Category: Detik.com Kesehatan

  • Obgyn Beberkan Gejala Kanker Serviks, Termasuk Darah Haid Menggumpal?

    Obgyn Beberkan Gejala Kanker Serviks, Termasuk Darah Haid Menggumpal?

    Jakarta

    Viral di media sosial X terkait darah menstruasi atau haid yang menggumpal bisa menjadi tanda penyakit serius. Beberapa warganet bahkan ada yang khawatir jika kondisi tersebut mengindikasikan kanker serviks.

    “aku haid udh hari keempat & keluar d4r4h segede itu normalkah? agak nyeri saat keluar itu. bahaya gak sih? ini first time keluar segede itu, biasanya ga segede itu. pas udh keluar rasanya plong gitu,” tutur salah satu akun X @tan******, dikutip Kamis (19/6.2025).

    “kak aku gamau bikin takut tp kalo itu agak lembek, takut kayak ibuku, agak banyak keluarnya gumpalan darah gitu lembek dan gede gede, lalu ibuku positif kanker serviks :(,” imbuh @cou***********.

    Lantas, apa saja sih tanda kanker serviks?

    Spesialis obstetri dan ginekologi dr Dinda Derdameisya, SpOG, mengatakan keluhan kanker serviks memang bisa berupa perdarahan yang menggumpal. Biasanya hal ini disebabkan karena Human Papilloma Virus (HPV) yang merusak mulut rahim atau serviks.

    Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua perdarahan dari organ intim menandakan adanya masalah pada serviks. Menurut dr Dinda, warna darah, jumlahnya, atau menggumpal, tidak bisa dijadikan patokan utama untuk memastikan adanya kanker serviks.

    “Meskipun kanker leher rahim atau kanker serviks memberikan gejala bisa jadi perdarahan. Tapi sebenarnya yang benarnya, stage awal tidak memberikan gejala sama sekali,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (17/6/2025).

    Menurut dr Dinda, kanker serviks yang sudah stadium lanjut dapat memicu banyak gejala, termasuk perdarahan yang keluar saat berhubungan intim. Ini sebabnya mengapa deteksi dini melalui pemeriksaan seperti Pap smear atau tes HPV sangat penting, terutama bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual.

    “Ada gejala keluar darah. Tapi itu gejala kanker serviks yang sudah lanjut dan bukan hanya itu gejalanya. Gejalanya itu banyak, salah satunya berhubungan keluar darah. Jenis darahnya kita tidak bisa menunjukkan ini kanker serviks atau nggak kalau dilihat dari warnanya,” sambungnya.

    Beberapa gejala lain kanker serviks yang perlu diwaspadai, seperti dikutip dari Kemenkes RI.

    Pendarahan tidak normal, terutama setelah hubungan seksual, menstruasi, atau menopause.Keputihan yang berubah, berbau tidak sedap, atau berdarah.Nyeri panggul yang tidak biasa atau nyeri saat berhubungan seksual.Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.Kelelahan yang persisten.

    (suc/kna)

  • FDA Setujui Suntikan Cegah HIV! 2 Kali Setahun, Diklaim Efektif hingga 90 Persen

    FDA Setujui Suntikan Cegah HIV! 2 Kali Setahun, Diklaim Efektif hingga 90 Persen

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau US Food and Drug Administration (US FDA) menyetujui penggunaan obat yang saat ini dipakai mengobati infeksi HIV, bisa dipakai untuk mencegah virus.

    Gilead Sciences, produsen obat tersebut, mengumumkan suntikan lenacapavir dua kali setahun telah disetujui di Amerika Serikat untuk pencegahan HIV (Human Immunodeficiency Virus) dengan merek dagang Yeztugo.

    Dalam uji klinisnya, obat dinilai terbukti secara drastis mengurangi risiko infeksi dan memberikan perlindungan hampir total terhadap HIV, jauh lebih banyak daripada pilihan utama yang tersedia untuk profilaksis pra-pajanan atau Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP).

    Terapi yang disebut PrEP ini telah digunakan untuk mencegah infeksi HIV selama bertahun-tahun. Di AS, ini mungkin melibatkan konsumsi pil, seperti obat harian yang disebut Truvada, atau mendapatkan suntikan, seperti suntikan setiap dua bulan dari obat Apretude. Namun, suntikan lenacapavir dua kali setahun kini telah menjadi suntikan pertama dan satu-satunya untuk pencegahan HIV.

    “Yeztugo bisa menjadi pilihan PrEP transformatif yang selama ini kita nantikan, menawarkan potensi untuk meningkatkan penyerapan dan persistensi PrEP serta menambahkan alat baru yang ampuh dalam misi kita untuk mengakhiri epidemi HIV,” kata Dr. Carlos del Rio, seorang profesor kedokteran terkemuka di Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Emory dan salah satu direktur Pusat Penelitian AIDS Emory, dalam rilis berita Gilead.

    “Suntikan dua kali setahun dapat mengatasi hambatan utama seperti kepatuhan dan stigma, yang dapat dihadapi oleh individu saat menjalani rejimen dosis PrEP yang lebih sering, terutama PrEP oral harian. Kita juga tahu bahwa, dalam penelitian, banyak orang yang membutuhkan atau menginginkan PrEP, dengan dosis yang lebih jarang.”

    “Dengan adanya obat tersebut di aliran darah atau tubuh, jika terkena HIV, obat tersebut akan menghalanginya untuk berkembang biak. Obat itu menghentikan perkembangan infeksi,” kata Dr Jared Baeten, wakil presiden senior pengembangan klinis dan kepala area terapi virologi di Gilead Sciences, dikutip dari CNN.

    Virus imunodefisiensi manusia atau HIV, yang menyebar terutama melalui hubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik, menyerang sistem kekebalan tubuh, dan tanpa pengobatan, dapat menyebabkan sindrom imunodefisiensi yang didapat atau AIDS. Meskipun tingkat infeksi HIV baru telah menurun di AS, sekitar 1,2 juta orang diperkirakan mengidap HIV, dan sekitar 13 persen dari mereka mungkin tidak mengetahuinya.

    ‘Bisa Didapatkan Tanpa Diketahui Orang Lain’

    Sebuah studi yang disebut uji coba PURPOSE 2 menemukan bahwa hanya dua suntikan lenacapavir setahun dapat mengurangi risiko infeksi HIV hingga 96 persen. Obat tersebut menawarkan perlindungan yang hampir total terhadap HIV. Studi lain, uji coba PURPOSE 1, menemukan lenacapavir menunjukkan kemanjuran 100 persen untuk pencegahan HIV pada wanita.

    “Lenacapavir adalah pilihan unik bagi orang-orang untuk pencegahan HIV karena merupakan suntikan yang diberikan hanya dua kali setahun. Jadi orang-orang dapat memperolehnya secara pribadi, diam-diam, lalu mengaturnya dan melupakannya serta tidak perlu memikirkannya hingga enam bulan kemudian,” kata Baeten.

    “Bagi banyak orang, itu mungkin merupakan pilihan yang memberdayakan dan pribadi yang dapat membuat pencegahan HIV dapat dilakukan dalam kehidupan mereka.”

    Masih banyak stigma, ketakutan, dan misinformasi seputar HIV, kata Ian Haddock, yang berpartisipasi dalam uji coba PURPOSE 2 untuk lenacapavir.

    Ketika Haddock masih remaja dan tinggal di pedesaan Texas, ia mengenang bagaimana menghadapi sebagian stigma itu.

    “Rasanya seperti momen yang berputar penuh,” katanya.

    Haddock mengatakan ia mulai mengonsumsi pil PrEP setiap hari pada 2015 untuk membantu mengurangi risiko HIV, tetapi terkadang pil tersebut membuatnya sakit perut atau ia lupa meminumnya.

    Pada Januari 2024, ketika ia mengetahui tentang uji klinis lenacapavir, ia segera mendaftar. Ia tidak mengalami efek samping apa pun selama uji klinis tersebut selain iritasi di tempat suntikan.

    Meskipun uji klinis telah berakhir, Haddock mengatakan, ia berencana untuk terus menerima suntikan lenacapavir dua kali setahun, dan ia berharap persetujuan FDA akan membantu meningkatkan kesadaran akan alat pencegahan HIV.

    Pada 2012, FDA menyetujui Truvada, yang juga dibuat oleh Gilead Sciences, menjadikannya obat PrEP pertama untuk pencegahan HIV pada orang dewasa yang tidak terinfeksi di Amerika Serikat, tetapi meskipun PrEP telah ada sejak 2012.

    “Jadi ini membuka peluang yang sama sekali baru,” katanya tentang lenacapavir.

    NEXT: Momen tonggak sejarah

    Tahun lalu, Gilead Sciences merilis data dari uji coba PURPOSE 2 yang menunjukkan 99 persen peserta yang menerima suntikan lenacapavir dua kali setahun untuk pencegahan HIV, tidak terinfeksi.

    Hanya ada dua kasus di antara 2.180 orang, yang secara efektif membuktikan 89 persen lebih efektif daripada pil PrEP Truvada. Uji coba tersebut tidak disamarkan sejak awal karena memenuhi titik akhir utamanya, yang memungkinkan lenacapavir ditawarkan kepada semua peserta, dan obat tersebut dapat ditoleransi dengan baik.

    “Efek samping yang paling umum, seperti yang diduga, adalah reaksi di tempat suntikan,” kata Baeten, seperti ruam atau rasa tidak nyaman.

    Uji coba PURPOSE 2 melibatkan pria cisgender, pria transgender, wanita transgender, dan orang nonbiner berusia 16 tahun atau lebih, berhubungan seks dengan pasangan yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir.

    “Ini adalah momen penting dalam perjuangan melawan HIV selama puluhan tahun. Dengan pemberian dua kali setahun dan kemanjuran yang luar biasa, lenacapavir akan membantu kita mencegah HIV dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Daniel O’Day, ketua dan kepala eksekutif di Gilead Sciences, dalam pernyataan melalui email.

  • Viral Darah Menstruasi Menggumpal, Benarkah Tanda Kanker Serviks?

    Viral Darah Menstruasi Menggumpal, Benarkah Tanda Kanker Serviks?

    Jakarta

    Baru-baru ini ramai di media sosial X yang membahas soal darah menstruasi menggumpal seperti ati ayam bisa menjadi tanda berbahaya.

    “aku haid udh hari keempat & keluar d4r4h segede itu normalkah? agak nyeri saat keluar itu. bahaya gak sih? ini first time keluar segede itu, biasanya ga segede itu. pas udh keluar rasanya plong gitu,” tutur salah satu akun X @tan******, dikutip Kamis (19/6.2025).

    Tak sedikit netizen yang juga mengalami hal serupa. Beberapa ada yang khawatir kalau darah haid atau menstruasi menggumpal menjadi salah satu tanda kanker serviks.

    “kak aku gamau bikin takut tp kalo itu agak lembek, takut kayak ibuku, agak banyak keluarnya gumpalan darah gitu lembek dan gede gede, lalu ibuku positif kanker serviks :(,” imbuh @cou***********.

    Spesialis obstetri dan ginekologi dr Dinda Derdameisya, SpOG, menjelaskan, keluhan dari kanker serviks memang bisa berupa perdarahan, terkadang darah yang keluar bisa berbentuk gumpalan. Kondisi ini biasanya disebabkan Human Papilloma Virus (HPV) yang merusak mulut rahim atau serviks.

    Meski begitu, dr Dinda mengatakan tak semua perdarahan dari organ intim menandakan adanya masalah pada serviks.

    “Keluhan dari kanker serviks memang kadang mengeluarkan darah yang bergumpal. Tapi sebenarnya adalah virus HPV yang merusak mulut rahim atau serviks itu,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (17/6/2025).

    Warna darah, jumlahnya, atau menggumpal, kata dr Dinda, tida bisa dijadikan patokan untuk memastikan adanya kanker serviks. Justru pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali.

    “Jadi memang lebih baik diperiksakan, karena warna atau gumpal atau tidak atau jumlahnya itu tidak berhubungan dengan kanker leher rahim,” tandasnya.

    (suc/kna)

  • Peneliti Temukan Cara Prediksi Kematian Seseorang dari Tinja, Kok Bisa?

    Peneliti Temukan Cara Prediksi Kematian Seseorang dari Tinja, Kok Bisa?

    Jakarta

    Peneliti menemukan cara memprediksi kematian seseorang melalui tinja. Tim dokter yang dipimpin oleh Alexander de Porto dari University of Chicago dan University of Amsterdam, menciptakan sebuah indeks penanda dalam tinja pasien yang membantu memperkirakan risiko kematian dalam 30 hari.

    Mereka menyebut indeks tersebut metabolic dysbiosis score (MDS). Indeks ini digunakan untuk menyelamatkan pasien kritis yang dirawat di ICU. Meski hasil penelitian ini memerlukan studi dan validasi lebih lanjut, peneliti menyatakan temuannya sangat menjanjikan sebagai alat diagnosis masa depan.

    “Temuan ini menunjukkan bahwa gangguan metabolik di usus, yang diukur melalui MDS, berpotensi menjadi biomarker untuk mengidentifikasi pasien kritis yang memiliki risiko kematian lebih tinggi,” kata Alexander dikutip dari Science Alert, Kamis (19/6/2025).

    “Ini menekankan pentingnya metabolit yang berasal dari usus sebagai faktor independen dalam ketahanan tubuh, sekaligus membuka jalan bagi pengobatan yang lebih presisi,” sambungnya.

    Pasien kritis di ICU seringkali mengalami penyakit parah seperti sepsis dan gangguan pernapasan akut, tapi kondisi ini tidak selalu berkembang dengan cara yang sama. Keragaman ini menjadi tantangan besar dalam upaya perawatan pasien.

    Peneliti berpendapat hal tersebut bisa diatasi dengan mengidentifikasi ciri atau karakteristik spesifik yang bisa ditargetkan untuk pengobatan, alih-alih langsung menyerang seluruh penyakit sekaligus. Pasien kritis sering mengalami penurunan keberagaman mikrobiota usus, serta perubahan kadar metabolit yang dihasilkan mikrobioma.

    Penelitian dilakukan terhadap dysbiosis, ketidakseimbangan mikrobioma usus pada pasien kritis sebagai karakteristik yang mungkin dapat ditangani secara medis.

    Mereka meneliti tinja dari 196 pasien yang mengalami gagal napas atau syok yang mempengaruhi organ. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 147 pasien kelompok pelatihan dan 49 kelompok validasi.

    Mereka menggunakan sampel tersebut untuk mengembangkan MDS, berdasarkan konsentrasi dari 13 jenis metabolit tinja yang berbeda. Hasilnya menunjukkan peluang yang menjanjikan untuk penelitian lanjutan.

    “Skor MDS menunjukkan kinerja yang baik dalam memprediksi angka kematian pada kelompok pelatihan pasien ICU medis, dengan akurasi 84 persen, sensitivitas 89 persen, dan spesifisitas 71 persen,” kata peneliti.

    “Namun, pada kelompok validasi, meskipun menunjukkan tren yang serupa, hasilnya tidak mencapai signifikansi statistik, kemungkinan besar karena ukuran sampel yang lebih kecil. Temuan ini menunjukkan potensi menjanjikan dari MDS, namun juga menekankan perlunya validasi lebih lanjut terhadap kemampuan prediksi dan penerapannya secara umum pada kelompok pasien lain sebelum bisa digunakan secara luas,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Efek Ngeri Kopi Kejantanan Ilegal, Ingin Perkasa malah Gagal Ginjal

    Efek Ngeri Kopi Kejantanan Ilegal, Ingin Perkasa malah Gagal Ginjal

    Jakarta

    Kopi dengan bahan kimia obat kerap diedarkan dengan klaim sebagai ‘kopi kejantanan’. Mengandung bahan aktif obat keras seperti sildenafil, bahan aktif Viagra, kopi-kopi ilegal seperti ini bisa berdampak serius bagi kesehatan.

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof Taruna Ikrar, menyebut kandungan bahan aktif yang kerap ditemukan dalam kopi kejantanan umumnya merupakan obat keras yang hanya boleh dikonsumsi atas rekomendasi dokter. Dosis dan aturan pakainya harus ditentukan dan dipantau melalui pemeriksaan.

    “Ada kopi, yang dipromosikan bisa membuat kejantanan. Ternyata penemuannya kami produk itu di lapangan mengandung sildenafil sitrat, itu kayak viagra. Dia mengandung obat kimia,” kata Prof Ikrar dalam detikcom Leaders Forum ‘Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal’, Rabu (18/6/2025).

    “Jadi bukan kopinya yang membuat kejantanan, tapi obat. Obat ini bisa menyebabkan gagal ginjal hingga gagal jantung,” sambungnya.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dalam detikcom Leaders Forum ‘Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal!’, Rabu (18/6/2025). Foto: Ari Saputra/detikHealth

    Menurut Prof Ikrar, ini merupakan satu bentuk penipuan kepada konsumen. Terlebih, BKO yang digunakan tersebut seharusnya menggunakan resep dokter terkait konsumsinya.

    “Kenapa harus lewat resep dokter obat ini, karena obat ini bisa memberikan efek-efek samping yang lain,” kata Ikrar.

    “Taruhlah orang yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, dengan terjadinya fase konstruksi bisa menyebabkan kenaikan tekanan pembuluh darah,” sambungnya.

    (dpy/up)

  • Manfaat Rutin Minum Jus Tomat-Wortel untuk Kesehatan Kulit

    Manfaat Rutin Minum Jus Tomat-Wortel untuk Kesehatan Kulit

    Jakarta

    Rutin minum jus alami bisa memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh. Salah satu kombinasi jus yang bisa dipilih adalah tomat-wortel.

    Kedua bahan ini kaya dengan nutrisi yang sangat baik, seperti vitamin dan mineral yang baik untuk kulit. Ketahui manfaat minum jus tomat-wortel berikut ini.

    Manfaat Rutin Minum Jus Tomat dan Wortel untuk Kulit

    Menurut spesialis kulit dr Rizky Lendl Prayogo, SpDVE, tomat mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tubuh. Ada vitamin C dan E, potasium, protein, karotenoid, fitosterol, dan zat-zat fenolik.

    “Sebagian besar zat-zat tersebut bersifat sebagai antioksidan dan memiliki manfaat untuk kulit, yaitu mencegah proses penuaan, termasuk proses penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari (photoaging). Ada sejumlah penelitian yang menegaskan bahwa likopen (karotenoid) dalam tomat merupakan antioksidan kuat,” kata dr Rizky ketika dihubungi detikcom, Rabu (15/1/2025).

    Zat-zat tersebut bisa melindungi kulit dari radiasi matahari, mencegah kerusakan DNA, mengurangi peradangan kulit, serta menurunkan risiko tumor kulit.

    Sementara itu, wortel juga mengandung banyak manfaat untuk kulit. Sayuran ini memiliki kandungan vitamin A, C, E, dan K, karotenoid berupa beta-karoten, alfa karoten, dan likopen, serta mineral seperti kalsium dan potasium.

    “Berbagai kandungan tersebut secara sinergis bersifat antioksidan sehingga mampu memperlambat proses penuaan dan mengurangi peradangan kulit. Jadi benar, bahwa konsumsi wortel dan tomat dalam jumlah yang cukup dapat memiliki efek baik terhadap kulit,” tandasnya.

    Berapa Kali Batas Aman Minum Jus Wortel-Tomat?

    Penting untuk mengetahui batas aman dalam konsumsi jus wortel-tomat . Sebab, minum jus yang kaya akan karotenoid, seperti wortel dalam jumlah yang terlalu banyak bisa memicu carotenemia atau perubahan warna kulit menjadi kuning-oranye. Secara umum, kondisi ini tidak berbahaya, namun untuk sebagian orang, kondisi ini akan mengganggu secara estetika.

    Biasanya carotenemia muncul di area telapak tangan, kaki, dan kulit wajah. Warna kulit biasanya akan kembali normal saat mengurangi konsumsi makanan tinggi karotenoid.

    “Secara umum, mengonsumsi jus wortel 3-4 kali per minggu dalam porsi kurang lebih 200-240 ml per sajian dianggap aman untuk menghindari risiko carotenemia atau kulit menguning,” ucap spesialis kulit dr I Gusti Nyoman Darmaputra SpDVE, ketika dihubungi terpisah.

    Dia menyarankan untuk memantau kondisi kulit. Jika ada gejala kulit menguning, terutama di telapak tangan dan kaki, maka kurangi porsi konsumsi wortel.

    (elk/tgm)

  • Kunci Jaga Kesehatan Otak ala Elon Musk, Ternyata Sesimpel Ini

    Kunci Jaga Kesehatan Otak ala Elon Musk, Ternyata Sesimpel Ini

    Jakarta

    Menjadi Elon Musk dengan segala aktivitasnya tentu tak lepas dengan tantangan banyak hal yang harus diingat. Di sisi lain, kapasitas otak manusia juga terbatas. Lalu bagaimana trik CEO Tesla tersebut untuk mengingat sesuatu?

    Dikutip dari Times of India, Elon Musk sendiri memiliki satu trik khusus agar otaknya mampu menyimpan banyak detail-detail penting, seperti nama orang, peristiwa, atau hal-hal lainnya.

    Menurut Elon, kunci dari mengingat sesuatu adalah dengan memberinya makna. Dengan ini, kecil kemungkinan otak akan melupakan hal tersebut.

    Misalnya, jika ingin mengingat nama orang, cobalah kaitkan sesuatu yang istimewa atau berhubungan dengan orang tersebut. Bisa jadi hobi mereka, cerita lucu, atau gaya bicaranya.

    Ini akan menciptakan hubungan mental yang kuat, sehingga nama akan mudah diingat. Hubungan yang bermakna ini akan membantu otak manusia lebih terprogram untuk mengingat cerita dan emosi lebih baik daripada fakta acak.

    Mengaitkan dengan sesuatu yang lucu mungkin bisa menjadi cara paling ampuh untuk mengingat sesuatu. Ini karena otak sendiri menyukai hal-hal yang tidak biasa dan mengejutkan.

    Trik mengingat dari pendiri X Corp ini ternyata bisa dibuktikan lewat sains. Para ahli memori menjelaskan bahwa otak kita menyimpan informasi lebih baik jika dikaitkan dengan emosi atau gambaran mental yang kuat.

    Hal ini karena bagian otak yang emosional dan visual membantu menciptakan memori yang bertahan lama.

    (dpy/kna)

  • Bantah Hoax Lama yang Masih Beredar, BPOM RI Tegaskan Aspartam Aman!

    Bantah Hoax Lama yang Masih Beredar, BPOM RI Tegaskan Aspartam Aman!

    Jakarta

    Hoax tentang bahaya aspartam masih saja beredar, bahkan setelah berulang kali dibantah oleh pihak terkait. Termasuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang nama lembaganya turut dicatut dalam hoax yang disertai daftar sederet produk minuman tersebut.

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Prof Taruna Ikrar menegaskan, hingga saat ini produk dengan kandungan aspartam aman dikonsumsi selama dalam batas yang ditentukan. Bahkan, hal ini juga sudah diatur oleh World Health Organization (WHO).

    “Menurut WHO, dalam Codex Alimentarius Commission (CAC) yang kita jadikan bahan rujukan, aspartam ini bukan bukan zat pemanis yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang beredar di masyarakat itu,” kata Prof Ikrar dalam detikcom Leaders Forum ‘Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal’, Rabu (18/6/2025).

    Selama disertai dengan izin edar BPOM, Prof Ikrar memastikan, produk mengandung aspartam di Indonesia terjamin keamanannya. Karenanya, konsumen tak perlu khawatir.

    “Kalau sudah mendapatkan stempelnya Badan POM, izin edarnya, itu berarti BPOM sudah mengecek secara maksimal, tidak melebihi dosis yang seharusnya dan itu aman untuk dikonsumsi,” katanya.

    Terkait masih beredarnya rumor bahwa aspartam dapat memicu munculnya penyakit-penyakit kronis, menurut Ikrar ini tak luput dari adanya ‘perang dagang’.

    “Saya kira ini ada faktor perang dagang antara mereka (produsen-produsen). Misalnya brand A mengandung zat ini (aspartam), yang lain kurang laku, ya biasa ada motif ekonomi,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Cerita Pria yang Kena Gagal Ginjal gegara Dehidrasi Parah, Ini Awal Mulanya

    Cerita Pria yang Kena Gagal Ginjal gegara Dehidrasi Parah, Ini Awal Mulanya

    Jakarta

    Seorang dokter menceritakan pengalaman pasiennya yang mengalami gagal ginjal. Hal ini disebabkan kondisi dehidrasi yang tidak disadari.

    Dokter sekaligus direktur dari Max Healthcare, India, Dr Rommel Tickoo, mengatakan kasus ini dialami seorang pria berusia 75 tahun. Setiap harinya, pasien yang tidak disebutkan namanya itu selalu berjalan kaki untuk membeli kebutuhan pokok di pasar lokal.

    Meski gelombang panas yang menyebabkan suhu di daerah tersebut mencapai 50 derajat Celsius, lansia itu tetap menjalani rutinitasnya. Rasa haus dan dehidrasi tidak pernah dirasakan oleh pasien.

    Sampai pada akhirnya, lansia tersebut mengalami dehidrasi yang parah dan dilarikan ke ruang gawat darurat. Setelah diperiksa, pasien didiagnosis mengalami kerusakan ginjal dan diberi cairan infus.

    “Pasien kami tidak terhidrasi dengan baik meskipun terpapar sinar matahari, kehilangan banyak cairan daripada yang dapat diisinya kembali,” jelas Dr Tickoo yang dikutip dari Indian Express.

    “Jadi, yang dialaminya adalah kelelahan akibat panas, yang hampir mendekati serangan panas atau heatstroke,” sambungnya.

    Selain itu, pasien juga mengidap hipertensi dan mengonsumsi diuretik untuk mengatur tekanan darahnya. Hal itu yang membuat tubuhnya kehilangan lebih banyak air, mengganggu keseimbangan elektrolit seperti natrium dan kalium, yang bertanggung jawab untuk fungsi tubuhnya.

    “Fungsi ginjalnya terganggu. Penurunan volume darah yang parah akibat dehidrasi telah mendorong tubuhnya ke kondisi syok, kondisi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan tekanan darah dan kadar oksigen rendah,” terang Dr Tickoo.

    Pasien tersebut juga mengalami gejala lain akibat dehidrasi itu, seperti mulut kering dan cedera ginjal. Ia tidak bisa buang air kecil, pusing, kebingungan, dan mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.

    Pada kasus lain, pasien juga melaporkan infeksi saluran kemih (ISK) karena urine yang pekat. Selain itu, bisa muncul masalah jantung, seperti detak jantung tidak teratur (aritmia), dan angina karena jantung sedang stres dengan volume darah yang lebih rendah di dalam tubuh.

    NEXT: Mengapa dehidrasi dapat mempengaruhi ginjal?

    Mengapa Dehidrasi dapat Mempengaruhi Ginjal?

    Dehidrasi menyebabkan penurunan volume darah, yang dapat mengurangi jumlah darah yang mengalir ke ginjal. Hal ini dapat menghambat kemampuan ginjal untuk menyaring racun dari darah.

    Kondisi ini mengakibatkan konsentrasi mineral dan produk limbah yang lebih tinggi dalam urine, sehingga meningkatkan risiko batu ginjal. Muncul rasa sakit dan penyumbatan di saluran kemih, yang berpotensi merusak ginjal.

    Dalam kasus yang parah, dehidrasi bisa menyebabkan cedera ginjal akut atau hilangnya fungsi ginjal secara tiba-tiba.

  • BPOM Temukan 309 Ribu Tautan Produk Ilegal di E-Commerce

    BPOM Temukan 309 Ribu Tautan Produk Ilegal di E-Commerce

    detikcom Leaders Forum

    Ari Saputra – detikHealth

    Rabu, 18 Jun 2025 16:30 WIB

    Jakarta – Sepanjang 2024, BPOM mengungkap 309 ribu tautan menyesatkan di e-commerce yang memasarkan obat, makanan, dan kosmetik ilegal tanpa izin edar.