang disebut aritmia. Atau dapat menyebabkan serangan jantung.

    Gagal jantung. Tekanan darah tinggi membebani jantung. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot jantung melemah atau menjadi kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jantung yang kewalahan perlahan mulai gagal.

    Pembesaran jantung kiri. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ruang jantung kiri bawah, yang disebut ventrikel kiri, menebal dan membesar. Ventrikel kiri yang menebal dan membesar meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang disebut kematian jantung mendadak.

    Sindrom metabolik. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan sekumpulan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Kondisi kesehatan yang membentuk sindrom metabolik adalah tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar lemak darah tinggi yang disebut trigliserida, kadar kolesterol HDL rendah, yang merupakan kolesterol “baik”, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang.

    NEXT: Kerusakan pada otak hingga ginjal

    3. Kerusakan Pada Otak

    Otak bergantung pada suplai darah yang baik agar dapat berfungsi dengan baik. Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak dengan cara berikut:

    Transient ischemic attack (TIA) atau kadang-kadang disebut stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terhambat untuk sementara waktu. Arteri yang mengeras atau gumpalan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA. TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.

    Stroke. Kondisi ini terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, atau dapat terjadi ketika terjadi pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Masalah ini menyebabkan sel-sel otak mati. Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi dapat menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di arteri yang menuju ke otak. Gumpalan tersebut dapat menyumbat aliran darah, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan jenis demensia tertentu, yang disebut demensia vaskular. Satu atau beberapa stroke kecil yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

    Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini melibatkan masalah yang sedikit lebih banyak dengan ingatan, bahasa, atau pemikiran. Namun, perubahannya tidak cukup besar untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pada demensia. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.

    4. Kerusakan pada Ginjal

    Ginjal menyaring cairan dan limbah ekstra dari darah, suatu proses yang memerlukan pembuluh darah yang sehat. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ginjal. Mengidap diabetes bersamaan dengan tekanan darah tinggi dapat memperburuk kerusakan.

    Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif. Hal ini menyebabkan terkumpulnya cairan dan limbah dalam jumlah yang berbahaya. Bila ginjal tidak bekerja dengan baik, kondisi ini disebut gagal ginjal. Penanganannya dapat meliputi dialisis atau transplantasi ginjal. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab paling umum gagal ginjal.

    5. Kerusakan Pada Mata

    Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Hal ini dapat memicu dampak seperti:

    Kerusakan pada pembuluh darah di retina, juga disebut retinopati. Retina adalah lapisan sel penginderaan cahaya di bagian belakang mata. Kerusakan pada pembuluh darah di retina dapat menyebabkan pendarahan pada mata, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan total. Mengidap diabetes disertai tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.

    Penumpukan cairan di bawah retina, juga disebut koroidopati. Kondisi ini dapat mengakibatkan penglihatan terganggu atau terkadang jaringan parut yang memperburuk penglihatan.

    Kerusakan saraf, juga disebut neuropati optik. Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal cahaya ke otak, yang disebut saraf optik. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.

    6. Memengaruhi Kondisi Seksual

    Kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi disebut disfungsi ereksi. Kondisi ini semakin umum terjadi setelah usia 50 tahun. Namun, orang dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal ini karena aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis.

    Tekanan darah tinggi juga dapat mengurangi aliran darah ke vagina. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan berkurangnya hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.

  • Hipertensi di Usia Muda dan Kematian Mendadak pada Orang yang Terlihat Sehat

    Hipertensi di Usia Muda dan Kematian Mendadak pada Orang yang Terlihat Sehat

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia yang masih sangat muda, yaitu 25 tahun. Kabar ini begitu mengejutkan, khususnya bagi orang-orang yang menyukai aksinya di dunia hiburan.

    Pihak keluarga menceritakan Gusti sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menjelaskan secara umum hipertensi dan masalah kardiovaskular memang semakin banyak mengintai anak muda. Menurutnya, ini berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup serta tingkat stres yang begitu tinggi di kalangan anak muda.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” kata dr Berlian ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    dr Berlian mengingatkan bahwa pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

    NEXT: Bagaimana Hipertensi Mempengaruhi Jantung?

    Terpisah, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP menjelaskan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah jantung. Salah satu mekanismenya, tekanan darah tinggi dapat memicu pembesaran jantung atau kardiomegali.

    dr Vito menuturkan kondisi tersebut biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala yang signifikan. Salah satu tanda paling awal adalah mudah lelah.

    “Jantung membesar dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang fatal,” kata dr Vito.

    Tekanan darah tinggi juga dapat merusak permukaan pembuluh darah koroner. Hal ini membuat pembuluh darah yang rusak bisa membentuk plak dan menyebabkan kurangnya oksigen ke jantung, atau iskemia.

    Dalam jangka waktu lama, iskemia dapat membuat otot jantung melemah dan akhirnya kemampuan pompa jantung berkurang. Gumpalan darah yang mengendap di ruang jantung juga dapat memicu penyakit stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” jelas dr Vito.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

  • Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini

    Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini

    Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini