Video: Pengaruh Cek Kesehatan Gratis pada Klaim BPJS Kesehatan
Category: Detik.com Kesehatan
-

Video: Kata Dirut BPJS Kesehatan soal Rencana Kenaikan Iuran Tahun 2026
Video: Kata Dirut BPJS Kesehatan soal Rencana Kenaikan Iuran Tahun 2026
-

Benarkah Sering Makan Pedas Bisa Picu Kanker? Ini Kata Dokter
Jakarta – Makanan pedas sudah menjadi bagian dari budaya kuliner di Indonesia. Dari sambal terasi, rica-rica, hingga seblak dan bakso pedas ekstrem, cabai hampir selalu menjadi primadona. Tak sedikit orang yang mengaku makan tidak akan terasa nikmat jika tidak ada rasa pedas.
Namun di balik kenikmatannya, tak sedikit orang yang bertanya apakah sering makan pedas bisa menyebabkan kanker?
Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan sampai saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang secara langsung mengaitkan konsumsi makanan pedas dengan risiko kanker.
Meski begitu, ia mewanti-wanti pentingnya bersikap hati-hati terhadap bahan tambahan yang mungkin ditambahkan dalam makanan pedas, terutama yang tidak alami.
“Nggak ada juga penelitian orang makan pedas jadi gitu,” ujar Prof Ikhwan saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).
“Apa yang pedas-pedas itu sukanya ada zat-zat yang bukan alami ya. Entah apa ya yang dikasih-kasih orang buat rasanya pedas banget kan gitu ya. Kita nggak tahu ya,” lanjutnya.
Prof Ikhwan menjelaskan makanan pedas secara umum tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Namun, konsumsi berlebihan tetap dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, terutama pada lambung. Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan iritasi atau luka pada lambung.
Meski begitu, ia tetap menegaskan sampai saat ini tidak ada penelitian yang menyebut makanan pedas dapat menyebabkan kanker.
“Tapi tadi sesuatu yang berlebihan kan nggak bagus juga. Satu, kalau dia banyak makan pedas, ini lambungnya risiko luka. Kalau semua peradangan tuh resikonya takutnya nanti kesono-sononya bisa jadi kanker juga, tapi ya nggak ada penelitian yang bilang pedas,” ucapnya.
(suc/suc)
-

Video Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Murid Sekolah Rakyat: Gigi, Mata, Hipertensi
Video Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Murid Sekolah Rakyat: Gigi, Mata, Hipertensi
-

Ternyata Ini Makanan yang Bisa Picu Risiko Kanker Menurut Dokter Onkologi
Jakarta –
Pola makan yang buruk tak hanya menyebabkan penyakit metabolik, tapi juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker, termasuk kanker saluran empedu.
Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan salah satu makanan yang bisa meningkatkan risiko kanker adalah makanan yang bersifat karsinogenik, seperti daging merah (red meat).
Menurut Prof Ikhwan, konsumsi daging merah dalam jumlah berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko kegemukan, tetapi juga dapat memicu pembentukan zat-zat yang bersifat karsinogenik, zat yang merusak sel-sel tubuh dan berpotensi menyebabkan kanker.
“Jadi red meat, daging merah, itu dalam jumlah yang banyak, dia akan menyebabkan zat yang merusak sel. Atau daging merah yang banyak menyebabkan kita menjadi kegemukan,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).
“Kegemukan itu berubah menjadi, akhirnya bisa menjadi diabetes mellitus. yang pada akhirnya orang pada kasus kanker saluran empedu,” sambungnya lagi.
Meski demikian, Prof Ikhwan menegaskan selain faktor gaya hidup, faktor lain seperti genetik juga turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.
“Memang nggak banyak orang yang (kanker) saluran empedu. Perlu faktor yang lain yang menyebabkan orang menjadi kanker saluran empedu,” lanjutnya lagi.
(suc/suc)
-

5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Picu Sakit Kepala Setiap Hari
Jakarta –
Sakit kepala merupakan salah satu masalah kesehatan umum yang dialami banyak masyarakat. Kondisi ini bisa dipicu oleh masalah sederhana atau kondisi medis serius lainnya.
Jenis nyeri kepala yang dialami bisa bervariasi. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa yang berdenyut, terus-menerus, tajam atau tumpul di area kepala.
Bicara Soal Sakit Kepala
Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat lebih dari 150 jenis sakit kepala. Secara umum, sakit kepala dibagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Sakit Kepala Primer
Sakit kepala primer disebabkan oleh gangguan atau aktivitas berlebihan pada bagian-bagian kepala yang sensitif terhadap rasa sakit.
Jenis sakit kepala ini bukan merupakan gejala dari kondisi medis lain. Sakit kepala primer kebanyakan dipicu oleh kebiasaan atau gaya hidup tertentu. Jenis-jenis sakit kepala primer meliputi:
Sakit kepala tipe tegang, jenis yang paling umum dan biasanya seperti kepala diikat kencang.Sakit kepala migrain, sakit kepala sebelah yang biasanya berdenyut di satu sisi kepala dan bisa berpindah.Sakit kepala klaster, sakit kepala sebelah (biasanya sekitar mata), rasanya menusuk, tajam, dan intens.New Daily Persistent Headache (NDPH), jenis sakit kepala langka yang biasanya muncul tiba-tiba dan bisa berlangsung berhari-hari.
Sakit Kepala Sekunder
Sakit kepala sekunder merupakan sakit kepala yang muncul akibat ada kondisi medis yang melatarbelakanginya. Sakit kepala ini dianggap sebagai gejalanya.
Beberapa jenis sakit kepala sekunder tidak selalu berbahaya dan biasanya membaik setelah penyebab utamanya ditangani. Beberapa contohnya seperti sakit kepala akibat dehidrasi, sakit kepala sinus, dan sakit kepala akibat penggunaan obat berlebihan.
Tapi dalam beberapa kasus, sakit kepala sekunder juga bisa menandakan bahaya serius. Salah satunya adalah sakit kepala thunderclap, yang terasa sangat menyakitkan, muncul tiba-tiba, seperti ‘ledakan petir’. Rasa sakitnya mencapai puncak hanya dalam waktu satu menit dan berlangsung setidaknya lima menit. Berikut beberapa penyebabnya:
Cedera kepala.Pendarahan otak.Reversible Cerebral Vasoconstriction Syndrome (RCVS) atau penyempitan pembuluh darah tiba-tiba.Kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba dan parah.Kebiasaan Sepele Bikin Sakit Kepala
Sakit kepala yang disebabkan oleh gaya hidup dan kebiasaan, biasanya masuk kategori sakit kepala primer. Berikut ini beberapa kebiasaan sepele yang ternyata bisa bikin sakit kepala:
1. Kurang Tidur
Penelitian menunjukkan gangguan pada ritme sirkadian atau pola bangun dan tidur dapat memicu sakit kepala. Faktor-faktor yang mengganggu ritme sirkadians seperti umur, kerja shift, perjalanan melintasi zona waktu, konsumsi alkohol dan kafein berlebih, hingga kondisi medis lain.
Ritme sirkadian sangat penting untuk menjaga homeostatis dalam tubuh. Ritme sirkadian ini memainkan peran penting dalam menjaga organ-organ berfungsi dengan baik dan mengatur fungsi otak.
Ketidakseimbangan ini disebut menyebabkan gangguan nyeri, termasuk sakit kepala dan nyeri neuropatik (gangguan saraf).
2. Aktivitas Fisik Berlebih
Sebuah studi menunjukkan hingga 38 persen pengidap migrain mengalami serangan saat olahraga berat. Kondisi ini rentan terjadi ketika tubuh mengalami kepanasan yang parah.
“Penyebabnya beragam. Aktivitas fisik yang ekstrem menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kepala yang dapat merangsang saraf trigeminal yang berada di sepanjang sisi kepala secara berlebihan,” kata dokter dari American Headache Society, Colleen Doherty, MD, dikutip dari Very Well Health.
3. Telat Makan
Orang yang suka telat makan mungkin juga akan mengalami sakit kepala. Ini terjadi ketika jeda waktu makan terlalu lama dan tubuh sudah membutuhkan kalori tambahan.
Ketika telat makan, kadar glukosa darah turun sehingga otak kekurangan energi dan memicu nyeri kepala. Kondisi nyeri kepala juga bisa muncul akibat ketegangan otot dan stres hormonal akibat kekurangan makan.
4. Merokok
Penggunaan nikotin jangka panjang membuat saraf menjadi lebih sensitif terhadap nyeri. Ini dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap sakit kepala dan nyeri secara umum.
Nikotin juga mempersempit pembuluh darah, sehingga mengurangi darah ke otak dan menyebabkan sakit kepala.
5. Postur Tubuh Buruk
Postur tubuh yang buruk menyebabkan ketegangan di punggung bagian atas, leher, dan bahu. Kondisi ini dapat memicu masalah sakit kepala.
Nyeri biasanya berdenyut ke pangkal tengkorak dan terkadang menjalar ke wajah. Oleh karena itu, penting untuk menghindari duduk terlalu lama dalam satu posisi. Beri jeda dan lakukan peregangan setiap 30-60 menit sekali untuk kondisi tubuh yang lebih baik.
Pastikan juga duduk dengan posisi tegak ketika bekerja, dan letakkan monitor sekitar setinggi mata untuk menghindari menunduk atau mendongak.
(avk/tgm)
-

Etawaherb Susu Herbal Bantu Atasi Hipertensi
Jakarta –
Etawaherb merupakan produk herbal inovatif, menggabungkan dua bahan alami seperti susu etawa yang kaya nutrisi dan daun kelor yang dikenal sebagai ‘superfood’ dunia. Perpaduan ini terbukti secara tradisional membantu menstabilkan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, serta mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan kandungan alami tanpa bahan kimia berbahaya, Etawaherb menjadi pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengendalikan hipertensi dengan cara cepat, alami, dan tanpa efek samping.
Sekilas tentang Penyakit Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah ‘silent killer’ yang sering tak disadari hingga menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga kerusakan ginjal. Banyak orang bergantung pada obat kimia yang harus dikonsumsi jangka panjang dan berpotensi menimbulkan efek samping.
Pada kondisi normal, tekanan darah orang dewasa adalah 120/80 mmHg artinya tekanan sistoliknya adalah 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg. Tekanan darah tinggi yang terjadi terus menerus dapat membuat jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh yang efek negatifnya bisa membuat jantung membesar, merusak pembuluh darah dan membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan baik. Oleh karena itu hipertensi perlu ditangani segera. Tapi tahukah kamu, ada solusi alami yang efektif dan aman?
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi bisa bermacam-macam, tapi bisa juga tidak diketahui. Berdasarkan penyebabnya hipertensi bisa dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Hipertensi primer adalah jenis tekanan darah tinggi yang paling umum (sekitar 90-95% kasus hipertensi). Disebut primer karena tidak ada penyebab medis yang jelas. Biasanya berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.
Faktor risiko utamanya:
Gaya hidup tidak sehat (makanan tinggi garam, kurang olahraga)
Stres
Faktor genetik atau keturunan
Obesitas
Usia lanjut
Contoh: Seseorang yang makan asin berlebihan, kurang gerak, dan memiliki riwayat keluarga darah tinggi bisa mengalami hipertensi primer.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh kondisi medis lain yang jelas, dan sering muncul secara lebih cepat dan lebih parah dibandingkan hipertensi primer.
Penyebab umum:
Penyakit ginjal
Kelainan hormon (seperti tiroid atau kelenjar adrenal)
Obat-obatan tertentu (misalnya pil KB, obat pereda nyeri)
Kelainan jantung bawaan
Sleep apnea (gangguan tidur)
Contoh: Seseorang yang menderita penyakit ginjal kronis mungkin mengalami hipertensi sebagai efek samping dari kondisi tersebut.
Etawaherb sebagai Solusi Mengatasi Hipertensi
Etawaherb terbuat dari 2 bahan pilihan seperti susu etawa dan daun kelor yang sudah terbukti dapat mengatasi masalah hipertensi secara alami dan tanpa efek samping.
Susu etawa dikenal mempunyai jumlah kalsium, magnesium, protein, dan fosfor yang lebih tinggi dari pada susu sapi yang rendah kolesterol serta mudah diserap oleh tubuh.
Daun kelor disebut juga dengan miracle tree karena kaya akan vitamin seperti kalium, magnesium, vitamin c, polifenol, flavonoid, kalsium, saponin dan triterpenoid yang dapat mengontrol tekanan darah serta melebarkan pembuluh darah dan juga sebagai anti hipertensi.
Kombinasi dua bahan ini menjadikan Etawaherb tidak sekadar minuman bernutrisi, tapi juga herbal alami yang membantu mengatasi hipertensi secara bertahap dan aman.
“Yang membedakan Etawaherb dengan produk lainnya adalah kombinasi dua bahan superfood alami. Susu kambing etawa dikenal lebih mudah diserap tubuh dan sangat cocok untuk yang sensitif terhadap susu sapi. Sementara daun kelor, atau Moringa, dikenal sebagai tanaman dengan nutrisi tinggi yang bisa menurunkan tekanan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, Etawaherb diproduksi dengan standar pabrik modern dan sudah bersertifikasi halal dan BPOM,” ujar Karno sebagai Quality Control produk Etawaherb.
Khasiat Etawaherb untuk Hipertensi:
Menstabilkan tekanan darah tinggi
Melancarkan peredaran darah
Menurunkan stres oksidatif yang memicu hipertensi
Meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan
Tanpa efek samping berbahaya seperti yang sering ditemukan pada obat kimia
Berbeda dengan obat tekanan darah yang harus dikonsumsi seumur hidup, Etawaherb hadir dari bahan alami tanpa bahan kimia, sehingga lebih aman dikonsumsi setiap hari sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Apa Beda Etawaherb dengan Produk Lainnya?
“Jadi yang membedakan Etawaherb dengan produk lainnya adalah kombinasi dua bahan superfood alami. Susu kambing etawa dikenal lebih mudah diserap tubuh dan sangat cocok untuk yang sensitif terhadap susu sapi. Sementara daun kelor, atau Moringa, dikenal sebagai tanaman dengan nutrisi tinggi yang bisa menurunkan tekanan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh,” terang Karno.
“Selain itu, Etawaherb diproduksi dengan standar pabrik modern dan sudah bersertifikasi halal dan BPOM,” imbuhnya.
Kesimpulan
Dalam menghadapi penyakit seperti hipertensi, pendekatan alami menjadi pilihan bijak bagi banyak orang. Etawaherb bukan sekedar susu biasa. Ini adalah susu herbal yang dibuat dengan bahan alami yang bisa mengatasi hipertensi dengan cepat, alami, dan tanpa efek samping.
Kini, Anda tidak perlu lagi khawatir dengan ketergantungan obat kimia. Cukup dengan gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan konsumsi Etawaherb secara rutin, Anda bisa menjaga tekanan darah tetap normal dan hidup lebih sehat.
(prf/ega)
-

Israel Siksa dan Bunuh Dokter, Hancurkan Sistem Kesehatan di Gaza
Jakarta –
Israel masih terus menerus menghancurkan sistem kesehatan di Gaza dengan tidak hanya merusak fasilitas medis, tetapi juga menahan, menyiksa dan membunuh dokter yang bertugas di rumah sakit.
Baru-baru ini, Dr Ahmad Qandeel, seorang ahli bedah yang bekerja di Rumah Sakit Arab al-Ahli di bagian utara Gaza, tewas usai ditembaki pesawat tak berawak saat berada di pasar. Setidaknya 50 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.
Dilaporkan Al Jazeera, kondisi yang tak kalah memilukan juga dialami Dr Hussam Abu Safia, seorang dokter anak terkemuka dan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Kesehatannya telah memburuk secara signifikan saat dalam penahanan Israel, kata pengacaranya dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial.
Abu Safia ditahan pada bulan Desember tahun lalu, ketika pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan, membawanya, staf medis lainnya dan pasien ke dalam tahanan, dan memaksa rumah sakit besar terakhir di Gaza utara keluar dari layanan.
Menurut pengacaranya, Abu Safia telah kehilangan lebih dari 40kg sejak penangkapannya, turun dari 100kg menjadi sekitar 60kg (132 pon). Dia dilaporkan dipukuli parah pada 24 Juni di Penjara Ofer, mengalami cedera pada tulang rusuk, wajah, dan punggungnya.
“Meskipun meminta perawatan medis dan tes kardiologi untuk detak jantung yang tidak teratur, permintaannya ditolak,” kata pengacaranya.
Dia masih berada dalam sel isolasi di bawah kondisi yang keras, tanpa sinar matahari, dan masih mengenakan pakaian musim dingin di musim panas. Pengacaranya memperingatkan bahwa Dr Abu Safia dan banyak tahanan Palestina lainnya berada dalam kondisi serius.
(kna/kna)
-

Studi: ‘Monday Blues’ Tingkatkan Risiko Kena Serangan Jantung di Hari Senin
Jakarta –
Beberapa orang mungkin merasa ‘takut’ atau panik saat menghadapi hari Senin. Kondisi yang kerap disebut sebagai ‘Monday blues’ ini ternyata bisa sangat berbahaya bagi kesehatan, khususnya jantung.
Para ahli mengungkapkan rasa takut akan awal di minggu baru dapat memicu stres jangka panjang dan berdampak buruk pada kesehatan jantung. Kecemasan ini tidak hanya berkaitan dengan tempat kerja, tetapi orang-orang yang sudah pensiun pun menunjukkan tanda stres yang meningkat di hari Senin.
Para peneliti dari Universitas Hong Kong menjulukinya sebagai Senin ‘Anxious Monday’ atau ‘Kecemasan di hari Senin’. Menurut para ahli, ini menunjukkan bahwa disregulasi manajemen stres tubuh, yang diketahui memicu penyakit jantung, terlepas dari status pekerjaan.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan 19 persen serangan jantung dan kematian jantung mendadak pada hari Senin,” tulis para ahli dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Affective Disorders.
Dalam studi tersebut, mereka percaya bahwa lonjakan kasus serangan jantung di hari Senin kemungkinan besar tidak terjadi secara acak. Penulis utama studi, Profesor Tarani Chandola dari departemen sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial di Hong Kong University (HKU) mengatakan hari Senin me jadi salah satu budaya penguat stres.
“Bagi sebagian lansia, transisi minggu memicu kaskade biologis yang berlangsung selama berbulan-bulan. Ini bukan tentang pekerjaan, tetapi ini tentang seberapa dalam hari Senin tertanam dalam fisiologi stres kita, bahkan setelah karier berakhir,” jelasnya yang dikutip dari The Sun, Senin (14/7/2025).
Perasaan stres dan cemas terkait dengan penyakit kardiovaskular melalu mekanisme biologis utama yang disebut disregulasi aksis hipotalamus hipofisis adrenal atau hypothalamus pituitary adrenal (HPA). Aksis HPA adalah cara utama tubuh merespons stres dan mengakibatkan pelepasan kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres di dalam tubuh.
“Kondisi disregulasi aksis HPA ditandai dengan kadar produksi kortisol yang berlebihan, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi,” jelas para peneliti.
“Disregulasi aksis HPA juga diketahui berkontribusi terhadap hipertensi, resistensi insulin, dan disfungsi imun. Tim peneliti bertujuan untuk meneliti apakah diregulasi aksis HPA lebih besar pada hari Senin dibandingkan hari-hari lainnya, dan apakah hubungan ini lebih besar antara orang dewasa yang bekerja dan yang tidak bekerja”, tulis mereka.
Para ahli juga menilai data lebih dari 3.500 lansia yang berpartisipasi dalam Studi Longitudinal Inggris tentang Penuaan, termasuk sampel rambut yang menunjukkan kadar kortisol dalam tubuh partisipan.
Orang yang melaporkan merasa lebih cemas pada hari Senin memiliki kadar kortisol 23 persen lebih tinggi dalam sampel rambut mereka, dibandingkan mereka yang merasa cemas pada hari-hari lainnya.
Hal ini juga terlihat di kalangan pensiunan, yang menantang asumsi bahwa stres di tempat kerja saja yang menyebabkan kondisi ini.
“Studi ini menemukan bukti kuat adanya hubungan antara pelaporan kecemasan pada hari Senin dan disregulasi aksis HPA,” terang para ahli.
“Hubungan antara kecemasan pada hari Senin dengan disregulasi aksis HPA yang diukur selanjutnya terbukti pada lansia yang bekerja dan tidak bekerja, tanpa penurunan hubungan pada mereka yang tidak bekerja,” sambungnya.
Terkait dengan tuntutan pekerjaan
Temuan ini juga menunjukkan adanya pola sosial, yang artinya bukan hanya karena tuntutan pekerjaan, yang melekat dalam fisiologi manusia dengan risiko kesehatan yang berkelanjutan.
Studi sebelumnya telah menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi pada orang-orang di hari kerja dibandingkan akhir pekan. Tetapi, penelitian terbaru ini adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa hari Senin memiliki tingkat gangguan yang unik.
Para peneliti berharap mengatasi stresor khusus hari Senin dapat membuka jalan bagi strategi baru untuk memerangi penyakit jantung. Mereka menyarankan rumah sakit dan klinik perlu merencanakan peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular pada hari Senin.
“Kebanyakan orang harus beradaptasi dengan perasaan cemas mereka di hari Senin selama masa kerja mereka,” terang para ahli.
“Namun, bagi sebagian orang, terdapat kurangnya adaptasi terhadap kecemasan hari Senin, dan hal ini tampaknya tidak berkurang ketika mereka berhenti bekerja,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Langkah Kecil Menuju Kesehatan Jantung yang Lebih Baik”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna) -

Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak
Jakarta –
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama. Namun, dalam kondisi tertentu, ibu menyusui mungkin perlu memompa dan menyimpan ASI agar tetap bisa diberikan ke si kecil.
Salah satu penyimpanan ASI yang umum adalah dengan menggunakan Freezer. Tapi, seberapa lama ASI bisa disimpan di dalam freezer?
Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer?
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut anjuran batas aman penyimpanan ASI di Freezer:
Freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C): 2 MingguFreezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C): 3-6 bulanFreezer dengan pintu di atas (-20 °C): 6-12 bulan
ASI juga bisa disimpan di lemari es dan suhu ruang, dengan ketentuan sebagai berikut:
Meja (suhu ruang max 25 °C): 6-8 jamLemari es (4°C): 5 hari
Sementara itu, dikutip dari laman Health Children, dokter anak di Pediatric Associates of NYC dan NYU di Langone Medical Center, Dina Dimaggio, MD, FAAO memaparkan penyimpanan ASI di dalam Freezer menurut Panduan dari American Academy of Pediatric (AAP)
Freezer (-18°C) atau lebih dingin: Hingga 9 bulanFreezer dalam (-20°C) atau lebih dingin: Hingga 12 bulan
Untuk penyimpanan di suhu ruang dan lemari es, aturannya sebagai berikut:
Meja atau suhu ruang (25 °C): 4 jam atau 6-8 jam jika diperah dengan sangat bersihLemari Es (4°C): 4 hari
“Simpan ASI dalam wadah kecil, idealnya 50-110 ml untuk mencegah pemborosan,” kata Dina dalam tulisannya.
Jika ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI sampai muncul gelembung pada bagian tepi (jangan sampai mendidih), lalu, segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini bisa menghentikan aktivitas lipase pada ASI.
Cara Menghangatkan ASI dari Freezer
Setelah mengeluarkan ASI dari freezer, lakukan cara berikut untuk menghangatkan ASI sebelum memberikannya ke bayi:
Masukkan botol atau kantong ASI ke dalam kulkas pada suhu 4°C semalamanTempatkan wadah penyimpanan asi pada air hangat yang mengalir atau mangkuk berisi air hangatUsahakan jangan sampai air hangat pada mangkuk menyentuh bibir wadah penyimpanan ASITidak disarankan untuk memanaskan ASI dalam microwave atau kompor, karena berisiko melukai bayi dengan susu panas dan menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASIASI yang paling lama disimpan yang pertama diberikan (first in first out)Sebelum diberikan kepada bayi, kocok wadah penyimpanan ASI dengan lembut agar panas terdistribusi merataSisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh digunakan ulang dan tidak dianjurkan untuk membekukan ASI kembali setelah dicairkan dan dihangatkan.
Sebagai informasi, ASI yang telah dihangatkan terkadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. Dalam kondisi ini ASI masih aman dikonsumsi.
(elk/tgm)
