Category: Detik.com Kesehatan

  • Warga Korsel Diamuk Wabah Lovebug ‘Kumbang Cinta’, Begini Penampakannya

    Warga Korsel Diamuk Wabah Lovebug ‘Kumbang Cinta’, Begini Penampakannya

    Jakarta

    Warga Korea Selatan, khususnya di Seoul dan Incheon dibuat resah serangan serangga lovebug yang kembali melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Wabah ini disebut makin parah akibat suhu panas yang dipicu perubahan iklim.

    Puluhan petugas pemerintah bahkan dikerahkan ke Gunung Gyeyangsan, barat ibu kota, untuk menangani wabah yang disebut sangat parah oleh Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Jumat (12/7/2025).

    Video yang viral di media sosial menunjukkan jalur pendakian yang biasanya indah berubah jadi lautan lovebug. Para pendaki tampak berusaha menembus kawanan serangga hitam kecil seukuran kuku jempol yang beterbangan tak terkendali.

    Apa Itu Lovebug?

    Lovebug atau plecia longiforceps dikenal karena kebiasaannya kawin sambil terbang. Serangga ini umum ditemukan di wilayah subtropis seperti China bagian selatan, Taiwan, Kepulauan Ryukyu (Jepang), serta sebagian wilayah Amerika Tengah dan Amerika Serikat.

    Di Korea Selatan, lovebug pertama kali muncul pada 2015 dan diyakini datang dari China selatan. Sejak 2022, lovebug mulai rutin muncul setiap Juni hingga Juli, terutama di wilayah pelabuhan sekitar Seoul.

    Para ahli menyebut perubahan iklim dan peningkatan suhu mendorong penyebaran lovebug ke arah utara, termasuk ke Seoul dan Incheon.

    “Kenaikan suhu di Seoul jauh lebih cepat dibanding wilayah lain di dunia,” ujar Direktur Kementerian Lingkungan Korea Selatan, Kim Tae-o. Ia menambahkan, efek pulau panas akibat bangunan kota membuat suhu makin ekstrem dan memperparah penyebaran.

    INCHEON, SOUTH KOREA – JULY 3: Mating lovebugs cover the side of a rock at the top of Gyeyangsan, a mountain in Incheon, South Korea on Thursday, July 3, 2025.(Photo by Jintak Han/The Washington Post via Getty Images) Foto: The Washington Post via Getty Im/The Washington Post

    Secara medis, lovebug tidak menggigit atau menyebarkan penyakit. Tapi, keberadaannya dianggap sangat mengganggu. Warga mengeluh karena serangga ini sering menempel di kaca mobil, dinding rumah, restoran, hingga gerbong kereta bawah tanah.

    Pemerintah menyarankan warga mengusir kawanan lovebug dengan semprotan air atau perangkap lengket, bukan pestisida kimia.

    Saat ini, populasi lovebug sedang berkembang pesat di barat laut Korea Selatan. Namun, potensi penyebaran ke daerah lain masih belum bisa dipastikan.

    “Jumlah lovebug meningkat tajam akhir pekan kemarin di Gunung Gyeyang,” ujar Wang Hyeon-jeong, pejabat distrik setempat.

    Daerah beriklim hangat dan lembap menjadi tempat ideal bagi serangga ini berkembang biak.

    (naf/naf)

  • Kerap Diabaikan, Perubahan pada Urine yang Bisa Jadi Tanda Masalah Ginjal

    Kerap Diabaikan, Perubahan pada Urine yang Bisa Jadi Tanda Masalah Ginjal

    Jakarta

    Banyak orang menganggap bahwa sering kencing merupakan tanda ginjal dalam kondisi sehat dan tubuh terhidrasi dengan baik. Namun, terlalu sering buang air kecil juga bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan tertentu.

    Dokter spesialis urologi dr Hilman Hadiansyah, SpU mengatakan penyakit batu ginjal dan infeksi ginjal salah satunya ditandai dengan frekuensi kencing berlebihan.

    “Frekuensi kencing meningkat (lebih dari 4-7 kali sehari) disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat kencing (dysuria), rasa sakit di punggung menjalar ke perut bawah,” kata dr Hilman saat dihubungi detikcom, Sabtu (5/7/2025).

    “Lalu urine berwarna keruh, berwarna merah (ada darah), dan berbau tidak seperti umumnya,” sambungnya

    Untuk infeksi ginjal, lanjut dr Hilman biasanya akan disertai gejala lanjutan seperti demam, menggigil, atau tubuh yang mudah lelah.

    dr Hilman menambahkan, frekuensi buang air kecil yang normal umumnya sebanyak empat hingga tujuh kali sehari.

    “Warna urine jernih atau kuning muda dan tidak ada gejala seperti demam, nyeri pinggang atau kesulitan berkemih,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Libur Telah Tiba! Kapan Waktu Terbaik Untuk Anak Laki-laki Sunat?

    Libur Telah Tiba! Kapan Waktu Terbaik Untuk Anak Laki-laki Sunat?

    Jakarta

    Waktu libur seringkali dijadikan momen untuk anak sunat. Hal ini dikarenakan libur panjang bisa dijadikan waktu untuk recovery setelah sunat. Waktu recovery setelah sunat bisa memakan waktu hingga dua pekan, tergantung kondisi anak.

    Sebenarnya kapan sih waktu terbaik untuk anak sunat? Apakah ada usia-usia tertentu yang lebih diutamakan untuk anak sunat? Begini penjelasannya.

    Apa Itu Sunat?

    Dikutip dari Mayo Clinic, sunat atau khitan adalah tindakan pembedahan untuk menghilangkan kulit yang menutupi ujung penis, disebut kulup. Selain sebagai ritual keagamaan, sunat kadang perlu dilakukan karena ada masalah medis yang melatarbelakangi, contohnya kulup terlalu ketat sehingga tidak bisa ditarik ke belakang.

    Berikut ini sederet manfaat dari prosedur sunat:

    Mempermudah pembersihan penis

    Kulup yang dihilangkan saat sunat mempermudah pembersihan penis secara langsung. Penis yang tidak dijaga kebersihannya memicu bau tidak sedap, infeksi, hingga peradangan.

    Kulup bisa menjadi tempat berkembang biak virus dan bakteri karena lingkungan yang lembab. Beberapa studi menunjukkan pria yang disunat memiliki risiko infeksi herpes, sifilis, dan HIV yang lebih rendah.

    Meski demikian, perlu diingat perlindungan hubungan intim yang aman terap perlu menggunakan alat kontrasepsi.

    Secara umum, laki-laki memang lebih jarang mengalami infeksi saluran kemih daripada wanita. Tapi, anak yang tidak disunat memiliki risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami infeksi.

    Meski kasus kanker penis sangat jarang, menurut American Academy of Pediatrics, prosedur sunat menurunkan risiko kanker penis. Pria yang tidak disunat memiliki risiko kanker penis 3-10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak sunat. Ini berkaitan erat dengan faktor kebersihan yang lebih baik setelah sunat.

    Kapan Waktu Terbaik untuk Anak Sunat?

    Kebanyakan anak di Indonesia sunat di usia sekolah dasar, seperti 10-12 tahun. Dalam beberapa kasus, ada yang bisa lebih cepat misalnya usia 5 tahun.

    Tapi, sebenarnya berapa sih usia yang paling disarankan untuk sunat? Sebuah studi dilakukan di Turki tahun 2014 mencari tahun pada usia berapa anak sebaiknya di sunat.

    Studi tersebut melibatkan 603 anak yang dibagi menjadi 3 kelompok usia yaitu kurang dari 1 tahun, 1-7 tahun, dan lebih dari 7 tahun. Hasilnya disebutkan kelompok kurang dari 1 tahun menjadi usia yang paling tepat untuk sunat.

    Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, risiko komplikasi setelah sunat pada anak usia kurang dari 1 tahun dianggap paling rendah. Kedua, kelompok anak usia di bawah satu tahun membutuhkan waktu rawat yang lebih pendek dibanding kelompok lainnya.

    Sebagai perbandingan, kelompok anak usia 1 tahun hanya butuh satu jam perawatan pasca sunat di rumah sakit sebelum diperbolehkan pulang. Sedangkan, kelompok usia 1-7 tahun membutuhkan rata-rata 3 jam.

    Sedangkan pada kelompok usia lebih dari 7 tahun tidak diungkapkan secara eksplisit, tapi masih di lebih cepat dibanding kelompok usia 1-7 tahun.

    Hal senada diungkapkan oleh spesialis bedah saraf dr Mahdian Nur Nasution, SpBS. Ia menyarankan anak sebaiknya disunat saat usianya di bawah 40 bulan. Semakin cepat anak disunat, maka semakin baik.

    “Lebih cepat lebih baik di bawah 40 hari. Manusia sejak bayi hingga dewasa masa tumbuh kembang (paling baik) saat bayi. Waktu-waktu pertumbuhan selnya cepat di usia bayi,” katanya pada detikcom dalam sebuah wawancara.

    dr Mahdian mengatakan proses regenerasi pada saat bayi lebih cepat dibandingkan pada saat anak-anak atau dewasa. Luka yang terjadi pada saat bayi akan lebih cepat sembuh.

    Tips Sunat untuk Anak Usia Sekolah

    Meski sunat di bawah usia 1 tahun lebih direkomendasikan, bukan berarti sunat melebih waktu tersebut buruk. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua yang mau menyunatkan anak di usia sekolah di masa liburan:

    Pilih lokasi tempat sunat yang baik dan terpercaya, seperti di rumah sakit atau klinik.Persiapkan mental anak dan jelaskan prosedurnya secara jujur, tanpa menakut-nakuti.Berikan makanan nutrisi seimbang selama pemulihan.Persiapkan pendukung pemulihan seperti celana longgar, alat pembersih, dan obat-obatan yang mungkin diperlukan.Bantu jaga kebersihan area sunat, khususnya setelah buang air kecil untuk mencegah infeksi.Jika menemukan gejala seperti darah tidak berhenti keluar, nanah, dan jaringan hitam di area sunat, segera cek ke dokter.

    (avk/tgm)

  • Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Jakarta

    Bukti semakin banyak kanker usus terjadi pada usia muda dialami Hana Lailaszma, wanita domisili Jakarta Timur. Dokter menemukan massa tumor di bagian usus Hana saat usianya masih 20 tahun.

    Ia bahkan sempat tidak merasakan gejala apapun sampai suatu hari mendadak muncul nyeri perut hebat. “Sakit perut tiba-tiba dan ini beda banget sama sakit perut biasanya, karena sampai nggak bisa nahan, sampai ngerasa sesak napas juga,” beber Hana saat dihubungi detikcom Sabtu (5/7/2025).

    Ia sempat mengonsumsi obat nyeri perut yang dibeli bebas di apotek terdekat. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik dan rasa nyeri perut terus menetap.

    “Jadi waktu itu aku memutuskan ke rumah sakit terdekat, pada saat itu memilih klinik 24 jam untuk disuntik anti nyeri dan alhamdulillah sakitnya hilang,” cerita Hana.

    Sejak insiden tersebut, Hana perlahan mulai mengeluhkan gejala lain seperti buang air besar (BAB) berdarah. Imbas frekuensi darah yang keluar semakin intens, kondisi Hana mendadak ‘ngedrop’.

    Meski begitu, ia masih berpikir positif, dengan setiap kali berobat ke klinik dokter menyebut kemungkinan Hana mengalami ambeien. Namun, tetap tidak membuahkan hasil, hingga obatnya habis.

    “Setelah minum obat ambeien selama tiga bulan tapi tidak ada perubahan, saya balik lagi ke klinik dan dokter kliniknya minta saya cek darah lengkap di puskesmas karena kondisi yang saat itu sudah pucat karena mungkin banyak darah yang kebuang setiap BAB,” lanjut Hana.

    Besoknya, hasil pemeriksaan keluar dan kadar HB Hana disebut sangat rendah yakni 7 dari normalnya 14. Dokter menyebut saat itu hal ini bisa terjadi karena banyaknya darah yang keluar saat BAB, sehingga Hana perlu transfusi darah.

    Singkat cerita, Hana kemudian memastikan kondisinya dengan melakukan USG dalam perut. Barulah dokter menemukan massa tumor dalam ususnya dan hasil CT scan menyatakan Hana mengidap kanker usus stadium 2.

    “Sampai sekarang kalau ditanya pemicunya itu banyak, pertama faktor keturunan, kedua pola makan nggak teratur, sering makan pedas berlebihan, jarang makan protein,” sebutnya.

    “Harus mulai curiga saat BAB susah sekali atau jarang sekali, perbanyak makan serat,” pesan Hana.

    (naf/kna)

  • Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Cerita Wanita di Jaktim Kena Kanker Usus di Usia 20, Keluhkan Nyeri Perut Seperti Ini

    Jakarta

    Bukti semakin banyak kanker usus terjadi pada usia muda dialami Hana Lailaszma, wanita domisili Jakarta Timur. Dokter menemukan massa tumor di bagian usus Hana saat usianya masih 20 tahun.

    Ia bahkan sempat tidak merasakan gejala apapun sampai suatu hari mendadak muncul nyeri perut hebat. “Sakit perut tiba-tiba dan ini beda banget sama sakit perut biasanya, karena sampai nggak bisa nahan, sampai ngerasa sesak napas juga,” beber Hana saat dihubungi detikcom Sabtu (5/7/2025).

    Ia sempat mengonsumsi obat nyeri perut yang dibeli bebas di apotek terdekat. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik dan rasa nyeri perut terus menetap.

    “Jadi waktu itu aku memutuskan ke rumah sakit terdekat, pada saat itu memilih klinik 24 jam untuk disuntik anti nyeri dan alhamdulillah sakitnya hilang,” cerita Hana.

    Sejak insiden tersebut, Hana perlahan mulai mengeluhkan gejala lain seperti buang air besar (BAB) berdarah. Imbas frekuensi darah yang keluar semakin intens, kondisi Hana mendadak ‘ngedrop’.

    Meski begitu, ia masih berpikir positif, dengan setiap kali berobat ke klinik dokter menyebut kemungkinan Hana mengalami ambeien. Namun, tetap tidak membuahkan hasil, hingga obatnya habis.

    “Setelah minum obat ambeien selama tiga bulan tapi tidak ada perubahan, saya balik lagi ke klinik dan dokter kliniknya minta saya cek darah lengkap di puskesmas karena kondisi yang saat itu sudah pucat karena mungkin banyak darah yang kebuang setiap BAB,” lanjut Hana.

    Besoknya, hasil pemeriksaan keluar dan kadar HB Hana disebut sangat rendah yakni 7 dari normalnya 14. Dokter menyebut saat itu hal ini bisa terjadi karena banyaknya darah yang keluar saat BAB, sehingga Hana perlu transfusi darah.

    Singkat cerita, Hana kemudian memastikan kondisinya dengan melakukan USG dalam perut. Barulah dokter menemukan massa tumor dalam ususnya dan hasil CT scan menyatakan Hana mengidap kanker usus stadium 2.

    “Sampai sekarang kalau ditanya pemicunya itu banyak, pertama faktor keturunan, kedua pola makan nggak teratur, sering makan pedas berlebihan, jarang makan protein,” sebutnya.

    “Harus mulai curiga saat BAB susah sekali atau jarang sekali, perbanyak makan serat,” pesan Hana.

    (naf/kna)

  • Viral Bantahan Gold’s Gym Tutup Permanen, Netizen: Kok Bukan di Akun Resmi?

    Viral Bantahan Gold’s Gym Tutup Permanen, Netizen: Kok Bukan di Akun Resmi?

    Jakarta

    Belakangan viral adanya akun Instagram @ggid.factcheck yang mengaku sebagai manajemen Gold’s Gym Indonesia. Mereka menampik kabar yang menyebutkan adanya penutupan permanen klub dan tuduhan penggelapan dana.

    Dalam klarifikasinya, akun tersebut mengunggah press release yang memastikan bahwa pihaknya akan terus beroperasi dan melayani para member-membernya. Selain itu, tuduhan terkait penggelapan dana juga ditampik, disebut berasal dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

    Dari penelusuran detikcom pada Sabtu (5/7/2025), di kolom komentar tidak sedikit masyarakat yang mencurigai apakah akun ini benar-benar asli milik manajemen Gold’s Gym. Pasalnya, akun @ggid.factcheck merupakan akun baru dengan hanya 44 pengikut.

    “kenapa ga posting di akun resmi goldsgym indo? mencurigakan.” tulis salah satu akun.

    “temporary official clarification channel? after all these weeks and chaos u guys have created, this is all u got? kalian gak factcheck sm sekali kyknya mau protect image dan diri kalian sampe kapan? lama2 akan jebol – just u wait,” tulis akun lain

    Merespons hal ini, Kuasa Hukum Karyawan Alberto Siregar menegaskan pihaknya masih meragukan keaslian akun tersebut. Pasalnya, seluruh akun resmi milik Gold’s Gym saat ini dikelola oleh social media specialist.

    “Untuk ini, kami tidak memiliki informasi yang tervalidasi siapa yang membuat. Karena, sampai saat ini akun official GG (Gold’s Gym) yang kelola adalah head of marketing, dan di email yang diterima oleh karyawan, korespondensi resmi perihal pertanyaan HANYA ditujukan kepada kuasa hukum yang telah ditunjuk oleh pihak perusahaan,” kata Alberto saat dihubungi detikcom, Sabtu (5/7/2025).

    Alberto menambahkan, Gold’s Gym memiliki dua akun media sosial resmi. Instagram ada di @goldsgym.indonesia dan TikTok @goldsgym_indonesia.

    “Kedua akun sosial media tersebut dikelola oleh Sosial Media Specialist di bawah naungan Departemen Marketing yang di-lead oleh bu Panca Candikarini,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Jakarta

    Kasus infeksi virus Hanta menjadi sorotan setelah muncul laporan pengidapnya di wilayah Bandung. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan pengerat.

    Penyakit virus Hanta tentunya perlu diantisipasi mengingat hewan pengerat yang membawanya tersebar di berbagai tipe habitat. Lantas, bagaimana pertolongan pertama pada pengidap virus Hanta di Bandung?

    Apa Itu Virus Hanta?

    Virus Hanta merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh rodensia atau hewan pengerat. Dikutip dari laman Kemenkes, rodensia memiliki penularan penyakit seperti leptospirosis dan pes.

    Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah). Adapun jenis tikus lain yang menjadi reservoir adalah R. tiomanicus (tikus belukar), R.exulans (tikus ladang), R. argentiventer (tikus sawah), Mus musculus (mencit rumah), Bandicota indica (tikus wirok), dan Maxomys surifer.

    Kronologi Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Adanya virus Hanta pertama kali ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 20 Mei 2025. Diberitakan detikcom sebelumnya, seorang pria berusia 52 tahun dinyatakan positif terpapar virus Hanta.

    Pada awalnya, pekerja buruh bangunan tersebut mengeluh pusing, demam, serta nyeri lambung saat bekerja. Berdasarkan hasil penelusuran, ternyata dia mengaku sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan.

    Dia kemudian dibawa ke beberapa fasilitas kesehatan untuk menjalani perawatan, namun gejalanya tak kunjung membaik. Bahkan, di awal, penyakit tersebut disangka sebagai leptospirosis. Namun, saat dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif virus Hanta.

    “Sampai akhirnya dirawat di RS Hasan Sadikin, dugaan awalnya Leptospirosis. Tapi kemudian dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif Virus Hanta,”
    Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, Rabu (18/6/2025).

    Mengetahui adanya kasus ini, Dinas Kesehatan BB langsung menggelar penyelidikan epidemiologi di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien untuk mencegah kemungkinan penularan lebih luas.

    Sebanyak 12 tikus ditangkap dari selokan dan sejumlah titik strategis lainnya, kemudian dibedah untuk diambil organ dalamnya. Dalam pemeriksaan laboratorium, ditentukan apakah tikus-tikus tersebut memang membawa virus hanta atau tidak.

    Sementara itu, kondisi pasien yang terpapar virus Hanta dan sempat menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin telah membaik dan diperbolehkan pulang.

    Dari kasus virus Hanta di Bandung, penting untuk melakukan pertolongan kepada orang yang terpapar rodensia ke fasilitas kesehatan. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Widyawati meminta masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika muncul gejala demam, nyeri otot dan gangguan pernapasan.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” katanya kepada detikcom, Senin (30/6/2025).

    Cara Mencegah Terpapar Virus Hanta

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan virus Hanta utamanya dilakukan melalui pengendalian rodensia, serta mencegah kontak dengan urin, tinja, air liur, dan tempat bersarang rodensia.

    Adapun beberapa upaya untuk mencegah kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia bisa dilakukan dengan cara berikut:

    Terapkan perilaku hidup bersih dan sehatJaga kebersihan rumah dan tempat-tempat yang sudah lama tidak terpakai, terutama di ruang bawah tanah, loteng, gudang, dan tempat penyimpanan, untuk mencegah rodensia masuk ke dalam rumah.Hindari menyentuh rodensia baik yang masih hidup atau sudah mati.Lakukan pengelolaan sampah dengan benar.Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensiaGunakan alat pelindung diri bagi pekerja yang berisiko kontak dengan rodensia seperti buruh bangunan, petani, tenaga laboratorium, dan dokter hewan.

    (elk/tgm)

  • Member Gold’s Gym Sampai Buka Donasi, Ikut Bayar Hak Karyawan agar Klub Tak Tutup

    Member Gold’s Gym Sampai Buka Donasi, Ikut Bayar Hak Karyawan agar Klub Tak Tutup

    Jakarta

    Di tengah kabar tidak sedap, member Gold’s Gym Ciputra World Surabaya berusaha agar tetap bisa latihan. Bahkan, mereka mengaku open donasi untuk ikut menggaji karyawan dan personal trainer (PT).

    Mewakili karyawan yang juga merasa dirugikan imbas tutupnya beberapa cabang Gold’s Gym, Head of Marketing Gold’s Gym, Panca Candika Rini mengatakan ini terjadi karena adanya kesepakatan antara member dengan karyawan dan para trainer. Dirinya menegaskan, apa yang dilakukan member di luar pengetahuan manajemen.

    “Yang ada di sana itu PT, dan ini bener-bener permintaan dari member dan tim sales-nya,” kata Panca saat ditemui detikcom di Jakarta Utara, Jumat (4/7/2025).

    “Jadi dari member meminta agar mereka bisa berolahraga dan melanjutkan sesi PT. Mereka bahkan membuka semacam sesi donasi untuk karyawan klub Surabaya,” sambungnya.

    Panca mengatakan saat ini, Gold’s Gym memiliki sekitar 11.188 member aktif. Dengan tutupnya 10 dari 11 cabang klub, membuat banyak member kecewa dan tidak bisa latihan.

    Dari foto yang diterima detikcom, ajakan donasi tersebut ditempel di sebuah tempat yang terlihat seperti ember, dengan isi pesan sebagai berikut:

    “Untuk karyawan gold gym yang terdampak dan tidak mendapatkan gaji, KAMI (bbrp member gym) berinisiatif dan sepakat membantu agar para karyawan yang masuk bisa bayar bensin dan makan.

    Rp 10.000/entry (lebih boleh, kurang jangan, sumbangan bersifat sukarela)

    Hasil sumbangan harian akan dibagikan kepada karyawan yang tetap masuk di hari tersebut dan menolong para member agar bisa tetap menggunakan fasilitas gym”

    (dpy/up)

  • ‘Biang Kerok’ Kasus Gagal Ginjal Naik di Usia Muda, Makin Banyak yang Cuci Darah

    ‘Biang Kerok’ Kasus Gagal Ginjal Naik di Usia Muda, Makin Banyak yang Cuci Darah

    Jakarta

    BPJS Kesehatan mencatat biaya perawatan penyakit ginjal kronis mencapai Rp 11 triliun pada 2024, naik tajam dari Rp 6,5 triliun pada 2019. Lonjakan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien, terutama yang menjalani hemodialisis atau awamnya dikenal cuci darah.

    Hal yang mengkhawatirkan adalah semakin banyak anak muda yang menjalani cuci darah karena gagal ginjal. Kondisi yang dulu identik dengan lansia kini justru mulai dialami di usia produktif.

    Menurut dokter spesialis urologi dr Nur Rasyid, SpU, penyebab gagal ginjal umumnya bersifat multifaktorial, tetapi lebih dari 50 persen pasien hemodialisis memiliki kondisi penyerta penyakit tertentu.

    “Kalau kita lihat sekarang, 50 persen dari pasien cuci darah itu mengalami gangguan gula darah,” jelas dr Rasyid.

    Artinya, diabetes menjadi penyebab nomor satu gagal ginjal kronis. Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis, terutama yang mengandung gula buatan (artificial sweetener), sejak usia muda, sangat memengaruhi metabolisme tubuh.

    Anak-anak dan remaja disebutnya lebih sering duduk bermain gadget, jarang bergerak, dan mengonsumsi makanan cepat saji serta minuman manis dalam jumlah berlebihan. Kombinasi ini membuat risiko obesitas meningkat, yang kemudian memicu resistensi insulin dan akhirnya diabetes.

    Selain diabetes, hipertensi tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab umum gagal ginjal. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, membuat fungsinya menurun secara perlahan.

    Ditambah lagi, kebiasaan minum air yang tidak cukup (dehidrasi kronis) juga memperparah kondisi. Gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik, tetapi tinggi konsumsi kopi, teh manis, dan soda menyebabkan tubuh kekurangan cairan, yang pada akhirnya membebani fungsi ginjal.

    dr Rasyid menegaskan konsumsi minuman manis berlebihan, terutama yang menggunakan pemanis buatan adalah akar dari masalah metabolisme. Ketika metabolisme tubuh terganggu, penyakit seperti diabetes dan hipertensi lebih mudah berkembang, yang pada akhirnya bisa merusak ginjal.

    “Hidup yang tidak sehat menyebabkan metabolisme tidak normal. Ini yang membuat orang bermasalah dengan gula dan tekanan darah,” jelasnya.

    Salah satu masalah utama adalah gagal ginjal sering tidak bergejala pada awalnya. Orang baru menyadari ketika kondisinya sudah memasuki stadium akhir yakni stadium 4 atau 5, saat ginjal sudah hampir tidak berfungsi dan membutuhkan cuci darah hemodialisis.

    “Orang baru bergejala saat kondisinya sudah berat. Mulai dari mudah lelah, lemas, mual karena ureum tinggi, hingga pucat. Awalnya mereka pikir masalah lambung, lalu minum obat sendiri tanpa cek ke dokter,” tambah dr Rasyid.

    Padahal, stadium 1 sampai 3 bisa diketahui lebih awal lewat check-up rutin, dan ditangani sebelum berujung pada kerusakan permanen.

    Meningkatnya kasus gagal ginjal di usia muda bukanlah fenomena yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil dari pola hidup tidak sehat yang dijalani bertahun-tahun. Karenanya, dr Rasyid menyarankan untuk rutin memeriksakan diri demi mencegah keterlambatan penanganan saat fungsi ginjal sudah jauh tersisa di bawah 50 persen.

    (naf/naf)

  • Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Jakarta

    Puasa adalah tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus. Di balik pola makan ini, tubuh mengalami serangkaian perubahan biologis yang kompleks.

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari berpuasa. Tak heran, puasa juga menjadi salah satu ritual khusus dalam berbagai kepercayaan. Sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika sedang berpuasa?

    Efek Puasa ke Tubuh

    Puasa didefinisikan sebagai kondisi fisiologis ketika seseorang menahan diri dari mengonsumsi kalori untuk jangka waktu tertentu. Puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan fungsi tubuh.

    Peneliti klinis King Fahad Specialist Hospital Research Center, Mohammed Mahroos mengungkapkan beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari berpuasa, berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Sistem Pencernaan Istirahat

    Mahroos menjelaskan puasa memberikan kesempatan sistem pencernaan untuk beristirahat. Ketika berpuasa, tubuh akan berfokus pada hal lain seperti perbaikan sel.

    “Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan, memungkinkan tubuh fokus pada perbaikan sel dan detoksifikasi,” kata Maroosh dikutip dari Arab News.

    Puasa juga membuat kadar insulin dan glukosa menurun, yang mendorong pembakaran lemak. Ketika cadangan glikogen (bentuk simpanan glukosa) habis karena puasa, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi pertama. Proses tersebut juga disebut sebagai ketosis.

    2. Meningkatkan Metabolisme

    Secara medis, puasa juga sangat baik untuk meningkatkan metabolisme. Puasa dinilai sangat efektif untuk mengobati obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada tahun 2019 mengungkapkan puasa intermittent meningkatkan metabolisme dan mengurangi resistensi insulin. Ini membuatnya efektif dalam mencegah diabetes tipe dua.

    “Jika disertai pola makan seimbang, puasa dapat meningkatkan efisiensi metabolik,” jelas Maroosh.

    Meski begitu, ia mengingatkan untuk tidak ‘balas dendam’ ketika waktu berbuka. Menurutnya, efek maksimal puasa baru benar-benar bisa dirasakan jika pola makan terus dikendalikan, bahkan setelah berbuka.

    Mengonsumsi makanan tidak sehat saat berbuka, seperti gula olahan, lemak trans, dan makanan cepat saji, dapat mengurangi manfaat puasa atau bahkan memicu masalah kesehatan lain.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Berpuasa juga mengaktifkan autofagi, sebuah proses di tingkat sel yang mendukung regenerasi sel dan perkembangan sistem tubuh yang lebih sehat. Hal tersebut juga sudah terbukti oleh ahli riset biologi Jepang Yoshinori Ohsumi, peraih nobel fisiologi atau kedokteran di tahun 2016.

    Proses autofagi sangat penting untuk menjaga kesehatan, mencegah penuaan dini, dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit seperti kanker, infeksi, serta gangguan neurodegeneratif.

    Ketika berpuasa, sel ‘dipaksa’ bekerja lebih efisien dan mengaktifkan autofagi sebagai adaptasi.

    4. Meningkatkan Kekuatan Mental

    Tak hanya kesehatan fisik, puasa juga meningkatkan kesehatan mental. Secara spiritual, puasa mendorong refleksi diri dan kejernihan pikiran yang penting untuk kondisi psikologis.

    “Praktik ini mendorong disiplin diri dan memperkuat kemauan. Ini juga berkontribusi pada kejernihan mental, selain manfaat kesehatannya,” katanya.

    Mahroos menambahkan pola makan harus tetap terjaga selama berpuasa. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sehingga fungsi organ tetap berjalan normal.

    Beda Puasa Sebulan Vs Puasa Sehari

    Ketika puasa selama sehari, tubuh mulai menggunakan simpanan glikogen untuk energi. Kadar insulin menurun, proses pembakaran lemak meningkat, dan produksi hormon pertumbuhan naik. Ini bermanfaat untuk perbaikan jaringan dan peningkatan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Neuroscience tahun 2021 menunjukkan puasa jangka pendek meningkatkan produksi protein yang disebut BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yang dapat meningkatkan kekuatan kognitif dan mengurangi risiko penyakit seperti Alzheimer.

    “Puasa intermiten juga menurunkan kadar kolesterol jahat dan memperbaiki tekanan darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung,” tambah Mahroos.

    Sedangkan, ketika seseorang berpuasa panjang, misalnya 30 hari seperti saat Ramadhan, tubuh memasuki fase adaptasi jangka panjang yang meningkatkan efisiensi metabolisme.

    Efeknya sensitivitas terhadap insulin meningkat yang berpengaruh pada penurunan risiko diabetes, lalu tingkat peradangan kronis menurun yang berkaitan pada kesehatan jantung dan daya tahan tubuh. Autofagi yang lebih aktif juga membantu membersihkan sel-sel rusak dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Puasa Ramadan biasanya berlangsung selama 13-15 jam tergantung dari wilayah. Sedangkan, durasi paling umum dari intermittent fasting adalah 16 jam. Salah satu pembeda dari kedua jenis puasa ini, puasa Ramadan dilakukan tanpa minum sama sekali, sementara intermittent fasting masih diperbolehkan minum minuman nol kalori.

    Hal ini membuat puasa tanpa minum seperti saat Ramadan sebenarnya memiliki risiko dehidrasi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena muncul ketidakseimbangan elektrolit dan tekanan darah rendah. Oleh karena itu, penting sekali memperhatikan asupan minum setelah berbuka, agar manfaat puasa bisa didapatkan maksimal tanpa efek samping.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan minum air putih setidaknya delapan gelas setiap hari atau sebanyak 2 liter.

    (avk/tgm)