Category: Detik.com Kesehatan

  • 5 Kondisi Kritis Saat Melahirkan yang Lebih Berisiko dari Pendarahan

    5 Kondisi Kritis Saat Melahirkan yang Lebih Berisiko dari Pendarahan

    Jakarta

    Melahirkan adalah sebuah proses medis yang sangat krusial. Ada banyak risiko yang bisa terjadi saat melahirkan, salah satunya perdarahan.

    Perdarahan sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya rahim tidak berkontraksi dengan baik, robekan jalan lahir, dan gangguan pembekuan darah. Jika tidak segera ditangani, perdarahan dapat memicu kegagalan organ hingga kematian.

    Kondisi Kritis saat Melahirkan

    Selain perdarahan, masih ada banyak faktor yang berisiko mengancam keselamatan ibu selama melahirkan. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Eklampsia dan Preeklampsia

    Eklampsia merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat preeklampsia, gangguan kehamilan yang membuat ibu mengalami tekanan darah tinggi. Eklampsia terjadi ketika wanita dengan preeklampsia mengalami kejang selama kehamilan.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menuturkan preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu melahirkan terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), jumlah kematian ibu tahun 2022 mencapai 4.005. Jumlahnya meningkat menjadi 4.129 pada tahun 2023.

    “Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan, biasa kami sebut dengan preeklamsia dan perdarahan yang sebenarnya ini bisa dicegah,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, dr Lovely Daisy, MKM, dikutip dari laman resmi Kemenkes.

    2. Sepsis

    Sepsis adalah reaksi tubuh yang ekstrem terhadap infeksi, sehingga ia menyerang organ dan jaringannya sendiri. Ini dapat memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, hingga kematian.

    Sepsis ketika melahirkan biasanya terjadi karena infeksi bakteri parah pada rahim selama kehamilan atau beberapa saat sebelum melahirkan. Ini merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu.

    Sepsis maternal umumnya terjadi ketika sayatan operasi caesar, robekan, atau luka lain dari proses persalinan terinfeksi dalam beberapa hari atau pekan setelah melahirkan. Segala bentuk infeksi selama kehamilan atau melahirkan, seperti pneumonia, radang tenggorokan, dan saluran infeksi kemih, bisa memicu sepsis.

    3. Amniotic Fluid Embolism

    Amniotic fluid embolism (AFE) merupakan komplikasi langka mengancam jiwa yang terjadi ketika cairan ketuban masuk ke dalam aliran darah selama periode melahirkan. Beberapa orang mengalami respons alergi parah ketika cairan ketuban bercampur dengan darah mereka.

    AFE dapat menyebabkan gagal jantung, paru-paru, hingga memicu komplikasi berkurangnya darah mengandung oksigen dalam tubuh, dan serangan jantung. Orang dengan AFE juga dapat mengalami perdarahan yang tidak terkendali dari rahim.

    Kondisi AFE biasanya muncul secara tiba-tiba dan sulit diprediksi. Sangat sulit untuk mengobatinya dan memerlukan perawatan medis darurat.

    4. Uterine Inversion (Rahim Terbalik)

    Uterine inversion merupakan komplikasi darurat yang terjadi ketika rahim terbalik sebagian atau seluruhnya. Pada persalinan normal, bayi akan keluar dari rahim melalui vagina. Setelah itu, plasenta juga akan keluar dan rahim tetap dalam bentuk aslinya.

    Pada kasus uterine inversion, bagian atas rahim kolaps ke dalam rongga rahim. Rahim bahkan bisa berbalik sepenuhnya dan keluar dari vagina. Ketika ini terjadi, ibu bisa mengalami perdarahan, syok, dan kematian.

    Salah satu studi kasus di jurnal Clinical Journal of Obstetrics and Gynecology pada tahun 2021 mengungkapkan seorang wanita hamil berusia 21 tahun di Brasil ditemukan tergeletak di kamar mandi mengalami perdarahan dengan bayi prematurnya sudah keluar.

    Setelah dilarikan ke rumah sakit, wanita itu didiagnosis uterine inversion total. Dokter terpaksa harus melakukan operasi setelah rahim gagal dikembalikan ke posisi semula dengan manuver Johnson.

    Untungnya, setelah operasi histerektomi, sang ibu bisa diselamatkan. Wanita itu akhirnya pulang dari rumah sakit, enam hari setelah perawatan intensif.

    5. Uterine Rupture

    Dikutip dari Cleveland Clinic, uterine rupture merupakan komplikasi serius yang terjadi ketika rahim robek atau pecah. Kondisi ini terkadang terjadi pada ibu yang pernah menjalani operasi caesar, lalu mencoba melahirkan normal.

    Uterine rupture paling umum terjadi di sepanjang garis bekas luka dari sayatan operasi caesar sebelumnya. Pada persalinan caesar, dokter akan memotong rahim untuk mengeluarkan bayi.

    Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat memicu perdarahan. Ketika rahim robek, janin tidak lagi terlindungi. Ini membuat detak janin melambat dan tidak mendapatkan oksigen. Tanpa oksigen, bayi berisiko mengalami kerusakan otak dan mati lemas.

    (avk/tgm)

  • dr Boyke Soroti Tren Infeksi Menular Seks Naik di Kalangan Gen Z, Wanti-wanti Ini

    dr Boyke Soroti Tren Infeksi Menular Seks Naik di Kalangan Gen Z, Wanti-wanti Ini

    Jakarta

    Kasus infeksi menular seksual (IMS) dalam tiga tahun terakhir meningkat signifikan di kelompok gen Z. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan dari sekitar 2 ribu kasus pada 2022, menjadi 4 ribuan kasus periode 2024.

    Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mengaku tidak heran dengan laporan tersebut. Bahkan, menurutnya angka yang terjadi di lapangan bisa lebih besar ketimbang data resmi.

    dr Boyke menyinggung peran kemajuan teknologi, utamanya saat anak mengakses banyak informasi melalui handphone. Kata dia, semakin banyak anak muda yang mengalami pubertas lebih awal.

    “Sekarang banyak yang pubertasnya sangat maju. Dari yang tadinya kayak jaman saya itu baru 14 tahun, sekarang tuh 9-10 tahun sudah pada puber,” katanya saat dihubungi detikcom Selasa (24/6/2025).

    “Dan karena mereka pertama makin awal pubertasnya. Itu kan gairah seksnya juga meningkat. Dalam kondisi itu, dia juga tidak diberikan pendidikan seks oleh orang tuanya, belum lagi pendidikan agama yang sekarang juga semakin jarang pendekatan ke anak-anak,” sambung dia.

    Minimnya pendekatan moral menurutnya menjadi pemicu kelompok usia muda berujung pada seks bebas. Adaptasi budaya barat juga semakin populer. Salah satunya, istilah-istilah yang menormalisasi seks bebas seperti one night stand, friends with benefits.

    Tidak sedikit anak yang kemudian memiliki pola pikir seks sebelum menikah adalah hal yang wajar dan semakin lumrah terjadi, sehingga mengesampingkan risiko IMS yang rentan muncul.

    “Karena itu sebetulnya kita harus intens lho kasih tau mereka dari kesehatan reproduksi, bagaimana gonore itu berbahaya, klamidia, herpes.”

    “Itu karena ada hubungan seks dengan orang-orang yang tertular. Semakin sering bergonta-ganti, semakin besar risikonya, dan perlu diingat obat-obatan yang diberikan kepada pasien IMS ini sudah semakin tidak efektif,” wanti-wantinya.

    (naf/kna)

  • Infeksi HPV Bisa Picu Kutil Kelamin, Ini Bedanya dengan Benjolan Wasir Menurut Obgyn

    Infeksi HPV Bisa Picu Kutil Kelamin, Ini Bedanya dengan Benjolan Wasir Menurut Obgyn

    Jakarta

    Kutil kelamin merupakan salah satu bentuk infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi, dan disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV).

    Karena sama-sama berupa benjolan, kutil kelamin yang muncul di area genital maupun anus kerap disalahartikan sebagai wasir.

    Terkait hal tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, menjelaskan kutil kelamin sangat berbeda dari wasir, baik dari penyebab maupun karakteristik fisiknya.

    Menurutnya, kutil kelamin adalah pertumbuhan kulit berlebih akibat infeksi HPV. Kutil ini bisa terlihat seperti jengger ayam, tumbuh menonjol dan tidak rata di permukaan kulit area kelamin atau anus.

    “Kalau kutil itu kan akibat pertumbuhan dari kulit yang berlebihan, kita tahu kutil yang ayam yang jengger ayam,” ucap Prof Yudi saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Sementara itu, wasir atau hemoroid merupakan pelebaran pembuluh darah di anus, dan bukan disebabkan oleh infeksi virus. Secara fisik, wasir cenderung terasa lunak saat disentuh dan bisa berdarah, terutama saat iritasi atau mengejan terlalu kuat saat buang air besar.

    “Kalau wasir itu pelebaran pembuluh darah. Jadi kalau kita otak-atik wasir, itu empuk dan kadang-kadang bisa berdarah. Agak beda [dengan kutil],” kata Prof. Yudi.

    (suc/suc)

  • Perhatikan Batas Aman Konsumsi Jeroan Menurut Dokter

    Perhatikan Batas Aman Konsumsi Jeroan Menurut Dokter

    Jakarta

    Jeroan adalah bagian organ bagian lain dari hewan selain otot, seperti hati, jantung, usus, lambung, hingga paru. Umumnya, jeroan yang dikonsumsi berasal dari sapi, kambing, ayam, dan domba.

    Bagian organ dalam ini banyak disukai orang. Meski demikian, di balik kelezatannya, jeroan dikenal sebagai makanan tinggi kolesterol dan purin yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Ketahui batas aman konsumsi jeroan berikut ini:

    Batas Aman Konsumsi Jeroan

    Dokter spesialis penyakit dalam, dr Rizka Novita Indriani, Sp.PD, menganjurkan untuk makan jeroan hanya dalam porsi yang kecil.

    “Hitungannya porsi kecil ya. Boleh dikonsumsi 1-2 kali seminggu porsi kecil ya. Kalau angka gram pasti Saya belum pernah menemukan angkanya,” kata dr Rizka kepada detikcom, Selasa (24/6/2025).

    Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman Melrose Health, konsumsi jeroan 1-2 kali dalam seminggu bisa mencapai keseimbangan yang tepat, antara memperoleh manfaat dan menghindari konsumsi nutrisi berlebih, seperti vitamin A.

    “Bagi kebanyakan orang, jeroan merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang,” kata ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, dikutip dari Cleveland Clinic.

    Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Jeroan

    Jeroan kaya akan nutrisi seperti vitamin A, vitamin B12 dan folat, serta merupakan sumber zat besi dan protein yang sangat baik. Meski demikian, terlalu banyak mengonsumsinya bisa memberikan risiko kesehatan.

    1. Meningkatkan Asam Urat

    Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr Ray Rattu, SpPd, konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi.

    “Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Saat dikonsumsi secara berlebihan, kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar yang normal maupun mereka yang memiliki riwayat asam urat tinggi.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

    2. Meningkatkan Kolesterol

    Jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang bisa meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini perlu diperhatikan oleh orang dengan kolesterol tinggi.

    “Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak,” kata Zumpano.

    3. Penyakit Hati Berlemak

    Penelitian pada orang dewasa menunjukkan, konsumsi jeroan bisa sedikit meningkatkan risiko terkena penyakit hati berlemak atau fatty liver. Meski demikian, untuk mengonfirmasi temuan ini, para peneliti merekomendasikan untuk melakukan studi lebih lanjut.

    4. Kelebihan Kadar Vitamin dan Mineral

    Vitamin yang larut dalam air seperti riboflavin, niacin, dan B12, dan mineral seperti zat besi, seng, dan magnesium umumnya tidak berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, karena kita mengeluarkan kelebihannya dari urin,

    Namun, kebanyakan vitamin A bisa menyebabkan masalah, terutama bagi wanita hamil. Meski demikian, menurut ahli diet Maddie Pasquariello, RDN, kemungkinan kecil untuk mendapat terlalu banyak vitamin A hanya dari makanan.

    “Kecuali jika Anda mengonsumsi hati sapi dalam jumlah yang sangat banyak sehingga Anda mungkin akan sakit sebelum mencapai kadar racun, kata Pasquariello, dikutip dari Woman Health.

    Ciri-ciri Jeroan yang Baik dan Layak Konsumsi

    Tak hanya soal porsi, sebelum mengonsumsi jeroan, penting untuk memastikan kualitasnya. Dikutip dar laman Kementerian Kesehatan, berikut ciri-ciri jeroan yang baik dan layak konsumsi.

    1. Hati

    Berwarna coklat muda atau tuaKantung empedu besarTidak ada cacing daun pada hatiTidak ada nanah pada hati

    2. Jantung

    Diselaputi kantung tipis putih

    3. Limpa

    Warnanya biru gelap keunguan dengan titik-titik putih dan seperti berseratLimpa sapi bentuknya seperti lidah sapi tetapi lebih tipis dan lunakLimpa kambing bentuknya membulatSelaput penutupnya keriputPosisinya melekat di sekitar babatTepinya tidak tumpul

    4. Paru

    Berwarna merah mudaWarna merah belang segar (darah di paru-paru) akibat proses pemotongan adalah normalTampak segarSeperti busa jika dirabaTidak melekat pada ruang dada saat dikeluarkanPermukaan mengkilap jika terkena cahayaTidak berbungkul dan selaput paru-paru tidak menebal

    5. Usus dan Lambung

    Berwarna kremTidak ditemukan cacing di dinding lambungUsus tidak berwarna merah karena berdarah

    Setelah memilih jeroan yang baik dan layak konsumsi, jangan lupa untuk memasak hingga benar-benar matang

    (elk/tgm)

  • Obgyn Beberkan ‘Jalan Masuk’ Virus HPV, Pemicu Utama Penyakit Kanker Serviks

    Obgyn Beberkan ‘Jalan Masuk’ Virus HPV, Pemicu Utama Penyakit Kanker Serviks

    Jakarta

    Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita Indonesia, dengan lebih dari 36 ribu kasus baru dan lebih dari 20 ribu kasus kematian menurut data Globocan 2022. Lebih dari 95 persen kasus disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV).

    Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, mengatakan, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah tipe 52, 16, 18, 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian,” ucapnya saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    “Setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak,” lanjutnya.

    Menurut Prof Yudi, terdapat sejumlah faktor risiko yang bisa menjadi ‘jalan masuk’ virus HPV. Salah satunya berhubungan seksual di usia ini. Semakin dini seseorang wanita aktif secara seksual, lanjutnya, semakin tinggi pula peluang terinfeksi virus HPV.

    Risiko ini meningkat apabila hubungan dilakukan sebelum menikah atau dengan pasangan yang tidak tetap, karena membuka peluang penularan penyakit menular seksual, termasuk HPV.

    “Belum nikah tapi sudah melakukan hubungan seksual. Makin dini, akan semakin cepat,” tuturnya.

    Kebiasaan merokok pada wanita juga menjadi perhatian serius. Menurut Prof Yudi, merokok bisa melemahkan daya tahan tubuh dan membuat organ reproduksi wanita lebih rentan terhadap infeksi virus.

    Selain itu, area kewanitaan yang kurang terjaga juga bisa membuka peluang ‘jalan masuk’ dari virus HPV. Menurut Prof Yudi, HPV sangat mudah masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil di bibir kemaluan. Luka ini bisa muncul akibat infeksi lain, seperti keputihan yang disebabkan oleh mikroorganisme selain HPV.

    Mikroorganisme dapat mengiritasi kulit di area kewanitaan dan menciptakan celah bagi virus untuk masuk. Oleh karena itu, menjaga kebersihan area genital menjadi kunci pencegahan.

    “Nah, si mikroorganisme itu membuat bibir kemaluan menjadi luka. Karena ada luka, masuklah virus di situ,” ucapnya lagi.

    Di sisi lain, Prof Yudi juga membeberkan bagaimana laki-laki berperan dalam penyebaran virus HPV, terutama jika tak menjaga kebersihan alat kelamin. Ia menyebut, dulu sempat ada anggapan smegma, kotoran yang menumpuk di balik kulit kepala penis, menjadi penyebab kanker serviks.

    Namun, menurut penelitian, smegma sebenarnya bukan penyebab langsung, melainkan tempat berkumpulnya virus HPV.

    “Di situ kalau nggak disunat ada kulup atau preputium dalam medis, kalau dibuka, di leher penis sakit lagi itu ada kotoran. Itu yang disebut smegma. Nah smegma itulah bisa disebutkan sebagai penyebab kanker serviks, zaman dulu,” ucap Prof Yudi.

    “Ternyata dari hasil penelitian, smegma itu tempat berkumpulnya virus-virus HPV. Sehingga kejadian orang Yahudi, Israel, itu banyak disunat, sehingga kejadian kanker servik di Israel, berkurang,” kata Prof Yudi.

    (suc/kna)

  • Waspadai Nyeri Lutut Saat Olahraga! Bisa Jadi Pertanda Kerusakan Sendi

    Waspadai Nyeri Lutut Saat Olahraga! Bisa Jadi Pertanda Kerusakan Sendi

    Jakarta

    Nyeri lutut bukan cuma dialami oleh atlet atau orang tua. Nyatanya, pekerja kantoran yang lebih sering duduk terlalu lama, maupun mereka yang aktif bergerak di lapangan, juga bisa mengalaminya.

    Sendi lutut berfungsi menopang berat badan dan mendukung berbagai aktivitas fisik. Saat ada beban berlebih, postur tubuh yang kurang tepat, atau minim peregangan, lutut bisa mengalami gangguan yang memicu rasa sakit dan menurunkan produktivitas harian.

    Kondisi ini juga kerap muncul saat seseorang aktif berolahraga seperti jogging, futsal, atau mendaki gunung. Karena sering digunakan, lutut rentan cedera dan mengalami nyeri, baik saat berjalan, menekuk, maupun saat istirahat. Jika nyeri berlangsung terus-menerus, bisa jadi itu merupakan sinyal bahwa lutut memerlukan pemeriksaan medis.

    Dokter Spesialis Ortopedi di Mayapada Hospital Surabaya, dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT menjelaskan nyeri lutut yang tidak normal bisa muncul akibat berbagai kondisi.

    “Nyeri lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera ligamen seperti robekan pada ligament anterior cruciatum (ACL) yang menyebabkan lutut jadi tidak stabil dan nyeri tajam, bursitis atau peradangan pada bantalan sendi, hingga masalah pada tulang rawan,” ujar dr. Reyner dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6/2025).

    Ia mengungkapkan nyeri lutut yang menetap dalam jangka waktu lama patut diwaspadai, terutama jika disertai pembengkakan, muncul bunyi ‘kletak’ saat digerakkan, atau sulit diluruskan maupun ditekuk. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada sendi yang memerlukan penanganan medis.

    Untuk mengetahui penyebab pasti, pemeriksaan lanjutan seperti rontgen, MRI, atau CT scan biasanya dibutuhkan. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat kondisi anatomi lutut secara detail dan menentukan langkah penanganan yang tepat.

    “Penanganan nyeri lutut umumnya dimulai dengan terapi non-operatif seperti pemberian obat anti-inflamasi, obat anti-radang (kortikosteroid) yang disuntikkan ke bagian sendi yang sakit, hingga fisioterapi. Jika kondisi tidak membaik dengan pengobatan awal, Tindakan operatif seperti Arthroscopy untuk melihat dan menangani masalah sendi, atau dapat pula dilakukan tindakan Total Knee Replacement (TKR) yang mengganti sendi lutut dengan implan khusus dari logam atau plastik,” jelasnya.

    Untuk hasil yang lebih presisi dan aman, Mayapada Hospital Surabaya kini menghadirkan teknologi robotik VELYS™ Robotic-Assisted Solution dalam tindakan bedah lutut. Teknologi ini memungkinkan visualisasi anatomi dan pergerakan lutut secara real-time dalam format 3D selama prosedur berlangsung, sehingga pemasangan implan dapat dilakukan secara presisi dan seimbang.

    Teknologi ini hadir di layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, yang didukung tim dokter ortopedi berpengalaman. Prosedur dengan bantuan robotik ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, mulai dari risiko komplikasi yang lebih rendah, pemulihan yang lebih cepat, hingga kenyamanan bergerak setelah operasi.

    “Teknologi robotik membantu dokter mengambil tindakan yang lebih tepat, sesuai kondisi tiap pasien. Bagi pasien sendiri, dapat merasakan manfaatnya langsung, dengan risiko komplikasi lebih rendah, pemulihan jadi lebih cepat, dan gerak pascaoperasi pun terasa lebih nyaman, dan pasien dapat lebih cepat kembali beraktivitas,” lanjutnya.

    Dr. Reyner mengatakan pasien juga mendapatkan pendampingan selama masa pemulihan melalui program rehabilitasi yang dipandu oleh tim fisioterapis profesional.

    Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya menawarkan layanan komprehensif bagi pasien dengan keluhan nyeri lutut, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan medis, hingga perawatan pasca operasi. Bagi masyarakat di Surabaya dan sekitarnya, konsultasi bisa dilakukan langsung dengan dokter-dokter ortopedi di fasilitas ini, dengan pilihan terapi yang modern dan terintegrasi.

    Pelayanan kesehatan di Mayapada Hospital Surabaya berfokus pada prinsip patient-centered care. Didukung oleh tim multidisiplin serta Orthopedic Board dari Mayapada Healthcare, setiap pasien akan mendapatkan pendekatan yang terstandar, berbasis inovasi, dan sesuai dengan kebutuhan individual.

    “Kami mengutamakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) melalui tim dokter multidisiplin berpengalaman di Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya. Layanan ini didukung oleh Orthopedic Board yang terdiri dari dokter spesialis dan subspesialis ortopedi Mayapada Healthcare, yang berkolaborasi dalam inovasi layanan, pengembangan tenaga medis, dan standarisasi pelayanan Orthopedic Center di seluruh unit. Kehadiran teknologi medis mutakhir, juga akan meningkatkan kenyamanan pasien (patient experience) dan keamanan pasien (patient safety),” pungkasnya.

    Untuk memperoleh penanganan yang tepat, pasien kini dapat dengan mudah menjadwalkan konsultasi dokter melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat jadwal praktek dokter serta lokasi unit Mayapada Hospital terdekat. Selain itu, MyCare juga dilengkapi fitur Personal Health yang membantu memantau kebugaran tubuh, mulai dari penghitungan langkah harian, kalori terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Beragam edukasi kesehatan dan informasi promo layanan kesehatan Mayapada Hospital juga tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di aplikasi ini. Aplikasi MyCare bisa diunduh secara gratis melalui Google Play Store dan App Store. Pengguna baru berkesempatan mendapatkan reward point yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh jaringan Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • Kabar Terkini Satu-satunya Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Maut Air India

    Kabar Terkini Satu-satunya Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Maut Air India

    Jakarta

    Satu-satunya penumpang yang selamat dari penerbangan Air India AI 171, Vishwas Kumar Ramesh, sempat dirawat di rumah sakit. Kini, ia telah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad pada Selasa (17/6/2025).

    Kabar ini juga dikonfirmasi oleh Kepala Pengawas Medis Dr Rakesh Joshi. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan untuk memulangkan Ramesh ke rumahnya di Wilayah Persatuan Diu.

    Namun, pihak maskapai penerbangan telah menawarkan kamar hotel untuk Ramesh dan keluarganya.

    Sementara itu, jenazah adik Ramesh, Ajay, yang duduk di kursi 11-J telah berhasil diidentifikasi melalui analisis DNA. Petugas di Kompleks Kamar Jenazah mengonfirmasi bahwa jenazah Ajay telah diserahkan kepada keluarga pada pukul 02.10 dini hari pada hari Rabu (18/6), beberapa jam setelah Ramesh sendiri dipulangkan dari rumah sakit.

    Dikutip dari Indian Express, pihak keluarga Ramesh telah kembali ke rumah mereka di Diu, India, untuk melaksanakan upacara terakhir Ajay.

    Sebelumnya, Ramesh menerima perawatan intensif pasca kejadian kecelakaan pesawat Air India AI 171 yang terbang ke Bandara Gatwick London pada Kamis (12/6). Wajahnya diperban akibat luka dan memar yang dialaminya.

    Ramesh sendiri tidak percaya bisa selamat dari kecelakaan naas tersebut.

    “Saya tidak tahu bagaimana saya bisa selamat,” katanya saat berada di rumah sakit yang dikutip dari CNN.

    Saat kejadian, Ramesh duduk di kursi 11A, kursi pintu darurat. Ia pun langsung melepaskan sabuk pengaman dan tidak lama ia berjalan meninggalkan tempat kejadian.

    “Untuk beberapa saat, saya pikir saya akan mati. Namun ketika saya membuka mata, saya menyadari bahwa saya masih hidup,” terang Ramesh.

    Video Ramesh yang terhuyung-huyung akibat kecelakaan telah ditonton masyarakat lewat saluran berita dan media sosial. Api terlihat di belakangnya, dengan kepulan asap tebal yang tinggi ke langit.

    (sao/kna)

  • Wanita 32 Tahun Meninggal gegara Overdosis Kafein, Ini yang Terjadi

    Wanita 32 Tahun Meninggal gegara Overdosis Kafein, Ini yang Terjadi

    Jakarta

    Seorang wanita di Australia meninggal karena overdosis kafein. Wanita bernama Christina Lackmann yang merupakan mahasiswa ilmu biomedis ditemukan meninggal di rumahnya di Melbourne pada April 2021.

    Sebelum meninggal Lackmann sempat menelepon layanan darurat medis sekitar pukul 8 malam waktu setempat. Ia mengeluhkan rasa pusing, mati rasa, dan tidak bisa bangun dari lantai.

    Namun, operator layanan darurat itu mengira keluhan yang dirasakan Lackmann hanya vertigo. Hal itu membuat layanan memberi label kasus yang dialami Lackmann ‘tidak mendesak’ dan ambulans baru datang pada jam 2 pagi, hampir tujuh jam sejak Lackmann pertama kali menelepon dengan panik.

    Setelah memanjat balkon tetangga, paramedis menemukan jasad Lackmann di kamar mandinya. Ia ditemani anjingnya yang sedang kesusahan.

    Dari hasil pemeriksaan, Lackmann dinyatakan sudah meninggal beberapa jam lalu.

    Berdasarkan laporan toksikologi, kadar kafein dalam darah Lackmann sangat tinggi saat meninggal dunia. Dari pemeriksaan e-mail menunjukkan bahwa ia telah menerima 90 tablet kafein 200 mg hari itu.

    “Saya yakin bahwa kematian Lackmann adalah akibat dari konsumsi tablet kafein,” terang petugas pemeriksa mayat Lackmann, Catherine Fitzgerald, dikutip dari NYPost, Rabu (25/6/2025).

    “Namun, saya tidak yakin dengan standar yang diperlukan bahwa Lackmann bermaksud bunuh diri, meskipun ini tetap merupakan kemungkinan yang nyata,” sambungnya.

    Pemeriksa mayat mengatakan tidak mungkin untuk menentukan kemungkinan untuk bertahan hidup jika ambulans dapat tiba lebih awal. Ia mencatat bahwa overdosis sebagian besar dapat dicegah jika dokter yang merawat tahu apa yang mereka tangani.

    Meskipun relatif jarang, overdosis kafein dapat terjadi dengan cepat dan brutal.

    Pada Maret lalu, seorang wanita berusia 28 tahun yang diketahui sehat dinyatakan meninggal karena overdosis kafein. Menurut ibunya, kejadian itu disebabkan oleh minuman energi.

    Pada tahun 2018, musisi Australia berusia 21 tahun, Lachlan Foote meninggal karena keracunan kafein setelah menambahkan satu sendok teh bubuk kafein ke dalam protein shake.

    Kata Ahli soal Overdosis Kafein

    Para ahli mengatakan kebanyakan orang dewasa yang sehat dapat mengonsumsi hingga 400 mg kafein sehari dengan aman. Itu setara dengan empat cangkir kopi, 10 kaleng soda, atau dua minuman berenergi.

    Meskipun dapat bervariasi berdasarkan faktor individu, 5-10 gram kafein dianggap sebagai dosis yang mematikan bagi kebanyakan orang. Gejala overdosis kafein yang dapat muncul, seperti:

    KegelisahanPeningkatan denyut jantungMual atau muntahPusingSulit tidurTremor ototKecemasanNyeri dadaSulit bernapasSakit kepala

    Dosis tinggi kafein dapat menyebabkan jantung berdetak tidak teratur atau sangat cepat hingga gagal jantung. Kafein juga dapat mengganggu elektrolit utama, yang menyebabkan kematian mendadak.

    (sao/kna)

  • Jenis-Jenis Hipertensi & Gejalanya

    Jenis-Jenis Hipertensi & Gejalanya

    Jakarta

    Hipertensi adalah istilah kesehatan yang merujuk pada tekanan darah tinggi. Kondisi ini seringkali tidak memiliki gejala namun dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, sehingga kerap disebut sebagai silent killer.

    Penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Ketahui beberapa jenis hipertensi dan kondisi keadaan daruratnya berikut ini.

    Jenis-jenis Hipertensi

    Pada hipertensi yang umum terjadi, gejalanya mungkin tidak dirasakan. Berikut beberapa jenis-jenis hipertensi:

    1. Hipertensi Primer

    Menurut Dr. Eduardo Sanchez dalam video Youtube dari American Heart Association menyatakan, tahap ini primer adalah hipertensi yang paling umum terjadi. Jenis hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.

    American Heart of Association menyatakan bahwa kombinasi faktor genetika, usia, dan gaya hidup menjadi faktor risiko dari hipertensi primer. Adapun beberapa gaya hidup yang bisa menyebabkan hipertensi primer di antaranya merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya olahraga.

    2. Hipertensi Sekunder

    Hipertensi sekunder menggambarkan tekanan darah tinggi dengan penyebab yang bisa diidentifikasi atau kondisi yang mendasarinya.

    Dikutip dari laman American Academy of Family Physicians (AAFP), sekitar 5-10 persen kasus hipertensi tergolong dalam hipertensi sekunder. Jenis hipertensi ini lebih umum terjadi pada orang yang lebih muda.

    Beberapa penyebab mendasar dari hipertensi sekunder meliputi:

    Stenosis arteri ginjal atau penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjalPenyakit kelenjar adrenal, seperti Sindrom Cushing, hiperaldosteronisme, feokromositomaApnea tidur obstruktifGangguan tiroidKelainan jantung bawaan, seperti koarktasio aorta.

    3. Hipertensi Resisten

    Hipertensi resisten adalah jenis hipertensi yang mungkin tidak merespon pengobatan atau memerlukan beberapa pengobatan untuk mengendalikannya. Dikutip dari laman Medical News Today, dokter akan menganggap seseorang memiliki hipertensi resisten saat tekanan darahnya tetap di atas target. Pengidapnya akan mengonsumsi tiga obat penurun darah yang berbeda, seperti diuretik

    4. Hipertensi Sistolik Terisolasi

    Hipertensi sistolik terisolasi terjadi saat tekanan darah sistolik seseorang naik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya turun di bawah 90 mm Hg. Hingga 15 persen orang berusia 60 tahun atau lebih mungkin mengalami hipertensi sistolik ini.

    5. Hipertensi Maligna

    Hipertensi maligna mengacu pada hipertensi yang merusak tubuh seseorang. Ciri-ciri utamanya yaitu:

    Tekanan darah sistolik pada atau di atas 180 mmHgTekanan darah diastolik pada atau di atas 120 mmHgKerusakan pada beberapa organKeadaan Hipertensi Darurat dan Gejalanya

    Meskipun jenis-jenis hipertensi tersebut seringkali tidak memiliki gejala, pada kondisi hipertensi darurat, beberapa gejala bisa diidentifikasi. Berikut di antaranya:

    Nyeri dadaPusingPerubahan dalam penglihatanKesulitan berbicaraSesak napas

    Kondisi darurat terjadi saat tekanan darah di atas 180/120 mmhg. Saat ini, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.

    Untuk itu, melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan. Hal tersebut untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi kesehatan yang berbahaya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” kata Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP kepada detikcom
    Senin (16/6/2025).

    (elk/tgm)

  • Cegah Kanker Serviks, POGI Rilis Rekomendasi Vaksin HPV Terbaru untuk Kelompok Ini

    Cegah Kanker Serviks, POGI Rilis Rekomendasi Vaksin HPV Terbaru untuk Kelompok Ini

    Jakarta

    Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), menargetkan dua kelompok kunci: wanita pra-nikah dan wanita pascapersalinan.

    Rekomendasi ini disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini dan bertujuan untuk memperkuat pencegahan primer kanker serviks. Berdasarkan data Globocan 2022, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kasus kematian.

    Lebih dari 95 persen kasus ini disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Meski upaya pencegahan terus berjalan, kelompok wanita dewasa yang belum pernah divaksinasi, seperti yang berada dalam fase pranikah dan pascapersalinan, masih perlu menjadi perhatian dalam perluasan upaya perlindungan.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, 58 – yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual,” ucap Ketua Umum POGI Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    “Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah. Untuk ibu yang sedang menyusui, juga dapat menerima vaksinasi HPV,” lanjutnya lagi.

    baca juga

    Lebih lanjut, Prof Yudi menekankan masih banyak wanita usia reproduktif yang belum menjadi bagian dari upaya pencegahan kanker serviks secara menyeluruh.

    “Setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak. Melalui rekomendasi ini, POGI ingin memberikan panduan berbasis ilmiah bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk memperluas cakupan perlindungan, khususnya bagi kelompok pranikah dan pascapersalinan yang belum pernah menerima vaksinasi HPV,” imbuhnya lagi.

    Rekomendasi ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI di bawah pimpinan Dr dr Fitriyadi Kusuma, Sp OG, Subsp Onk, sebagai panduan teknis bagi tenaga kesehatan.

    “Untuk wanita termasuk wanita pranikah, kami merekomendasikan untuk mendapat vaksin HPV. Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks,” jelas dr Fitriyadi.

    Ia juga menjelaskan vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas.

    “Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok wanita dewasa yang belum tercakup,” pungkasnya.

    POGI berharap rekomendasi ini dapat diadopsi secara luas oleh tenaga kesehatan dan menjadi bagian dari layanan kesehatan reproduksi rutin di seluruh Indonesia. Dengan menjadikan fase pranikah dan pascapersalinan sebagai titik masuk strategis, vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global.

    baca juga

    (suc/kna)