Category: Detik.com Kesehatan

  • Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Jakarta

    Kanker saluran empedu umumnya dialami oleh mereka yang berusia 45 hingga 50 tahun ke atas. Namun karena sejumlah faktor tertentu, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia muda. Seperti misalnya Agatha, wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terkena kanker saluran empedu stadium 4 di usia 38 tahun.

    Keluhan yang dirasakan Agatha juga awalnya mirip dengan penyakit maag biasa, ditandai dengan nyeri perut bagian atas.

    Gejala yang Dirasakan Agatha

    Di bulan Maret 2024, ia merasakan nyeri di bagian lambung yang muncul berulang. Ia sempat tiga kali ke unit gawat darurat dan diberi suntikan obat maag. Namun keluhan yang dirasakan tak kunjung membaik, justru semakin berat.

    Bukan hanya sakit perut, Agatha mulai mengalami demam hampir setiap hari, tubuhnya terasa lemas, dan kulitnya mulai menguning. Ia juga merasakan gatal di telapak tangan dan kaki yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

    Dirinya juga mengalami nyeri perut terasa di bagian kanan atas, disertai keluhan lain seperti buang air besar yang berminyak, telapak kaki terasa panas, hingga penurunan berat badan yang cukup drastis.

    Ketika berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam di Samarinda, ia sempat didiagnosis hanya mengalami gangguan ringan pada organ hati. Namun Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    Setelah memeriksakan diri lebih lanjut, hasil USG menunjukkan adanya batu empedu. Ia diberi obat penghancur batu, tetapi kondisinya tidak membaik. Ia kemudian bertemu dokter spesialis gastroenterohepatologi dan disarankan untuk menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Memutuskan Berobat ke Jakarta

    Melihat gejala yang terus memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta pada Agustus 2024. Saat itu, kondisinya sudah sangat lemah dan ia harus menggunakan kursi roda.

    Di Jakarta, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, Agatha menjalani operasi pertamanya. Hasil patologi anatomi menyatakan ia mengidap kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) yang sudah menyebar ke hati.

    Setelah operasi, kondisinya sempat membaik. Namun pada November, gejala kembali muncul. Kulit dan matanya menguning, urine berubah warna seperti teh, terutama jika tubuhnya kelelahan.

    Memasuki Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi lebih buruk. Berat badannya turun total hingga 10 kg. Ia mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, sesak napas, demam dan menggigil hampir setiap hari.

    “Saya baru tau dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” ucap Agatha.

    Pada Februari 2025, Agatha menjalani operasi kedua berupa prosedur bypass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari pemeriksaan jaringan yang diambil, ditemukan bahwa sel kanker sudah menyebar ke bagian usus dua belas jari (duodenum).

    Kemungkinan Pemicunya

    Dari penelusuran riwayat kesehatan, Agatha pernah menjalani operasi kista hati di usia 3 tahun, serta bypass usus. Ia juga memiliki riwayat pengangkatan tumor jinak di payudara. Kondisi ini membuat dokter meyakini bahwa Agatha memiliki kecenderungan genetik terhadap pertumbuhan tumor.

    Dalam kesehariannya, Agatha mengakui memiliki pola makan yang kurang sehat. Ia jarang mengonsumsi buah dan sayur, sering mengonsumsi mi instan, bakso, kopi susu kekinian, dan makanan tinggi pengawet, seperti makanan kaleng. Ia juga cenderung kurang minum air putih dan sering mengonsumsi makanan tinggi lemak.

    Kondisi Terkini Agatha

    Untuk mencegah penyumbatan saluran empedu, pada Mei 2025 Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    Setelah imunoterapi, kondisinya perlahan membaik. Ia tak lagi bergantung pada kursi roda. Meski masih ada rasa gatal dan sedikit kekuningan di kulit, Agatha merasa tubuhnya jauh lebih kuat. Ia dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Agustus 2025 untuk mengganti stent.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya lagi.

    Apa Itu Kanker Saluran Empedu?

    Kanker saluran empedu atau istilah medisnya cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran ramping (saluran empedu) yang membawa cairan pencernaan empedu. Saluran empedu menghubungkan hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Dokter Spesialis Hematologi Onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan kanker saluran empedu sebagian besar terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.

    Kanker saluran empedu sering kali pada stadium awal umumnya tak memicu gejala yang signifikan. Gejala baru muncul jika kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Prof Ikhwan mengatakan, gejala kanker saluran empedu stadium lanjut kerap kali disamakan dengan masalah pencernaan biasa seperti maag lantaran memicu nyeri perut.

    Adapun perbedaan utama antara nyeri maag dan gejala kanker saluran empedu terletak pada durasi dan respons terhadap pengobatan. Pasien biasanya mengeluh mual, kembung, atau rasa penuh di perut bagian atas, mirip seperti gejala sakit maag.

    Namun, keluhan tersebut bersifat kronis dan tak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat lambung dalam waktu lama.

    “Tapi udah lama diobati bolak-balik, kok masih begitu-begitu aja? Maka dokter harusnya dokter atau orang yang merasa itu harus lebih aware ya. Bukan hanya memikirkan oh ini maag biasa gitu ya. Jadi harus datang ke dokter dan dokternya harus atau pasiennya juga merasa perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).

    Selain nyeri perut, Prof Ikhwan menyebut ada sejumlah gejala kanker saluran empedu yang juga bisa dialami pasien. Antara lain:

    kulit dan mata menguningdemamgatal pada kulitpenurunan berat badan

    “Kadang-kadang keluhannya cuma seperti kembung-kembung, begah, seperti gejala maag pada awal-awal. Terus diobati saja, minum obat maag, dan dilakukan terus-terusan,” sambungnya.

    “Tapi pada suatu ketika, ketika sudah lanjut, baru mulai terlihat gejala seperti kulit menguning dan sebagainya. Maka, kita perlu lebih aware dengan kondisi ini supaya pasien yang datang ke kita, ke dokter, berada pada stadium yang masih bisa diobati,” ucapnya lagi.

    Penyebab Kanker Saluran Empedu

    Dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Joe Biden Kanker Prostat dengan Skor Gleason 9, Apa Artinya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Kasus Aneh, Bayi Perempuan Alami ‘Mikropenis’ Akibat Gel Testosteron Ayahnya

    Kasus Aneh, Bayi Perempuan Alami ‘Mikropenis’ Akibat Gel Testosteron Ayahnya

    Jakarta

    Seorang bayi perempuan mengalami ‘mikropenis’ setelah berbaring di dada ayahnya dalam kasus aneh yang menurut para dokter seharusnya menjadi peringatan bagi ribuan orang tua baru.

    Kasus tersebut, yang dijelaskan oleh dokter Swedia, melibatkan seorang bayi perempuan yang berbaring di dada ayahnya. Ini merupakan bagian penting dari perawatan bayi baru lahir yang disebut kontak kulit ke kulit atau skin to skin, dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.

    Dalam kasus ini, sang ayah menggunakan produk gel testosteron, versi buatan dari hormon seks pria. Ini adalah obat yang umumnya diresepkan untuk membantu pria mengatasi energi rendah dan gairah seks yang menurun seiring bertambahnya usia, yang secara umum disebut ‘manopause’.

    Dengan membaringkan putrinya di dada telanjangnya, pria itu tanpa sengaja mengeksposnya pada kadar testosteron yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan perubahan besar pada alat kelaminnya, dengan klitorisnya yang memanjang, terlihat seperti penis kecil, dan labianya menutup menyerupai skrotum pria.

    Diberitakan Daily Mail, orang tuanya yang khawatir, putrinya saat itu berusia 10 bulan, membawanya ke dokter yang segera menemukan sumber masalahnya melalui tes darah. Untungnya, setelah pria itu berhenti secara tidak sengaja memaparkan gel testosteronnya kepada gadis itu, alat kelaminnya mengecil.

    Profesor Jovanna Dahlgren, pakar endokrinologi pediatrik di Rumah Sakit Universitas Sahlgrenska di Gothenburg, mengatakan kasus tersebut, yang terjadi delapan tahun lalu, merupakan bagian dari setengah lusin insiden serupa yang ia kutip dalam peringatannya.

    Berbicara kepada surat kabar Swedia Göteborgs-Posten, Profesor Dahlgren mengatakan ia ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya terapi hormon bagi anak-anak karena semakin banyak orang tua yang menjalaninya.

    “Saya rasa orang-orang tidak selalu memahami betapa ampuhnya terapi ini,” katanya.

    “Orang tua menjadi sangat putus asa ketika mereka memahami apa yang telah terjadi.”

    Ia menambahkan ada kasus lain saat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun mengembangkan payudara setelah menjalani perawatan hormon seks wanita yang dilakukan ibunya.

    (kna/kna)

  • Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Jakarta

    Sebelum berusia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi anak bisa terpenuhi dengan Air Susu Ibu (ASI). Namun, mulai usia 6 bulan, anak memerlukan tambahan makanan selain ASI, yang disebut dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    Menyiapkan MPASI rumahan seringkali menjadi pilihan bagi orang tua, demi memastikan asupan gizi yang diberikan. Namun, tak sedikit yang masih bingung tentang berapa lama MPASI bisa disimpan di kulkas.

    Dikutip dari Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) dari UKK Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa makanan yang bisa terkontaminasi bakteri, seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, pasta, nasi, dan sayuran. Makanan ini harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius.

    Dalam buku panduan dari IDAI, tidak dijelaskan berapa lama waktu penyimpanan MPASI di kulkas, namun, dikutip dari laman The Bump, juru bicara American Academy of Pediatrics (AAP), Dina Dimaggio, MD dan Anthony Porto, MD, MPH, memaparkan jangka waktu penyimpanan MPASI yang tepat, yaitu:

    Buah dan sayuran yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama dua hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanPuree (makanan yang dihaluskan) sayuran dengan kadar nitrat tinggi bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanDaging, unggas, ikan, dan telur yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulan.Cara Menyiapkan MPASI secara Higienis

    Untuk menyiapkan MPASI secara higienis, ikuti beberapa cara dari IDAI berikut ini:

    Pastikan kebersihan tangan serta peralatan makan yang digunakan untuk menyiapkan makan dan menyajikan MPASICuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu dengan sabun setelah ke toilet dan membersihkan kotoran bayi.Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan amanPisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah da bahan makanan matang.Tips Memberikan MPASI saat Anak Sulit Makan

    Ketika diberikan MPASI, mungkin anak akan menolak makanan. Namun, tak perlu khawatir, ada sejumlah tips dalam memberikan MPASI berikut ini.

    Berikan makanan rumah yang sehat, baik untuk makanan sehari-hari maupun selinganTawarkan jenis-jenis makanan yang baru. Makanan baru terkadang butuh ditawarkan hingga 10-15 kali untuk bisa diterima dan dimakan dengan baik oleh anakSajikan jenis-jenis makanan yang baru dengan makanan yang disukai anakHindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan jenis makanan tertentuTawarkan finger food atau makanan yang bisa digenggam anak yang sehat, sehingga anak bisa belajar makan secara mandiriMenolak makanan dan sulit makan adalah hal yang wajar terjadi.Jangan pernah memaksa anak untuk makan. Memaksa makan bisa mengganggu tanda-tanda makan dan kenyang pada anak.

    (elk/tgm)

  • Mahathir Mohamad Sempat Masuk RS saat Rayakan Ultah Ke-100, Sakit Apa?

    Mahathir Mohamad Sempat Masuk RS saat Rayakan Ultah Ke-100, Sakit Apa?

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sempat dibawa ke rumah sakit saat merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Dia disebut menjalani observasi di Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur karena masalah yang berkaitan dengan kelelahan pada hari Minggu (13/7).

    Diberitakan CNA, Mahathir disebut bersepeda selama satu jam sebelum tampak lelah. Putranya, Mokhzani Mahathir, mengatakan tidak ada masalah kesehatan yang serius.

    Ia menambahkan bahwa ayahnya hanya kelelahan setelah menghadiri suatu acara pada malam sebelumnya dan tidak bisa tidur nyenyak.

    “Mahathir telah diizinkan pulang pada pukul 16.45,” demikian pernyataan resmi Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur.

    Riwayat sakit Mahathir Mohamad

    Mahathir, pemimpin Malaysia selama lebih dari dua dekade ini memiliki riwayat masalah jantung dan telah menjalani operasi bypass. Ia juga sempat dirawat di rumah sakit berulang kali dalam beberapa tahun terakhir, terakhir pada bulan Oktober karena infeksi pernapasan.

    (kna/kna)

  • Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Jakarta

    Jalan kaki 10.000 langkah per hari sudah lama dikenal sebagai ‘standar emas’ gaya hidup sehat. Namun, benarkah harus sebanyak itu? Sebuah metode jalan kaki asal Jepang yang hanya butuh 30 menit sehari diklaim justru bisa memberi manfaat lebih besar, bahkan hingga 10 kali lipat.

    Konsep 10.000 langkah ini sebenarnya berasal dari kampanye pemasaran pedometer ‘Manpo-Kei’ di Jepang pada 1960-an. Meski bukan angka yang ditentukan lewat sains, jumlah ini jadi populer sebagai target harian. Namun, studi Universitas Granada pada 2023 menyebut 8.000 langkah saja sebenarnya sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian dini secara signifikan.

    Masalahnya, mencapai 10.000 langkah butuh waktu lebih dari 90 menit per hari. Hal ini tentu tak mudah bagi mereka yang punya jadwal padat. Nah, di sinilah metode jalan kaki Jepang masuk sebagai alternatif.

    Dikutip dari The Independent, pelatih kebugaran Eugene Teo memperkenalkan metode jalan kaki interval, hanya 30 menit per hari, dilakukan lima kali dalam sehari. Formatnya simpel:

    Tiga menit jalan kaki dengan intensitas rendah (pace santai)Tiga menit jalan kaki dengan intensitas tinggi (pace cepat)

    Lebih Efektif dari Jalan Kaki Biasa?

    Metode ini bukan isapan jempol. Sebuah studi di jurnal Mayo Clinic Proceedings tahun 2007 menguji efektivitas metode interval ini, disebut interval walking training (IWT), dibandingkan jalan kaki biasa atau continuous walking training (CWT)

    Penelitian melibatkan lebih dari 240 orang usia rata-rata 63 tahun. Hasilnya, peserta IWT menunjukkan:

    Peningkatan kekuatan otot paha hingga 17 persenKapasitas aerobik naik 8 persenPenurunan tekanan darah sistolik yang lebih besar dibanding kelompok lain

    Menariknya, hasil itu didapat dengan waktu jalan kaki mingguan yang lebih sedikit dibanding peserta CWT.

    Menurut dr Elroy Aguiar, pakar jalan kaki dari University of Alabama, aktivitas intensitas tinggi, meski hanya satu menit per hari, bisa berdampak signifikan pada kesehatan metabolik.

    “Satu menit aktivitas paling intens setiap hari bisa jadi indikator kuat seseorang punya risiko sindrom metabolik atau tidak,” ujarnya.

    Dalam studinya di Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, ia menyebut jalan kaki dengan ritme sekitar 100 langkah per menit sudah tergolong intensitas sedang, dan di situlah manfaat paling besar didapat.

    Metode jalan kaki ala Jepang ini, jika dilakukan 4 kali seminggu, nyaris menyentuh batas 150 menit aktivitas fisik sedang per minggu yang direkomendasikan organisasai kesehatan dunia (WHO). Cukup menambahkan latihan kekuatan ringan, dan sudah punya paket latihan sehat yang praktis dan minim waktu.

    Jadi, kalau 10.000 langkah terasa terlalu berat, coba saja cara Jepang ini. Lebih ringkas, tapi tetap bikin bugar.

    (naf/naf)

  • Yoga Massal Sambut Pagi di Pantai Copacabana Brasil

    Yoga Massal Sambut Pagi di Pantai Copacabana Brasil

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Senin, 14 Jul 2025 07:00 WIB

    Brasil – Pecinta yoga berkumpul di Pantai Copacabana untuk menyambut pagi. Kegiatan ini hadirkan momen refleksi dan keseimbangan saat cahaya pertama menembus cakrawala.

  • Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Jakarta

    Sarapan adalah waktu makan yang penting untuk mengisi energi sebelum beraktivitas. Beberapa menu sarapan yang paling populer di Indonesia adalah nasi uduk dan bubur ayam.

    Keduanya sebenarnya sama-sama lezat, mudah ditemukan, dan harganya murah. Namun, jika dibandingkan antara keduanya, mana yang lebih sehat untuk sarapan?

    Nasi Uduk Vs Bubur

    Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menjelaskan sehat atau tidaknya suatu menu sarapan itu tergantung dari cara penyajian. Ini juga termasuk ketika membandingkan nasi uduk atau bubur ayam.

    Meski begitu, jika membandingkan nasi uduk dan bubur, dr Raissa menyebut bubur lebih mudah diproses oleh sistem pencernaan.

    “Lebih sehat atau tidaknya tergantung dari cara penyajian dan topping dan bumbu yang digunakan. Namun, pada umumnya bubur lebih rendah kalori dan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan nasi uduk,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    dr Raissa juga mengingatkan penggunaan topping untuk masing-masing makanan. Ia mengimbau untuk mengurangi topping nasi uduk atau bubur yang digoreng, karena dapat meningkatkan asupan lemak tidak sehat dan kalori.

    “Tapi perhatikan tambahan lauknya, sebaiknya jangan pakai gorengan seperti ayam goreng atau kerupuk. Lebih baik dengan ayam suwir rebus atau telur untuk toppingnya,” kata dr Raissa.

    “Intinya protein harus diutamakan dan berkualitas,” tandasnya.

    Menu sarapan favorit lainnya adalah nasi uduk. Foto: Getty Images/Kadek Bonit Permadi

    Meski boleh dikonsumsi, perlu diingat pengaturan porsi untuk masing-masing jenis makanan. Pada nasi uduk biasanya mengandung karbohidrat dan santan yang cukup tinggi di dalamnya.

    Pakar teknologi pangan Prof Dr Hardinsyah, MS menyarankan pengaturan nutrisi dengan metode piring makan. Misalnya, nasi uduk sekitar 1/4 piring atau lebih sedikit, 1/4 piring berisi aneka lauk, dan 2/4 sisanya bisa terisi sayur dan buah.

    “Yang penting dikonsumsi seimbang dan sesuai kebutuhan,” kata Prof Hardinsyah dalam sebuah wawancara.

    Sama halnya dengan bubur ayam, pengaturan porsi juga sangat penting. Ahli gizi Neng Milani Suhaeni, STr, Gz menuturkan tak sedikit orang ‘kalap’ mengambil topping untuk bubur ayam, sehingga status gizi makanan menjadi tidak seimbang.

    “Tergantung porsi yang dikonsumsi, tergantung juga sama topping yang dipakai, kan biasanya kalau di Indonesia makan bubur ayam tambahannya pakai gorengan, atau sate ati ampela, atau sate kulit, telur puyuh. Nah, sumber lemak ini yang harus jadi perhatian, apalagi dalam bubur kan sangat minim sekali serat, jadi nggak seimbang kebutuhannya. Kalaupun mau sehat ya bubur manado, yang lengkap ada protein hewani, sayuran, labu kuning,” jelasnya terpisah.

    Sarapan yang baik adalah sarapan yang menyediakan banyak protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Kombinasi makanan sehat memberi energi dan memastikan tubuh bisa memulai hari tanpa gangguan lapar.

    Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Tinggi Protein

    Ahli gizi klinis Sibley Memorial Hospital, Regina Shvets menuturkan protein seharusnya menjadi fokus utama saat sarapan. Fungsi protein meliputi membentuk hormon, menyediakan energi, membangun dan memperbaiki otot, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

    “Makanan tinggi protein juga baik untuk mengontrol berat badan karena membuat kita merasa kenyang lebih lama. Ketika kita kenyang lebih lama, lebih mudah untuk menahan diri dari ngemil,” kata Regina.

    Salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan adalah telur. Satu butir telur ukuran besar bisa mengandung protein sampai 6,2 gram.

    “Telur sangat bergizi. Telur adalah salah satu sumber protein berkualitas tinggi terbaik dan mengandung semua asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi tubuh kita sendiri,” sambungnya.

    2. Sayur dan Buah

    Sayur dan buah-buahan tidak boleh dilewatkan. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral, karbohidrat kompleks, dan serat alami yang penting untuk tubuh. Konsumsi sayuran dan buah secara rutin membantu meningkatkan kesehatan pencernaan hingga membantu menjaga berat badan ideal.

    “Buah beri, mangga, apel, nanas, bayam, kale, dan seledri bisa menambah warna dan rasa pada piring sarapan Anda. Ini bisa juga dengan mudah diblender menjadi smoothie yang praktis dibawa saat bepergian,” jelas Regina.

    3. Lemak Sehat

    Lemak sehat tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk mendapatkan lebih banyak energi. Konsumsi lemak sehat juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan pengendalian gula darah yang lebih stabil.

    Beberapa pilihan alternatif menu makanan dengan lemak sehat meliputi:

    Alpukat.Kacang-kacangan seperti kenari atau almond.Biji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahari.Ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan sarden.

    (avk/tgm)

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Kopi Secara Berlebihan

    Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Kopi Secara Berlebihan

    Jakarta

    Seperti kata pepatah, segala sesuatu yang berlebihan bisa membawa dampak negatif, termasuk ketika berbicara soal kopi. Setiap hari, kopi menjadi bagian dari rutinitas banyak orang di seluruh dunia.

    Tak sedikit yang memulai harinya dengan secangkir kopi, bahkan ada yang mengonsumsinya beberapa kali dalam sehari. Meskipun memberikan efek menyegarkan, penting untuk memperhatikan batas konsumsi kafein agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.

    Menurut ahli diet dari Cleveland Clinic, Julia Zumpano, RD, kopi memiliki kandungan kafein di dalamnya. Kafein sendiri sebaiknya tak melebihi 400 miligram per hari.

    Adapun rata-rata satu cangkir kopi berukuran delapan ons mengandung sekitar 95 hingga 100 miligram kafein. “Jadi itu sekitar empat atau lima cangkir sehari, tergantung pada tingkat kekentalan kopinya,” katanya, dikutip dari Cleveland Clinic.

    Perlu diingat, batas tersebut bukan hanya berlaku untuk kopi saja, tetapi juga mencakup total asupan kafein harian dari berbagai sumber, termasuk soda dan minuman energi.

    Zumpano mengatakan, meski 400 miligram dianggap aman oleh Food and Drug Administration AS (FDA), setiap orang memiliki toleransi kafein yang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin sudah merasakan efek samping meskipun mengonsumsi jauh di bawah jumlah tersebut.

    Menurut Zumpano, konsumsi kafein berlebihan bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti sakit kepala, rasa gelisah atau cemas, hingga meningkatkan detak jantung.

    “Hal itu juga dapat mengganggu tidur Anda,” katanya.

    “Jika Anda ingin mengurangi asupan kafein, saya sarankan melakukannya secara perlahan. Misalnya, Anda minum empat cangkir kopi, mungkin Anda menguranginya menjadi tiga, lalu cangkir keempatnya setengah tanpa kafein, setengahnya lagi biasa,” sambungnya lagi.

    Pengurangan mendadak, lanjutnya, justru berisiko menimbulkan efek samping seperti sakit kepala atau gejala withdrawal lainnya.

    Bagi yang menyukai minuman hangat, teh bisa menjadi pilihan lain, tentu tetap memperhatikan kandungan kafeinnya. Alternatif lainnya yang lebih ringan adalah cokelat panas.

    (suc/suc)

  • Video: Meski di Ruang Ber-AC, Tubuh Tetap Mengeluarkan Cairan Lho

    Video: Meski di Ruang Ber-AC, Tubuh Tetap Mengeluarkan Cairan Lho

    Video: Meski di Ruang Ber-AC, Tubuh Tetap Mengeluarkan Cairan Lho

  • 16 Buah yang Baik Dikonsumsi Pengidap Diabetes, Enak dan Mudah Didapat

    16 Buah yang Baik Dikonsumsi Pengidap Diabetes, Enak dan Mudah Didapat

    Jakarta

    Buah dikenal sebagai sumber alami vitamin dan antioksidan. Namun, banyak pengidap diabetes ragu untuk mengonsumsinya karena kandungan gula alami yang dimiliki. Padahal, buah tetap penting dalam pola makan sehari-hari, termasuk bagi mereka yang hidup dengan diabetes.

    Meskipun buah mengandung karbohidrat yang akan diproses tubuh menjadi gula, karbohidrat tersebut tergolong sehat dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi otak serta sel darah merah. Kandungan serat yang tinggi dalam buah juga membantu menyeimbangkan kadar gula alami yang terkandung di dalamnya.

    “Serat memperlambat pencernaan,” jelas Kate Patton, MEd, RD, CSSD, LD, ahli diet dari Cleveland Clinic.

    “Itu membantu kita merasa kenyang lebih lama dan mencegah lonjakan gula darah.”

    Selain itu, buah juga mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang berperan dalam menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.

    Buah yang Baik untuk Pengidap Diabetes

    Semua buah pada dasarnya baik dikonsumsi, bahkan bagi pengidap diabetes. Namun, agar lebih aman dan tepat, pemilihan buah sebaiknya mempertimbangkan indeks glikemik (IG), yakni ukuran seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah.

    Indeks glikemik diukur dalam skala 0 hingga 100. Makanan dengan nilai IG rendah, memiliki angka 50 atau kurang, dianggap tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara signifikan.

    Beberapa contoh buah dengan indeks glikemik rendah yang aman untuk dikonsumsi pengidap diabetes antara lain:

    ApelCeriPersikRaspberryAprikotPirAnggurJerukStroberiBlueberryJeruk baliDelimaAraNectarineKiwiAlpukat

    Secara umum, buah terbaik untuk pengidap diabetes atau siapapun adalah buah segar. Buah utuh dalam kondisi segar atau beku sebaiknya menjadi pilihan utama karena kaya akan serat dan berbagai nutrisi penting.

    “Buah dan sayur dengan warna berbeda memiliki vitamin, mineral, dan antioksidan yang berbeda pula,” ujar Patton.

    “Untuk mendapatkan semua manfaatnya, carilah buah dan sayur yang berwarna-warni, mulai dari stroberi merah hingga blackberry ungu tua dan semua warna di antaranya.”

    (suc/suc)