Category: Detik.com Kesehatan

  • Mengapa Anak Zaman Dulu Lebih Pendek dibanding Sekarang?

    Mengapa Anak Zaman Dulu Lebih Pendek dibanding Sekarang?

    Jakarta

    Secara rata-rata, tubuh anak-anak atau manusia zaman sekarang lebih tinggi dari generasi-generasi sebelumnya. Dalam sebuah penelitian di tahun 2016, peningkatan yang terjadi bervariasi untuk setiap negara.

    “Selama satu abad terakhir, tinggi badan orang dewasa telah berubah secara substansial dan tidak merata di negara-negara di dunia,” menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal eLife dikutip dari CNN.

    Tinggi Badan Anak Meningkat

    Penelitian dilakukan oleh Non-Communicable Diseases Risk Factor Collaboration (NCD-RisC), sebuah jaringan ilmuwan kesehatan yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka menggunakan 1.500 data survei populasi global untuk memperkirakan tinggi badan orang di seluruh dunia yang lahir antara 1896 hingga 1996 atau selama 100 tahun.

    Peneliti menuliskan ada beberapa manfaat menjadi orang yang tinggi. Misalnya seperti harapan hidup lebih panjang, risiko penyakit jantung dan pernapasan yang lebih rendah, serta menurunnya risiko komplikasi saat melahirkan bagi perempuan.

    Namun, peneliti juga mencatat orang dengan tinggi badan yang lebih besar dikaitkan dengan risiko kanker usus besar, payudara, dan ovarium yang lebih besar.

    Alasan Anak Lebih Tinggi

    Ada banyak faktor yang memicu peningkatan rata-rata tinggi badan anak zaman sekarang. Menurut studi tersebut, beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor pertumbuhan dan nutrisi janin, nutrisi yang diberi, hingga infeksi selama masa kanak-kanak.

    Menurut peneliti, anak yang mengalami infeksi atau penyakit tertentu ketika kecil, memiliki risiko untuk untuk pendek ketika dewasa.

    “Hal ini mungkin sebagian disebabkan oleh faktor genetik, tetapi sebagian besar perbedaan tinggi badan antarnegara memiliki penyebab lain. Misalnya, anak-anak dan remaja yang kekurangan gizi, atau yang menderita penyakit serius, umumnya akan lebih pendek saat dewasa,” tulis peneliti.

    Pada masa lalu, khususnya negara Asia dan Afrika, akses untuk makanan sehat tinggi protein tidak sebaik sekarang. Selain itu, dulu ibu hamil sering kekurangan gizi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Ini membuat proses persalinan masa kini cenderung lebih aman dan baik untuk kesehatan bayi.

    Beberapa faktor lain yang memicu pergeseran ini adalah pengendalian penyakit yang lebih baik, kesadaran gizi yang meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik.

    Negara dengan Penduduk Tertinggi dan Terpendek

    Menurut studi, berikut ini adalah sederet negara dengan rata-rata tinggi badan tertinggi dan terpendek di dunia:

    Negara dengan Pria TertinggiBelanda – sekitar 182,5 cmBelgia – lebih dari 181 cmEstonia – lebih dari 181 cmLatvia – lebih dari 181 cmDenmark – lebih dari 181 cm

    Dari keseluruhan negara, total kenaikan rata-rata tinggi berkisar antara 10-12 cm dalam waktu 100 tahun.

    Negara dengan Pria TerpendekTimor-Leste – sekitar 160 cmYaman – sekitar 160 cmLaos – sekitar 160 cmMadagaskar – lebih dari 160 cmMalawi – Lebih dari 160 cm

    Dari keseluruhan negara, total kenaikan tinggi mencapai 5-8 cm dalam waktu 100 tahun.

    Negara dengan Wanita TertinggiLatvia – lebih dari 168 cmBelanda – lebih dari 168 cmEstonia – lebih dari 168 cmCeko – lebih dari 168 cmSerbia – sekitar 168 cm

    Kenaikan rata-rata tinggi badan yang kurang lebih berada di angka 8-10 cm dalam 100 tahun.

    Negara dengan Wanita TerpendekGuatemala – sekitar 149,4 cmFilipina – kurang dari 151 cmBangladesh – kurang dari 151 cmNepal – kurang dari 151 cmTimor-Leste – kurang dari 151 cm

    Kenaikan tinggi badan berada di angka 5-9 cm dalam waktu 100 tahun.

    Indonesia Gimana?

    Berdasarkan data yang sama, rata-rata tinggi badan orang Indonesia berada di angka 165 cm pada pria dan 153,3 cm pada wanita.

    Dalam waktu 100 tahun sampai tahun 1996, telah terjadi peningkatan rata-rata tinggi badan orang Indonesia sebanyak 6,2 cm pada pria (dari sebelumnya 158,8 cm) dan 4,4 cm pada wanita (dari sebelumnya 148,9 cm).

    Sedangkan menurut World Data, rata-rata tinggi badan pria mencapai 166 cm dan dan wanita 154 cm. Ini membuat Indonesia berada di peringkat 116 dari 127 negara untuk laki-laki dan peringkat 118 dari 126 untuk perempuan.

    (avk/tgm)

  • Cerita Dokter soal Kematian Akibat Kanker, Banyak yang Baru Ketahuan saat Autopsi

    Cerita Dokter soal Kematian Akibat Kanker, Banyak yang Baru Ketahuan saat Autopsi

    Jakarta

    Pada 2025, diperkirakan lebih dari 600 ribu orang akan meninggal karena kanker di Amerika Serikat (AS). Tetapi, di antara jumlah tersebut, ada beberapa yang hingga akhir hayatnya tidak tahu bahwa mereka mengidap kanker.

    Baru-baru ini, seorang ahli patologi menemukan beberapa orang yang meninggal tanpa pernah menyadari dirinya mengidap penyakit mematikan tersebut. Dr Wolfe, yang telah melakukan banyak autopsi membagikan tiga kisah dari beberapa bulan terakhir.

    Dalam video, ia menceritakan telah melakukan beberapa autopsi dari kelompok usia yang berbeda. Dr Wolfe menemukan bahwa penyebab kematian mereka bukanlah seperti yang awalnya dipikirkan oleh para dokter.

    1. Pasien Pertama

    Ia mulai membahas salah satu pasiennya, seorang pria yang mengeluhkan batuk kronis sebelum ia meninggal. Dokter menduga penyebab kematiannya adalah kebiasaan merokoknya.

    “Akhirnya kondisinya menjadi sangat parah, sampai-sampai dia tidak bisa berhenti batuk. Sekarang dia batuk darah, dibawa ke UGD dan tim medis melakukan CT scan yang menunjukkan bahwa paru-parunya benar-benar putih,” terang Dr Wolve yang dikutip dari Daily Mail, Minggu (6/7/2025).

    “Dia kemudian mengalami gejala dan meninggal. Jenazahnya sampai ke meja autopsi dan saya mendapati dia mengidap pneumonia yang parah, salah satu pneumonia terburuk yang pernah saya lihat,” lanjutnya.

    Namun, saat Dr Wolfe memeriksa bagian paru-parunya, dia menyadari alasan lain yang menjadi penyebab meninggalnya pasien tersebut.

    “Itu karena ada kanker, karsinoma sel kecil di paru-paru yang membungkus saluran napas. Jadi, yang terjadi adalah tumor itu tumbuh ke saluran napas dan menutup saluran napas, sehingga menyebabkan pneumonia pasca obstruktif sekunder akibat keganasan,” jelas Dr Wolve.

    Dr Wolve menjelaskan bahwa pneumonia bukanlah penyebab kematian pasien itu, tetapi ‘titik akhir’ dari penyebab sebenarnya, yakni kanker.

    “Tanpa tumor kanker yang menyumbat saluran napas, Anda tidak akan mengalami pneumonia,” tambahnya.

    2. Pasien Kedua

    Dr Wolve memberikan contoh lain yaitu pasien pria berusia awal 20-an yang mengalami sakit perut selama berbulan-bulan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam. Tetapi, ia menolak pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya.

    “Kemudian rasa sakitnya menjadi begitu hebat, sehingga ia akhirnya pergi ke UGD dan mereka mengira itu adalah semacam radang usus buntu atau organ yang pecah,” bebernya.

    Sayangnya, pemuda itu bahkan tidak sempat menjalani CT scan dan akhirnya meninggal. Nyawa pemuda itu tidak bisa diselamatkan.

    Ketika pasien tersebut dibawa kepadanya untuk diautopsi, Dr Wolve mendapati pasiennya dipenuhi kanker.

    “Saya membedahnya dan menemukan kanker pada hampir setiap organ dari tulang selangka hingga panggulnya, juga di dinding perut dan omentum (jaringan yang menutupi usus),” kenangnya.

    Dr Wolve mengatakan kematian pasien pria itu karena kasus limfoma non-Hodgkin. Menurutnya, beban tumor menjadi sangat tinggi, sehingga mengacaukan elektrolit pasien dan kemudian mengalami aritmia jantung.

    3. Pasien Ketiga

    Pasien terakhir adalah seorang pria berusia 65 tahun yang memiliki gejala kanker usus. Tetapi, ia meninggal sebelum sempat menjalani kolonoskopi.

    “Saya (melakukan) autopsi untuk menentukan penyebab kematian dan ternyata ia benar-benar menderita kanker usus besar stadium empat yang telah menyebar luas ke seluruh perutnya, dan juga ke paru-parunya dan pada dasarnya telah tumbuh melalui dinding usus besar,” ungkap Dr Wolve.

    Menurut Healthline, tidak ada jangka waktu pasti seseorang dapat mengidap kanker tanpa menyadarinya. Bahkan, beberapa kanker dapat muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum terdeteksi.

    (sao/kna)

  • Video Soal Penerapan Label Depan Kemasan, CISDI: Memudahkan Pilih Produk Sehat

    Video Soal Penerapan Label Depan Kemasan, CISDI: Memudahkan Pilih Produk Sehat

    Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mendorong pemerintah segera terapkan kebijakan pemasangan label di depan kemasan produk pangan dan minuman. Penggunaan label ini diharapkan masyarakat dapat memilih produk yang lebih sehat.

    CISDI juga mengungkap riset dampak signifikan dari label tersebut dalam mempengaruhi cara masyarakat memilih pangan. Berikut informasinya.

    Klik di sini untuk melihat video 20detik lainnya!

  • Dokter Jelaskan soal Ablasi Retina, Pemicu Mata Kanan Dewi Yull Tak Berfungsi

    Dokter Jelaskan soal Ablasi Retina, Pemicu Mata Kanan Dewi Yull Tak Berfungsi

    Jakarta

    Ablasio retina atau retinal detachment merupakan kondisi saat terjadi robekan pada retina. Hal inilah yang dialami penyanyi dan aktris senior, Dewi Yull, yang menyebabkan mata kanannya tidak bisa melihat.

    Dokter spesialis mata dr Elvioza, SpM(K), menjelaskan semakin bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis.

    “Jadi, awalnya terjadi robekan dulu pada retina. Kemudian, dari robekan ini masuk cairan, hingga retinanya terlepas,” terang dr Elvioza pada detikcom, Minggu (6/7/2025).

    “Setelah retina terlepas, yang kita sebut sebagai ablasio retina atau retina detachment ini. Nah, penglihatan terganggu sampai hilang penglihatan,” tambahnya.

    Salah satu faktor pemicu terjadinya ablasio retina adalah miopi atau mata dengan minus yang sangat tinggi. dr Elvioza menyebut mata minus yang tinggi itu sudah di atas lima.

    Seperti yang diketahui, kedua mata Dewi Yull memang minus. Sebelah kanan mencapai minus 25 dan minus 19 pada mata kiri.

    Menurut dr Elvioza, dengan bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis. Sehingga mudah terjadi robekan, retina terlepas, hingga terjadi ablasio retina.

    “Jadi, biasanya ablasio retina terjadi pada orang-orang tua yang usia tua di atas 50 tahun. Karena semakin bertambahnya usia, retina semakin rapuh. Apalagi pada orang yang sudah dasarnya punya minus tinggi, semakin rapuh,” jelasnya.

    Ketika ditanya penyebab lainnya, dr Elvioza menekankan dalam dunia kedokteran tidak ada istilah penyebab atau sebab akibat. Lebih pada faktor risiko seseorang yang bisa mengalami ablasio retina.

    dr Elvioza menyebutkan beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang kemungkinan besar mengalami kondisi tersebut.

    “Hal-hal yang memberikan risiko terjadi operasi retina tadi minus tinggi di atas lima, usia di atas 50 tahun atau lebih,” kata dr Elvioza.

    “Selain itu bisa juga karena terjadinya trauma atau pernah ada benturan pada matanya, pernah terjadi peradangan pada mata, hingga genetik atau keturunan,” tuturnya.

    (sao/kna)

  • Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Jakarta

    Belimbing merupakan salah satu jenis buah yang populer di Indonesia. Selain buahnya, rupanya daun belimbing juga banyak yang mengincar, salah satunya oleh negara asing.

    Pada tahun 2024, Republik Dominika mengimpor daun belimbing dari Indonesia senilai 52.900 dollar AS (Rp 839,3 juta) dengan volume mencapai 6 ribu kilogram. Padahal selama periode 2019-2023, ekspor daun belimbing ke negara di kepulauan karibia tersebut nihil.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat total ekspor daun belimbing ke berbagai negara sejumlah 62.576 dollar AS (Rp 992,8 juta) dengan berat total 8.769 kg pada 2024. Ini menunjukkan ada kenaikan 1.058 persen dibanding tahun sebelumnya berjumlah 5.400 dollar AS (Rp 85,6 juta) dengan volume 2.125 kg.

    Manfaat Daun Belimbing

    Sebenarnya ada banyak jenis belimbing yang tumbuh di Indonesia. Tapi, beberapa jenis belimbing yang populer di Indonesia adalah belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Ternyata begini manfaatnya:

    Daun Belimbing Manis

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari daun belimbing. Salah satunya menurunkan kadar gula darah.

    Dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam ‘Food Science and Nutrition’ disebutkan ekstrak daun belimbing manis dapat menurunkan kadar gula darah. Hal itu ditemukan dalam sebuah uji hewan pada tikus jantan.

    Penelitian itu juga menyebut daun belimbing manis juga memiliki efek penurun lemak darah. Ini disebabkan oleh adanya kandungan methanolic extract of Averrhoa carambola leaf (MEACL) yang terbukti menurunkan kolesterol total, trigliserida, indeks aterogenik, dan indeks massa tubuh pada hewan uji.

    Daun belimbing manis juga memiliki senyawa fenolik dan flavonoid, sebagai antioksidan kuat yang baik untuk tubuh. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang biasanya berkaitan erat dengan pencegahan berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Daun Belimbing Wuluh

    Tanaman belimbing wuluh. Foto: iStock

    Salah satu manfaat dari daun belimbing wuluh adalah menjaga tekanan darah. Masalah tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    Sebuah penelitian kecil dilakukan di Magetan pada tahun 2023 untuk melihat efek teh daun belimbing wuluh terhadap pengidap hipertensi. Dalam riset tersebut, peneliti dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun memberikan 2 gram teh daun wuluh seduh selama 7 hari berturut-turut pada 16 partisipan.

    Dari seluruh partisipan, rata-rata tekanan darah sistolik (saat memompa darah) berada di angka 163,13 mmHg dan diastolik (saat jantung rileks) di angka 92,5 mmHg. Setelah diberi teh daun belimbing wuluh, terjadi penurunan hipertensi secara signifikan menjadi 134,06 mmHg pada sistolik dan 75 mmHg pada diastolik.

    “Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon intervensi teh daun belimbing wuluh diperoleh p-value 0,000. Berarti terdapat efektivitas antara tekanan darah sebelum dan sesudah teh daun belimbing wuluh diberikan,” tulis peneliti.

    Penelitian lain juga dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto pada 2023 pada pengidap diabetes. Mereka menemukan konsumsi daun belimbing wuluh memberikan efek penurunan gula darah. Ini diduga karena adanya kandungan antioksidan flavonoid di dalamnya.

    Cara Mengonsumsi Daun Belimbing

    Saat ini ada banyak produk daun belimbing kering yang bisa tinggal diseduh seperti teh untuk konsumsi. Jika hanya memiliki daun belimbing manis atau daun belimbing wuluh segar, berikut cara mengolahnya:

    Siapkan 8-10 lembar daun belimbing segar.Rebus di dalam 1 liter air hingga air mendidih.Tutup panci selama proses perebusan.Setelah selesai, matikan api dan biarkan air daun belimbing lebih dingin.Saring air daun belimbing, lalu minum.

    (avk/tgm)

  • Riset Ungkap Sering Mimpi Buruk Lebih Besar Risikonya Mati Muda, Kok Bisa?

    Riset Ungkap Sering Mimpi Buruk Lebih Besar Risikonya Mati Muda, Kok Bisa?

    Jakarta

    Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada European Academy of Neurology (EAN) Congress 2025 mengungkapkan orang yang sering terbangun karena mimpi buruk lebih mungkin mengalami kematian dini. Ilmuwan menyebut orang dewasa yang mimpi buruk tiap minggu memiliki risiko meninggal sebelum 75 tahun hampir tiga kali lebih besar. Bagaimana temuannya?

    Peneliti menggabungkan data dari empat studi jangka panjang di Amerika Serikat yang melibatkan 4.000 partisipan berusia 26-74 tahun. Di awal studi, partisipan melaporkan seberapa sering mereka mimpi buruk hingga mengganggu tidur.

    Lalu, 18 tahun berikutnya, peneliti melacak berapa orang yang meninggal secara prematur dan hasilnya mencapai 227 orang.

    Setelah mempertimbangkan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, kesehatan mental, dan merokok, orang yang mengalami mimpi buruk tiap minggu tetap ditemukan hampir tiga kali lebih berisiko meninggal lebih muda. Ini bahkan sebanding dengan risiko akibat kebiasaan merokok berat.

    Tim juga memeriksa ‘jam epigenetik’, tanda kimia pada DNA yang berfungsi seperti penghitung jarak biologis. Orang yang sering mengalami mimpi buruk ternyata secara biologis lebih tua dari usia yang asli mereka. Ini berdasarkan tiga jenis jam biologis yang digunakan yaitu DunedinPACE, GrimAge, dan PhenoAge.

    Lalu, Apa Hubungannya?

    Dikutip dari Science Alert, mimpi buruk berkaitan erat dengan rapid-eye movement (REM), ketika otak sangat aktif tapi tubuh tidak bergerak. Adrenalin, kortisol, dan zat kimia stres lainnya melonjak secara tiba-tiba dan bisa sekuat ketika manusia sadar.

    Jika ini terjadi terus terjadi, respons stres tubuh bisa menyala sepanjang hari. Stres kronis memicu peradangan, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat proses penuaan yang akhirnya merusak sel-sel.

    Tidur merupakan fase penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan membuang limbah di tingkat sel. Stres terus menerus dan tidur yang buruk mungkin menjadi pemicu tubuh menua lebih cepat.

    Temuan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Studi sebelumnya menunjukkan orang dewasa yang mimpi buruk tiap pekan lebih berisiko mengalami demensia dan parkinson, bahkan bertahun-tahun sebelum gejala muncul saat sadar.

    Bukti yang terus bertambah menunjukkan bahwa area otak yang terlibat dalam mimpi juga merupakan area yang terdampak oleh penyakit otak. Jadi, mimpi buruk yang sering bisa jadi merupakan tanda peringatan dini dari masalah neurologis.

    Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dalam keterkaitan mimpi buruk dan kesehatan tubuh.

    (avk/kna)

  • Mata Kanan Dewi Yull Tak Bisa Melihat gegara Ablasi Retina, Kondisi Apa Itu?

    Mata Kanan Dewi Yull Tak Bisa Melihat gegara Ablasi Retina, Kondisi Apa Itu?

    Jakarta

    Penyanyi dan aktris senior Dewi Yull mengaku kini hanya bisa melihat dengan satu matanya, tepatnya sebelah kiri. Sementara mata lainnya, sebelah kanan, sudah tidak bisa berfungsi karena ablasi retina.

    Kondisi ini mulai terasa sejak 2023, saat muncul kondisi tidak biasa. Ia mengaku mengalami mata minus yang sangat tinggi, yakni mencapai minus 25 pada mata kanan dan minus 19 pada mata kiri.

    “Jadi, waktu tahun 2023 itu keluar cairan gelembung di dalam, kayak air gelembung, kayak balon, begitu ya. Lama-lama kok dari air putih kemudian jadi kuning, makin pekat. Malam tuh sudah gelap yang kanan, langsung ke UGD rumah sakit mata,” jelasnya dikutip dari detikHot, Minggu (6/7/2025).

    “Jadi retinanya ablasi, jadi lepas dari mata. Biji mata itu karena dia kalau minus tinggi kan katanya cembung,” sambungnya.

    Ablasio retina atau lebih dikenal sebagai retinal detachment adalah kondisi saat lapisan tipis jaringan di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Dikutip dari Mayo Clinic, lapisan jaringan ini disebut retina.

    Kondisi ini memisahkan sel-sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi mata.

    Terkait kondisi ini, dokter spesialis mata dr Elvioza, SpM(K), menjelaskan kondisi ablasi mata atau retinal detachment ini memang berisiko pada orang yang memiliki minus tinggi, seperti di atas lima.

    “Jadi, orang yang minus tinggi, kita mengatakan minus tinggi di atas lima ya, itu retina tipis dari lahir,” jelas dr Elvioza saat dihubungi detikcom, Minggu (6/7).

    “Nah, dengan bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis, sangat mudah terjadi robekan,” sambungnya.

    Menurut dr Elvioza, ablasio retina ini termasuk kondisi darurat. Jika tidak segera ditangani, retina akan rusak secara permanen.

    “Pada saat retina terlepas, kalau tidak cepat ditolong, ya retina itu akan rusak secara permanen,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Video Cukai Dinilai Buat Konsumen MBDK Berkurang, CISDI: Kurangi Beban BPJS

    Video Cukai Dinilai Buat Konsumen MBDK Berkurang, CISDI: Kurangi Beban BPJS

    Jakarta – CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) minta pemerintah segera terapkan cukai untuk Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK). Penerapan cukai dinilai efektif dalam menekan angka penderita diabetes.

    CISDI berkurangnya beban klaim penyakit yang ditanggung BPJS tersebut bisa berdampak baik bagi keuangan BPJS itu sendiri maupun ekonomi ke depannya.

    Klik di sini untuk melihat video 20detik lainnya!

    (/)

  • Batas Aman Konsumsi Air Isi Ulang Menurut Kesehatan Lingkungan

    Batas Aman Konsumsi Air Isi Ulang Menurut Kesehatan Lingkungan

    Jakarta

    Air isi ulang sudah sejak lama menjadi pilihan banyak keluarga di Indonesia karena harganya lebih terjangkau dan tersedia luas.

    Ketika membeli air isi ulang, risiko kesehatan harus menjadi pertimbangan. Kualitas air dari depot isi ulang bisa bervariasi tergantung sumber air, proses filtrasi, hingga kebersihan alat.

    Lalu, sebenarnya seberapa banyak sih batas aman konsumsi air isi ulang menurut kesehatan lingkungan?

    Risiko Kontaminasi Air Isi Ulang

    Peneliti dari Universitas Airlangga mencari tahu risiko kontaminasi yang dapat muncul dari air isi ulang dalam studi yang diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.16 No.2 Tahun 2024. Dalam studi ini, peneliti memeriksa risiko kontaminasi bahan kimia berbahaya dalam air isi ulang di 25 kota di Jawa Timur.

    Peneliti mengambil 1.113 sampel air isi ulang dari berbagai depot dan menguji beberapa kandungan kimia di dalamnya. Beberapa zat kimia yang diperiksa meliputi nitrat, nitrit, dan mangan.

    Nitrat dan nitrit merupakan senyawa yang biasa ditemukan dalam air limbah pertanian atau domestik. Kadar yang terlalu tinggi dapat mengganggu transportasi oksigen dalam darah.

    Sementara itu, mangan merupakan mineral alami yang dalam jumlah kecil sebenarnya dibutuhkan tubuh. Kadar mangan yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat berdampak pada kesehatan ginjal, hati, hingga neurologis.

    Hasil Temuan Peneliti

    Peneliti menemukan beberapa sampel air isi ulang memiliki kandungan nitrat melebihi standar Kementerian Kesehatan yakni sebesar 50 mg/L. Konsentrasi tertinggi yang ditemukan mencapai 56,27 mg/L dalam salah satu sampel.

    Mereka juga menemukan sampel yang mengandung nitrit hingga 22,22 mg/L, padahal batas amannya 3 mg/L, serta kandungan mangan 4,54 mg/L dengan batas aman 0,4 mg/L.

    Peneliti lalu menggunakan metode Risk Quotient (RQ) untuk mengukur seberapa besar risikonya terhadap kesehatan. Jika RQ lebih dari 1, maka air dianggap tidak aman untuk konsumsi jangka panjang.

    Hasilnya RQ nitrat hingga 1,2265, RQ nitrit hingga 7,7488, dan RQ mangan hingga 1,1308. Ini menunjukkan air isi ulang di wilayah tersebut terkontaminasi dan kurang aman dikonsumsi.

    “Ini menunjukkan bahwa air minum di wilayah tersebut tidak aman dikonsumsi oleh orang dengan berat badan 55 kg, sebanyak 2 liter per hari selama 350 hari,” tulis peneliti.

    Batas Aman

    Selama air isi ulang yang dikonsumsi tidak terkontaminasi atau kontaminasi masih di bawah batas aman, sebenarnya masih boleh diminum hingga 2 liter per hari sesuai anjuran asupan cairan per hari dari Kemenkes.

    Tapi, jika ada kontaminan di dalamnya, tentu konsumsinya harus lebih berhati-hati. Sebagai contoh, temuan nitrit 22,22 mg/L yang ditemukan dalam salah satu sampel air isi ulang, membuat sampel tersebut hanya bisa dikonsumsi 0,25 liter per hari.

    Jika indikatornya kandungan nitrat 56,27 mg/L, maka batas amannya 1,6 liter, sedangkan untuk indikator kandungan 4,54 mg/L mangan menjadi 1,7 liter.

    Ciri-ciri Air Aman

    Mengonsumsi air isi ulang masih diperbolehkan, selama masyarakat bisa memilih depot yang berkualitas. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan seperti memeriksa keresmian depot air minum, serta memilih depot yang menjaga kebersihan.

    Perhatikan juga kualitas air minum yang dikonsumsi. Berikut ini beberapa ciri fisik air putih yang aman dikonsumsi:

    Tidak berwarna, harus jernih dan tidak keruh.Tidak berbau seperti amis, belerang, atau kimia.Air harus netral atau tawar, tidak asam, pahit, atau asin.Tidak memiliki endapan.

    (avk/up)

  • Momen Dokter di Malaysia Sukses Operasi Bayi Kembar Siam Langka, Prosesnya 13 Jam

    Momen Dokter di Malaysia Sukses Operasi Bayi Kembar Siam Langka, Prosesnya 13 Jam

    Jakarta

    Salah satu rumah sakit di Malaysia berhasil memisahkan bayi kembar siam berusia tiga bulan. Operasi tersebut memakan waktu lebih dari 13 jam.

    Melalui laman Facebook, Rumah Sakit Tunku Azizah (HTA) di Kuala Lumpur, Malaysia, membagikan momen menegangkan itu.

    “Pada Selasa tanggal 24 Juni 2025, sejarah tercipta di Rumah Sakit Tunku Azizah (HTA). Dengan keberhasilan memisahkan sepasang bayi kembar laki-laki berusia tiga bulan, yang merupakan bayi kembar siam Omphaloischiophagus Tetrapus yaitu jenis bayi kembar siam langka, keduanya terhubung di bagian perut, panggul, dan memiliki empat kaki,” tulis pada dokter yang dikutip dari World of Buzz, Minggu (6/7/2025).

    “Operasi dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada 21.48, dengan pemisahan lengkap terjadi pada pukul 17.43. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan kedua bayi itu kini dalam kondisi stabil dan dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU),” sambungnya.

    Dalam postingan tersebut, mereka menyebutkan nama dokter bedah yang memimpin operasi. Itu termasuk Dr Mohd Yusof Abdullah, Dato’ Dr Zakaria Zahari, Dr Intan Zarina Fakir Mohamed, dan Dr Phang Yee Yun. Tak lupa juga mereka menyebutkan partisipasi tim bedah anak HTA dan HKL (Rumah Sakit Kuala Lumpur) yang berdedikasi.

    Diketahui, ternyata ini merupakan pasangan bayi kembar siam keempat yang berhasil dipisahkan di HTA sejak 2019. Ini termasuk kasus ke-19 secara keseluruhan dalam sejarah HTA dan HKL.

    “Selamat kepada seluruh tim atas upaya, keahlian, dan kerja sama mereka yang luar biasa. Semoga kedua bayi kecil ini terus tumbuh sehat dan bahagia,” pungkasnya.

    (sao/kna)