Category: Detik.com Kesehatan

  • Cerita Dokter Jantung Kena Serangan Jantung, Sempat Tak Percaya Akan Mengalami

    Cerita Dokter Jantung Kena Serangan Jantung, Sempat Tak Percaya Akan Mengalami

    Jakarta

    Gejala serangan jantung tidak boleh diabaikan, bahkan oleh seorang dokter. Kejadian serangan jantung bisa dialami siapa saja, tak terkecuali oleh dokter spesialis jantung.

    Dr William Wilson, kardiolog di Parkview Health, Indiana, Amerika Serikat ini mengatakan ia tidak percaya ia mengalami keadaan darurat medis yang serius meskipun ia memiliki pengetahuan yang luas tentang organ tersebut.

    “Ini tidak mungkin terjadi pada saya, saya seorang ahli jantung,” kata dia dikutip dari Daily Mail.

    Dokter yang berusia 63 tahun saat itu dan mengatakan ia dalam kondisi kesehatan yang ‘luar biasa’, tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan tidak memiliki faktor risiko yang jelas. Namun semua itu berubah ketika ia bergabung dengan istrinya untuk berolahraga pagi pada Januari 2018.

    Meskipun ia mengatakan ia merasa baik-baik saja dan sejujurnya tidak memaksakan diri berolahraga, ia mulai merasakan sensasi aneh.

    Alih-alih nyeri dada, Dr Wilson merasakan ketidaknyamanan fisik yang merayap namun ringan.

    “Itu adalah ketidaknyamanan di dada dan itu bukan ketidaknyamanan yang tajam. Rasanya tidak seperti ditusuk pisau atau semacamnya, hanya rasa tidak nyaman yang menekan dan menyesakkan.

    Gejala lain yang ia alami adalah keringat dingin yang tiba-tiba. Dr Wilson menambahkan bahwa ia juga merasakan tanda serangan jantung klasik lainnya, yaitu ‘perasaan takut yang luar biasa’. NHS menggambarkan sensasi ini mirip dengan serangan panik.

    Terakhir, ia menceritakan pengalamannya sebagai gejala serangan jantung yang kurang dikenal.

    “Sangat umum ketika orang mengalami serangan jantung, mereka harus benar-benar ke kamar mandi. Itu bagian dari sistem saraf yang aktif saat serangan jantung,” ucapnya.

    Mengalami gejala serangan jantung tidak umum

    Pasien serangan jantung sering kali merasa ingin buang air kecil atau besar secara tiba-tiba karena tekanan yang dialami tubuh mengganggu kendali fungsi tubuh. Ironisnya, Dr Wilson tidak mengikuti saran terbaik untuk dugaan serangan jantung, yaitu segera menghubungi 999 di Inggris dan 911 di AS untuk mendapatkan bantuan sesegera mungkin.

    Ia menceritakan bagaimana awalnya ia menolak untuk percaya bahwa ia mengalami keadaan darurat medis tersebut selama sekitar 10 menit meskipun ia tahu betul gejalanya.

    “Anda mungkin berpikir saya tahu apa ini dan tentu saja saya tahu, tetapi tidak sampai sekitar 30 atau 60 detik.” “Saya menyangkalnya. Saya mencoba meyakinkan diri sendiri dan berkata, “Ini tidak terjadi, ini tidak mungkin terjadi pada saya.”

    “Maksud saya, saya seorang ahli jantung, ini tidak terjadi pada ahli jantung.”

    Keluar dari kamar mandi, Dr Wilson memberi tahu istrinya bahwa ia mengalami serangan jantung. Ia menggambarkan reaksi istrinya sebagai “luar biasa” saat dia mengambil alih, menelepon unit gawat darurat, dan membantunya tiba di sana secepat mungkin.

    Dr Wilson mengatakan akses cepat ke bantuan ahli merupakan faktor kunci untuk bertahan hidup dari serangan jantung, dan ini juga merupakan faktor dalam pemulihannya sendiri.

    “Kunci untuk menangani serangan jantung adalah pergi ke rumah sakit secepat mungkin. Begitu Anda tiba di sana, tim kardiologi dan tim rumah sakit akan menanganinya,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Autopsi Kedua, Juliana Marins Meninggal dalam 15 Menit Pasca Terjatuh di Rinjani

    Autopsi Kedua, Juliana Marins Meninggal dalam 15 Menit Pasca Terjatuh di Rinjani

    Jakarta

    Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro (IML) sudah menjalankan autopsi kedua Juliana Marins, pendaki Brasil yang meninggal pasca terjatuh saat mendaki di Gunung Rinjani Indonesia.

    Dikutip dari BBC, tim autopsi mengaku kesulitan menentukan waktu kematian Juliana secara presisi lantaran jenazah dalam kondisi diawetkan sebelum tiba di Brasil. Hal itu juga membuat mereka kesulitan memastikan gejala-gejala klinis yang mengarah ke dehidrasi, tanda-tanda kekerasan, hingga hipotermia.

    Meski begitu, kepolisian setempat menjelaskan para ahli memperkirakan Juliana sempat bertahan hidup selama 15 menit pasca terkena benturan keras yang memicu cedera di tubuh.

    Bekas luka dan lecet pada kulit menurut para ahli diakibatkan insiden jatuh ke kedalaman sekitar 600 meter. Bukti yang ditemukan oleh tim autopsi menunjukkan cedera ini berakibat fatal dalam jangka pendek, tetapi ada kemungkinan ia mengalami penderitaan fisik dan psikologis yang singkat, serta stres endokrin, metabolik, dan imunologis, sebelum meninggal.

    Tes belum sepenuhnya rampung, sembari menunggu hasil pemeriksaan genetik. Laporan institut kedokteran Forensik Rio de Janeiro, Brasil menetapkan penyebab kematian Marins adalah perdarahan internal, yang disebabkan beberapa cedera traumatis.

    Ia mengalami patah tulang parah pada panggul, dada, dan tengkoraknya akibat benturan keras.

    (naf/kna)

  • BMKG Ungkap 8 Wilayah RI dengan Suhu Paling Dingin di Awal Juli 2025, Ini Daftarnya

    BMKG Ungkap 8 Wilayah RI dengan Suhu Paling Dingin di Awal Juli 2025, Ini Daftarnya

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap sederet wilayah dengan fenomena ‘bediding’ imbas suhu terdingin awal Juli 2025. Melalui akun Instagram resmi BMKG, sedikitnya ada delapan wilayah dengan catatan suhu tertinggi di Indonesia.

    Tidak termasuk Jabodetabek, berikut laporan suhu minimum Indonesia periode Selasa (1/7/2025) hingga Selasa (8/7/2025):

    Selasa (1/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Rabu (2/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Kamis (3/7/2025): Enarotali, Papua Tengah (13 derajat Celsius)Jumat (4/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Sabtu (5/7/2025): Silangit, Sumatera Utara (15 derajat Celsius)Minggu (6/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (13 derajat Celsius)Senin (7/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (11 derajat Celsius)Selasa (8/7/2025): Frans Sales Lega, NTT (12 derajat Celsius).

    Penyebab suhu dingin Indonesia tampak anomali di masyarakat awam mengingat seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Meski begitu, menurut Kepala BMKG Dwikorita, hal ini dikarenakan adanya dinamika atmosfer tak lazim yang membuat musim kemarau mundur.

    Hampir merata terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Walhasil, cuaca ekstrem terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Tren ini menurutnya masih terus berlanjut hingga akhir Juni 2025. lantaran baru sekitar 30 persen wilayah zona musim yang dinyatakan masuk ke peralihan musim kemarau.

    “Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” beber Dwikorita dalam konferensi pers awal pekan ini.

    Mundurnya musim kemarau dipicu lemahnya monsun australia dan suhu muka laut di selatan Indonesia yang meningkat. Keduanya menyebabkan kelembapan udara menjadi tinggi hingga terbentuk awan hujan, meski seharusnya sudah masuk periode kering.

    Keadaan ini semakin diperburuk dengan kemunculan fenomena atmosfer seperti aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator (Kelvin dan Rossby Equator). Keduanya mendukung pembentukan awan konvektif dan memperbesar potensi hujan lebat.

    “Kendati ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun, curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Jakarta

    Kehadiran buah hati merupakan salah satu kebahagiaan terbesar yang diidamkan oleh banyak keluarga di Indonesia. Tidak hanya sebagai pelengkap rumah tangga, anak juga membawa kehangatan dan sukacita dalam kehidupan keluarga.

    Namun, bagi sebagian pasangan, jalan menuju kebahagiaan ini tidak selalu mudah. Perjuangan panjang, rasa lelah, harapan yang berkali-kali pupus, hingga ketidakpastian masa depan sering kali menjadi bagian dari proses.

    Di tengah ujian tersebut, cerita dari para pasangan pejuang garis dua bersama Morula IVF Indonesia menjadi harapan bagi mereka yang sedang berjuang.

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua

    1. Denny Sumargo dan Olivia Allan

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah penuh inspirasi datang dari pasangan Denny Sumargo dan Olivia Allan. Setelah menikah pada November 2020, mereka menghadapi perjalanan yang berat untuk memiliki anak. Olivia sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Lalu, upaya mereka menjalani program inseminasi serta IVF di luar negeri pun gagal.

    Rasa khawatir, lelah mental, dan rasa takut sempat menghantui. Namun, keduanya memilih untuk tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan mereka bersama Morula IVF Indonesia bersama Dr. dr. Arie Adrianus Polim, Msc, DMAS, Sp.OG Subsp. FER (K).

    Dukungan Morula IVF Indonesia menjadi penyemangat dalam perjuangan pasangan ini. Salah satu kunci keberhasilan kehamilan Olivia adalah teknologi yang memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses penanaman embrio di rahim dilakukan. Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang atau kegagalan IVF.

    Mereka juga menjalani program Wellness dari Morula yang membantu meningkatkan kesuburan dan kesehatan. Program ini mencakup berbagai terapi untuk bertujuan menyehatkan tubuh dan meningkatkan fungsi organ reproduksi.

    Berkat pendekatan personal dari dokter berpengalaman dan teknologi unggulan Morula, Olivia akhirnya hamil, dan buah hati mereka, Gabriella Allan Sumargo yang lahir pada 27 Juli 2024.

    2. Asmirandah dan Jonas

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah mengharukan juga datang dari pasangan selebritis Asmirandah dan Jonas Rivanno. Pasangan yang menikah pada 22 Desember 2013 ini harus menanti selama hampir tujuh tahun untuk mendapatkan buah hati.

    Dalam perjalanannya, mereka memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta bersama dr. Merry Amelya PS, SpOG. Dengan penuh kesabaran dan keyakinan, keduanya menjalani proses demi proses dengan harapan besar.

    Penantian panjang mereka pun terjawab ketika pada 29 April 2020, Asmirandah dinyatakan positif hamil setelah menjalani program IVF. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap ketika buah hati yang dinanti, Chloe Emanuelle Van Wattimena, lahir tepat pada momen istimewa, Hari Natal 2020.

    Bagi Asmirandah dan Jonas, program bayi tabung tidak hanya prosedur medis, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh harapan dan kesabaran yang kini telah berubah menjadi kenyataan yang paling indah.

    3. Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah

    Inspirasi perjuangan tak kenal menyerah juga bisa disimak dari kisah pasangan Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah. Meutya, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, memulai program bayi tabung pada usia 37 tahun. Ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang diwarnai dengan 10 kali percobaan IVF dan 3 kali keguguran.

    Setelah melalui beragam pengobatan, baik alternatif maupun medis, Meutya dan suami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta. Di tengah perjuangan penuh tantangan tersebut, Meutya menemukan dukungan penting dari Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, yang menjadi sosok kunci dalam proses pendampingan dan program secara menyeluruh.

    Bersama dr. Ivan, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan oleh Morula IVF Indonesia yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga stabilitas mental dan emosional, memberikan kekuatan tersendiri bagi Meutya dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan.

    Hingga akhirnya, pada usia 44 tahun, Meutya melahirkan putri cantik bernama Lyora Shaqueena Ansyah. Perjuangan tak kenal lelah Meutya-Fajri ini bahkan sudah dibukukan dengan judul karya Fenty Effendy. Tak hanya itu, gaung inspirasi perjuangan Meutya dan suami juga diceritakan melalui film layar lebar yang akan tayang 7 Agustus mendatang.

    Perayaan Anniversary 27th Morula

    Merayakan hari ulang tahun ke-27, Morula IVF Indonesia akan menghadirkan cerita perjuangan Asmirandah-Jonas, Denny-Olivia, dan Meutya-Noer dalam Ultimate Grande Anniversary 27th Morula. Acara ini akan berlangsung pada 26 Juli – 27 Juli 2025 di Pullman Hotel Central Park, Podomoro City, Jakarta.

    “Mengangkat tema ‘Bringing Dreams to Life’, acara ini menjadi ruang hangat untuk menyatukan para pejuang garis dua yang telah, sedang, atau akan berjuang mewujudkan impian jadi kenyataan yaitu memiliki momongan. Momen ini akan diisi dengan dari para publik figur seperti Denny Sumargo-Olivia Allan, Asmirandah-Jonas, Meutya Hafid-Noer Fajrieansyah. Kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk. BMHS. Wishnutama, Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk. BHMS Retno Marsudi, dan pasien sukses Morula lainnya yang akan membagikan kisah inspiratif dan membangkitkan semangat bagi pasangan lainnya,” tulis keterangan remis Morula IVF Indonesia, Jumat (11/7/2025).

    Tak hanya berbagi inspirasi, Morula IVF Indonesia juga menghadirkan sesi konsultasi privat bersama dokter terbaik dari Morula IVF Jakarta, Morula IVF Margonda, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang. Sesi ini memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi langsung mengenai kondisi kesehatan reproduksi mereka, mengenal lebih dekat teknologi PGT-A, serta mendapatkan edukasi dari tim klinis Morula.

    “Sebagai wujud apresiasi pada momen spesial ini, Morula juga memberikan hadiah istimewa seperti diskon promil IVF hingga Rp 25 juta, total diskon IVF Rp 40 juta, serta hadiah khusus berupa PGT-A satu embrio hingga hamil (syarat dan ketentuan berlaku). Hadiah PGT-A ini bisa mempercepat kehamilan dengan success rate hingga 77%. Semua promo ini hanya berlaku di Ultimate Grande Anniversary 27th Morula,” tutup keterangan resmi Morula.

    Tertarik mengikuti acara Ultimate Grande Anniversary 27th Morula? Kunjungi tautan bit.ly/PromoMorula untuk melakukan pendaftaran.

    (Morula/sls)

  • Sering Merasa Gatal-gatal? Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Liver

    Sering Merasa Gatal-gatal? Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Liver

    Jakarta

    Hati atau liver adalah organ penting yang berfungsi sebagai sistem detoksifikasi alami tubuh. Tanpa liver, tubuh tidak dapat menjalankan berbagai proses vital untuk bertahan hidup.

    Organ besar yang menyerupai bola sepak ini terletak di bagian kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk. Liver memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk membuang limbah, membantu pencernaan, menyaring darah, dan menetralisir racun.

    “Pada dasarnya, apa pun yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari obat-obatan, alkohol, hingga suplemen, semuanya akan diproses oleh liver,” jelas dr Lisa Ganjhu, spesialis hepatologi dan gastroenterologi di NYU Langone Health, seperti dikutip dari TODAY.com, Kamis (10/7/2025).

    Selain itu, nutrisi dari makanan dipecah dan dimetabolisme oleh liver menjadi komponen yang dibutuhkan tubuh, seperti asam amino. Enzim liver juga bertugas mengurai alkohol dan mengeluarkan zat beracun dari sistem tubuh.

    Menariknya, liver merupakan satu-satunya organ internal yang memiliki kemampuan regeneratif. Artinya, liver dapat memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan menumbuhkan kembali bagian yang hilang.

    Penyebab Penyakit Liver

    Penyakit liver bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik, gangguan autoimun, masalah metabolisme, penyumbatan saluran empedu, infeksi virus seperti hepatitis, hingga penyalahgunaan alkohol dan obesitas.

    Jika tidak ditangani, penyakit liver bisa menjadi kronis dan menyebabkan fibrosis, yaitu pengerasan liver akibat penumpukan jaringan parut yang terjadi saat liver berusaha memperbaiki kerusakan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi sirosis, yaitu jaringan parut yang lebih parah dan permanen.

    “Pada tahap lanjut, kondisi tersebut bisa berujung pada gagal liver atau penyakit liver stadium akhir,” ujar Dr Shreya Sengupta, Direktur Program Penyakit Liver Terkait Alkohol di Cleveland Clinic.

    Penyakit liver biasanya berkembang secara perlahan dan bertahap, berbeda dengan gagal liver akut yang bisa muncul secara tiba-tiba pada orang tanpa riwayat penyakit liver sebelumnya.

    Gatal Jadi Tanda Awal Penyakit Liver

    Tanda dan gejala penyakit liver sering kali tidak tampak jelas, terutama pada tahap awal. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk membantu mendeteksi gangguan fungsi liver sedini mungkin.

    Adapun kulit yang terasa gatal tanpa disertai ruam, atau dikenal sebagai pruritus, dapat menjadi gejala gangguan liver. Menurut Sengupta, kondisi ini bisa terjadi akibat penumpukan garam empedu dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan liver.

    “Sering kali rasa gatal ini justru memburuk di malam hari karena berbagai faktor. Penderitanya mungkin merasa baik-baik saja di siang hari, tetapi saat malam tiba, gatalnya bisa sangat mengganggu dan sulit dihentikan,” ujar Sengupta.

    “Meskipun gatal tanpa ruam bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain, hal ini tetap patut diwaspadai, terutama jika tidak ditemukan penyebab lain yang jelas. dr Lisa Ganjhu menambahkan.

    “Gatal sering kali menjadi salah satu tanda dari sirosis hati pada tahap yang lebih lanjut.”

    Pruritus atau rasa gatal-gatal jarang terjadi pada penyakit liver yang berhubungan dengan alkohol dan penyakit liver berlemak nonalkohol.

    Pruritus paling sering dikaitkan dengan sirosis bilier primer atau primary biliary cirrhosis (PBC), kolangitis sklerosis primer atau primary sclerosing cholangitis (PSC), serta kolestasis intrahepatik pada kehamilan atau intrahepatic cholestasis of pregnancy.

    Cara Mengatasi Gatal

    Gatal yang berkaitan dengan gangguan liver umumnya tidak akan membaik dengan sendirinya, namun tetap dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat.

    Karena mekanisme pasti di balik gatal tersebut belum sepenuhnya dipahami, sulit untuk menentukan satu jenis perawatan yang paling efektif. Dalam banyak kasus, diperlukan kombinasi terapi, disertai proses coba-coba untuk menemukan pendekatan yang paling sesuai bagi kondisi masing-masing pasien.

    1. Hindari Menggaruk

    Menggaruk area kulit yang gatal dapat memperparah kondisi dan meningkatkan risiko infeksi. Untuk mencegah hal tersebut, disarankan menjaga kuku tetap pendek. Dengan begitu, jika tanpa sadar menggaruk, risiko luka pada kulit menjadi lebih kecil.

    Bila rasa gatal sulit dikendalikan, menutup area kulit atau mengenakan sarung tangan saat tidur bisa membantu mengurangi dorongan untuk menggaruk, terutama di malam hari.

    Berikut beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk meredakan gatal dan mencegah iritasi kulit:

    Gunakan air hangat atau dingin saat mandi, bukan air panas.Hindari berada terlalu lama di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung.Pilih sabun lembut dan bebas pewangi.Gunakan pelembap yang ringan, bebas pewangi, dan cocok untuk kulit sensitif.Kompres area yang gatal dengan kain dingin dan basah hingga rasa gatal mereda.Jauhkan kulit dari zat-zat atau bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.Kenakan sarung tangan saat menggunakan produk pembersih atau bahan kimia keras.Pilih pakaian yang longgar dan menyerap keringat.Gunakan humidifier (pelembap udara) selama musim dingin atau saat udara dalam ruangan sangat kering.

    Perawatan rutin dan perhatian terhadap pemicu gatal dapat membantu mengurangi keluhan sekaligus menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh.

    2. Gunakan Obat Oles Anti Gatal

    Untuk gatal ringan yang terlokalisasi, krim berbahan dasar air dengan kandungan 1 persen mentol dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman. Selain itu, obat topikal yang dijual bebas juga bisa digunakan untuk mengurangi gatal, terutama pada kondisi kulit tertentu. Meski begitu, dosis dan penggunaan obat sebaiknya mengikuti anjuran dokter.

    Jika sedang dalam pengawasan medis, sebaiknya informasikan kepada dokter terkait penggunaan produk tersebut agar tidak terjadi interaksi atau efek samping yang tidak diinginkan.

    (suc/tgm)

  • Trump Potong Bantuan, PBB Warning 6 Juta Orang di Dunia Berisiko Kena HIV

    Trump Potong Bantuan, PBB Warning 6 Juta Orang di Dunia Berisiko Kena HIV

    Jakarta

    Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberi peringatan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pasalnya, kebijakan Trump bakal berakibat pada jutaan lebih kematian akibat HIV-AIDS pada tahun 2029. Ini dituangkan dalam Pembaruan AIDS Global PBB (UNAIDS) 2025.

    Dikutip dari Al Jazeera, kebijakan yang dimaksud adalah keputusan untuk Trump untuk memangkas Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR). Menurut laporan PBB, pemangkasan ini dapat mengakibatkan enam juta infeksi HIV tambahan dan empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029.

    Sebagai informasi, PEPFAR diluncurkan pada tahun 2003 oleh Presiden AS George W. Bush, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan oleh negara manapun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai ‘jalur penyelamat’ bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.

    “Program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba dan mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV,” bunyi laporan UNAIDS itu, dikutip detikcom, Jumat (11/7/2025).

    “Perang dan konflik, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, pergeseran geopolitik, dan goncangan perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penanggulangan HIV global memicu ketidakstabilan dan membebani kerja sama multilateral,” tambahnya.

    Jumlah orang yang tertular HIV dan mereka yang meninggal karena AIDS berada pada tingkat terendah selama lebih dari 30 tahun. Namun, pada akhir 2024, jumlah ini tidak cukup untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik di tahun 2030.

    Dalam kasus infeksi baru, terjadi penurunan sebesar 56 persen di Afrika sub-Sahara, yang merupakan rumah bagi separuh dari seluruh orang yang tertular HIV secara global pada tahun 2024.

    “Lima negara, sebagian besar dari Afrika sub-Sahara, berada di jalur yang tepat untuk mencapai penurunan infeksi baru sebesar 90 persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010,” tutur laporan UNAIDS.

    Saat ini banyak negara yang masih memiliki cukup obat antiretroviral dan klinik yang membantu mengobati pengidap HIV/AIDS. Namun, pemangkasan dana dari Trump bisa menyebabkan fasilitas tersebut tutup dan pencegahan terhenti.

    Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima mengatakan bahwa pencegahan HIV-AIDS jauh lebih penting daripada pengobatan.

    “Populasi kunci adalah yang paling terdampak. Mereka bergantung pada layanan khusus dari para pemimpin komunitas, dan mereka adalah yang pertama terdampak,” kata Byanyima.

    Akan tetapi, bahkan sebelum Trump membuat keputusan untuk mengurangi dukungan segera setelah menjabat pada bulan Januari, para pendonor, terutama negara-negara Eropa, telah mengurangi bantuan pembangunan.

    (dpy/kna)

  • Peringatan dari Dokter di Gaza, 100 Bayi Bisa Tewas Jika Israel Blokade Bantuan

    Peringatan dari Dokter di Gaza, 100 Bayi Bisa Tewas Jika Israel Blokade Bantuan

    Jakarta

    Kabar terbaru mengungkapkan dua rumah sakit terbesar di Gaza telah mengeluarkan permohonan bantuan yang mendesak. Mereka memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar akibat pengepungan Israel.

    Peringatan dari Rumah Sakit al-Shifa di utara Kota Gaza dan Rumah Sakit Nasser di selatan Khan Younis datang pada hari Rabu (9/7/2025). Saat pasukan Israel terus membombardir daerah kantong Palestina tersebut, menewaskan sedikitnya 74 orang.

    Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Muhammad Abu Salmiyah mengatakan lebih dari 100 nyawa bayi prematur dan sekitar 350 pasien dialisis terancam.

    “Stasiun oksigen akan berhenti beroperasi. Rumah sakit tanpa oksigen bukan lagi rumah sakit. Laboratorium dan bank darah akan tutup, dan unit darah di lemari es akan rusak,” kata Salmiyah yang dikutip dari Al-Jazeera

    “Rumah sakit tidak akan lagi menjadi tempat penyembuhan dan akan menjadi kuburan bagi mereka yang berada di dalamnya,” sambungnya.

    Selain al-Shifa, Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, menyatakan bahwa mereka juga telah memasuki ‘waktu krusial dan terakhir’ akibat kekurangan bahan bakar.

    “Dengan penghitung bahan bakar yang hampir nol, para dokter telah memasuki pertempuran untuk menyelamatkan nyawa dalam perlombaan melawan waktu, kematian, dan kegelapan,” beber pihak rumah sakit dalam sebuah pernyataan.

    “Tim medis berjuang sampai napas terakhir. Mereka hanya memiliki hati nurani dan harapan pada mereka yang mendengar panggilan. Selamatkan Kompleks Medis Nasser sebelum berubah menjadi kuburan sunyi bagi pasien yang sebenarnya bisa diselamatkan,” lanjutnya.

    Juru bicara rumah sakit, Mohammed Sakr, mengatakan fasilitas medis membutuhkan 4.500 liter atau 1.189 galon bahan bakar per hari untuk bisa beroperasi. Tetapi, saat ini mereka hanya memiliki 3.000 liter atau 790 galon yang hanya cukup untuk bertahan selama 24 jam.

    Sakr mengungkapkan para dokter melakukan operasi tanpa listrik atau AC. Para staf berkeringat sampai menetes ke luka pasien, sehingga berisiko infeksi.

    Dalam sebuah video dari Rumah Sakit Nasser yang diunggah di media sosial, para dokter terlihat berkeringat deras saat melakukan operasi.

    “Semuanya dimatikan di sini. AC dimatikan. Tidak ada kipas angin,” ungkap seorang dokter dalam video tersebut sambil menunjukkan kondisi di bangsal.

    “Semua staf kelelahan, mereka mengeluh tentang suhu yang tinggi.”

    Direktur rumah sakit lapangan di Gaza, Marwan al-Hams, mengatakan bahwa ratusan orang bisa meninggal jika pasokan bahan bakar tidak segera didatangkan.
    Dalam penjelasannya, ia menyebut puluhan bayi prematur juga bisa meninggal dalam dua hari ke depan. Selain itu, pasien dialisis dan perawatan intensif juga akan kehilangan nyawa mereka.

    “Cedera yang dialami korban luka semakin memburuk di tengah kondisi yang memburuk, sementara penyakit seperti meningitis menyebar,” tegas Marwan.

    (sao/kna)

  • Pengisi Suara Pokemon Carter Cathcart Meninggal, Ada Riwayat Kanker Tenggorokan

    Pengisi Suara Pokemon Carter Cathcart Meninggal, Ada Riwayat Kanker Tenggorokan

    Jakarta

    Pengisi suara ternama asal Amerika, James Carter Cathcart, meninggal dunia di usia 71 tahun. Cathcart mulai populer saat suaranya menjadi berbagai karakter dalam versi bahasa Inggris dari serial anime Pokemon.

    Ia mengisi suara Gary Oak, rival dari tokoh utama Ash Ketchum, sejak episode pertama, dan kemudian mengambil alih peran beberapa karakter ikonik lain dalam seri tersebut, termasuk Profesor Oak serta anggota Team Rocket, James dan Meowth.

    Kabar duka ini diumumkan oleh istrinya, Martha Jacobi, melalui Facebook. Menurut Jacobi, Cathcart meninggal pada Selasa pagi (8/7/2025) di sebuah rumah sakit New York.

    Pemakaman Cathcart dijadwalkan berlangsung pada Agustus.

    “Terima kasih kepada semua penggemar Jimmy selama bertahun-tahun! Memberikan kebahagiaan kepada kalian adalah alasan mengapa ia bekerja keras dalam keahliannya. Ketahuilah betapa ia sangat menghargai kalian!” tulis Jacobi, dikutip dari CNA.

    Penyebab kematian Cathcart belum diumumkan.

    Namun, sebelumnya ia dilaporkan memilih pensiun pada 2023 setelah didiagnosis kanker tenggorokan.

    Kepergiannya terjadi kira-kira setahun setelah meninggalnya Rachael Lillis, pengisi suara asli karakter Misty dan Jessie dalam Pokemon.

    Menyoal Kanker Tenggorokan

    Dikutip dari WebMD, kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang tumbuh di tenggorokan atau laring seseorang. Tenggorokan yakni saluran berotot yang dimulai di belakang hidung dan berakhir di leher. Kotak suara (laring) terletak tepat di bawah tenggorokan, terbuat dari tulang rawan, dan berisi pita suara yang memungkinkan seseorang berbicara.

    Sekitar setengah dari kanker tenggorokan terjadi di tenggorokan itu sendiri, sementara sebagian kasus lainnya dimulai di kotak suara. Biasanya, kanker di tenggorokan berasal dari sel-sel pipih yang membentuk lapisan dalam tenggorokan.

    Penyakit ini cenderung tumbuh dengan cepat, sehingga diagnosis dan pengobatan dini memberi peluang terbaik untuk sembuh. l

    Kanker tenggorokan memiliki lima stadium seperti berikut:

    Stadium 0: Terdapat sel-sel abnormal di tenggorokan yang mungkin menjadi kanker. Stadium ini juga disebut carcinoma in situ.Stadium I: Kanker masih sangat awal, berukuran 2 sentimeter atau kurang dan hanya terbatas pada tenggorokan.Stadium II: Tumor berukuran 2-4 sentimeter dan belum menyebar ke kelenjar getah bening. Pita suara masih bergerak normal.Stadium III: Tumor lebih besar dari 4 sentimeter atau telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat. Pita suara mungkin tidak bergerak, atau kanker mungkin menyebar ke bagian lain dari tenggorokan.Stadium IV: Tumor bisa berukuran berapa pun, tetapi sudah menyebar ke tempat lain, termasuk: Leher, trakea, kelenjar tiroid, kerongkongan, rahang, mulut, atau bagian lain.

    Kanker tenggorokan bisa ditemukan pada stadium mana pun saat pertama kali terdiagnosis. Banyak kasus baru terdeteksi setelah kanker menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening terdekat. Kanker tenggorokan stadium III dan IV lebih sulit diobati dan lebih mungkin kambuh setelah pengobatan.

    Salah satu tantangan dalam dunia medis adalah banyaknya penyakit yang memiliki gejala mirip dengan keluhan kanker tenggorokan. Sakit tenggorokan atau batuk biasa umumnya bukan masalah besar dan sering sembuh sendiri.

    Namun terkadang, gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius, seperti kanker tenggorokan.

    Gejala kanker tenggorokan meliputi:

    Perubahan suara seperti serak, suara pecah, atau kesulitan berbicara jelasKesulitan menelan, mengunyah, atau bernapasMerasa seperti ada yang tersangkut di tenggorokanSakit tenggorokan, batuk (mungkin berdarah), atau sakit telinga yang tidak kunjung hilangSakit kepalaNyeri di telinga atau leherBenjolan di leher atau nyeri yang tidak hilangPenurunan berat badan tanpa sebabKekakuan pada rahangPerdarahan di mulut atau tenggorokanGigi goyangNapas bauLuka di mulut atau tenggorokan yang tidak sembuh

    Biasanya, kanker tenggorokan tidak terlihat jelas atau sulit dikenali karena tumor cenderung kecil dan tersembunyi jauh di dalam tenggorokan. Hanya sekitar 20 sampai 30 persen pengidap kanker tenggorokan yang bisa melihat ada perubahan secara kasatmata.

    Jika terlihat, mungkin akan tampak:

    Satu sisi tenggorokan terlihat berbeda dari sisi lainnyaAdanya bercak merah atau putih di tenggorokanPembengkakan

    Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menggunakan endoskop untuk melihat kanker tenggorokan. Ini adalah selang fleksibel dengan kamera yang dimasukkan melalui hidung atau mulut ke dalam tenggorokan. Kanker akan tampak seperti massa atau benjolan di salah satu sisi tenggorokan.

    (naf/kna)

  • Autopsi Kedua, Juliana Marins Meninggal dalam 15 Menit Pasca Terjatuh di Rinjani

    Ini Penyebab Juliana Marins Meninggal Menurut Hasil Autopsi Tim Medis Brasil

    Jakarta

    Laporan terbaru dari Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro mengonfirmasi bahwa Juliana Marins, 26 tahun, meninggal dunia akibat beberapa trauma akibat jatuh dari ketinggian saat mengikuti pendakian di Gunung Rinjani, Indonesia.

    Penyebab langsung kematiannya adalah perdarahan internal yang disebabkan oleh cedera poliviseral dan beberapa trauma, yang sesuai dengan benturan berenergi tinggi.

    Dalam sebuah dokumen yang dilihat oleh media lokal Brasil G1, Juliana dilaporkan meninggal sekitar 10-15 menit setelah terjatuh. Kondisi jenazah, yang telah dibalsem, menghambat beberapa analisis, seperti memperkirakan waktu kematian dan memverifikasi tanda-tanda klinis yang lebih halus.

    Penyebab Juliana Marins meninggal

    Penyebabnya adalah pendarahan internal yang disebabkan oleh beberapa cedera traumatis, termasuk patah tulang panggul, dada, dan tengkorak, yang sesuai dengan jatuh dari ketinggian.

    Laporan tersebut menunjukkan kemungkinan adanya periode penderitaan sebelum jatuh, yang menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis.

    Laporan tersebut tidak dapat menyimpulkan apakah penyelamatan yang terlambat merupakan penyebab kematian, karena kurangnya informasi tentang dinamika kecelakaan. Para ahli menekankan perlunya mengklarifikasi berapa kali kejadian terjadi setelah kecelakaan untuk mencapai kesimpulan yang akurat.

    Hasil autopsi di Bali

    Sebelumnya, setelah proses autopsi pada 27 Juni 2025, dokter forensik Ida Bagus Putu Alit mengumumkan hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal dunia sekitar 20 menit setelah terjatuh. Juliana disebut meninggal akibat benturan keras yang menyebabkan kerusakan organ tubuh dan perdarahan.

    Hampir seluruh tubuh Juliana mengalami luka-luka, terutama luka lecet geser yang mengindikasikan tubuh korban bergesekan dengan benda-benda tumpul. Selain itu, ditemukan patah tulang pada bagian dada belakang, tulang punggung, dan paha.

    “Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia,” jelas dr Alit kepada detikBali, Jumat (27/6).

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Pilek yang Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Bukan Flu Biasa

    Pilek yang Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Bukan Flu Biasa

    Jakarta

    Pernah merasa gejala pilek tak kunjung sembuh? Sebagian besar kasus pilek (common cold) atau selesma umumnya akan membaik dalam waktu satu hingga dua minggu.

    Namun, jika gejalanya berlangsung lebih lama dari itu, bisa jadi merupakan tanda adanya kondisi lain yang perlu diwaspadai.

    Tanda Tubuh Sedang Melawan Pilek

    Dokter keluarga dari UnityPoint Health, Shanna Elliott, DO, menjelaskan ada beberapa tanda khas yang menunjukkan tubuh sedang berusaha melawan infeksi pilek. Menurutnya, produksi lendir dan keluarnya ingus dari hidung adalah gejala umum saat seseorang terserang pilek.

    “Lendir berwarna hijau atau kuning adalah hal yang normal dan merupakan tanda infeksi saluran pernapasan atas. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan adanya infeksi bakteri,” ucapnya, dikutip UnityPoint Health, Kamis (10/7/2025).

    Telinga yang terasa penuh juga bisa terjadi akibat hidung tersumbat dan peradangan yang menghambat saluran eustachius. Selain itu, pilek sering disertai dengan nyeri otot, batuk, rasa lelah, sakit kepala, demam ringan (kurang dari 38,3°C), tenggorokan gatal atau terasa tidak nyaman

    “Jika Anda mengalami gejala-gejala ini dan demam lebih dari 101 fahrenheit atau 38,3 derajat celcius, Anda mungkin terkena influenza ,” kata dr Elliott.

    Meski membuat tubuh terasa tidak nyaman, gejala pilek justru merupakan tanda sistem imun sedang aktif melawan infeksi.

    “Pilek biasa tidak berbahaya. Mungkin tidak terasa seperti itu saat Anda mengalaminya, tetapi kebanyakan orang dapat pulih dengan baik,” kata dr Elliott.

    Berapa Lama Gejala Pilek Berlangsung?

    Gejala pilek umumnya berlangsung selama tujuh hingga sepuluh hari. Dalam beberapa kasus, pilek bisa bertahan hingga dua minggu, namun tidak lebih dari itu.

    Menurut dr Shanna Elliott, setelah melewati masa awal infeksi, tubuh mulai membentuk antibodi untuk melawan virus penyebab pilek. Lamanya proses pemulihan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Sebagian mungkin merasa lebih baik dalam satu minggu, sementara yang lain membutuhkan waktu hingga dua minggu penuh.

    Proses pemulihan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti durasi tidur atau istirahat yang cukup. Hal ini penting agar sistem imun dapat bekerja secara optimal. Selanjutnya, pastikan tubuh memiliki asupan cairan yang memadai, karena demam dan obat dekongestan bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan, sementara rasa sakit di tenggorokan sering membuat orang enggan minum atau makan.

    Penyebab Gejala Pilek Tak Kunjung Sembuh

    dr Elliot mengatakan, gejala pilek, berupa batuk umumnya paling lama bertahan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Dalam beberapa kasus, batuk bisa berlangsung selama satu hingga dua bulan. Tak heran jika gejala yang tak kunjung membaik membuat sebagian orang khawatir terhadap kemungkinan kondisi yang lebih serius.

    Berikut beberapa kemungkinan penyebab gejala pilek masih tetap bertahan atau menetap.

    1. Alergi atau Iritasi Tenggorokan

    Drainase lendir yang mengalir ke bagian belakang tenggorokan akibat alergi, atau refluks asam lambung (silent acid reflux), bisa menyebabkan iritasi pada pita suara dan memicu batuk.

    2. Infeksi sekunder akibat Virus

    Jika gejala justru memburuk, atau sempat membaik lalu kembali memburuk, bisa jadi telah terjadi infeksi sekunder seperti sinusitis atau pneumonia.

    3. Infeksi Bakteri

    Batuk yang tak kunjung reda juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti bronkitis akut, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (immunocompromised).

    Batuk persisten lebih sering terjadi pada orang yang memiliki sistem imun lemah akibat pengobatan tertentu atau penyakit bawaan, berusia di atas 65 tahun, memiliki penyakit paru-paru, atau memiliki riwayat merokok.

    Segera ke Dokter Jika Gejala Semakin Memburuk

    Meskipun pilek umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, ada kondisi tertentu yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala pilek seperti batuk yang dapat dikategorikan kronis ketika berlangsung lebih dari delapan minggu. Meski begitu, dr Elliott menekankan kemungkinan batuk berkepanjangan disebabkan oleh penyakit serius seperti kanker tergolong rendah.

    Namun, bila batuk atau gejala pilek terus berlangsung tanpa henti, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pencitraan (imaging). Beberapa jenis kanker, terutama pada usia lanjut, dapat muncul dengan gejala awal mirip pilek atau batuk.

    “Leukemia myeloid akut adalah kanker darah yang cukup agresif. Orang-orang mengalami demam tinggi, keringat malam, mudah memar, pendarahan, penurunan berat badan, dan pembengkakan kelenjar getah bening, gejala yang tidak terlihat pada flu biasa,” kata dr Elliott.

    Meski demikian, lanjutnya, leukemia mieloid akut tergolong langka dan hanya menyumbang sekitar 1 persen dari seluruh kasus kanker pada orang dewasa di Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, orang dewasa rata-rata mengalami pilek dua hingga tiga kali per tahun.

    Bagi perokok aktif, terutama yang merokok dalam jumlah banyak, dr Elliott menyarankan untuk menjalani skrining paru-paru secara rutin guna mendeteksi kemungkinan gangguan pernapasan lebih awal.

    (suc/tgm)