Category: Detik.com Kesehatan

  • Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Jakarta

    Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai wabah virus yang berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya menimbulkan kepanikan global, seperti COVID-19, sementara yang lain silih berganti dalam skala lokal.

    Menyadari wabah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Berikut sejumlah virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

    Deretan Virus Yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Ada banyak virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berikut tujuh di antaranya:

    1. SARS COV-2

    SARS-COV-2 merupakan virus penyakit COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.

    Dikutip dari laman Live Science, studi tahun 2021 menunjukkan, SARS-COV-2 kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia. Virus ini bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    Dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Virus Corona, beberapa gejala dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal atau merasa kelelahan. Di Indonesia, tercatat 6.811.780 kasus COVID 19 di Indonesia hingga tahun 2023. Angka kematiannya mencapai 161.865 orang.

    2. Avian Influenza

    Avian influenza menyebabkan penyakit flu burung. Meski penyakit ini umumnya menginfeksi burung, beberapa strain dari virus mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala yang serius hingga fatal.

    Flu burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 2003. Berdasarkan data dari WHO dari tahun 2003-2023, terdapat 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sebanyak 168 di antaranya terjadi di Indonesia.

    3. Dengue

    Dengue merupakan virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia dengan lebih dari 1.400 kematian.

    Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya mencapai nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan, mual, muntah, hingga timbul bintik-bintik merah pada kulit.

    4. Chikungunya

    Seperti namanya, virus chikungunya merupakan penyebab dari penyakit chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, sepanjang tahun 2019, terdapat 5.042 kasus chikungunya yang ditemukan tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sementara itu, diberitakan oleh detikcom, di awal tahun 2025, terdapat 17 warga Kota Kediri dan 37 warga Tasikmalaya yang terkena penyakit ini. Gejala akut penyakit chikungunya meliputi demam dan nyeri sendi.

    5. Virus Hepatitis A

    Virus hepatitis A adalah virus hepatitis paling umum yang bekembang menjadi masalah kesehaan di seluruh duna. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa di Pacitan dengan 1.326 kasus dan Depok 306 kasus.

    Tingkat infeksi hepatitis A berkaitan erat dengan akses makanan atau air minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk. Gejala Hepatitis A biasanya meliputi pusing, mata dan kulit menjadi kuning, mual dan muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.

    6. Rabies

    Kasus rabies pada manusia didapatkan melalui gigitan anjing dan hewan liar lainnya yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai dunia. Pada bulan April tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 31.113 kasus rabies dan 11 kematian dengan 95% disebabkan oleh gigitan anjing. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

    Dilaporkan bahwa dari tahun 2021-2023, kasus gigitan hewan rabies mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 68 orang. Adapun gejala dari rabies yaitu, demam, badan lemas, sakit kepala hebat, insomnia, kesemutan, hingga sakit tenggorokan.

    7. Morbili

    Virus morbili adalah penyebab dari penyakit campak. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia termasuk 10 terbesar di dunia dengan kasus campak. Kasus di Indonesia mengalami peningkatan akibat penurunan cakupan imunisasi pada masa pandemi.

    Dikutip dari jurnal Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyakit Campak pada Balita di Puskesmas Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, terdapat 8.819 kasus probable campak pada tahun 2019, naik dari tahun 2018. Jawa Tengah memiliki kasus probable campak tertinggi dengan 1.562 kasus, diikuti oleh Jakarta dengan 1.374 kasus, dan Aceh 972 kasus.

    Sementara, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2022 angka kasus campak meningkat hingga 3.342. Beberapa gejala dari campak di antaranya demam mencapai 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah, pilek, ruam, dan bintik koplik.

    (elk/tgm)

  • Kenali VO2 Max, Kunci di Balik Performa Lari yang Optimal

    Kenali VO2 Max, Kunci di Balik Performa Lari yang Optimal

    Jakarta

    Saat berlari, fokus tidak hanya pada jarak atau kecepatan, tapi juga kebugaran jantung dan paru-paru yang dapat dinilai melalui VO2 Max. Oleh karena itu, memahami VO2 Max bisa jadi langkah awal #saferunning menjelang Pocari Sweat Run 2025.

    Pemeriksaan VO2 Max berfungsi mengukur seberapa banyak oksigen maksimal yang digunakan tubuh. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S, menjelaskan, VO2 Max penting untuk menilai seberapa baik jantung memompa darah dan memasok oksigen ke otot, supaya tubuh dapat menghasilkan energi adenosine triphosphate (ATP) dan bergerak lebih optimal saat berlari.

    “Cara kerja VO2 Max umumnya dilakukan di treadmill dengan intensitas yang meningkat secara bertahap, dan menggunakan masker khusus dan alat monitor jantung untuk mengukur oksigen yang digunakan hingga batas maksimal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).

    Hasil VO2 Max dinyatakan dalam mililiter oksigen per menit per kilogram berat badan (mL/kg/menit), di mana semakin tinggi skornya, semakin bugar tubuh untuk berlari.

    VO2 Max dianjurkan untuk para atlet karena bisa membantu menilai performa atletik dan menyusun program latihan yang tepat, mulai dari intensitas hingga jenis latihan sesuai kebutuhan.

    Perlu diketahui bahwa pemeriksaan VO2 Max tidak memiliki standar skor. Dokter Alvin Wiharja menambahkan, skor VO2 Max tiap individu dipengaruhi usia, jenis kelamin, intensitas olahraga, dan lokasi seperti pegunungan atau dataran rendah.

    Nilai VO2 Max bisa dijaga dan ditingkatkan dengan latihan. Menurut Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K) menjelaskan VO2 Max dapat ditingkatkan melalui latihan intensitas tinggi seperti High-Intensity Interval Training (HIIT) dan latihan intensitas rendah.

    “Latihan intensitas tinggi menggabungkan gerakan berat dan ringan secara bergantian, misalnya sprint-jalan santai-sprint. Latihan intensitas rendah cukup dengan jogging rutin. Lakukan latihan bertahap agar tubuh sempat beradaptasi, dan jaga komposisi tubuh dengan mengurangi lemak tanpa mengorbankan otot demi mendukung kebugaran,” ujar Dokter Alvin Danio.

    Bagi runners yang bersiap menghadapi Pocari Sweat Run 2025 pada 19-20 Juli mendatang, Mayapada Hospital sebagai Official Medical Partner mendukung #secureMYstep dengan layanan VO2 Max untuk mengoptimalkan performa tubuh, mulai dari Rp 349 ribu, disertai layanan unggulan lainnya seperti layanan self-health assessment berupa evaluasi kesehatan, MCU Runner mulai dari Rp 499 ribu, hingga Konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

    Pemeriksaan VO2 Max juga tersedia di layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital yang menyediakan akses komprehensif mulai dari pencegahan cedera, skrining pra-latihan, hingga peningkatan performa fisik, dengan dukungan tim dokter dan fisioterapis profesional serta fasilitas modern seperti gym dan Body Composition Analysis.

    Booking konsultasi dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital dapat dilakukan kapan saja melalui aplikasi MyCare, termasuk akses ke layanan kegawatdaruratan dengan fitur Emergency Call.

    MyCare juga memiliki fitur Health Articles & Tips berisi tips dan informasi seputar olahraga lari, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • Efek Samping Pengobatan Kanker Vidi Aldiano, Badan Lemas-BB Turun 10 Kg

    Efek Samping Pengobatan Kanker Vidi Aldiano, Badan Lemas-BB Turun 10 Kg

    Jakarta

    Penyanyi Vidi Aldiano baru-baru ini membagikan kondisi terbarunya yang masih berjuang melawan kanker. Penyakitnya itu membuat berat badannya turun drastis dan sering merasa kelelahan.

    “Berat badan gue turun sampai 10 kg,” tulisnya dalam unggahan di Instagram terbaru dilihat Selasa (8/7/2025).

    Vidi mengatakan, hal yang dialaminya itu merupakan efek samping dari pengobatan kanker mulai dari terapi radiasi dan kemoterapi yang dia jalani. Untuk itu, suami Sheila Dara itu berjuang keras untuk menjaga menaikkan berat badannya dan membuat badannya sedikit lebih berisi.

    “Prinsip hidup gue sekarang : 𝐆𝐚𝐩𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐧𝐤𝐞𝐫, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐝𝐚𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬,” tutupnya.

    Efek samping pengobatan kanker

    Perawatan kanker akan menimbulkan banyak efek samping. Efek samping terjadi ketika perawatan merusak sel-sel sehat, atau ketika organ diangkat selama operasi. Efek samping dapat berbeda untuk setiap orang, dan untuk obat-obatan dan jenis pengobatan yang berbeda.

    Dikutip dari Yale Medicine, berikut beberapa efek samping umum pengobatan kanker seperti yang dijalani Vidi Aldiano.

    Kelelahan

    Kelelahan terkait kanker adalah bentuk kelelahan yang parah yang sering digambarkan oleh pengidap kanker sebagai kelelahan yang luar biasa, kelelahan, dan kelemahan yang tidak hilang dengan tidur dan istirahat. Kelelahan mungkin merupakan gejala pengobatan kanker yang paling umum sebagai efek dari kemoterapi.

    Anemia

    Anemia terjadi ketika tidak ada cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pusing, kelemahan, pingsan, dan jantung berdebar kencang. Perawatan yang dapat menyebabkan anemia termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan beberapa imunoterapi. Ini terjadi karena perawatan ini secara tidak sengaja dapat menghancurkan sel darah merah yang sehat dalam proses membunuh sel kanker.

    Masalah rambut, kulit, dan kuku

    Terapi radiasi dapat menyebabkan kerontokan rambut pada bagian tubuh yang menerima radiasi, sementara kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut di kepala dan bagian tubuh lainnya. Obat kemoterapi yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis rambut rontok, atau tidak ada rambut rontok sama sekali.

    Efek samping terkait kulit dari kemoterapi dan terapi radiasi dapat mencakup kekeringan, gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Pasien juga akan mengalami perubahan pada kuku seperti kuku menggelap, menguning, atau retak pada kuku dan/atau kutikula.

    Masalah mulut

    Masalah mulut umum terjadi pada banyak jenis perawatan kanker. Obat antikanker dan radiasi pada kepala dan leher dapat merusak kelenjar ludah dan jaringan di mulut, tenggorokan, dan bibir. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan menelan, perubahan rasa, mulut kering, infeksi di mulut, luka mulut, kerusakan gigi dan sensitivitas terhadap makanan panas dan dingin.

    Mual dan muntah

    Imunoterapi, terapi radiasi ke perut, dan kemoterapi (dengan hasil yang bervariasi berdasarkan jenis obat dan dosisnya) semuanya diketahui menyebabkan mual dan muntah pada orang yang menerima perawatan kanker. Mual dan muntah dapat menyebabkan perubahan berat badan, dehidrasi, dan kekurangan gizi, yang dapat memperburuk gejala efek samping secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Jessie J Umumkan Hiatus untuk Melawan Kanker Payudara “
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/suc)

  • Ngilu! Dokter Temukan Belut Hidup Sepanjang 30 Cm ‘Berenang’ di Perut Pria Ini

    Ngilu! Dokter Temukan Belut Hidup Sepanjang 30 Cm ‘Berenang’ di Perut Pria Ini

    Jakarta

    Kasus tak biasa terjadi di Hunan, China. Seorang pria berusia 33 tahun datang ke Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Hunan University of Chinese Medicine dengan kondisi wajah pucat, tubuh berkeringat, sesak napas, dan mengeluhkan sakit perut hebat.

    Dokter segera melakukan CT scan pada bagian perut dan menemukan benda asing yang tampaknya telah menusuk perut dan masuk ke rongga perutnya. Menurut laporan Huaihua Daily, perut pria itu terasa sangat keras seperti papan. Karena khawatir terjadi peritonitis atau peradangan selaput rongga perut yang bisa berakibat fatal, dokter memutuskan melakukan operasi laparoskopi darurat.

    Saat prosedur berlangsung, tim medis dibuat terkejut. Mereka menemukan seekor belut hidup berukuran sekitar 30 cm ‘berenang’ di antara organ-organ dalam perut pria tersebut. Belut tersebut telah menembus seluruh dinding usus dan bergerak bebas di dalam rongga perut, sehingga menimbulkan risiko infeksi serius jika tidak segera dikeluarkan.

    Dengan bantuan alat seperti penjepit bedah, tim dokter berhasil mengambil dan mengeluarkan belut dari rongga perut pasien. Mereka kemudian menjahit lubang pada bagian kolon sigmoid dan membilas rongga perut dengan larutan saline (garam) steril untuk mengurangi risiko infeksi pascaoperasi.

    Setelah menjalani prosedur tersebut, kondisi pasien membaik dan ia diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai nasib belut tersebut.

    Di sisi lain, memasukkan benda asing ke dalam rektum dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perforasi usus, perdarahan hebat, hingga infeksi yang berpotensi mengancam jiwa.

    Kasus semacam ini harus selalu dianggap sebagai kondisi gawat darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

    Belut yang ditemukan dalam kasus ini dilaporkan merupakan belut rawa (Monopterus albus), spesies yang umum dijumpai di kolam dan sawah di China. Hewan ini dikenal karena kemampuannya menggali tanah atau lumpur yang lunak. Insting alaminya untuk menggali kemungkinan turut memperburuk cedera internal yang dialami pasien.

    (suc/suc)

  • COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    Jakarta

    Muncul lagi varian COVID-19 baru yang dinamai ‘Stratus’. Varian ini dikategorikan menjadi strain rekombinan keturunan Omicron lantaran menginfeksi seseorang dengan dua strain COVID-19 sekaligus, alias menjadi varian hibrida baru.

    Namanya secara ilmiah dikenal sebagai XFG. Strain ini dianggap lebih menular daripada strain sebelumnya karena mutasi membuat varian tersebut mampu menghindari sistem kekebalan tubuh. Total kasusnya melonjak dari semula 10 persen menjadi hampir 40 persen dari keseluruhan kasus yang tercatat di Inggris. Peningkatan juga terjadi di India.

    “Strain COVID-19 Stratus menyebar dengan cepat,” kata Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus di Universitas Warwick kepada MailOnline.

    “Mengingat kekebalan terhadap COVID-19 mulai menurun di masyarakat akibat menurunnya penerimaan vaksin booster dan penurunan infeksi COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir, lebih banyak orang rentan terhadap infeksi XFG dan XFG.3.”

    “Hal ini dapat menyebabkan gelombang infeksi baru, tetapi sulit untuk memprediksi sejauh mana gelombang ini,” tambahnya.

    Gejala Khas Suara Parau

    Sebagian besar gejala Stratus mirip dengan jenis sebelumnya. Menurut layanan kesehatan Inggris, gejala-gejala varian COVID-19 Stratus meliputi sesak napas, kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa, merasa lelah atau letih, suhu tinggi atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, badan pegal-pegal, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, gangguan nafsu makan, dan merasa mual.

    Namun, menurut Dr Kaywaan Khan, dokter umum Harley Street dan Pendiri Klinik Hannah London, salah satu gejala varian Stratus yang paling ketara adalah suara serak, yang meliputi suara parau atau hoarse voice.

    Dokter menambahkan gejalanya cenderung ringan hingga sedang secara umum dan jika seseorang dinyatakan positif, mereka harus tinggal di rumah dan mengisolasi diri karena COVID-19 varian Stratus sangat menular.

    Gejala khas yang sama juga disoroti pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia. Meski begitu, kemunculan subvarian baru termasuk rekombinan menurutnya akan terus terjadi dan masyarakat tidak perlu panik.

    “Varian XFG kini telah masuk dalam kategori variant under monitoring (VuM) atau dalam pemantauan sejak akhir Mei 2025 karena penyebarannya yang cukup cepat. XFG merupakan varian rekombinan yang berasal dari subvarian JN.1. Kasusnya saat ini cukup tinggi di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India,” jelasnya kepada detikcom saat dihubungi Senin (7/7/2025).

    “Namun, hingga kini tidak ada indikasi bahwa varian ini menyebabkan peningkatan keparahan atau angka kematian yang signifikan. Memang terjadi gejala khas suara serak atau pecah, tetapi tetap tergolong ringan. Masyarakat tidak perlu panik, karena protokol kesehatan dasar seperti pola hidup bersih dan sehat serta pemakaian masker masih efektif untuk mencegah penularan,” imbaunya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Habis Nimbus Terbit Stratus

    6 Konten

    Setelah Nimbus atau NB.1.8.1, variant baru COVID-19 muncul lagi dengan julukan Stratus yang mencakup varian XFG dan XFG.3. Disebut-sebut, salah satu gejala khasnya adalah suara serak dan parau.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Gong Banget! Pria Biarkan Pinset ‘Nyangkut’ 4 Tahun di Alat Kelaminnya

    Gong Banget! Pria Biarkan Pinset ‘Nyangkut’ 4 Tahun di Alat Kelaminnya

    Jakarta

    Seorang pria berumur 22 tahun bikin dokter terheran-heran setelah menemukan pinset berukuran 8 sentimeter di alat kelaminnya. Hal yang bikin ‘gong’, ternyata pinset itu sudah ada selama 4 tahun!

    Dokter kemudian memeriksa pria itu dan melakukan rontgen, hanya untuk memastikan bahwa memang ada pinset yang tertanam di alat kelaminnya. Tidak jelas mengapa ia berpikir bahwa menancapkan pinset ke alat kelaminnya adalah ide yang bagus, tetapi penulis laporan kasus memiliki beberapa teori.

    “Benda asing paling sering dimasukkan ke dalam saluran kemih oleh pasien psikiatri, mabuk, bingung, atau penasaran secara seksual,” tulis mereka dalam Urology Case Reports.

    Untuk mengeluarkan pinset itu, dokter memberikan anestesi umum kepada pasien. Masalah yang mereka hadapi adalah pinset terbuka dan menekan daging di area penisnya.

    Untuk mengatasi hal ini, asisten dokter bedah yang hadir pada saat operasi harus menutup pinset dengan menekan sisi batang penis pria tersebut. Setelah tertutup, pinset dapat ditarik keluar dari uretra tanpa menyebabkan kerusakan.

    Setelah prosedur selesai, pria itu bisa buang air kecil dengan normal, dan dia pulang ke rumah. Tim medis menyarankan pasien untuk menjalani evaluasi psikiatris, tetapi pria itu menolak dan tidak menindaklanjutinya dengan bagian rawat jalan klinik setelah operasi yang rumit itu.

    “Alasan paling umum untuk memasukkan benda asing ke dalam uretra pria adalah untuk kepuasan seksual dan autoerotik, terutama selama masturbasi,” tulis para dokter.

    “Dalam sebagian besar kasus, pasien merasa bersalah dan terhina dan, oleh karena itu, sering menunda untuk meminta bantuan medis,” tutupnya.

    (kna/kna)

  • Batas Aman Menyimpan Telur di Suhu Ruang dan Kulkas

    Batas Aman Menyimpan Telur di Suhu Ruang dan Kulkas

    Jakarta

    Telur adalah salah satu sumber protein paling populer di dunia. Telur bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan yang lezat dan juga menyehatkan.

    Penting untuk mengetahui masa simpan telur agar ketika dikonsumsi kualitasnya masih baik dan aman dikonsumsi. Memangnya berapa lama sih masa simpan telur di suhu ruang dan kulkas?

    Batas Aman Simpan Telur

    Jika telur diangkut dan disimpan dengan benar, telur dapat bertahan selama beberapa pekan dalam lemari es. The Food and Drug Administration (FDA) menyarankan telur sebaiknya disimpan dalam kulkas setelah dibeli dari toko. Begini penjelasan lengkapnya:

    Simpan Telur di Kulkas

    Menyimpan telur di kulkas menjadi salah satu cara yang umum dilakukan. Dikutip dari Healthline, idealnya telur harus segera didinginkan dalam kulkas untuk mencegah kondensasi. Kondensasi dapat mempermudah masuknya bakteri melalui cangkang telur.

    Menurut FDA, telur yang dimasukkan dalam kulkas bisa bertahan 3-5 pekan. Kuning dan putih telur mentah yang sudah di luar cangkang bisa bertahan 2-4 hari, sedangkan telur rebus bisa bertahan selama 1 pekan.

    “Jika Anda ingin menyimpannya lebih lama, Anda bisa memecahkan telurnya, memasukkannya dalam wadah, dan simpan di dalam freezer. Ini bisa bertahan satu tahun,” kata ahli gizi Taylor Jones, RD sembari mengingatkan kualitas telur tetap akan menurun seiring waktu.

    Simpan Telur di Suhu Ruang

    Menyimpan telur di suhu ruang memiliki masa simpan yang lebih pendek dibanding disimpan dalam kulkas. Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, masa simpan telur menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah 14 hari setelah produksi pada suhu ruangan dengan kelembaban 80-90 persen. Setelah 5 hari di suhu ruang, kualitas telur mulai menurun.

    Ketahanan telur di suhu ruang juga berkaitan erat dengan penanganannya. Telur yang sudah dicuci dan disanitasi sebelum dijual menghilangkan lapisan pelindung alami pada cangkang.

    Telur dengan penanganan seperti ini disarankan untuk tidak dibiarkan di suhu ruang lebih dari 2 jam, bila lewat dikhawatirkan kualitasnya menurun dan sudah ada kontaminasi. Beberapa negara yang menerapkan penanganan telur seperti ini adalah Jepang, Amerika Serikat, dan Swedia.

    Kuning telur, putih telur, dan telur rebus juga kurang disarankan disimpan di suhu ruang lebih dari 2 jam.

    Cara Tahu Telur Masih Bagus atau Tidak

    Jika membeli telur di supermarket, coba cek tanggal kedaluwarsa yang tercantum di kemasan telur. Jika membeli di pasar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti tes cahaya dan floating.

    Tes Cahaya

    Tes cahaya dilakukan dengan menempatkan sumber cahaya di belakang telur, agar bisa menerawang bagaimana bentuk isinya. Kantung udara kecil dan berada di ujung telur menandakan telur masih baru dan belum banyak kehilangan cairan.

    Pada telur yang masih bagus, putih telur nampak jernih, bening, tidak keruh, dan berbintik. Ini menandakan tidak ada kontaminasi atau pembusukan. Sedangkan pada bagian kuning telur yang segar akan nampak bulat, tidak pecah, dan tetap di tengah.

    Tes Floating

    Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan telur ke dalam wadah berisi air. Jika telur tenggelam dan tertidur di dasar wadah, maka telur masih sangat segar.

    Jika tenggelam, tapi dalam keadaan berdiri, telur sudah agak tua tapi masih aman dikonsumsi. Sedangkan jika telur mengapung, maka sebaiknya tidak digunakan lagi.

    Jika masih ragu, tes bau juga bisa dilakukan. Pecahkan telur di atas piring, lalu periksa apakah ada perubahan warna atau bau yang tidak normal.

    “Telur yang sudah busuk akan mengeluarkan bau yang sangat khas dan tidak sedap. Jika semuanya terlihat normal dan tidak ada bau, maka telur aman untuk digunakan,” tandas Jones.

    Tips Mencuci da Menyimpan Telur

    Secara umum, tidak perlu mencuci telur sebelum menyimpannya di dalam kulkas. Namun, jika dirasa ada kotoran ringan tertentu di telur, pembersihan bisa dilakukan dengan kain atau amplas halus.

    Jika kotorannya banyak dan dikhawatirkan mencemari makanan lain dalam kulkas, pencucian bisa dilakukan dengan air hangat, dengan suhu sekitar 32-49 derajat celcius. Cuci telur satu per satu menggunakan sabun khusus tanpa pewangi, keringkan, lalu langsung masukkan dalam kulkas. Berikut, beberapa tips menyimpan telur lain yang bisa dilakukan:

    Simpan telur di bagian dalam kulkas, bukan di pintu, untuk menjaga suhu tetap stabil.Simpan menggunakan karton telur, untuk menjaga kelembaban dan mencegah bau.Sisa putih atau kuning telur disimpan menggunakan wadah kedap udara.Pisahkan telur dengan makanan segar lain untuk mencegah kontaminasi silang.

    (avk/tgm)

  • Nasib Tragis Bocah Harus Transplantasi Ginjal gegara Dihukum Squat 1.000 Kali

    Nasib Tragis Bocah Harus Transplantasi Ginjal gegara Dihukum Squat 1.000 Kali

    Jakarta

    Seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun harus menjalani transplantasi ginjal karena organnya rusak setelah dipaksa melakukan 1.000 squat sebagai hukuman. Insiden ini menyoroti bahaya hukuman fisik ekstrem dan dampaknya yang menghancurkan.

    Kejadian ini terjadi di Agustus 2023. Remaja bernama samaran Ajun, dari Guilin, Provinsi Guangxi, China selatan, tertangkap mencuri uang tunai 3.500 yuan (sekitar Rp 7,8 juta) dari mobil yang terparkir. Karena usianya di bawah 16 tahun, batas usia minimum untuk penuntutan pidana, polisi mengirimnya ke Sekolah Yongqing untuk ‘pendidikan korektif’.

    Ayahnya, Jiang Peifeng, mengatakan Ajun akan memulai tahun ketiga sekolah menengah dan sedang dalam fase memberontak. Ia percaya menyerahkan putranya kepada pihak berwenang mungkin akan memberinya pelajaran berharga.

    “Dia sedikit nakal tapi belum pernah melanggar hukum sebelumnya. Mereka tidak memberi tahu saya apa yang telah dia lakukan, mereka hanya mengatakan akan memberitahu saya setelah semuanya jelas,” kata Jiang kepada Guangxi Daily News.

    Hukuman Berujung Petaka

    Namun, pada 13 September, Jiang menerima telepon dari Rumah Sakit Pusat Yongzhou. Telepon itu memberitahunya bahwa putranya dirawat dalam kondisi kritis dan perlu dipindahkan ke fasilitas yang lebih tinggi. Jiang terkejut menemukan tubuh Ajun bengkak dan dipenuhi luka. Sang ayah kemudian mengetahui bahwa 20 hari sebelumnya, Ajun telah dihukum fisik di sekolah, bersama seorang teman sekelasnya.

    Pada 1 September, seorang instruktur bor bernama Du memerintahkan mereka untuk melakukan deep squat. Hari itu, sekitar 30 siswa dihukum, dan Ajun menyelesaikan sekitar 1.000 squat hanya dalam 45 menit.

    “Instruktur menyuruh saya melakukannya dengan tangan terkunci di belakang kepala. Saya menghitung sekitar 1.000. Setelah itu, kaki saya gemetar dan saya hampir tidak bisa berdiri,” kata Ajun.

    Tiga hari kemudian, Ajun melihat darah dalam urinenya dan kakinya mulai membengkak. Meskipun didiagnosis menderita kista ginjal, pelatihan fisik tetap berlanjut. Kondisi Ajun memburuk dengan cepat. Ia kemudian didiagnosis menderita penyakit ginjal dan kadar urin yang tinggi dalam darahnya.

    Harus jalani transplatasi ginjal

    Pada Juni tahun lalu, Ajun harus menjalani transplantasi ginjal. Jiang, sang ayah, mengungkapkan bahwa ia telah menjual rumah mereka dan mengambil pinjaman bank sebesar 450.000 yuan (sekitar Rp 1 miliar) untuk menutupi hampir satu juta yuan (sekitar Rp 2,2 miliar) biaya pengobatan.

    Pada bulan yang sama, Juni lalu, Jiang mengajukan gugatan terhadap Biro Keamanan Publik Yongzhou Cabang Lengshuitan dan Sekolah Yongqing. Pada Maret tahun ini, ahli forensik menyimpulkan bahwa kondisi Ajun secara langsung disebabkan oleh hukuman fisik yang berlebihan dan mengklasifikasikannya sebagai penderita disabilitas tingkat lima.

    Kisah ini menjadi pengingat keras tentang pentingnya batas dalam penerapan hukuman dan perhatian terhadap kesehatan fisik serta mental siswa dalam lingkungan pendidikan.

    (kna/kna)

  • Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Jakarta

    Sebuah varian COVID-19 baru yang dijuluki varian Stratus kini menyebar luas di Inggris Raya. Beberapa ahli memperingatkan bahwa strain ini menunjukkan resistensi terhadap imunitas yang sudah ada.

    COVID-19 Stratus memiliki dua varian utama, yaitu XFG dan XFG.3. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau UK Health Security Agency (UKHSA), varian XFG.3 saat ini menyumbang proporsi kasus yang lebih besar dibandingkan varian individu lainnya. Secara gabungan, XFG dan XFG.3 saat ini menyumbang sekitar 30 persen dari total kasus COVID-19 di Inggris.

    “Adalah normal bagi virus untuk bermutasi dan berubah seiring waktu,” kata Dr Alex Allen, Konsultan Epidemiologi UKHSA kepada The Independent dikutip Senin (7/7/2025).

    Ia menambahkan bahwa UKHSA terus memantau semua strain COVID-19 yang beredar di Inggris. Meskipun banyak ahli memperingatkan tentang sifat infeksiusnya yang tinggi, Dr Allen mencatat bahwa berdasarkan informasi yang tersedia sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XFG dan XFG.3 menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya, atau bahwa vaksin yang saat ini digunakan akan kurang efektif melawannya.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 22 Juni, strain Stratus menyumbang 22,7 persen dari kasus COVID global. WHO telah menetapkan Stratus sebagai “varian yang dalam pengawasan” (variant under monitoring), namun menyatakan bahwa bukti yang ada saat ini menunjukkan risiko rendah terhadap kesehatan masyarakat global

    Beda Gejala COVID-19 Varian Stratus VS Varian Nimbus

    Penyebaran varian baru ini terjadi di tengah masih beredarnya varian COVID lainnya di Inggris. Bulan lalu, varian Nimbus diketahui menyebabkan gejala sakit tenggorokan parah seperti tersayat pisau.

    Sementara itu COVID-19 varian stratus menimbulkan gejala suara serak. Meski demikian belum ada bukti varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah.

    “Salah satu gejala varian Stratus yang paling kentara adalah suara serak, yang meliputi suara serak atau parau”, kata Dr Kaywaan Khan, Dokter Harley Street dan pendiri Hannah London Clinic, kepada Cosmopolitan UK.

    Lebih lanjut, pasien juga melaporkan batuk kering, sakit tenggorokan, dan gejala COVID-19 umum lainnya seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

    Habis Nimbus Terbit Stratus

    6 Konten

    Setelah Nimbus atau NB.1.8.1, variant baru COVID-19 muncul lagi dengan julukan Stratus yang mencakup varian XFG dan XFG.3. Disebut-sebut, salah satu gejala khasnya adalah suara serak dan parau.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Mohon Perhatiannya Bunda! Ini Sebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Mohon Perhatiannya Bunda! Ini Sebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Jakarta

    Tumpulnya kemampuan otak atau kecerdasan yang rendah pada anak bisa berdampak signifikan terhadap interaksi sosial, kinerja akademis, dan peluang masa depan mereka. Padahal, setiap orang tua tentunya memiliki impian untuk masa depan anak-anaknya.

    Sehingga, mengetahui penyebab rendahnya kemampuan otak begitu penting untuk membantu anak mencapai potensi mereka. Ketahui sejumlah penyebab tumpulnya kemampuan otak pada anak berikut ini.

    Penyebab Tumpulnya Kemampuan Otak pada Anak

    Kekurangan nutrisi, kurangnya stimulasi, hingga faktor prenatal dan perinatal memengaruhi kecerdasan anak. Begini penjelasannya.

    1. Kekurangan Nutrisi

    Nutrisi merupakan landasan bagi perkembangan kognitif. Kekurangan nutrisi penting bisa menyebabkan kecerdasan yang lebih rendah. Dikutip dari laman Harvard Health. Zat besi, protein, kolin, folat, yodium, vitamin A, seng, dan vitamin D diperlukan untuk perkembangan otak yang sehat.

    Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan dan pengikatan neurotransmitter Dopamin yang diperlukan untuk fokus. Jika kekurangan zat besi, tubuh akan lebih sulit menjaga kadar dopamin tetap konsisten. Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), kekurangan yodium memengaruhi sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia dengan penurunan IQ rata-rata sebesar 10-15 poin.

    2. Kurangnya Stimulasi

    Kualitas lingkungan rumah dan tingkat stimulasi kognitif yang diterima anak penting bagi perkembangan intelektualnya. Dikutip dari laman Word-X, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang merangsang intelektual, dengan akses ke buku, mainan edukatif, dan percakapan menarik, cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi.

    Sebaliknya, pengabaian hingga kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan kognitif.

    3. Racun Lingkungan

    Paparan racun lingkungan juga berkontribusi pada kecerdasan anak-anak. Paparan timbal, bahkan pada kadar rendah terbukti memiliki efek merugikan pada perkembangan kognitif anak.

    4. Kurang Tidur

    Menurut penelitian, kurang tidur di kalangan anak usia sekolah dasar menyebabkan perbedaan signifikan pada wilayah otak yang bertanggung jawab atas memori, kecerdasan, dan kesejahteraan. Dikutip dari laman Earth, kurang tidur juga dikaitkan dengan kesulitan dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

    “Kami menemukan bahwa anak-anak yang kurang tidur, kurang dari sembilan jam per malam, pada awal penelitian memiliki lebih sedikit materi abu-abu atau volume yang lebih kecil di area otak tertentu yang bertanggung jawab atas perhatian, memori, dan pengendalian hambatan dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan tidur yang sehat,” kata rekan penulis penelitian Dr. Ze Wang.

    “Perbedaan ini bertahan setelah dua tahun, sebuah temuan yang mengkhawatirkan yang menunjukkan bahaya jangka panjang bagi mereka yang tidak cukup tidur.” tambahnya.

    Dikutip dari laman Connection Academy, umumnya, anak dengan usia pra sekolah disarankan untuk tidur 10-13 jam, sedangkan anak sekolah dasar 9-12 jam, dan sekolah menengah pertama dan atas 8-10 jam.

    5. Faktor Prenatal dan Perinatal

    Faktor prenatal adalah faktor yang terjadi sebelum bayi lahir, sementara faktor perinatal adalah yang terjadi semasa kelahiran. Kondisi yang tidak menguntungkan selama dua periode ini bisa mengakibatkan rendahnya kecerdasan pada anak.

    Masalah kesehatan ibu, seperti malnutrisi, infeksi, paparan alkohol, obat-obatan, hingga polutan lingkungan bisa berdampak negatif pada perkembangan otak janin.

    6. Faktor Genetik

    Dikutip dari laman Genius DNA, sebuah studi telah menunjukkan bahwa DNA memainkan peran penting dalam menentukan kecerdasan seseorang. Penelitian yang mencari hubungan antara genetika dan kecerdasan menunjukkan bahwa genetika berdampak signifikan pada kemampuan kognitif, meski ada faktor lain yang terlibat.

    Tips Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak

    Untuk meningkatkan kecerdasan otak anak, lakukan hal-hal berikut:

    1. Latih Otak Mereka

    Ajak anak dalam permainan yang mengasah otak. Berikan benda-benda seperti lego untuk mengasah kreativitas mereka. Dikutip dari laman Connection Academy, aktivitas lainnya seperti memecahkan teka-teki dan pencarian kata juga baik untuk melatih otak.

    2. Olahraga

    Olahraga tidak hanya akan memberikan manfaat fisik, tapi juga manfaat kognitif dan emosional. Latihan aerobik misalnya, bisa meningkatkan daya ingat dan kemampuan untuk belajar. Pastikan mereka memiliki banyak waktu untuk berolahraga.

    3. Beri Anak Pekerjaan Rumah

    Terkadang, pengalaman di luar kelas lah yang mengajarkan anak menjadi lebih pintar di sekolah. Sebuah studi yang menindaklanjuti data selama 25 tahun menunjukkan bahwa remaja yang mulai mengerjakan pekerjaan rumah pada usia 3 atau 4 tahun cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih baik.

    4. Ajak Anak Keluar Rumah

    Pergi keluar rumah dan bertamasya merupakan cara yang baik untuk memberikan pengalaman baru pada anak. Misalnya, lakukan pendakian alam, kunjungi museum, kebun binatang, atau akuarium akan menawarkan anak-anak pengalaman langsung yang mendukung pembelajaran.

    (elk/tgm)