Category: Detik.com Kesehatan

  • Kanker di Organ Pencernaan pada Milenial-Gen X Mengkhawatirkan, Apa Pemicunya?

    Kanker di Organ Pencernaan pada Milenial-Gen X Mengkhawatirkan, Apa Pemicunya?

    Jakarta

    Tidak ada rekomendasi pemeriksaan khusus untuk kanker usus buntu, tetapi gejala penyakit ini biasanya meliputi nyeri perut atau panggul, kembung, mual, dan muntah, yang sering kali menyerupai gejala radang usus buntu. Kanker usus buntu dapat diobati dengan pembedahan, yaitu pengangkatan usus buntu. Jika kanker telah menyebar, pasien sering kali diberikan kemoterapi.

    “Ini adalah penyakit yang jika tidak terdeteksi sebelum usus buntu pecah, sel tumor akan menyebar ke seluruh rongga perut,” kata dr Andreana Holowatyj, penulis utama studi dan asisten profesor hematologi dan onkologi di Vanderbilt University Medical Center dan Vanderbilt-Ingram Cancer Center.

    “Itulah sebabnya hingga 1 dari 2 pasien didiagnosis saat sudah metastasis atau kanker yang telah menyebar,” lanjutnya.

    Meningkatnya kanker pada orang dewasa muda

    Studi yang menunjukkan peningkatan kejadian kanker usus buntu di antara orang dewasa muda yakni generasi X dan milenial, tidak mengejutkan bagi Andrea Cercek, salah satu Direktur Pusat Kanker Kolorektal di salah satu fasilitas medis AS.

    “Kita telah mengetahui bahwa kanker usus buntu yang muncul lebih awal merupakan bagian dari kisah lebih besar tentang kanker, termasuk kanker kolorektal,” kata Cercek, yang tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.

    Ia telah melihat tren tersebut secara langsung di antara pasiennya sendiri, tetapi masih belum jelas faktor spesifik apa yang mungkin mendorong peningkatan ini.

    “Ada banyak penyebab, termasuk perubahan gaya hidup, perubahan pola makan. Orang-orang berbicara tentang obesitas, kurang aktivitas. Tetapi tidak ada yang cocok untuk semua orang. Dan kemudian ada perubahan lingkungan,” kata Cercek.

    “Saya pikir itu mungkin semacam kombinasi, sesuatu yang multifaktorial, tetapi kami belum mengidentifikasinya.”

    Meskipun insidennya meningkat, Cercek menekankan kanker usus buntu masih jarang terjadi.

    “Ini sangat jarang, meskipun meningkat,” katanya. “Namun, ini adalah bagian penting dari kisah menyeluruh tentang peningkatan kanker pada orang dewasa muda.”

    Salah satu pasien di AS dengan kondisi kanker usus besar, William, semula merasa dirinya sangat sehat dan bisa melakukan segala aktivitas dengan baik. Ia mengonsumsi makanan yang sebagian besar sehat dan berolahraga secara teratur, tetapi sebagai manajer proyek saat itu untuk negara bagian New York, ia juga mengalami banyak stres.

    Pada usia 42 tahun, ia mengalami serangan jantung pertamanya. Ia mengalami serangan jantung kedua beberapa minggu setelah didiagnosis kanker usus buntu.

    Kemudian serangan ketiga terjadi tak lama setelah operasinya di Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Sementara tahun lalu, Williams mengalami serangan jantung keempat. Penyumbatan ditemukan di jantungnya dan dia mengatakan dirawat dengan pemasangan stent, saat tabung fleksibel dipasang di arteri untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.

    “Banyak hal yang saya alami disebabkan oleh stres,” kata Williams.

    “Kepribadian saya adalah kepribadian yang sangat saya pahami. Terutama di kalangan pria, kita cenderung sangat memahami karena kita merasa harus memikul beban dunia di pundak kita,” katanya.

    Sebagai catatan, dibandingkan dengan orang yang lahir antara 1941 hingga 1949, tingkat kejadian kanker usus buntu meningkat tiga kali lipat di antara orang yang lahir antara 1976 dan 1984, empat kali lipat di antara orang yang lahir antara 1981 dan 1989, menurut penelitian yang dipublikasikan minggu ini di Annals of Internal Medicine. Peningkatan kejadian ditemukan terjadi antara 1975 hingga 2019.

    “Secara keseluruhan, ini mengkhawatirkan,” kata dr Andreana.

    “Kami melihat beberapa efek generasional ini untuk kanker usus besar, rektum, lambung, dan itulah salah satu alasan mengapa kami ingin meneliti hal ini pada kanker usus buntu yang langka. Namun, tingkat dan tren yang kami amati mengkhawatirkan dan mengkhawatirkan,” katanya.

    (naf/kna)

  • Miliarder India Meninggal, Kok Bisa Sengatan Lebah Picu Serangan Jantung?

    Miliarder India Meninggal, Kok Bisa Sengatan Lebah Picu Serangan Jantung?

    Jakarta

    Miliarder India Sunjay Kapur (53) secara mengejutkan meninggal dunia karena serangan jantung yang disebut-sebut akibat sengatan lebah. Hal itu terjadi ketika dia sedang bertanding polo Kamis (12/6) pekan lalu di Inggris.

    “Dengan penuh kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya Sunjay J Kapur, Ketua dan Direktur Non-Eksekutif Sona Comstar, setelah mengalami serangan jantung mendadak di Inggris, Britania Raya, pada tanggal 12 Juni 2025, pada usia 53 tahun,” demikian pernyataan perusahaannya dikutip dari Hindustian Times.

    Dr Ashish Agrawal, Direktur Kardiologi di Aakash Healthcare, mengatakan bahwa biasanya, jika seekor lebah menyengat lidah, hal itu akan menyebabkan reaksi alergi ringan, tetapi pada beberapa pasien, hal itu dapat menyebabkan serangan jantung.

    Dia menyebut jika lidah tersengat, racun lebah akan langsung larut ke dalam darah dan dapat menyebabkan reaksi alergi. Umumnya keluhan hanya bersifat ringan seperti gatal-gatal.

    “Namun pada individu tertentu, pasien yang rentan terhadap alergen, mereka dapat mengalami bentuk alergi parah, yang disebut anafilaksis. Dan ini dapat menyebabkan serangan jantung atau henti jantung,” katanya.

    Dr Agrawal mengatakan bahwa tingkat keparahan alergi memiliki spektrum yang sangat luas. Beberapa orang tidak hanya alergi terhadap lebah, mereka juga alergi terhadap debu atau serbuk sari. Tingkat keparahan alergi juga bisa berbeda pada setiap orang.

    “Ini artinya pasien dapat mengalami rasa gatal ringan hingga anafilaksis, yang disebut sebagai bentuk reaksi alergi paling parah, dan itu benar-benar dapat menyebabkan henti jantung,” tambahnya.

    Hal yang sama juga disampaikan oleh Dr Swarup Swaraj Pal, Konsultan Senior, Ahli Bedah Kardiovaskular dan Toraks di Gleneagles Hospital. Kata dia, sengatan lebah tidak secara langsung memicu serangan jantung namun lebih terkait dengan reaksi anafilaksis.

    Anafilaksis dapat menyebabkan gejala seperti kesulitan bernapas, denyut jantung cepat, dan tekanan darah rendah, yang dapat membuat jantung stres dan berpotensi menyebabkan serangan jantung pada individu yang memiliki risiko.

    “Hanya saja Namun, hubungan langsung antara sengatan lebah di tenggorokan dan serangan jantung tetap kompleks dan bervariasi menurut kondisi kesehatan masing-masing individu,” ucap Dr Pal.

    (kna/kna)

  • Ramai Daftar 144 Penyakit Tak Bisa Dirujuk ke RS, BPJS Kesehatan Buka Suara

    Ramai Daftar 144 Penyakit Tak Bisa Dirujuk ke RS, BPJS Kesehatan Buka Suara

    Jakarta

    BPJS Kesehatan menegaskan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap memberikan jaminan kesehatan menyeluruh bagi peserta. Klarifikasi ini muncul setelah beredarnya informasi 144 daftar penyakit yang disebut tidak dapat dirujuk ke rumah sakit jika menggunakan BPJS.

    Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, menyatakan informasi tersebut perlu diluruskan. Menurutnya, 144 penyakit yang dimaksud adalah penyakit yang secara klinis bisa diselesaikan terlebih dulu di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

    “Daftar itu bukan berarti penyakit tidak dijamin. Justru, penyakit-penyakit tersebut bisa ditangani secara tuntas oleh dokter layanan primer di FKTP, sesuai kompetensi dan standar pelayanan,” ujar Rizzky.

    Ia menambahkan, jika kondisi pasien tidak membaik atau memang membutuhkan penanganan lanjutan, pasien tetap bisa mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL), seperti rumah sakit, asalkan memenuhi indikasi medis.

    Kebijakan optimalisasi layanan di FKTP dilakukan agar peserta mendapatkan pelayanan yang cepat, dekat, dan berkualitas tanpa harus langsung ke rumah sakit. Ini juga merupakan bagian dari strategi penguatan layanan primer yang diatur dalam regulasi standar kompetensi dokter dan kebijakan JKN.

    BPJS Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing informasi yang tidak utuh atau keliru di media sosial. Masyarakat diminta aktif mencari informasi dari sumber resmi, seperti aplikasi Mobile JKN atau kanal komunikasi BPJS Kesehatan.

    Sebagai informasi tambahan, surat rujukan dari FKTP berlaku selama 90 hari dan hanya bisa digunakan satu kali. Untuk beberapa layanan tertentu seperti cuci darah dan thalassemia, perpanjangan rujukan dilakukan otomatis oleh rumah sakit sehingga peserta tidak perlu kembali ke FKTP.

    Kembali lagi, bila kondisi pasien memang membutuhkan penanganan lanjutan, tetap bisa dirujuk ke rumah sakit sesuai indikasi medis. Dasarnya mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012.

    Berdasarkan SKDI 2012, Konsil Kedokteran Indonesia menetapkan 144 penyakit yang dapat ditangani secara mandiri dan tuntas oleh dokter layanan primer di FKTP, tanpa harus langsung ke RS.

    NEXT: Daftar 144 Penyakit

    Simak Video “Video: Soal Narasi BPJS Kesehatan Bangkrut dan Gagal Bayar di 2025”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Waspadai Jebakan Obat-Suplemen Ilegal, Mau Langsing Malah Kena Ginjal

    Waspadai Jebakan Obat-Suplemen Ilegal, Mau Langsing Malah Kena Ginjal

    Jakarta

    Peredaran produk obat dan pangan ilegal tak hanya bikin cemas konsumen, produsen yang susah payah mengupayakan agar produknya aman juga kena dampaknya. Godaan promo menggiurkan kadang jadi jebakan yang menyesatkan.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tidak tinggal diam. Dalam beberapa penindakan, BPOM RI menemukan berbagai produk tanpa izin edar. Beberapa produk obat bahan alam juga kedapatan mengandung bahan kimia obat yang berbahaya jika dikonsumsi tidak sesuai aturan.

    Di sisi lain, Badan Perlundungan Konsumen Nasional (BPKN) juga mencatat banyak keluhan pasien terkait keamanan obat dan makanan. Sekitar 20 persen pengaduan yang masuk ke BPKN berkaitan dengan masalah tersebut.

    Produsen juga dirugikan dengan maraknya peredaran obat dan pangan yang tidak sesuai ketentuan. Produk-produk yang mencantumkan klaim berlebih kerap menyesatkan konsumen pada pilihan yang tidak aman, sementara produk-produk yang lebih aman jadi kurang diminati.

    Untuk membahas lebih dalam terkait isu keamanan obat dan pangan, detikcom Leaders Forum kembali hadir. Kali ini dengan topik ‘Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal!’.

    Dihadiri Kepala BPOM Taruna Ikrar, Ketua BPKN RI Muhammad Mufti Mubarok, dan CEO Anugrah Inovasi Makmur Indonesia Dennis Hadi, tayangan ini dapat disaksikan pada Rabu, 18 Juni 2025 pukul 13.00 WIB.

    (up/up)

  • COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    Jakarta

    Peningkatan kasus COVID-19 yang sangat tajam di Thailand memicu kekhawatiran masyarakat. Secara nasional, dilaporkan ada 76.161 kasus infeksi dan 40 kematian baru pada seminggu terakhir.

    Menurut Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, data tersebut mencakup kasus dari periode 24 Mei hingga 14 Juni 2025. Kasus-kasus baru tersebut menjadikan total kumulatif infeksi sejak 1 Januari menjadi 476.584 kasus.

    Dari kasus-kasus tersebut, 72.166 dirawat inap di rumah sakit, sementara 3.995 dirawat jalan. Kematian terbaru tersebut menjadikan total jumlah kematian nasional untuk tahun ini menjadi 154 kasus.

    Dikutip dari Bangkok Post, ada lima provinsi di Thailand yang melaporkan kasus tertinggi dalam seminggu terakhir, yakni:

    Bangkok (17.945 kasus)Chon Buri (3.315)Nakhon Ratchasima (3.027)Chiang Mai (2.678)Rayong (1.775)

    Analisis dari Kelompok Usia

    Berdasarkan analisis kelompok usia, populasi lansia yang berusia 60 tahun ke atas tetap menjadi yang paling rentan dari COVID-19. Disebutkan, jumlah kasus COVID-19 pada lansia sebanyak 14.757.

    Kelompok usia yang paling terdampak berikutnya adalah 30-39 tahun sebanyak 14.561 kasus dan 20-29 tahun 13.889 kasus. Keduanya merupakan kelompok usia kerja yang sangat aktif dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi.

    Grafik tren kasus mingguan dari DDC menunjukkan bahwa jumlah infeksi terus meningkat hingga minggu ke-24, yang menyoroti penularan berkelanjutan di seluruh negeri. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Thailand terus mengimbau masyarakat untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan penyakit.

    Mulai dari memakai masker di tempat-tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, dan menerima vaksin booster terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi.

    Pada kesempatan berbeda, Dr Thira Woratanarat dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn mengatakan melalui laman Facebook-nya bahwa COVID-19 telah merenggut 116 nyawa selama empat minggu terakhir. Angka yang 29 kali lebih tinggi daripada influenza musiman, dan hampir empat kali lebih tinggi daripada kematian yang disebabkan oleh bentuk pneumonia lainnya.

    Peringatan Dr Thira menekankan bahwa COVID-19 tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang serius. Ia juga menambahkan bahwa rasa puas diri dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kematian jika tindakan pencegahan diabaikan.

    Meningkatnya jumlah korban telah mengintensifkan seruan untuk kewaspadaan dan tindakan pencegahan publik yang baru, terutama karena Thailand terus melewati fase endemik COVID-19 dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

    (sao/kna)

  • Miliarder India Meninggal kena Serangan Jantung Setelah Disengat Lebah

    Miliarder India Meninggal kena Serangan Jantung Setelah Disengat Lebah

    Jakarta

    Miliarder India bernama Sunjay Kapur (53), yang dikabarkan teman dekat Pangeran William, meninggal dunia setelah disengat lebah dalam mulutnya. Sengatan lebah tersebut begitu fatal sampai memicu serangan jantung yang mematikan.

    Hal itu terjadi ketika ia sedang bertanding polo sore di Guards Polo Club di Windsor, Inggris, Kamis pekan lalu. Dalam pertandingan tersebut mantan suami artis Karisma Kapoor itu tiba-tiba pingsan.

    “Aku menelan sesuatu,” kata Sunjay beberapa saat sebelum kolaps, dikutip dari Times of India, Rabu (18/6/2025).

    Setelah disengat lebah, Kapur diduga mengalami syok anafilaktik, sebuah reaksi alergi parah yang memicu serangan jantung tersebut. Sengatan lebah dalam mulut, hidung, atau tenggorokan dapat berakibat fatal karena memicu pembengkakan internal dan menyumbat saluran bernapas.

    Pasien dengan kondisi ini dapat mengalami kesulitan bernapas yang berakibat fatal. Pada saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi akhir untuk memberikan kejelasan tentang penyebab kematian.

    Dokter jantung Dr Naresh Trehan menuturkan reaksi anafilaksis akibat sengatan lebah mungkin saja terjadi, tapi sangat jarang. Hal yang masih menjadi pertanyaan apakah ia meninggal karena sengatan lebah, tersedak, atau serangan jantung saat bermain polo.

    “Terlalu banyak serangan jantung yang terjadi pada orang muda saat ini. Aktivitas berat seperti polo juga bisa memberikan tekanan besar pada tubuh,” ujar Dr Trehan.

    Terpisah, direktur kardiologi Aakash Healthcare India, Dr Ashish Agrawal menuturkan umumnya sengatan lebah di lidah hanya memicu reaksi ringan. Tapi memang dalam beberapa kasus, pasien bisa meninggal dunia.

    “Tapi pada individu tertentu, yaitu pasien yang memiliki kecenderungan alergi, mereka bisa mengalami bentuk alergi yang parah, yang disebut anafilaksis. Dan ini bisa menyebabkan henti jantung,” katanya.

    (avk/kna)

  • Takut Dihantam Rudal Iran, Rumah Sakit Israel Dipindahkan ke Bawah Tanah

    Takut Dihantam Rudal Iran, Rumah Sakit Israel Dipindahkan ke Bawah Tanah

    Jakarta

    Rudal-rudal Iran terus menerus menghantam pusat kota Tel Aviv dan daerah-daerah lain di Israel. Demi keselamatan warganya, pemerintah Israel mulai memindahkan pasien-pasien ke rumah sakit bawah tanah.

    Dikutip dari The Times of Israel, Presiden Isaac Herzog mengunjungi pasien-pasien yang terluka akibat serangan rudal Iran di rumah sakit bawah tanah Sheba Medical Center di Ramat Gan.

    Sejak dioperasikannya rumah sakit bawah tanah ini, tercatat ada 200 orang yang terluka akibat serangan Iran dengan tingkat keparahan luka yang bervariasi.

    “(Rumah sakit bawah tanah) untuk melindungi mereka (pasien) dari serangan rudal (Iran) yang datang,” tulis pernyataan dari kantor kepresidenan Israel.

    Dikutip dari NBC News, rumah sakit bawah tersebut memiliki fasilitas yang terbilang lengkap untuk merawat pasien, seperti EKG Centre hingga ruang operasi.

    Tidak hanya terkait medis, perang tersebut juga membuat suasana di berbagai wilayah di Israel semakin mencekam. Bahkan, banyak warga Israel yang melakukan panic buying atau pembelian mendadak untuk barang-barang konsumsi.

    (dpy/kna)

  • Video Dewi Perssik Bekukan Sel Telur, Ungkap Keinginan Punya Anak Kembar

    Video Dewi Perssik Bekukan Sel Telur, Ungkap Keinginan Punya Anak Kembar

    Video Dewi Perssik Bekukan Sel Telur, Ungkap Keinginan Punya Anak Kembar

  • Kopi Panas Vs Kopi Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

    Kopi Panas Vs Kopi Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

    Jakarta

    Keunggulan antara kopi panas dan kipi dingin kerap dalam aspek kesehatan kerap diperdebatkan. Pasalnya, belum banyak penelitian yang terkait kopi mana yang lebih baik untuk tubuh.

    Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk memilih kopi panas atau kopi dingin. Simak informasinya berikut ini.

    Manfaat Kopi Panas dan Kopi Dingin

    1. Kopi Panas Mengandung Antioksidan Tinggi

    Kopi panas mengandung nutrisi penting seperti antioksidan, vitamin, dan mineral. Antioksidannya mengandung asam klorogenat yang menjadikannya alternatif untuk memberi energi dan kewaspadaan.Kendati demikian, penambahan susu, gula, atau krim bisa memengaruhi rasa dan nilai gizi dengan menambah kalori.

    Dikutip dari laman Huffpost, sebuah studi di tahun 2018 mengungkap, kopi panas memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi. Sehingga, kopi ini bisa mencegah atau memperlambat kerusakan sel dibandingkan dengan kopi seduh dingin atau cold brew.

    2. Kopi Panas Mengandung Kafein Sedikit Lebih Tinggi

    Menurut penelitian tahun 2020 oleh American Chemical Society, kopi yang dibuat dengan metode penyeduhan panas mempunyai kadar kafein yang sedikit lebih tinggi dibandingkan kopi seduh dingin. Meski demikian, perbedaan jumlahnya tidak cukup besar.

    3. Aroma Kopi Panas Bisa Mengurangi Stres

    Salah satu ciri khas dari kopi panas adalah aromanya yang begitu semerbak. Dalam studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, ada hubungan antara aroma biji-bijian kopi dan potensi antioksidan atau aktivitas relaksasi stres.

    “Karena kopi panas mengeluarkan lebih banyak uap, ada kemungkinan efek ini akan meningkat dengan kopi panas dibandingkan kopi dingin,” kata dokter spesialis jantung Majid Basit.

    Namun, ahli jantung tersebut juga menekankan bahwa belum ada penelitian pasti tentang topik ini dan banyak hasil yang mungkin terkait dengan efek plasebo.

    4. Kopi Dingin Lebih Baik untuk Hidrasi

    Kopi dingin, terutama jika disiapkan dengan es bisa lebih menghidrasi dibandingkan dengan kopi panas. Dikutip dari laman Times of India, penambahan es atau bahan berbasis air membantu meningkatkan asupan cairan yang bisa bermanfaat untuk hidrasi

    Sementara itu, kopi panas bisa sedikit membuat dehidrasi. Sebab, kandungan kafeinnya memiliki efek diuretik. Meski demikian, efek ini sedikit dan kopi panas masih bisa berkontribusi pada asupan cairan secara keseluruhan.

    5. Kopi Dingin Lebih Nyaman di Perut

    Sebagian orang menghindari kopi sebab minuman ini memicu naiknya asam lambung. Secara umum, kopi panas dan dingin memiliki tingkat keasaman yang sama, yaitu berkisar di pH 5-6.

    Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi seduh dingin memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah, Artinya bisa mengurangi iritasi lambung.

    Kopi Apa yang Lebih Baik?

    Dapat disimpulkan bahwa secangkir kopi panas rata-rata mengandung sedikit lebih banyak antioksidan dan jumlah kafein yang hampir sama dengan kopi dingin. Secara keseluruhan, penelitian belum mengungkapkan perbedaan besar dalam cara tubuh manusia bereaksi pada kedua kopi tersebut. Jadi, panas atau dingin secara umum baik untuk tubuh.

    Selain itu, penggunaan bahan, seperti tambahan bahan berkalori tinggi dari gula atau krim kocok bisa memengaruhi manfaat dari kopi panas maupun dingin. Perlu diingat juga bahwa konsumsi kopi berlebihan bisa memicu masalah pada pencernaan orang-orang tertentu, seperti refluks asam atau sakit perut.

    (elk/elk)

  • Edukasi Cara Memijat Bayi di Posyandu Guji Baru Jakbar

    Edukasi Cara Memijat Bayi di Posyandu Guji Baru Jakbar

    Jakarta

    Pijat bayi merupakan salah satu metode stimulasi sentuhan yang telah terbukti mampu mendukung perkembangan motorik, sensorik, dan emosional bayi. Stimulasi sentuhan adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan (Wijayanti & Edmiandini, 2017). Salah satu bentuk stimulasi yang bisa dilakukan sejak bayi lahir adalah dengan pijat bayi yang dapat dilakukan oleh ibu. Berdasarkan penelitian T. FIeld & Scafidi dari Universitas Miami, AS, terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi ASI. Hasil penelitiannya yaitu bayi mengalami kenaikan berat badan 20 – 47 persen perhari setelah dipijat dibandingkan kelompok bayi yang tidak dipijat. Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Dengan begitu bayi menjadi lebih cepat lapar karena lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI (Putri, Alissa 2016). Bayi yang mengalami banyak sentuhan, khususnya dari ibu bisa mengurangi depresi dan kecemasan, tidurnyapun bertambah tenang diikuti bertambahnya berat badan.

    Sangat disayangkan, ketika ibu yang memiliki bayi tetapi belum memahami manfaat serta mengetahui teknik yang benar dari memijat bayi. Oleh karena itu, sebagai bentuk nyata Kampus Jakarta dari Universitas Esa Unggul yang memiliki lokasi berdekatan dengan Posyandu Guji Baru Jakarta Barat, berupaya melaksanakan pelatihan bagaimana memijat bayi yang benar kepada kelompok para ibu di Posyandu. Kegiatan ini memberikan edukasi dan pelatihan yang disampaikan oleh narasumber ahli yaitu Donna Alifia, Amd. Keb, CHE berlatar belakang bidang ilmu kebidanan memahami dan berpengalaman dalam pemijatan bayi. Kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pengabdian kepada masyarakat. Tim terdiri atas Tisa Putrinda, S.Sn., M.Sn. selaku ketua, dengan anggotanya Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds, Erwin Rezasyah, S.Ds, M.I.D dan didampingi beberapa mahasiswa. Tim berlatar belakang bidang ilmu Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior juga berupaya memberikan edukasi lewat media buku saku yang menarik dan efisien tentang panduan pijat bayi yang benar.

    Duri Kepa adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini memiliki penduduk terbanyak di kecamatan Kebon Jeruk, yakni 73.972 jiwa (2021). Rukun Warga (RW) 02 Duri Kepa memiliki Posyandu Guji Baru yang memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, bayi ,balita, remaja, dan lansia. Posyandu Guji Baru terletak di Jl. Patra Guji Baru, RT.05/RW.02 Duri Kepa. Jumlah bayi dan balita cukup banyak, yaitu sekitar 125 orang. Pelayanan dilakukan sejak pagi hingga siang hari. Menurut laporan dari Ketua Posyandu Guji Baru, jumlah bayi dan balita di kawasan ini adalah yang tertinggi dibandingkan RT maupun RW lain sekitar Kelurahan Duri Kepa.

    Kegiatan abdi masyarakat dilaksanakan pada pada hari Jumat, 14 Februari 2025 dimulai pukul Pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Pelatihan ini diawali dengan pemberian edukasi tentang mengapa perlu melakukan pijat bayi, manfaat pijat bayi, lalu dilanjutkan dengan demonstrasi langsung diiringi pemijatan yang dilakukan bersamaan oleh peserta. Jumlah peserta yang hadir sekitar 35 orang yang terdiri dari para ibu serta bayi yang turut serta dibawa pada saat pelatihan. Para peserta diajak untuk mempraktikkan langsung teknik pijat dan mencoba pada bayi masing-masing di bawah pengawasan narasumber ahli.

    Materi yang disampaikan meliputi pengenalan, manfaat, waktu yang tepat melakukan pijat bayi, posisi memijat, peralatan yang perlu disiapkan, tanda-tanda bayi yang siap atau tidak nyaman untuk dipijat, serta materi inti yaitu tata cara tahapan mememijat bayi yang benar. Kegiatan pelatihan pijat bayi berlangsung selama kurang lebih 1 hingga 2 jam. Setelah narasumber menjelaskan cara memijat bayi yang benar, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, yang dijawab satu persatu oleh narasumber dengan lengkap dan jelas. sebagai penutup kegiatan pemijatan bayi diberikan hadiah bagi peserta yang hadir paling awal, dan peserta yang aktif mengajukan pertanyaan yang baik.

    Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Beberapa ibu mengaku baru pertama kali mengetahui manfaat menyeluruh dari pijat bayi, karena selama ini, peserta hanya memijat bayi jika bayi sakit dengan membawa bayi ke dukun pijat. Mereka juga merasa lebih percaya diri untuk mempraktikkannya di rumah. Karena selain mendapatkan pelatihan langsung dari narasumber ahli, para peserta juga mendapatkan buku saku (booklet) panduan pijat bayi yang kecil dan praktis bisa dibawa pulang sehingga peserta dapat mempraktikkan pemijatan di rumah masing masing. Menurut ketua Posyandu Ibu Nurasia, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena meningkatkan pemahaman dan keterlibatan para ibu dalam perawatan bayi. Harapannya, kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara berkala dengan materi kesehatan lainnya.

    Catatan redaksi: Penulis merupakan dosen DKV Universitas Esa Unggul

    (up/up)