Category: Detik.com Kesehatan

  • Kondisi Terkini Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad Usai Masuk RS Pasca Ultah Ke-100

    Kondisi Terkini Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad Usai Masuk RS Pasca Ultah Ke-100

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, telah dipulangkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan akibat kelelahan usai merayakan ulang tahunnya yang ke-100 dengan piknik.

    Mahathir, yang pernah memimpin negara di Asia Tenggara itu selama lebih dari dua dekade, memiliki riwayat masalah jantung dan telah menjalani operasi bypass. Ia beberapa kali dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir, terakhir pada Oktober lalu akibat infeksi saluran pernapasan

    Ia menjalani observasi di Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur karena masalah terkait kelelahan pada hari Minggu, menurut kantornya.

    “Mahathir telah diizinkan pulang pada pukul 16.45 (08.45 GMT),” demikian pernyataan kantor tersebut, dikutip dari Reuters.

    Seorang dokter yang pernah menjabat sebagai anggota parlemen hingga 2022, Mahathir mengendarai mobilnya sendiri pada Minggu untuk menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke-100. Acara tersebut juga sekaligus merayakan ulang tahun ke-99 sang istri, Hasmah Mohd Ali, yang jatuh sehari sebelumnya, menurut laporan media lokal.

    Dalam laporan tersebut disebutkan, Mahathir sempat bersepeda selama satu jam sebelum terlihat kelelahan. Ulang tahunnya sendiri jatuh pada Kamis.

    Mahathir menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003. Ia kembali memimpin pada 2018 setelah membawa koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah, namun pemerintahannya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun akibat pertikaian internal.

    (suc/suc)

  • Batas Waktu Aman Simpan Daging Rendang di Freezer Menurut Ahli

    Batas Waktu Aman Simpan Daging Rendang di Freezer Menurut Ahli

    Jakarta

    Rendang merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia. Jika disimpan dengan benar, maka rendang yang lezat bisa bertahan lama.

    Lantas apa yang perlu diperhatikan agar rendang bisa lebih awet untuk disimpan? Begini penjelasannya.

    Masa Simpan Rendang di Freezer

    Dokter spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menuturkan freezer adalah salah satu tempat penyimpanan yang cocok untuk rendang. Menyimpan masakan di tempat yang dingin memperlambat pertumbuhan bakteri serta mikroorganisme yang menyebabkan makanan cepat basi.

    Menurutnya, rendang yang disimpan dalam freezer bisa bertahan sampai 6 bulan. Jika dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama, rendang mungkin akan mengalami penurunan kualitas rasa dan tekstur.

    Ketika memanaskan rendang yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan, pastikan juga tidak ada tanda-tanda pembusukan.

    “Rendang yang sudah dimasak matang dan disimpan dengan benar di dalam freezer bisa bertahan cukup lama, yaitu 3 hingga 6 bulan. Namun, untuk kualitas rasa dan tekstur terbaik, disarankan untuk mengonsumsinya dalam waktu 1-3 bulan,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    “Lewat dari 6 bulan, rendang mungkin masih aman dikonsumsi, tetapi kualitas rasanya bisa menurun dan teksturnya mungkin jadi kurang baik,” sambungnya.

    Cara Menyimpan Rendang yang Aman

    dr Raissa membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menyimpan rendang dalam freezer. Berikut beberapa di antaranya:

    Simpan dalam wadah tertutup rapat.Simpan dalam kemasan-kemasan kecil, sesuai porsi yang dibutuhkan.Berikan catatan tanggal penyimpanan.Pastikan suhu freezer tetap stabil.Jika daging sudah dipanaskan, konsumsi hari itu juga, dan jangan dibekukan kembali.

    Selain memengaruhi rasa dan tekstur makanan, penyimpanan terlalu lama dalam freezer juga dapat memengaruhi nutrisi di dalamnya.

    “Penurunan nutrisi bisa terjadi meskipun minimal, jika disimpan dalam keadaan benar. Terutama vitamin larut air. Namun, yang utama berubah adalah rasa dan tekstur dari daging tersebut,” tandas dr Raissa.

    Dalam kesempatan terpisah, pakar teknologi pangan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS menambahkan, jika daging rendang bertipe basah, ada baiknya dipisahkan dulu dari bumbu atau kuahnya. Ia mengatakan ini akan menambah masa simpan dari rendang.

    “Misalnya juga rendang itu kan ada dua tipe, rendang yang berkuah itu dipisah dulu bumbunya. Atau rendang yang memang sudah kering, yang nggak lengket, berarti ya itulah yang dimasukkan (disimpan),” katanya.

    Efek Menyimpan Daging Masak Terlalu Lama

    Berikut ini sederet efek yang ditimbulkan jika masakan berbahan dasar daging disimpan dalam freezer terlalu lama:

    1. Freezer Burn

    Freezer burn merupakan istilah untuk hilangnya kelembapan dari makanan beku. Dikutip dari WebMD, ini terjadi ketika daging disimpan terlalu lama dalam freezer sehingga kehilangan kelembapan, berubah warna, dan mengerut.

    Ada dua penyebab mengapa daging dan makanan beku bisa mengalami freezer burn. Pertama, karena makanan terlalu lama dalam kondisi beku, sehingga banyak molekul air berpindah dari permukaan. Kedua, karena daging tidak dibungkus dengan rapat sebelum masuk freezer.

    2. Perubahan Tekstur dan Rasa

    Masakan daging yang mengalami freezer burn, akan mengalami perubahan rasa dan tekstur setelah dicairkan. Tekstur daging akan terasa keras, kasar, dan kering. Rasa makanan juga cenderung hambar dan aneh, karena oksigen dari udara di sekitar telah menarik rasa dan warna dari jaringan daging.

    Daging yang mengalami freezer burn biasanya juga berubah warna menjadi abu-abu, cokelat, atau abu-abu kecokelatan.

    3. Oksidasi Lemak

    Selain memicu freezer burn, masakan daging yang disimpan terlalu lama dalam freezer juga bisa mengalami oksidasi lemak. Dalam sebuah studi tahun 2019, disebutkan proses pembekuan dapat membentuk kristal es yang menusuk dan merusak dinding sel serta membran sel otot daging.

    Kondisi tersebut lebih rentan terjadi bila pembekuan berlangsung lambat atau suhu freezer tidak stabil. Proses oksidasi ini menimbulkan efek tengik pada daging, menurunkan kualitas tekstur dan rasa, serta memicu pembentukan radikal bebas dan senyawa berbahaya seperti Malondialdehyde (MDA).

    Dalam banyak penelitian, MDA berkaitan dengan peningkatan berbagai risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit neurodegeneratif, dan beberapa jenis kanker.

    (avk/tgm)

  • Bayi-bayi di Palestina Berbagi Inkubator Akibat Perang dan Krisis Bahan Bakar

    Bayi-bayi di Palestina Berbagi Inkubator Akibat Perang dan Krisis Bahan Bakar

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Minggu, 13 Jul 2025 17:30 WIB

    Gaza – Krisis bahan bakar di Gaza memaksa bayi-bayi Palestina berbagi inkubator. Rumah sakit berjuang di tengah serangan militer Israel yang terus berlangsung.

  • Jangan Asal Pakai Lagi! Ini Batas Aman Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan Menurut Ahli

    Jangan Asal Pakai Lagi! Ini Batas Aman Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan Menurut Ahli

    Jakarta

    Salah satu kebiasaan memasak yang banyak dilakukan masyarakat adalah menyimpan minyak goreng sisa. Ketika minyak bekas penggorengan masih tersisa banyak, rasanya sayang untuk membuang semuanya.

    Perlu jadi perhatian, nyatanya penggunaan minyak goreng bekas ada batas amannya. Jika tetap digunakan secara berlebihan, ini tentu dapat berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya sistem kardiovaskular.

    Berapa Kali Minyak Bekas Boleh Dipakai Lagi?

    Minyak yang digunakan untuk menggoreng akan mengalami peningkatan suhu sangat tinggi. Pakar teknologi pangan dan Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS menuturkan suhu yang tinggi dapat mengubah kandungan dari dalam minyak goreng.

    Salah satu perubahan yang berbahaya adalah munculnya asam lemak trans. Konsumsi lemak trans berkaitan erat dengan kenaikan risiko kesehatan kardiovaskular, seperti penyakit jantung.

    “Apalagi kalau deep frying yang minyak suhu tinggi sampai 200-an derajat celsius. Itu banyak perubahan terjadi pada minyaknya jadi ya asam-asam lemaknya jadi berubah, trans fat namanya, lemak minyak trans itu bahaya buat kesehatan,” kata Prof Hardinsyah ketika dihubungi detikcom.

    Oleh karena itu, ia menyarankan minyak bekas atau jelantah sebaiknya tidak dipakai lebih dari dua kali atau total tiga kali sejak minyak goreng pertama kali digunakan.

    “Kalau untuk orang yang mampu, saya sarankan sih sekali aja jelantahnya digunakan. Kalau kurang mampu, ya maksimum sampai dua kali lah, jangan sampai lebih dipakai lagi,” sambungnya.

    Tanda Minyak Sudah Jelek

    Menurut Prof Hardinsyah, salah satu tanda fisik paling umum dari minyak yang sudah jelek adalah warna yang kehitaman. Selain itu, makanan yang digoreng menggunakan minyak berulang biasanya juga menyisakan sensasi gatal atau serak di tenggorokan.

    Ketika dihubungi terpisah, dokter spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, SpGK menambahkan beberapa tanda lain yang menunjukkan minyak sudah buruk kualitasnya.

    “Tandanya warna berubah gelap, berbau tengik, menghasilkan asap berlebihan saat dipanaskan, tekstur lebih kental, berbusa saat dipanaskan, terdapat endapan atau sisa makanan hangus, dan makanan cepat gosong,” katanya.

    Bahaya Menggunakan Minyak Bekas Berulang

    Hati-hati, ada banyak dampak kesehatan yang mengancam jika tetap nekat menggunakan minyak bekas secara berulang. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Memicu Lemak Trans

    Seperti yang sudah disinggung, penggunaan minyak goreng berulang memicu munculnya lemak trans. Lemak trans merupakan jenis lemak tidak sehat yang dapat meningkatkan kadar kolesterol ‘jahat’ low-density lipoprotein (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol ‘baik’ high-density lipoprotein.

    Mengonsumsi lemak trans dalam jumlah banyak dan rutin, lalu dikombinasikan dengan gaya hidup tidak sehat, sangat berisiko meningkatkan kemungkinan penyakit jantung.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, ditemukan minyak goreng yang digunakan lebih dari dua kali sudah mengalami peningkatan kadar asam lemak.

    “Semakin warnanya pekat dan menghitam, maka semakin tinggi kandungan asam lemak transnya,” kata peneliti dari Prodi Teknologi Laboratorium Medis UM Surabaya, Vella Rohmayani dikutip dari laman resmi kampus.

    2. Merusak Nutrisi Makanan

    Minyak goreng yang digunakan berkali-kali juga dapat menurunkan nutrisi makanan serta menimbulkan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi pada minyak goreng membuat warna makanan menjadi jelek, berbau tengik, dan merusak kandungan vitamin dan mineral.

    3. Merusak Jaringan Tubuh

    Minyak goreng yang digunakan berulang juga memicu terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.

    Paparan radikal bebas biasanya muncul dari paparan polusi, asam rokok, hingga radiasi.

    “Selain itu, reaksi oksidasi juga dapat memicu terbentuknya radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel dan jaringan tubuh ketika kita mengkonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng bekas,” tandas Vella.

    4. Meningkatkan Risiko Kanker

    Dalam sebuah penelitian tahun 2020, ditemukan penggunaan minyak goreng secara berulang dikaitkan dengan munculnya senyawa karsinogenik (bersifat kanker) seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

    Disebutkan, konsumsi minyak yang digunakan berulang menyebabkan tingginya insiden gentokoksik (kerusakan materi genetik), mutagenik (mutasi DNA), tumorigenik (memicu tumor), serta berbagai jenis kanker. Beberapa jenis kanker dikaitkan dengan penggunaan minyak berulang meliputi kanker paru, kolorektal, payudara, dan prostat.

    (avk/tgm)

  • Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Kanker saluran empedu atau cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk pada saluran empedu, saluran tipis yang membawa cairan empedu dari hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Kondisi ini umumnya dialami oleh individu berusia di atas 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Salah satu contohnya adalah Agatha, seorang wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terdiagnosis kanker saluran empedu stadium 4 pada usia 38 tahun.

    Agatha mengatakan, gejala pertama muncul pada Maret 2024. Ia mengalami gejala yang mirip seperti sakit maag biasa. Dalam waktu satu bulan, ia tiga kali mengunjungi instalasi gawat darurat dan menerima terapi injeksi obat lambung. Namun, gejala tidak menunjukkan perbaikan dan justru disertai demam serta penurunan kondisi umum.

    Terlebih, ia juga mengalami gejala berupa gatal hebat di telapak tangan dan kaki, yang menyebar ke seluruh tubuh. Kulitnya tampak menguning, bagian putih mata berubah warna, dan telapak kakinya sering terasa panas. Buang air besar sesekali tampak berminyak, tubuhnya cepat lelah, dan demam serta menggigil terjadi hampir setiap hari. Ia juga mulai merasakan nyeri tajam di bagian kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk.

    “Dokter pertama, spesialis dalam di Samarinda, mengatakan bahwa saya hanya mengidap sedikit gangguan hati. Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    “Namun kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis (waktu itu dalam sebulan saya turun 3 kg), sering sesak napas,” sambungnya.

    Agatha kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis gastroenterohepatologi yang menyarankannya menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil awal menunjukkan adanya batu yang menyumbat saluran empedu utama, serta kelainan pada struktur hati. Agatha menyebut, kondisi ini yang dialami disebut dokter langka dan sulit ditangani. Dokter juga menduga kondisi dialami adalah kelainan genetik, kemungkinan bawaan sejak lahir.

    Lantaran merasa pelayanan medis di daerahnya kurang memadai, dan dalam kondisi yang semakin memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta pada Agustus 2024.

    Dalam kondisi sangat lemah dan harus menggunakan kursi roda, ia menjalani pemeriksaan ulang. Operasi pertama dilakukan pada September 2024, dan hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya kanker ganas di saluran empedu yang telah menyebar ke hati (metastasis).

    “Di Jakarta kemudian rawat inap karena infeksi/peradangan lagi di saluran empedu. Dan di sinilah saya baru tahu dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” imbuh Agatha.

    “Karena badan saya tetap kuning dan tidak kunjung sembuh, dilakukan operasi kembali oleh dr bedah digestif RSPAD, yaitu by pass lambung dan usus (longmire procedure) di bulan Februari 25. ada jaringan yang diambil utk uji lab (PA), dan ditemukan bahwa sel kanker tidak hanya menyebar ke liver tapi juga ke duodenum (usus dua belas jari),” sambung Agatha.

    Apa pemicunya?

    Agatha mengatakan, dokter menduga penyebab utama kanker saluran empedu yang ia alami berkaitan dengan faktor genetik atau kelainan bawaan. Pada usia 3 tahun, wanita yang kini berusia 39 tahun itu pernah menjalani operasi untuk mengangkat kista di hati dan tindakan bypass usus.

    Menurut dokter, lanjut Agatha, kemungkinan besar penyakit tersebut kembali muncul. Selain itu, Agatha juga memiliki riwayat beberapa kali menjalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudara, sehingga tubuhnya diduga memiliki kecenderungan genetik yang mendukung pembentukan jaringan abnormal.

    “Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu,” kata Agatha.

    Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang juga berperan sebagai pemicu. Agatha mengakui ia memiliki pola hidup yang tak sehat, seperti jarang mengonsumsi sayur dan buah, sering mengonsumsi makanan tak sehat seperti bakso, mi instan, serta kopi instan dalam kemasan, hingga kopi kekinian.

    “Saya bukan penggemar makanan dan minuman manis. sperti kopi, itu selalu double shot dan less sugar, tapi karena susu (lemak) dan kopi membuat saya jadi kurang minum air putih,” ucapnya lagi.

    Senada, dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Benarkah Batu Empedu Bisa Picu Kanker Saluran Empedu? Ini Kata Dokter Onkologi

    Benarkah Batu Empedu Bisa Picu Kanker Saluran Empedu? Ini Kata Dokter Onkologi

    Jakarta

    Kanker saluran empedu atau cholangiocarcinoma memang jarang terjadi, tetapi bersifat agresif dan menyebar dengan cepat. Karenanya, pengobatan segera sangat dibutuhkan. Adapun salah satu faktor risiko kanker ini disebut-sebut akibat adanya batu empedu. Bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan batu empedu memang ada kaitannya dengan kanker saluran empedu. Hal ini dikarenakan ketika batu empedu keluar dan melewati saluran empedu, gesekan yang ditimbulkan dapat menyebabkan lecet pada dinding saluran.

    Lecet-lecet tersebut dapat menimbulkan peradangan. Peradangan yang terus berlangsung inilah yang berpotensi menjadi cikal bakal kanker. Meski begitu, ia menegaskan tak semua orang dengan batu empedu akan berisiko kanker.

    “Tapi ternyata orang yang ada batu empedu nggak 100 persen jadi kanker. Cuma sekian persen dikit lah. Sehingga sekarang di kedokterannya, kalau orang ada batu di kantong empedu itu nggak selalu dilakukan dengan pengangkatan kantong empedu,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).

    Prof Ikhwan menjelaskan, sebagian besar atau sekitar 70 hingga 90 persen pasien dengan kanker kantong empedu memang ditemukan memiliki batu empedu. Namun, bukan berarti batu tersebut menjadi penyebab utama kanker. Juga, kejadian atau kasus batu empedu memicu kanker saluran empedu hanya sedikit.

    “Karena ternyata yang ada batu, diikutin orang yang ada batu, berapa lama gitu, 0,5-3 persen yang jadi kanker. Kalo yang pertama 70-90 persen ada kanker kantong empedu, ada batunya. Jadi banyak yang ada kankernya, terus ada batunya,” kata Prof Ikhwan.

    “Kalo yang satu lagi, ini orang ada batu empedu, dipantau, diobservasi bertahun-tahun, ternyata yang jadi kanker dari 100, cuman setengah orang. Jadi memang nggak banyak (kasusnya),” lanjutnya lagi.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan batu empedu bisa memicu kanker jika menyebabkan iritasi kronis di kantong empedu. Iritasi tersebut menyebabkan luka yang terus-menerus, dan pada akhirnya dapat memicu perubahan struktur sel. Aktivasi peradangan jangka panjang inilah yang mendorong terjadinya proliferasi sel abnormal dan meningkatkan risiko keganasan.

    “Ada lecet-lecet. Itu lama-lama akan mengubah daerah peradangan itu menjadi kanker. Gitu ya, menjadi kanker, walaupun tidak 100 persen terjadi pasti. Tapi secara mekanismenya begitu,” ujar Prof Ikhwan.

    (suc/suc)

  • Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Cerita Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Dikira Maag

    Jakarta

    Seorang wanita berdomisili di Samarinda, Kalimantan Timur, membagikan kisahnya yang didiagnosis kanker saluran empedu stadium 4 di usia yang masih muda, yakni 38 tahun. Wanita bernama Agatha itu tak menyangka gejala seperti maag yang dirasakan menjadi awal dari perjalanan panjang melawan kanker saluran empedu stadium akhir.

    Agatha mengatakan, awalnya ia mengalami nyeri di lambung, seperti sakit maag biasa. Selama sebulan, ia bahkan sempat tiga kali keluar masuk UGD. Meski telah mendapatkan pengobatan, kondisi Agatha tak kunjung membaik, bahkan semakin memburuk.

    “Tiga kali juga diinject dan didiagnosa hanya sakit maag, namun yang terakhir setelah di-inject obat maag, maag tidak kunjung sembuh, malah semakin parah dan disertai demam,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    Wanita yang kini berusia 39 tahun itu juga mengalami gejala berupa rasa nyeri yang mengarah ke bagian kanan atas perut, tepat di bawah rusuk, gatal-gatal di telapak tangan dan kaki, lalu merambat ke seluruh tubuh, bahkan ia juga merasakan perubahan warna kulit menjadi kuning hingga gelap, cepat lelah, serta mengalami demam dan menggigil hampir setiap hari.

    Beberapa dokter spesialis penyakit dalam di Samarinda awalnya mendiagnosisnya hanya mengalami gangguan ringan pada hati. Namun, Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    “Namun Kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis (waktu itu dalam sebulan saya turun 3 kg), sering sesak napas, kemudian saya cek ke dokter Gastroentero Hepatologi, dan diarahkan untuk Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP),” lanjutnya.

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Merasa pengobatan wilayahnya terlalu lambat dengan kondisi yang terus melemah menggunakan kursi roda, Agatha akhirnya memutuskan untuk ke Jakarta pada Agustus 2024 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Di sana, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, ia menjalani operasi pertama, dan hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya tumor ganas di saluran empedu yang sudah menyebar ke hati.

    “Kemudian kami pulang. kondisi saya juga semakin membaik. namun bulan November muncul gejala kembali, yaitu kulit saya mulai menguning sampai ke mata saya. Urine juga kuning pekat seperti teh. hal ini terjadi terutama jika kondisi tubuh saya terlalu lelah,” tuturnya.

    Keadaan semakin memburuk dan pada pertengahan Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi yang sangat lemah. Berat badannya turun hingga total 10 kilogram, bahkan ia juga mengalami mual, muntah, demam menggigil, sesak napas, dan kelelahan ekstrem.

    Saat dirawat inap di Jakarta, Agatha baru benar-benar mendapatkan penjelasan dari dokter bahwa sejak September 2024 ia telah terdiagnosis kanker saluran empedu yang telah menyebar ke hati (metastasis) atau stadium 4.

    Pada Februari 2025, ia kembali menjalani operasi kedua berupa prosedur by pass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari jaringan yang diambil saat operasi, diketahui bahwa sel kanker juga telah menyebar ke duodenum atau usus dua belas jari.

    “Jadi waktu saya umur 3 tahun itu saya pernah dioperasi karena kista di hati dan usus di bypass. nah kata dokter, kemungkinan penyakit yang dulu itu mengamuk atau muncul lagi setelah puluhan tahun. tapi sebelumnya saya juga sudah beberapa kali operasi angkat tumor jinak di payudara,” sambungnya.

    “Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu,” ungkapnya lagi.

    Pada akhir Mei 2025, Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya.

  • Video: CDC AS Akhiri Respons Darurat Flu Burung H5N1

    Video: CDC AS Akhiri Respons Darurat Flu Burung H5N1

    Video: CDC AS Akhiri Respons Darurat Flu Burung H5N1

  • 9 Manfaat Minum Air Kelapa secara Rutin untuk Jantung Sehat

    9 Manfaat Minum Air Kelapa secara Rutin untuk Jantung Sehat

    Jakarta

    Air kelapa bukan hanya menjadi pelepas dahaga alami, tapi juga menyimpan segudang manfaat. Minuman ini diyakini mengandung beragam nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung.

    Salah satunya adalah potassium atau kalium. Laman American Heart Association menyebut, kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi efek natrium, salah satu unsur dalam garam dapur yang dikaitkan dengan risiko hipertensi.

    Tapi apa saja sebenarnya kandungan dan manfaat air kelapa?

    Kandungan Air Kelapa

    Dikutip dari Nutritionvalue.org, dalam 100 gram air kelapa terkandung nutrisi sebagai berikut:

    Kalori: 19Lemak total: 0 gramNatrium: 12 mgKarbohidrat total: 4,6 gramGula: 4,6 gramProtein: 0 gramKalsium: 8 mgKalium: 196 mikrogramManfaat Air Kelapa untuk Jantung

    Air kelapa diyakini punya manfaat bagi kesehatan jantung, di antaranya membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan HDL, dan melancarkan aliran darah.

    Kandungan kalium yang tinggi dalam air kelapa bisa membantu mengatur tekanan darah. Sebuah riset di New England Journal of Medicine mengungkap, kadar natrium yang tinggi dan kadar kalium yang rendah berhubungan dengan risiko stroke dan serangan jantung.

    Namun demikian, tidak berarti jantung akan makin sehat jika minum air kelapa berlebihan. Terkait kandungan kalium, air kelapa hendaknya dikonsumsi sewajarnya saja.

    “Kadar kalium di dalam tubuh kita tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih, karena dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan komplikasi lainnya,” kata dr Yuri Afifah, SpJP, saat dihubungi detikcom, Jumat (11/7/2025).

    2. Meningkatkan Kadar Kolesterol Baik atau High-Density Lipoprotein (HDL)

    Dalam sebuah tulisan di Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, para ilmuwan di India menyebut air kelapa dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Sebaliknya, high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, meningkat karenanya.

    Kadar LDL yang rendah dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik. Demikian juga dengan trigliserida dan kolesterol total, makin rendah nilainya maka efeknya makin baik untuk jantung.

    Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko penyakit jantung. Air kelapa relatif lebih rendah kalori dibandingkan dengan minuman lainnya seperti soda atau jus, hanya 19 kalori dalam 100 gram. Karenanya, air kelapa bisa menjadi minuman yang membantu menurunkan berat badan.

    Pastikan tidak ada gula atau pemanis yang ditambahkan.

    5. Mengatur Kadar Gula Darah

    Memiliki kadar gula darah yang terus menerus di atas kisaran normal bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Dikutip dari laman Heart Foundation, seiring berjalannya waktu, kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes bisa merusak pembuluh darah di jantung.

    Penelitian menunjukkan bahwa air kelapa bisa membantu mengatur gula darah dan meringankan gejala diabetes. Air kelapa merupakan sumber mangan yang baik, yang bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah. Tapi, pastikan berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menambahkan air kelapa ke menu harian.

    6. Menghidrasi Tubuh

    Air kelapa yang kaya akan elektrolit yang membantu menjaga hidrasi. Hal ini sangat penting untuk aliran darah yang lancar. Dikutip dari laman Heart Research Institute, jika tubuh mengalami dehidrasi, jumlah darah yang beredar di tubuh berkurang. Jantung akan mencoba mengimbanginya dengan meningkatkan detaknya. Proses ini bisa membebani jantung karena harus bekerja lebih keras dari biasanya.

    7. Meningkatkan Elastisitas Pembuluh Darah

    Diet rendah kalium sejak lama dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi hingga stroke. Sebuah riset di jurnal JCI Insight menunjukkan adanya kalsifikasi pembuluh darah pada tikus yang menjalani diet rendah kalium.

    Apakah air kelapa banyak mengandung kalium? Tentu saja.

    8. Mengurangi Stres Oksidatif

    Air kelapa juga mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh. Dikutip dari laman Sahyadri Hospitals, antioksidan bisa membantu mengurangi stres oksidatif yang diketahui bisa menyebabkan masalah kardiovaskular.

    9. Melancarkan Aliran Darah

    Air kelapa dikenal sebagai sumber kalium dan magnesiumnya. Selain mengatur keseumbangan cairan tubuh, kalium bisa membantu mengurangi peradangan, melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh, dan memperkuat fungsi jantung. Meski demikian, dikutip dari laman Healthgrades, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, sebelum air kelapa direkomendasikan sebagai obat atau tindakan pencegahan penyakit kardiovaskular.

    (elk/up)

  • Babak Baru Mahasiswa Kedokteran Korsel Mogok Kuliah usai Protes Kuota FK Diperbanyak

    Babak Baru Mahasiswa Kedokteran Korsel Mogok Kuliah usai Protes Kuota FK Diperbanyak

    Jakarta

    Mahasiswa kedokteran Korea Selatan mogok kuliah sejak tahun lalu sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah yang ingin meningkatkan penerimaan mahasiswa kedokteran. Kabar terbarunya, kini dalam pernyataan mereka pada Sabtu (12/7/2025), pihaknya akan kembali ke kampus dan mendesak pihak berwenang untuk menormalkan jadwal akademik.

    Asosiasi Medis Korea, kelompok lobi utama bagi para dokter, dalam sebuah pernyataan mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah guna memulihkan kalender akademik dan meningkatkan kondisi pelatihan.

    “Kami akan menaruh kepercayaan kami pada pemerintah dan parlemen dan berkomitmen untuk kembali ke kampus guna membantu menormalkan pendidikan kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan,” kata asosiasi medis korea, dalam pernyataan yang dikeluarkan bersama dengan komite pendidikan parlemen dan kelompok lobi yang mewakili mahasiswa kedokteran, dikutip dari CNA.

    Batas waktu spesifik untuk kembalinya mahasiswa kedokteran tidak disebutkan.

    Ribuan mahasiswa kedokteran mogok kuliah pada awal 2024 sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pemerintahan sebelumnya untuk menambah ribuan kuota masuk fakultas kedokteran.

    Para calon dokter berpendapat rencana peningkatan penerimaan mahasiswa akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran. Menurut mereka, alih-alih hanya meningkatkan jumlah mahasiswa, reformasi lebih lanjut diperlukan untuk menarik dokter ke layanan kesehatan esensial seperti gawat darurat atau pediatri.

    Pernyataan tersebut juga mendesak presiden dan pemerintah untuk membentuk satuan tugas guna menangani reformasi jangka panjang dalam pendidikan dan pelatihan kedokteran serta memastikan partisipasi semua pemangku kepentingan termasuk mahasiswa.

    (naf/naf)