Category: Detik.com Kesehatan

  • BPOM RI Kawal Makan Bergizi Gratis, Sorot 19 Kasus Dugaan Keracunan Pangan

    BPOM RI Kawal Makan Bergizi Gratis, Sorot 19 Kasus Dugaan Keracunan Pangan

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menegaskan akan terus mengawal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program strategis pemerintah. Dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, BPOM diundang untuk memberikan penjelasan terkait peran dan langkah pengawasan yang telah dilakukan.

    “Sejak awal, BPOM telah berkomitmen untuk melakukan pendampingan secara maksimal. Tentunya, hal ini kami lakukan bersama berbagai kementerian dan lembaga lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kami,” ungkap Taruna, Selasa (1/7/2025).

    Salah satu bentuk dukungan konkret BPOM adalah melalui pembekalan kepada para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Lebih dari 900 trainer telah disiapkan untuk melatih 32 ribu SPPI yang akan dikerahkan ke berbagai wilayah sebagai bagian dari penguatan pelaksanaan MBG di lapangan.

    Dari sisi keamanan pangan, BPOM menyatakan pengawasan dan pemantauan terhadap potensi risiko dilakukan secara aktif, termasuk pemantauan kasus-kasus yang terkait dengan dugaan keracunan MBG.

    19 Kasus Keracunan Pangan MBG

    Sejak 6 Januari hingga Juli 2025, tercatat ada 19 dugaan kasus keracunan pangan yang terjadi di 12 provinsi, dan seluruhnya telah mendapatkan penanganan sesuai prosedur yang berlaku.

    Sebagai bagian dari sinergi lintas sektor, BPOM juga telah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional. “Kami tetap konsisten dan berkomitmen terhadap MoU tersebut, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden yang dalam waktu dekat akan diundangkan,” tambah BPOM.

    Tak hanya itu, BPOM juga telah melakukan pemeriksaan terhadap sarana penyedia pangan MBG, termasuk sarana produksi susu pasteurisasi yang menjadi salah satu menu program ini. Pemeriksaan dilakukan di beberapa daerah seperti Bogor, Surabaya, dan Bandung untuk memastikan keamanan dan kualitas produk pangan yang akan dikonsumsi anak-anak penerima manfaat MBG.

    Melalui langkah-langkah ini, BPOM berharap dapat memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis tidak hanya berjalan sesuai rencana, tetapi juga aman dan berkualitas bagi seluruh penerima manfaat.

    (naf/kna)

  • Jangan Sampai Keliru, Begini Beda Sakit Perut Maag dan Sakit Perut GERD

    Jangan Sampai Keliru, Begini Beda Sakit Perut Maag dan Sakit Perut GERD

    Jakarta

    Maag dan GERD adalah gangguan pencernaan yang seringkali dianggap sama. Walaupun gejalanya mirip, faktanya maag dan GERD adalah dua penyakit yang berbeda.

    Kebanyakan orang sakit maag dan GERD sama-sama mengeluhkan rasa sakit di perut saat kambuh.

    Spesialis penyakit dalam dr Imelda Maria Loho, SpPD menjelaskan bahwa maag atau dispepsia merupakan sekumpulan gejala gangguan pencernaan yang terjadi di saluran cerna bagian atas. Gejala yang sering muncul pada orang dengan maag yakni sakit perut disertai dengan keluhan nyeri atau panas di ulu hati, mual, muntah, perut terasa penuh, serta cepat kenyang meski makan hanya sedikit.

    “Maag ini umumnya disebabkan oleh iritasi di lambung karena pola makan yang tidak teratur, stres berlebihan, atau konsumsi makanan dan minuman tertentu seperti yang terlalu pedas, asam, dan berlemak,” kata dr Imelda saat ditemui Rabu (18/6/2025).

    Sementar itu GERD terjadi saat asam lambung memasuki esofagus. Gejalanya mulai dari sensasi terbakar di dada atau heartburn, mulut terasa asam hingga sensasi mengganjal di tenggorokan.

    Dokter akan mendiagnosis seseorang dengan maag atau GERD dengan meninjau gejala dan riwayat medisnya.

    “Kalau GERD itu, asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan mulut terasa asam. Jadi sering batuk karena terangsang di tenggorokan,” beber dr Imelda.

    Maag umumnya ditandai dengan rasa nyeri dan kembung yang lebih fokus pada perut, terutama setelah makan. Sedangkan asam lambung cenderung menimbulkan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, terutama ketika dalam posisi tidur atau berbaring setelah makan.

    (kna/kna)

  • Dokter Harvard Ungkap 5 Minuman Terbaik untuk Kesehatan Liver, Apa Saja?

    Dokter Harvard Ungkap 5 Minuman Terbaik untuk Kesehatan Liver, Apa Saja?

    Jakarta

    Liver atau hati merupakan organ yang bertanggung jawab atas banyak proses di dalam tubuh, seperti metabolisme produksi empedu, hingga detoksifikasi. Hal ini membuat menjaga kesehatan liver penting dilakukan.

    Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat liver tetap sehat, salah satunya adalah mengonsumsi beberapa minuman tertentu. Dikutip dari Times of India, berikut 5 minuman terbaik untuk hati menurut spesialis gastroenterologi dr Saurabh Sethi, MD, MPH, lulusan Harvard University dan Stanford University.

    1. Air Putih

    Air putih penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, mengonsumsi air yang cukup dapat membantu hati dalam proses membuang racun dan menjaga organ tersebut secara keseluruhan.

    2. Kopi Hitam

    Rutin mengonsumsi kopi hitam tanpa gula dan krim terbukti mengurangi risiko penyakit hati dan fibrosis. Kopi dikaitkan dengan penurunan kadar enzim hati dan berkurangnya peradangan.

    3. Jus Sayuran

    Menurut dr Sethi, jus sayuran tanpa gula memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dapat membantu menjaga kesehatan hati secara keseluruhan.

    4. Jus Bit

    Buah bit diketahui tinggi akan nitrat dan antioksidan. Kandungan ini dapat membantu mengurangi peradangan hati dan mendukung detoksifikasi.

    5. Air Lemon

    Lemon dapat membantu hati dalam detoksifikasi. Selain itu, air lemon juga membantu tubuh menjaga asupan cairan, sehingga akan berdampak pada kesehatan hati.

    (dpy/suc)

  • BGN Target 82 Juta Orang Terima Manfaat Makan Bergizi Gratis Akhir 2025

    BGN Target 82 Juta Orang Terima Manfaat Makan Bergizi Gratis Akhir 2025

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebut penerima manfaat makan bergizi gratis relatif masih sedikit karena keterbatasan satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG). Meski peningkatan penyerapan MBG relatif signifikan sejak Januari, jumlahnya masih berada di bawah 2 juta penerima manfaat per bulan.

    Walhasil, penyerapan anggaran baru berkisar Rp 5 triliun per bulan dengan total penerima manfaat.

    “Jadi kalau serapan hari ini baru Rp 5 triliun itu karena memang penyerapan yang kami lakukan sesuai dengan jumlah satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) yang ada,” terang Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (1/6/2025).

    Pihaknya akan merekrut 915 tambahan SPPG, dengan total saat ini 30 ribu SPPG yang masih menjalani proses pendidikan dengan target selesai 15 Juli mendatang. Pendampingan SPPG dalam proses penyediaan makanan bergizi gratis juga dilakukan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Sudah 2 ribu SPPG yang diberikan edukasi.

    Dalam proses keberlangsungan MBG mendatang, Kemenkes RI dipastikan ikut andil di pengawasan kelayakan makanan bergizi gratis. Sementara BPOM RI lebih banyak berperan dalam memastikan sarana yang baik dalam pembuatan makan bergizi gratis.

    “Percepatan mulai juli kita upayakan dengan pengadaan tambahan SPPG, akan ada 6 juta penerima manfaat, dan kita tambahkan lebih dari dua kali lipat di Agustus hingga 24 juta penerima manfaat,” tukasnya.

    Berikut target penerima manfaat hingga akhir Desember 2025:

    Agustus

    24 juta penerima manfaat dengan total 8.000 SPPG

    September

    42 juta penerima manfaat dengan 14 ribu SPPG

    Oktober

    63 juta penerima manfaat dengan 21 ribu SPPG

    November

    82,9 juta penerima manfaat dengan 20 ribu SPPG

    Desember

    82,9 juta penerima manfaat dengan 30 ribu SPPG

    (naf/kna)

  • 5 Camilan Sehat Pengganti Gorengan untuk Pengidap Kolesterol Tinggi

    5 Camilan Sehat Pengganti Gorengan untuk Pengidap Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Bagi sebagian orang, gorengan dengan rasa gurih dan renyah merupakan camilan yang enak dikonsumsi di waktu senggang. Namun bagi pengidap kolesterol tinggi konsumsi gorengan.

    Dikutip dari laman Health Harvard, makanan yang digoreng dalam minyak banyak merupakan termasuk asupan yang paling buruk kadar kolesterolnya. Menggoreng makanan akan meningkatkan jumlah kalori yang dikandung.

    Jadi, alih-alih mengonsumsi gorengan, lebih baik untuk mengonsumsi camilan yang menyehatkan. Berikut beberapa camilan yang bisa dipilih.

    Camilan Sehat Pengganti Gorengan untuk Pengidap Kolesterol Tinggi

    Ada beberapa camilan rendah kolesterol yang praktis dan lezat untuk menggantikan gorengan. Dikutip dari laman Healthgrades, berikut di antaranya:

    1. Coklat Hitam

    Coklat hitam terbuat dari biji kakao yang mengandung banyak nutrisi. Studi pada tahun 2022 menunjukkan, coklat hitam bisa membantu menjaga kadar kolesterol dalam darah dan mengurangi LDL (kolesterol jahat) serta kolesterol total.

    Kendati demikian, coklat hitam mengandung kadar gula dan lemak jenuh yang tinggi. Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari coklat hitam, pilih coklat yang berlabel 70 persen padatan kakao atau lebih tinggi. Coba lelehkan dan siram coklat hitam di atas camilan lain yang ramah kolesterol, seperti buah, kacang, dan oatmeal.

    2. Oatmeal

    Oatmeal merupakan biji-bijian utuh yang kaya akan serat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, makanan ini bisa membantu mencegah dan mengelola kadar LDL yang tinggi.

    Untuk mengkonsumsinya, coba rebus oat dalam susu rendah lemak selama beberapa menit dan tambahkan buah atau kayu manis.

    3. Yoghurt

    Yoghurt bisa menjadi camilan cepat dan mudah yang cocok untuk diet rendah kolesterol. CDC merekomendasikan yoghurt yang rendah lemak untuk mengurangi kolesterol.

    Namun, menurut analisis tahun 2020, yoghurt probiotik penh lemak juga bisa membantu mengurangi kolesterol total dan LDL. Ketika membeli yoghurt, usahakan untuk memilih produk yang mengandung sedikit atau tanpa tambahan gula.

    4. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan yang kaya nutrisi, seperti almond, kenari, dan pistachio bisa menjadi camilan lezat untuk pengidap kolesterol tinggi. Tak hanya kaya rasa, tapi kacang-kacangan juga akan memberikan rasa kenyang berkat serat dan proteinnya.

    Dikutip dari laman Brown Health, camilan ini dapat membantu mengurangi kolesterol LDL karena lemak sehatnya. Tapi, pastikan untuk membatasi porsi menjadi segenggam saja, sebab kacang-kacangan tinggi kalori.

    5. Buah-buahan

    Buah-buahan, seperti apel, beri, jeruk, kiwi dan buah naga kaya serat dan antioksidan, sehingga bisa menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung. Alpukat yang merupakan sumber lemak tak jenuh juga bisa dipilih untuk membantu meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL.

    Pola Makan Tidak Sehat Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi

    Spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengatakan bahwa gaya hidup yang lebih modern menjadi salah satu faktor orang mengalami kolesterol tinggi. Karena pekerjaan yang padat, seseorang bisa kurang mengonsumsi makanan tidak sehat dan jarang berolahraga.

    “Pemicu kolesterol tinggi itu banyak ya. Bisa karena genetik atau keturunan, kegemukan, pola makan yang tidak baik, hingga kurang olahraga,” kata dr Aru ketika dihubungi oleh detikcom, Rabu (4/9/2024).

    Adapun beberapa makanan yang memicu peningkatan kolesterol dalam darah yaitu junk food, jeroan, dan daging merah. Perlu diingat bahwa ciri-ciri kolesterol tinggi seringkali tidak memberikan tanda yang jelas. Adanya gangguan kesehatan baru muncul setelah masalah kolesterol tinggi tidak dikelola dengan baik selama waktu tertentu.

    (elk/tgm)

  • Cara Minum Kopi Seperti Ini Bisa Bikin Panjang Umur, Wajib Cobain

    Cara Minum Kopi Seperti Ini Bisa Bikin Panjang Umur, Wajib Cobain

    Jakarta

    Kopi hitam merupakan minuman yang menjadi salah satu pilihan banyak orang sebelum memulai kegiatan. Ternyata, kebiasaan ini dapat membantu seseorang panjang umur.

    Menurut sebuah studi baru, mereka menemukan bahwa orang yang minum kopi cenderung hidup lebih lama. Tetapi, ini hanya berlaku pada orang-orang yang minum kopi dengan sedikit atau tanpa gula dan lemak jenuh.

    Ternyata, keterkaitan kopi dengan mengurangi kematian dini sudah ada sejak lama. Tim studi yang dipimpin oleh para peneliti dari Tufts University, ingin melihat secara khusus apakah yang ditambahkan di dalam kopi dapat memberikan perbedaan.

    “Hanya sedikit studi yang meneliti bagaimana aditif kopi dapat mempengaruhi hubungan antara konsumsi kopi dan risiko kematian. Dan studi kami adalah yang pertama yang mengukur berapa banyak pemanis dan lemak jenuh yang ditambahkan,” jelas ahli epidemiologi Bingjie Zhou dari Tufts University, dikutip dari Science Alert, Selasa (1/7/2025).

    Tim tersebut menganalisis statistik dari 46.332 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang berusia 20 tahun atau lebih, yang tercatat dalam survei kesehatan pemerintah, selama rata-rata 9-11 tahun. Selama kurun waktu tersebut, 7.074 orang meninggal, yang kematiannya kemudian dibandingkan dengan kopi yang dikonsumsi.

    Menurut temuan para peneliti, orang yang rutin minum kopi menunjukkan risiko kematian karena sebab apapun yang jauh lebih rendah. Tetapi, saat lebih dari sedikit gula dan lemak jenuh (seperti yang ditemukan dalam susu murni atau krim) ditambahkan ke dalam campuran kopi, signifikansi statistik tersebut hilang.

    Secara keseluruhan, konsumsi kopi hitam atau kopi dengan kandungan gula dan lemak yang sangat rendah dikaitkan dengan penurunan 14 persen kemungkinan kematian dini. Hal ini dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali.

    Menurut para ahli, konsumsi kopi antara dua atau tiga cangkir per hari cukup untuk memberikan manfaat tersebut.

    Meskipun para peneliti memperhitungkan variabel yang mungkin mempengaruhi tingkat kematian, termasuk tingkat olahraga, asupan alkohol, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan, penelitian tersebut tidak cukup menyeluruh untuk membuktikan hubungan sebab dan akibat secara langsung.

    Mereka berpikir mungkin masih ada variabel yang tidak diketahui dapat mempengaruhi konsumsi kopi dan kematian akibat sebab apapun. Semua hasil penelitian ini dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.

    Namun, data di sini menunjukkan hubungan yang kuat, dan sesuai dengan penelitian sebelumnya tentang manfaat kesehatan kopi. Studi ini menunjukkan bahwa kafein mendorong manfaat tersebut, karena peminum kopi tanpa kafein tidak melihat perbedaan dalam tingkat kematian, dan bahwa gula, susu, dan krim dapat mengencerkan efek positifnya.

    “Manfaat kesehatan kopi mungkin disebabkan oleh senyawa bioaktifnya. Tetapi, hasil kami menunjukkan bahwa penambahan gula dan lemak jenuh dapat mengurangi kemungkinan kematian dini,” terang Fang Fang Zhang dari Tufts University.

    Sampai saat ini, masih banyak yang perlu diteliti, terutama bagaimana berbagai komponen kopi dapat melindungi dari kematian dini. Kemungkinan ada banyak faktor yang terlibat, termasuk kapan waktu minum kopi, seperti yang ditunjukkan pada studi-studi sebelumnya.

    “Kopi termasuk minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan dengan hampir setengah dari orang dewasa Amerika melaporkan minum setidaknya satu cangkir per hari, penting bagi kita untuk mengetahui apa artinya bagi kesehatan,” beber Zhang.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Laki-laki Juga Bisa Kena Infeksi HPV, Picu Kutil Kelamin sampai Kanker Penis

    Laki-laki Juga Bisa Kena Infeksi HPV, Picu Kutil Kelamin sampai Kanker Penis

    Jakarta

    Selama ini, HPV (human papillomavirus) dikenal sebagai virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks pada perempuan. Namun, tak banyak yang tahu virus ini juga bisa menginfeksi laki-laki.

    “Jadi, laki-laki itu beruntung. Karena dia bisa terkena HPV, tapi (bisa) tanpa gejala. Cuma sebagai transien saja,” kata Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr dr Fitriyadi Kusuma, SpOG(K), saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Menurut dr Fitri, perbedaan letak alat kelamin mungkin menjadi salah satu alasan mengapa infeksi HPV pada laki-laki jarang terlihat. Penis yang berada di luar tubuh lebih mudah terkena paparan udara dan sering dibersihkan saat mandi, membuat virus lebih sulit berkembang.

    Sementara itu, serviks atau leher rahim yang letaknya di dalam tubuh menciptakan lingkungan yang lebih mendukung replikasi virus.

    Baca juga

    “Jadi, sebenarnya environment-nya, serviks dengan secara histologinya, cell-cell nya, itu dia bisa mereplikasi cell-nya. Berbeda dengan laki,” katanya lagi.

    Meski begitu, bukan berarti laki-laki bebas risiko. HPV tetap bisa bertahan di area kelamin laki-laki dan ditularkan ke pasangan saat berhubungan seksual. Bahkan, dalam beberapa kasus, HPV juga bisa menyebabkan kanker penis, terutama yang disebabkan oleh tipe 16 dan 18, jenis yang paling sering memicu kanker serviks.

    “Jadi, ada sebab lain untuk kanker penis. Tapi, salah satunya adalah HPV,” imbuhnya lagi.

    Hal senada disampaikan Ketua Umum POGI, Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K). Ia menyebut laki-laki punya peran besar dalam penularan HPV. Pasalnya, virus bisa menempel di area penis.

    Adapun salah satu gejala virus HPV yang bisa muncul pada laki-laki adalah kutil kelamin (genital warts). Kutil ini, lanjut Prof Yudi, biasanya tumbuh di batang penis, kepala penis (glans), atau di sekitar area anus.

    “Laki-laki ini, di batang kemaluan, bisa timbul kutil, yang berhubungan virus HPV. Bisa di glans penis dan kondiloma dan sebagainya, kelihatannya dia. Begitu mau kencing kelihatan tuh. Kutil itu virus,” sambungnya.

    Karena itu, vaksinasi HPV pada laki-laki juga penting. Beberapa negara seperti Australia sudah memulai vaksin HPV untuk anak laki-laki sejak 2007. Di Indonesia, vaksin HPV untuk laki-laki sudah tersedia, tetapi masih bersifat by request dan belum menjadi program nasional.

    “Even laki-laki itu tidak pernah berhubungan dengan yang lain, itu bisa memasukkan virus yang ada di dalam di alat kemaluan (perempuan),” ucap Prof Yudi.

    Baca juga

    (suc/suc)

  • Jangan Disepelekan, Kelelahan Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes-Kanker

    Jangan Disepelekan, Kelelahan Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes-Kanker

    Jakarta

    Merasa lelah terus menerus meski sudah tidur cukup, perlu diwaspadai. Dalam beberapa kasus, kelelahan berkepanjangan bukan hanya disebabkan aktivitas fisik, stres bekerja, atau minimnya frekuensi waktu tidur.

    dr Sky Koh, konsultan asosiasi dan dokter keluarga di National University Polyclinics di Singapura melihat tren peningkatan kasus kelelahan berkepanjangan.

    “Saya cukup sering menangani kasus kelelahan, sekitar dua atau tiga dari setiap 100 pasien,” kata dr Koh, dikutip dari CNA, Selasa (1/7/2025).

    “Merasa lelah sepanjang waktu itu tidak normal. Penting untuk menyadarkan masyarakat bahwa tubuh seharusnya merasa segar dan bertenaga setelah tidur yang cukup.”

    Ciri-ciri kelelahan berkepanjangan meliputi:

    rasa ngantuk berlebihansakit kepala berulangpusingnyeri otot dan lemaskehilangan motivasi atau minat terhadap aktivitasterganggunya kesehatan emosional.

    Sayangnya, pasien jarang datang dan langsung menyadari gejala ini. Biasanya, mereka mengeluhkan gejala seperti kelelahan terus-menerus, kurang energi, atau mengantuk berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan dengan teman, rekan kerja, keluarga, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    Risiko Kanker dan Diabetes

    Kelelahan bisa menjadi satu gejala dari beberapa penyakit serius termasuk kanker dan diabetes. Tetap perlu dicatat, bukan berarti setiap merasakannya menandakan risiko kanker hingga diabetes.

    Memang apa sih kaitannya?

    1. Kanker

    Sel-sel sehat harus bersaing dengan sel-sel tumor untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, tubuh juga menghabiskan energi imbas peradangan kronis akibat kanker, kata dr Koh.

    Faktanya, kelelahan akibat kanker dialami oleh 80 persen hingga 100 persen pengidap kanker, menurut Cleveland Clinic. “Kelelahan jenis ini membuatmu merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas. Orang yang mengalaminya menggambarkannya sebagai rasa lelah yang melumpuhkan dan tidak hilang meski sudah banyak istirahat atau tidur,” beber dr Koh.

    Beberapa jenis kanker lebih menguras energi daripada yang lain. Misalnya, kanker payudara dan prostat dapat mengubah kadar hormon dalam tubuh, yang berdampak pada berbagai gejala termasuk kelelahan, menurut Cancer Research UK.

    Beberapa kanker darah, serta kanker pankreas dan kolorektal, dapat menghasilkan sitokin, sekelompok protein yang penting bagi sistem kekebalan tubuh. Namun, sitokin ini juga bisa menyebabkan kelelahan.

    Kanker lainnya, tambah Cancer Research UK, dapat mengeluarkan zat yang menghentikan tubuh dalam menggunakan nutrisi seperti kalsium dan kalium yang penting untuk fungsi jantung dan otot. Akibatnya, kamu akan merasa mengantuk dan lelah.

    2. Diabetes

    Saat kamu makan, makanan akan dicerna menjadi gula darah atau glukosa. Kemudian, pankreas mengeluarkan insulin agar tubuh bisa menggunakan glukosa ini sebagai sumber energi. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup untuk memanfaatkan gula darah. Tanpa sumber energi ini, sel-sel tubuh menjadi lemah atau kelelahan.

    “Gula darah rendah juga bisa menyebabkan kelelahan, terutama pada mereka yang sering mengalaminya dan tidak cukup mendapat peringatan saat kadar gula turun,” tulis Medical News Today.

    “Seseorang masih bisa merasa lelah meski sudah menjalani pengobatan untuk gula darah rendah.”

    Itu baru hanya bagian tentang glukosa. Rasa haus berlebihan dan sering buang air kecil, meski tidak secara langsung menyebabkan kelelahan, bisa mengganggu tidur malam.

    “Faktor biologis seperti peradangan, kerusakan organ, dan ketidakseimbangan hormon juga bisa menyebabkan kelelahan,” tambah Dr Koh.

    (naf/naf)

  • Menkes Siap Bantu BGN Awasi Makan Bergizi Gratis, Kerahkan Dinkes

    Menkes Siap Bantu BGN Awasi Makan Bergizi Gratis, Kerahkan Dinkes

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta maaf ke Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Sebab, BGN selalu menjadi ‘samsak’ amarah publik jika ada masalah terkait program makan bergizi gratis (MBG).

    “Jadi saya bilang, kami mesti minta maaf ke pak Dadan, kalau ada apa-apa (soal MBG) yang dimarah-marahin Pak Dadan. Harusnya Menteri Kesehatan-nya juga,” kata Menkes Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (1/7/2025).

    “Tapi pak Dadan bilang, ‘Menteri Kesehatan-nya sudah banyak dihujat (isu) yang lain, jadi ya sudah lah biarin,’” sambungnya.

    Budi menambahkan, terkait makanan siap saji yang diberikan kepada siswa, ibu hamil, hingga ibu menyusui merupakan tugas dari Kemenkes melalui Dinas Kesehatan.

    “Jadi Kementeriannya sebagai koordinatornya, dan eksekusinya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Mereka juga bisa menggunakan Puskesmas,” katanya.

    Sementara, untuk makanan olahan, lanjut Menkes Budi ada di bawah pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

    “Jadi saya sudah minta mulai tahun ini, kami bantu pak Dadan (BGN), itu Bu Endang coba dibikin programnya seperti apa dan kami bisa berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Jadi Pak Dadan lebih tenang lah,” katanya.

    “Jadi kalau nanti ada yang kena (ditegur), ya yang kena itu mulai dari Dinas Kesehatannya (Kota) dulu, terus naik ke Dinkes Provinsi, baru naik ke Kemenkes, baru naik ke beliau (BGN). Jadi harusnya aturan yang ditegur duluan itu mulainya dari situ,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Apa yang Terjadi di Otak Orang Pemalas? Ini Kata Ilmuwan

    Apa yang Terjadi di Otak Orang Pemalas? Ini Kata Ilmuwan

    Jakarta

    Malas terjadi ketika seseorang mampu melakukan sesuatu yang harus dilakukan, tapi enggan melakukannya. Dalam beberapa kasus, tugas akhirnya dikerjakan asal-asalan, mengalihkan diri pada hal lain yang ringan, atau bahkan diam sama sekali.

    Dengan kata lain, malas terjadi ketika motivasi untuk menghindari usaha lebih besar daripada motivasi untuk melakukan hal yang benar atau diharapkan. Asumsinya, orang yang malas sebenarnya tahu apa yang seharusnya dilakukan.

    Kenapa Orang Bisa Malas?

    Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang lebih suka bermalas-malasan, misalnya dari sisi psikologis dan kondisi otak seseorang. Begini penjelasan dari ahli:

    Otak Pemalas

    Dalam sebuah penelitian di tahun 2018, ahli dari University of British Columbia Kanada menemukan bahwa otak secara alami sebenarnya memang lebih suka malas. Dalam studi ini, peneliti merekrut sejumlah orang dewasa muda, menempatkan mereka di depan komputer, dan memberi kendali di layar.

    Kemudian gambar-gambar kecil ditampilkan satu per satu, menggambarkan aktivitas fisik (berlari, olahraga) atau ketidakaktifan fisik (duduk, bersantai). Peserta diminta menggerakkan avatar secepat mungkin menuju gambar aktivitas fisik dan menjauh dari gambar ketidakaktifan fisik, dan sebaliknya.

    Selama tes dilakukan, peneliti melakukan perekaman pada aktivitas otak mereka. Peserta umumnya lebih cepat bergerak menuju gambar aktif dan menjauhi gambar malas. Tapi hasil rekaman otak elektroensefalogram (EEG) menunjukkan untuk menghindari gambar malas, otak mereka harus bekerja lebih keras.

    “Kita sudah tahu dari studi sebelumnya bahwa orang lebih cepat menghindari perilaku sedentari (malas) dan lebih tertarik pada aktivitas fisik. Hal yang menarik dari studi kami adalah kecepatan ini ternyata membutuhkan ‘biaya’ penggunaan sumber daya otak yang lebih besar,” kata peneliti, Matthieu Boisgontier dikutip dari India Times.

    “Hasil ini menunjukkan bahwa otak kita secara alami tertarik pada perilaku malas,” lanjutnya.

    Menunda-nunda seringkali dikaitkan dengan rasa malas. Sebuah penelitian di 2023 yang diterbitkan The International Journal of Indian Psychology mengungkapkan orang yang suka menunda-nunda memiliki koneksi otak yang lebih lemah antara insula dan korteks prefrontal.

    Ini mengakibatkan kesulitan dalam mengatur sensasi internal (susah mengenali sinyal tubuh) dan mengendalikan impuls (dorongan spontan untuk melakukan sesuatu). Situasi ini membuat mereka sering merasa gelisah, tidak bisa membedakan lelah dan malas, hingga mudah terdistraksi atau menunda.

    Korteks prefrontal pada otak bertanggung jawab atas fungsi eksekutif seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls. Kebiasaan menunda dapat diatasi dengan manajemen yang efektif terhadap perilaku-perilaku tersebut.

    “Di sisi lain, amigdala berperan dalam memproses emosi, terutama rasa takut dan cemas, yang turut berkontribusi dalam terbentuknya kebiasaan menunda. Insula, bagian otak yang berfungsi merasakan dan mengatur sensasi tubuh dari dalam (interosepsi), juga terlibat dalam kebiasaan ini,” tulis peneliti.

    Perspektif Psikologi

    Psikiater Neel Burton MA, MD menuturkan ada banyak faktor psikologis yang bisa memicu rasa malas. Misalnya rasa takut, keputusasaan, hingga tidak menemukan minat.

    Berkaitan dengan rasa takut, menurutnya rasa malas itu bisa muncul akibat takut gagal atau bahkan takut sukses. Alih-alih menghadapi kemungkinan gagal, mereka lebih memilih untuk tidak mencoba sama sekali.

    “Beberapa orang takut pada kesuksesan. Mereka merasa tidak layak atau takut akan tanggung jawab yang datang bersama keberhasilan. Akhirnya mereka menyabotase diri sendiri lewat kemalasan,” katanya menyinggung soal orang-orang yang takut kesuksesan.

    Menurutnya, ada juga banyak orang yang kehilangan semangat karena tidak bisa memahami tujuan atau dampak dari pekerjaan mereka. Ini juga belum ditambah faktor bahwa sebagian orang belum menemukan niatnya.

    “Orang yang dianggap malas seringkali belum menemukan apa yang benar-benar ingin mereka lakukan, atau tidak bisa melakukannya karena suatu hambatan,” sambungnya.

    Cara Melawan Rasa Malas

    Cara melawan rasa malas mungkin bisa bervariasi untuk setiap orang. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan rasa malas:

    Buat tujuan yang realistis untuk menghindari kewalahan.Jangan menuntut kesempurnaan dari diri sendiri.Berbicara positif untuk diri sendiri untuk motivasi.Buat rencana aktivitas yang jelas.Gunakan kekuatan dan keunggulan diri.Hargai setiap pencapaian kecil yang bisa dilakukan.Jangan ragu untuk meminta bantuan.Hindari distraksi saat bekerja, misalnya dari sosial media.Buat tugas yang membosankan menjadi menyenangkan.

    (avk/tgm)